Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI

KELOMPOK 7 KELAS 3.3

DIRECTIONS OF
COMMUNICATION
ARAH KOMUNIKASI
Dalam memahami organisasi dan pola komunikasi di dalamnya, satu
konsep kritis adalah arahnya.
1.Vertical Communication (komunikasi tegak) merupakan pengiriman dan
penerimaan pesan di antara level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas.
2.Horizontal Communication (komunikasi mendatar) merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu dalam level yang
sama dalam sebuah hirarki.

a. Downward Communication (Komunikasi kebawah)

membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada


seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa
informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan
untuk feedback yang bersifat motivasional pada karyawan..
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau
penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas
diselesaikan para atasan mengirimkan informasi mengenai
peraturan, kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga
memberikan informasi untuk menilai prestasi bawahan atau
memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah menetapkan
suatu organisasi bisnis.
Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis berasal
daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya
organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi
ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang
besar terhadap bawahan, rangkasian sifat akan lebih bersifat
mendukung. Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan
kolaborasi antara pimpinan dan pegawai. Lebih jauh lagi,
komuniaksi akan mendorong rangkaian penuh komunikasi ke atas.

DOWNWARD COMMUNICATION

(KOMUNIKASI KEBAWAH) SANGGAR TARI


GREGET SEMARANG
Ketua atau Pemilik Sanggar Tari Greget Semarang sering
memberikan instruksi, kebijakan dan tugas kepada masingmasing ketua Biro. Baik secara langsung atau tidak. Instruksi,
kebijakan dan tugas yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan kinerja dan kreativitas masing-masing Biro.

b. Upward Communication (Komunikasi keatas ) membawa informasi dari


tingkat bawah ke tingkat atas organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas
keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai
kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan
memberikan saran untuk pengembangan. Para pegawai harus
melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada,
tugas-tugas yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran bagi
peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting
adalah perasaan mereka mengenai bagaimana segala sesuatu berjalan.

UPWARD COMMUNICATION (KOMUNIKASI


KEATAS) SANGGAR TARI GREGET
SEMARANG

Setelah melakukan semua instruksi, kebijakan dan tugas yang diberikan


oleh Ketua Sanggar Tari Greget, masing-masing Biro melaporkan hasil
dari pekerjaan mereka ke Ketua Sanggar Greget.
Setelah menerima hasil laporan pekerjaan masing-masing Biro, Ketua
Sanggar melakukan evaluasi. Jika ada Biro yang keberatan atau kurang
mampu melaksanakan tugas yang diberikan, maka Biro itu bisa
berkonsultasi dengan Ketua Sanggar.

Lateral atau horizontal communication terjadi antar rekan kerja.


Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi untuk
memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak
berseberangan, maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada
komunikasi ke atas atau ke bawah secara hirarkis. Komunikasi
horisontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama
atau orang-orang yang pada tingkat yang berhubungan pada divisi
yang berbeda dalam suatu organisasi.

LATERAL ATAU HORIZONTAL


COMMUNICATION SANGGAR TARI
GREGET SEMARANG
Antara masing-masing Biro bekerjasama untuk memajukan
Sanggar Tari Greget Semarang baik secara eksternal
(promosi) maupun internal (memecahkan masalah yang
muncul dalam setiap biro secara bersama-sama).

Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross


communication) adalah komunikasi antara pimpinan seksi
dengan pegawai seksi lain. Komunikasi ini merupakan
komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal.
Sebagai contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke
atasannya ,dan telepon, email atau mengunjungi tekhnikal
senior di area lain untuk mendapatkan informasi.

KOMUNIKASI DIAGONAL
SANGGAR TARI GREGET
SEMARANG
Ketika pelatih atau asisten pelatih diminta oleh orang tua
murid untuk memberi latihan privat, maka pelatih atau
asisten pelatih meminta ijin secara langsung kepada ketua
Biro Pendidikan.
Ketika ada murid yang ingin meminjam kostum di Sanggar
Greget melalui pelatih atau asisten pelatih, maka pelatih atau
asisten pelatih harus menginformasikannya kepada Biro
Jasa yang mengurusi penyewaan kostum

TEKNOLOGI DAN
KOMUNIKASI SANGGAR
TARI GREGET
Untuk berkomunikasi secara internal (Biro, Pelatih, Asisten
Pelatih, Ketua) sanggar tari Greget biasanya menggunakan
Telepon, SMS, BBM, Email.
Sedangkan untuk berkomunikasi secara eksternal (ke Dinas
Kebudayaan dll) Sanggar Tari Greget biasanya menggunakan
Faximile dan Surat.

TIPE MANAJER
SANGGAR TARI GREGET
Tipe manajer dari sanggar tari Greget termasuk dalam tipe
yang mau mendengarkan dan menerima masukan-masukan
dari bawahan, bertujuan untuk memajukan, mensejahterakan, dan menyatukan hubungan antar atasan dan
bawahan. Serta manajer mau mengekspresikan diri.

