0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan14 halaman
Tabel di dokumen menjelaskan klasifikasi berbagai jenis batuan sedimen berdasarkan ukuran butiran, komposisi, dan proses pembentukannya. Batuan sedimen dibedakan menjadi klastik, nonklastik, dan organik. Batuan klastik meliputi konglomerat, pasir, lempung, dan breksi. Sedangkan nonklastik terbentuk dari proses kimiawi dan evaporit, misalnya laterit dan fosfat. Batuan organik adalah karbon dan kar
Tabel di dokumen menjelaskan klasifikasi berbagai jenis batuan sedimen berdasarkan ukuran butiran, komposisi, dan proses pembentukannya. Batuan sedimen dibedakan menjadi klastik, nonklastik, dan organik. Batuan klastik meliputi konglomerat, pasir, lempung, dan breksi. Sedangkan nonklastik terbentuk dari proses kimiawi dan evaporit, misalnya laterit dan fosfat. Batuan organik adalah karbon dan kar
Tabel di dokumen menjelaskan klasifikasi berbagai jenis batuan sedimen berdasarkan ukuran butiran, komposisi, dan proses pembentukannya. Batuan sedimen dibedakan menjadi klastik, nonklastik, dan organik. Batuan klastik meliputi konglomerat, pasir, lempung, dan breksi. Sedangkan nonklastik terbentuk dari proses kimiawi dan evaporit, misalnya laterit dan fosfat. Batuan organik adalah karbon dan kar
Batuan Pasir Konglomeratan hadir kerakal > 20% Kerakalan hadir kerakal = 10-20 Sangat kasar Q =1-2 mm Kasar Q =0,5 -1 mm Normal sedang q = 0,25 - - 0,50 mm Halus Q =0,125 0,25 mm Lanauan hadir lanau > 20% Lempungan Hadir lempung > 20 % L U T I T
Batu lanau dan Batu lempung Batu lanau Q 0,03125 0,0625 mm Batu lempung Q< 0,015625 mm Batu lanau pasiran hadir pasir >20% Batu lempung pasiran hadir pasir diatas 20% Serpih lanauan/ pasiran juga hadir, lanau dan pasir diatas 20%
Tabel 5.3 Klasifikasi Rudit berdasarkan ukuran partikel serta bentuk partikelnya Ukuran Butiran secara kualilitatif Bentuk Klastika penyusunnya Membulat Menyudut Tak terlitifikasi Terlitifikasi Tak terlitifikasi Terlitifikasi Bongkah brangkal Krakal Krikil
Gravel
Konglomerat
rabel
breksi
Pada Tabel 5.3 diatas tampak perbedaanyang tegas antara breksi dan konglomerat yang didasarkan bentuk butirnya.Konglomerat dan breksi tersebut secara genetik juga dapat mencerminkan tingkat jauh dekatnya perjalanan pengangkutan metrial sedimen, dimana konglomerat merupakan endapan sedimen yang relatif diendapkan lebih jauh dari sumber batuan Asalnya dibandingkan dengan breksi. Berdasarkan penyusunnya, maka baik breksi maupun konglomerat dapat dibagi atas: - Polimik terdiri dari berbagai jenis batuan atau mineral asal. - Monomik yang terdiri hanya satu jenis batuan atau mineral asal.
- -
Tabebel 5.4
Penyusun Matriks Klastika Mekanisme Pengendapan Nama Batuan Kelompok Batuan Klastik < 15 % >90% kuarsa/rijang (dewasa) AIR Oligomik atau Ortukarsit Kgl Orto konglongmerat >90 % metastabil( tdk dewasa) Petromik Kgl Polimik Kgl Kipas aluvial Matriks >15% berlaminasi Menyudut terpi lah Jelek,tipe batuan berfariasi Klastik(doptomi )endapan dari masa terapung dlm es Kglan Btlempung,argil it kipas aluviall Para konglomerat >15 %
Pemilahan buruk masa batuan lebih besar,olistolit Nonglassial,alir an masa yang pekat. Tiloid olistostroma tepetakan
Tabel 5.5 Tingkat kematangan batuan sedimen klastik. Stadium Kematangan tekstural Belum/ tdk matang Setengah matang matang Kelewat matang Lempung banyak Lempung sedikit Lempung tinggal sedikit sekali Tampa mengandung lempung Pemilahan baik Pemilahan buruk Butiran penyusun berbentuk menyudut, menyudut tanggung Butiran penyusun membulat Rendah
Sedang tinngi Energi pengendapan/transportasi
Pada tabel 5.5 diatas tanpak tingkat kematangan batuan sedimen klastika sangat ditentukan oleh: 1.Proporsi Kehadiran kandungan masa dasar lempung, dimana Kematangan meningkat seiring dengan mengecil bahkan menghilangnya kadar lempung. 2. Pemilihan juga merupakan ukuran derajat tingkat kematangan, makin seragam butiran mencerminkan pemilahan semakin sempurna utk batuan sedimen klastik. 3.Makin matang batuan sedimen klastika mencerminkan energi pembentukan baik sejak pengangkutan maupun pengendapan semakin tinggi.
