Disusun Oleh :
DAMAR KUNCORO AJI
07.4.005
MENGESAHKAN
HALAMAN PENGESAHAN
NAMA
NIM
: 07.4.005
OGRAM
DUL
Karya Tulis ini telah diuji dan dipertahankan di hadapan tim penguji Ujian Akhir
Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Husada Semarang pada hari
, Agustus, 2011.
Penguji I
)
Penguji II
)
Penguji III
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Akhir
Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik Widya Husada Semarang.
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Motto :
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis ini kupersembahkan kepada :
1. bapak dan Ibu tercinta
2. Kakak kakakku
3. Almamater
4. Semua pembaca yang budiman
ABSTRAK
: 07.4.005
Di dalam dunia kesehatan, banyak peralatan medis yang digunakan untuk menunjang
pelayanan kesehatan bagi pasien, yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dalam rangka untuk menunjang pelayanan kesehatan tersebut perlu dilakukan
peningkatan peningkatan pelayanan pada masyarakat. Dalam hal ini perlu adanya dukungan
dari berbagai pihak. Untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan tidak hanya dokter yang
berperan untuk terciptanya pelayanan yang baik, tetapi disamping dokter perlu adanya tim medis
yang membantu dan bekerja sama untuk membantu dan bekerja sama untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Selain bekerja sama dengan tim medis, keberadaan alat alat medis sangat
mendukung kelancaran jalannya pelayanan kesehatan.
Salah satu alat yang digunakan adalah alat untuk membantu pasien yang mengalami
kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah
parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, unutk mengembalikan
denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan alat yang disebut
defibrilator.
Pesawat defibrilator adalah suatu pesawat yang digunakan untuk membantu para medis
dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung (cardioarrytmia). Pada pasien
yang mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien
akan bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, unutk
mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan
alat yang disebut defibrilator.
Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga
semua sel akan diharapkan melewati masa krisis secra bersamaan dan diharapkan jantung akan
mulai berdenyut secara teratur.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan
sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang
lain.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program Studi Dipoloma III
Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang, dengan judul :
PEMBAHASAN PANTRIDGE DEFIBRILLATOR TYPE 280
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis
tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Bapak, Ibu dan Kakak tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, dan
sebagai semangat untuk membuka semangat baru.
2.
Ibu Vivi Vira Viridianti, M.Kes, selaku pembimbing I, Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang.
3.
4.
Bapak, ibu dan staf Akademi Teknik Elektromedik Widya Husada Semarang.
5.
Bapak, ibu dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang.
6.
7.
Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis
Damar Kuncoro Aji
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................
............................................................................................ 1
............................................................................................ 2
............................................................................................ 2
BAB II
...................................................................................................... 12
42
...................................................................................................... 42
...................................................................................................... 42
3.2.1 Gambar Alat ....................................................................... 42
3.2.2 Penjelasan Gambar Alat ..................................................... 43
3.2.3 Panel Kontrol ...................................................................... 44
...................................................................................................... 45
...................................................................................................... 47
3.5.1 Cara Kerja Pengisian Kapasitor ......................................... 48
3.5.2 Cara Kerja Penunjukan Meter Charger .............................. 49
3.5.3 Aliran Energi Tinggi .......................................................... 49
3.5.4 Discharger Atau Pengurangan Energi ................................. 50
3.5.5 Pemberian Shock ................................................................. 50
3.5.6 Inter Locks .......................................................................... 51
53
54
54
55
4.1. Kesimpulan
55
4.2. Saran
55
Gambar 2.1.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2
ambar 2.4
Ganbar 2.19
Gambar 2.3
Simbol Dioda
9
Gambar 2.5 Bentuk Fisik Dioda ...................................................................
10
Gambar 2.6
10
Gambar 2.7
10
Gambar 2.8
11
Gambar 2.9
12
13
14
17
20
21
22
22
22
26
26
Gambar 2.20
27
Gambar 2.21
27
Gambar 2.22
28
Gambar 2.23
28
28
29
30
34
35
35
35
40
41
41
42
42
43
44
45
47
56
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
17
Tabel 2.3
24
Tabel 2.4
25
Tabel 2.5
48
Tabel 3.6
53
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1
Arus ............................................................................................
15
Rumus 2.2
Daya ...........................................................................................
15
Rumus 2.3
20
Rumus 2.4
20
Rumus 2.5
26
Rumus 2.6
33
Rumus 2.7
34
Rumus 2.8
34
Rumus 2.9
Transformator ............................................................................
