Anda di halaman 1dari 59

Mengenali bisnis Anda, melalui

Business Model Canvas


Standard

| Posted on

April 10, 2013 by satz

Banyak pebisnis yang belum mengenal secara menyeluruh bisnisnya, tidak punya gambaran apa
kelebihan produk, siapa target market mereka, biaya apa yang harus mereke keluarkan untuk
menunjang kesinambungan bisnis. Darimana mereka akan memperoleh penghasilan serta
bagaimana cara membuat pelanggan loyal.
Bisnis plan adalah hal yang selama ini kita tahu dan bisa secara lengkap menggambarkan bisnis
dan perencanaan kedepannya. Namun kendala dalam membuat bisnis plan adalah mengenai
rumit dan banyaknya item yang harus dilengkapi.
Akhir-akhir ini muncul konsep Business Model canvas, suatu konsep yang dikembangkan oleh
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, suatu konsep sederhana yang bisa mengubah konsep
bisnis yang rumit menjadi enak untuk dilihat. Dengan model kanvas, metode ini membuat kita
bisa menggambarkan bisnis dengan mudah dan membuat siapapun yang terlibat atau ingin tahu
bisnis kita bisa mudah memahami alurnya.

Ada 9 elemen yang terangkum dalam Business Model Canvas


1. Costumer Segment
Dalam menyusun bisnis model kanvas, kita harus tahu siapa segmen yang jadi target pasar kita,
apakah bisnis kita B to C ( bisnis to Costumer) atau B to B (Bisnis to Bisnis), kita bisa menyasar
satu atau lebih target market. Semakin spesifik target market kita, semakin memudahkan dan

mengefektifkan kita dalam melakukan promosi


2. Value Preposition
Bagian ini menceritakan mengenai kelebihan anda, manfaat solusi atau layanan anda terhadap
target market anda. Kelebihan anda akan menentukan segmen pelanggan yang anda pilih, atau
sebaliknya
3. Channel
Dalam menyampaikan kelebihan anda kepada calon pelanggan anda, anda perlu saluran atau
sarana yang berperan dari membangun awarenees sampai layanan purna jual.
4. Revenue Stream
Ini merupakan bagian paling vital dalam bisnis model kanvas, anda harus bisa mengidentifikasi
darimana pendapatan dalam bisnis anda diperoleh. Pendapatan tidak harus hanya di dapatkan
dari penjualan barang, pendapatan bahkan bisa jadi bukan merupakan uang.
5. Costumer Relationship
Bagian ini menceritakan bagaimana sebuah bisnis menjalin hubungan dengan pelanggannya, halhal apa saja yang harus anda buat untuk mempertahankan pelanggan dan membuat mereka
menjadi loyal
6. Key Activities
Dalam menciptakan proporsi nilai kepada target market anda, anda perlu melakukan aktivitas
dan strategi-strategi lebih lanjut
7. Key Resources
Dalam menciptakan proporsi nilai, perlu sumber daya di dalam organisasi yang perlu anda
wujudkan bisa berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun brand.
8.Key Partnership
Terkadang dalam menentukan preposisi nilai, kita perlu juga untuk bekerjasama dengan orangorang atau pihak lain yang bisa mendukung bisnis kita, kita harus bisa merumuskan siapa saja
yang terlibat dan bisa membantu kita
9.Cost structure
Dalam mewujudkan keseluruhan bisnis model canvas, perlu adanya komponen biaya yang
menjadi kunci jalannya operasional bisnis. Komposisi biaya yang efesien menjadi kunci besarnya
laba yang diperoleh organisasi

Dengan membuat bisnis model kanvas untuk bisnis Anda, anda jadi bisa melihat bisnis anda dan
sekaligus memproyeksikan bisnis anda kedepannya @satabrasyahdin

PROPOSAL STUDIO PHOTOGRAPHY


RENCANA PENGEMBANGAN BISNISKREASIDUNIAKU
Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga, dan untuk keperluan berobat serta membeli kaki
palsu yang ringan, pada saat ini sepertinya diperlukan usaha usaha yang bersifat agresif, kreatif, yang
penuh perhitungan dan berorientasi pasar.
Usaha dibidang jasa fotografi untuk pemotretan foto pra wedding, foto keluarga atau balita, foto
makanan dan foto produk diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial
yang saat ini jumlahnya sangat melimpah, baik itu angkatan kerja baru maupun lama, yang harus
menganggur akibat ketiadaannya kesempatan bekerja, cacat fisik karena sakit maupun kecelakaan atau
terkena phk.
Dengan demikian tujuan dari kreasiduniaku.com mengembangkan proyek usaha jasa fotografi
sendiri ada dua, yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek social. Aspek ekonomi adalah untuk
meningkatkan pendapatan keluarga, membeli obat obatan dan vitamin, membeli kaki palsu yang ringan;
sementara aspek sosial adalah untuk membantu saya dalam mengatasi minimnya pendapatan disetiap
bulan, karena dengan fisik saya yang sekarang cacat karena kaki kiri harus diamputasi karena sakit
kanker tulang dan umur sudah mencapai 45 tahun sangat sulit mencari pekerjaan di kantoran atau
perusahaan, maka dari itu saya berinisiatif membuat usaha kecil mandiri dengan
nama kreasiduniaku dengan menawarkan jasa pembuatan dan memanage website dan iklan properti.
Seperti diketahui bahwa sekarang banyak web blog gratisan maka pembuatan website sekarang ini
sangat sulit mendapatkan order pekerjaan pembuatan website.
Tentang dan tujuan pengembanggan Kreasiduniaku.com
Kreasiduniaku.com adalah sebuah bisnis yang bergerak dibidang konsultasi dan mendesign
komunikasi visual, kreasiduniaku mendesign dan memanage website, membuat logo, banner, brousure
melalui media internet ( masih berlangsung dan aktif ) dankreasiduniaku merupakan bisnis dari
rumah atau lebih dikenal dengan istilah S.O.H.O ( Small Office Home Office ). Dalam masa
kedepankreasiduniaku.com akan di kembangkan menjadi sebuah studio kreatif dibidang
komunikasi visual dengan penambahan berupa jasa fotografi dan kedepannya diharapkan bisa
mempunyai studi foto sendiri. Penambahan jasa fotografi dengan konsep yang sama dan nama yang
sama yaitu: KREASIDUNIAKU. Adanya jasa fotografi kreasiduniaku diharapkan bisa lebih mampu
untuk menerima lebih banyak macam order jasa pekerjaan fotografi, membuat atau memanage website,
membuat logo / banner / dll, dan semakin luas juga kesempatan untuk mendapatkan penghasilan.
Kreasiduniaku akan dikembangkan sepenuhnya menjadi kreative design yang bergerak di bidang
komunikasi visual / grafis, yang bergerak dibidang konsultasi design dan membuat: website, logo,
banner, brousure dan foto produk plus pre / pra wedding, foto keluarga atau balita, dan foto
makanan. Untuk mampu menghasilkan foto produk berupa foto produk iklan seperti: food stylish,
produk stylish, model / garment / fashion stylish, foto landscape, foto children / family dan pre / pra
wedding maka diperlukan peralatan berupa kamera, beberapa lensa pendukung, external flash dan
paket studio kit yang dapat dijinjing atau portable sehingga dapat dibawa ketempat lokasi
pemotretan. Dengan ada nya pengembangan inikreasiduniaku membutuhkan alat-alat penunjang
tambahan untuk dapat bekerja dengan maksimal. Penambahan alat-alat kerja berupa kamera DSLR,
lensa penunjang, paket studio kit (studio flash, lightstand, softbox, barndoor, standar reflector, ac
trigger, filter flash, studio bag, flash Difuser View Finder kit, dan photo table + background stand
beserta background kanvas nya, laptop).
Pengembangan usaha di bidang jasa fotografi ini sejalan dengan usaha yang telah dilakukan selama
ini, kreasiduniaku.com nantinya bukan hanya menawarkan jasa nya di dunia internet / dunia maya
tapi juga akan menawarkan jasa dengan membuka jasa fotografi dengan studio kit dengan
konsep S.O.H.O ( Small Office Home Office ). Dengan konsep S.O.H.O maka kreasiduniaku tidak
perlu menyewa ruko / toko dikarenakan tempat usaha menjadi satu dengan rumah tinggal

pemilik kreasiduniaku.

Target pasar penguna jasa fotografi:


Pengembangan kreasiduniaku mengarah ke bidang usaha jasa fotografi, ini dikarenakan saya
melihat peluang usaha di bidang jasa fotografi, sangat menjanjikan dalam hal mendapatkan
penghasilan yang lebih besar dan penghasilan tetap di setiap bulannya. Dengan maraknya trend foto
pre / pra wedding ( ini bisa dilihat banyaknya calon pengantin yang membutuhkan jasa photographer
untuk pekerjaan ini ), foto keluarga atau balita dan juga banyaknya usaha industri kecil yang
membutuhkan jasa photographer untuk membuat foto foto produknya guna periklan ( untuk pembuatan
brochure, pamflet, spanduk mini, dan lain sebagainya ).
Untuk target utama dari pengembangan usaha kreasiduniaku berupa jasa fotografi adalah calon
pengantin yang ingin membuat documenter berupa foto foto romantis mereka berdua di alam maupun
di studio, ke dua adalah foto documenter buat keluarga atau balita atau membuat foto bingkai besar
yang nantinya di pajang di rumah mereka, targaet selanjutnya adalah mereka yang mempunyai usaha
seperti rumah makan, usaha pembuatan / toko roti / bakery, produk makan kecil / pakaian dll.
Mengapa masyarakat membutuhkan jasa fotografer ?; harga! inilah faktor paling utama penentu, untuk
membeli kamera DSLR sangat mahal ( dibanding dengan kamera pocket ). Kamera DSLR yang canggih
akan lebih sulit buat mereka menggunakannya (tidak praktis), maka dengan menggunakan jasa
fotografer akan lebih praktis dan sesuai dengan budget yang mereka miliki dan tidak perlu repot repot
untuk memotret, meng edit dan mencetak.

Resiko usaha jasa fotografi


Untuk resiko usaha jasa fotografi sangat lah kecil karena dalam persaingan bisnis jasa fotografi masih
relative kecil dikarenakan masih sedikit orang yang menawarkan usaha ini dengan Sirius dikarenakan
banyak yang melakukannya hanya sebagai usaha sampingan atau sekedar mengisi waktu luang, untuk
mencetak foto dan pembelian album atau bingkai tidak teralu sering naik harga ( kertas foto, tinta dll )
jadi masih bisa disesuaikan harga nya dengan cara sering berkunjung ke tempat cetak foto digital
( kalau sebagai langanan biasanya sering di infokan kalau terjadi kenaikan harga ). Untuk mendapatkan
pelanggan dalam bulan pertama dan kedua memang butuh waktu sedikit lebih bersabar, maka promosi
usaha harus dilakukan dengan cara menyebar pamphlet, membuat website portofolio ( untuk satu ini
saya sudah mempunyai website design yaituwww.kreasiduniaku.com dan hanya perlu menbahkan
halaman portofolio jasa fotografi berserta contoh contoh hasil pemotrettan ), membuat akun di jejaring
social seperti facebook, google plus, twitter dll ( ini sangat efektif untuk menjaring pelanggan ).
Yang dipersiapkan untuk jasa photography:

1.peralatan photografi yang perlu disiapkan / dibeli:


a.kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflektor ) 1 unit, ( idealnya dengan 2 unit body
camera yang sama akan diuntungkan, satu untuk bekerja dan yang satu nya untuk backup jika terjadi trouble pada kamera yang satunya ) dengan kelengkapan lensa: lensa
wide angel: 10 22mm, 15-85mm, atau 17- 55mm ; macro: 100 mm f/2.8, 60mm
f/28 ; fix: 85mm f/1.8; fish eyes: 15mm dantelephoto 70 200mm f/2.8 IS, 70 - 200mm f/4;
externalflash, backup baterie, tripot, kartu memory dengan kapasitas besar ( diatas 6
giga lebih lebih bagus lagi 18 giga (6Giga dapat menampung 400 photo lebih) ), wireless
trigger.
b.Aksesoris: (studio kit portable) lighting : modeling lighting dengan variable output,
minimal 2, prefer 3 atau 4 ( tentu bisa mulai dengan 2 dulu ), power yang minimal 300 ws
( semakin besar lebih mudah mengaturnya ), softbox, umbrella / diffuser, beauty dish,
light stand dan RF trigger,background berwarna warni ( minimal punya warna standart
seperti: putih, hitam, biru, hijau dan merah ), reflektor standar, honey comb, barn door,
snoot, back drop dengan stand atau dudukannya, wireless synchro trigger, kabel roll,
laptop dengan dvd rw ( guna menyalin hasil foto ke cd ) softwere editing foto ( disini
laptop gunanya selain untuk editing dan menyalin foto ke cd juga sebagai alat untuk
menunjukan hasil foto ke pelangan untuk dapat memilih foto foto yang ingin dicetak
buat album dan bingkai foto.
2. website portofolio, website kreasiduniaku.com akan diberi penambahan isi portofolio dengan
adanya pengembangan dalam penawaran jasa dibidang photography dan ditambahkan pula album
portofolio berserta daftar harga jasa design, photography, dan cetak foto.

SEKILAS TENTANG:
FOTOGRAFI
Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling
populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar
medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat
akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya
disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat
ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa
mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA, diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan
berkembang menjadi Digital ISO.
Fotografer
Fotografer atau juru foto adalah orang-orang yang membuat gambar dengan cara menangkap cahaya
dari subyek gambar dengan kamera maupun peralatan fotografi lainnya, dan umumnya memikirkan
seni dan teknik untuk menghasilkan foto yang lebih bagus serta berusaha mengembangkan ilmunya.
Banyak fotografer yang menggunakan kamera dan alatnya sebagai pekerjaan untuk mencari
penghasilan, dan gambarnya akan dijual untuk cover majalah, cover calender, artikel, dll,
perkembangan sekarang sudah menjadi bisnis jasa pemotrettan pra wedding, foto fashion, foto produk
( memotret barang atau produk yang akan di iklankan ), foto family atau baby / bayi / balita.
Kamera DSLR dibagi dalam beberapa katagori atau level pengguna yang disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan dan keahlian pengguna kamera.
Entry-level: kamera DSLR yang mudah dalam pengoprasian atau penggunaannya dan
dengan performa yang cukup bagus bagi pengguna baru dalam fotografi atau bisa disebut juga
pengguna kamera poket yang beralih ke kamera SLR
Mid-level: diperuntukan bagi yang ingin naik tingkat bagi penggunaan kamera DSLR dari entry-level
models, menuju ke tinggkat lebih baik dalam kecepatan dan ketepatan performa , a sophisticated
autofocus system (apsc), dan lebih banyak macam setting dalam pengambilan foto. Atau bisa juga
disebut pe hobby fotografi atau bisa juga disebutLevel entry enthusiast.
Semi-professional: diperuntukan bagi yang sudah berpenggalaman dalam penggunaan SLR analog
( kamera SLR dengan film ) dan akan beralih ke kamera Digital SLR dengan tujuan atau berkeinginan
untuk masa kedepannya terjun dalam bisnis atau usaha di photography business / professional
photographer akan tetapi kamera masih mengunakan Kamera DSLR bersensor APS-C, sensor APS-C
sendiri biasa dikenal sebagai DSLR crop-sensor karena ukuran sensornya yang lebih kecil dari ukuran
film 35mm, menyebabkan lensa yang terpasang mengalami koreksi fokal (crop factor).
Professional: Nikon, Canon, Pentax, Sony, dll membuat kamera digital SLR diperuntukan buat geared
for professionals atau yang benar benar sepenuhnya sebagai professional photographer ( seperti Nikon
D3, canon D1 dll ) atau sensor pada kamera DSLR sudah full format atau full frame. Untuk kamera
professional tentunya dalam segi harga dan perfoma kamera sangat lah luar biasa alias mahal dan
tentunya disesuaikan dengan buget atau danayang tersedia.

Dari semua katagori atau level kemera, saya memilih kamera Semi-professional dengan alasan:
I.
saya telah berpengalan dalam penggunaan kamera SLR analog semenjak dari tahun 1985
dan pada tahun 1990 saya menimba ilmu di Institute Kesenian Jakarta di fakultas Design Komunikasi
Visual, disini saya lebih banyak lagi mempelajari ilmu fotografi dan pada tahun 1993 saya juga bekerja
secara professional dalam fotografi ( pada tahun 1995 saya tinggal pekerjaan professional photography
karena saya bekerja sebagai reveransir atau rekanan di TNI untuk memasok spearpart pesawat terbang,
akan tetapi dalam fotografi saya tetap meng capture ato memotert untuk sebagai dokumentasi (bukan
sebagai professional photographer ).
II.
Saya ingin terjun kembali ke dunia fotografi karena tuntutan fisik saya yang sekarang tidak
dapat bekerja lebih berat dan dalam bergerak sangat terbatas di karenakan setelah sembuh dari sakit
kanker tulang dan juga saya harus merelakan kaki kiri saya di amputasi, maka pekerjaan sebagai
fotogafer saya pilih kembali sebagai profesi professional saya di karenakan tidak memperlukan tenaga
yang lebih banyak, ruang gerak atau mobilitas yang minim dan untuk berpergian ke suatu tempat
lainnya saya akan emenentukan atau memilih tempat atau lokasi yang mudah saya jangkau dan
kerjakan.

