| Posted on
Banyak pebisnis yang belum mengenal secara menyeluruh bisnisnya, tidak punya gambaran apa
kelebihan produk, siapa target market mereka, biaya apa yang harus mereke keluarkan untuk
menunjang kesinambungan bisnis. Darimana mereka akan memperoleh penghasilan serta
bagaimana cara membuat pelanggan loyal.
Bisnis plan adalah hal yang selama ini kita tahu dan bisa secara lengkap menggambarkan bisnis
dan perencanaan kedepannya. Namun kendala dalam membuat bisnis plan adalah mengenai
rumit dan banyaknya item yang harus dilengkapi.
Akhir-akhir ini muncul konsep Business Model canvas, suatu konsep yang dikembangkan oleh
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, suatu konsep sederhana yang bisa mengubah konsep
bisnis yang rumit menjadi enak untuk dilihat. Dengan model kanvas, metode ini membuat kita
bisa menggambarkan bisnis dengan mudah dan membuat siapapun yang terlibat atau ingin tahu
bisnis kita bisa mudah memahami alurnya.
Dengan membuat bisnis model kanvas untuk bisnis Anda, anda jadi bisa melihat bisnis anda dan
sekaligus memproyeksikan bisnis anda kedepannya @satabrasyahdin
pemilik kreasiduniaku.
SEKILAS TENTANG:
FOTOGRAFI
Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling
populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar
medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat
akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya
disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat
ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa
mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA, diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan
berkembang menjadi Digital ISO.
Fotografer
Fotografer atau juru foto adalah orang-orang yang membuat gambar dengan cara menangkap cahaya
dari subyek gambar dengan kamera maupun peralatan fotografi lainnya, dan umumnya memikirkan
seni dan teknik untuk menghasilkan foto yang lebih bagus serta berusaha mengembangkan ilmunya.
Banyak fotografer yang menggunakan kamera dan alatnya sebagai pekerjaan untuk mencari
penghasilan, dan gambarnya akan dijual untuk cover majalah, cover calender, artikel, dll,
perkembangan sekarang sudah menjadi bisnis jasa pemotrettan pra wedding, foto fashion, foto produk
( memotret barang atau produk yang akan di iklankan ), foto family atau baby / bayi / balita.
Kamera DSLR dibagi dalam beberapa katagori atau level pengguna yang disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan dan keahlian pengguna kamera.
Entry-level: kamera DSLR yang mudah dalam pengoprasian atau penggunaannya dan
dengan performa yang cukup bagus bagi pengguna baru dalam fotografi atau bisa disebut juga
pengguna kamera poket yang beralih ke kamera SLR
Mid-level: diperuntukan bagi yang ingin naik tingkat bagi penggunaan kamera DSLR dari entry-level
models, menuju ke tinggkat lebih baik dalam kecepatan dan ketepatan performa , a sophisticated
autofocus system (apsc), dan lebih banyak macam setting dalam pengambilan foto. Atau bisa juga
disebut pe hobby fotografi atau bisa juga disebutLevel entry enthusiast.
Semi-professional: diperuntukan bagi yang sudah berpenggalaman dalam penggunaan SLR analog
( kamera SLR dengan film ) dan akan beralih ke kamera Digital SLR dengan tujuan atau berkeinginan
untuk masa kedepannya terjun dalam bisnis atau usaha di photography business / professional
photographer akan tetapi kamera masih mengunakan Kamera DSLR bersensor APS-C, sensor APS-C
sendiri biasa dikenal sebagai DSLR crop-sensor karena ukuran sensornya yang lebih kecil dari ukuran
film 35mm, menyebabkan lensa yang terpasang mengalami koreksi fokal (crop factor).
Professional: Nikon, Canon, Pentax, Sony, dll membuat kamera digital SLR diperuntukan buat geared
for professionals atau yang benar benar sepenuhnya sebagai professional photographer ( seperti Nikon
D3, canon D1 dll ) atau sensor pada kamera DSLR sudah full format atau full frame. Untuk kamera
professional tentunya dalam segi harga dan perfoma kamera sangat lah luar biasa alias mahal dan
tentunya disesuaikan dengan buget atau danayang tersedia.
Dari semua katagori atau level kemera, saya memilih kamera Semi-professional dengan alasan:
I.
saya telah berpengalan dalam penggunaan kamera SLR analog semenjak dari tahun 1985
dan pada tahun 1990 saya menimba ilmu di Institute Kesenian Jakarta di fakultas Design Komunikasi
Visual, disini saya lebih banyak lagi mempelajari ilmu fotografi dan pada tahun 1993 saya juga bekerja
secara professional dalam fotografi ( pada tahun 1995 saya tinggal pekerjaan professional photography
karena saya bekerja sebagai reveransir atau rekanan di TNI untuk memasok spearpart pesawat terbang,
akan tetapi dalam fotografi saya tetap meng capture ato memotert untuk sebagai dokumentasi (bukan
sebagai professional photographer ).
II.
Saya ingin terjun kembali ke dunia fotografi karena tuntutan fisik saya yang sekarang tidak
dapat bekerja lebih berat dan dalam bergerak sangat terbatas di karenakan setelah sembuh dari sakit
kanker tulang dan juga saya harus merelakan kaki kiri saya di amputasi, maka pekerjaan sebagai
fotogafer saya pilih kembali sebagai profesi professional saya di karenakan tidak memperlukan tenaga
yang lebih banyak, ruang gerak atau mobilitas yang minim dan untuk berpergian ke suatu tempat
lainnya saya akan emenentukan atau memilih tempat atau lokasi yang mudah saya jangkau dan
kerjakan.
Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 1000D, 1100D ( Entry-level beginner ); 450D, 500D, 550D,
600D, 650D ( Mid-level ( Level entry enthusiast ) ).
Canon EF 50mm f/1.8 Lensa termurah tapi nilai kualitas yang diberikan sangat baik, terutama untuk
foto portrait.
Canon EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS Lensa telefoto yang terjangkau tapi hasil yang diperoleh cukup
lumayan. Biasanya digunakan untuk foto potret, candid, satwa liar dll.
Sigma 10-22mm f/4-5.6 HSM Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara
(perkawinan, wisuda, dll).
Sigma 17-50mm f/2.8 OS HSM Lensa praktis untuk foto di kondisi cahaya yang gelap dan efektif
membuat latar belakang kabur.
Canon EF-S 60mm f/2.8 USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga, makanan
dan lain-lain
Semi-professional/Advandce Amature:
Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 40D, 50D, 60D ( semi professional beginner ), EOS 7D
( semi professional Intermediate to Advanced )
Canon EF-S 10-22mm f/3.5-5.6 Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara.
Canon EF-S 15-85mm f/3.5-5.6 IS USM Lensa untuk kegiatan sehari-hari yang lebih praktis dan lebih
tajam daripada lensa zoom biasa.
Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM Lensa praktis serbaguna, mantap di kondisi cahaya yang kurang
baik.
Canon EF 70-200mm f/4 atau f/2.8 IS Lensa telefoto untuk acara keluarga, potret, satwa liar, candid dsb.
Saya menyarankan versi yang ada IS bila dana mencukupi.
Canon EF-S 60mm f/2.8 USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga, makanan
dan lain-lain
Canon EF 85mm f/1.8 USM Lensa ini auto fokusnya sangat cepat dan hasilnya lembut, cocok untuk foto
potret kecantikan, candid atau acara olahraga di dalam ruangan seperti bola voli.
Professional
Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 5D mk II mk III, Canon 1D dan 1Ds series
Canon EF 16-35mm f/2.8 Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara.
Canon EF 24-70mm f/2.8 Lensa praktis untuk foto di kondisi cahaya yang gelap dan efektif membuat
latar belakang kabur.
Canon EF 70-200mm f/2.8 IS Lensa telefoto untuk acara keluarga, potret, satwa liar, candid dsb.
Canon EF 50mm f/1.2 Lensa berbukaan sangat besar ini baik untuk potret kecantikan dan kondisi
cahaya yang sangat gelap
Sigma 85mm f/1.4 HSM Lensa fix spesialis potret kecantikan atau candid
Canon EF 100mm f/2.8 L IS USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga,
makanan dan lain-lain
Tentang kamera Canon:
CANON EOS 50D ( 2008 ) ditujukan bagi mereka yang mencari kamera DSLR Canon terbaik di kelas
sensor berukuran APS-C. Crop factor 50D tetaplah 1,6x seperti pada 40D ataupun kasta dibawahnya
seperti 650D / 600D / 550D/1100D. Dan generasi baru dari Canon EOS 50D adalah EOS 60D dan Canon
EOS 7D, dan untuk sensor Full Frame dari Canon bisa mempertimbangkan Canon EOS 1D mark II, III, IV
( full format dslr ) atau EOS 5D mark II, III ( full frame dslr ).
NIKON:
NIKON adalah kamera digital SLR untuk semua level dari photographer: beginner atau pemula (Entrylevel dan Mid-level ( Level entry enthusiast ) ), intermediate atau Semiprofessional andprofessional. Dari semua kamera Nikon bisa kita bandingkan dengan kamera Canon
seperti contoh di bawah ini: ( info copy paste dari website Nikon )
Nikon D3200
Nikon D5100/D5200
Great For
High and low angle video/stills
Level
Mid-level / Level entry enthusiast
Competitors
Canon Rebel T3i (600D, 650D)
Camped out betwen the entry-level D3100 and the more advanced D7000, you'll find the
D5100. Its flexible LCD screen lets you shoot pictures and 1080p video from all sorts of angles
and a new filter option lets you apply effects to your images and movies without needing a
computer.
Nikon D7000/D7100
Nikon D600
Nikon D800
Catatan: Kamera dan lensa hanyalah alat. Bagus tidaknya foto lebih banyak dipengaruhi oleh factor
photografernya ( normal fisik atau cacat fisik tidak mempengaruhi kinerja tapi kemampuan/skill
manusianya yang utama ). Kamera bagus bukan berarti akan secara otomatis menghasilkan foto yang
bagus. Demikian juga sebaliknya, kamera jelek akan otomatis menghasilkan photo yang jelek. Seorang
photografer adalah seorang gear head, tetap skill / kemampuan manusia adalah nomer satu, alat atau
gear ( kamera dan lensa ) hanyalah sebagai penunjang kita dalam berkreasi (kamera juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan sebagai alat kerja ).
SEE ABILITY, NOT DISABILITY
Untuk perlengkapan fotografi saya pilih memakai system paket untuk menekan biaya dan cukup
mampu untuk berkerja di bidang photo produk ( advertising ) seperti photo: food stylish, grossery
stylish, models / butik stylish, dan lain sebagainya, dan juga mampu untuk photo pre / pra wedding,
family / baby ( balita ) . Untuk kamera saya memilih kamera semi pro dari produk Canon EOS 60D, dan
untuk pekerjaan utama adalah mengerjakan foto pra wedding, foto family / foto baby atau balita, foto
food atau makanan dan lain sebagainya.