29
Rumus 2.10
40
BAB I
PENDAHULUAN
dukungan dari berbagai pihak. Untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan tidak hanya
dokter yang berperan untuk terciptanya pelayanan yang baik, tetapi disamping dokter perlu
adanya tim medis yang membantu dan bekerja sama untuk membantu dan bekerja sama untuk
melakukan pelayanan kesehatan. Selain bekerja sama dengan tim medis, keberadaan alat alat
medis sangat mendukung kelancaran jalannya pelayanan kesehatan.Salah satu alat yang
digunakan adalah alat untuk membantu pasien yang mengalami kegagalan jantung seperti ini
disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit
apabila keadaan ini tidak diperbaiki, unutk mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja
sebagaimana mestinya, maka digunakan alat yang disebut defibrilator. Berdasarkan pada hal
tersebut diatas serta ingin meningkatkan pengetahuan tentang alat tersebutmaka penulis membuat
pembahasan dengan judul:
PEMBAHASAN PANTRIDGE DEFIBRILLATOR TYPE 280
1.2
Tujuan
Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ini adalah:
a.
Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Teknik
Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari karya tulis ini adalah:
a.
b.
Sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktek yang telah dilakukan saat praktek kerja
lapangan.
c.
Batasan Masalah
Untuk nenghindari terjadinya pelebaran masalah maka, penulis hanya membahas
Metode Penulisan
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan
data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.
( Wawancara )
Metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.
2. Literature
dan mengamati
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku - buku referensi
sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis secara keseluruhan
sehingga pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik untuk membaca lebih lanjut.
Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Teori dasar ini merupakan gambaran secara umum tentang pembahasan alat dan hal-hal yang
berkaitan dengan komponen-komponen dasar yang sesuai dengan referensi alat. Teori dasar yang
ada pada bab ini yaitu dioda, relay, resistor,capasitor, transistor, transformer.
BAB III PEMBAHASAN ALAT
Dalam hal ini penulis mengemukakan tentang pembahasan alat yang isinya mencakup penjelasan
cara kerja alat secara keseluruhan dengan cara menganalisa setiap blok dari alat.
BAB IV PENUTUP
Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah serta
berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada hasil pembahasan sehingga dapat
dikembangkan dengan lebih baik.
BAB II
TEORI DASAR
2.1.
Pesawat defibrilator adalah suatu pesawat yang digunakan untuk membantu para medis
dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada jantung. Pada pasien yang
mengalami kegagalan jantung seperti ini disebut fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan
bertambah parah dalam beberapa menit apabila keadaan ini tidak diperbaiki, untuk
mengembalikan denyutan jantung agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, maka digunakan
alat yang disebut defibrilator.
Dengan memberikan ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung sehingga semua sel
akan diharapkan melewati masa kritis secara bersamaan dan diharapkan jantung akan mulai
berdenyut secara teratur.
Gambar 2.1 diagram dasar defibrillator.
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
Jantung.
5.
6.
Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara disebabkan oleh katup katup
yang menutup secara pasif, pertama disebabkan menutupnya katup atrioventrikuler, dan
ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortic dan sesudah kontaksi ventrikel. Yang
pertama adalah panjang, dan yang kedua pendek dan tajam, dengan demikian terdengar seperti
lub dan yang kedua seperti duk.
2.2 Skema Jantung.
Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan secara spontan,
oleh sel sel khusus yang terdapat pada atrium kanan( dekat muara vena kava superior dan
inferior ), yaitu SA node yang bertindak sebagai pace maker, bergetarnya SA node berkisar 72
kali permenit. Getaran tersebut dapat meningkat atau menurun diatur oleh syaraf eksternal
jantung yang merupakan respon/jawaban kebutuhan darah oleh isyarat listrik dari SA node
menyebabkan depolarasasi otot jantung atrium dan memompa darah ke ventrikel, kemudian
diikuti oleh depolarasi ventrikel kanan dan kekiri yang menyebabkan kontak siventrikel
sehingga darah dipompa, ke dalam arteri pulmonalis dan ke aorta, syaraf pada ventrikel
kemudian mengalami repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik dari SA node.
Bentuk pulsa dari isyarat listrik daripada saat potensial aksi dapat ditunjukan pada
gambar berikut :
Irama jantung yang berbunyi lub dan duk pada saat memompa darah dalam tubuh
pada setiap individu berbeda beda, karena dapat dipengaruhi oleh faktor- factor berikut ini
yaitu : umur jenis kelamin, berat badan, makanan, dan aktivitas, lihat tabel.
Table 2.1. Denyut Jantung Per Menit Berdasarkan Usia
USIA
Bayi yang baru lahir
Selama tahun pertama
Selama tahun kedua
Umur 5 tahun
Umur 10 tahun
Orang dewasa
2.3.
Teori Penunjang
Bila dioda diberi tegangan maju (gambar 2.4), maka dengan tegangan kecil saja (umumnya
kira-kira 0,7 volt) akan mengalir arus maju atau arus akan megalir dari anoda ke katoda.
b.
