Anda di halaman 1dari 26

Karya Ilmiah ini beserta seluruh isinya dibuat oleh Septiansyah

N.S , Tanpa Meniru atau Menjiplak , maupun Meng-Copy dari


Internet, Maupun Sumber lainnya. Melainkan hanya dengan dari
buku Novel terkait juga Youtube.com sebagai referensi film Salah
Asuhan.









Terimakasih.

















SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 28 BANDUNG
2014
Salah asuhan
Sebuah drama dari novel karya Abdul Moeis
Septiansyah


Ini adalah sebuah drama dari novel karya Abdul Moeis yang
dibuat dan dilaksanakan terutama untuk memenuhi nilai ujian sekolah
praktek, dan selanjutnya dipersembahkan untuk terutama Ibu Lily
Andria guru kami tercinta, dan bagi teman-teman semuanya oleh kami
dari kelompok 2.


Perwakilan





Daftar isi
Bab 1
Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Metode
e. Sistematika

Bab 2
Isi
Bab 3
Penutup
a. Kesimpulan
b. Amanat


A.Latar Belakang

Dewasa ini sudah banyak kita ketahui perbuatan anak-anak
khususnya remaja yang tidak lagi menghargai orang dewasa,orang
lain,dan khusunya orangtua nya sendiri. Bahkan sudah tidak dianggap
tidak tabu lagi.
Contohnya saja sekarang ini anak remaja cenderung bersifat
egois terhadap orang lain maupun orang tuanya sendiri, yang memicu
sifat sombong,dan kedurhakaan.
Dengan adanya contoh diatas, kami mendapat tugas kelompok
untuk menampilkan sebuah drama yang berkaitan dengan kehidupan
diatas, yaitu drama dari novel salah asuhan karya Abdul Moeis.


B.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cerita dari novel salah asuhan itu?
2. Bagaimanakah realita kehidupan zaman sekarang
dengan gambaran novel?
3. Apakah salah asuhan bermanfaat bagi kehidupan?



C.Tujuan
1. Untuk mengetahui cerita salah asuhan
2. Untuk mengetahui realita kehidupan zaman sekarang
Dikaitkan dengan yang ada pada novel
3. Untuk mengetahui manfaat dari cerita salah asuhan
Dalam sebuah kehidupan.


D. Metode

- Pementasan Drama


E. Sistematika
~ Penentuan Kelompok
~ Penentuan Topik / Judul Drama
~ Pengerjaan Naskah
~ Pelatihan Drama
~ Penentuan Urutan Tampil
~ Persiapan
~ Tampil



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena-Nya lah kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada
waktunya.
Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk guru kami yaitu Ibu
Lily Andria, S.Pd , yang telah membimbing kami dalam
menyelasaikan makalah ini. Tidak lupa ucapan terimakasih untuk
teman-teman yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan karya ilmiah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku kelompok 2
memohon maaf apabila masih ada kekurangan, dengan itu
memohon pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun dan perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis


Septiansyah N

BAB 2.

DRAMA BAHASA INDONESIA

SALAH ASUHAN








KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
1. AZZAHRA NURALIYAH
2. GADENNA M M P
3. IRFAN NUR FAUZAN
4. M. NAUFAL AL-FARIZ
5. NIA SABILA
6. RIDWAN SYAMNUR
7. RIZKY FAJAR
8. SEPTIANSYAH NUR SUBKHI



SALAH ASUHAN



M.Naufal --> Narrator
Azzahra --> Rapiah,Tante Lien
Gadenna --> Corrie De Busee
Irfan N --> Ayah Rapiah (Sutan Batuah)
Nia S --> Ibu Hanafi
Ridwan S --> Sakti,Buyung,Direktur
Rizky F --> Ayah Corrie ( Tuan Du Busse)
Septiansyah --> Hanafi




















SALAH ASUHAN

Petang hari,tempat tennis selalu rampai dikumpuli orang-orang .
Tua,muda,gadis,nyonya,asal barat dan timur, memuaskan diri bermain
sport. Namun, petang itu belum ada di tempat permainan barang
seorang pun, kecuali dua orang anak muda yang baru saja datang,
duduk bersama sambil meminum teh.

