Karakter:
1. Satoshi Mochida
2. Yuka Mochida
3. Naomi Nakashima
4. Seiko Shinohara
5. Ayumi Shinozaki
6. Yoshiki Kishinuma
7. Mayu Suzumoto
8. Sakutaro Morishige
9. Yui Shishido
10. Yoshie Shinozaki
Karakter
Naomi
Dialog
Hmm ... hm ....
Hn?
Aku di mana?
Ruang kelas?
Tapi, ini bukan kelasku.
Kartu pelajarku ....
Hn?
Ah!?
Benar, saat itu ....
Ayumi
Kejadian itu terjadi ketika hujan saat pulang sama seperti ini.
Seorang guru wanita jatuh dari tangga dan meninggal.
Kepala sekolah yang menjabat saat itu menganggap sekolah bagai
anaknya sendiri.
Setelah itu terjadi kisah yang menyeramkan.
Suatu hari, sekolah ditutup karena kasus pembunuhan.
Kepala sekolah yang berputus asa naik ke atas sekolah ketika hari
penutupan dan bunuh diri.
Eh!?
Sekolah kita, Akademi Kisaragi, adalah bekas SD Tenjin yang terkutuk.
Serius?
Bahkan arwah guru yang jatuh dari tanggal belum sadar jika dirinya
sudah tewas.
Katanya, dia masih bergentayangan di koridor ketika hujan seperti hari
ini.
Waktunya persis sekarang pula.
Eh!?
Kamu baik-baik saja, Satoshi?
Teman-teman, bukankah sekarang waktunya pulang?
Shinozaki, lanjutkan ceritanya!
Mayu, kamu kan penakut.
Bukankah lebih baik enggak mendengarnya?
Morishige, jangan begitu.
Sudahlah, sudahlah.
Nanti Naomi malah membencimu, lo.
Semua
Ayumi
Satoshi
Ayumi
Satoshi
Naomi
Satoshi
Mayu
Sakutaro
Satoshi
Seiko
Ket.
Naomi
Seiko
Ayumi
Semua
Sakutaro
Mayu
Semua
Yoshiki
Ayumi
Seiko
Sakutaro
Semua
Bu Guru
Semua
Bu Yui
Ayumi
Bu Yui
Satoshi
Naomi
Satoshi
Bu Yui
Yuka
Satoshi
Bu Yui
Satoshi
Naomi
Yuka
Cewekcewek
Naomi
Satoshi
Yoshiki
Yuka
Naomi
Seiko
Naomi
Ayumi
Mayu
Yuka
Satoshi
Yuka
Seiko
Naomi
Bu Yui
Ayumi
Kishinuma
Ayumi
Yoshiki
Mayu
Ayumi
Mayu
Sakutaro
Ayumi
Yoshiki
Satoshi
Ayumi
Semua
Ayumi
Naomi
Bu Yui
Ayumi
Yoshiki
Ayumi
Naomi
Seiko
Mayu
Ayumi
Naomi
Mayu
Bu Yui
Semua
Naomi
Mayu
Semua
Bu Yui
Semua
Bu Yui
Semua
Naomi
Semua
Naomi
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Oh ....
Sunyi senyap.
Yang penting kita harus keluar dari sini.
Lo? Naomi, kakimu kenapa?
Hn ... mungkin terkilir.
Eh? Kamu baik-baik saja?
Enggak apa-apa, aku masih bisa berjalan.
Bukankah kamu merasa di kelas tadi meja dan kursinya kecil?
Iya.
Apa ini sekolah dasar, ya?
Enggak ada siapa-siapa selain kita.
Itu artinya ...
Apa?
Aku dan Naomi Cuma berdua saja!
Hei! Apa yang kaulakukan di saat seperti ini?
Kita harus segera keluar dari sini!
Enggak perlu terburu-buru.
Aku ingin lebih lama berdua denganmu.
Seiko!
Eh, Naomi.
Apa kamu bawa obat untuk pantat yang basah?
Lagi?
Apa kamu enggak bisa menunggu sampai keluar dulu?
Aku, sih, adanya yang biasa.
Ini.
Ouh! Makasih!
Aku mau mengolesinya sebentar.
Malu sedikit, kek.
Di sini juga enggak bisa dibuka.
Hm?
Hah!?
Maaf, lama.
Tampaknya tangga ini menuju lantai satu.