Bila diode diberi tegangan balik (gambar 2.5) maka untuk tegangan yang masih dibawah
tegangan break down atau Vr (lihat grafik diode Vd IP ), arus tidak akan megalir dari anode ke
katode sampai tegangan yang diberikan diatas Vr.
Walaupun breakdown mundur merupakan efek yang sangat tidak diinginkan pada
rangkaian yang menggunakan dioda konvensional, breakdown mundur sangat berguna dalam
kasus dioda zener di mana tegangan breakdownnya diketahui secara persis. Ketika dioda
mengalami breakdown mundur dan asalkan rating maksimumnya tidak dilampaui tegangan yang
timbul pada dioda tersebut akan tetap konstan (sama dengan tegangan zener nominal) tanpa
terpengaruh oleh aliran anus. Sifat semacam ini menjadikan dioda zener ideal untuk digunakan
sebagai pengatur tegangan (voltage regulator).
2.3.3. Relay [1]
Relay adalah suatu piranti elektronika merupakan lilitan kawat email jika dialiri arus
listrik maka berubah menjadi medan magnet yang menggerakan lempengan besi yang disebut
kontaktor. Kontak relay terbuat dari bahan yang tahan panas dari bunga api yang ditimbulkan
karena kontak listrik.
Biasanya terbuat dari platina, bahan platina ini tahan terhadap korosi jadi tidak mudah
peroksida. Relay digunakan untuk menghubungkan suatu rangkaian ke rangkaian lain atau
saluran selanjutnya yang dapat diatur waktu kontaknya dengan menggunakan kontrol elektronik
atau listrik. Ada dua bagian titik kontak relay yaitu :
a.
Dimana kontak ini akan berada pada posisi terbuka saat relay ini tidak bekerja dan akan
terhubung saat relay ini bekerja.
b.
Kontak ini akan berada pada posisi terhubung saat relay ini tidak bekerja dan akan terlepas saat
relay ini bekerja.
Gambar 2.10 Relay.
Apabila push button ditekan, maka arus dari tegangan VCC akan mengalir ke koil,
sehingga koil tersebut akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut akan menarik
kontaktor.
Keunggulan relay dibanding saklar mekanik biasa
Relay dapat dipakai dengan aman untuk mengemudikan peralatan dan mesin dari jauh.
Relay yang bekerja dengan arus dan tegangan kecil dapat digunakan untuk menghidupkan mesin
yang memerlukan arus besar.
c. Relay dapat juga digunakan menggerakkan peralatan yang berbahaya dari kejauhan.
Sifat-sifat relay
a. Hambatan pada kumparan ditentukan oleh tebal kawat dan jumlah lilitan.
b. Relay dengan hambatan kecil memerlukan arus yang besar dan sebaliknya, hubungan antara
tegangan, arus, dan hambatan dapat dirumuskan sebagai diberikut :
V = I x R ..........................................................................................................(2.1)
Dimana tegangan (V) yang diperlukan sama dengan kuat arus (I) dikalikan dengan hambatan
(R).
c. Daya yang diperlukan untuk menggerakkan relay, dapat dicari dengan rumus :
P = V x I ..........................................................................................................(2.2)
Dimana daya (P) yang diperlukan sama dengan tegangan (V) dikalikan kuat arus (I).
2.3.4. Resistor [9]
a.
b.
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga,
perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan
tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari
bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih
besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai isolator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).
Warna
Hitam
Coklat
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Violet
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tanpa warna
Nilai
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
Faktor pengali
1
10
100
1.000
10.000
100.000
106
107
108
109
0.1
0.01
-
Toleransi
1%
2%
5%
10%
20%
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna
coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor
yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang
pertama agak sedikit kedalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa
toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama
selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi).
Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar
nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas
adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama
berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke
empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari table 1 diketahui jika
gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya
dihitung sesuai dengan urutan warnanya.
Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor
ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai
satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua.
Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7.
Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47.
Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya
adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x
faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan
selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik,
maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik
suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang
memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat
berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran
jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W, 5W.
Rangkaian Pembagi Tegangan
Ketika resistor pada rangkaian dirangkai secara seri maka tegangan akan terbagi pada
setiap resistor yang di lewati-nya, dimana tegangan yang terbagi berbanding lurus dengan nilai
resistansi-nya. Untuk mengetahui bagaimana rangkaian pembagi tegangan ini bekerja, mari kita
analisa rangkaian di bawah ini.
Perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan yang terbagi pada setiap
resistor merupakan dari resistansi total pada rangkaian dikalikan tegangan total rangkaian. Jika
ditulis dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut.
Rumus(5):
................................(2.3)
................................(2.4)
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju
ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam
bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.
