LANGKAH-LANGKAH DIGNOSIS
KASUS DENGAN SUPEK
KEHAMILAN EKTOPIK
Disusun oleh :
Dr. Anindhit
Dr. Din Indh Purn!
"TIM #AGA $% MARET $&&'(
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
DEPARTEMEN O)STETRI DAN GINEKOLOGI
*AKULTAS KEDOKTERAN UNI+ERSITAS INDONESIA
#AKARTA, $&&'
)A) I
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik atau kehamilan ekstrauterin adalah kehamilan dimana blastokist
berimplantasi di luar batas endometrium dari kavum uteri. Kehamilan ektopik
merupakan 1.3 sampai 2 persen dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat.
1
Menurut data dari CDC, angka kejadian kehamilan ektopik meningkat hampir kali
lipat di Amerika Serikat, dari ,! per 1""" kehamilan pada tahun 1#$" menjadi 1#,$
per 1""" kehamilan pada tahun 1##2. Kehamilan ektopik tetap menjadi pen%ebab
kematian pertama di Amerika Serikat dan pen%ebab kematian tersering pada
kehamilan trimester pertama. &enurunan angka kematian %ang drasti'
kemungkinan disebabkan adan%a penanganan dan penentuan diagnosis %ang lebih
maju.
2
Dengan adan%a pemeriksaan radioimmunoassa% %ang spesi(k dan sensiti) untuk
pemeriksaan *hC+, dikombinasikan dengan sonogra)i transvaginal, kasus
kehamilan ektopik tidak terlalu mengan'am ji,a seperti di masa lalu.
1
)A) II
ILUSTRASI KASUS
-n. &, 23 tahun, datang ke .S /atma,ati pada tanggal 21 Maret 2""# pukul
1$.3 012, dirujuk Sp3+ dari .S2 &rima Medika dengan keterangan suspek K45
dd6abortus komplit dan korpus rubrum hemoragikum. 7asil pemeriksaan 7b serial
dari .S perujuk 8per 9 jam: ; 11,9 1". 1".3 . &asien datang ke .S/ dengan
keluhan sakit perut bagian ba,ah sejak 2 hari, sakit hilang timbul kadang menjalar
ke belakang. Keluar darah sejak 1! Maret 2""# dan semakin ban%ak pada 1 hari
SM.S dan sempat keluar gumpalan<gumpalan. 7ubungan seks terakhir a,al
/ebruari 2""#. Cek kehamilan 8=:, ri,a%at keputihan 8=:, gatal 8<:. 7aid terakhir 1>
?anuari 2""#. &asien belum menikah. .i,a%at menstruasi teratur 2> < 3" hari, ganti
pembalut 3@6hari, dismenore disangkal. .i,a%at operasi apendektomi 1" tahun
%ang lalu.
&ada pemeriksaan (sik tanda vital stabil dengan tekanan darah #"69" mm7g,
)rekuensi nadi 1"" @6menit, regular dan isi 'ukup, )rekuensi na)as 2" @6menit, suhu
a)ebris. Konjungtiva tidak anemis. ?antung dan paru dalam batas normal. &ada
pemeriksaan abdomen terdapat n%eri tekan tapi tidak terdapat tanda akut berupa
de)ans mus'ular maupun n%eri lepas. &ada inspekulo tampak ostium tertutup
dengan Auksus 8=:. &ada periksa dalam didapatkan korpus uteri bentuk dan ukuran
normal. Didapatkan n%eri go%ang porsio. -%eri tekan pada adneksa kanan 8=:,
'avum douglasi tidak menonjol, massa adneksa sulit dinilai karena n%eri. Dari
pemeriksaan BS+ didapatkan uterus ukuran ,3 @ >,2 'm, 'avum uteri kosong
dengan endometrial line 8=:. 5idak tampak 'airan bebas. 5ampak gambaran hipo<
hipere'hoik di adne@a kanan, ukuran ,! @ !,3 'm, adne@a kiri dalam batas normal.
Ditegakkan diagnosis +1 hamil > minggu suspek K45 dd6 abortus komplit.
