I.
IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: Tn. I
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 40 Tahun
Alamat
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Pekerjaan Sebelumnya
: Mahasiswa
Pendidikan Terakhir
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
: 15 September 2014
Tanggal Pemeriksaan
RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari
Catatan Medik
Autoanamnesis
: 15 September 2014
Alloanamnesis
:-
A.
Keluhan Utama
Demam
B.
Pasien mengaku mulai sakit saat berusia 18 tahun. Pasien menikah pada usia
19 tahun. Sekitar setahun menikah, pasien ditinggalkan istrinya karena pasien
sakit. Di lain kesempatan pasien mengaku mulai sakit setelah ditinggalkan oleh
istrinya. Saat tsunami terjadi istrinya terkena tsunami di Lamno dan tidak kembali
lagi, kemungkinan istrinya sudah menikah lagi dan tidak mau kembali pada
pasien. Menurut keterangan tetangga, pasien sakit sejak kecil, sekitar usia 8
tahun.Tpi beliau tidak bisa memastikan. Pasien sempat membaik dan menikah
sekitar setahun. Pasien kambuh lagi dan ditinggalkan oleh istrinya.
Pasien mengatakan pernah saat pulang dari takziah pasien diikuti oleh hantu
sampai ke rumahnya. Hantu tersebut masuk ke dalam tubuhnya, dan
menggerakkan tangannya hingga membacok tangan bapak pasien. Pasien merasa
tidak bisa mengandalikan tangannya saat itu. Karena melihat pasien membacok
bapaknya, pasien mengaku abang pasien datang dan membacok tangan pasien
dibeberapa tempat. Pasien menunjukkan beberapa jaringan parut bekas jahitan
luka di lengan kirinya Kemudian datang seekor burung hantu yang sangat besar
dan berambut panjang membacok leher pasien. Burung hantu tersebut membawa
parang dimulutnya dan membacok serta mencakar-cakar wajah pasien. Pasien
yakin akan hal tersebut dan melihat sosok burung hantu yang sangat besar dan
berambut panjang. Burung hantu tersebut sekarang tidak pernah lagi dilihat karena
sudah pergi ke Mekkah. Pasien mengaku pernah lama merasa ketakutan akan
dibacok lagi oleh burung hantu tersebut meski tidak pernah lagi melihatnya.
Berdasarkan alloanamnesis, abang pasien juga mengalami gangguan jiwa
dan benar telah membacok tangan pasien setelah pasien membacok tangan
bapaknya. Abang pasien juga yang membacok leher pasien dari belakang, yang
diyakini pasien sebagai burung hantu.
Pasien senang membeli barang-barang secara berlebihan dan sembarangan
jika memiliki uang. Pasien merasa perlu membeli kompor baru meski yang lama
masih ada dan masih bisa digunakan tapi sudah terlihat buruk. Pasien juga
membeli kebutuhan rumah yang lain meski tidak sedang membutuhkannya.
Pasien sadar sudah berulang kali dirawat di rumah sakit jiwa Banda Aceh.
Pasien mengaku pernah putus obat sekitar setahun karena tidak ada uang untuk
mengambil obat kembali. Berdasarkan alloanamnesis pasien putus obatt karena
tidak mau minum obat. Menurut pasien, kekambuhan disebabkan karena belum
ada yang mau menikah dengan pasien dan pasien belum memiliki uang. Selain itu
juga karena pasien putus obat hingga mengamuk kembali.
Pasien merasa sekarang sudah sehat tapi harus tetap minum obat agar tidak
sakit lagi, tapi pasien tidak bisa menjelaskan sakit seperti apa yang dimaksud.
Pasien hanya mengakatan kepalanya sakit jika tidak ada istri.
C.
D.
E.
Riwayat Pengobatan
Disangkal
Status Internus
a.
Status Present
b.
o Penampakan umum
: Baik
o Kesadaran
: Compos mentis
o Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
o Frekwensi Nafas
: 20 x/i
o Frekwensi Nadi
: 88 x/i
o Temperatur
: 37,2 C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata/Telinga/Hidung/Mulut
Leher
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Hepar, Splen , Renal
: Tidak Teraba
Turgor
: kembali cepat
Nyeri tekan
: negatif
Extremitas
Superior-Inferior
Genetalia
c.