Gambar 2.14 Kapasitor.
Tipe Kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih
sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan
electrochemical.
1. Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik
dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk
membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF,
yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk
kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene
terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate,
metalized paper dan lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor
dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
2. Kapasitor Electrolytic
Kelompok
kapasitor
electrolytic
terdiri
dari
kapasitor-kapasitor
yang
bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini
adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya.
Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda.
3. Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini
adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik,
karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe
kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar
namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular.
Tabel 2.3. Nilai dan satuan kapasitor
microFarads (F)
nanoFarads (nF)
picoFarads (pF)
0.000001F
= 0.001nF
= 1pF
0.00001F
= 0.01nF
= 10pF
0.0001F
= 0.1nF
= 100pF
0.001F
= 1nF
= 1000pF
0.01F
= 10nF
= 10,000pF
0.1F
= 100nF
= 100,000pF
1F
= 1000nF
= 1,000,000pF
10F
= 10,000nF
= 10,000,000pF
100F
= 100,000nF
= 100,000,000pF
Tegangan Kerja
Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih
dapat bekerja dengan baik. Para praktisi elektronika barangkali pernah mengalami kapasitor yang
meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa
diberikan tidak boleh melebihi 25 volt DC. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada
tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.
Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
1. Kapasitor Diberi Muatan Lewat Sebuah Resistor, Kalau sebuah kondensator C diisi muatan dari
baterai E, lewat sebuah R
Adapun tegangan pada kondensator bertingkah seperti lengkung VC. Perlu perlu diingat
bilangan-bilangan berikut : sesudah 0,7 R.C detik, tegangan pada kondensator ada setinggi 50%
dari tegangan baterai E. Sesudah 1. R.C detik, tegangan pada kondensator ada setinggi 63% dari
tegangan baterai E. Sesudah 5.R.C detik, tegangan pada kondensator adalah setinggi tegangan
baterai pada setiap saat berlakulah harga-harga tegangan berikut
E = VR + VC............................................................................(2.5)
2. Kondensator Membuang Muatan Lewat Sebuah Pelawan Resistor, Kalau kondensator C yang
penuh muatan, membuang muatannya lewat perantaraan R, maka jalannya arus membuang
muatan adalah seperti
Sesudah 1.R detik tegangan pada C ada 37% dari tegangan maksimum; sesudah 3.R
detik, tegangan pada C ada 50% dari tegangan maksimum; sesudah 5.R.C detik tgangan pada C
ada nol.
2.3.6. Transistor [9]
Transistor adalah piranti elektronik yang menggantikan fungsi tabung elektrontrioda, dimana transistor ini mempunyai tiga elektroda , yaitu Emitter, Collector dan Base.
Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier),
namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya
sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan
semikonduktor tipe P dan N seperti digambarkan dibawah ini.
Sedangkan gambar rangkaian penggantinya sama dengan dua buah dioda yang dipasang
saling bertolak seperti terlihat dibawah ini
Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara pemberian
biasnya saja. Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan, namun pada dasarnya
karena transistor ini tidak tahan terhadap temperatur, maka tabungnya biasanya terbuat dari
bahan logam sebagai peredam panas bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas
(heat-sink). Untuk mengoperasi transistor harus diketahui dulu daerah kerjanya. Ada tiga daerah
kerja transistor yaitu :
a.
Pada saat daerah ini terjadi bocor dari basis ke emitor (IBEO). Hal yang sama dapat terjadi pada
hubungan kolektor-basis. Jika arus emitor sangat kecil (Ie = 0), emitor dalam keadaan terbuka
dan arus mengalir dari kolektor ke basis (ICBO).
b.
Daerah aktif
Daerah aktif terletak antara daerah jenuh dan daerah sumbat. Agar transistor bekerja pada
daerah aktif maka transistor harus mendapatkan arus basis lebih besar dari 0 (Ib > 0), dalam
keadaan ini keluaran arus kolektor akan berubah sesuai dengan pemberian arus basisnya.
c.
Transistor akan bekerja pada daerah jenuh ketika hambatan basis terlalu kecil, maka arus
kolektor meningkat sampai nilai maksimum, dan tegangan kolektor-emitor turun mendekati nol.
Pengujian Transistor
Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka anda dapat
menguji kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu
multitester. Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu :
a.
b.
c.
a.
Pemutusan
b.
Hubung singkat
c.
Kebocoran Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi
kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya.
Nilai Batas Suatu Transistor
Bahan semikonduktor akan berubah sifat jika menerima panas yang berlebihan. Suhu
maksimal sutu transistor Germanium adalah sekitar 75oC sedangkan jenis Silikon sekitar 150oC.