Pasti di sanalah jalan keluarnya.
Ayo berusaha keluar dari sini!
Iya.
Pintu keluar!
Sepatu-sepatunya mungil.
Benar katamu, ini gedung SD.
SD, ya ...?
Mereka sekarang pasti kelaparan.
Adik-adikmu masih SD, ya.
Mereka manja banget.
Cuma bisa menanak nasi.
Aku jadi repot.
Ayahmu sering pulang larut, kan?
Iya.
Ketika ayahku bekerja keras, aku berperan sebagai ibu rumah tangga.
Yang bisa menjaga adik-adikku hanya aku dan ayahku.
Hebat!
Kamu siswi SMA sekaligus ibu rumah tangga!
Norak banget.
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Berdua
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Hehehe.
Ayo kita bergegas pulang!
Kamu juga harus pulang.
Ibumu pasti sedang meunggumu.
Apa ibu mengkhawatirkanku, ya?
Jelas, dong!
Bahkan Mochida pun mengkhawatirkanmu!
Ah! Barangkali dia sedang menunggu di luar!
Hei! Jangan bicara yang aneh-aneh!
Duh!
Buka setelah aba-aba, ya.
Baik.
Tu, wa!
Eh?
Kok bisa?
Enggak terbuka.
Mari kita cari tempat untuk beristirahat.
Tenang saja, kita pasti bisa keluar.
Ya?
I, iya ....
Selesai.
Bagaimana?
Sudah agak mendingan.
Terima kasih.
Untung-untungan kalau ada sesuatu yang dingin.
Aku tertolong, Seiko.
Eh, Naomi.
Apa kamu mau bersamaku mulai sekarang dan seterusnya?
Hn? Tentu saja.
Sungguh?
Ya. Apa pun yang terjadi, kita akan tetap berteman.
Kita akan selalu bersama.
Ehehe.
Terima kasih.
Bukankah semalam kamu bertanya hal yang sama?
Naomi.
Hn?
Kita akan selalu bersama.
Iya.
Oh, iya!
Ada apa?
Sobekan kertas jimatku hilang entah di mana.
Mungkin terjatuh saat di toilet tadi.
Aku akan mencarinya sebentar.
Tunggu, aku ikut.
Kamu harus tetap istirahat!
Aku akan segera kembali.
Setelah kembali, ayo kita cari jalan keluar!
Seiko ....
Kita akan selalu bersama, ya?
Tubuhku ... tidak bisa bergerak.
Suaraku juga tak mau keluar.
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Aku ....
Akulah yang salah.
Karena aku tidak berada di sampingnya.
Aku harus minta maaf kepada Naomi.
Ah?
Ada yang memanggilku.
Naomi?
Mengapa aku membentak Seiko begitu?
Aku harus minta maaf kepada Seiko.
Eh? (dentum jam)
Seiko?
Ini obat yang kupinjamkan kepada Seiko.
Seiko?
Kamu di sini, kan?
Dengar, tadi aku ....
Apa kamu di situ, Seiko?
Seiko?
Haaa!?
Seiko ...?
Iyaaahhh! Mengapa!? Mengapa, Seiko!?
Seiko, kamu masih hidup?
Ma ... af ....
Ma ... afkan ....
Jangan minta maaf!
Tidak perlu bicara!
Aku akan menolongmu!
Maaf!
Ah, ah, ah!
Aku harus bagaimana!?
Ah, iya! Aku akan melepaskan talinya!
Gawat! Malah membuat lehernya tercekik!
Apa ada sesuatu!?
Kalau saja ada sesuatu yang menopang kakinya!
Mungkin itu bisa!
...
Tidak!!
Kenapa? Kenapa? Kenapa!?
Kenapa kamu gantung diri!?
Padahal tadi kita tertawa bersama!
Katanya kita akan pulang bersama!
Tidak ... hentikan ....
Jangan tinggalkan aku sendiri ....
Jawab aku, Seiko!
Hu, hu, hu, hu ... huaaa ...
Hanya berselang beberapa jam, seorang temanku yang tadinya
tertawa bersamaku ... mati tergantung di depan mataku.
Aku tak bisa menerima kenyataan ini.
Walau demikian, di sini dapat terjadi hal yang tak terduga.
Karena tempat ini adalah tempat terkutuk ... SD Tenjin.