Hanafi : (Menghampiri Corrie)Kau aga lambat?
Corrie : Ya Han, orang lain belum ada yang datang!
Hanafi : Ah orang lain urusan orang lain
Kemudian mereka duduk berdua
Corrie : Apakah tidak, kita langgar kesopanan apabila duduk disini
Berdua Han?
Hanafi : Apa perbuatan kita duduk berhadapan dengan jarak
Satu meter,dibatasi meja teh, ditempat yang terang ini
boleh dianggap melanggar kesopanan?
Corrie : Kau ini Han!
Hanafi lalu mengambil sebuah majalah diatas meja, tak berapa
lama kemudian orang-orang berdatangan, kemudian mereka bermain
tennis. Setelah itu semua orang menyudahi permainan sport. Corrie
pulang kerumah, sedang hanafi juga.
Di Rumah Corrie..
Corrie : Sakti, ambilkan soda dingin buatku!

Sakti : Baik nona,tunggu sebentar!
Corrie : Dimana papa?
Sakti : Dia pergi ke makam Ibu nona
Tidak lama kemudian, tuan Du Bussee datang.
Tuan : (Melepas Jas) Hello Corrie
Corrie : Hello papa,sudah melihat mama?
Tuan : Ya,Corrie..
Tuan : Sakti, siapkan makan malam, segera!
Sakti : Baik Tuan

Saat makan malam sudah sedia diatas meja, Corrie dan tuan Du
Busse ambil kursi, segera santap. Saat makan Corrie bertanya
Corrie : Apa pendapat papa soal kawin campuran?
Tuan : Hmmm, siapa pemuda itu Corrie?
Corrie : Hanafi..
Tuan : (Kaget)Papa tidak setuju!
Corrie : Mengapa? Bukankah mama orang Indonesia?
Tuan : Ya Corrie, tapi ini berbeda! Papa dan mama bahagia, tapi
mamamu sedih, karena ia dibuang oleh bangsanya karena
menikahi papa. Barat adalah barat, Timur adalah timur
Corrie!


Lalu Corrie pergi meninggalkan meja, dan pergi mengambil
sebuah koper
Tuan : Apa kau benci papa?
Corrie : Tidak! Papa adalah satu-satunya yang aku sayang.
Tuan : Lalu, hendak kemana?
Corrie : Aku ingin menjauhkan diri dari Hanafi, aku ingin ke
Jakarta!

Sementara dirumah Hanafi, keluarga sedang berkumpul barang 4
orang
Ibu : Tambah lagi nak..
Ibu memberikan sepotong ayam goreng untuk Rapiah, tapi Rapiah
hanya tertunduk, melirik kepada ibu lalu Hanafi. Hanafi sinis melihat
Rapiah tidak bisa menggunakan garpu. Lalu Rapiah pergi ke ruang lain,
karena bersedih.Hanafi angkat kaki dari meja. Akhirnya
keberanjakan Hanafi mengakhiri makan malam itu.

Ayah : (Menggebrak meja)Sudah aku pulang saja! Sudah semalam
Aku disini bersama Rapiah anakku, menunggu jawaban
Ibu : Hendaklah kau tinggal disini barang satu dua malam lagi?
Ayah : Sepertinya orang disini tak menerimaku, belum lagi-
Sampai sepuluh kalimat yang diucapkan anak kau padaku!
Ibu Hanafi hanya menghela nafas, kemudian ia menghampiri
anaknya Hanafi di ruang pribadinya. Yang kala itu sedang menikmati
secangkir air hitam.