Daya yang disalurkan pada sebuah transistor harus sedemikian rupa sehingga suhu maksimalnya
tidak dilampaui dan untuk itu diperlukan bantuan pendingin baik dengan Heat Sink atau dengan
kipas kecil (Fan). Pada saat penyolderan kaki-kaki transistor, harus dipertimbangkan juga
temperatur solder dan selain itu biasanya digunakan alat pembantu dengan jepitan (tang) guna
pengalihan penyaluran panas. Peralihan panas transistor ke pendingin yang baik adalah dengan
bantuan Pasta Silikon yang disapukan antara transistor dengan badan pendinginnya. Selain itu
biasanya pendingin tersebut diberi cat warna hitam guna memudahkan penyaluran panas.
Penggunaan Transistor
Sebagaimana tujuan dari pembuatan transistor, maka transistor awalnya dibuat untuk
menguatkan (amplifier) signal-signal, daya, arus, tegangan dan sebagainya.
Namun dikarenakan karakteristik listriknya, penggunaan transistor jauh lebih luas
dimana transistor ini banyak digunakan juga sebagai saklar elektronik dan juga penstabil
tegangan.
Transistor sebagai saklar
Dengan memanfaatkan sifat hantar transistor yang tergantung dari tegangan antara
elektroda basis dan emitor, maka kita dapat menggunakan transistor ini sebagai sebuah saklar
elektronik, dimana saklar elektronik ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
saklar mekanik,
seperti :
a.
b.
Lebih ekonomis.
Transistor merupahan suatu komponen semikonduktor yang dapat digunakan sebagai
saklar elektronik yang dikontrol, hal ini sesuai dengan sifat-sifat dasarnya yaitu selama ada
denyut masukan pada diode B-E terukur,ada tegangan pada Rc.antara kolektor dan emitor akan
terhubung saat VB>0,7 Volt.
Salah satu aplikasi transistor yaitu difungsikan sebagai saklar, yang berguna dalam rangkaianrangkaian digital.
Agar berfungsi sebagai saklar, transistor dirancang untuk beroperasi di daerah jenuh dan cut
off. Pada saat saturasi (jenuh) maka transistor (kolektor-emitor) seperti saklar tertutup, dan pada
saat cut off transistor seperti saklar terbuka.
a.
= arus basis
VBE
VB
= tegangan basis
Dan sesuai dengan hukum Kirchoff, maka besarnya arus emitor dapat dihitung :
IE = IC + IB .............................................................................................................(2.6)
b.
2.3.7.
Transformator [6]
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator bekerja berdasarkan prinsip
induksi
elektromagnetik.
Tegangan
masukan
bolak-balik
yang
membentangi
primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks
bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Keterangan:
Pada transformator ideal berlaku rumus :
Np/Ns = Vp/Vs = Is/Ip...(2.9)
Dimana :
Np, Ns
Vp, Vs
Ip, Is
Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna,
sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan
sekunder.
3.
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada
lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk
frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder.
4.
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan
karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian
ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung
untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat
Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6.
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks
magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan
arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang
lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan
lilitan sekunder.
4. Autotransformator Variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah auto transformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer - sekunder yang berubah ubah.
2.3.8. Osilator [5]
Osilator adalah rangkaian yang digunakan untuk menghasilkan bentuk gelombang
periodik yang spesifik, misalnya gelombang kotak, segitiga, gigi gergaji, atau sinusoida.
Relaxation Oscillator membangkitkan gelombang segitiga dan gigi gergaji. Sinusoidal Oscillator
terdiri dari penguat dan komponen yang digunakan untuk membangkitkan osilasi (bentuk
gelombang sinus). Osilator dirangkaian ini dimanfaatkan untuk menghasilkan frekuensi atau
gelombang periodik.
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu
yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu.
Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman
Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz
menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa
(dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan
dari periode (T), seperti nampak dari rumus di bawah ini :
(2.10)
2.3.9. Multiplier[2]
Multiplier atau Pengganda tegangan adalah sebuah sirkuit listrik AC dari tegangan
rendah ke tegangan DC yang lebih tinggi, biasanya melalui suatu jaringan kapasitor dan dioda.