N
o
Diskripsi
Harga (Rp)
10,430,000
3,911,400
3,224,000
1,350,000
810.000
1.400.000
500.000
250.000
920,000
1
0
720,000
23.515.400
N
o
Diskripsi
Harga (Rp)
PAKET KELUARGA / FAMILY / PRA WEDDING
1 foto (8R)
150.000,-
5 foto (8R)
650.000,650.000,-
Paket Ekonomi I
5 foto keluarga
5 X 8R
Tanpa stylish make up artis dan
costume
Maksimum 6 orang
Paket Ekonomi II
15 foto keluarga
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang
2.000.000,-
4 foto keluarga
4 foto ukuran 20R ( 50 cm x 75 cm )
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
2.000.000,-
Maksimal 6 orang
5
Paket Simply I
15 foto keluarga
1 Album 8R (20 x 25 cm)
2 Foto 20 R ( 50 cm x 75 cm )
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang
2.500.000,-
Paket Simply II
3.000.000,-
Paket
25 foto
Luxury ( indoorPraWeddin 1 X pemotretan ( 2 jam )
g Pack)
1X make up artis dan penyewaan
costum ( hanya waktu pemotretan
dan tempat penyewaan telah
ditentukan)
1 Album 8R ( 20 cm x 25 cm )
2 foto 20R ( 50 cm x 75 cm ) dengan
bingkai kayu
N
o
Diskripsi
5.500.000,-
Harga (Rp)
Satuan
1 foto (8R)
150.000,-
5 foto (8R)
650.000,-
Paket Ekonomi
2.000.000,-
Paket Simply
2.500.000,-
Paket Luxury I
6.500.000,-
fashion photography
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
4 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X make up artis (khusus stylish
fashion photography)
Maksimal 6 model (khusus stylish
fashion photography)
1X edit dan designed dalam 15
frame brosur / pamphlet dalam
bentuk CD album
5
Paket Luxury II
8.000.000,-
N
o
Diskripsi
Harga (Rp)
PENAMBAH
Penambahan
Foto 8R
Orang
100.000,25.000,-
150.000,-
200.000,-
300.000,-
600.000,-
200.000,-
500.000,-
Ukuran foto
Ukran kertas
harga
canvas
4R
10.2X15.2cm
A6
10.5X14cm
@Rp
1600,-
8R
20.3X25.4cm
Quarto
20.3X24.4cm
@Rp
8000,-
59.4X84.1cm
@Rp 170.000,-
20R 50X75cm A1
Rp 370.000,-
lain lainnya:
N
o
Diskripsi
Harga (Rp)
50.000,-
250.000,-
250.000,-
Paket Ekonomi II
15 foto keluarga
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm) dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang
Rincian
2 foto ukuran 20R ( 50 cm x 75 cm ) bingkai
kayu ( foto plus bingkai )
1 album magazine 8R ( 20 cm x 25 cm ) isi 36
foto
. 15 foto 8R
. album magazine exclusif 8R
@
170.000,250.000,-
840.000,@
@ 8000,@ 250.000,-
120.000,250.000,-
@ 50.000,-
50.000,-
100.000,-
100.000,-
100.000,-
100.000,-
2.000.000,- 1.460.000,=540.000,-
Biaya oprasional
Upah harian asisten plus transportasi ( 1X pp
pemotretan dan 1X pp cetak foto dan 1X
penyerahan foto ke pengguna jasa )
6.000.000,-
PENDAPATAN BULANAN
1
1X jasa pemotretan
540.000,-
16.200.000,6.500.000 ,10.200.000,-
23.515.400,-
Keuntungan bulanan
10.200.000,-
2.5 bulan
Harga diatas untuk pemotretan indoor ( dirumah pemakai jasa ) dan outdoor dalam kota, jika wilayah
pemotrettan berada di luar kota akan dikenakan biaya tambahan yang akan disesuaikan dengan jauh
dekat nya lokasi dan tempat yang digunakan sebagai lokasi pemotertan dan untuk penyewaan studio
indoor khusus untuk studio foto akan dikenakan pula tambahan biaya ( harga sewa studio foto yang
akan dipakai pemotrettan ).
Pengembangan berikutnya akan membuat studio foto sendiri dan dapat juga sekalian menyewakan
costum atau pakaian pengantin / casual dll untuk sesi pemotrertan di studio maupun outdoor.
Untuk jasa photography saya menerapkan dengan system paket untuk memudahkan pengguna untuk
memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang di miliki oleh pengguna jasa
photographer.
Elemen dalam Business Model Canvas mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channel,
Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership,danCost
Structure. Untuk menyusun model bisnis menggunakan pendekatan ini dimulai dariCustomer
Segment, diikuti denganValue Proposition,Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key
Resources, Key Activities, Key Partners,danCost Structure.
Bagaimana Menerapkan Business Model Canvas?
1. Customer segment
Customer segment adalah kelompok target konsumen yang akan atau sedang kita bidik untuk
menjadi pelanggan kita. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi pelanggan adalah, kita harus
benar2 bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target pelanggan kita. Segmen target bisa
dibedakan berdasarkan hal2 seperti:
1.
Tingkat ekonomi (menengah, atas atau kalo mau lebih spesifik lagi di segmentasi
berdasrkan pendapatan atau uang jajan bulanan target konsumen kita)
2.
Umur
3.
Komunitas tertentu (misalnya komunitas sepeda, komunitas pecinta hewan tertentu
atau komunitas ibu2 pengajian dll.)
4.
Perilaku khusus dari target konsumen kita (misalnya reaksinya terhadap harga barang,
kadang ada perilaku tertentu yang malah suka dengan barang-barang mahal, ada juga yang benar2
sensitif terhadap harga pengen yang murah dll.)
Yang penting adalah kita benar2 bisa membagi (segmentasi) target customer kita, karena dengan
membagi kita lebih bisa mengerti dan menangkap kebutuhan khusus dan sifat-sifat target konsumen
kita. Inilah yang harus kita tangkap dari calon konsumen kita..
2. Value Proposition
*kalo bingung dengan arti value proposition boleh sementara diganti dengan istilah Produk
Value proposition atau mudahnya produk, adalah hal yang kita tawarkan ke target konsumen
kita.Misal nya Kita berjualan Buku anak-anak pada orang tua yang sedang membawa anak nya
berjalan-jalan.
Value proposition kan gak selalu tentang barang, dia sifatnya lebih luas seperti jasa arsitek atau jasa
konsultasi dan pelatihan bisnis, atau jasa fotografi, bahkan gabungan produk dan jasa seperti kalo
masang kawat gigi , jasa produksi dll.
Ok, sekarang bentuk bisnis kita sudah sedikit terlihat, kita sudah punya apa yang konsumen kita
butuhkan dan kita sudah tahu apa yang kita akan tawarkan kepada target konsumen kita.
3. Channel
Untuk menyampaikan value proposition ke konsumen kita perlu channel. Channel adalah cara yang
digunakan untuk memberikan value proposition kita ke konsumen. Cara ini bisa sangat bermacam2
tergantung dari segmen konsumen yang kita bidik. Chanel ini adalah salah satu hal yang sangat
perlu diperhatikan, karena kalo kurang tepat kita ga bisa meraih target segmen kita. Channel bisa
juga disebut bagaimana cara kita menyampaikan produk kepada konsumen. Channel tersebut bisa
berupa penjualan langsung, bisa juga melalui distributor, melalui tenaga marketing, bisa juga
melalui website, bisa melalui forum jual beli, atau melalui thread kaskus.
4. Customer Relationship
Salah satu misi marketing adalah untuk terus menambah lagi konsumen yang bisa dilayani. Hal ini
tentunya berarti semakin banyak penjualan. Cara untuk mendapatkan, menambah jumlah konsumen
dan untuk mempertahankan konsumen agar terus setia dengan kita adalah dengan membuat
hubungan baik dengan pelanggan. Ini yang dimaksud dengan customer relationship, yaitu wadah
untuk terus berhubungan dan semakin mempererat hubungan dengan pelanggan kita.
Di era nya teknologi informasi dan komunikasi sangat banyak cara untuk membuat hubungan
dengan konsumen. Sebut aja website, facebook, twitter, kaskus, thread n forum, bbm, ym, whatsapp
dll. Semua itu bisa dijadikan cara untuk menjalin hubungan dengan konsumen. Dengan hubungan
yang lancar tersebut kita bisa dengan mudah menyampaikan sesuatu kepada konsumen kita
misalnya produk baru, diskon, penawaran khusus dll. Dan yang gak kalah penting adalah kita bisa
dapet info tentang apa yang jadi keinginan dari konsumen kita.
dari bisnis model.
5. Revenue Stream
sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang
sangat jelas dan masuk akal
Oke, setelah kita mengisi lalu mengutak atik keempat elemen di atas kita mulai isi lagi kotak ke
lima yaitu revenue stream. Revenue stream ini adalah salah satu yang sangat penting karena inilah
nafas yang membut usaha kita tetap hidup.
Contoh: Revenue Stream Buku Bacaan Anak-anak
Model revenue stream yang lain adalah Buku Bacaan Anak-anak, dia menghasilkan uang dari
banyak revenue stream, dari penjualan dongeng, penjualan buku mewarnai, penghasilan dari buku
bergambar, ada juga dia dikasi duit sama sponsor mereka.
Syarat dari business model yang bisa hidup adalah jelas bagaimana bisnis ini bisa menghasilkan
uang. Jadi kalo kita ditawarin bisnis trus ga jelas revenue stream nya ga jelas bagaimana bisnis
tersebut bisa menghasilkan uang, maka ini bukan jenis bisnis yang bisa terus bernafas dan
tumbuh.. .if its sounds to good too be true then it is not true, sebuah bisnis yang baik dan mantap
harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal.
Mengapa menggunakan Business Model Canvas?
Visual
Thinking :
Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi berukuran poster besar dan
menempelkan nya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian menggunakan sticky
notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes memungkinkan grup thinking karena
setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.
Iterasi dengan cepat :
Iterasi adalah proses di mana founder keluar dari kantor atau labnya dan mencoba
mengevaluasi ide nya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk memperbaiki model bisnis dan
produknya berdasarkan Feedback yang didapat dari market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh
dari bisnis model kanvas, founder bisa dengan cepat melakukan iterasi ini.
Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis :
Bisnis Model Kanvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual menggambarkan kaitan dari
masing-masing komponen bisnis tersebut. Seringkali founder menggambar garis dan ilustrasi di
poster untuk mewakili potongan-potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama. Dengan
cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar dan / atau proposisi nilai yang unik.