Hanafi : Tidak bisa ibu menegetuk pintu dahulu?
Ibu : (Meraih pundak) Pamanmu hendak pulang,pamitlah..
Hanafi : (Melirik Ibu) Untuk apa?
Ibu : Han, bagaimana pun ia adalah pamanmu!
Hanafi : Mengerti apa dia?
Ibu : Dia pun juga orang bersekolah
Hanafi : (Angkuh)Sekolah? Sekolah bambu juga sekolah!..
Ibu : Sudah kalau tak mau, jangan diperpanjang

Kemudian ibu keluar, menghampiri kakaknya yang sudah hendak
naik satu kaki ke dalam kereta kuda.
Ibu : Piah, adakah salam hendak kau sampaikan pada kakakmu?
Rapiah : (Membungkam)
Ayah : Biar kau sampaikan saja sendiri nanti!
Ibu : (Mendekat) Beri aku waktu barang 2 bulan
Ayah : (diam)
Rapiah : Dah ibu..
Ibu : Hati-hati nak

Kemudian Rapiah pulang bersama bapaknya itu. Rupanya sampai di
stasiun, Rapiah bertemu Corrie yang sedang bergurau sebelum
meninggalkan papanya.
Corrie : Gadis itu cantik sekali, siapa dia pa?

Tuan : Ia Rapiah, anak dari Sutan Batuah, kakak ibu Hanafi
Corrie : Oh..Begitu Rupanya. Sakti,berikan surat ini pada tuan
Hanafi!
Sakti : (Menerima surat)Baik nona

Corrie tersenyum pada Rapiah, tak lama peluit kereta berbunyi,
Corrie pun berangkat
Corrie : (Melambai) Dah papah!
Tuan : Dah Corrie..

Sementara dibelakang rumah Hanafi..
Hanafi : (Menyentak) Betul-betul kampung ibu, ada dikursi masih
Saja duduk di lantai!
Ibu : Penat pinggangku duduk dikursi!
Hanafi : Itulah bangsa kami,tidak bisa mengikuti perkembangan
zaman! Dan segala sirih menyirih errgh!
Ibu : Pamanmu itu tersinggung sekali, kau harus patuh padanya!
Dia sangat berjasa dalam hidupmu, yang membiayai
sekolahmu di Belanda
Hanafi : Memang seberapa besar hutangku? Bisa kubayar dengan
gajiku! Sekolah yang kini tak ada artinya!
Ibu : Hutang budi dibawa mati nak! Ia hanya ingin kau menikah

dengan anaknya!
Hanafi : (Terkejut)Hah si Rapiah itu? Makan pakai garpu saja tak
Bisa! Sudah,hentikan semua obrolan ini!

Kemudian surat dari Corrie tiba di rumah Hanafi. Setelah Hanafi
membacanya ia jatuh sakit. Mungkin karena ditinggal Corrie.
Kemudian barang beberapa hari ia pulih..
Tak lama, Hanafi pun membayar hutang budinya. Ia menikahi
Rapiah dan memiliki anak bernama syafei. Tapi ada boleh dikata, itu
hanya sekedar bayar budi, ia tak mencintai Rapiah..Perangainya selalu
buruk, sehingga bersedihlah selalu hati ibunya.
Setelah dua tahun, Corrie balik ke solok, ia sudah menyelesaikan
studinya di Jakarta. Alangkah bahagianya Hanafi, karena tak jauh
Corrie pun dipersunting Hanafi.
Kemudian Hanafi mengundang beberapa orang pilihan untuk makan
malam. Setelah itu apa jawabannya? Orang orang tidak mau datang
kerumah orang sombong itu. Hanafi dan Corrie merasa semakin tidak
dianggap, di hari ulang tahunnya itu pula memutuskan pergi ke
Jakarta bersama Corrie.

Tante : (Membuka Tas) Corrie, gue bawain buat lu barang bagus..
Corrie : Apalagi itu tan?
Tante : Barang kali lu suka,nih..
Corrie : Wah.. Berlian.. Ya sudah saya putuskan semalam. Esok,-
Tante kemari lagi ya?!..
Tante : Oke Corrie


Esok hari..
Corrie : Ambil saja barang ini, saya kembalikan!
Tante : Mengapa? Barang ini bukan barang biasa, milik seorang
tokek, ia sudah lama menaruh hati padamu, jangankan 1
pasang, 10 pasang akan dia beri!
Corrie : (Terkejut dan terbelalak) Apa?! Saya tidak menyangka
Tante memperdagangkan saya Sudah pergi sana dan ja-
Ngan kembali lagi!