Studi Kelayakan Proyek


Dari pengamatan langsung dan dari data trend cetak foto digital, pas foto kepegawaian dan pasangan
yang akan menikah banyak mengunakan jasa fotografer untuk mencetak foto moment, atau membuat
pas foto untuk kartu anggota / pegawai / keluarga / balita / makanan / produk dan foto pre / pra wedding.
Dan juga banyaknya industri kecil yang membutuhkan foto yang dipergunakan untuk membuat foto
iklan di billboard / spanduk maupun brochure / pamphlet dll, maka dirasakan usaha foto studio mini
( dikarenakan peralatan studio tidak besar tapi cukup dalam menghasilakn foto foto terbaik dalam
fotografi ) sangat menguntungkan, untuk cetak foto bisa diserahkan ke tempat cetak foto digital ( untuk
alat cetak foto digital sangat mahal dan jika mengunakan printer tidak efisien karena boros di tinta ).
Fonomena jasa fotografi sangat luar biasa karena banyaknya pengguna jasa photographer untuk meng
capture / mefoto pra wedding / keluarga / balita / produk guna documenter maupun sebagai alat
promosi produk makanan dll.

Kesimpulan kamera dan lensa yang layak dibeli


Dari semua referensi dan utak utik pencarian data kamera yang cocok saya pergunakan jasa fotografi,
adalah kamera DSLR, Midle DSLR atau Semi Pro DSLR untuk kamera baru mau pun 2nd (bekas), kalau
pun harus membeli kamera semi pro DSLR ( karena lebih baik dan lebih cocok untuk pekerjaan jasa
photography ) dan jika terpaksa harus membeli kamera Semi Pro DSLR 2nd (bekas) di karenakan harga
yang cukup fantatis kalau membeli yang baru dan tidak sesuai dengan dana yang akan saya anggarkan
untuk jasa fotografi.
Catatan tentang kamera:
Kamera di bagi menjadi 4 ( empat ) kelas:
Contoh yang diberikan dalam penggunaan lensa yang sesuai dengan level kamera yang disesuaikan
dengan kemampuan kamera sehingga memaksimalkan hasil capture atau foto, disini sebagai contoh
kamera.
CANON:
Pada kamera Canon lensa yang digunakan dan juga di rekomendasikan oleh Darwis Triadi ( tautan pada
blog komunitas fotografer Darwis Triadi ) sebagai pakar fotografi.
Entry-level dan Mid-level ( Level entry enthusiast )

Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 1000D, 1100D ( Entry-level beginner ); 450D, 500D, 550D,
600D, 650D ( Mid-level ( Level entry enthusiast ) ).
Canon EF 50mm f/1.8 Lensa termurah tapi nilai kualitas yang diberikan sangat baik, terutama untuk
foto portrait.
Canon EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS Lensa telefoto yang terjangkau tapi hasil yang diperoleh cukup
lumayan. Biasanya digunakan untuk foto potret, candid, satwa liar dll.
Sigma 10-22mm f/4-5.6 HSM Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara
(perkawinan, wisuda, dll).
Sigma 17-50mm f/2.8 OS HSM Lensa praktis untuk foto di kondisi cahaya yang gelap dan efektif
membuat latar belakang kabur.
Canon EF-S 60mm f/2.8 USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga, makanan
dan lain-lain

Semi-professional/Advandce Amature:

Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 40D, 50D, 60D ( semi professional beginner ), EOS 7D
( semi professional Intermediate to Advanced )
Canon EF-S 10-22mm f/3.5-5.6 Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara.
Canon EF-S 15-85mm f/3.5-5.6 IS USM Lensa untuk kegiatan sehari-hari yang lebih praktis dan lebih
tajam daripada lensa zoom biasa.
Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM Lensa praktis serbaguna, mantap di kondisi cahaya yang kurang
baik.
Canon EF 70-200mm f/4 atau f/2.8 IS Lensa telefoto untuk acara keluarga, potret, satwa liar, candid dsb.
Saya menyarankan versi yang ada IS bila dana mencukupi.

Canon EF-S 60mm f/2.8 USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga, makanan
dan lain-lain
Canon EF 85mm f/1.8 USM Lensa ini auto fokusnya sangat cepat dan hasilnya lembut, cocok untuk foto
potret kecantikan, candid atau acara olahraga di dalam ruangan seperti bola voli.

Professional

Rekomendasi lensa untuk kamera Canon EOS 5D mk II mk III, Canon 1D dan 1Ds series
Canon EF 16-35mm f/2.8 Lensa lebar untuk foto pemandangan, arsitektur, liputan acara.
Canon EF 24-70mm f/2.8 Lensa praktis untuk foto di kondisi cahaya yang gelap dan efektif membuat
latar belakang kabur.
Canon EF 70-200mm f/2.8 IS Lensa telefoto untuk acara keluarga, potret, satwa liar, candid dsb.
Canon EF 50mm f/1.2 Lensa berbukaan sangat besar ini baik untuk potret kecantikan dan kondisi
cahaya yang sangat gelap
Sigma 85mm f/1.4 HSM Lensa fix spesialis potret kecantikan atau candid
Canon EF 100mm f/2.8 L IS USM Macro Lensa makro buat foto detail produk, serangga, bunga,
makanan dan lain-lain
Tentang kamera Canon:
CANON EOS 50D ( 2008 ) ditujukan bagi mereka yang mencari kamera DSLR Canon terbaik di kelas
sensor berukuran APS-C. Crop factor 50D tetaplah 1,6x seperti pada 40D ataupun kasta dibawahnya
seperti 650D / 600D / 550D/1100D. Dan generasi baru dari Canon EOS 50D adalah EOS 60D dan Canon
EOS 7D, dan untuk sensor Full Frame dari Canon bisa mempertimbangkan Canon EOS 1D mark II, III, IV
( full format dslr ) atau EOS 5D mark II, III ( full frame dslr ).

NIKON:
NIKON adalah kamera digital SLR untuk semua level dari photographer: beginner atau pemula (Entrylevel dan Mid-level ( Level entry enthusiast ) ), intermediate atau Semiprofessional andprofessional. Dari semua kamera Nikon bisa kita bandingkan dengan kamera Canon
seperti contoh di bawah ini: ( info copy paste dari website Nikon )

Nikon D3200

Diluncurkan: April 2012


Key Features
24 megapixels, 4 photos per second, wide ISO range, Ful HD video
Uniqueness
Wireless compatibility
Great For
Point-and-shoot
Level
Beginner
Competitors
Canon 450D.500D, 550D
The Nikon D3200 is part of Nikon's entry-level line of digital SLR cameras. However, its full
feature set makes it far from "basic": with a large 24.2 megapixel sensor and compatibility
with all Nikon F-mount lenses, the D3200 will be able to capture a wide range of photographic
subjects. The body is available in both black and red.

Nikon D5100/D5200

Diluncurkan: April 2011


Key Features
16.3 megapixels, Full HD 1080p video, flexible LCD, image filters
Uniqueness
Flip and Twist LCD

Great For
High and low angle video/stills
Level
Mid-level / Level entry enthusiast
Competitors
Canon Rebel T3i (600D, 650D)
Camped out betwen the entry-level D3100 and the more advanced D7000, you'll find the
D5100. Its flexible LCD screen lets you shoot pictures and 1080p video from all sorts of angles
and a new filter option lets you apply effects to your images and movies without needing a
computer.
Nikon D7000/D7100

Diluncurkan: October 2010


Key Features
16.2 megapixels, 1080p movies, 6 photos-per-second, ISO up to 25600
Enhancements
Autofocus during movie capture
Great For
High quality stills and video
Level
Intermediate to Advanced
Competitors
Canon 60D, 7D
The Nikon D7000/D7200 is a mashup between Nikon's pro cameras and their high-end
cameras for advanced amateur photographers.It builds on the feature set of the Nikon D90,
offering an enhanced Full High Definition 1080p movie mode (activated via a single button
the camera's back), a 39-point autofocus system, and the ability to capture 6 photos per
second at a maximum shutter speed of 1/8000th of a second. The D7000 also borrows
something else less obvious from the pro cameras: the body is made of magnesium alloy
(metal) which lends it a heavy, solid, durable feeling.

Nikon D600

Diluncurkan: September 2012


Key Features
24.3 megapixels, 39-point autofocus, Full HD 1080p video
Uniqueness
Full frame sensor
Great For
Low light, Video
Level
Semi-pro to Professional
Competitors
Canon 5D Mark II
Want to capture images at the highest quality possible? Then the full-frame D600 may be just
what you need. If you've got no need for stills and instead want to make the next great
independent film, then you leverage the Full HD 1080p, custom frame rates and headphone
input to do just that. With a 39-point autofocus and a max speed of 5 photos per second, the
D600 is ready to capture just about any subject you put in front of it.

Nikon D800

Diluncurkan: March 2012


Key Features
36.3 megapixels, 51-point autofocus, Full HD 1080p video
Uniqueness
Full frame sensor
Great For
Low light, Video
Level
Semi-pro to Professional
Competitors
Canon 5D Mark III
The D800 includes a massive full-frame 36.3 megapixel sensor. Aimed at professional
photographers and videographers, the camera also includes a 51-point autofocus, Full HD
video (with manual exposure and audio control) and a sophisticated metering system designed
to capture accurate exposures in all kinds of lighting conditions.

Catatan: Kamera dan lensa hanyalah alat. Bagus tidaknya foto lebih banyak dipengaruhi oleh factor
photografernya ( normal fisik atau cacat fisik tidak mempengaruhi kinerja tapi kemampuan/skill
manusianya yang utama ). Kamera bagus bukan berarti akan secara otomatis menghasilkan foto yang
bagus. Demikian juga sebaliknya, kamera jelek akan otomatis menghasilkan photo yang jelek. Seorang
photografer adalah seorang gear head, tetap skill / kemampuan manusia adalah nomer satu, alat atau
gear ( kamera dan lensa ) hanyalah sebagai penunjang kita dalam berkreasi (kamera juga harus
disesuaikan dengan kebutuhan sebagai alat kerja ).
SEE ABILITY, NOT DISABILITY
Untuk perlengkapan fotografi saya pilih memakai system paket untuk menekan biaya dan cukup
mampu untuk berkerja di bidang photo produk ( advertising ) seperti photo: food stylish, grossery
stylish, models / butik stylish, dan lain sebagainya, dan juga mampu untuk photo pre / pra wedding,
family / baby ( balita ) . Untuk kamera saya memilih kamera semi pro dari produk Canon EOS 60D, dan
untuk pekerjaan utama adalah mengerjakan foto pra wedding, foto family / foto baby atau balita, foto
food atau makanan dan lain sebagainya.

Prakiraan harga dari perlengkapan studio mini:


Dengan kamera Canon EOS 60D:

N
o

Diskripsi

Harga (Rp)

1 CANON EOS 60D KIT (18-135MM)

10,430,000

2 CANON EF 85MM F/1.8 USM

3,911,400

3 CANON EF 50MM F/2.5 MACRO

3,224,000

4 YONGNUO TTL SPEEDLITE YN-565EX GN 58 FOR


CANON

1,350,000

5 3 Light Executive Portable Kit


6 Paket Strobist no 3

810.000
1.400.000

7 Takara Tripod Monopod TVM-1093S

500.000

8 Memory card 16Giga

250.000

9 MALIBAH MG-E9 FOR EOS 60D + LP-E6

920,000

1
0

CANON BATTERY LP-E6 FOR EOS 5D/7D


Jumlah

720,000
23.515.400

list harga pemotretan:

N
o

Diskripsi

Harga (Rp)
PAKET KELUARGA / FAMILY / PRA WEDDING

Paket Narsiz ( 1 orang )

1 foto (8R)

150.000,-

5 foto (8R)

650.000,650.000,-

Paket Ekonomi I

5 foto keluarga
5 X 8R
Tanpa stylish make up artis dan
costume
Maksimum 6 orang

Paket Ekonomi II

15 foto keluarga
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang

2.000.000,-

Paket Ekonomi III

4 foto keluarga
4 foto ukuran 20R ( 50 cm x 75 cm )
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)

2.000.000,-

Maksimal 6 orang
5

Paket Simply I

15 foto keluarga
1 Album 8R (20 x 25 cm)
2 Foto 20 R ( 50 cm x 75 cm )
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang

2.500.000,-

Paket Simply II

15 foto keluarga (Outdoor session)


1 X pemotretan ( 2 jam )
1 Album 8R (20 x 25 cm)
2 Foto 20 R ( 50 cm x 75 cm )
dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang
Area dalam kota atau 45mnt dari
kreasiduniaku

3.000.000,-

Paket
25 foto
Luxury ( indoorPraWeddin 1 X pemotretan ( 2 jam )
g Pack)
1X make up artis dan penyewaan
costum ( hanya waktu pemotretan
dan tempat penyewaan telah
ditentukan)
1 Album 8R ( 20 cm x 25 cm )
2 foto 20R ( 50 cm x 75 cm ) dengan
bingkai kayu

N
o

Diskripsi

5.500.000,-

Harga (Rp)

PAKET FOOD PHOTOGHAPY dan PRODUCT / STYLISH PHOTOGRAPHY


1

Satuan

1 foto (8R)

150.000,-

5 foto (8R)

650.000,-

Paket Ekonomi

15 foto food / product photography


1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X edit dan designed dalam 1 frame
brosur / pamflet dalam bentuk CD
album

2.000.000,-

Paket Simply

15 foto food / product photography


1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X edit dan designed dalam 15
frame brosur / pamphlet dalam
bentuk CD album

2.500.000,-

Paket Luxury I

15 foto food / product / stylish

6.500.000,-

fashion photography
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
4 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X make up artis (khusus stylish
fashion photography)
Maksimal 6 model (khusus stylish
fashion photography)
1X edit dan designed dalam 15
frame brosur / pamphlet dalam
bentuk CD album
5

Paket Luxury II

15 foto food / product / stylish


fashion photography
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
15 foto 20R (50 cm x 75 cm)
dengan bingkai kayu
1X edit dan designed dalam 15
frame brosur / pamphlet dalam
bentuk CD album

8.000.000,-

Untuk semua paket mendapatkatkan CD file dokumen foto.

Untuk penambahan waktu dan lain sebagainya:

N
o

Diskripsi

Harga (Rp)
PENAMBAH

Penambahan

Foto 8R
Orang

100.000,25.000,-

Make up artis per orang

150.000,-

Costume ( bukan wedding costume )

200.000,-

Album tanpa foto ( untuk 20foto)

300.000,-

Album dengan design (untuk


15 30 foto)

600.000,-

Paket Keluarga / Family / Pra Wedding outdoor lebih dari


45 menit dikenakan tambahan biaya per jam (maksimimum
2 jam)

200.000,-

Paket Keluarga / Family / Pra Wedding outdoor diluar kota


akan dikenakan biaya (transportasi) sebesar

500.000,-

Dengan asumsi hitungan sebagai berikut:


Untuk foto:

Ukuran foto

Ukran kertas

harga
canvas

4R
10.2X15.2cm

A6

10.5X14cm

@Rp

1600,-

8R
20.3X25.4cm

Quarto

20.3X24.4cm

@Rp

8000,-

59.4X84.1cm

@Rp 170.000,-

20R 50X75cm A1

Rp 370.000,-

lain lainnya:

N
o

Diskripsi

Harga (Rp)

1 Transfer file foto ke dalam CD

50.000,-

2 Album foto exclusif

250.000,-

3 Bingkai foto (60X85)

250.000,-

Asumsi rincian paket ekonomi


Rp 2.000.000,-

Paket Ekonomi II
15 foto keluarga
1 album 8R ( 20 cm x 25 cm )
1 foto 20R (50 cm x 75 cm) dengan bingkai kayu
1X make up artis (tanpa costume)
Maksimal 6 orang
Rincian
2 foto ukuran 20R ( 50 cm x 75 cm ) bingkai
kayu ( foto plus bingkai )
1 album magazine 8R ( 20 cm x 25 cm ) isi 36
foto
. 15 foto 8R
. album magazine exclusif 8R

@
170.000,250.000,-

840.000,@

@ 8000,@ 250.000,-

120.000,250.000,-

@ 50.000,-

50.000,-

Upah perhari asisten photographer

100.000,-

100.000,-

Transportasi ( dalam kota )

100.000,-

100.000,-

CD picture album ( transfer file foto ke cd )

1.460.000,Sisa dari jumlah dari ongkos pekerjaan


adalah uang jasa photographer

2.000.000,- 1.460.000,=540.000,-

Keterangan tentang transportasi terdiri dari :


1. ke lokasi pemotrettan pulang pergi.
2. ke tempat cetak foto pulang pergi.
3. penyerahaan hasil foto ke tempat pelangan.