Selanjutnya, tim kemudian dapat mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis baru untuk
menguji BMC sebagai iterasi baru.
Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya :
Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk menjelaskan dengan
tepat dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau menindak lanjuti pada iterasi
berikutnya.
Bentuk visual dari bisnis model kanvas memudahkan startup untuk membaginya
dengan partner, rekan kerja :
Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan visual, mudah untuk berbagi
melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk bertemu dengan pihak lain yang
berkepentingan.
Rencana Bisnis Model Canvas
Ini adalah contoh Rencana Bisnis Model Canvas dari saya sendiri mulai dari Value Proposition
sampai Revenue Streams. Saya membuat conton Bisnis model canvas penerbit buku.
1. Value Proposition
Untuk menjalankan bisnis kita mulai dengan menentukan Value Proposition yaitu apa yang akan
kita tawarkan kepada costumer. contohnya : Jasa Produksi Penerbit Buku.
2. Costumer Segments
Pada Costumer Segments kita harus menyiapkan target marketing, nama brand , dan cara
pemasaran.
contoh nya : kita mengikut sertakan pada brand Gramedia yang biasa menerbitkan berbagai
macam jenis buku.
3. Channels
Pada Channels yang harus diketahui adalah jalur yang dipakai untuk berkomunikasi dengan
costumer, contohnya : kita membuat sebuah akun twitter, facebook atau membuat web untuk
para costumer.
4. Costumer Relationship
Pada CR, kita harus memfokuskan cara mempertahankan Costumer Segments agar tetap kontak.
contohnya : kita menyediakan Costumer Service untuk pelanggan tetap atau penulis yang sering
ingin menerbitkan buku nya.
5. Key Resouce
Pada Key Resource kita mencari resource yang dibutuhkan untuk membuat value berjalan,
contoh nya : bahan yang dapat menjalankan bisnis kita seperti barang, manusia dan lain-lain.
6. Key Activity
Pada key activity itu menunjukkan baimana cara kita memunculkan value.
contohnya : mencari seseorang yang mampu membuat suatu website untuk kita bisa
berhubungan dengtan costumer.
7. Key Partner
Kita mencari aktivis atau partner yang bisa diandalkan.
,contoh nya : iklan yang kita pasang untuk menarik perhatian Costumer, atau seller yang bisa
diandalkan untuk menjalankan bisnis dengan lancar.
8. Cost Structure
Pada cost structure adalah pemikiran biaya yang dikeluarkan dan variable dan fix cost.
contoh : harus membuat anggaran pembukuan biaya yang dibutuhkan dan yang akan
dikeluarkan.
9. Revanue Streams
Pada Revanue Streams hampir sama seperti channels, kita mencari brand atau investor.
contoh : Investor dari brand Gramedia yang bisa mengenalkan produksi atau penerbit kita.
Sekian Penyampaian materi tentang bisnis model canvas dari saya, semoga bermanfaat :) maaf
jika ada kesalahan :)
Dilihat : 13706
Boleh percaya boleh tidak, banyak yang ingin kaya dari bisnis fotografi tapi tidak pernah tercapai,
dan banyak yang sudah sangat kaya dari bisnis fotografi tapi kita tidak pernah tahu rahasia
mereka bisa berhasil. Itu yang membuat saya ingin belajar fotografi lebih banyak lagi, terutama
untuk membangun kewirausahaan di bidang fotografi.
Menurut saya:
1. Bisnis membutuhkan pengetahuan manajemen dan keuangan, yang merupakan "sisi lain" dari
sebuah kewirausahaan, sehingga bisa menjual karya seni dengan nilai tambah yang luar biasa,
bukan menjual foto seharga ongkos cetak dan uang lelah.
2. Fotografer adalah seorang seniman, yang sayangnya hidup dalam dunia yang begitu
dicintainya, dengan sedikit pamrih asal bisa hidup dan menikmatinya rasanya sudah cukup.
Banyak saya dengar fotografer yang ingin kaya namun jarang yang belajar mendalami seluk
beluk bisnisnya dari "sisi lain" yang belum dikuasainya.
3. Menggabungkan dua sisi seni+manajemen administratif, bukan suatu yang mudah, namun
bisa dilakukan dengan menyusun bisnis model yang tepat dan mencari mitra yang tepat untuk
menutupi sisi kekurangannya, satu sama lain. Namun begitu, jarang ada kerjasama yang
langgeng dari dua sisi yang berbeda ini, karena ketika berhasil, maka satu sama lain akan saling
meremehkan dengan berkata:"keberhasilan ini adalah hasil kerja keras saya, tanpa anda saya
mampu meraih sukses ini!". Justru kalo gagal malah gak masalah, karena sama sama saling
menyalahkan pihak lain, seolah dirinya sendiri yang paling benar... he..he..he.. itu manusiawi sih.
4. Kenyataannya, diantara banyak pelaku yang jarang sukses, ada segelintir orang yang sukses
luar biasa, dan punya reputasi hebat untuk terus berkarya dan jadi orang kaya. Siapa mereka ?
Para maestro yang namanya cukup terkenal, banyak menulis, banyak berkarya, banyak pameran,
banyak relasi kelas atas, banyak sponsor dan pekerjaan datang bertubi tubi, sampai mereka
harus menolaknya.
5. Terlepas dari simplifikasi yang saya tuliskan di atas, rasanya memang dunia bisnis fotografi
adalah suatu yang kompleks dan banyak ditulis oleh para fotografer asing, dalam buku buku
mereka secara rinci dan menarik, sayangnya tidak semuanya aplikatif di Indonesia.
Saya tahu bahwa semua orang akan menjawab YA pada pertanyaan pada judul thread ini, namun
tidak tahu caranya dan bagaimana memulainya. Dari semua pencarian saya tentang kendala
bisnis dalam dunia fotografi, saya mencoba mencari dan menemukenali permasalahan ini,
dengan terus belajar dan salah satunya adalah dengan membuat dokumentasi dari setiap hasil
pencarian saya.
Untuk membuatnya menjadi lebih lengkap dan bermakna, saya mengajak rekan rekan semua
untuk juga melakukan koreksi serta melengkapi segala informasi yang akan saya tulis secara
bertahap di forum ini, jika memang semangat untuk membuat panduan bisnis fotografi terus
bergelora dihati kita semua.... Jangan anggap saya adalah fotografer terkenal, apalagi
profesional, tapi cuma fotografer seperti anda juga yang sedang belajar untuk merintis karir
fotografi tanpa kenal lelah...
Mari kita belajar bersama, nah untuk memulainya, saya coba buatkan outline "Panduan Bisnis
Fotografi di Indonesia" berikut ini;
1. Memulai bisnis dengan sederhana.
Pada bagian ini, kita sama sama membahas mengenai cara memulai bisnis dengan apa yang kita
miliki saat ini. Penempatan pada bagian satu, bertujuan untuk memberikan dorongan bahwa
bisnis tidak selalu harus menyiapkan rencana bisnis yang besar dan lengkap, apalagi dengan
modal kuat, tetap cukup dengan semangat dan kecerdikan menyiasati keterbatasan yang ada.
Pada titik ini, semua orang akan di hadapkan pada satu keraguan, dan ketika mulai melangkah,
makin banyak kebingungan dan keraguan itu muncul dan buat para fotografer hebat, mereka
akan mengatasinya satu persatu dan melangkah ke jenjang sukes berikutnya.
2. Mempersiapkan bisnis model yang tepat.
Pada bagian ini, saya membayangkan bahwa untuk menjadi besar kita harus tahu arah dan
tujuan kita. Biasanya, kita hanya tahu, bahwa kita ingin sukses, tapi tidak pernah fokus pada
kekuatan yang kita miliki untuk bisa melangkah sukses. Bisnis model akan mengarahkan kita
tentang segala kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, mirip dengan analisis SWOT, tetapi
lebih lengkap dan menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa sendiri.
3. Sistem adminstrasi yang baik.
Disini, banyak orang tidak menyadari arti pentingnya sistem kerja yang baik, banyak yang
memulai bisnis dengan "KEPERCAYAAN" namun kenyataannya hanya akan berakhir pada
"KECURIGAAN" yang menyulut pada banyak persoalan lain. Sistem kerja yang baik, akan
membangkitkan nilai "KEPERCAYAAN" dan mengurangi tingkat "KECURIGAAN" sehingga semua
orang bekerja dengan rasa aman serta fokus pada tugasnya.
4. Sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan.
Memasarkan dan mengelola pelanggan adalah elemen penting dalam mengelola produk JASA,
dan hampir semua seniman (baca:forografer) merasa karyanya adalah kekuatan marketing, dan
pelanggan akan datang membeli dengan sendirinya. Paham ini, hanya akan terjadi jika karya
anda sangat istimewa, tapi untuk seniman yang pasaran seperti saya, rasanya perlu kemasan
dan pengelolaan pelanggan yang mampu memelihara bisnis dalam jangka panjang.
5. Mengembangkan jaringan bisnis.
Pada bagian ini, sebenarnya adalah bagian yang paling sulit, dan tidak banyak orang yang
berhasil, tapi selalu saja ada segelintir orang yang sukses. Mengembangkan jaringan bisnis
adalah meningkatkan KAPASITAS layanan, sehingga jumlah konsumen akan berlipat ganda,
bagaimana carannya mengKLONING diri anda, menjadi ribuan orang yang melayani ribuan
pelanggan? Oleh karena itu saya mengatakan bahwa ini adalah bagian yang paling sulit, tapi
bukan berarti tidak mungkin kan?
Sementara baru 5 ide itu yang muncul, walaupun dari setiap ide tersebut, nantinya akan muncul
lagi sub-ide yang lebih rinci dan bisa jadi memerlukan detil yang lebih banyak lagi. Namun begitu,
mudah mudahan ada diantara rekan rekan semua yang bisa memberikan masukannya. Atau
mungkin punya pengalaman dan ingin sharing disini, sehingga akan semakin lengkap jika
kontribusi anda di dokumentasikan disini. Tidak perlu takut salah atau di cerca oleh orang lain,
karena seringkali yang mencerca tersebut adalah para kritikus handal yang kita butuhkan agar
kita bisa semakin baik.
Buat para profesional dan maestro fotografi yang telah sukses, mohon dorongan dan
masukannya agar semua tulisan disini tambah lengkap. Saya tidak bermaksud lancang untuk
menggurui, namun justru sedang belajar dengan cara menyusun ide dan pemahaman saya
tentang bisnis fotografi yang sedang menarik minat saya saat ini. Siapa tahu kelak, kita semua
bisa bergabung dalam satu komunitas bisnis besar yang punya kode etik dan gelar profesi seperti
dokter, pengacara, akuntan dsb. Semoga proses belajar ini bisa bermanfaat buat yang lain juga.
