Juli 2011
PENDAHULUAN
Stroke adalah serangan otak akibat gangguan
peredaran darah otak. Stroke di negara maju
merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
penyakit jantung dan kanker pada kelompok usia
lanjut, sedangkan di Indonesia menduduki
peringkat pertama. Data menunjukkan, setiap
tahunnya stroke menyerang sekitar 15 juta orang di
seuruh dunia (Syamsudin, 2009). Di Amerika
Serikat, lebih kurang lima juta orang pernah
mengalami stroke. Di Asia khususnya Indoensia
setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang mengami
serangan stroke. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,5%
diantaranya meninggal dunia dan sisanya
mengalami cacat ringan maupun berat. Data pasien
stroke di Kabupaten Sukoharjo, pada tahun 2006
pasien stroke yang tercatat di puskesmas wilayah
Sukoharjo sebanyak 92 orang dan yang tercatat di
rumah sakit yang ada di wilayah Sukoharjo tercatat
Perawatan Kulit
Perawatan kulit yang cermat sangat penting
untuk mencegah dekubitus (luka tekan karena
tekanan) dan infeksi kulit , adanya hal-hal ini
menunjukkan bahwa perawatan pasien kurang
optimal. Keduanya sebaliknya dicegah alihalih diobati, karena dekubitus menimbulkan
nyeri dan sembuhnya lama, jika terinfeksi,
luka ini dapat mengancam nyawa. Pada pasien
stroke, dekubitus dapat terjadi karena
berkurangnya
sensasi
dan
mobilitas.
Inkontinensia dan malnutrisi, termasuk
dehidrasi, juga meningkatkan risiko timbulnya
dekubitus
dan
menghambat
proses
penyembuhan.
Orang yang tidak dapat bergerak harus sering
diputar dan diresposisi dan seprai mereka
harus selalu terpasang kencang. Bagi pasien
yang hanya dapat berbaring atau duduk dikursi
roda, bagian-bagian tubuh yang paling berisiko
antara lain adalah punggung bawah (sakrum),
pantat, paha, tumit, siku,bahu dan tulang
belikat (skapula). Sekali sehari , gunakan
spons kering untuk membantali titik tekanan
ini agar mencegah tertekannya saraf dan
terbentuknya dekubitus (Feigin, 2004).
3.
4.
5.
Pengawasan Nutrisi
Penyakit stroke biasanya berhubungan dengan
jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Dan penyakit ini biasanya diawali dengan
penyakit hipertensi dan hiperkolesterol. Dan
ada baiknya penderita stroke mengurangi
makan makanan yang dapat memperberat
penyakit, dan sebaliknya
10
No
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Karekteristik Responden
Umur
30 39 Tahun
40 49 Tahun
50 59 Tahun
60 69 Tahun
Total
Pendidikan Terakhir
SD
SLTP
SMA
Diploma
Sarjana
Total
Pekerjaan
PNS
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Petani
Total
8
9
9
4
30
26,7 %
30,0 %
30.0 %
13,4 %
100 %
10
5
13
1
1
30
33,3 %
16,7 %
43,3 %
3.3 %
3.3 %
100 %
6
6
8
10
30
20,0 %
20,0 %
26,7 %
33,3 %
100 %
Tabel
2.
Distribusi Pengetahuan Responden di Lingkungan
III Kelurahan Dwikora Medan Tahun 2010.
No
1.
2.
3.
Tingkat Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Total
f
2
15
13
30
%
6,7 %
50,0 %
43,3 %
100 %
Tabel 3.
Distribusi Sikap Responden di Lingkungan III
Kelurahan Dwikora Medan Tahun 2010.
No
1.
2.
3.
Sikap
Kurang
Cukup
Baik
Total
f
4
11
15
30
%
13,3 %
36,7 %
50,0 %
100 %
Tabel
4.
Distribusi Tindakan Responden Lingkungan III
Kelurahan Dwikora Medan Tahun 2010.
No
1.
2.
3.
Tindakan
Kurang
Cukup
Baik
Total
Frekuensi
2
17
11
30
Persentase
6,7 %
56,7 %
36,7 %
100 %
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian tentang karekteristik individu
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.
Distribusi Karekteristik Responden
Berdasarkan Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan di Lingkungan III Kelurahan
Dwikora Medan Tahun 2010
Tabel 5.
Hasil Uji Statistik Dengan Spearmans
Rho Antara Pengetahuan Keluarga dan Sikap
Lingkungan III Kelurahan Dwikora Medan
Tahun 2010.
Variabel
Pengetahuan Sikap
r2
0.6
P. value
0.000
11
Pengetahuan - Tindakan
0.5
0.004
PEMBAHASAN
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umur
keluarga yang merawat pasien pasca stroke di
Lingkungan III Kelurahan Dwikora Medan adalah
40 49 Tahun (30,0 %), 50 59 Tahun (30,0%),
30 39 (26,7%) dan 60 69 (13,4%). dari data
tersebut menunjukan bahwa umur anggota keluarga
yang merawat pasien pasca stroke di rumah sangat
cukup karena umur tersebut keluarga masih bisa
mampu untuk melakukan berbagai aktivitas.
Menurut Singgih (1998) mengemukakan bahwa
makin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan
tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti
ketika berumur belasan tahun. Selain itu Ahmadi
(2001), juga mengemukakan bahwa memang daya
ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh
umur..
Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah
suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat
berdiri sendiri. Menurut Hery.W.A, (1996),
menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh,
pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang
makin
semakin
baik
pula
pengetahuannya.
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi
seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan
teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang. Karena dapat membuat
seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan
dan bertindak.
Pengetahuan keluarga dalam meningkatkan
kapasitas fungsional pasien pasca stroke di
lingkungan III kelurahan dwikora Medan tahun
2011 adalah cukup. Pengetahuan yang cukup dapat
meningkatkan kapasitas fungsional pasien pasca
stroke secara berlahan-lahan dan meminimallkan
bantuan keluarga terhadap pasien stroke dirumah.
yang
pengetahun memilki sasaran tertentu,
memiliki metode atau pendekatan untuk mengkaji
12
13