Biaya oprasional
Upah harian asisten plus transportasi ( 1X pp
pemotretan dan 1X pp cetak foto dan 1X
penyerahan foto ke pengguna jasa )

100.000,- + 100.000,- = 200.000,-

Biaya oprasional per bulan 200.000 X 30 hari

6.000.000,-

BIAYA OPERASIONAL / BULAN

PENDAPATAN BULANAN
1

1X jasa pemotretan

540.000,-

Jadi kalau 1hari memotret 1 X, Rp. 540.000,-/hari X 30 hari = Rp. 16.00.000,-

KEUNTUNGAN TIAP BULAN (pendapatan / bulan biaya oprasional)


Pendapatan / bulan
Biaya Operasional
Ke untungan tiap bulan (pendapatan / bulan dikurangi
biaya oprasional)

16.200.000,6.500.000 ,10.200.000,-

LAMA KEMBALI MODAL (biaya investasi dibagi keuntungan bulanan)


Biaya investasi

23.515.400,-

Keuntungan bulanan

10.200.000,-

Lama kembali modal

2.5 bulan

Harga diatas untuk pemotretan indoor ( dirumah pemakai jasa ) dan outdoor dalam kota, jika wilayah
pemotrettan berada di luar kota akan dikenakan biaya tambahan yang akan disesuaikan dengan jauh
dekat nya lokasi dan tempat yang digunakan sebagai lokasi pemotertan dan untuk penyewaan studio
indoor khusus untuk studio foto akan dikenakan pula tambahan biaya ( harga sewa studio foto yang
akan dipakai pemotrettan ).
Pengembangan berikutnya akan membuat studio foto sendiri dan dapat juga sekalian menyewakan
costum atau pakaian pengantin / casual dll untuk sesi pemotrertan di studio maupun outdoor.
Untuk jasa photography saya menerapkan dengan system paket untuk memudahkan pengguna untuk
memilih paket yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang di miliki oleh pengguna jasa
photographer.

Bisnis Model Canvas


Jadi hari ini postingtannya tentang Materi Bisnis Model Canvas dari MK Kewirausahaan dan
Menejemen Bisnis, yang diajarkan oleh dosen bernama Rahmat Izwan Heroza,S.T,M.T.
Beberapa materi saya ambil dari beberapa blog lain :D hehehe.. Jadi maklum kalau kalian pernah
kebaca juga materi ini di blog lain.
Oke kita mulai materi Bisnis Model Canvas nya..

BISNIS MODEL CANVAS

Elemen dalam Business Model Canvas mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channel,
Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership,danCost
Structure. Untuk menyusun model bisnis menggunakan pendekatan ini dimulai dariCustomer
Segment, diikuti denganValue Proposition,Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key
Resources, Key Activities, Key Partners,danCost Structure.
Bagaimana Menerapkan Business Model Canvas?
1. Customer segment
Customer segment adalah kelompok target konsumen yang akan atau sedang kita bidik untuk
menjadi pelanggan kita. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi pelanggan adalah, kita harus
benar2 bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target pelanggan kita. Segmen target bisa
dibedakan berdasarkan hal2 seperti:
1.
Tingkat ekonomi (menengah, atas atau kalo mau lebih spesifik lagi di segmentasi
berdasrkan pendapatan atau uang jajan bulanan target konsumen kita)
2.
Umur
3.
Komunitas tertentu (misalnya komunitas sepeda, komunitas pecinta hewan tertentu
atau komunitas ibu2 pengajian dll.)
4.
Perilaku khusus dari target konsumen kita (misalnya reaksinya terhadap harga barang,
kadang ada perilaku tertentu yang malah suka dengan barang-barang mahal, ada juga yang benar2
sensitif terhadap harga pengen yang murah dll.)
Yang penting adalah kita benar2 bisa membagi (segmentasi) target customer kita, karena dengan
membagi kita lebih bisa mengerti dan menangkap kebutuhan khusus dan sifat-sifat target konsumen
kita. Inilah yang harus kita tangkap dari calon konsumen kita..
2. Value Proposition

*kalo bingung dengan arti value proposition boleh sementara diganti dengan istilah Produk
Value proposition atau mudahnya produk, adalah hal yang kita tawarkan ke target konsumen
kita.Misal nya Kita berjualan Buku anak-anak pada orang tua yang sedang membawa anak nya
berjalan-jalan.
Value proposition kan gak selalu tentang barang, dia sifatnya lebih luas seperti jasa arsitek atau jasa
konsultasi dan pelatihan bisnis, atau jasa fotografi, bahkan gabungan produk dan jasa seperti kalo
masang kawat gigi , jasa produksi dll.
Ok, sekarang bentuk bisnis kita sudah sedikit terlihat, kita sudah punya apa yang konsumen kita
butuhkan dan kita sudah tahu apa yang kita akan tawarkan kepada target konsumen kita.
3. Channel
Untuk menyampaikan value proposition ke konsumen kita perlu channel. Channel adalah cara yang
digunakan untuk memberikan value proposition kita ke konsumen. Cara ini bisa sangat bermacam2
tergantung dari segmen konsumen yang kita bidik. Chanel ini adalah salah satu hal yang sangat
perlu diperhatikan, karena kalo kurang tepat kita ga bisa meraih target segmen kita. Channel bisa
juga disebut bagaimana cara kita menyampaikan produk kepada konsumen. Channel tersebut bisa
berupa penjualan langsung, bisa juga melalui distributor, melalui tenaga marketing, bisa juga
melalui website, bisa melalui forum jual beli, atau melalui thread kaskus.
4. Customer Relationship
Salah satu misi marketing adalah untuk terus menambah lagi konsumen yang bisa dilayani. Hal ini
tentunya berarti semakin banyak penjualan. Cara untuk mendapatkan, menambah jumlah konsumen
dan untuk mempertahankan konsumen agar terus setia dengan kita adalah dengan membuat
hubungan baik dengan pelanggan. Ini yang dimaksud dengan customer relationship, yaitu wadah
untuk terus berhubungan dan semakin mempererat hubungan dengan pelanggan kita.
Di era nya teknologi informasi dan komunikasi sangat banyak cara untuk membuat hubungan
dengan konsumen. Sebut aja website, facebook, twitter, kaskus, thread n forum, bbm, ym, whatsapp
dll. Semua itu bisa dijadikan cara untuk menjalin hubungan dengan konsumen. Dengan hubungan
yang lancar tersebut kita bisa dengan mudah menyampaikan sesuatu kepada konsumen kita
misalnya produk baru, diskon, penawaran khusus dll. Dan yang gak kalah penting adalah kita bisa
dapet info tentang apa yang jadi keinginan dari konsumen kita.
dari bisnis model.
5. Revenue Stream
sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang
sangat jelas dan masuk akal
Oke, setelah kita mengisi lalu mengutak atik keempat elemen di atas kita mulai isi lagi kotak ke
lima yaitu revenue stream. Revenue stream ini adalah salah satu yang sangat penting karena inilah
nafas yang membut usaha kita tetap hidup.
Contoh: Revenue Stream Buku Bacaan Anak-anak
Model revenue stream yang lain adalah Buku Bacaan Anak-anak, dia menghasilkan uang dari
banyak revenue stream, dari penjualan dongeng, penjualan buku mewarnai, penghasilan dari buku
bergambar, ada juga dia dikasi duit sama sponsor mereka.

Syarat dari business model yang bisa hidup adalah jelas bagaimana bisnis ini bisa menghasilkan
uang. Jadi kalo kita ditawarin bisnis trus ga jelas revenue stream nya ga jelas bagaimana bisnis
tersebut bisa menghasilkan uang, maka ini bukan jenis bisnis yang bisa terus bernafas dan
tumbuh.. .if its sounds to good too be true then it is not true, sebuah bisnis yang baik dan mantap
harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal.
Mengapa menggunakan Business Model Canvas?

Visual

Thinking :

Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi berukuran poster besar dan
menempelkan nya ke dinding. Setelah itu, founder kemudian menggunakan sticky
notes seperti post-it untuk mengisi 9 bagian. Sticky notes memungkinkan grup thinking karena
setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.
Iterasi dengan cepat :
Iterasi adalah proses di mana founder keluar dari kantor atau labnya dan mencoba
mengevaluasi ide nya, kemudian kembali lagi ke kantor untuk memperbaiki model bisnis dan
produknya berdasarkan Feedback yang didapat dari market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh
dari bisnis model kanvas, founder bisa dengan cepat melakukan iterasi ini.
Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis :
Bisnis Model Kanvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual menggambarkan kaitan dari
masing-masing komponen bisnis tersebut. Seringkali founder menggambar garis dan ilustrasi di
poster untuk mewakili potongan-potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama. Dengan
cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar dan / atau proposisi nilai yang unik.
Selanjutnya, tim kemudian dapat mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis baru untuk
menguji BMC sebagai iterasi baru.
Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya :
Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim dipaksa untuk menjelaskan dengan
tepat dan ringkas apa yang mereka mau untuk menguji atau menindak lanjuti pada iterasi
berikutnya.
Bentuk visual dari bisnis model kanvas memudahkan startup untuk membaginya
dengan partner, rekan kerja :
Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan visual, mudah untuk berbagi

melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk bertemu dengan pihak lain yang
berkepentingan.
Rencana Bisnis Model Canvas
Ini adalah contoh Rencana Bisnis Model Canvas dari saya sendiri mulai dari Value Proposition
sampai Revenue Streams. Saya membuat conton Bisnis model canvas penerbit buku.

1. Value Proposition
Untuk menjalankan bisnis kita mulai dengan menentukan Value Proposition yaitu apa yang akan
kita tawarkan kepada costumer. contohnya : Jasa Produksi Penerbit Buku.
2. Costumer Segments
Pada Costumer Segments kita harus menyiapkan target marketing, nama brand , dan cara
pemasaran.
contoh nya : kita mengikut sertakan pada brand Gramedia yang biasa menerbitkan berbagai
macam jenis buku.
3. Channels
Pada Channels yang harus diketahui adalah jalur yang dipakai untuk berkomunikasi dengan
costumer, contohnya : kita membuat sebuah akun twitter, facebook atau membuat web untuk
para costumer.
4. Costumer Relationship
Pada CR, kita harus memfokuskan cara mempertahankan Costumer Segments agar tetap kontak.
contohnya : kita menyediakan Costumer Service untuk pelanggan tetap atau penulis yang sering
ingin menerbitkan buku nya.
5. Key Resouce
Pada Key Resource kita mencari resource yang dibutuhkan untuk membuat value berjalan,
contoh nya : bahan yang dapat menjalankan bisnis kita seperti barang, manusia dan lain-lain.
6. Key Activity
Pada key activity itu menunjukkan baimana cara kita memunculkan value.
contohnya : mencari seseorang yang mampu membuat suatu website untuk kita bisa
berhubungan dengtan costumer.
7. Key Partner
Kita mencari aktivis atau partner yang bisa diandalkan.
,contoh nya : iklan yang kita pasang untuk menarik perhatian Costumer, atau seller yang bisa
diandalkan untuk menjalankan bisnis dengan lancar.
8. Cost Structure
Pada cost structure adalah pemikiran biaya yang dikeluarkan dan variable dan fix cost.
contoh : harus membuat anggaran pembukuan biaya yang dibutuhkan dan yang akan
dikeluarkan.
9. Revanue Streams
Pada Revanue Streams hampir sama seperti channels, kita mencari brand atau investor.
contoh : Investor dari brand Gramedia yang bisa mengenalkan produksi atau penerbit kita.

Sekian Penyampaian materi tentang bisnis model canvas dari saya, semoga bermanfaat :) maaf
jika ada kesalahan :)

Ingin Kaya Raya dari Bisnis fotografi?


Heru Muara Sidik | 28 Agustus 2011 06:46:46 |
Diskusi Fotografi > Bisnis Fotografi
1
0
49

Dilihat : 13706
Boleh percaya boleh tidak, banyak yang ingin kaya dari bisnis fotografi tapi tidak pernah tercapai,
dan banyak yang sudah sangat kaya dari bisnis fotografi tapi kita tidak pernah tahu rahasia
mereka bisa berhasil. Itu yang membuat saya ingin belajar fotografi lebih banyak lagi, terutama
untuk membangun kewirausahaan di bidang fotografi.
Menurut saya:
1. Bisnis membutuhkan pengetahuan manajemen dan keuangan, yang merupakan "sisi lain" dari
sebuah kewirausahaan, sehingga bisa menjual karya seni dengan nilai tambah yang luar biasa,
bukan menjual foto seharga ongkos cetak dan uang lelah.
2. Fotografer adalah seorang seniman, yang sayangnya hidup dalam dunia yang begitu
dicintainya, dengan sedikit pamrih asal bisa hidup dan menikmatinya rasanya sudah cukup.
Banyak saya dengar fotografer yang ingin kaya namun jarang yang belajar mendalami seluk
beluk bisnisnya dari "sisi lain" yang belum dikuasainya.
3. Menggabungkan dua sisi seni+manajemen administratif, bukan suatu yang mudah, namun
bisa dilakukan dengan menyusun bisnis model yang tepat dan mencari mitra yang tepat untuk
menutupi sisi kekurangannya, satu sama lain. Namun begitu, jarang ada kerjasama yang
langgeng dari dua sisi yang berbeda ini, karena ketika berhasil, maka satu sama lain akan saling
meremehkan dengan berkata:"keberhasilan ini adalah hasil kerja keras saya, tanpa anda saya
mampu meraih sukses ini!". Justru kalo gagal malah gak masalah, karena sama sama saling
menyalahkan pihak lain, seolah dirinya sendiri yang paling benar... he..he..he.. itu manusiawi sih.
4. Kenyataannya, diantara banyak pelaku yang jarang sukses, ada segelintir orang yang sukses
luar biasa, dan punya reputasi hebat untuk terus berkarya dan jadi orang kaya. Siapa mereka ?
Para maestro yang namanya cukup terkenal, banyak menulis, banyak berkarya, banyak pameran,
banyak relasi kelas atas, banyak sponsor dan pekerjaan datang bertubi tubi, sampai mereka
harus menolaknya.
5. Terlepas dari simplifikasi yang saya tuliskan di atas, rasanya memang dunia bisnis fotografi
adalah suatu yang kompleks dan banyak ditulis oleh para fotografer asing, dalam buku buku
mereka secara rinci dan menarik, sayangnya tidak semuanya aplikatif di Indonesia.