Memulai dengan sederhana perlu dijabarkan dengan konkrit, apa saja profesi fotografer
yang bisa anda lakukan sebelum benar benar terjun kedalam bisnis?
- jadi karyawan yang hobi fotografi
- jadi wartawan,
- jadi fotografer di perusahaan fotografi wedding (king, bridal, dsb).
- jadi pengajar tetap di tempat2 kursus atau sekolah,
- jadi asisten fotografer di studio foto (M-Studio, king, tarzan, jonas, dsb).
dan masih banyak profesi lain yang relevan dengan fotografi, sayangnya itu semua
belum menggambarkan bisnis yang sesungguhnya, tapi lebih mencerminkan kita
sebagai KARYAWAN atau BURUH, padahal kita ingin bisnis bukan? Nah untuk bisa
bisnis kita harus belajar, dan belajar bisa dimulai dari profesi-profesi tadi. Ketika tiba
saat nya untuk bisnis, barulah kita menyiapkan perangkat minimal yang kita punya
yakni:
1. Niat dan semangat juang.
2. Peralatan seadanya plus sewa atau pinjam alat jika diperlukan.
3. Anda punya keahlian di bidang fotografi sambil mengerjakan sendiri semua urusan,
yang mampu kita kerjakan, mulai dari menjual, mencetak, mencatat, dan melayani
pelanggan sebaik baiknya. Lalu anda bisa menyerahkan segala urusan yang tidak
mampu anda urus kepada orang lain yang lebih ahli dan punya peralatan yang
diperlukan.
4. Jangan berpikir tentang kompetisi, karena kompetisi-lah yang membuat karya anda
berbeda dengan karya orang lain, dan setiap orang punya pasarnya sendiri, sehingga
kita harus fokus pada bidang fotografi dimana kita adalah ahlinya. Bangun "trademark"
pada karya anda, bukan "watermark" yang mengotori karya anda. Trademark, akan
menyebabkan karya anda unik dan berkesan. Memang tidak mudah menciptakan
trademark, tapi paling tidak kita bisa belajar dari karya fotografer terkenal lainnya
yang punya karya tampil beda.
Mengikuti berbagai lomba fotografi, siapa tahu bisa menang, walaupun juara
harapan sekalipun, cukup berharga buat di pajang, dan dibanggakan. Sesekali
Ada saran dari mas Ali Usman, bahwa bidang fotografi Corporate, Commercial,
Stock, Food, dll. merupakan sumber pendapatan terbaik, namun kita harus
memahami peran pihak lain spt : ad agency, produser, stylist,tim produksi, tim
creative, dll. Untuk hal ini, mudah mudahan ada yang mau memberikan
pencerahan, namun jika ingin mengintip masalah fotografi korporat boleh
langsung meluncur ke SINI.
3. Mengukur kekuatan diri pribadi juga perlu, agar kita tidak terpuruk di tengah jalan.
Kekuatan ekonomi adalah ukuran paling konkrit untuk masalah ini, dan satu satu nya
cara untuk bertahan dari hempasan ekonomi, adalah hanya menggunakan uang
ekstra, atau uang orang lain yang percaya dan mau menjadi sponsor kita. Ini tidak
mudah, karena tidak banyak orang yang terlalu bodoh mensponsori orang lain yang
belum tentu menghasilkan, apalagi nanti kalo sudah sukses tidak ada balas budi,
malah meninggalkan sponsornya gigit jari. Strategi untuk memikat sponsor adalah
kemampuan kita menulis proposal, dan proposal yang punya peluang di terima
adalah proposal yang realistis, dan banyak menjabarkan data kuantitiatif termasuk
angka-angka keuangan yang "menjanjikan", serta dilengkapi dengan sedikit uraian
mengenai sistem pengendalian internal yang memadai. Untuk masalah pembuatan
proposal, mudah mudahan ada yang mau berbagi pengalamannya untuk kita semua.
4. Bila kita punya kekuatan ekonomi yang cukup, INGAT, hanya gunakan 20% saja
dari kekuatan tersebut untuk MEMULAI usaha, karena kegagalan biasanya berangkat
dari ambisi yang berlebihan. Sisa kekuatan yang 80% adalah sisa NAFAS anda untuk
mengantisipasi segala resiko kegagalan dan mengulangi kesuksesan sedikit demi
sedikit. Angka 20% bukanlah angka keramat yang harus anda patuhi, bisa saja anda
seorang yang lebih percaya diri dengan angka 40% atau bahkan lebih, tetapi
biasanya buat seorang pemula yang tidak berpengalaman, maka dengan angka 20%
dia bisa punya peluang untuk melakukan 5 kali kegagalan sampai akhirnya benar
benar bangkrut. Seichiro Honda bilang : Sukses adalah 99% KEGAGALAN, mudah
mudah an kita tidak terlalu sering gagal untuk meraih sukses seperti Seichiro Honda.
5. Nasehat seorang akuntan buat kita semua adalah : Gunakan setiap rupiah yang
anda miliki, hanya untuk membiayai kegiatan OPERASIONAL, yang punya LEVERAGE
(daya ungkit) tinggi terhadap pendapatan anda. Jangan terjebak pada pengeluaran
MODAL/CAPITAL (seperti pembelian alat yang mahal, sewa tempat yang mewah),
atau pengeluaran TETAP lainnya yang tidak bisa anda kendalikan, seperti membayar
karyawan cantik yang tidak bisa kerja, membayar fotografer tetap yang banyak
nganggurnya, atau pengeluaran sejenis yang memaksa anda bangkrut. Mulai lah
dengan segala sesuatu yang bisa dikontrol, antara lain;
Sewa semua peralatan yang relatif mahal dan tidak terjangkau pada saat awal
6. Branding, banyak para mentor saya yang menanamkan hal ini, sayangnya saya
bukan ahli branding. Sampai-sampai saya harus beli buku khususnya untuk selfbranding, karena fotografer lebih banyak "jual diri" dari pada jual "produk jasa",
sehingga saya juga ikut terpengaruh untuk aktif "jual diri". Salah satunya dengan
cara menulis diforum ini. Namun begitu, bagi saya menjual diri (baca: Self-branding),
adalah salah satu kesalahan terbesar para fotografer untuk sukses dan kaya raya.
Berbeda dengan Dokter Spesialis yang ilmunya melekat pada sosok sang dokter,
sehingga dia harus melayani pasien setiap saat, sampai sampai tidak bisa tidur
nyenyak karena pilihannya jadi dokter. Saya lebih suka, jika jual diri hanya untuk
tahap awal saja, selebihnya kita harus mampu membangun "Sistem Kerja" yang
mampu meng-KLONING semua fotografer menjadi satu "produk jasa" yang standar
dan mampu beradaptasi dengan selera pasar tanpa harus dikendalikan oleh
seseorang. Jadi mohon di catat: Self-branding hanya untuk permulaan saja, sampai
kita cukup mapan untuk membangun bisnis yang lebih besar dan
sistematis. Kelemahan self-branding, adalah bisnis tidak bisa diwariskan, jika kita
mati, maka bisnis juga mati, yang parah adalah jika kita sakit, bisnis sudah pasti
mati, tapi biaya berobat akan meningkat pesat. Jika di umpamakan seorang dokter,
maka dia harus nya bisa punya rumah sakit, atau klinik bersama yang dikelola secara
profesional oleh orang lain yang lebih mengerti tentang manajemen bisnis. Baru
setelah itu dia bisa lebih menikmati hari tuanya dengan uang berlimpah dan banyak
sedekah.
7. Ini pamungkasnya: Setelah bisnis mulai berjalan, tetap fokus pada bidang yang
jadi keahlian utama kita, jangan coba coba melirik bidang lain yang belum tentu kita
kuasai. Jika di minta memilih, saya lebih suka sektor konsumen rumah tangga, alias
pasar gurem, daripada korporasi yang duitnya banyak, tapi banyak maunya dan
mesti banyak waktu buat entertain para pengambil keputusan. Pilih kelas yang sesuai
dengan fasilitas dan kemampuan yang kita miliki, jangan coba coba kelas atas
dengan modal kamera entry level. Bukan saya menghina, tapi memang orang orang
papan atas, cenderung butuh gengsi, jadi bukan masalah fotografernya, tapi masalah
tamu tamu mereka yang dari kalangan atas juga. Mudah-mudah an pesan saya ini,
tidak di salah artikan sebagai diskriminasi kelas ya, karena memang masih banyak
gaya hidup mewarnai budaya kita sebagaimana sering kita rasakan dari sinetron
yang ditayangkan di TV lokal.
Melirik bidang lain, hanya dilakukan jika kita sudah punya UANG EKSTRA yang akan
salam,
heru m sidik
Sebenarnya bukan itu yang saya ingin jelaskan disini, karena penjelasan diatas hanya
sebagai pembuka saja supaya kita sama sama paham definisi VALUE PREPOSITION,
yakni tawaran yang unik dan sesuai dengan kondisi anda saat ini.
Ayo kita mulai mencoba mendefinisikan VALUE PREPOSITION ini, caranya adalah
menjawab pertanyaan-pertanyan sbb;
Layanan apa yang akan di sajikan kepada pelanggan?
Paket produk dan jasa seperti apa yang bermanfaat untuk pelangan?
berguna mengangkat gengsi tuan rumah, ketika dilihat oleh tamu undangan.
Menentukan kanal distribusi/pemasarannya
Menjual produk jasa tidaklah mudah, untuk itu pilih metode pemasaran yang
murah meriah dan memberi dampak jangka panjang... Keputusan memilih kanal
distribusi sangat tergantung pada jenis layanan yang anda tawarkan kepada
pelanggan. Untuk foto stok, paling tidak anda harus punya website untuk
menjual dagangan, sementara untuk liputan pernikahan papan bawah, anda
hanya perlu sering sering silaturahmi dan mengikuti acara sosial di lingkungan
target pasar, sambil menebar kartu nama. Jadi jangan terlalu repot merancang
yang berbeda.
Menentukan cara menjaga hubungan baik dengan pelanggan
Sekarang tiba saatnya untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Pada
prinsipnya, setiap pelanggan pasti punya hasil karya kita pada album yang
sudah pernah dipesannya. Nah cara paling penting adalah meninggalkan JEJAK
berupa nama dan nomor telepon pada setiap karya kita tanpa harus
mengganggu tampilan album atau karya foto. Buat stiker-kartu nama yang
dilekatkan pada halaman terakhir album, dan konsekuensinya, gunakan telepon
atau hape yang anda pertahankan nomornya seumur hidup bisnis anda, jangan
ganti ganti nomor hape karena kedaluarsa atau cari hemat, karena konsumen
akan sulit menghubungi anda, padahal belum tentu anda punya website, atau
cukup terkenal sehingga calon konsumen sibuk menanyakan alamat dan nomor
telepon anda pada rekan dan kerabatnya.
dikeluarkan saat tukang ojek nagih bayaran, saat warteg sebelah nagih
utang, saat asisten freelance anda minta ongkos jasa, dan sebagainya.