Klasifikasi batu pasir berdasarkan komposisi penyusunnya: Batu pasir Klasifikasi batu pasir berdasarkan komposisi penyusunnya: Batu pasir arenit,dimana matrik lempungan hanya hadir < 10%. a. Batu pasir weki jika dihadirkan matrik lempung >10% b. enit, dimana matrik lempungan hanya hadir < 10%. c. Batu pasir weki jika dihadirkan matrik lempung >10% Pengertian weki dan arenit secara genetik menunjukan hal-hal sbb: a. Batu pasir arenit yang hanya mengandung matrik lempungan kurang dari 10% secara genetik merupakan batuan sedimen klastik yang sudah mencapai tingkat kematangan. b. Batu pasir weki yang mengandung diatas 10% matrik lempungan merupakan sedimen klastika yang belum matang.
KLASIFIKASI BATU LEMPUNG ATAU LUTIT Campuran mineral lempung Dominasi mineral lempung Tak terlitifikasi terlitifikasi Kaolinit Monmorilonit Tdk terlitifikasi terlitifikasi Tdk terlitifikasi terlitifikasi
Lempung atau lumpur
Bt lempung atu lumpur
Lempung kaolinit/clay/ pipe clay
Bt lempung kaolinitatao tonstein
Lempung atau montmori lonit
Bentonit
Dibuku petrologi sering menemukan istilah yang bermakna lempung: Lutit ,argilit,dan pelitik. Lutit mengandung pengertian ukuran butiran yang sangat halus.< 0,02mm, sedangkan argillit mengadung pengertian komposisi batu lempung yang didominasi mineral lempung. Batu napal adalah: batu lempung yang mengandung karbonat ( Ca CO3) berkisar antara 40 - 60%. 5.2.3 Batuan sedimen bukan klastik Batuan sedimen bukan klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk proses fragmentasi dari bahan bahan asal yang sudah ada sebelumnya. Beberapa proses pembentukan batuan sedimen bukan klastik adalah: a. Sedimen secara kimiawi. b. Sedimen secara organik. Satu hal yang menjadi perhatian utama adalah sdimentasi batuan karbonat dapat terbentuk oleh semua proses sedimentasi yang berlangsung baik fragmentasinya mekanis, kimiawi, maupun secara organik.
5.2.3.1. SEDIMEN KIMIAWI. Proses sedimen kimiawi dapat dibagi lagi menjadi: 1. Sedimen kimia residu. 2. Sedimen kimia hasil efaporasi Sedimen residu merupakan hasil pelapukan secara kimiawi dari material asal (batuan asal) yang ada dan terjadi secara insitu. Jenis Endapan Pemerian dan ciri khas 1. Laterit
Merupakan hasil pelapukan residu batuan asal yang kaya akan besi oksida terhidrasi dimana aktifitas air memegang peranan penting. Sebagai contoh endapan cosentrat laterit yang kaya akan nikel di suroako-Sulsel.
2. Tera Rosa
3. Bouxit
Berupa tanah merah kaya besi mewakili residu yang tidak larut dan berasosisi dengan sedimen karbonat, kaya akan siderit.
Pelapukan yang extrim dari batuan induk menjadi residu yang sangat kaya akan kandungan konsentrat aluminium silikat, / alumunium oksida.
5.2.3.1.2. Sedimen golongan Evaporit. Endapan evaporit merupakan sedimentasi hasil penguapan yang cukup tinngi, sehingga menghasilkan endapan garam-garam. Beberapa contoh endapan evaporit. Jenis endapan Assosiasi mineral penyusun 1. Sedimen evaporit: a. Endapan sulfat b .Endapan clorida
Ditemukan batuan yang banyak mengandung besi seperti mineral pirit, khamosit, siderit, limonit, dan hematit.
Merupakam pengembangan komposisi karbonat pada tanah yang berasal dari pelapukan batuan gamping.
Merupakan batuan yang bersusunan rijang dan kuarsa terbreksikan.