Voltage multipliers can be used to generate bias voltages ranging from a few volts for electronic
appliances, to millions of volts for purposes such as high-energy physics experiments and
lightning safety testing.
tegangan bias mulai dari beberapa volt untuk peralatan elektronik, untuk jutaan volt untuk
tujuan seperti energi tinggi eksperimen fisika dan pengujian petir keselamatan.The most common
type of voltage multiplier is the half-wave series multiplier, also called the Villard cascade (but
actually invented by Heinrich Greinacher ). Jenis yang paling umum dari tegangan multiplier
adalah seri multiplier setengah gelombang, juga disebut kaskade Villard. Sementara multiplier
dapat digunakan untuk menghasilkan ribuan volt output, komponen-komponen individu tidak
perlu dinilai untuk menahan seluruh rentang tegangan. Each component only needs to be
concerned with the relative voltage differences directly across its own terminals and of the
components immediately adjacent to it. Masing-masing komponen hanya perlu khawatir dengan
perbedaan tegangan relatif tepat di seberang terminal sendiri dan komponen berbatasan langsung
dengan itu.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. SPESIFIKASI ALAT [2]
Nama Alat
: Defibrillator
Merek
: Pantridge
Model/ type
: 280
Power
50/60 Hz
Maksimal energi
: 400 j
Keterangan:
1. Selector carge dan discharge.
2. Indikator baterai.
3. Tampilan dosis.
4. PB 1.
5. Elektroda pasien.
6. PB 2.
7. SW On/Off.
8. Indikator power on.
Keterangan:
1. Jarum penunjuk, untuk menunukkan garis angka.
2. LED warna merah, menunjukkan indikator baterai lemah.
3. SW2, untuk pengisian dan pengurangan muatan kapasitor.
4. Setting meter, untuk mengkalibrasi jarum penunjuk meter dosis.
5. Garis angka, untuk menunjukkan meter dosis.
6. LED warna hijau, untuk menunjukkan kondisi baterai di atas minimum.
7. SW1, berfungsi sebagai saklar ON dan OFF.
8. PB1, berfungsi sebagai trigger button 1.
Safety information.
Charger battery.
3.4. BLOCK DIAGRAM
Gambar 3.38 block diagram.
Cara Kerja
Untuk pengisian kapasitor, selector atau swich diarahkan ke charge, maka arus dari
battery akan masuk ke oscillator sehingga dapat menimbulkan frekwensi, frekwensi tersebut
dimanfaatkan untuk memberi input ke transformer stepUP, output dari transformer stepUP
tersebut berupa voltage yang akan dilipat gandakan dan di searahkan menggunakan multiplier.
Multiplier disini selain di gunakan untuk penyearah juga digunakan untuk pelipat ganda
tegangan yang akan dimasukkan ke kapasitor, setelah kapasitor terisi penuh, maka luapan
kapasitor akan dimanfaatkan untuk nonaktifkan oscillator sehingga pengisian berhenti.
Untuk pengurangan muatan kapasitor, selector diarahkan ke discharge, maka supply battery
akan masuk kerangkaian discharge, rangkaian tersebut akan menberikan beban pada kapasitor
sehingga muatan kapasitor akan berkurang secara perlahan lahan, setelah tampilan menunjukkan
dosis yang di inginkan tercapai, selector langsung dipindah secara manual keposisi normal.
Pastikan kedua elektroda terhubung pada pasien tanpa ada celah sedikitpun, karena dapat
menimbulkan aliran energi kurang maksimal, set duration berfungsi sebagai pengatur lamanya
saat triger. Jika triger button keduanya di tekan secara bersamaan, maka muatan dalam kapasitor
akan di teruskan ke elektroda melalui kontaktor relay yang terdapat pada rangkaian set duration.
Keterangan
Battery di sini berfungsi untuk supply rangkaian dan untuk pengisi muatan capasitor.
Oscillator berfungsi sebagai pembangkit frekwensi gelomgang sinusioda yang akan di inputkan
ke transformer stepUP.
Multiplier berfungsi untuk melipat gandakan lagi tegangan yang di keluarkan dari transformer
stepUP.
Kapasitor berfungsi sebagai penampung muatan tegangan sementara yang akan di hubungkan ke
pasien melalui elektroda.
3.5. WIRING DIAGRAM [8]
Tabel 3.5 Keterangan komponen:
Komponen
kode
Komponen
kode
C1
10F 36V
R4
39K
C2,C3
10F 25V
R6, R7, R8
22K 10W
C4
45pF
R9, R10
1K
IN4001
R11
2K2
IN4001
R12
470R
D10
IN5408
R13
10K
D11
C6V5
R14
47K
LED1
Hijau
R15
100R
LED2
Merah
TR1, TR2
2N3712
M1
1K2
TR3
BC184L
R1, R5
2R2 2W5
TR4, TR5
MJE371
R2
1R8 2W5
VR1, VR2,
4K7
R3
6R8
VR3
10K
Dengan mengangkat pesawat dari tempat charger-nya dan SW power atau SW1 pada
posisi ON, maka dengan menekan SW2 ke posisi Charge, akan menghubungkan tegangan
battery ke rangkaian Oscilator yang dikopel transistor, maka TR1 dan TR2 akan saturasi pada
oscilasi 5 KHz. TR1 dan TR2 adalah komponen aktif dari Oscilator yang dikopel dengan
Trafo 1. Feed back positip dari basis transistor diambil lewat kontak NC Relay 3. Output
sekunder
Trafo1
disearhkan oleh
SAG 5460
MULTIPLIER. Output yang sudah disearahkan, diberikan ke Capacitor C4, yaitu Capacitor
Storage .Dengan menekan SW2 pada posisi Charge, TR4 akan bekerja melalui Relay 2 dan D4,
juga kontak Relay 2 terbuka terbuka memutus resistor R6, R7dan R8 yang paralel dengan C4.