Nah selanjutnya, supaya penjualan saya segera dibayar, saya harus
mengeluarkan biaya mencetak album, sewa alat, sewa studio, membayar
desainer album, membayar semua ongkos yang berhubungan dengan HASIL
AKHIR produk jasa fotografi yang saya jual. Ini disebut dengan BIAYA
LANGSUNG atau ada yang bilang HARGA POKOK, ada juga yang bilang BIAYA
VARIABLE, dsb... itu semua tidak terlalu penting, yang penting adalah
konsep bahwa BIAYA itu harus di CATAT, supaya kita bisa mengukur
oleh pelanggan, dan anda di bayar sesuai dengan apa yang anda JUAL.
Untung-Buntung (laba-rugi)
Sekarang giliran menghitung Laba-rugi, saya lebih senang menyebutnya
UNTUNG-BUNTUNG, karena terdengar lebih puitis sekaligus provokatif, membuat
saya TAKUT mengalami BUNTUNG.
Cara menghitungnya mudah kok, hanya menggabungkan semua total biaya, dan
membandingkannya dengan semua total pendapatan, kalo bisa di lakukan untuk
setiap satu penugasan dari pelanggan, supaya terlihat gambaran untungbuntungnya setiap proyek. Tapi buat yang males ngitung, boleh juga dihitung
secara akumulatif tiap bulan, dan hasilnya pasti tidak akurat, namun begitu
masih lumayan bisa terlihat hasil akhirnya. Cara terakhir tidak saya sarankan,
tapi untuk yang baru belajar rasanya itu sudah cara paling mudah...
Rumusnya kurang lebih sbb:
PENJUALAN - BIAYA = UNTUNG/(BUNTUNG)
Disini seringkali banyak fotografer yang kurang cermat, karena ketika dapat
rejeki berlimpah, lantas lupa kalo dalam rezeki itu ada komponen tabungan buat
peremajaan alat, tabungan buat antisipasi paceklik, tabungan buat
pengembangan usaha, dan juga buat membayar semua biaya dan hutang
hutang kepada mitra. Belum lagi bayar Zakat dan berbagai godaan untuk
belanja membahagiakan diri sendiri, serta anak dan istri di rumah yang sudah
senantiasa setia menunggu suaminya. Ini lumrah terjadi, karena manusia sering
LUPA dengan kewajibannya, tapi tidak pernah lupa akan haknya.
INVESTOR atau siapa pun yang membantu anda melengkapi kebutuhan anda
dalam mengantarkan hasil karya sebagaimana yang dijanjikan kepada
pelanggan.
Sumber daya -key-resources
Biasanya kita mulai sesuatu dengan segala keterbatasan, dan satu satunya yang
paling berharga adalah keahlian kita memotret. Nah itu sudah salah satu modal
utama, dan bisa ditambah lagi dengan keahlian photoshop, atau kalo punya
sedikit modal, bisa pamer kamera entry-level atau yang lebih canggih. Jika anda
punya lebih banyak lagi dari yang sudah saya tuliskan barusan, maka semua itu
adalah sebuah kekuatan yang layak diperhitungkan dan pantas untuk
dibanggakan. Kekuatan ini lah yang dibutuhkan untuk memulai usaha, namun
untuk lebih spesifik, maka hanya tulis hal hal yang terkait dengan value
preposition, karena untuk itu lah anda akan ber bisnis bukan?
Langkah kerja -key-activity
Bagaimana dengan langkah kerja? Disini letaknya kewirausahaan dimulai.
Mereka yang ragu, tidak pernah berani berbuat atau mengambil langkah
pertama, tetapi langkah pertama adalah langkah penting yang akan membius
anda untuk fokus dan terus melangkah. Dengan membuat bisnis model, anda
tidak perlu ragu, atau takut salah!, tulis saja apa yang ingin anda lakukan, dan
dari semua tulisan tersebut, pilih mana yang prioritas utama dan mana yang
bisa dilakukan belakangan, dengan memilih antara MENDESAK dan PENTING.
Buat 4 kuadran prioritas, yang mengelompokkan pilihan kegiatan yang akan
anda lakukan, dan masukan semua langkah-langkah yang sudah anda
kumpulkan satu persatu kedalam kuadran MENDESAK dan PENTING tadi, setelah
itu, fokuskan pada hal hal yang memang MENDESAK dan PENTING saja, supaya
anda bisa mulai bekerja.
Semua detil terkait dengan sumber daya, mitra dan langkah kerja akan dibahas lebih
rinci dalam sistem administrasi yang baik (walaupun sebenarnya tidak ada sistem
yang tidak baik!).
Ada yang bertanya, mana dulu yang utama? Jawabnya; tidak ada rumus baku
yang menyatakan salah satu lebih utama dari lainnya, yang ada adalah, apa daya
dan kekuatan yang sudah kita miliki? Itulah hal utama yang bisa dimanfaatkan untuk
memulai sebuah bisnis! Sisanya dimana kita tidak mampu, serahkan pada yang lebih
tahu, yakni key-partners
Untuk membicarakan semua di atas, perlu ilustrasi dan detil tersendiri. Mudah
mudahan nanti ada kesempatan untuk melengkapinya.
salam,
heru m sidik...
Masalah harga, tidak terlepas dari komponen harga pokok. Banyak fotografer hanya
menetapkan harga secara intuitif, dengan melihat harga pesaing, dan bagaimana
keadaan ekonomi calon kliennya. Hasilnya sudah tentu bisa kita lihat bersama,
banyak yang jualan dengan harga sangat murah dan bahkan tidak masuk akal, tapi
mereka tetap survive untuk jangka waktu tertentu, dan tetap MISKIN sesuai dengan
target marketnya. Jika mau KAYA tentu saja harus JUAL MAHAL dan bagaimana
supaya klien mau BAYAR MAHAL, itu yang harus dipelajari, bukan karena takut
kehilangan order, maka kita harus banting harga.
Pada bagian ini, saya hanya akan sedikit menguraikan latar belakang penetapan
standarisasi harga, penetapan harga jual, struktur/ komponen harga pokok. Itu saja
rasanya sudah banyak, dan tidak selesai dalam satu minggu, tapi saya akan
mencoba menyusunnya secara bertahap. Mari kita lanjutkan...
Standarisasi Harga
Masalah standarisasi harga biasanya sangat tergantung pada komunitas, atau
lembaga yang dominan mengaturnya. Kalo dalam bidang ketenaga kerjaan ada
yang namanya UMR (upah minimum regional), untuk harga semen ada yang
namanya HET (harga eceran tertinggi), untuk harga gabah, ada istilahnya
sendiri... he...he..he.. saya lupa... namanya.
Untuk fotografer....???
Coba saja bikin harga standar, pasti banyak yang gak peduli, apalagi ini masalah
persaingan, apalagi sebenarnya banyak fotografer yang sedang merintis karir,
jadi mereka tidak pernah tahu harga pantas buat jasa mereka, sehingga harga
itu di tetapkan secara intuitif saja, padahal dengan harga standar, banyak
manfaat yang bisa dinikmati oleh para fotografer, dan bisa jadi industri fotografi
akan semakin menggeliat, membesar dan jadi bisnis yang tahan banting dalam
segala situasi ekonomi. Wah ... ini mungkin terlalu lebay... tapi gak ada salahnya
untuk mencoba dan menawarkan konsep harga standar ini kepada komunitas
terbesar fotografer ini.
Di dunia ini tidak ada yang mudah untuk mengatur sebuah komunitas, tetapi
semua itu mungkin dilakukan dan bisa jadi sejarah yang dicatat oleh para
fotografer masa depan nantinya. Untuk memulainya, kita bisa belajar pada
kabupaten JEPARA dengan JEPARA.NET nya yang menetapkan "standarisasi harga
tahun 2011" sebagai panduan buat belanja rutin pemerintahannya. Ini bisa
terjadi karena para aparat harus belanja, dan diatur supaya tidak boros.
Fotografer.net, bukan sebuah fungsi pemerintahan, tapi bisa menjadi sebuah
fungsi komunal yang mengatur etika, harga dan cara kerja.
Untuk kelas korporasi, sebenarnya juga bisa menetapkan standar harga,
terutama untuk kelompok fotografer yang tergabung dalam satu jaringan atau
mirip CHAIN-STORE, franchise, atau segala bentuk entitas lain yang sejenis.
Tujuannya jelas untuk mengatur supaya harga di berbagai belahan bumi
nusantara punya PATOKAN yang bisa digunakan dalam menetapkan harga jual.
Standarisasi juga diperlukan untuk menetapkan harga pokok, terutama terkait
dengan cara membebankan biaya tidak langsung kedalam komponen harga jual.
Contoh rincinya kurang lebih adalah;
Standar Biaya Penyusutan per Klik, per proyek atau per hari;
Standar biaya tidak langsung lainnya yang dalam realisasinya bisa berbeda.
Perlu di catat, bahwa semua komponen harga tersebut, tidak mudah untuk
dihitung dalam satuan proyek, atau unit tertentu. Dengan kata lain, pembebanan
harga pokok perlu metode perhitungan yang rumit dan njelimet, dan semua itu
hanya bisa dilakukan jika kita punya catatan yang rinci mengenai semua
transaksi kita. Jika catatan kita lengkap maka kita bisa membuat model harga
pokok dengan membuat;
standar pembebanan biaya tetap langsung seperti : beban penyusutan alat
yang baku.
Asisten Fotografer
Jabatan ini, juga tidak bisa dianggap remeh. Asisten fotografer harus belajar
banyak tentang cara kerja atasannya, dan selalu siap keluar tenaga ekstra untuk
membantu atasannya sementara dia sendiri ingin ikutan memotret. Pada
prinsipnya sih boleh aja asisten ikut motret, supaya ada kesempatan belajar, tapi
harus di tegaskan bahwa hasil fotonya hanya untuk kepentingan studio, bukan
untuk publikasi pribadi. Etika ini harus ditanamkan agar klien juga merasa aman
dari resiko foto fotonya beredar di dunia maya padahal kualitasnya belum tentu
karyawan yang khusus untuk itu, dan biaya karyawan akan bertambah lagi.
Staf Marketing/Customer Service/Salesman/dsb.