Merupakan sikliks kriptokristalin yang berasal dari batuan yg mengandung Sio2 berupa opal, kalsedon,
Sedimen golongan Silika Sedimen golongan silika merupakan endapan batuan sedimen yang dapat terbentuk akibat reaksi kimiawi maupun organik. Contoh : 1.Diatomit yakni tanah diatomea yang belum membatu. 2. Radiolarit merupakan rijang yang banyak mengandung fosil radiolaria. 3. Rijang dan serpih silika merah. Ketiganya berasosiasi dengan endapan-endapan laut dalam yang berasal dari pelarutan sisa sisa magma yang terbentuk ditengah samudra.
5.2.3.3. Sedimen Golongan Organik. Endapan Karbonan Endapan karbonan adalah sedimen yang terbentuk 0leh proses sedimentasi yang berasal dari tumbuhan / hewan yang mengalami pemfosilan khususnya terjadi dalam kondisi lingkungan reduksi atau dalam lingkunga basa. Beberapa jenis endapan karbonan ini dapat diamati pada tabel 59. Gambut atau peat merupakan akumulasi endapan kayu yang diendapkan pada lingkungan rawa-rawa humus. - Sapropel merupakan sedimen berbutir sangat halus yang kaya akan bahan bahan ganggang. - - Serpih hitam adalah serpih yang mengandung mineral pirit. - Bone Coal adalah batu bara yang mengandung kadar lempung lebih besar dari - bahan-bahan gambut yang ada didalamnya.
- Serpih minyak atau oil shale merupakan batuan sedimen yang ekifalen mirip dgn sapropel , atau lebih merupakan serpih yang menyerupai serpih yg mengadung minyak. - - Rangking derajat - Type batubara - Kualitas - Warna Sangat rendah
Sangat tinggi Gambut/peat
antrasit - Gelap
Sangat terang Coklat
hitam
5.2.3.3.2. Endapan karbonat - Endapan karbonat dpt terbentuk oleh semua proses pembentukan batuan batuan sedimen baik secara mekanis kimiawi maupun sacara organik. endapan endapan karbonat: - a. Foramol merupakan batu gamping yang banyak mengandung foraminifera, - moluska, ganggang. - b Khorogal berupa batu gamping yang berwarna hijau - c. Khorozoa adalah batu gamping yang mengandung koral yang cukup banyak.
VI. PRAKTIKUM PETROLOGI. 6.1 Diskripsi batuan. Didalam menentukan jenis serta nama berbagai batuan dialam, diperlukan pengamatan lapangan serta diskripsi/ pemerian batuan secara cermat dan teliti. Hal- hal yang perlu diperhatikan didalam menentukan nama dari berbagai nama jenis batuan, meliputi sifat fisik dan mineraloginya yang terdiri dari: a.Tektur batuan b. Komposisi mineral c. Struktur batuan
d Kekerasan /warna
6.1.1.Tektur batuan Tekstur batuan adalah sifat dan hubungan antar butir mineral didalam suatu batuan. Karena cara terjadinya berbagai jenis batuan dialam berbeda, maka pembagian dan cara mendiskripsi tektur masing- masingjenis batuanpun berbeda. 6.1.2.Komposisi Mineral. Cara terjadinya ke empat jenis batuan dialam (batuan beku, sedimen , metamorf,piroklastik) berbeda. Akan tetapi atas dasar bukti dilapangan, analisa kimia dan pengamatan petrografi, ternyata semua jenis batuan komposisinya sering banyak mengandung mineral mineral. Pada batuan sedimen, batuan metamorf dan batua epiklastik ( batuan piroklastik yang kemudian mengalami proses sedimentasi) komposisi mineralnya didominir oleh mineral lain yang terjadi secara kusus. 6.1.3.Struktur batuan. Hubunga antar butir mineral didalam suatu batuan. Berdasarkan kenampakan dan ukurannya, struktur batua ada yang berukuran besar berukuran makro, ada pula yang berukuran kecil /mikro. Mineral yang berukuran makro masih bisa dilihat dilapangan dg kasad mata, namun yang kecil hanya bisa dilihat dilihat dg kaca pembesar/ lupe 6.2 Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibagi 3 kelompok: 1. Mineral utama 2. Mineral tambahan. 3. Mineral sekunder. 6.2.1 Mineral utama adalah mineral yang terbentuk pertama kali, mineral primer sebagai hasil dari kristalisasi dari magma. Biasanya hadir dalam bentuk banyak sehingga menentukan nama/jenis batuan. Contoh mineral yang termasuk golongan mineral utama :
