Anda di halaman 1dari 8

CORPSE PARTY - 01

Karakter:
1. Satoshi Mochida
2. Yuka Mochida
3. Naomi Nakashima
4. Seiko Shinohara
5. Ayumi Shinozaki
6. Yoshiki Kishinuma
7. Mayu Suzumoto
8. Sakutaro Morishige
9. Yui Shishido
10. Yoshie Shinozaki

Karakter
Naomi

Dialog
Hmm ... hm ....
Hn?
Aku di mana?
Ruang kelas?
Tapi, ini bukan kelasku.
Kartu pelajarku ....
Hn?
Ah!?
Benar, saat itu ....

Ayumi

Kejadian itu terjadi ketika hujan saat pulang sama seperti ini.
Seorang guru wanita jatuh dari tangga dan meninggal.
Kepala sekolah yang menjabat saat itu menganggap sekolah bagai
anaknya sendiri.
Setelah itu terjadi kisah yang menyeramkan.
Suatu hari, sekolah ditutup karena kasus pembunuhan.
Kepala sekolah yang berputus asa naik ke atas sekolah ketika hari
penutupan dan bunuh diri.
Eh!?
Sekolah kita, Akademi Kisaragi, adalah bekas SD Tenjin yang terkutuk.
Serius?
Bahkan arwah guru yang jatuh dari tanggal belum sadar jika dirinya
sudah tewas.
Katanya, dia masih bergentayangan di koridor ketika hujan seperti hari
ini.
Waktunya persis sekarang pula.
Eh!?
Kamu baik-baik saja, Satoshi?
Teman-teman, bukankah sekarang waktunya pulang?
Shinozaki, lanjutkan ceritanya!
Mayu, kamu kan penakut.
Bukankah lebih baik enggak mendengarnya?
Morishige, jangan begitu.
Sudahlah, sudahlah.
Nanti Naomi malah membencimu, lo.

Semua
Ayumi
Satoshi
Ayumi

Satoshi
Naomi
Satoshi
Mayu
Sakutaro
Satoshi
Seiko

Ket.

Naomi
Seiko
Ayumi

Semua
Sakutaro
Mayu
Semua
Yoshiki
Ayumi
Seiko
Sakutaro
Semua
Bu Guru
Semua
Bu Yui
Ayumi
Bu Yui
Satoshi
Naomi
Satoshi
Bu Yui
Yuka
Satoshi
Bu Yui
Satoshi
Naomi
Yuka
Cewekcewek
Naomi
Satoshi
Yoshiki
Yuka
Naomi
Seiko
Naomi
Ayumi

Tu, tunggu dulu, Seiko!


Ayumi, lanjutkan ceritanya!
Baik.
Ketika ia muncul, pasti diiringi mati lampu.
Kemudian, kita akan mendengar seseorang mengetuk pintu, lalu
pintunya terbuka pelan-pelan.
Wajah putih mengintip dan berkata, Apa masih ada seseorang?
Eh!?
Barusan ada yang mengetuk pintu, kan?
Mu, mungkin cuma perasaanmu.
Eh!?
Waaaa!!
Shinozaki, ini enggak lucu!
Bukan aku!
Terlalu gelap aku sampai enggak tahu di mana lilinku!
Di mana saklarnya!?
Saklarnya ada di dekat pintu.
Eh!?
Apa masih ada seseorang?
Waahh!!
Hahahaha.
Bu Yui!
Apa kalian kaget?
Ah, ha ....
Satoshi ....
Kaupegang-pegang apa?
Ma, maaf!
Mau sampai kapan kalian di sini?
Bukankah kusuruh pulang setelah beres-beres properti fesetival?
Kakak!
Yuka?
Kok kamu di sini?
Dia kemari untuk mengantarkan payung untukmu.
Oh, begitu.
Terima kasih.
Jadi, dia adalah adikmu?
Masih SMP, ya?
Salam kenal, namaku Yuka Mochida.
Terima kasih telah berteman dengan kakakku.
Imutnya!
Aku baru tahu kalau kamu punya adik yang manis!
Apa belum pernah kuberi tahu, ya?
Kamu sangat menyayangi kakakmu, kan?
Hehe ... iya!
He ...? Tampaknya kamu sudah kenal Kishinuma.
Yakin kamu merasa tenang begitu?
Ada satu saingan lagi yang muncul, lo.
Hehehehe.
Kamu ngomong apa, Seiko?
Sebelum pulang, bagaimana kalau kita melakukan ini?