Fungsi staf marketing, dalam organisasi yang kecil sebenarnya bisa dirangkap
oleh fungsi asisten fotografer, sepanjang memang mereka memahami bisnis
fotografi, dan bisa melayani klien untuk merealisasikan ordernya, dan menjaga
hubungan dengan klien dalam jangka panjang. Salah satu fungsinya adalah juga
tersebut.
Office boy
Ini fungsi tambahan, bisa saja di hilangkan, atau dirangkap dalam fungsi lain,
sepanjang semua setuju untuk bekerja sama menjaga kebersihan, keamanan
dsb, sehingga suasana kerja di studio bisa berjalan nyaman dan aman.
lainnya
Untuk organisasi yang lebih besar, tentu saja akan lebih banyak lagi posisi dan
jabatan dibutuhkan, untuk itu saya tidak akan panjang lebar menuliskannya
disini, karena keterbatasan tempat dan format penyajiannya. Mungkin dalam
forum dan format lain, akan kita bahas secara tersendiri.
setempat. Tidak ada rumus baku, tapi bisa diperkirakan sendiri bahwa setiap
orang akan makan siang dengan beli di WARTEG dengan budget paling murah
kurang lebih Rp10k, kalo bisa lebih besar lagi lebih baik, tergantung kemampuan
pulang pergi sudah Rp6000, kalo diberikan lebih, tentu lebih baik.
tunjangan pulsa
Ini tunjangan yang sifatnya psikologis, agar karyawan tidak sungkan kirim sms
atau nelpon kepada rekan atau atasannya. Tidak semua karyawan diberikan
fasilitas ini, hanya mereka yang dipandang memerlukan intensitas komunikasi
tinggi, akan diberikan fasilitas ini.Itu untuk membedakan antara karyawan
fungsional dan struktural. Biasanya ini melekat pada karyawan struktural, yakni
karyawan yang punya "jabatan" dalam struktur organisasi unit bisnis kita.
Insentif kinerja
Untuk insentif, ada yang menerapkan sistem bulanan dan ada juga yang
membedakannya dengan bonus, dan juga THR, tapi pada prinsipnya insentif
diberikan untuk memberi semangat kerja yang tinggi buat karyawan. Insentif
bisa dikaitkan dengan kinerja karyawan, asalkan dibuatkan serangkaian
parameter yang bisa dengan mudah di ukur dan dipahami oleh karyawan untuk
dilaksanakan. Biasanya saya kaitkan dengan ketepatan waktu dan akurasi
penyusunan laporan bulanan, serta kinerja dari unit usaha dimana dia bekerja.
Fasilitas Tempat tinggal.
Untuk karyawan tertentu, sebenarnya saya menyediakan juga fasilitas tempat
tinggal, sekalian JAGA TOKO, atau kontrakan tersendiri, agar mereka bisa
membawa keluarganya lebih dekat dengan tempat kerja, sekaligus mereka bisa
menghemat uang transport. Namun fasilitas ini hanya saya berikan kepada
pejabat tertingginya saja, karena dia yang paling banyak perlu waktu untuk
melakukan pengawasan lapangan diluar jam kerja normal.
sementara itu dulu ya, detil lainnya nanti saya tambahkan jika sudah ada bahan yang
lebih lengkap ya...
5. Pelatihan dan pengembangan karyawan
Pada bagian ini, semua aspek pelatihan dan pengembangan diri harus
dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam sistem. Ada yang mengharuskan
karyawan untuk mengikuti suatu seminar secara rutin, yang sesuai dengan bidang
tugasnya. Ada yang membuat pelatihan internal, dengan mewajibkan karyawan yang
lebih terampil mengajar karyawan yang dibawahnya. Ada juga metode lain, dengan
mengundang orang luar untuk mengikuti pelatihan GRATIS dimana pengajarnya
adalah karyawan kita sendiri. Tujuannya agar mereka belajar dan mengasah
keterampilan teknis, kemampuan komunikasi, kepemimpinan dan sekaligus ada
fotografer saja.
Pelatihan manajerial
Nah ini, bukan hanya untuk para manajer lho, banyak yang salah mengerti,
seolah ini adalah pelatihan untuk menjadi manajer. Bukan! ini adalah pelatihan
untuk memberikan kemampuan "soft skill" yakni kemampuan mengelola bidang
tugasnya dengan lebih baik, bahkan dalam pelatihan manajerial seringkali
terselip nilai nilai, leadership, enterpreneurship, dan bahkan motivasi karyawan
akan terpompa setelah memahami betapa pentingnya peran yang jadi bidang
tugasnya.
Pelatihan komunikasi
Masalah komunikasi adalah masalah terbesar di negri kita, maaf kalo ada yang
tersinggung, karena para aparat dan wakil rakyat sudah memberikan banyak
contoh buruk. Ilmu komunikasi bukan ilmu buat "ngeles" - (menghindar) atau
mencari alasan jika ada kesalahan atau kekurangan, tetapi sebuah ilmu untuk
menyelaraskan antara kata dengan perbuatan, antara janji dengan kenyataan
sehingga semua komitmen yang sudah disampaikan bisa di pahami dan di
mengerti oleh orang lain. Dalam masalah komunikasi, kita akan belajar
menyusun laporan, belajar melakukan greeting yang baik, belajar menerima
telepon dengan benar, belajar menulis surat komplain yang sopan, belajar
menjawab surat komplai dari pelanggan, belajar banyak hal untuk memahami
sistem pembukuan
sistem pengeluaran
sistem pendapatan
sistem pelaporan
catatan: saya tidak akan menuliskan tentang cara membuat laporan keuangan
secara akuntansi lho, tapi hanya menulis tentang penyusunan laporan
sederhana untuk mengukur kinerja usaha, dan semata mata terbatas pada
kegiatan operasional sederhana dari sebuah bisnis retail yang relatif kecil.
Jangan tanyakan soal perpajakan, laporan spt tahunan atau hal hal teknis yang
biasa di alami oleh perusahaan besar, terutama terkait dengan klien korporat
sebagaimana diharapkan para profesional papan atas. Maklum tujuan saya
menulis memang ditujukan untuk kalangan fotografer papan bawah dulu, karena
untuk para profesional papan atas biasanya sudah bisa membayar akuntan yang
lebih ahli. Jika nanti ada fotografer profesional papan atas yang ikut curhat dan
kontribusi disini, mungkin saya akan buatkan satu topik baru mengenai
pelaporan keuangan dan perpajakannya.
Sebagai pembukaan, saya tulis hal hal tersebut di atas dulu, nanti kalo ada tambahan
atau perubahan, baru saya perbaiki lagi.
salam,
heru m sidik
dan prewed untuk digedung dan kalangan menengah, dsb... menurut saya ini masuk
pelanggan kelas menengah. Sedangkan untuk segmen atas, biasanya menyediakan
jasa, foto korporat, foto produk, foto kalender, dan lain sebagainya. Mana yang paling
cocok untuk anda, silahkan tentukan sendiri, semakin spesifik semakin baik, misalnya
akan memotret segmen menengah, khusus hewan peliharaan, atau khusus bayi dan
anak, atau khusus foto keluarga di studio, dsb. Tujuan dari segmentasi yang lebih
spesifik, adalah agar anda bisa membaca PETA kemampuan anda, dan pasar mana
yang COCOK untuk digeluti. Ini ibarat sebuah TARGET BERGERAK, karena suatu saat
nanti anda akan MELIRIK juga segmen lain yang juga menarik untuk di coba. Jangan
ragu untuk memilih segmen tertentu, karena akan mempengaruhi kanal distribusi,
dan juga biaya yang ditimbulkan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
anda. Pilih yang baik, akan membuat seluruh sumberdaya anda akan memberikan
daya ungkit maksimal terhadap pencapaian kinerja bisnis anda.
2. Kanal distribusi, untuk melayani pelanggan.
Memilih kanal distribusi, agak berbeda dengan memilih Vendor, Supplier atau Mitra
kerja, disini kita membicarakan mengenai metode dan media yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan;"Bagaimana cara membeli Jasa Fotografi anda?". Mirip
dengan pendekatan MARKETING, tapi saya lebih suka mengatakannya metode
penjualan (Sales Method). Apa bedanya MARKETING dengan SALES? silahkan
googling, dan cari jawabannya. (Menurut saya : Marketing lebih ditujukan kepada
segmen pasar yang belum kenal, belum tahu dan belum perlu dengan jasa anda,
tetapi Sales, lebih dimaksudkan untuk mereka yang sudah tahu, ingin kenal dan ingin
membeli produk jasa anda, sehingga perlu dilayani dan berinteraksi, baik langsung
maupun tidak langsung. Bedanya sangat tipis, dan bisa dibilang tidak terlalu terlihat
batas perbedaannya, namun merupakan satu rangkaian proses yang saling
berhubungan, dimana setelah program marketing sukses, akan dilanjutkan dengan
program sales, ada overlap proses dan puncak eksekusi terjadinya penjualan adalah
di titik SALES.)
Banyak fotografer suka PAMER FOTO di fesbuk, atau ikut PAMERAN DI MALL, atau
suka juga bagi bagi kartu nama di berbagai acara yang ramai di kunjungi orang, suka
hadir dan meliput acara acara kondangan dan sebagainya. Semua keputusan memilih
kanal distribusi, akan menentukan juga biaya yang akan dikeluarkan. Semakin sedikit
kanal distribusi, akan semakin sedikit juga peluang mendapatkan ORDER, semakin
banyak kanalnya, akan semakin banyak juga peluang dapat ORDER, tapi jangan lupa,
biaya yang timbul juga akan mengikuti cara anda menjual. Pilih biaya yang paling
murah namun punya hasil paling efektif. Itu disebut dengan biaya yang punya daya
ungkit tinggi terhadap kinerja bisnis.
Contoh kanal distribusi yang murah namun efektif: Fesbuk, twiter, website-wedding,
website-stok foto, website pribadi dan lain sebagainya. Namun anda harus kreatif
melakukan pemantauan, dan aktif "menyapa" calon-calon pelanggan anda dengan
ramah dan santun, supaya mereka selalu "ingat" dengan anda. Penjualan via media
lain, seperti iklan koran, iklan majalah, membuat brosur, membuat mini-portfolio,
dsb, bisa menjadi pelengkap dan membantu anda untuk mendapatkan pelanggan,
dan meningkatkan penjualan, namun pastikan bahwa media lain ini, cukup murah,
dan merupakan salah satu bagian dari proses mendapatkan pelanggan, dimana
baru.
Memelihara nomor telepon, email, alamat tempat tinggal, alamat kantor dan
informasi penting dan personal lainnya secara rutin, dan nomor telepon anda
sendiri tidak berubah karena pulsa habis dan kedaluarsa, atau pindah alamat
Ketiga poin di atas, adalah bagian dari model bisnis yang harus di kelola dan
dikerjakan secara berkelanjutan. Semakin rajin kita mengelolanya, semakin baik
kinerjanya. Karena setiap langkah akan membutuhkan biaya, dan biaya terbaik
adalah ketika biaya tersebut menghasilkan kinerja yang paling besar, dengan
demikian setiap biaya harus punya leverage besar terhadap pendapatan usaha kita.