Saya tahu bahwa semua orang akan menjawab YA pada pertanyaan pada judul thread ini, namun
tidak tahu caranya dan bagaimana memulainya. Dari semua pencarian saya tentang kendala
bisnis dalam dunia fotografi, saya mencoba mencari dan menemukenali permasalahan ini,
dengan terus belajar dan salah satunya adalah dengan membuat dokumentasi dari setiap hasil
pencarian saya.
Untuk membuatnya menjadi lebih lengkap dan bermakna, saya mengajak rekan rekan semua
untuk juga melakukan koreksi serta melengkapi segala informasi yang akan saya tulis secara
bertahap di forum ini, jika memang semangat untuk membuat panduan bisnis fotografi terus
bergelora dihati kita semua.... Jangan anggap saya adalah fotografer terkenal, apalagi
profesional, tapi cuma fotografer seperti anda juga yang sedang belajar untuk merintis karir
fotografi tanpa kenal lelah...
Mari kita belajar bersama, nah untuk memulainya, saya coba buatkan outline "Panduan Bisnis
Fotografi di Indonesia" berikut ini;
1. Memulai bisnis dengan sederhana.
Pada bagian ini, kita sama sama membahas mengenai cara memulai bisnis dengan apa yang kita
miliki saat ini. Penempatan pada bagian satu, bertujuan untuk memberikan dorongan bahwa
bisnis tidak selalu harus menyiapkan rencana bisnis yang besar dan lengkap, apalagi dengan
modal kuat, tetap cukup dengan semangat dan kecerdikan menyiasati keterbatasan yang ada.
Pada titik ini, semua orang akan di hadapkan pada satu keraguan, dan ketika mulai melangkah,
makin banyak kebingungan dan keraguan itu muncul dan buat para fotografer hebat, mereka
akan mengatasinya satu persatu dan melangkah ke jenjang sukes berikutnya.
2. Mempersiapkan bisnis model yang tepat.
Pada bagian ini, saya membayangkan bahwa untuk menjadi besar kita harus tahu arah dan
tujuan kita. Biasanya, kita hanya tahu, bahwa kita ingin sukses, tapi tidak pernah fokus pada
kekuatan yang kita miliki untuk bisa melangkah sukses. Bisnis model akan mengarahkan kita
tentang segala kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, mirip dengan analisis SWOT, tetapi
lebih lengkap dan menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa sendiri.
3. Sistem adminstrasi yang baik.
Disini, banyak orang tidak menyadari arti pentingnya sistem kerja yang baik, banyak yang
memulai bisnis dengan "KEPERCAYAAN" namun kenyataannya hanya akan berakhir pada
"KECURIGAAN" yang menyulut pada banyak persoalan lain. Sistem kerja yang baik, akan
membangkitkan nilai "KEPERCAYAAN" dan mengurangi tingkat "KECURIGAAN" sehingga semua
orang bekerja dengan rasa aman serta fokus pada tugasnya.
4. Sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan.
Memasarkan dan mengelola pelanggan adalah elemen penting dalam mengelola produk JASA,
dan hampir semua seniman (baca:forografer) merasa karyanya adalah kekuatan marketing, dan
pelanggan akan datang membeli dengan sendirinya. Paham ini, hanya akan terjadi jika karya
anda sangat istimewa, tapi untuk seniman yang pasaran seperti saya, rasanya perlu kemasan
dan pengelolaan pelanggan yang mampu memelihara bisnis dalam jangka panjang.
5. Mengembangkan jaringan bisnis.
Pada bagian ini, sebenarnya adalah bagian yang paling sulit, dan tidak banyak orang yang
berhasil, tapi selalu saja ada segelintir orang yang sukses. Mengembangkan jaringan bisnis
adalah meningkatkan KAPASITAS layanan, sehingga jumlah konsumen akan berlipat ganda,
bagaimana carannya mengKLONING diri anda, menjadi ribuan orang yang melayani ribuan

pelanggan? Oleh karena itu saya mengatakan bahwa ini adalah bagian yang paling sulit, tapi
bukan berarti tidak mungkin kan?
Sementara baru 5 ide itu yang muncul, walaupun dari setiap ide tersebut, nantinya akan muncul
lagi sub-ide yang lebih rinci dan bisa jadi memerlukan detil yang lebih banyak lagi. Namun begitu,
mudah mudahan ada diantara rekan rekan semua yang bisa memberikan masukannya. Atau
mungkin punya pengalaman dan ingin sharing disini, sehingga akan semakin lengkap jika
kontribusi anda di dokumentasikan disini. Tidak perlu takut salah atau di cerca oleh orang lain,
karena seringkali yang mencerca tersebut adalah para kritikus handal yang kita butuhkan agar
kita bisa semakin baik.
Buat para profesional dan maestro fotografi yang telah sukses, mohon dorongan dan
masukannya agar semua tulisan disini tambah lengkap. Saya tidak bermaksud lancang untuk
menggurui, namun justru sedang belajar dengan cara menyusun ide dan pemahaman saya
tentang bisnis fotografi yang sedang menarik minat saya saat ini. Siapa tahu kelak, kita semua
bisa bergabung dalam satu komunitas bisnis besar yang punya kode etik dan gelar profesi seperti
dokter, pengacara, akuntan dsb. Semoga proses belajar ini bisa bermanfaat buat yang lain juga.

Memulai dengan sederhana perlu dijabarkan dengan konkrit, apa saja profesi fotografer
yang bisa anda lakukan sebelum benar benar terjun kedalam bisnis?
- jadi karyawan yang hobi fotografi
- jadi wartawan,
- jadi fotografer di perusahaan fotografi wedding (king, bridal, dsb).
- jadi pengajar tetap di tempat2 kursus atau sekolah,
- jadi asisten fotografer di studio foto (M-Studio, king, tarzan, jonas, dsb).
dan masih banyak profesi lain yang relevan dengan fotografi, sayangnya itu semua
belum menggambarkan bisnis yang sesungguhnya, tapi lebih mencerminkan kita
sebagai KARYAWAN atau BURUH, padahal kita ingin bisnis bukan? Nah untuk bisa
bisnis kita harus belajar, dan belajar bisa dimulai dari profesi-profesi tadi. Ketika tiba
saat nya untuk bisnis, barulah kita menyiapkan perangkat minimal yang kita punya
yakni:
1. Niat dan semangat juang.
2. Peralatan seadanya plus sewa atau pinjam alat jika diperlukan.
3. Anda punya keahlian di bidang fotografi sambil mengerjakan sendiri semua urusan,
yang mampu kita kerjakan, mulai dari menjual, mencetak, mencatat, dan melayani
pelanggan sebaik baiknya. Lalu anda bisa menyerahkan segala urusan yang tidak
mampu anda urus kepada orang lain yang lebih ahli dan punya peralatan yang
diperlukan.
4. Jangan berpikir tentang kompetisi, karena kompetisi-lah yang membuat karya anda
berbeda dengan karya orang lain, dan setiap orang punya pasarnya sendiri, sehingga
kita harus fokus pada bidang fotografi dimana kita adalah ahlinya. Bangun "trademark"
pada karya anda, bukan "watermark" yang mengotori karya anda. Trademark, akan
menyebabkan karya anda unik dan berkesan. Memang tidak mudah menciptakan
trademark, tapi paling tidak kita bisa belajar dari karya fotografer terkenal lainnya
yang punya karya tampil beda.

Kelihatannya simple ya?


Karena memang tujuannya adalah memulai bisnis dengan sederhana. Biasanya,
reputasi fotografer akan dipertaruhkan disini, karena kemampuan kita "mengelola dan
melayani" sangat tergantung pada pengalaman yang sudah kita gali dari tempat lain,
atau dari pengalaman jatuh bangunnya kita sendiri dalam mempelajari bisnis fotografi.
Kapan bisnis itu dimulai?
menurut saya :
Mulailah ketika kita tidak punya beban, masih muda, masih banyak bantuan yang anda
terima dari orang tua dan saudara, atau mulailah ketika anda masih bekerja dengan
tidak mengurangi tugas dan tanggungjawab kita pada pemberi kerja, usahakan untuk
belajar memulai, agar resiko bangkrut relatif rendah. Semakin awal anda memulainya
semakin besar peluang suksesnya, namun semakin terlambat anda mulai, semakin
banyak stressnya, dan bikin anda sering sakit sakitan dan bahkan mati merana...
he..he..he... jangan sampai deh... !
Langkah pertama yang bisa dimulai adalah belajar dari para fotografer profesional dan
ikutilah berbagai seminar bisnis Gratis dan, berbagai seminar-seminar motivasi bisnis
yang banyak ditawarkan. Dari situ kita akan banyak mendapat kan ilmu, dan dari
seminar pernah saya ikuti, banyak yang menyarankan saya untuk segera TERJUN
BEBAS tak perlu takut, karena setelah mengalami kesulitan biasanya disitu ada
kemudahan dan kita akan naik kelas. Bagi saya, itu seperti JEBAKAN BATMAN
supaya orang seperti saya berhenti kerja, dan mengejar mimpi yang di inginkan.
Padahal mimpi itu belum pasti! Saya mencoba realistis, dan faktanya:
1. Bisnis yang sukses adalah bisnis yang benar benar kita geluti, sehingga segala
permasalahan yang muncul benar benar bisa kita atasi. Melalui proses belajar dan
diskusi, sebenarnya kita juga sedang belajar menggeluti bisnis, oleh sebab itu, jangan
sungkan untuk menuliskan ide dan mencoba mencari teman diskusi supaya wawasan
dan konsep bisnis kita semakin matang.
2. Jika sudah menguasai, sisik melik bisnis fotografi yang kita cintai ini, maka kita bisa
memulainya dengan menyusun langkah kecil, untuk menguji PASAR atau paling tidak,
mencoba membangun reputasi agar pasar bisa menerima kita. Berikut ini adalah
langkah langkah sederhana yang bisa kita lakukan antara lain :

Mengikuti berbagai lomba fotografi, siapa tahu bisa menang, walaupun juara
harapan sekalipun, cukup berharga buat di pajang, dan dibanggakan. Sesekali

saya juga dapat penghargaan, walaupun lebih banyak gagalnya.


Menjual foto pada majalah atau dimuat di koran, siapa tahu dimuat dan nantinya
bisa jadi portfolio kita juga kan, saya sendiri mengalaminya pernah dimuat

dikompas, dan majalah elektronik, lumayan bangga lah.


Melayani foto wedding atau prewedd, rekan rekan dekat anda, dari sini anda
akan semakin mampu meyakinkan pelanggan dan membangun portfolio anda
juga. Pekerjaan ini hampir tidak pernah saya terima secara komersial, paling
paling saya mencoba membantu teman, karena memang saya tidak ingin
mengecewakan mereka, bukan karena tidak mampu memotret, tapi takut tidak

bisa menepati waktu yang dijanjikan.


Menjual stok foto, terutama foto landscape, foto art dsb. Karya anda bisa
dibungkus dengan bingkai sederhana, dan bisa dijual sebagai dekorasi interior
apartemen atau perumahan yang saat ini sedang marak dibangun oleh
developer. Sekali waktu pernah juga foto saya di sewa untuk kalender, yah

lumayan lah dapat sedikit uang.


Walaupun gratis, memotretlah pada berbagai liputan acara kantor, pengajian,
ultah maupun reunian, dan usahakan memotret dengan sebaik baiknya terutama
para wanita, remaja dan anak anak, karena mereka adalah masa depan anda
yang bisa memaksa para pria untuk membayar anda lebih mahal, dimasa depan.

Jadi jangan lupa meninggalkan kartu nama anda sebagai fotografer.


Masih banyak peluang belajar sambil menghasilkan uang, melalui karya anda,
dengan cara mengajar fotografi, membuat website, membuat buku, menjadi
asisten bagi fotografer lain yang lebih sukses dari anda, dsb.

Ada saran dari mas Ali Usman, bahwa bidang fotografi Corporate, Commercial,
Stock, Food, dll. merupakan sumber pendapatan terbaik, namun kita harus
memahami peran pihak lain spt : ad agency, produser, stylist,tim produksi, tim
creative, dll. Untuk hal ini, mudah mudahan ada yang mau memberikan
pencerahan, namun jika ingin mengintip masalah fotografi korporat boleh
langsung meluncur ke SINI.
3. Mengukur kekuatan diri pribadi juga perlu, agar kita tidak terpuruk di tengah jalan.
Kekuatan ekonomi adalah ukuran paling konkrit untuk masalah ini, dan satu satu nya
cara untuk bertahan dari hempasan ekonomi, adalah hanya menggunakan uang
ekstra, atau uang orang lain yang percaya dan mau menjadi sponsor kita. Ini tidak
mudah, karena tidak banyak orang yang terlalu bodoh mensponsori orang lain yang
belum tentu menghasilkan, apalagi nanti kalo sudah sukses tidak ada balas budi,
malah meninggalkan sponsornya gigit jari. Strategi untuk memikat sponsor adalah
kemampuan kita menulis proposal, dan proposal yang punya peluang di terima
adalah proposal yang realistis, dan banyak menjabarkan data kuantitiatif termasuk
angka-angka keuangan yang "menjanjikan", serta dilengkapi dengan sedikit uraian
mengenai sistem pengendalian internal yang memadai. Untuk masalah pembuatan
proposal, mudah mudahan ada yang mau berbagi pengalamannya untuk kita semua.
4. Bila kita punya kekuatan ekonomi yang cukup, INGAT, hanya gunakan 20% saja
dari kekuatan tersebut untuk MEMULAI usaha, karena kegagalan biasanya berangkat
dari ambisi yang berlebihan. Sisa kekuatan yang 80% adalah sisa NAFAS anda untuk
mengantisipasi segala resiko kegagalan dan mengulangi kesuksesan sedikit demi
sedikit. Angka 20% bukanlah angka keramat yang harus anda patuhi, bisa saja anda
seorang yang lebih percaya diri dengan angka 40% atau bahkan lebih, tetapi
biasanya buat seorang pemula yang tidak berpengalaman, maka dengan angka 20%
dia bisa punya peluang untuk melakukan 5 kali kegagalan sampai akhirnya benar
benar bangkrut. Seichiro Honda bilang : Sukses adalah 99% KEGAGALAN, mudah
mudah an kita tidak terlalu sering gagal untuk meraih sukses seperti Seichiro Honda.
5. Nasehat seorang akuntan buat kita semua adalah : Gunakan setiap rupiah yang
anda miliki, hanya untuk membiayai kegiatan OPERASIONAL, yang punya LEVERAGE
(daya ungkit) tinggi terhadap pendapatan anda. Jangan terjebak pada pengeluaran
MODAL/CAPITAL (seperti pembelian alat yang mahal, sewa tempat yang mewah),

atau pengeluaran TETAP lainnya yang tidak bisa anda kendalikan, seperti membayar
karyawan cantik yang tidak bisa kerja, membayar fotografer tetap yang banyak
nganggurnya, atau pengeluaran sejenis yang memaksa anda bangkrut. Mulai lah
dengan segala sesuatu yang bisa dikontrol, antara lain;
Sewa semua peralatan yang relatif mahal dan tidak terjangkau pada saat awal

kita memulai usaha.


Self-employed adalah tenaga kerja paling murah, paling banter gunakan jasa

freelance supaya biaya bisa disesuaikan dengan budget pendapatannya.


Gunakan iklan GRATIS, dan jadikan pelanggan anda sebagai tenaga penjualan
anda, ajak mereka untuk foto studio GRATIS, jika membawa pelanggan baru,

atau tawarkan Gimmick lainnya yang menarik.


Cari mitra kerja dan vendor yang pengertian supaya pembayaran bisa dilakukan
setelah tagihan CAIR.

6. Branding, banyak para mentor saya yang menanamkan hal ini, sayangnya saya
bukan ahli branding. Sampai-sampai saya harus beli buku khususnya untuk selfbranding, karena fotografer lebih banyak "jual diri" dari pada jual "produk jasa",
sehingga saya juga ikut terpengaruh untuk aktif "jual diri". Salah satunya dengan
cara menulis diforum ini. Namun begitu, bagi saya menjual diri (baca: Self-branding),
adalah salah satu kesalahan terbesar para fotografer untuk sukses dan kaya raya.
Berbeda dengan Dokter Spesialis yang ilmunya melekat pada sosok sang dokter,
sehingga dia harus melayani pasien setiap saat, sampai sampai tidak bisa tidur
nyenyak karena pilihannya jadi dokter. Saya lebih suka, jika jual diri hanya untuk
tahap awal saja, selebihnya kita harus mampu membangun "Sistem Kerja" yang
mampu meng-KLONING semua fotografer menjadi satu "produk jasa" yang standar
dan mampu beradaptasi dengan selera pasar tanpa harus dikendalikan oleh
seseorang. Jadi mohon di catat: Self-branding hanya untuk permulaan saja, sampai
kita cukup mapan untuk membangun bisnis yang lebih besar dan
sistematis. Kelemahan self-branding, adalah bisnis tidak bisa diwariskan, jika kita
mati, maka bisnis juga mati, yang parah adalah jika kita sakit, bisnis sudah pasti
mati, tapi biaya berobat akan meningkat pesat. Jika di umpamakan seorang dokter,
maka dia harus nya bisa punya rumah sakit, atau klinik bersama yang dikelola secara
profesional oleh orang lain yang lebih mengerti tentang manajemen bisnis. Baru
setelah itu dia bisa lebih menikmati hari tuanya dengan uang berlimpah dan banyak
sedekah.
7. Ini pamungkasnya: Setelah bisnis mulai berjalan, tetap fokus pada bidang yang
jadi keahlian utama kita, jangan coba coba melirik bidang lain yang belum tentu kita
kuasai. Jika di minta memilih, saya lebih suka sektor konsumen rumah tangga, alias
pasar gurem, daripada korporasi yang duitnya banyak, tapi banyak maunya dan
mesti banyak waktu buat entertain para pengambil keputusan. Pilih kelas yang sesuai
dengan fasilitas dan kemampuan yang kita miliki, jangan coba coba kelas atas
dengan modal kamera entry level. Bukan saya menghina, tapi memang orang orang
papan atas, cenderung butuh gengsi, jadi bukan masalah fotografernya, tapi masalah
tamu tamu mereka yang dari kalangan atas juga. Mudah-mudah an pesan saya ini,
tidak di salah artikan sebagai diskriminasi kelas ya, karena memang masih banyak
gaya hidup mewarnai budaya kita sebagaimana sering kita rasakan dari sinetron
yang ditayangkan di TV lokal.
Melirik bidang lain, hanya dilakukan jika kita sudah punya UANG EKSTRA yang akan

digunakan mengembangkan LAHAN BARU dengan konsekuensi tersendiri, dan siap


siap GAGAL, BELAJAR dan MENGULANGI LAGI sampai berhasil, dan seterusnya...
ingat, panduan ini hanya tahapan cara berpikir, dan untuk setiap LAHAN BARU anda
harus memulainya lagi menyusun bisnis modelnya dari AWAL.
Dari semua langkah tersebut di atas, beberapa hal sudah saya lakukan dan rintis
dengan bertahap. Tidak perlu tergesa gesa untuk sukses, yang penting anda
menikmati prosesnya secara bertahap...

salam,
heru m sidik

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 08:16:51
0
0

Bicara soal bisnis model, silahkan googling dulu aja...