1. Mineral Kuarsa 2. Mineral feldspar 3. Mineral ovilin 4. Mineral piroksen 5. Mineral amfibol 6. Mineral mika 7. Mineral felspatoid 6.2.2 Mineral tambahan merupkan mineral hasil kristalisasi magma yang pertama kali terbentuk (primer). Kehadirannya sedikit (kurang dari 58%) dan tidak menentukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, zirkon, magnetit, hematit, rutil, dll. 6.2.3 Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasil ubahan dari mineral primer. Proses tersebut dapat terjadi karena proses pelapukan, pengaruh sirkulasi larutan sisa magma, karena proses metamorfosis atau diagenesa. Contoh : Klorit, kalsit, serisit, kaolin, epidot, lempung, kalsedon dll. 6.3 Ciri khas mineral seri Bowen dan beberapa mineral khas batuan sedimen dan metamorf. 6.3.1 Ciri khas mineral seri Bowen 1. kuarsa (SiO2) a. Tak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hujau, biru b. Kekerasan skala mohs 7 c. Perawakan dapat berbentuk : trigonal, rombohedral, prismatik, masif, membutir-irregular, kompak dengan kilap kaca-lemah d. Belahan : irregular/tak ada, dengan pecahan conchoidal e. Asosiasi batuan : batuan beku asam sangat asam, batuan sedimen dan batuan metamorf 2. Plagioklas (Na, Ca) (Al,Si) 3. Ortoklas/Mikroklin (KalSi308) 4. Olivin 5. Piroksin 6. Hornblenda
7. Golongan Mika 8. Golongan Felspar 6.3.2 Ciri khas beberapa mineral khas batuan sedimen kimia: - Anhidrit, Ca SO4Gipsun.Ca SO4 H@o, kristalin bening - Halit,Na Cl, putih bening - Rijang merah kecoklatan ( SiO2 keras terjadi didalam air laut dingin/ berupa cangkang cangkang radiolaria. - Barit CaCo3, k 3-4 skala mosh bentuk heksagonal. -Kaolinit lempung Al4 Si4O10 ( OH)8 - Kalsit (CaCO3) warna bening putih trigonal, skelanohedral - Dolomit (Ca Mg) CO3 putih, merah jambu, - Grafit C hitam, geres hitam. - Silimanit AL2Si6 warna putih, coklat, abu-abu. - Garnet dapat berupa mineral Mg3 AL2( SiO4)3
Klasifiksi dan penamaan batuan. Dengan memperhatikan tektur, komposisi mineralogi dan struktur batuan, maka dan jenis nama batuan dapat ditentukan. Penamaan berbagai jenis batuan dapat dibandingkan terhadap berbagai klasifikasi batuan yang banyak dikemukakan oleh para ahli. Dasar pembuatan klasifikasi serta penamaan batuan, tergantung pada tujuannya dan kepentingannya. Walaupun cara terjadinya berbagai jenis batuan pada umumnya hampir sama. Penamaan batuan yang paling praktis dilapangan adalah berdasarkan pada cara terjadinya ( menyangkut tektur dan struktur) serta komposisi mineralnya.
VII CARA PEMERIAN BERBAGAI JENIS BATUAN. Pemerian batuan beku. Didalam mendiskripsikan batuan beku, perlu diamati dan dicatat hal sbb: Contoh : ( KL 27) Warna : Terang/ abu-abu Jenis : Batuan beku asam Tekstur : a. Derajat kristalisasi :holokristalin b. Ukuran butir: sedang - ksar c. Granularitas : 9 Ekigranular,Hypidiormorfik granular) d.. Tekstur khusus: tekstur granular
Cara terjadinya batuan beku Batuan beku berasal dari pembekuan / deferensiasi magma, yang berupa silika pijar alamiah dengan tekanan dan temperatur tinggi , serta dapat bergerak dan mempunyai komposisi kimia tertentu. Karena proses pendingina magma, terbentuklah kristalisasi mineral yang urutannya yang sesuai dengan reaksi Bowen. Menurut Raden Suria Atmaja, Reaksi Bowen adalah suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari mineral feromagnesia ( olivin piroksin horblenda- biotit Felspar disusul dengan muskofit- kuarsa. Sesungguhnya reaksi Bowen mempunyai makna yang lebih luas, yaitu bisa dijadikan pedoman klasifikasi batuan beku secara mineralogis. Reaksi Bowen memberikan berbagai kemungkinan terbentuknya macam macam himpunan mineral yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam klasivikasi batuantampa memperhitungkan tekstur