Sedikit uraian sudah saya tuliskan pada bagian "penyusunan business model", nanti
akan saya ulas lebih rinci lagi pada bagian ini.
salam,
heru m sidik
Bagian ini adalah bagian terakhir yang akan saya bahas, karena akan banyak polemik
dan bukan mustahil akan sarat dengan perdebatan sengit yang menguras energi dan
emosi. Untuk itu saya akan sisihkan setelah semua bagian bisa saya tulis kan dengan
lebih lengkap.
Maklumlah, untuk masalah pengembangan jaringan bisnis, saya bukan orang yang
berpengalaman, jadi apa yang nanti akan saya tulis disini, sudah pasti akan sarat
dengan segala kekurangannya, apalagi jika kita bicara jaringan bisnis. Lha wong saya
aja belum punya jaringan bisnis, kok bisa bisa nya mau ngomong soal itu?
Tapi jangan kuatir, saya sendiri hanya menulis ide dan pendapat saja kok, pastilah
ada yang kurang beres, jadi saya harap rekan rekan semua tetap semangat untuk
membereskan hal hal yang rasanya kurang berkenan, supaya saya juga bisa belajar
dari rekan rekan semua.
Baik lah para sahabat semuanya.... sekarang saya akan buatkan outlinenya sbb;
1. Penambahan segmen pelanggan
Ketika terjadi perkembangan yang baik dari sebuah bisnis, tentu saja yang
terpikirkan adalah bagaimana cara nya supaya bisnis bisa tambah besar lagi.
Namanya juga pengusaha, pasti banyak usaha untuk membuatnya jadi lebih besar,
untuk itu langkah paling mudah adalah mencari segmen pelanggan baru. Tadinya
masih retail, sekarang sudah belajar melayani korporasi kecil, dan lama lama mampu
melayani korporasi besar. Ditambah lagi dengan pengalaman yang tadinya hanya
kenal dengan percetakan, sekarang sudah kenal dengan perusahaan agensi iklan,
perusahaan jasa komunikasi (baca: HUMAS, bukan telekomunikasi lho), bahkan bisa
juga masuk industri yang berbeda, dengan melayani permintaan videografi, sampai
pembuatan filem.
2. Franchise atau Chain-Studio
Istilah Franchise sudah banyak yang dengar, tapi istilah Chain-Studio saya plesetkan
dari istilah lama yang disebut dengan Chain-Store. Dulu sebelum franchise
berkembang seperti sekarang, banyak para pemilik usaha, mengembangkan
usahanya sendiri, dengan modal bank atau modal saham sendiri, untuk membangun
cabang-cabang baru di seantero dunia. Namun membiayai sendiri Chain-Store
mereka, akan menimbulkan biaya investasi yang MAHAL. Oleh karena itu lah,
sekarang banyak berkembang Franchise, yang lebih banyak di maksudkan untu
berbagi risiko bisnis. Sayangnya ketentuan tentang Franchise di Indonesia, belum
ditaati dengan baik, banyak franchisor yang pengalamannya kurang dari 3 tahun
sudah pasang iklan franchise, dan ketika terjadi perselisihan, posisi franchisee adalah
posisi yang paling dirugikan, sehingga banyak franchisor yang MELAHAP para
franchiseenya tanpa mereka menyadari efek jangka panjang yang terjadi, dimana
tingkat kepercayaan terhadap BRAND Franchise akan merosot. Franchise adalah
suatu pendekatan yang bagus, untuk mengembangkan bisnis fotografi secara lebih
cepat, murah, dan efektif dalam biaya pemasaran, termasuk pelatihan dan
standarisasi produk. Franchisor yang baik, adalah yang memberikan support kepada
franchisee untuk membangun usahanya dengan tingkat kesuksesan yang lebih
tinggi. Saya punya sedikit pengalaman soal franchise, jadi untuk masalah ini, nanti
akan saya share secara terpisah.
3. Kerjasama Modal Ventura
Ini istilah buat kerjasama yang sifatnya syariah, dimana keuntungan pemberi modal
ventura, adalah bagi hasil yang wajar dari bisnis yang dimodali. Bisa saja modal
ventura itu kemudian di konversi menjadi saham perusahaan, dan biasanya hal itu
merupakan salah satu opsi yang ditawarkan pada awal perjanjian kerjasama modal
ventura ditandatangani. Buat bisnis fotografi, belum ada yang berani menjadi
pemodal ventura, karena banyak fotografer adalah PENGUSAHA PRIBADI yang tidak
punya administrasi keuangan yang baik, sehingga mereka juga tidak bisa
meyakinkan para pemodal ventura untuk mensponsori bisnis fotografer. Bagaimana
mendapatkan modal ventura di Indonesia?Saya lihat banyak BUMN dan
perusahaan besar yang sekarang diwajibkan untuk mengembangkan UKM, dan
mereka bisa memberikan modal itu untuk anda, sepanjang anda cukup meyakinkan
mereka bahwa bisnis anda punya potensi maju.
Sayangnya lagi, lagi....
saya bleum pernah dengar ada fotografer gurem yang dimodali oleh BUMN, yang ada
adalah fotografer korporat dapat order dari BUMN karena koneksinya bagus.
Barangkali saya salah, tolong dibantu koreksinya ya...
Mungkin FN bisa membentuk sebuah ENTITAS LSM yang membangun suatu sistem
kerja standar, untuk menjadi SPONSOR, yang bertanggungjawab MENYALURKAN
program-program pemerintah, baik yang berasal dari BUMN maupun perusahaan
besar lainnya, dan mendorong fotografer anggotanya yang sedang merintis bisnis,
sehingga pembinaan para fotografer tersebut bisa berlangsung dalam jangka
panjang dengan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi.
4. Mengembangkan bisnis lain pendukung fotografi
Bisnis fotografi bukan cuma memotret wedding, prewed, stok foto, korporat dsb, tapi
juga printing, album, desain kreatif, video editing, photo editing, kursus, seminar,
workshop, dan bahkan penjualan kamera, asesoriesnya, perlengkapan studio dan
berbagai peluang bisnis lainnya, anda bisa memilih atau menekuni salah satunya.
Begitu beragamnya peluang bisnis pendukungnya, bisa dilihat padaBURSAN
FN. Seandainya komunitas FN ini bisa digerakkan ke arah yang lebih strategis,
sebuah ENTITAS LSM, bisa jadi kita nanti akan bersatu padu mengatur harga pasar
yang wajar, dan bahkan bisa mendorong harga pasar kamera dan perlengkapannya
yang murah, khususnya buat anggotanya, karena ENTITAS semacam ini bisa
melakukan kegiatan EKONOMI yang lebih efektif.
5. dsb...
Kemanapun arah tujuan yang anda cari, silahkan melanjutkan pengembangan bisnis
tersebut, namun harus memperhatikan syarat syarat berikut:
Sedapat mungkin bisnis baru harus memiliki keterkaitan erat dengan
kemampuan dan sumber daya yang sudah ada, atau paling tidak kita punya
partner kerja sama yang kompeten dalam mengembangkan bidang baru
tersebut. Meninggalkan bisnis yang lama dan mengembangkan bisnis yang sama
sekali baru, juga boleh sepanjang memang sudah dipertimbangkan dengan baik.
Petunjuk SUKSES, tidak selalu terlihat JELAS, kita hanya bisa memperkirakan,
dan mempersiapkannya, sedangkan hasilnya baru terlihat setelah
PENGORBANAN terjadi.
Buat sebuah simulasi BUSINESS MODEL CANVAS untuk memastikan bahwa bisnis
baru tersebut, mampu anda kerjakan dan secara finansial memberikan
keuntungan ekonomi buat bisnis anda, bukan malah jadi beban yang menyedot
Mohon kesabarannya ya, karena tingkat kesulitannya yang relatif tinggi dan butuh
banyak referensi supaya tulisan ini banyak manfaatnya. Semoga....
salam,
heru m sidik
0
0
reserved page 6 ..
halaman halaman ini saya cadangkan untuk, membahas topik topik yang sudah saya
buatkan outline tsb di atas, sekaligus untuk mendokumentasikan masukan dan saran
rekan rekan semua yang tentu saja akan memperkaya tulisan ini.
Ini bukan artikel, ini adalah forum diskusi, yang mudah mudahan nilainya akan lebih
baik jika kita semua memberikan kontribusi.
sambil jalan secara bertahap, saya coba catat dulu beberapa masukan dan harapan
teman teman disini;
Irvan Airlangga
yup semoga nanti ada bahsan ttg 'pengembangan bisnis' dgn detail bagaimana
"memeliharaKaryawan" agar kita bisa naik level menjadi Bisnis Owner. bukan
hanya 'self branding'; juga cara mengatasi 'konflik internal'.... ya seperti klo
partner yg ud jago keluar dr grup ato hubungan dgn Sub vendor..sperti
percetakan, frame..dLL
Ali Usman
Tertarik membaca judulnya. Setelah membaca saya dengan seksama, saya
sedikit ingin nimbrung pendapat. Mengapa pembahasan berikut contoh kasusnya
lebih mengupas tentang retail business (photography) atau lebih khusus ke foto
pernikahan/wedding saja. Bukan secara general.
bagian dibawah ini sudah saya masukan dalam poin ilustrasi di atas
Padahal bidang fotografi itu sangat luas. Ada Corporate, Commercial, Stock,
Food, dll. Dan kalo boleh jujur, justru bidang2x tersebut yang justru lebih banyak
menghasilkan fotografer yang sukses secara materi. Kan judulnya mengambil
kata "Kaya Raya". Apalagi rekan2x disini banyak yang belum paham tentang
bisnis fotografi yang melibatkan pihak lain spt : ad agency, produser, stylist,tim
produksi, tim creative, dll. Mungkin yang punya pengalaman boleh nyumbang
sharing disini..
Menghitung Penyusutan Kamera buat para praktisi, bukan teori akuntansi ...
Teori penetapan harga jasa fotografi sebagai salah satu cara, dan bukan satu
satunya lho...
Edfan Mario Y.
28 Agustus 2011 09:59:31
0
0
Leonardo Kaharap
28 Agustus 2011 10:27:53
0
0
Irwan Gunadi
28 Agustus 2011 10:44:17
0
0
figuran dan mantan artis top yang hidupnya berantakan karena kesulitan ekonomi.