Maklum, sebelum saya memulainya lebih jauh, ternyata definisi bisnis model itu
terkadang hanya diterapkan pada perusahaan besar dan kaya raya, padahal
pengertiannya sangat sederhana, dimana hampir kita semua tahu jika kita berbisnis,
maka yang harus diperhatikan adalah :
1. Produk Jasa apa yang akan dijual (Value Preposition).
Siapa sih yang gak tahu tentang barang dagangannya sendiri? Pasti semua orang
sudah tahu kalo menjual suatu produk (khususnya jasa) harus tahu dong apa yang
akan ditawarkan kepada pelanggan. Nah disini letak setiap keunikan produk. Ada
yang menawarkan kecepatan layanan, keramahan layanan, kualitas olah digital,
peralatan yang mahal, studio yang hebat, kompentensi atau spesialisasi khusus,
dsb... semua tawaran tersebut tentu saja akan mempengaruhi segmen
pelanggannya.
Mana yang lebih dulu ditentukan? Segmen pelanggan atau tawaran nilai yang
dijual? Ini pertanyaan yang biasa muncul, dan jawabannya juga sederhana, anda
PUNYA APA?? Kalau anda punya segalanya, anda boleh menentukan target
pelanggan, tapi kalo anda gak punya apa apa, maka mulailah dengan kemampuan
dasar yang ada, dan pilih segmen pasar yang tepat. Contoh: Punya kamera DSLR
entry level, second buatan 5 tahun yang lalu. Sudah pasti tampilan anda akan terlihat
CUPU di hadapan pelanggan papan atas. Tapi coba saja berhadapan dengan
pelanggan papan bawah, pasti kamera anda akan NAIK KELAS, seolah anda adalah
satu satunya fotografer profesional yang harganya paling terjangkau.

Sebenarnya bukan itu yang saya ingin jelaskan disini, karena penjelasan diatas hanya
sebagai pembuka saja supaya kita sama sama paham definisi VALUE PREPOSITION,
yakni tawaran yang unik dan sesuai dengan kondisi anda saat ini.
Ayo kita mulai mencoba mendefinisikan VALUE PREPOSITION ini, caranya adalah
menjawab pertanyaan-pertanyan sbb;
Layanan apa yang akan di sajikan kepada pelanggan?

Solusi apa yang akan membantu problem pelanggan?

Paket produk dan jasa seperti apa yang bermanfaat untuk pelangan?

Kebutuhan pelanggan yang mana yang akan di layani?

Dengan menjawab pertanyaan tersebut, otomatis kita akan menyajikan suatu


KONSEP produk jasa yang akan kita berikan.
2. Siapa Calon Pelanggan dan bagaimana kita mengelolanya (Customer
segment, channels, customer relationship).
Setelah langkah pertama di atas selesai dikerjakan, mari kita mulai dengan langkah
berikutnya yakni;
Menentukan segmen pelanggan
Segmentasi pelanggan adalah salah satu cara kita membedakan diri dengan
pesaing, atau boleh dibilang sebagai salah satu cara menghidari pesaing. Contoh
paling gampang sudah saya tulis di atas, dimana kalo kita ambil segmen
pelanggan papan bawah yang tinggal di perumahan sederhana, maka otomatis
pesaing kita di papan atas, tidak akan mungkin ikutan bermain di segmen
GUREM seperti ini. Pilihan seperti ini tentu saja punya konsekuensi yang relatif
mempengaruhi pendapatan, yakni DAYA BELI, yang juga rendah, tapi jangan
lupa, pasar pelanggan papan bawah punya kelebihan yakni: Jarang mengeluh,
yang penting fotonya terang dan jelas, yang penting ada album foto yang tebal,
semakin banyak foto, akan semakin baik. Olah digital, bukan keharusan, tapi
kalo ada akan semakin sempurna. Peralatan yang digunakan juga sangat
sederhana, cukup menggunakan flash murah, lighting gak terlalu penting, flash
cukup di bounce ke langit langit rumah yang biasanya cukup rendah, sehingga
akan menghasilkan foto yang sangat baik dan natural.
Berbeda dengan pelanggan papan atas yang banyak menuntut fasilitas dan
kemudahan, cenderung cerewet, karena merasa sudah bayar mahal, belum lagi
minta album yang tebal dan berkelas, padahal modalnya juga mahal toh...!
Peralatan yang digunakan mesti yang cukup terlihat canggih, karena akan

berguna mengangkat gengsi tuan rumah, ketika dilihat oleh tamu undangan.
Menentukan kanal distribusi/pemasarannya
Menjual produk jasa tidaklah mudah, untuk itu pilih metode pemasaran yang
murah meriah dan memberi dampak jangka panjang... Keputusan memilih kanal
distribusi sangat tergantung pada jenis layanan yang anda tawarkan kepada
pelanggan. Untuk foto stok, paling tidak anda harus punya website untuk
menjual dagangan, sementara untuk liputan pernikahan papan bawah, anda
hanya perlu sering sering silaturahmi dan mengikuti acara sosial di lingkungan
target pasar, sambil menebar kartu nama. Jadi jangan terlalu repot merancang

kanal distribusi yang kompleks dan mahal, sementara bisnisnya sedang


menggeliat, kepanasan menunggu order....
Bagi seorang fotografer, menjual jasa sangat penting pada tahap pertama, jika
segala sesuatunya sudah berjalan lancar, selanjutnya anda harus merancang
langkah bisnis untuk naik kelas dengan target konsumen dan kanal distribusi

yang berbeda.
Menentukan cara menjaga hubungan baik dengan pelanggan
Sekarang tiba saatnya untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Pada
prinsipnya, setiap pelanggan pasti punya hasil karya kita pada album yang
sudah pernah dipesannya. Nah cara paling penting adalah meninggalkan JEJAK
berupa nama dan nomor telepon pada setiap karya kita tanpa harus
mengganggu tampilan album atau karya foto. Buat stiker-kartu nama yang
dilekatkan pada halaman terakhir album, dan konsekuensinya, gunakan telepon
atau hape yang anda pertahankan nomornya seumur hidup bisnis anda, jangan
ganti ganti nomor hape karena kedaluarsa atau cari hemat, karena konsumen
akan sulit menghubungi anda, padahal belum tentu anda punya website, atau
cukup terkenal sehingga calon konsumen sibuk menanyakan alamat dan nomor
telepon anda pada rekan dan kerabatnya.

3. Kemampuan ekonomi yang kita punya dan kita harapkan (financial


aspecs - costs structure and revenue streams).
Pada bagian ini, kita harus sadar dengan semua kemampuan (baca: keterbatasan)
kita, karena faktanya : kita lahir tanpa modal, hanya orang tua yang kaya raya yang
membuat kita hidup mewah, dan belum tentu kekayaan orang tua kita akan bertahan
seumur hidup kita. Dengan kata lain, kita semua masih MISKIN karena harapan yang
terlalu TINGGI. Terminologi kaya-miskin, hanya untuk menggambarkan status
kekuatan ekonomi kita, karena itu yang paling mudah di ukur, bukan untuk mengejek
atau melukai perasaan orang lain. Namun itu semua hanya untuk memberikan
gambaran kongkrit tentang konsep abstrak mengenai struktur biaya dan pendapatan
(baca : modal kerja vs penjualan).
Sekarang mari kita bahas satu persatu:
Struktur biaya (modal kerja) Biaya apa saja yang HARUS dikeluarkan untuk
menjalankan bisnis anda? Biaya apa yang PALING MAHAL dari
setiap kegiatan dan sumber daya yang digunakan dalam bisnis anda? Jika
saya dihadapkan pada pertanyaan tersebut, pasti jawabannya, kurang lebih sbb:
untuk bisa melayani permintaan pelanggan minimal saya harus punya
barang modal, seperti kamera dan perlengkapannya. Barang modal ini,
harus saya pelihara dan nilainya makin hari makin merosot, padahal saya
ingin beli kamera baru, lensa baru, lampu baru, dsb... Disini harus kita
catat : Biaya Modal = PENYUSUTAN, atau bahasa sederhananya, adalah
MENABUNG untuk meremajakan alat yang kita punya. Bagaimana

menghitung penyusutan? Simak cara dan rumusnya DISINI


Supaya urusan operasional, akomodasi dan teknis lainnya bisa berjalan
lancar, saya perlu biaya juga, namanya BIAYA OPERASIONAL yang akan

dikeluarkan saat tukang ojek nagih bayaran, saat warteg sebelah nagih

utang, saat asisten freelance anda minta ongkos jasa, dan sebagainya.
Nah selanjutnya, supaya penjualan saya segera dibayar, saya harus
mengeluarkan biaya mencetak album, sewa alat, sewa studio, membayar
desainer album, membayar semua ongkos yang berhubungan dengan HASIL
AKHIR produk jasa fotografi yang saya jual. Ini disebut dengan BIAYA
LANGSUNG atau ada yang bilang HARGA POKOK, ada juga yang bilang BIAYA
VARIABLE, dsb... itu semua tidak terlalu penting, yang penting adalah
konsep bahwa BIAYA itu harus di CATAT, supaya kita bisa mengukur

UNTUNG-RUGInya bisnis ini.


Terakhir, untuk setiap perhitungan biaya (costs) yang timbul, pelajari
karakternya, ada biaya TETAP dan ada biaya VARIABLE, belum lagi
perhitungan masing masing biaya tersebut, bisa di URAI lagi dalam satuan
unit terkecil, misalnya ongkos per lembar, ongkos per klik, ongkos per jam,
ongkos per hari, ongkos per kepala, ongkos per proyek, dan sebagainya.
Contoh-contohnya belum bisa saya uraikan disini, nanti akan saya sambung
pada berbagai topik lain saja, supaya tulisan ini tidak terlalu panjang.

Penjualan (arus pendapatan) Penjualan, sangat tergantung pada harga VALUE


PREPOSITION yang ditawarkan. Kalo anda jual karya anda sebagai KOMODITI,
maka harganya adalah ongkos cetak dan material yang terkandung didalamnya.
Tapi jika anda menjualnya sebagai KARYA SENI didalamnya ada VALUE ADDED
yang tinggi, karena karya seni adalah unik, dan disitu ada yang
namannya CREATION FEE. Konsepnya adalah menjual JASA jadi bayangkan
anda adalah seorang pelukis, dimana setiap lembar kanvas anda perlu
mencurahkan akal-budi dan kemampuan budaya anda, hasilnya anda akan
dibayar MAHAL untuk karya seni tersebut.
Bedakan dengan UPAH KERJA, ini cocok untuk fotografer BURUH yang
berkarya untuk mendapatkan UPAH. Saya kira kita tidak perlu membahas
hal ini terlalu dalam, cukup fokus pada CREATION FEE (bisa juga disebut
sebagai DESIGN FEE jika kita menggunakan juga jasa oldig) sebagai salah
satu SUMBER PENDAPATAN kita. Bagaimana kita menghitung Creation Fee?

Coba klik disini.


Selain itu kita juga akan menagih JASA kita kepada pelanggan dalam bentuk
OPE (out of pocket expenses), yang terkait langsung dengan kegiatan
operasional kita, seperti akomodasi, tranportasi, sewa alat, dsb. OPE bisa
ditagihkan "at cost" namun dibolehkan juga untuk di "mark up" atau
ditambahkan dengan biaya administrasi 5% -10% saja. Jarang sekali kita
mengajukan tagihan OPE ini kepada klien, karena budaya pelanggan kita
adalah senang dengan harga BORONGAN. Ada baiknya mulai sekarang kita
semua mulai memperkenalkan OPE ini supaya di masa depan, semua
konsumen kita bisa menerimanya. Untuk pelanggan papan atas, biasanya
tidak masalah dengan terminologi apapun yang digunakan, karena pada
prinsipnya mereka sudah punya budget yang cukup untuk meng-cover

semua pengeluaran tersebut.


Terakhir; PRINTING FEE, ini adalah tagihan kita kepada pelanggan untuk
biaya pencetakan album, foto kanvas, bingkai dsb. Pada prinsipnya hampir
semua layanan fotografi selalu menagihkan hal ini, namun dikemas dalam

PAKET, sehingga konsumen hanya melihatnya sebagai satu harga


BORONGAN. Bagaimana kita menggabungkan semuanya dalam satu PAKET
BORONGAN, itu tergantung keterampilan kita menjual, biasanya harga paket
itu relatif mahal, tapi selalu di tawar, nah disini kesempatan anda untuk
menurunkan harga dengan memisahkan elemen creation fee, OPE, dan
Printing fee, sehingga anda tidak dirugikan karena semua biaya di cover

oleh pelanggan, dan anda di bayar sesuai dengan apa yang anda JUAL.
Untung-Buntung (laba-rugi)
Sekarang giliran menghitung Laba-rugi, saya lebih senang menyebutnya
UNTUNG-BUNTUNG, karena terdengar lebih puitis sekaligus provokatif, membuat
saya TAKUT mengalami BUNTUNG.
Cara menghitungnya mudah kok, hanya menggabungkan semua total biaya, dan
membandingkannya dengan semua total pendapatan, kalo bisa di lakukan untuk
setiap satu penugasan dari pelanggan, supaya terlihat gambaran untungbuntungnya setiap proyek. Tapi buat yang males ngitung, boleh juga dihitung
secara akumulatif tiap bulan, dan hasilnya pasti tidak akurat, namun begitu
masih lumayan bisa terlihat hasil akhirnya. Cara terakhir tidak saya sarankan,
tapi untuk yang baru belajar rasanya itu sudah cara paling mudah...
Rumusnya kurang lebih sbb:
PENJUALAN - BIAYA = UNTUNG/(BUNTUNG)
Disini seringkali banyak fotografer yang kurang cermat, karena ketika dapat
rejeki berlimpah, lantas lupa kalo dalam rezeki itu ada komponen tabungan buat
peremajaan alat, tabungan buat antisipasi paceklik, tabungan buat
pengembangan usaha, dan juga buat membayar semua biaya dan hutang
hutang kepada mitra. Belum lagi bayar Zakat dan berbagai godaan untuk
belanja membahagiakan diri sendiri, serta anak dan istri di rumah yang sudah
senantiasa setia menunggu suaminya. Ini lumrah terjadi, karena manusia sering
LUPA dengan kewajibannya, tapi tidak pernah lupa akan haknya.

4. Mitra kerja, Sumberdaya, dan Langkah kerja (key-partner, key-resources,


key-activity).
Pada bagian ini, mirip dengan analisa SWOT (strenght, weakness, Opportunity and
Threats), bedanya hanya pada fokusnya yang bertujuan menemukenali kekuatan
(key-resources) dan kelemahan (key-partners) kita, untuk selanjutnya menentukan
langkah kerja yang tepat (key-activity). Sebenarnya saya butuh masukan dari rekan
rekan semua untuk melengkapinya, namun sebagai pembuka, saya coba tuliskan
persepsi saya tentang elemen yang melengkapinya berikut ini;
Mitra kerja - key-partners
Semua hal yang tidak kita ketahui, atau dimana kita tidak menguasainya, namun
dibutuhkan untuk bisa menghasilkan produk jasa yang ditawarkan (value
preposition) bisa kita serahkan kepada mitra kerja yang kita anggap PENTING
(utama) sehingga kepada merekalah kita bergantung karena segala kelemahan
kita ada ditangan mereka. Itu sebabnya kita tidak boleh menggantungkan segala
kelemahan kita hanya pada SATU mitra saja, tetapi cobalah untuk mengajak
lebih dari satu mitra, agar resiko ketergantungan ini bisa ditekan. Mitra disini,
bisa kita sebut juga sebagai SUPPLIER, VENDOR, SPONSOR dan bahkan

INVESTOR atau siapa pun yang membantu anda melengkapi kebutuhan anda
dalam mengantarkan hasil karya sebagaimana yang dijanjikan kepada

pelanggan.
Sumber daya -key-resources
Biasanya kita mulai sesuatu dengan segala keterbatasan, dan satu satunya yang
paling berharga adalah keahlian kita memotret. Nah itu sudah salah satu modal
utama, dan bisa ditambah lagi dengan keahlian photoshop, atau kalo punya
sedikit modal, bisa pamer kamera entry-level atau yang lebih canggih. Jika anda
punya lebih banyak lagi dari yang sudah saya tuliskan barusan, maka semua itu
adalah sebuah kekuatan yang layak diperhitungkan dan pantas untuk
dibanggakan. Kekuatan ini lah yang dibutuhkan untuk memulai usaha, namun
untuk lebih spesifik, maka hanya tulis hal hal yang terkait dengan value

preposition, karena untuk itu lah anda akan ber bisnis bukan?
Langkah kerja -key-activity
Bagaimana dengan langkah kerja? Disini letaknya kewirausahaan dimulai.
Mereka yang ragu, tidak pernah berani berbuat atau mengambil langkah
pertama, tetapi langkah pertama adalah langkah penting yang akan membius
anda untuk fokus dan terus melangkah. Dengan membuat bisnis model, anda
tidak perlu ragu, atau takut salah!, tulis saja apa yang ingin anda lakukan, dan
dari semua tulisan tersebut, pilih mana yang prioritas utama dan mana yang
bisa dilakukan belakangan, dengan memilih antara MENDESAK dan PENTING.
Buat 4 kuadran prioritas, yang mengelompokkan pilihan kegiatan yang akan
anda lakukan, dan masukan semua langkah-langkah yang sudah anda
kumpulkan satu persatu kedalam kuadran MENDESAK dan PENTING tadi, setelah
itu, fokuskan pada hal hal yang memang MENDESAK dan PENTING saja, supaya
anda bisa mulai bekerja.

