berbeda-beda. Di era demokrasi terpimpin, pendekatan yang dilakukan bersifat indoktrinasi dengan
mengembangkan budaya paternalistik dan membangun keseimbangan politik yang melahirkan
NASAKOM. Puncak konflik adalah Pembunuhan Para
jendral dan dilanjutkan penumpasan PKI.
Di era Orba penanganan konflik terkesan tanpa kompromi karena dibangun dengan tingkat kewaspadaan
yang sangat tinggi, tegas dan keras. Sayang tidak
diberengi dengan pembangunan yg merata.
Makna Konflik
Hargyaningtyas (2001) menulis : konflik adalah
Selama
konflik
berlangsung,
kerja-kerja
perdamaian fokus pada intervensi konflik melalui
mediasi fasilitas atau rekonsiliasi dengan tujuan
mengelola dan melokalisir konflik, dan sedapat
mungkin meredakan.
Setelah konflik kekerasan mereda, kerja-kerja
perdamaian diarahkan kepada tujuan perubahan
PENEKANAN
STRATEGI
INTERAKSI
SOSIAL
ORGANISASI
SOSIAL
ORIENTASI
KEBIJAKAN
Damai Positif
Damai jangka panjang
Bukan sekedar ketiadaan
Perang
Mempromosikan keadilan,
Kepercayaan, dan empati
Tinggi
Unit kecil, Otonom
Orientasi keragaman
Mengelola sebab-sebab
Kekerasan: sikap dan struktur
Damai Negatif
Damai sementara
Sekedar ketiadaan perang
Menyimpan bibit permusuhan
Rendah
Unit besar, Pemusatan. orientasi
penyeragaman
Menghapus kekerasan yang
Bersifat langsung
implementasikan dalam kepatuhan terhadap normanorma agama dan nilai-nilai adat budaya masyarakat.
Karakteristik dan peri kehidupan manusia pada
dasarnya ditentukan oleh karakteristik alam itu
sendiri, namun karena secara kodrati diberi Tuhan
kelebihan terutama pikiran dan alat hidupnya yang
makin lama makin tinggi kemampuannya, dapat pula
mempengaruhi karakteristik dan perilaku alam yang
berdampak mengubah keseimbangan alam.
Adaptasi
dengan alam
(internalisasi)
Penggalian diri
Dan hakekat
hidup
(internalisasi)
Pembentukan
karakter
(internalisasi)