DAN KETAKWAAN
Pertemuan 1
Pengertian Iman
Iman secara lughawi berasal dari kata
aman,
yakni
ketenangan
atau
ketentraman hati ketika orang tersebut
percaya terhadap kekuatan gaib,
terutama Tuhan dzat yang mencipta dan
mengatur alam.
Al-Mumin ialah orang yang memiliki
kepercayaan terhadap setiap perkara
yang wajib ia percayai.
Pengertia Islam
Kedua:
Dari
sisi
yang
menemukan
kekebajikan sebagai kebenaran atau yang
memperoleh kebajikan sebagai kebenaran,
dan kemudian didikuti oleh para pengikutnya,
mestilah dikatakan dari seorang rasul (guru
moral), bukan dari siapa-siapa.
Dua argumentasi yang dapat dikemukakan: 1.
Setiap ummat oleh Allah diutus seorang
rasul(Yunus:47). 2. Setiap rasul yang diutus,
ada yang diberitakan kepada Muhammad
lewat Al-Quran ada yang tidak.(An-nisa:164)
Jadi
agama-agama
yang
mengajarkan
kebajikan, terlepas dari pemeluknya yang
didalamnya banyak pendustanya, adalah dari
seorang rasul.
Dilihat dari sisi yang menemukan: Semua
agama adalah hasil penemuan manusia, atau
hasil dari pergolakan jiwanya. Tapi dari sisi
yang menurunkan: maka semua agama
mestilah diturunkan Tuhan kepada rasul-rasulNya dimuka bumi ini.
Surat
Al-baqarah
ayat
177
tersebut
menegaskan lambang tidaklah dimaksudkan
sebagai tujuan, firman itu mangajarkan bahwa
hakikat harus dicari, dan ditemukan dibalik
lambang-lambang
dan
bentuk-bentuk
lahiriyah. Karena itu ayat tersebut memberi
rincian tentang nilai-nilai kebajikan dan takwa
yang sebenarnya.
Nilai-nilai tersebut adalah manifestasi dari
tindakan yang disebut benar atau kebenaran,
dan atau takwa.
Sedang nilai-nilai takwa yang disebut dalam firmanNya diatas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahwa takwa mesti didasari oleh keimanan yang
konkrit dan sejati, sebagai manifestasi sebuah
kepercayaan
yang
memberi
pengharapan,
mencerahkan
dan
membebaskan
manusia
menentukan pilihan hidupnya.
2. Bahwa takwa adalah simbul dari tanggung jawab
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tugas
suci menegakkan rasa keadilan demi kemakmuran
dan kesejahteraan bersama.
3. Takwa juga punya makna menjaga keseimbangan
dan kesinambungan hubungan vertikal (salat) dengan
yang horisontal (zakat) sebagai wujud kearifan hidup.