Semua detil terkait dengan sumber daya, mitra dan langkah kerja akan dibahas lebih
rinci dalam sistem administrasi yang baik (walaupun sebenarnya tidak ada sistem
yang tidak baik!).
Ada yang bertanya, mana dulu yang utama? Jawabnya; tidak ada rumus baku
yang menyatakan salah satu lebih utama dari lainnya, yang ada adalah, apa daya
dan kekuatan yang sudah kita miliki? Itulah hal utama yang bisa dimanfaatkan untuk
memulai sebuah bisnis! Sisanya dimana kita tidak mampu, serahkan pada yang lebih
tahu, yakni key-partners
Untuk membicarakan semua di atas, perlu ilustrasi dan detil tersendiri. Mudah
mudahan nanti ada kesempatan untuk melengkapinya.

salam,
heru m sidik...

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 08:17:04
0
0

Ini bagian yang membosankan...


Pada bagian ini, saya punya banyak pengalaman soal administrasi bisnis. Pada
umumnya, banyak fotografer memandang remeh soal administrasi ini, sehingga
sering kehilangan dokumentasi dan akurasi dalam menghitung keuntungan atau
harga modalnya. Sudah sering saya diskusi dengan rekan rekan fotografer
profesional yang mengelola sendiri bisnisnya, dan mereka cukup nyaman sebagai
figur "one man show" karena mereka punya kuasa untuk memutuskan segala
sesuatunya tentang "uang". Padahal masalah administrasi bukan bicara melulu soal
uang tapi bicara hal hal berikut ini;
1. Standarisasi prosedur, manajemen arsip, manajemen portfolio,
manajemen vendor, sistem pelaporan, formulir-formulir yang digunakan,
dsb.
Sudah sering dengar tentang SOP (Standard Operation Procedures), atau lebih sering
saya singkat dengan sebutan SISTEM. Banyak seminar tentang tehnik penyusunan
SOP dan saya kira cukup penting untuk di pelajari dan ditekuni. Dalam setiap seminar
ke wirausahaan, elemen SOP adalah salah satu KATA KUNCI yang paling penting,
untuk membuat sebuah bisnis berkembang dan bisa di KLONING. Sistem, adalah alat
kontrol, sebuah DEVICE (ini sebuah istilah untuk ALAT yang tidak berwujud), yang
mampu mengatur, mendeteksi dan menggerakan sebuah bisnis. Jangan pernah
anggap remeh, dengan mengatasnamakan WASKAT (pengawasan malaikat) tidak
cukup hanya dengan KEJUJURAN yang langka dan KEPERCAYAAN yang sudah semakin
tipis...
Ahlak dan kepribadian seseorang tidak bisa kita kontrol, tetapi cara kerja dan
produktivitas mereka bisa kita kontrol dengan sistem. Namun perlu di CATAT bahwa
sistem juga bukan suatu yang SEMPURNA, didalam sistem terbaik sekalipun, ada
kelemahan dan tidak akan pernah mampu menangkal KOLUSI, atau sering kita
cermati di media masa sebagai sekelompok MAFIA. Ya ... benar sekali, sistem adalah
seperti aturan hukum juga, tidak pernah mampu menangkal yang namanya Mafia.
Namun begitu, bukan berarti sistem itu tidak berguna, justru karena dia sangat
berguna, maka kita memerlukan sistem. Kegagalan menerapkan sistem, sama
dengan kegagalan total dalam menjalankan bisnis. Dengan sistem, minimal kita bisa
bertahan terhadap resiko FRAUD, dan bisa mendeteksi para mafia, dengan
melakukan pengawasan rutin, dan menetapkan parameter kontrol yang sesuai.
Membahas soal sistem, tentu saja tidak bisa semuanya dituangkan disini, tapi akan
saya coba berikan poin poin pentingnya saja, untuk selanjutnya nanti akan saya
buatkan topik terpisah, untuk membahasnya secara rinci.
2. Standarisasi harga, penetapan harga jual, struktur/komponen harga
pokok, dsb.

Masalah harga, tidak terlepas dari komponen harga pokok. Banyak fotografer hanya
menetapkan harga secara intuitif, dengan melihat harga pesaing, dan bagaimana
keadaan ekonomi calon kliennya. Hasilnya sudah tentu bisa kita lihat bersama,
banyak yang jualan dengan harga sangat murah dan bahkan tidak masuk akal, tapi
mereka tetap survive untuk jangka waktu tertentu, dan tetap MISKIN sesuai dengan
target marketnya. Jika mau KAYA tentu saja harus JUAL MAHAL dan bagaimana
supaya klien mau BAYAR MAHAL, itu yang harus dipelajari, bukan karena takut
kehilangan order, maka kita harus banting harga.
Pada bagian ini, saya hanya akan sedikit menguraikan latar belakang penetapan
standarisasi harga, penetapan harga jual, struktur/ komponen harga pokok. Itu saja
rasanya sudah banyak, dan tidak selesai dalam satu minggu, tapi saya akan
mencoba menyusunnya secara bertahap. Mari kita lanjutkan...
Standarisasi Harga
Masalah standarisasi harga biasanya sangat tergantung pada komunitas, atau
lembaga yang dominan mengaturnya. Kalo dalam bidang ketenaga kerjaan ada
yang namanya UMR (upah minimum regional), untuk harga semen ada yang
namanya HET (harga eceran tertinggi), untuk harga gabah, ada istilahnya
sendiri... he...he..he.. saya lupa... namanya.
Untuk fotografer....???
Coba saja bikin harga standar, pasti banyak yang gak peduli, apalagi ini masalah
persaingan, apalagi sebenarnya banyak fotografer yang sedang merintis karir,
jadi mereka tidak pernah tahu harga pantas buat jasa mereka, sehingga harga
itu di tetapkan secara intuitif saja, padahal dengan harga standar, banyak
manfaat yang bisa dinikmati oleh para fotografer, dan bisa jadi industri fotografi
akan semakin menggeliat, membesar dan jadi bisnis yang tahan banting dalam
segala situasi ekonomi. Wah ... ini mungkin terlalu lebay... tapi gak ada salahnya
untuk mencoba dan menawarkan konsep harga standar ini kepada komunitas
terbesar fotografer ini.
Di dunia ini tidak ada yang mudah untuk mengatur sebuah komunitas, tetapi
semua itu mungkin dilakukan dan bisa jadi sejarah yang dicatat oleh para
fotografer masa depan nantinya. Untuk memulainya, kita bisa belajar pada
kabupaten JEPARA dengan JEPARA.NET nya yang menetapkan "standarisasi harga
tahun 2011" sebagai panduan buat belanja rutin pemerintahannya. Ini bisa
terjadi karena para aparat harus belanja, dan diatur supaya tidak boros.
Fotografer.net, bukan sebuah fungsi pemerintahan, tapi bisa menjadi sebuah
fungsi komunal yang mengatur etika, harga dan cara kerja.
Untuk kelas korporasi, sebenarnya juga bisa menetapkan standar harga,
terutama untuk kelompok fotografer yang tergabung dalam satu jaringan atau
mirip CHAIN-STORE, franchise, atau segala bentuk entitas lain yang sejenis.
Tujuannya jelas untuk mengatur supaya harga di berbagai belahan bumi
nusantara punya PATOKAN yang bisa digunakan dalam menetapkan harga jual.
Standarisasi juga diperlukan untuk menetapkan harga pokok, terutama terkait
dengan cara membebankan biaya tidak langsung kedalam komponen harga jual.
Contoh rincinya kurang lebih adalah;

Standar Biaya Penyusutan per Klik, per proyek atau per hari;

Standar biaya tetap yang dibebankan pada harga pokok;

Standar biaya tidak langsung lainnya yang dalam realisasinya bisa berbeda.

Penetapan harga Jual


Harga Jual, ini sih sangat tergantung dari harga pokoknya, namun yang
terpenting adalah faktor KEUNTUNGAN yang kita harapkan. Makin besar faktor
UNTUNG yang diharapkan, makin tinggi harganya. Orang akuntansi bilang gross
margin, untung kotor, atau selisih uang lebih yang mudah mudahan akan
menambah keuntungan kita. Berapa sih keuntungan yang diharapkan? 10%,
50%, atau bahkan 100%? Kalo saya ingin sukses, tentu saja saya harus mampu
menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin. Ini bukan RIBA, ini adalah
keuntungan wajar yang pantas anda dapatkan karena anda sudah membantu
klien anda mendapatkan apa yang diharapkan. Dalam keuntungan bisa saja
anda masukkan CREATION FEE tapi ini bukanlah keuntungan yang sebenarnya,
ini adalah sebuah kemasan atas jerih payah kreatifitas anda, yang lahir dari
sebuah proses panjang.
Diskon, atau Bonus, hanyalah GIMMICK untuk menarik minat pembeli, jangan
sampai kita mengorbankan Keuntungan yang diharapkan, tapi kalo klien suka

dengan bonus kita, tentu akan ada repeat-order kan....


Struktur harga pokok
Sampai disini pasti sudah semakin membosankan ya? Ayo tetap semangat,
karena saya menulis supaya anda semua bisa sukses dan kaya raya, sementara
saya akan ikut bangga jika tulisan ini ikut menginspirasi kesuksesan anda.
Sekarang kita akan membahas mengenai struktur harga pokok, dimana :
creation fee = ongkos ide + ongkos desain + dan ongkos lain yang relevan,

tapi belum termasuk keuntungan yang diharapkan.


Harga pokok = penyusutan alat + out of pocket expenses + ongkos cetak +

sewa wardrobe + biaya lain yang relevan.


Biaya Administrasi = sewa kantor, listrik telepon, dan gaji karyawan.

Biaya lain-lain = biaya yang tidak termasuk dalam kelompok tersebut


diatas, tapi masih dikeluarkan dalam kegiatan operasi anda. Contoh; biaya
bunga bank, biaya iklan, dan biaya biaya tidak langsung lainnya.

Perlu di catat, bahwa semua komponen harga tersebut, tidak mudah untuk
dihitung dalam satuan proyek, atau unit tertentu. Dengan kata lain, pembebanan
harga pokok perlu metode perhitungan yang rumit dan njelimet, dan semua itu
hanya bisa dilakukan jika kita punya catatan yang rinci mengenai semua
transaksi kita. Jika catatan kita lengkap maka kita bisa membuat model harga
pokok dengan membuat;
standar pembebanan biaya tetap langsung seperti : beban penyusutan alat

per klik, per projek atau per hari


standar pembebanan biaya variabel langsung, seperti : sewa studio, sewa

wardrobe, sewa fotografer freelance, sewa asisten dsb.


standar pembebanan biaya tidak langsung lainnya, seperti : sewa kantor,
listrik, telepon dsb.

Jika semua hitungan standar tersebut sudah dihitung, maka tinggal


menerapkannya dalam PRICE LIST yang kita tawarkan kepada klien jika mereka
NAWAR secara rinci, baru deh kita keluarkan detilnya, sehingga mereka
disadarkan bahwa harga yang kita tawarkan adalah harga WAJAR dan bukan
harga yang diambil dari LANGIT. Pada proses tawar-menawar, pemahaman dan
pengetahuan tentang harga pokok ini sangat penting, karena membuat kita lebih
profesional dan tampil percaya diri. Terutama dalam melakukan penyesuaian diri
dengan harga baru yang diminta klien, dimana elemen-elemen harga pokok tadi
bisa dipisahkan dan dikeluarkan dari tanggungan kita, dan bisa menjadi beban
klien, sepanjang klien memang lebih suka untuk itu. Contoh: Biaya akomodasi
fotografer dan tim, ketika ada penugasan ke luar kota; biaya sewa tempat; biaya
sewa alat; biaya sewa wardrobe; dsb... itu tandanya anda punya klien yang baik
hati, dan ingin membantu anda bersusah payah mengerjakan proyek ini. Anda
harus berterimakasih untuk klien seperti ini.
3. Organisasi dan kepangkatan
Untuk organisasi dan kepangkatan, sebenarnya saya hanya ingin menyampaikan
sebuah HIRARKI sebuah bisnis. Banyak bisnis yang cenderung toleran dalam
organisasinya, sehingga semua orang adalah leader dan semuanya bisa mengambil
keputusan, bisnis seperti ini terkadang juga maju pesat jika masing masing
anggotanya mengambil peran yang tepat dan saling menguatkan anggota lainnya
dalam mencapai tujuan organisasi. Ini sebuah organisasi ideal yang sulit di
laksanakan tanpa proses panjang yang membutuhkan kepercayaan dan kompetensi
yang memadai. Untuk organisasi pasaran, rasanya masih diperlukan HIRARKI untuk
membedakan mana Pemimpin, dan mana yang dipimpin. Terlihat birokratis, tapi itu
lah yang paling cocok untuk mengawali sebuah bisnis. Bahkan dalam jangka
panjang, organisasi yang birokratis pun tetap dibutuhkan, baik itu perusahaan
sekelas kaki lima ataupun sekelas microsoft yang modern. Organisasi bukan untuk
membangun FEODALISME tetapi untuk memberikan peran yang tepat, segendang
dan sepenarian dalam irama yang indah bagi setiap anggotanya. Organisasi seperti
sebuah alat kendali yang mengatur cara kerja organ-organ organisasi lainnya agar
sinergi dan bergerak menuju satu arah yakni SUKSES.
Bagaimana organisasi sebuah bisnis fotografi?
Tidak ada rumus baku, tapi yang jelas hanya ada SATU pemimpin utama, dan
dibawahnya boleh ada lebih dari satu PEMIMPIN lain yang punya fungsi berbeda
beda, begitu pula pada tingkat dibawahnya lagi. Semua itu disusun dalam satu
BAGAN ORGANISASI supaya semua orang bisa mengambil peran dan fungsi
sebagaimana di amanatkan dalam JOBDESnya. Mereka yang mengerti tugas dan
perannya, akan mendorong fungsi lain untuk bergerak dan melaksanakan tugas dan
perannya sendiri, itu lah yang menyebabkan organisasi terus bergerak dengan
dinamis. Karakter organisasi sangat dipengaruhi oleh Pemimpin Utamanya, namun
pada prinsipnya tugas pemimpin utama adalah menentukan arah tujuan, dan
menjadi sutradara yang mengarahkan pemimpin pada fungsi fungsi lainnya. SIMPEL
dan tidak perlu rumit... mulai lah dengan yang ada, satu orang dua orang tiga orang,
dst... sampai akhirnya anda menjadi organisasi besar.

Banyak karyawan yang fungsinya sebagai bawahan cenderung melecehkan


atasannya sehingga fungsi organisasi malah terganggu, atau sebaliknya, ada
pemimpin yang tidak mampu mengkomunikasikan peran dan fungsi bawahan
sehingga menimbulkan banyak masalah. Organisasi, juga bicara kepemimpinan, dan
pemimpin yang baik adalah yang tegas dalam memberikan hukuman setimpal, dan
sangat supportive dalam memberikan apresiasi atas prestasi bawahannya. Itu yang
membuat sebuah organisasi berjalan.
Sekarang saya coba jabarkan peran dan fungsi organisasi kecil sebuah studio
imajiner bikinan saya (kalo ada yang kurang pas tolong dikoreksi ya)
Kepala Studio
Tugas dan fungsinya adalah menjadi kendali bisnis studio, boleh dianggap
sebagai Manajer Toko, tapi untuk perusahaan yang sudah cukup besar, biasanya
hanya setingkat Supervisor. Apapun tingkatannya, posisi ini adalah posisi
penting untuk tingkat operasional toko. Kompetensi yang diharapkan tentu saja
menguasai seluk beluk bisnis fotografi dan lebih bagus lagi jika dia punya talenta
fotografi, supaya bisa jadi backup, atau merangkap jadi fotografernya juga.
Menghemat biaya gaji karyawan, dan sebagai pimpinan, dia dapat porsi gaji

yang makin besar jika tugasnya merangkap.