Dilakukan pemeriksaan darah peri)er lengkap 8D&C:, BC, +DS, *hC+, 256C5,
observasi tanda vital, tanda akut abdomen, dan perdarahan. &ada pemeriksaan
darah peri)er lengkap didapatkan 7b ; 1",1 g6dl, ht ; 2# D, leukosit; 12!""6ul,
trombosit; 21"""" 6ul. *hC+ 8=:. Karena tidak didapatkan tanda<tanda %ang jelas
untuk suatu K45, diputuskan untuk observasi dan melakukan pemeriksaan 7b serial
8tes /onslani:. 7asil tes /onslani 1 7b ; # g6dl, hasil tes /onslani 11 7b ; #,1 g6dl. Saat
itu pasien dengan keluhan n%eri perut. &ada pemeriksaan n%eri tekan 8=:, n%eri
lepas 8<: dan de)ans mus'ular 8<:. Mengingat ada penurunan 7b %ang dapat
mengindikasikan adan%a perdarahan tanpa ada tanda<tanda akut lain, berdasarkan
diskusi dengan konsulen jaga diputuskan untuk dilakukan posisi )o,ler kemudian
dilakukan Douglas pungsi.
Saat dilakukan Douglas pungsi keluar darah menetes, tidak membeku, ,arna
merah terang, halo 8=:. 7asil ini diinterpretasikan sebagai douglas pungsi 8=:.
Karena pemeriksaan penunjang semua mendukung ke arah K45 namun tidak
disertai gejala klinis %ang jelas, diputuskan untuk melakukan proof laparotomy.
&ada tanggal 22 Maret 2""# dilakukan laparotomi dalam analgesia spinal,
insisi horisontal = > 'm. Setelah peritoneum dibuka tidak tampak darah, bekuan
darah, maupun 'airan bebas. Bterus bentuk dan ukuran normal, tuba dan ovarium
kiri dan kanan dalam batas normal, tampak varises pada ovarium kiri 3@3 'm.
Keadaan post operasi baik, 7b post operasi ; $,! g6dl dengan tanda vital stabil
85ekanan darah #"69" mm7g, )rekuensi nadi >"@6menit:. &asien pulang dalam
keadaan baik.
)A) III
PEM)AHASAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi blastokista pada daerah selain
endometrium kavum uteri. &engertian kehamilan ektopik lebih luas daripada
kehamilan ekstra uterin karena kehamilan interstisiel, kehamilan kornu uteri,
divertikel dan kanalis servikalis termasuk kehamilan intrauterin namun jelas bersi)at
ektopik. 0alaupun lokasi kehamilan ektopik dapat terjadi di ban%ak tempat, tetapi
#!D terjadi di tuba )alopii. Sekitar !!D terjadi di daerah ampula tuba, 2! D ismus,
(mbrae 1$ D, interstitial 2 D. Cokasi lain %ang lebih jarang ovarium, serviks,
abdominal 8usus, omentum dan mesenterium:, intraligamen, heterotopik, dan
ektopik bilateral.
2
*-tor risi-o
$,.
.isiko tinggi 3dds ratio
3perasi tuba 21
Sterilisasi #,3
.i,a%at kehamilan ektopik >,3
&aparan terhadap dietilstilbestrol inutero !,9
AKD. ,2 < !
5uba patologis 3,> E 21
.isiko sedang
1n)ertilitas 2,! E 21
.i,a%at in)eksi genitalia 2,! E 3,$
&asangan seks ganda 2,1
.isiko rendah
.i,a%at operasi panggul 6 perut ",# E 3,>
Merokok 2,3 E 2,!
Cu'i vagina 1,1 E 3,1
Bsia koitus pertama kali pada usia F 1> thn 1,9
Ge/l -lini-
Mani)estasi klinik klasik berupa n%eri, amenorea dan perdarahan pervaginam.
Ketiga hal ini han%a ditemukan pada kurang lebih 1 D pasien, tetapi sangat khas
pada pasien kehamilan ektopik %ang telah ruptur.
Cat,right men%atakan #" D
penderita men%atakan adan%a keluhan n%eri abdomen atau pelvik dengan derajat
%ang berbeda<beda, kontin%u atau intermiten, unilateral maupun bilateral, serta
dapat bersi)at tumpul maupun tajam, sehingga tidak didapatkan n%eri %ang
patognomonik.
!
.i,a%at amenore bisa tidak dijumpai pada lebih dari seperlima
kasus. Dapat terjadi han%a perdarahan ber'ak<ber'ak sampai s%ok dengan
hemoperitoneum. Sekitar 1!D kehamilan tuba ruptur sebelum periode mensturasi
berikutn%a, terutama pada penderita dengan ri,a%at mensturasi %ang tidak
teratur.