5. Wartawan, ini juga profesi yang cukup dekat dengan fotografer, namun ada
lembaga kuat yang menaunginya, karena media massa mendukung dan
memerlukannya, juga ada semacam sertifikasi atau identitas kewartawanan yang
membantu kerja wartawan di lapangan. Bahkan untuk wartawan tertentu, hidup
mereka lebih terjamin, dan punya perlindungan hari tua yang memadai.
Saya hanya ingin realistis saja, mencoba menuliskan apa yang saya anggap bisa
menjadi panduan, untuk nantinya dilengkapi dan ditambahkan oleh mereka yang
profesional atau berpengalaman, sehingga para pemula tidak harus mengasah ilmu
dari NOL, tapi menggunakan panduan ini untuk menjadi besar dan bersatu padu
dengan fotografer lain membentuk komunitas yang lebih kuat, punya standar dan
punya kode etik profesi.
Masalah standar dan kode etik profesi mungkin terdengar berlebihan dan seperti
MIMPI, tapi semua itu bisa saja dibuat kan.... sehingga kita punya nilai tawar kuat
untuk memotret di berbagai tempat, tanpa merasa ter intimidasi dengan peraturan
yang belum jelas.
Mudah mudahan fotografi bisa berkembang lebih maju dan lebih baik dari harapan
kita semua....
salam,
heru m sidik
Henry B.S.
28 Agustus 2011 13:00:06
0
0
bookmark dulu.... penting nih buat pengetahuan... siapa tahu bisa mulai juga...
Luthfie Maulana
28 Agustus 2011 13:44:57
0
0
Widhi Wijaya
28 Agustus 2011 13:48:20
0
0
topik menarik nih, perlu disimak lebih lanjut sambil kalo udah buka puasa sambil
ditemani
Wiwin Yulius
28 Agustus 2011 16:17:00
0
0
Assalamualaikum wr wb...
apa kabar mas......
masih inget ?
suwun mas...
salam boemi
@ Bagas: Ingat dong mas Bagas, siapa yang gak ingat dengan sahabat bumi yang
sering bikin hunting...
@ Wiwin: Saya juga kenal sama mas Wiwin, tapi jarang di ajak ngumpul lagi nih...
@ All : Thanks untuk supportnya, tulisan ini cuma buat mengisi waktu libur di bulan
puasa sambil menunggu waktu berbuka. Siapa tahu ada yang mau sharing juga,
silahkan di lanjut...
Choirul Anam
28 Agustus 2011 18:37:35
0
0
Mantap pak tulisannya...... Jadi lebih semangat kerja nih..... Maklum dulu pernah kerja
di lembaga, terus dipretel, akhirnya jadi tukang foto dan syuting dari terop ke terop
deh.....
Makasih pak HMS......
>
Oklis Fetrawan
28 Agustus 2011 19:04:54
0
0
Proposal Usaha Makanan: Tahapan dalam membuat proposal bagi restoran baru anda
Ada beberapa tahapan yang mau kami bagikan dalam membuat proposal usaha makanan
yang bisa dicoba antara lain:
1.Menentukan lokasi tempat anda ingin membuka restoran makanan. Sebelum anda menulis
proposal usaha makanan ada baiknya terlebih dahulu menentukan lokasi di mana anda akan
membangun restoran makan tersebut. Karena itu cobalah untuk melakukan survey tempat
terlebih dahulu, usahakan memilih tempat yang ramai orang sehingga anda bisa mencoba
untuk menarik pembeli datang ke restoran. Di dalam proposal anda nanti juga harus
disertakan di mana anda mau membangun restoran dan apakah anda mau membeli atau
hanya ingin menyewa tempat serta berapa harganya. Jika anda biaya renovasi restoran maka
juga harus ikut dicantumkan ke dalam proposal usaha.
2.Menentukan jenis atau tipe restoran makan yang mau dibuka. Banyak sekali restoran yang
bisa dibuka seperti restoran cepat saji, restoran masakan tradisional, restoran bergaya barat,
restoran bergaya asia, dan lain sebagainya. Tentukan tipe restoran dan tulis hal tersebut ke
dalam proposal usaha makanan kamu. Semakin detil isi proposal yang dibuat maka semakin
mungkin kamu akan sukses mendapatkan modal usaha. Coba lihat apakah lokasi di tempat
kamu mau membangun restoran sudah ada usaha restoran yang sejenis karena kamu tidak
mau kan bersaing dengan tipe restoran yang sama di lokasi yang sama.
3.Berapa anggaran yang dibutuhkan dalam membuka restoran. Hal mengenai anggaran yang
dibutuhkan amatlah penting sebagai isi dari proposal usaha makanan. Inti dari proposal usaha
makanan adalah bagaimana kamu bisa menuliskan detil biaya dengan tetap menekan biaya
serendah mungkin. Estimasikan berapa biaya yang sekiranya akan dikeluarkan seperti biaya
produksi, biaya gaji, biata renovasi, biaya sewa, biaya pembelian gedung, biaya ijin usaha,
dan lain sebagainya. Ingat bahwa investor lebih menyukai anggaran yang tidak terlalu lepas
kendali. Selain tuliskan juga target keuntungan yang ingin dicapai selama setahun yang juga
dibagi ke dalam gambaran keuntungan per bulannya. Jangan lupa juga sertakan bagaimana
cara kamu untuk membayar pinjaman dari investor nanti.
4.Setelah kamu menentukan semua hal tersebut mulailah membuat usaha proposal makanan
yang dimulai dengan menulis ringkasan pelaksanaan di bagian awal. Pada bagian awal kamu
harus bisa menulis secara singkat, jelas, serta padat di satu halaman. Di dalam ringkasan ini
tuliskan alasan mengapa kamu mau membuka usaha restoran dan kenapa kamu tertarik
membuka usaha ini, visi serta misi usaha restoran kamu, apakah ada pengalaman di bidang
kuliner sebelumnya, dan sebagainya.
juga penting, coba uraikan makanan apa saja yang mau dijual di restoran kamu dan
berapakah harganya. Berikan detil terhadap bagian ini.
6.Tuliskan manajemen restoran serta bagaimana kamu akan memasarkan restoran tersebut.
Suatu restoran pastinya akan memiliki manajemen tersendiri, untuk itu tuliskan hal tersebut
ke dalam proposal usaha kamu. Sebagai contoh, manajemen produksi, manajemen
kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan sebagainya. Tuliskan juga
bagaimana kamu akan memasarkan restoran kamu. Bacalah dan analisis strategi pemasaran
yang akan dijalankan. Tentukan pangsa pasar serta target konsumen yang ingin dibidik.
7.Lengkapi proposal usaha makanan yang ada dengan berkas-berkas penting lainnya.
Terakhir di dalam membuat suatu proposal usaha makanan usahakan menambahkan berkasberkas penting seperti laporan keuangan saat ini, foto lokasi serta bangunan anda mau
membuka usaha restoran tersebut, proses produksi makanan atau masakan dengan bagan
alir, dan sebagainya.
Sebagian besar orang tidak memiliki modal yang cukup sebagai awal membangun dan
mengembangkan bisnis baru mereka. Usahawan yang mandiri atau perusahaan yang ingin
mengembangkan bisnis mereka tetapi tidak punya cukup modal untuk menutup anggaran,
mereka berusaha untuk menarik investor atau kreditur serta berbagai pihak lain yang
memiliki cukup sumber untuk diajak kerjasama dalam membangun bisnis. Untuk menarik
pihak-pihak tersebut maka proposal usaha diperlukan untuk mendapat kepercayaan
investor dan partner atau klien bisnis anda sehingga mereka bersedia mendukung usaha
dengan memberi modal baik dalam bentuk uang dan sumber lainnya.
Proposal usaha usaha diperlukan untuk mendapat kepercayaan investor dan partner atau klien bisnis
pasti kita dapat membangun bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang sudah ada.
Pastikan anda membuat proposal formal untuk usaha dengan langkah-langkah yang tepat.
Proposal Usaha: Bagaimana cara membuat proposal yang baik dan benar.
Sebaiknya dalam membuat suatu proposal usaha kita harus mencantumkan setiap detil
deskripsi usaha yang mau kita jalankan. Hal ini dapat membantu para investor dan pihakpihak yang ingin kita ajak kerjasama memahami bisnis apa yang mau kita jalankan dan
apakah bisnis tersebut menguntungkan untuk mereka. Perincian apa saja yang diperlukan
dalam membuat proposal usaha? Jika anda hanya ingin membuat proposal usaha pendek
dan ringkas maka jangan lupa untuk mencantumkan bisnis apa yang ingin dijalankan,
sasaran laba yang ingin dicapai, berapa besar uang yang harus dikeluarkan dalam
membangun usaha tersebut, serta bagaimana cara memasarkannya. Untuk proposal
usaha formal dengan rincian mendetail, anda harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1.Buat proposal usaha formal dengan kesan pertama untuk menarik perhatian investor.
Pastikan kita mencantumkan informasi penting sebagai gambaran pertama bisnis maupun
usaha anda. Untuk mencantumkan informasi-informasi mengenai gambaran bisnis anda maka
anda perlu membuat pengantar pada halaman depan proposal usaha. Pengantar pada awal
proposal usaha membantu pemahaman mengenai usaha maupun bisnis yang kita tawarkan
dengan cepat dan mudah. Apabila investor dan pihak-pihak lain yang ingin kita ajak
kerjasama tertarik dengan pengantar proposal usaha kita, maka selanjutnya anda akan lebih
mudah meyakinkan mereka untuk memulai bisnis tersebut. Hal apa saja yang perlu
dicantumkan pada bagian pengantar proposal usaha? Bagian pengantar proposal usaha harus
dibuat dengan kalimat yang singkat tetapi padat. Selanjutnya cantumkanlah gambaran umum
dari usaha yang mau dijalankan. Sebagai contoh: pernyataan tujuan dari bisnis anda, bisnis
apa yang akan dijalankan dan dalam bidang apa, anggaran dan berapa besar uang yang
dibutuhkan sebagai modal awal bisnis, serta target atau pencapaian yang ingin diraih dari
hasil menjalankan bisnis tersebut. Jangan lupakan juga bahwa proposal bisnis yang formal
memelurkan format proposal yang tepat. Untuk itu sebaiknya anda membuat judul proposal
yang jelas, daftar isi dimana hal ini akan sangat membantu pembaca, dan ringkasan isi
proposal yang tidak lebih dari satu paragraf.
Proposal usaha anda dapat membuat suatu bagan alir atau diagram
Terakhir, sebaiknya target pendapatan juga harus diperkirakan serta dibuat. Hal ini untuk
membantu pembaca mengetahui bagaimana usaha tersebut akan berkembang nantinya
dan keuntungan apa yang akan didapatkan dari usaha tersebut. Anda bisa membuat
target pendapatan atau keuntungan minimal lima tahun ke depan.