Fotografer Utama
Ini adalah satu fungsi yang sudah dipahami oleh semua fotografer, khususnya
untuk melakukan pemotretan baik di studio, ataupun di lapangan. Sebagai
fotografer utama, dia harus punya kompetensi fotografi yang unggul
dibandingkan dengan staf lainnyal, fungsi ini bisa dirangkap oleh kepala studio.
Lebih bagus lagi jika fotografer utama bisa menularkan talentanya pada asisten
fotografer supaya bebannya berkurang, dan dia bisa fokus pada ide dan konsep
baru yang menjual. Belum lagi perannya yang utama akan semakin kuat jika
asistennya bisa semakin banyak dan dia bisa membuat standar proses kerja

yang baku.
Asisten Fotografer
Jabatan ini, juga tidak bisa dianggap remeh. Asisten fotografer harus belajar
banyak tentang cara kerja atasannya, dan selalu siap keluar tenaga ekstra untuk
membantu atasannya sementara dia sendiri ingin ikutan memotret. Pada
prinsipnya sih boleh aja asisten ikut motret, supaya ada kesempatan belajar, tapi
harus di tegaskan bahwa hasil fotonya hanya untuk kepentingan studio, bukan
untuk publikasi pribadi. Etika ini harus ditanamkan agar klien juga merasa aman
dari resiko foto fotonya beredar di dunia maya padahal kualitasnya belum tentu

sesuai dengan harapan.


desainer kreatif/photo editor
ini fungsi yang boleh ada boleh tidak, tergantung kompetensi fotografernya, kalo
fotografer dan asistennya sudah bisa desain kreatif, ya berarti cukup dirangkap.
Tetapi kalo mereka gak punya keahlian olah digital, ya akhirnya harus menyewa

karyawan yang khusus untuk itu, dan biaya karyawan akan bertambah lagi.
Staf Marketing/Customer Service/Salesman/dsb.
Fungsi staf marketing, dalam organisasi yang kecil sebenarnya bisa dirangkap
oleh fungsi asisten fotografer, sepanjang memang mereka memahami bisnis
fotografi, dan bisa melayani klien untuk merealisasikan ordernya, dan menjaga
hubungan dengan klien dalam jangka panjang. Salah satu fungsinya adalah juga

mendokumentasikan administrasi data pelanggan, sehingga kita bisa mengelola

para pelanggan itu dalam jangka panjang.


Staf Administrasi dan keuangan
Staf administrasi, juga sangat penting. Jangan dianggap remeh, karena dia yang
harus menyimpan berkas, menyusun arsip dengan baik, mencatat semua
transaksi keuangan, mengelola vendor, suplier dan berbagai aspek administratif
lainnya. Fungsi ini harus dipisahkan dari fungsi lainnya agar, lebih independen
dan bisa menghasilkan catatan yang rapi sebagai kontrol atas kinerja studio foto

tersebut.
Office boy
Ini fungsi tambahan, bisa saja di hilangkan, atau dirangkap dalam fungsi lain,
sepanjang semua setuju untuk bekerja sama menjaga kebersihan, keamanan

dsb, sehingga suasana kerja di studio bisa berjalan nyaman dan aman.
lainnya
Untuk organisasi yang lebih besar, tentu saja akan lebih banyak lagi posisi dan
jabatan dibutuhkan, untuk itu saya tidak akan panjang lebar menuliskannya
disini, karena keterbatasan tempat dan format penyajiannya. Mungkin dalam
forum dan format lain, akan kita bahas secara tersendiri.

4. Sistem penggajian dan remunerasi karyawan


Disini peliknya sebuah bisnis, karyawan yang produktif layak dapat gaji besar, tapi
jika bisnis sedang lesu... bisa bisa tiap bulan terasa dunia mau kiamat. Pada
umumnya, hampir semua pengusaha cari tenaga kerja murah, itu sebabnya
pemerintah sampai menetapkan UMR, dengan tujuan supaya gaji tidak terlalu rendah
amat. Tapi itu cuma ada di atas kertas, prakteknya banyak pengusaha cari akal untuk
dapat tenaga kerja murah dan akibatnya mereka memindahkan pabriknya ke daratan
china di sebrang benua sana... .he..he..he.. jangan ngelantur bicara soal pabrik ya!
Kita ini fotografer, yang punya cita cita dan masa depan, kalo di gaji dengan UMR
pasti gak bakalan bisa punya motor, apalagi mau kaya raya? Nah, sistem penggajian
disini, sebenarnya juga punya prinsip sama, hanya untuk menjalankan bisnis, dan
tidak untuk membuat anda sebagai pegawai kaya raya, tapi bisa membuat anda
sebagai pengusaha yang kaya raya. Jadi kesimpulannya sistem penggajian yang saya
tulis disini nantinya lebih cocok untuk pengusaha, bukan untuk fotografer lho..!
Sambil mendengarkan takbir malam idul fitri 1432H, saya coba menambahkan sedikit
tentang konsep penggajian dan remunerasi. Sistem penggajian terbagi dalam 5
komponen dasar berikut ini;
Gaji dasar
Ini salah satu komponen dasar yang tidak bisa ditawar, dan bisa dijadikan acuan
untuk penggajian berdasarkan setiap tingkat kepangkatan. Jumlah tingkatannya
pun tergantung pada besarnya perusahaan dan sejauh mana struktur pangkat
akan dibangun. Ada yang membuat 16 struktur tingkatan, ada yang sampai 32
struktur tingkatan dengan harapan karyawan akan bekerja dalam jangka

panjang. Gaji dibayar setiap bulan.


Uang Makan
Uang makan, sengaja dibuat terpisah, karena ini sama dengan elemen
tunjangan, yang dihitung berdasarkan hari kerja efektif. Besarnya sangat
tergantung kebijakan pemberi kerja, didasarkan pada tingkat kemahalan daerah

setempat. Tidak ada rumus baku, tapi bisa diperkirakan sendiri bahwa setiap
orang akan makan siang dengan beli di WARTEG dengan budget paling murah
kurang lebih Rp10k, kalo bisa lebih besar lagi lebih baik, tergantung kemampuan

unit bisnis ybs.


Tunjangan Transport
Komponen tunjangan ini juga diberikan berdasarkan hari kerja efektif, karena
memang bertujuan untuk memastikan bahwa karyawan tidak punya alasan
untuk datang terlambat ke kantor dengan alasan tidak punya uang... jadi, untuk
implementasinya supaya tingkat kehadiran tepat waktu, maka bisa di kenakan
sistem hukuman untuk setiap keterlambatan dengan memberikan potongan
pada elemen tunjangan transport. Besarnya tunjangan transport bervariasi,
tergantung kebijakan dan kemahalan daerah setempat. Minimal Rp10k, dengan
pertimbangan ongkos angkot sekali jalan, sekarang paling sedikit Rp3000,

pulang pergi sudah Rp6000, kalo diberikan lebih, tentu lebih baik.
tunjangan pulsa
Ini tunjangan yang sifatnya psikologis, agar karyawan tidak sungkan kirim sms
atau nelpon kepada rekan atau atasannya. Tidak semua karyawan diberikan
fasilitas ini, hanya mereka yang dipandang memerlukan intensitas komunikasi
tinggi, akan diberikan fasilitas ini.Itu untuk membedakan antara karyawan
fungsional dan struktural. Biasanya ini melekat pada karyawan struktural, yakni

karyawan yang punya "jabatan" dalam struktur organisasi unit bisnis kita.
Insentif kinerja
Untuk insentif, ada yang menerapkan sistem bulanan dan ada juga yang
membedakannya dengan bonus, dan juga THR, tapi pada prinsipnya insentif
diberikan untuk memberi semangat kerja yang tinggi buat karyawan. Insentif
bisa dikaitkan dengan kinerja karyawan, asalkan dibuatkan serangkaian
parameter yang bisa dengan mudah di ukur dan dipahami oleh karyawan untuk
dilaksanakan. Biasanya saya kaitkan dengan ketepatan waktu dan akurasi

penyusunan laporan bulanan, serta kinerja dari unit usaha dimana dia bekerja.
Fasilitas Tempat tinggal.
Untuk karyawan tertentu, sebenarnya saya menyediakan juga fasilitas tempat
tinggal, sekalian JAGA TOKO, atau kontrakan tersendiri, agar mereka bisa
membawa keluarganya lebih dekat dengan tempat kerja, sekaligus mereka bisa
menghemat uang transport. Namun fasilitas ini hanya saya berikan kepada
pejabat tertingginya saja, karena dia yang paling banyak perlu waktu untuk
melakukan pengawasan lapangan diluar jam kerja normal.

sementara itu dulu ya, detil lainnya nanti saya tambahkan jika sudah ada bahan yang
lebih lengkap ya...
5. Pelatihan dan pengembangan karyawan
Pada bagian ini, semua aspek pelatihan dan pengembangan diri harus
dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam sistem. Ada yang mengharuskan
karyawan untuk mengikuti suatu seminar secara rutin, yang sesuai dengan bidang
tugasnya. Ada yang membuat pelatihan internal, dengan mewajibkan karyawan yang
lebih terampil mengajar karyawan yang dibawahnya. Ada juga metode lain, dengan
mengundang orang luar untuk mengikuti pelatihan GRATIS dimana pengajarnya
adalah karyawan kita sendiri. Tujuannya agar mereka belajar dan mengasah
keterampilan teknis, kemampuan komunikasi, kepemimpinan dan sekaligus ada

unsur tanggungjawab sosial buat warga masyarakat sekitar.


Untuk jenis pelatihan penting, bisa disusun kategorinya berikut ini;
Pelatihan teknis fotografi
Ini pelatihan dasar, bisa dilakuan dengan mengirim karyawan ke seminar,
workshop atau kursus, bisa juga mengadakan pelatihan internal supaya
kemampuan teknis terus terasah. Bidangnya jangan hanya teknis fotografi, tapi
juga hal hal lain yang terkait misalnya tentang olah digital, manajemen database
foto, pencetakan album, pembuatan desain, dsb. Semua pelatihan semacam ini
sangat ditunggu tunggu karyawan, dan biasanya ada saja karyawan yang ingin
"naik kelas" jadi fotografer atau beralih peran, pada prinsipnya pelatihan
semacam ini bisa diberikan pada semua karyawan, bukan hanya untuk

fotografer saja.
Pelatihan manajerial
Nah ini, bukan hanya untuk para manajer lho, banyak yang salah mengerti,
seolah ini adalah pelatihan untuk menjadi manajer. Bukan! ini adalah pelatihan
untuk memberikan kemampuan "soft skill" yakni kemampuan mengelola bidang
tugasnya dengan lebih baik, bahkan dalam pelatihan manajerial seringkali
terselip nilai nilai, leadership, enterpreneurship, dan bahkan motivasi karyawan
akan terpompa setelah memahami betapa pentingnya peran yang jadi bidang

tugasnya.
Pelatihan komunikasi
Masalah komunikasi adalah masalah terbesar di negri kita, maaf kalo ada yang
tersinggung, karena para aparat dan wakil rakyat sudah memberikan banyak
contoh buruk. Ilmu komunikasi bukan ilmu buat "ngeles" - (menghindar) atau
mencari alasan jika ada kesalahan atau kekurangan, tetapi sebuah ilmu untuk
menyelaraskan antara kata dengan perbuatan, antara janji dengan kenyataan
sehingga semua komitmen yang sudah disampaikan bisa di pahami dan di
mengerti oleh orang lain. Dalam masalah komunikasi, kita akan belajar
menyusun laporan, belajar melakukan greeting yang baik, belajar menerima
telepon dengan benar, belajar menulis surat komplain yang sopan, belajar
menjawab surat komplai dari pelanggan, belajar banyak hal untuk memahami

orang lain, sebelum kita berbicara atau menulis.


Pembinaan mental spiritual
Untuk masalah spiritual, saya masukkan disini, bukan sebagai pelengkap tapi
sebagai sebuah keutamaan yang senantiasa harus kita pahami. Dalam
pembinaan spiritual, kita akan membangun akhlak fotografer yang baik, punya
etika, dan profesional. Maklum, dunia seni dengan dunia spiritual sebenarnya
sangat dekat, karena didalamnya terkandung nilai nilai budaya dan keindahan
alam semesta termasuk jiwa dan raga manusia. Memahami nilai spiritual seperti
menanam benih sukses dan merawatnya menjadi besar. Kepercayaan dan
keteguhan hati untuk terus membangun diri bisa di mulai dari sini.

6. dan terakhir baru sistem pencatatan keuangan,


untuk mengetahui rugi laba usaha, dan proyeksi arus kas supaya tidak kelojotan
ketika harus bayar kewajiban gaji karyawan ataupun bayar listrik dan telepon yang
terkadang bikin kaget dan jantungan.
Mengenai pencatatan keuangan, saya akan coba tuliskan outlinenya lebih dulu sbb;

Sistem pengendalian intern

sistem perbendaharaan (keuangan/kasir)

sistem pembukuan

sistem pengeluaran

sistem pendapatan

sistem pelaporan

laporan rekapitulasi harian

laporan biaya tetap lainnya


laporan rugi laba sederhana

catatan: saya tidak akan menuliskan tentang cara membuat laporan keuangan
secara akuntansi lho, tapi hanya menulis tentang penyusunan laporan
sederhana untuk mengukur kinerja usaha, dan semata mata terbatas pada
kegiatan operasional sederhana dari sebuah bisnis retail yang relatif kecil.
Jangan tanyakan soal perpajakan, laporan spt tahunan atau hal hal teknis yang
biasa di alami oleh perusahaan besar, terutama terkait dengan klien korporat
sebagaimana diharapkan para profesional papan atas. Maklum tujuan saya
menulis memang ditujukan untuk kalangan fotografer papan bawah dulu, karena
untuk para profesional papan atas biasanya sudah bisa membayar akuntan yang
lebih ahli. Jika nanti ada fotografer profesional papan atas yang ikut curhat dan
kontribusi disini, mungkin saya akan buatkan satu topik baru mengenai
pelaporan keuangan dan perpajakannya.

Sebagai pembukaan, saya tulis hal hal tersebut di atas dulu, nanti kalo ada tambahan
atau perubahan, baru saya perbaiki lagi.
salam,
heru m sidik

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 08:17:20
0
0

Untuk sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan, para fotografer profesional


sudah sangat mahir untuk itu. Saya hanya sekedar menyalin beberapa pengalaman
mereka untuk bisa menjadi besar dan sukses, antara lain;
1. Segmentasi pelanggan.
Pada setiap pelajaran marketing, selalu diajarkan bagaimana menentukan
segmentasi pelanggan. Untuk tahap awal, biasanya banyak orang memulai dari
segmen pelanggan retail, seperti terima jasa foto studio, wedding, prewedding di
lingkungan tempat tinggal, dst... itu berarti kita memilih segmen konsumen dengan
daya beli rendah, tetapi mereka menjadi sumber pendapatan utama. Pada fotografer
yang lebih mapan, biasanya sudah naik kelas, ke foto-stok, foto model, foto wedding

dan prewed untuk digedung dan kalangan menengah, dsb... menurut saya ini masuk
pelanggan kelas menengah. Sedangkan untuk segmen atas, biasanya menyediakan
jasa, foto korporat, foto produk, foto kalender, dan lain sebagainya. Mana yang paling
cocok untuk anda, silahkan tentukan sendiri, semakin spesifik semakin baik, misalnya
akan memotret segmen menengah, khusus hewan peliharaan, atau khusus bayi dan
anak, atau khusus foto keluarga di studio, dsb. Tujuan dari segmentasi yang lebih
spesifik, adalah agar anda bisa membaca PETA kemampuan anda, dan pasar mana
yang COCOK untuk digeluti. Ini ibarat sebuah TARGET BERGERAK, karena suatu saat
nanti anda akan MELIRIK juga segmen lain yang juga menarik untuk di coba. Jangan
ragu untuk memilih segmen tertentu, karena akan mempengaruhi kanal distribusi,
dan juga biaya yang ditimbulkan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
anda. Pilih yang baik, akan membuat seluruh sumberdaya anda akan memberikan
daya ungkit maksimal terhadap pencapaian kinerja bisnis anda.
2. Kanal distribusi, untuk melayani pelanggan.
Memilih kanal distribusi, agak berbeda dengan memilih Vendor, Supplier atau Mitra
kerja, disini kita membicarakan mengenai metode dan media yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan;"Bagaimana cara membeli Jasa Fotografi anda?". Mirip
dengan pendekatan MARKETING, tapi saya lebih suka mengatakannya metode
penjualan (Sales Method). Apa bedanya MARKETING dengan SALES? silahkan
googling, dan cari jawabannya. (Menurut saya : Marketing lebih ditujukan kepada
segmen pasar yang belum kenal, belum tahu dan belum perlu dengan jasa anda,
tetapi Sales, lebih dimaksudkan untuk mereka yang sudah tahu, ingin kenal dan ingin
membeli produk jasa anda, sehingga perlu dilayani dan berinteraksi, baik langsung
maupun tidak langsung. Bedanya sangat tipis, dan bisa dibilang tidak terlalu terlihat
batas perbedaannya, namun merupakan satu rangkaian proses yang saling
berhubungan, dimana setelah program marketing sukses, akan dilanjutkan dengan
program sales, ada overlap proses dan puncak eksekusi terjadinya penjualan adalah
di titik SALES.)
Banyak fotografer suka PAMER FOTO di fesbuk, atau ikut PAMERAN DI MALL, atau
suka juga bagi bagi kartu nama di berbagai acara yang ramai di kunjungi orang, suka
hadir dan meliput acara acara kondangan dan sebagainya. Semua keputusan memilih
kanal distribusi, akan menentukan juga biaya yang akan dikeluarkan. Semakin sedikit
kanal distribusi, akan semakin sedikit juga peluang mendapatkan ORDER, semakin
banyak kanalnya, akan semakin banyak juga peluang dapat ORDER, tapi jangan lupa,
biaya yang timbul juga akan mengikuti cara anda menjual. Pilih biaya yang paling
murah namun punya hasil paling efektif. Itu disebut dengan biaya yang punya daya
ungkit tinggi terhadap kinerja bisnis.
Contoh kanal distribusi yang murah namun efektif: Fesbuk, twiter, website-wedding,
website-stok foto, website pribadi dan lain sebagainya. Namun anda harus kreatif
melakukan pemantauan, dan aktif "menyapa" calon-calon pelanggan anda dengan
ramah dan santun, supaya mereka selalu "ingat" dengan anda. Penjualan via media
lain, seperti iklan koran, iklan majalah, membuat brosur, membuat mini-portfolio,
dsb, bisa menjadi pelengkap dan membantu anda untuk mendapatkan pelanggan,
dan meningkatkan penjualan, namun pastikan bahwa media lain ini, cukup murah,
dan merupakan salah satu bagian dari proses mendapatkan pelanggan, dimana

tujuan utamanya adalah memastikan bahwa pelanggan yang tertarik, bisa


menandatangani kontrak SERVICE ORDER.
3. Memelihara hubungan dengan pelanggan.
Dalam memelihara hubungan baik dengan pelanggan, banyak cara dan metode yang
unik, dan jelas bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah menjaga hubungan jangka
panjang, karena setiap pelanggan adalah sebuah potensi pendapatan di masa depan,
entah melalui repeat-order, atau mendatangkan klien baru. Semua itu hanya akan
terjadi jika:
Anda senantiasa tetap menjaga hubungan dengan pelanggan melalui, email,
media social, kartu ucapan selamat hari ulangtahun, mengingat dan mengetahui
hari ulangtahun anak, dan anggota keluarga lainnya, serta tidak lupa untuk
mengundang mereka dalam acara acara pembukaan atau perkenalan produk

baru.
Memelihara nomor telepon, email, alamat tempat tinggal, alamat kantor dan
informasi penting dan personal lainnya secara rutin, dan nomor telepon anda
sendiri tidak berubah karena pulsa habis dan kedaluarsa, atau pindah alamat

tanpa pernah memberitahukan pelanggan.