Mayu
Yuka
Satoshi
Yuka
Seiko
Naomi
Bu Yui
Ayumi
Kishinuma
Ayumi
Yoshiki
Mayu
Ayumi
Mayu
Sakutaro
Ayumi

Yoshiki
Satoshi
Ayumi

Semua
Ayumi
Naomi
Bu Yui
Ayumi

Yoshiki
Ayumi

Sachiko yang Bahagia.


Aku tahu jimat ini dari internet.
Jika kita melakukan ini, kita akan selalu berteman walau terpisah jauh.
Eh?
Shinozaki ....
Memangnya ada apa?
Dia akan pindah sekolah.
Festival hari ini adalah yang terakhir baginya.
Oh ....
Rasanya sepi kalau Suzu enggak ada.
Palingan enggak pindah terlalu jauh.
Kalau liburan musim dingin, ayo main sama-sama lagi!
Saat itu mungkin aku sudah diangkat menjadi guru tetap di sini.
Baguslah.
Aku pun masih punya banyak kisah seram untuk kuceritakan.
Kamu memang suka yang seram-seram, ya?
Masalah buatmu?
E, enggak, kok.
Hehe ..., aku menantikannya.
Suzumoto, kita akan selalu berteman.
Teman-teman, terima kasih.
Aku bersyukur bisa bertemu kalian.
Aku tak kan melupakan kalian.
Mayu.
Mau sampai kapan kamu menangis?
Ayo tersenyum!
Kalian harus memegang kertas Sachiko ini dan berkata, Sachiko, kami
mohon, di dalam hati.
Katakan sembilan kali, ya.
Salah tidak apa-apa, tapi jangan diulang.
Kalian harus mengucapkannya sesuai dengan jumlah orang di sini agar
tidak gagal.
Kalau gagal, gimana?
Aku agak merasa gugup.
Ayo lakukan!
Katakan di dalam hati sembilan kali, Sachiko, kami mohon.
Siap?
Mulai!
...
Apa kalian sudah mengucapkannya sembilan kali?
Iya.
Selanjutnya, ulurkan tangan kalian.
Terserah mau memegang boneka Sachiko ini di sebelah mana.
Sudah.
Siap.
Sekarang, pegang erat-erat, kemudian kita tarik bersamaan.
Tu, wa ..., tarik!
Terima kasih.
Simpan sobekan kertas itu di kartu pelajar atau di mana pun.
Pokoknya jangan sampai hilang!
Apa ini jadi jimat atau semacamnya?
Selama kita punya sobekan kertasnya, kita akan selalu berteman.

Naomi
Seiko
Mayu
Ayumi
Naomi
Mayu
Bu Yui
Semua
Naomi
Mayu
Semua
Bu Yui
Semua
Bu Yui
Semua
Naomi
Semua
Naomi
Naomi

Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko

Itulah fungsi jimatnya.


Wah, bagus juga.
Menawan sekali!
Enggak bakal kuhilangkan.
Hm.
Shinozaki, terima kasih.
Aku akan menyimpannya.
Semoga kita bisa berkumpul lagi.
Janji.
Iya.
Sekarang waktunya kalian pulang.
Baik!
Ada apa?
Gempa bumi?
Aahh!!
Anak-anak, berlindunglah di bawah meja!
(Pokoknya teriak saja, deh)
Apa kalian tidak apa-apa?
(Mengiyakan bergantian)
Eh!?
(Teriak lagi)
Saat itu, aku tidak mengerti ...
... apa yang terjadi.
Argh, sakit.
Apa kakiku terkilir?
Masih kerasa baru jatuh.
Hn?
Seiko? Seiko!
Seiko!
Seiko, sadarlah!
Seiko.
Ada apa, Naomi?
Apa sudah waktunya istirahat?
Jangan ngelindur!
Apa kamu enggak ingat?
Setelah beres-beres, kita melakukan permohonan pada jimat di kelas!
Ah ... ini di mana?
Mana teman-teman?
Entahlah.
Jendelanya tak mau terbuka.
Sebenarnya kita ada di mana?
Enggak ada sinyal.
Aku sempat kepikiran, apa ini daerah berhantu?
Hei, kamu bukan ketua kelas.
Jangan bilang hal-hal yang menyeramkan.
Lantas kenapa kita bisa sampai ke sini?
Mungkin saja kita diculik dan terlibat dalam kasus tersebut.
Aku bercanda, kok.
Itu enggak mungkin.
Seiko, apa barusan kamu dengar sesuatu?
Hm? Aku enggak dengar apa pun.

Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi

Seiko
Naomi

Seiko

Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko

Oh ....
Sunyi senyap.
Yang penting kita harus keluar dari sini.
Lo? Naomi, kakimu kenapa?
Hn ... mungkin terkilir.
Eh? Kamu baik-baik saja?
Enggak apa-apa, aku masih bisa berjalan.
Bukankah kamu merasa di kelas tadi meja dan kursinya kecil?
Iya.
Apa ini sekolah dasar, ya?
Enggak ada siapa-siapa selain kita.
Itu artinya ...
Apa?
Aku dan Naomi Cuma berdua saja!
Hei! Apa yang kaulakukan di saat seperti ini?
Kita harus segera keluar dari sini!
Enggak perlu terburu-buru.
Aku ingin lebih lama berdua denganmu.
Seiko!
Eh, Naomi.
Apa kamu bawa obat untuk pantat yang basah?
Lagi?
Apa kamu enggak bisa menunggu sampai keluar dulu?
Aku, sih, adanya yang biasa.
Ini.
Ouh! Makasih!
Aku mau mengolesinya sebentar.
Malu sedikit, kek.
Di sini juga enggak bisa dibuka.
Hm?
Hah!?
Maaf, lama.
Tampaknya tangga ini menuju lantai satu.
Pasti di sanalah jalan keluarnya.
Ayo berusaha keluar dari sini!
Iya.
Pintu keluar!
Sepatu-sepatunya mungil.
Benar katamu, ini gedung SD.
SD, ya ...?
Mereka sekarang pasti kelaparan.
Adik-adikmu masih SD, ya.
Mereka manja banget.
Cuma bisa menanak nasi.
Aku jadi repot.
Ayahmu sering pulang larut, kan?
Iya.
Ketika ayahku bekerja keras, aku berperan sebagai ibu rumah tangga.
Yang bisa menjaga adik-adikku hanya aku dan ayahku.
Hebat!
Kamu siswi SMA sekaligus ibu rumah tangga!
Norak banget.

Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Berdua
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi
Seiko
Naomi

Hehehe.
Ayo kita bergegas pulang!
Kamu juga harus pulang.
Ibumu pasti sedang meunggumu.
Apa ibu mengkhawatirkanku, ya?
Jelas, dong!
Bahkan Mochida pun mengkhawatirkanmu!
Ah! Barangkali dia sedang menunggu di luar!
Hei! Jangan bicara yang aneh-aneh!
Duh!
Buka setelah aba-aba, ya.
Baik.
Tu, wa!
Eh?
Kok bisa?
Enggak terbuka.
Mari kita cari tempat untuk beristirahat.
Tenang saja, kita pasti bisa keluar.
Ya?
I, iya ....
Selesai.
Bagaimana?
Sudah agak mendingan.
Terima kasih.
Untung-untungan kalau ada sesuatu yang dingin.
Aku tertolong, Seiko.
Eh, Naomi.
Apa kamu mau bersamaku mulai sekarang dan seterusnya?
Hn? Tentu saja.
Sungguh?
Ya. Apa pun yang terjadi, kita akan tetap berteman.
Kita akan selalu bersama.
Ehehe.
Terima kasih.
Bukankah semalam kamu bertanya hal yang sama?
Naomi.
Hn?
Kita akan selalu bersama.
Iya.
Oh, iya!
Ada apa?
Sobekan kertas jimatku hilang entah di mana.
Mungkin terjatuh saat di toilet tadi.
Aku akan mencarinya sebentar.
Tunggu, aku ikut.
Kamu harus tetap istirahat!
Aku akan segera kembali.
Setelah kembali, ayo kita cari jalan keluar!
Seiko ....
Kita akan selalu bersama, ya?
Tubuhku ... tidak bisa bergerak.
Suaraku juga tak mau keluar.

Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Seiko

Naomi
Seiko
Naomi

Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi
Yoshie
Naomi

Seiko
Naomi
Seiko
Naomi

Seiko
Naomi
Seiko

Mari kita berlibur bersama-sama ketika musim panas.


Harus lebih tersiksa ....
(Terengah-engah)
Seiko, tolong aku!
Seiko!
Sacchan, akhirnya kamu datang.
Heh!
Sacchan ... Sacchan ... Sacchan ....
Argh ... argh ... argh.
Ah!? Naomi?
Heeh!?
Iyaaaaahhh!!
Heeeh!
Argh ... argh ... argh.
Naomi!
Seiko!
Huwaaa! (lempar kursi)
Hah!!?
Ah, agh!
Rambut?
Sacchan ....
Ergh, eh!! Eeeh!!
(cabut rambut dari pintu)
Seiko!
Kamu mau ke mana, Sacchan?
Kemarilah ....
Huwaaa!!! Argh!
Kemarilah ....
Ha ... ha ... ha ... ha ... ha ....
Seiko?
Seiko!
Aaaaaahh!!
Mmbuugg!
Naomi!
Mmmbbg ... bueerrghh!
Naomi, apa kamu baik-baik saja?
Naomi!
Kenapa kamu enggak segera datang!?
Bukankah kamu bilang akan cepat kembali!?
Aku hampir saja dibunuh!
Apanya yang selalu bersama!?
Kau meninggalkanku! Membiarkanku sendiri!
Enak saja bicara begitu!
Itu ....
Cukup sudah!
Kenapa kau selalu tersenyum!?
Hiks ... hiks ....
Aku hanya ingin kamu beristirahat.
Akan tetapi ....
Enggak! Naomi enggak bakal bilang begitu!
Naomi membentakku.
Naomi membenciku.

Naomi

Seiko
Naomi

Aku ....
Akulah yang salah.
Karena aku tidak berada di sampingnya.
Aku harus minta maaf kepada Naomi.
Ah?
Ada yang memanggilku.
Naomi?
Mengapa aku membentak Seiko begitu?
Aku harus minta maaf kepada Seiko.
Eh? (dentum jam)
Seiko?
Ini obat yang kupinjamkan kepada Seiko.
Seiko?
Kamu di sini, kan?
Dengar, tadi aku ....
Apa kamu di situ, Seiko?
Seiko?
Haaa!?
Seiko ...?
Iyaaahhh! Mengapa!? Mengapa, Seiko!?
Seiko, kamu masih hidup?
Ma ... af ....
Ma ... afkan ....
Jangan minta maaf!
Tidak perlu bicara!
Aku akan menolongmu!
Maaf!
Ah, ah, ah!
Aku harus bagaimana!?
Ah, iya! Aku akan melepaskan talinya!
Gawat! Malah membuat lehernya tercekik!
Apa ada sesuatu!?
Kalau saja ada sesuatu yang menopang kakinya!
Mungkin itu bisa!
...
Tidak!!
Kenapa? Kenapa? Kenapa!?
Kenapa kamu gantung diri!?
Padahal tadi kita tertawa bersama!
Katanya kita akan pulang bersama!
Tidak ... hentikan ....
Jangan tinggalkan aku sendiri ....
Jawab aku, Seiko!
Hu, hu, hu, hu ... huaaa ...
Hanya berselang beberapa jam, seorang temanku yang tadinya
tertawa bersamaku ... mati tergantung di depan mataku.
Aku tak bisa menerima kenyataan ini.
Walau demikian, di sini dapat terjadi hal yang tak terduga.
Karena tempat ini adalah tempat terkutuk ... SD Tenjin.

Anda mungkin juga menyukai