Status Neurologis
o GCS
: E4M6V5 = 15
:-
:-
o Nervus kranialis
Kelompok Optik :
Kanan
Kiri
Kesan normal
Kesan normal
Lapang pandang
Kesan normal
Kesan normal
Bentuk pupil
Bulat
Bulat
Ukuran Pupil
3 mm
3 mm
Nistagmus
Strabismus
Lateral
Atas
Bawah
Medial
Diplopia
Kelompok Motorik :
Nervus V (fungsi motorik)
4
Membuka mulut
Menutup mata
Menggembungkan pipi
Simetris
Memperlihatkan gigi
Sudut bibir
Simetris
Menelan
Memutar Kepala
Menjulurkan lidah
Kelompok Sensoris :
Nervus I (fungsi penciuman)
: Kesan normal
: Kesan normal
: +/+
Kekuatan otot
: 5555/5555
Reflek
Refleks fisiologis
: +/+
Sensibilitas
: +/+
5
Kekuatan otot
: 5555/5555
Reflek
Refleks fisiologis
: ++/++
Refleks patologis
: -/-
Sensibilitas
Fungsi Vegetatif
Miksi dan defekasi
Deskripsi Umum
Penampilan
Kebersihan
: kurang
Kerapian
: kurang
Kesadaran
: Jernih
Pembicaraan
3.
Keadaan Psikomotor
Perilaku
: (-)
Keadaan Afektif
Afek
: Terbatas
Mood
: Disforik
4.
: Kooperatif
Dalam/Dangkal
: Dangkal
Pengendalian
: Baik
Stabilitas
: Baik
Ech/Unech
: Unech
Empati
: Baik
Skala diferensiasi
: Sempit
: buruk
Daya konsentrasi
: terganggu
Orientasi
Diri
: Baik
Waktu
: Baik
Tempat
: Baik
Daya Ingat
5.
Seketika
: terganggu
Jangka Pendek
: Baik
Jangka Panjang
: Baik
Pikiran Abstrak
: kurang
Bakat Kreatif
: kurang
Proses Pikir
Arus Pikir : cepat
Produktivitas
Kontinuitas/assosiasi
: assosiasi longgar
Hendaya bahasa
: Tidak di jumpai
Waham/Delusi
Waham kebesaran
: (-)
Waham nihilistic
: (-)
Waham persekutorik
: (+)
Waham bizarre
: (+)
Delusion of reference
: (-)
Delusion of control
: (+)
Delusion of influence
: (-)
Delusion of passivity
: (+)
Thought echo
: (-)
Thought insertion
: (+)
Thought broadcasting
: (-)
Thought withdrawal
: (-)
Gangguan Persepsi
7
6.
Halusinasi Auditorik
: (-)
Halusinasi Visual
: (+)
Halusinasi Olfaktori
: (-)
Halusinasi Taktil
: (-)
Ilusi
: (-)
Depersonalisasi
: (-)
Derealisasi
: (-)
Daya Nilai
Norma sosial
: Baik
: Baik
Penilaian realitas
: Terganggu
7.
Insight
: T1
8.
Judgment
: Baik
V.
Resume
Tn. D, laki-laki, 40 tahun, cerai, seorang petani dengan pendidikan SD dari
pembicaraan dan proses fikir, Halusinasi visual (+), preokupasi (+), waham
persekutorik (+), waham bizarre (+), dan delusion of control (+).
VI. Diagnosis Banding
1.) F20.04 Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna
2.) F22.0 Gangguan Waham Menetap
VII. Diagnosa Sementara
F20.04 Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna
VIII. Evaluasi Multiaksial
Axis I
Axis II
Axis III
Axis IV
Axis V
IX. Tatalaksana
Rawat inap
Terapi Psikofarmaka
Clozapin 1x100 mg
Triheksiphenidyl 2 mg jika perlu
Terapi Psikososial.
Psikoedukasi terhadap keluarga: memberikan penjelasan kepada
keluarga tentang apa yang dialami pasien saat ini, faktor-faktor
pemicu, dan resiko kekambuhan lagi di kemudian hari agar
keluarga ikut berperan aktif dalam tata laksana pasien.
Psikoedukasi
dan
psikoterapi
supportif
terhadap
pasien:
darah:
monitoring
indeks
darah
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam.
Quo ad functionam
: dubia ad bonam.
onset muda
insight 1
faktor genetik
10
untuk
melihat