Kontak Relay 4 akan menahan Relay 4 dan Relay 2, supaya tetap dalam posisi bekerja (self
holding) oleh kontak Relay 4.
3.5.2. Cara Kerja Penunjukan Meter Charge [8]
Output impedansi tinggi dari pembagi tegangan dalam multiplier akan menghasilkan arus
ke panel meter M1. Defleksi meter sesuai dengan tegangan pada C4 dan sudah dikalibrasi secara
langsung sesuai energi yang disimpan dan dibuang. VR3 digunakan sebagai kalibrasi meter
(adjust) apabila ada perbedaan antara meter dan penyimpanan C4.
3.5.3. Aliran Energi Tinggi [8]
Untuk mencapai pengisian C4 dengan cepat tegangan dari EHT maksimal, yang
memungkinkan untuk memberikan 400 Joule dan hal itu merupakan tegangan kerja maksimal
dari Capacitor.
Pengisian C4 lebih dari kemampuan tidak diizinkan. Pengisian C4 harus di awasi, apabila
lebih dari 400J maka tegangan pada C4 akan mencapai tegangan kerja dari Spare Gap (SG1). SG
1 dengan toleransi tegangan kerja 4.7 KV. Saat SG1 bekerja, pengisian C4 akan dibuang pada
R6, R7 dan Relay 3 akan bekerja, maka kontak relay 3 akan memutus feedback positip Oscilator
dengan menggroundingkan
bekerja dan arus EHT akan menjadi nol. SG1 akan tetap bekerja sampai energi pada C48 telah
mencapai dibawah 100J, dan saat itu SG1 tidak bekerja lagi, Relay3 Off dan C4 dapat diisi
kembali.
3.5.4. Discharge Atau Pengurangan Energi [8]
Bila SW2 ditekan ke posisi Charge, Relay 2 akan bekerja seperti diatas. Kontak Relay2
terbuka dan R6, R7 dan R8 yang paralel dengan C4 akan terbuka. Jika SW2 ditekan pada posisi
Discharge, TR4 akan Off dan Relay 2 akan Off, sehingga kontaknya menghubungkan R6, R7
dan R8 yang diparalel dengan C4, yang menyebabkan energi pada C4 akan berkurang. Melepas
SW2 menyebabkan TR4 bekerja dan Relay 2 bekerja kembali dan kontak Relay 2 akan memutus
R paralel (R6, R7 dan R8 ).
3.5.5. Pemberian Shock [8]
Shock Defibrilator akan diberikan ke patient dengan menghubungkan C4 yang sudah terisi
melalui Induktor 40mH, yang terpasang pada free elektroda dengan Surface elektroda (case),
dengan menutupnya kontak Relay1. Patient terletak antara kedua elektroda, yang membuat
rangkaian LCR (Lilitan, Capacitor, Resistor).
Tertutupnya kontak Relay1 disebabkan penekanan tombol Defibrilator (PB-1) dan (PB-2)
dan relay1 akan bekerja selama 50 mSec. Tertutupnya PB-1 dan PB-2 akan menghubungkan
supply 24V ke Relay1, melalui D8 dan TR5, dan tegangan 24 V ke C3. C3 mengisi melalui
R14, VR2 dan R15 terhubung ke basis TR5. Lamanya waktu bekerjanya TR5 dapat diset pada
VR2. Arus basis pada TR5 menyebabkan TR5 bekerja dan Relay1 bekerja. Seiring dengan
berkurangnya arus pengisian C3 maka TR5 tidak lagi dalam keadaan saturasi dan Relay 1 tidak
bekerja. VR2 diset sehingga kontak relay1 menutup selama 50 mSec.
Biarkan sampai lampu indikator merah tidak menyala sedangkan hijau menyala terang, maka
defribllator menunjukkan bahwa battery pesawat defibrillator telah terisi penuh.
3.6.2
1.
Kalibrasi
Setelah battery pesawat telah diisi muatan lakukan pengecekan dengan melakukan pengisian
muatan capasitor pada muatan tertentu,
2.
Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan defibrillator maka dapat menggunakan
defianalyzer dengan penunjukkan meter.
3.6.3
Pengoperasian
Letakkan elektroda rapat ketubuh pasien jangan ada jarak walaupun tipis antara elektroda
dengan tubuh pasien, karena ini akan menyebabkan muatan tidak seratus persen sampai ketubuh
pasien dan selesaikan tembakan.