Kemudian tante Lien pergi, Corrie terduduk termenung. Tiba-tiba
Hanafi melemparkan sebuah pistol...
Corrie : (Beranjak) Apa kau masih menuduh aku?!
Hanafi : (Menunjuk wajah) Lebih dari menuduh!
Corrie : Kalau begitu aku tidak sudi serumah denganmu lagi!
Kumpulkanlah bukti-buktimu untuk persidangan nanti!
Hanafi : Sebelum kau pergi.. cepat beri tahu aku, siapa lelaki itu?!
Corrie : Kau kan penyelidik! Cari tahu saja sendiri!

Setelah itu Corrie pergi meninggalkan Hananfi, kemudian ia
menempati sebuah wisma wanita dan bekerja disuatu kantor. Belum
selesai penderitaan Corrie, dikantor ia mendapat tuduhan tak pantas
sehingga Direksi memanggilnya.

Direksi : Saya dengar sebuah laporan dari karyawan saya.
Corrie : Itu tidak benar,saya bersih dari tuduhan itu.. kalu memang
begitu, saya berhenti!!
Direksi : Tunggu, aku lebih percaya padamu ketimbang yang
melapor.
Corrie : Terimakasih atas kepercayaan bapak, tapi bekerja disini
sudah tidak mungkin lagi.

Seketika itu pula Corrie berhenti, kemudian ia pulang ke wisma.
Dari wisma ia pergi ke Bandung dan bekerja disebuah Panti Asuhan

Sementara dikampung
Ayah : Sudah sekian lama, surat atau berita tak satupun! Sedang
mengenai anaknya ia tidak ingin tahu! Macam apa anak itu!
Daripada aku menerima ia jadi mantuku lagi, lebih baik aku
serahkan ia pada siapa saja! terasa kah olehmu?
Ibu : (Merenung)Terasa, nanti aku sampaikan pada Rapiah..

Kemudian daripada itu, Rapiah hendak pergi membawa beras untuk
ditumbuk di penumbukan di atas kepalanya
Rapiah : Aku sudah dengar apa yang dikatakan ayahku barusan
Ibu : Lalu bagaimana piah.. Ibu tak tahu sekiranya harus berbuat
apa nak? (Duduk terdiam)


Rapiah : Aku tidak kan menentangnya,tapi aku akan bicara padanya.
Jika ia sakit hati pada kemenakannya, janganlah sampai ia
mengorbankan anaknya..

Kembali lagi pada Hanafi, setelah lama ia berpisah dengan Corrie,
kini ia dengar bahwasanya Corrie, sedang sakit parah. Bergegasnya ia
pergi ke Bandung dan segera ke rumah sakit
Setibanya di muka pintu, ia dapati Corrie sedang pingsan,dihampirinya
segera...
Hanafi : Corrie,Corrie,bangun Corrie..
Corrie : Hanafi..
Hanifa : Ya Corrie aku disini menjemputmu, esok kita pulang dan
memulai hidup baru
Corrie : Terlambat han, hidup sangat singkat, aku sudah
memaafkanmu, aku harus pergi tanpamu.Pegang tanganku..

Lalu Hanafi meraih tangan Corrie, seketika itu Corrie
mengehembuskan nafas terakhirnya
Hanafi : (Menangis tersedu-sedu) Corrie, Corrie...

Seusai itu, Corrie dimakamkan.. setelah itu Hanafi menjual seluruh
harta benda miliknya dan pulang ke Sumatra. Setibanya disana,
dilihatnya Syafei bersama buyung sedang berdua, lalu dihampirinya.