HAMBATAN KOMUNIKASI SANGGAR TARI GREGET

SUATU ORGANISASI PASTI AKAN MENGALAMI


HAMBATAN-HAMBATAN YANG TERJADI DALAM
KOMUNIKASI.
HAMBATAN YANG TERJADI DALAM ORGANISASI
SANGGAR TARI GREGET,MELIPUTI :
1. PERBEDAAN PERSEPSI
2. BUDAYA
3. KONDISI
4. SINYAL NONVERBAL YANG TIDAK
KONSISTEN

PERBEDAAN PERSEPSI
Setiap orang memiliki kemampuan yang
tidak sama dalam hal mengartikan sebuah pesan
atau ungkapan. Ada orang yang mengartikan
bentakan seseorang sebagai
ketegasan.Namun,ada orang yang mengartikan
bentakan tersebut sebagai kekejaman atau
tindakan kekerasaan.Perbedaan persepsi inilah
yang menimbulkan hambatan dalam organisasi
sanggar tari greget. Kadang perkataan yang
sama bisa diartikan beda bila disampaikan
dengan orang yang berbeda.

BUDAYA
Perbedaan budaya juga bisa
menjadikan hambatan dalam organisasi
Sanggar Tari Greget. Hal ini terjadi jika masingmasing pihak tidak mengerti bahasa yang
digunakan,dan akan menimbulkan
kesalahpahaman dalam menerima informasi.

KONDISI
Kondisi juga berpengaruh dalam
hambatan komunikasi sanggar tari greget. Jika
sedang berkomunikasi antara dua pihak,pihak
pertama sedang dalam kondisi yang tidak enak.
Akibatnya kondisi yang tidak enak tersebut
mempengaruhi cara menangkap pesan dari
kawan bicara,sehingga menimbulkan
kesalahpahaman.

SINYAL NONVERBAL YANG


TIDAK KONSISTEN
Sinyal Nonverbal juga sering terjadi
di dalam Sanggar Tari Greget. Ketika kita
sedang diberikan informasi kepada pihak lain
namun kita tidak mempedulikan lawan bicara
kita dengan menatap atau merespon lawan
bicara yang sedang memberikan informasi. Kita
tetap fokus pada aktivitas yang sedang kita
lakukan, Hal ini akan membuat kita tidak
menerima informasi yang disampaikan dengan
jelas.

DECISION MAKING
SANGGAR TARI GREGET

KELOMPOK 7 KELAS 3.3

DEFINISI
Keputusan : adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas.
Pengambilan keputusan : pemilihan alternatif perilaku dari
dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi
yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara
alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

PROSES
Dalam pengambilan keputusan di Sanggar Greget kami
selalu mengadakan rapat. Jika dalam rapat tersebut terdapat
beberapa perbedaan pendapat, kami melakukan musyawarah
agar didapat sebuah keputusan yang dapat diterima oleh
semua anggota sehingga tidak merugikan siapapun.

IMPLEMENTASI
Musyawarah dilakukan ketika kita akan mengambil sebuah
keputusan. Contohnya saat Sanggar Tari Greget diminta
untuk mengisi sebuah acara. Biro Apresiasi akan
menganalisis apa tema dalam acara tersebut sehingga
musyawarah bisa dilakukan untuk menentukan kostum yang
sesuai dengan tema

EVALUASI
Evaluasi adalah proses penilaian atau evaluasi dapat diartikan
sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang
digunakan dalam upaya mencapai tujuan.
Contohnya jika dalam musyawarah atau rapat di Sanggar Tari
Greget yang sedang membahas tentang masalah kostum apa
yang akan dikenakan saat mengisi sebuah acara (misal
bertemakan budaya Jawa tengah). Biasanya akan ada beberapa
pihak seperti biro apresiasi memberi ide dengan menggunakan
baju adat jawa yang panjang. Biro pendidikan memberi ide baju
kemben jawa saja yang cantik, mewah namun simple. Dan
masih banyak ide ide yang lain. Dari ide-ide tersebut
dievaluasi dengan cara dipikirkan dari segi harga bagaimana
(murah atau tidak), segi keindahan bagaimana (indah atau
kurang indah), segi kenyamanan (bahan panas, berat atau tidak)
dan lain-lain.

Dari penilaian-penilaian tersebut kita dapat simpulkan bahwa


kostum apa yang cocok untuk dikenakan ( dalam masalah ini yang
paling cocok adalah menggunakan kostum kemben jawa yang
cantik, mewah namun simple) karena faktor yang ditimbulkan
sangat positif yaitu keindahan, serta kenyamanan, jika harga itu
relatif). Dan tercapai tidaknya tujuan dinilai atau dievaluasi pula
lewat kesuksesan penampilan mereka juga diatas panggung. Bila
terjadi kesuksesan yang kurang dapat menjadi penilaian pula atau
tolok ukur untuk penilaian yang sama (masalah kostum) untuk
mengisi acara yang lain.

Anda mungkin juga menyukai