Tindakan Alat
Kesalahan
Tindakan Manual
kapasitor,
mentriger,
Selector carger ,
relay, tegangan
baterai.
Indikator lowbatt
Baterai, carger
Periksa baterai,
terus menyala
baterai, konektor
bersihkan konektor
carger baterai.
Penunjuk meter
konektor paddle,
Periksa konektor
menunjukkan
konektor relay,
paddle, bersihkan
muatan kapasitor
TR5.
TR5.
mentriger
Semua lampu
Baterai kosong,
indikator tidak
SW1 tidak
SW1.
menyala.
terhubung.
Semua lampu
indikator menyala.
Lakukan pengisian
ulang pada baterai
lampu hijau mulai
padam.
3.8.MAINTENANCE
3.8.1. Harian
1. Bersihkan paddle setelah di gunakan.
2. Bersihkan body dari debu.
3. Cek baterai jangan sampai kosong.
4. Cek fisik alat.
3.8.2. Mingguan
1. Cek fisik alat.
2. Cek kabel charger.
3. Cek konektor charger.
3.8.3. Bulanan
1. Cek konektor relay.
2. Cek konektor paddle.
3. Cek konektor carger baterai.
4. Cek kapasitor.
5. Cek baterai.
6. Cek penunjuk meter dosis.
3.8.4. Tahunan
1. Cek seluruh jalur-jalur pada rangkaian.
2. Ganti relay.
3. Ganti baterai.
4. Ganti kapasitor.
5. Kalibrasi penunjuk meter dosis.
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini penulis memaparkan beberapa kesimpulan dan saran saran yang penulis
dapatkan dalam proses mulai tahap studi literature, observasi dan pembahasan rangkaian.
4.1 Kesimpulan
1. Defibrillator adalah alat yang digunakan oleh paramedis dibagian perawatan jantung untuk
mengatasi kelaianan jantung.
2. Pada pengisian muatan capacitor tergantung dari besar tegangan yang mengisi pada pengisian
muatan capacitor selain juga tergantung pada waktu pengisian. Namun pada defibrillator karena
tegangan yang dihasilkan konstan, jadi besar muatan tergantung pada waktu pengisian,
3.
Untuk mengkalibrasi yang presisi sebaiknya digunakan defianalyzer yang berguna untuk
mengetahui akan meter muatan defibrillator dengan penunjukkan meter.
4.2
Saran
Penulis menyadari pembahasan defibrillator masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran dari
penulis yaitu pada saat observasi alat di rumah sakit sangat di butuhkan ketelitian, kejelian dan
kedisiplinan agar dapat menghindari kerusakan alat. Karena sangat jarang sebuah rumah sakit
mengijinkan pembongkaran alat sedangkan alat tersebut masih kondisi baik. Penulis berharap
agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan, khususnya mahasiswa
D III Teknik Elektromedik Widya Husada Semarang.
Setelah pembuatan Karya Tulis ini, penulis hanya bisa memberi sedikit saran
yang ditujukan kepada pembaca khususnya pengguna pesawat Pantridge Defibrillator Type 280.
Saran dari penulis antara lain:
1. Dalam pemaikan pesawat Pantridge Defibrillator Type 280., sebaiknya memperhatikan urutanurutan cara pemakaiannya, untuk menjaga agar Pesawat tidak cepat rusak, juga untuk
menyempurnakan proses.
2.
3. Maintenance alat sebaiknya dilakukan rutin sesuai aturan maintenance yang ada untuk menjaga
Pesawat agar tidak cepat rusak, dan untuk menghindari kecelakaan kerja.
4. Perhatikan penempatan elektroda, supaya alat bekerja lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Relay. Senin, 21 Febuari 2011. Pukul 1:56.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Cascade. Jumat, 29 Juli 2011. Pukul 22:56.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/defibrillator. Minggu, 20 Febuari 2011. Pukul 05:15.
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor. Jumat, 29 Juli 2011. Pukul 23:05.
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Oscilator. Senin, 21 Febuari 2011. Pukul 2:30.
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator. Senin, 21 Febuari 2011. Pukul l:52.
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Jantung. Minggu, 20 Febuari 2011. Pukul 10:15
8. Manual book PANTRIDGE DEFIBRILLATOR TYPE 280.(Operasional Instruction
Manual).
9. Richard Blocher. 2002. Dasar Elektronika Yogyakarta : Andi Offset.
WWW.alldatasheet.com
GAMBAR ALAT.
Jabatan
: Teknisi Elektromedik.
Unit kerja
NIM
: 07.4.005.
: Program Studi Diploma III Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Husada Semarang.
2011
Pembimbing Lapangan
ja
si
Semarang,
Mengetahui
2011