Hanafi : Buyung..
Buyung : (Heran)Tuan? Kapan tuan pulang?
Hanafi : Tadi pagi, Syafei ingin apa?
Buyung : Ingin balon tuan
Hanafi : Sebentar aku belikan
Hanafi : Ini..(Memberikan seikat balon)

Kemudian mendekatlah Rapiah dan ibu kepada Syafei yang kala itu
bersama Hanafi. Tanpa berkata banyak Rapiah mengambil Syafei
Rapiah : (menggertak)Kalau kau segan menggendong Syafei letakan
Saja di tanah!
Hanafi : Rapiah..!

Lalu ibu menghampiri..
Ibu : Kapan kau datang?
Hanafi : Tadi pagi bu..
Ibu : Kami sekarang tinggal dikampung, maklumlah kami orang
bodoh, kalau kau tak malu, datanglah..
Kemudian ibu meninggalkan Hanafi..
Siang itu Hanafi pergi ke rumah Ibu nya di kampung. Ia menunggu
di muka pintu saja. Hingga Rapiah sudi membukakan pintu.
Kemudian Hanafi menghampiri Ibu dan meminta maaf..
Hanafi : (Bersimpuh)Maaf bu.. ampuni Hanafi..

Ibu : (Menangis)Sudahlah, Hanafi..

Rapiah : Ayahmu pulang nak


Ibu : Nyonya mu mana Han?
Hanafi : Meninggal setengah bulan lewat bu..
Ibu : Sudah kau istirahat saja dulu
Hanafi : Ibu benar..Aku memang butuh istirahat

Esok nya, pagi hari ibu mendapati sebuah surat... Rapiah cemas
(heran). Kemudian diambilnya surat itu. (membacakan isi surat)
Mereka bertiga pergi mengejar melihat si Hanafi pergi
Ibu : (Memegang bahu Rapiah)Biarkan dia pergi, kita sudah tidak
Dapat menolongnya..
Rapiah : Dia sebetulnya orang yang baik bu..
Ibu : Semua manusia dilahirkan baik, hanya kita juga yang tak
pandai mengasuh..

THE END




Naskah Oleh : Septiansyah N.S
Diketik Oleh : Azzahra N.S

BAB 3
- Penutup

a. Kesimpulan
Hanafi adalah seorang pemuda dari Bumiputera yang bersifat
angkuh dan membenci budaya dan tradisi bangsanya sendiri. Ia
menyukai gaya hidup kebarat-baratan karena sejak kecil ia sudah
bershabat dan jatuh cinta pada seorang gadis yang berketurunan
Eropa yaitu Corrie De Bussee. Saat Hanafi dilanda masa kacau kaena
perjodohan yang tak menentu, ia terpaksa menikahi anak dari Sutan
Batuah yaitu Rapiah untuk melunasi hutang budinya. Kemudian ia
memiliki anak bernama Syafei.
Setelah Corrie pulang ke Solok, Hanafi langsung menikahinya
karena ia memang jatuh cinta. Namun mereka akhirnya pindah ke
Jakarta karena merasa orang-orang tidak lagi menerima mereka. Di
Jakarta pun mereka menghadapi kekacauan rumah tangga, Corrie
dituduh berbuat serong oleh Hanafi, kemudian mereka berdua pisah
rumah. Corrie mengalami masa sulit ketika ia hidup sendiri. Di Fitnah,
dan segala macam.
Setelah corrie meninggal karena sakit, Hanafi memutuskan untuk
kembali pulang ke Sumatera. Kemudian ia meminta maaf pada ibunda
nya dan juga semua orang yang telah di buatkan salah olehnya karena
perbuatan khilafnya. Kemudian ia pergi untuk selamanya





b. Amanat

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan baik, tapi asuhanlah
yang akan membentuk karakter seseorang. Maka, bersikap baiklah.
Hormati perkataan orang tua mu, jangan mendurhaka. Cintailah
bangsamu sendiri, karena bangsamu sebaik-baiknya mengalir dalam
darahmu, maka jangan kau palsukan identitasmu ataupun
kehidupanmu.


Sumber referesnsi / daftar pustaka
- www.youtube.com (film salah asuhan)
- Novel karya Abdul Moeis ( naskah / cerita)

Anda mungkin juga menyukai