Menyimpan foto-foto candid dan personal pelanggan, dan mencetak kartu
ucapan selamat, lengkap dengan nama dan nomor telepon anda, sebagai bonus
KEJUTAN hadiah ulangtahun, yang tidak pernah mereka duga, karena mereka
tidak pernah menerima foto-foto tersebut dalam proyek yang anda kerjakan
untuk mereka. Ini, jarang sekali dilakukan oleh fotografer, karena mereka cukup
murah hati menyerahkan semua karya fotonya tanpa pernah memperkirakan
potensi foto-foto tersebut sebagai sebuah JALINAN persahabatan yang tak akan

pernah lekang oleh waktu.


Meninggalkan "jejak dan identitas", seperti nama dan nomor telepon anda pada
halaman belakang album atau tepi bingkai foto kanvas, atau berpartisipasi pada
berbagai kegiatan sosial lain, dengan membagikan kartu nama pada acara acara
resepsi pernikahan, undangan ulangtahun, undangan syukuran, arisan,
pengajian dan berbagai kegiatan lainnya yang mungkin diikuti oleh pelanggan,

atau oleh calon pelanggan anda.


Menghadiri acara di sekolah, kampus, seminar atau berbagai kegiatan keramaian
lain yang di ikuti juga oleh pelanggan, sehingga jaringan sosial anda akan
semakin luas, dan ajarkan hal ini kepada karyawan anda juga, supaya mereka
bisa lebih berkembang lagi menjadi mitra kerja anda yang terpercaya. Jangan
takut dengan karyawan yang mengundurkan diri ketika mereka sudah punya
keterampilan memelihara klien sendiri, karena pada dasarnya mereka bisa anda
bimbing menjadi mitra kerja dengan membantu mereka membuka cabang di
tempat lain, dan anda menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan baru
yang didirikan oleh karyawan anda. Dengan kata lain, suatu saat nanti, karyawan
anda adalah juga pelanggan anda, karena bisa jadi mereka masih membutuhkan
support anda ketika mereka sudah mandiri sekalipun.

Ketiga poin di atas, adalah bagian dari model bisnis yang harus di kelola dan
dikerjakan secara berkelanjutan. Semakin rajin kita mengelolanya, semakin baik
kinerjanya. Karena setiap langkah akan membutuhkan biaya, dan biaya terbaik

adalah ketika biaya tersebut menghasilkan kinerja yang paling besar, dengan
demikian setiap biaya harus punya leverage besar terhadap pendapatan usaha kita.
Sedikit uraian sudah saya tuliskan pada bagian "penyusunan business model", nanti
akan saya ulas lebih rinci lagi pada bagian ini.
salam,
heru m sidik

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 08:17:30
0
0

Bagian ini adalah bagian terakhir yang akan saya bahas, karena akan banyak polemik
dan bukan mustahil akan sarat dengan perdebatan sengit yang menguras energi dan
emosi. Untuk itu saya akan sisihkan setelah semua bagian bisa saya tulis kan dengan
lebih lengkap.
Maklumlah, untuk masalah pengembangan jaringan bisnis, saya bukan orang yang
berpengalaman, jadi apa yang nanti akan saya tulis disini, sudah pasti akan sarat
dengan segala kekurangannya, apalagi jika kita bicara jaringan bisnis. Lha wong saya
aja belum punya jaringan bisnis, kok bisa bisa nya mau ngomong soal itu?
Tapi jangan kuatir, saya sendiri hanya menulis ide dan pendapat saja kok, pastilah
ada yang kurang beres, jadi saya harap rekan rekan semua tetap semangat untuk
membereskan hal hal yang rasanya kurang berkenan, supaya saya juga bisa belajar
dari rekan rekan semua.
Baik lah para sahabat semuanya.... sekarang saya akan buatkan outlinenya sbb;
1. Penambahan segmen pelanggan
Ketika terjadi perkembangan yang baik dari sebuah bisnis, tentu saja yang
terpikirkan adalah bagaimana cara nya supaya bisnis bisa tambah besar lagi.
Namanya juga pengusaha, pasti banyak usaha untuk membuatnya jadi lebih besar,
untuk itu langkah paling mudah adalah mencari segmen pelanggan baru. Tadinya
masih retail, sekarang sudah belajar melayani korporasi kecil, dan lama lama mampu
melayani korporasi besar. Ditambah lagi dengan pengalaman yang tadinya hanya
kenal dengan percetakan, sekarang sudah kenal dengan perusahaan agensi iklan,
perusahaan jasa komunikasi (baca: HUMAS, bukan telekomunikasi lho), bahkan bisa
juga masuk industri yang berbeda, dengan melayani permintaan videografi, sampai
pembuatan filem.
2. Franchise atau Chain-Studio
Istilah Franchise sudah banyak yang dengar, tapi istilah Chain-Studio saya plesetkan

dari istilah lama yang disebut dengan Chain-Store. Dulu sebelum franchise
berkembang seperti sekarang, banyak para pemilik usaha, mengembangkan
usahanya sendiri, dengan modal bank atau modal saham sendiri, untuk membangun
cabang-cabang baru di seantero dunia. Namun membiayai sendiri Chain-Store
mereka, akan menimbulkan biaya investasi yang MAHAL. Oleh karena itu lah,
sekarang banyak berkembang Franchise, yang lebih banyak di maksudkan untu
berbagi risiko bisnis. Sayangnya ketentuan tentang Franchise di Indonesia, belum
ditaati dengan baik, banyak franchisor yang pengalamannya kurang dari 3 tahun
sudah pasang iklan franchise, dan ketika terjadi perselisihan, posisi franchisee adalah
posisi yang paling dirugikan, sehingga banyak franchisor yang MELAHAP para
franchiseenya tanpa mereka menyadari efek jangka panjang yang terjadi, dimana
tingkat kepercayaan terhadap BRAND Franchise akan merosot. Franchise adalah
suatu pendekatan yang bagus, untuk mengembangkan bisnis fotografi secara lebih
cepat, murah, dan efektif dalam biaya pemasaran, termasuk pelatihan dan
standarisasi produk. Franchisor yang baik, adalah yang memberikan support kepada
franchisee untuk membangun usahanya dengan tingkat kesuksesan yang lebih
tinggi. Saya punya sedikit pengalaman soal franchise, jadi untuk masalah ini, nanti
akan saya share secara terpisah.
3. Kerjasama Modal Ventura
Ini istilah buat kerjasama yang sifatnya syariah, dimana keuntungan pemberi modal
ventura, adalah bagi hasil yang wajar dari bisnis yang dimodali. Bisa saja modal
ventura itu kemudian di konversi menjadi saham perusahaan, dan biasanya hal itu
merupakan salah satu opsi yang ditawarkan pada awal perjanjian kerjasama modal
ventura ditandatangani. Buat bisnis fotografi, belum ada yang berani menjadi
pemodal ventura, karena banyak fotografer adalah PENGUSAHA PRIBADI yang tidak
punya administrasi keuangan yang baik, sehingga mereka juga tidak bisa
meyakinkan para pemodal ventura untuk mensponsori bisnis fotografer. Bagaimana
mendapatkan modal ventura di Indonesia?Saya lihat banyak BUMN dan
perusahaan besar yang sekarang diwajibkan untuk mengembangkan UKM, dan
mereka bisa memberikan modal itu untuk anda, sepanjang anda cukup meyakinkan
mereka bahwa bisnis anda punya potensi maju.
Sayangnya lagi, lagi....
saya bleum pernah dengar ada fotografer gurem yang dimodali oleh BUMN, yang ada
adalah fotografer korporat dapat order dari BUMN karena koneksinya bagus.
Barangkali saya salah, tolong dibantu koreksinya ya...
Mungkin FN bisa membentuk sebuah ENTITAS LSM yang membangun suatu sistem
kerja standar, untuk menjadi SPONSOR, yang bertanggungjawab MENYALURKAN
program-program pemerintah, baik yang berasal dari BUMN maupun perusahaan
besar lainnya, dan mendorong fotografer anggotanya yang sedang merintis bisnis,
sehingga pembinaan para fotografer tersebut bisa berlangsung dalam jangka
panjang dengan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi.
4. Mengembangkan bisnis lain pendukung fotografi
Bisnis fotografi bukan cuma memotret wedding, prewed, stok foto, korporat dsb, tapi

juga printing, album, desain kreatif, video editing, photo editing, kursus, seminar,
workshop, dan bahkan penjualan kamera, asesoriesnya, perlengkapan studio dan
berbagai peluang bisnis lainnya, anda bisa memilih atau menekuni salah satunya.
Begitu beragamnya peluang bisnis pendukungnya, bisa dilihat padaBURSAN
FN. Seandainya komunitas FN ini bisa digerakkan ke arah yang lebih strategis,
sebuah ENTITAS LSM, bisa jadi kita nanti akan bersatu padu mengatur harga pasar
yang wajar, dan bahkan bisa mendorong harga pasar kamera dan perlengkapannya
yang murah, khususnya buat anggotanya, karena ENTITAS semacam ini bisa
melakukan kegiatan EKONOMI yang lebih efektif.
5. dsb...
Kemanapun arah tujuan yang anda cari, silahkan melanjutkan pengembangan bisnis
tersebut, namun harus memperhatikan syarat syarat berikut:
Sedapat mungkin bisnis baru harus memiliki keterkaitan erat dengan
kemampuan dan sumber daya yang sudah ada, atau paling tidak kita punya
partner kerja sama yang kompeten dalam mengembangkan bidang baru
tersebut. Meninggalkan bisnis yang lama dan mengembangkan bisnis yang sama
sekali baru, juga boleh sepanjang memang sudah dipertimbangkan dengan baik.
Petunjuk SUKSES, tidak selalu terlihat JELAS, kita hanya bisa memperkirakan,
dan mempersiapkannya, sedangkan hasilnya baru terlihat setelah

PENGORBANAN terjadi.
Buat sebuah simulasi BUSINESS MODEL CANVAS untuk memastikan bahwa bisnis
baru tersebut, mampu anda kerjakan dan secara finansial memberikan
keuntungan ekonomi buat bisnis anda, bukan malah jadi beban yang menyedot

kinerja bisnis yang sudah jalan.


Semua bisnis baru, mengalami proses GROWING PAINS, dan tidak terkecuali
apapun yang anda lakukan juga ada momentum yang memaksa anda untuk
bekerja ekstra tenaga untuk mengatasi setiap masalah yang timbul. Oleh karena
itu, pastikan semua masalah tersebut sudah di antisipasi dengan baik, melalui

MANAJEMEN RISIKO yang memadai.


Banyak orang yang ingin TUMBUH dengan ambisi yang luar biasa besar, tanpa
dukungan TENAGA yang memadai, oleh karena itu, memilih MITRA KERJA yang
tepat adalah salah satu langkah penting bagi suksesnya bisnis anda. Dengan
kata lain, tidak ada orang yang SUKSES dengan jalan SENDIRI, tapi banyak orang
SUKSES yang meraihnya dengan bantuan ORANG LAIN.

Mohon kesabarannya ya, karena tingkat kesulitannya yang relatif tinggi dan butuh
banyak referensi supaya tulisan ini banyak manfaatnya. Semoga....

salam,
heru m sidik

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 08:25:23

0
0

reserved page 6 ..
halaman halaman ini saya cadangkan untuk, membahas topik topik yang sudah saya
buatkan outline tsb di atas, sekaligus untuk mendokumentasikan masukan dan saran
rekan rekan semua yang tentu saja akan memperkaya tulisan ini.
Ini bukan artikel, ini adalah forum diskusi, yang mudah mudahan nilainya akan lebih
baik jika kita semua memberikan kontribusi.
sambil jalan secara bertahap, saya coba catat dulu beberapa masukan dan harapan
teman teman disini;
Irvan Airlangga
yup semoga nanti ada bahsan ttg 'pengembangan bisnis' dgn detail bagaimana
"memeliharaKaryawan" agar kita bisa naik level menjadi Bisnis Owner. bukan
hanya 'self branding'; juga cara mengatasi 'konflik internal'.... ya seperti klo
partner yg ud jago keluar dr grup ato hubungan dgn Sub vendor..sperti

percetakan, frame..dLL
Ali Usman
Tertarik membaca judulnya. Setelah membaca saya dengan seksama, saya
sedikit ingin nimbrung pendapat. Mengapa pembahasan berikut contoh kasusnya
lebih mengupas tentang retail business (photography) atau lebih khusus ke foto
pernikahan/wedding saja. Bukan secara general.
bagian dibawah ini sudah saya masukan dalam poin ilustrasi di atas
Padahal bidang fotografi itu sangat luas. Ada Corporate, Commercial, Stock,
Food, dll. Dan kalo boleh jujur, justru bidang2x tersebut yang justru lebih banyak
menghasilkan fotografer yang sukses secara materi. Kan judulnya mengambil
kata "Kaya Raya". Apalagi rekan2x disini banyak yang belum paham tentang
bisnis fotografi yang melibatkan pihak lain spt : ad agency, produser, stylist,tim
produksi, tim creative, dll. Mungkin yang punya pengalaman boleh nyumbang
sharing disini..

Pengendalian Internal Studio Foto buat suplemen tambahan


Menyusun Rugi Laba Studio Foto secara sederhana, walaupun tidak sempurna
tapi bisa buat praktek...

Menghitung Penyusutan Kamera buat para praktisi, bukan teori akuntansi ...
Teori penetapan harga jasa fotografi sebagai salah satu cara, dan bukan satu
satunya lho...

Edfan Mario Y.
28 Agustus 2011 09:59:31
0
0

tak tunggu lanjudannya..makasi om,nice inpo

Leonardo Kaharap
28 Agustus 2011 10:27:53
0
0

meninggalkan bookmark dulu ah....


penting banget nih...
Ayo om Heru, lanjut...

Irwan Gunadi
28 Agustus 2011 10:44:17
0
0

boleh ikut sharing ya mas,


kalo opini saya straigth to the point aja..
mudah2an kronologisnya byk yg sama:
kebanyakan awalnya dari ketertarikan,
coba-coba beli kamera dan konco2nya,
kalo belum cukup dana..
menunggu mapan,
setelah mapan dan punya kamera,
menjadi hobbiest,
terus baru sadar
kalo mempunyai sedikit sentuhan seni disitu
lalu dijadiinlah second job/carrier
kenapa ngga main job aja?
ngga berani karena belum stabil orderannya
dan pendapatannya tidak sebesar gaji kantor sekarang
akhirnya ya 50:50 terus
karena main job bisa membiayai keluarga & hobby
sedangkan hobby yg jadi main job belum tentu bisa membiayai semuanya
kecuali satu keluarga berani nekad semua

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 12:04:41
0
0

Thanks buat semua responnya...


masukan dari mas Irwan juga masuk akal kok. Itu termasuk fotografer yang
beruntung, ada pekerjaan dan bisa memulainya dengan bertahap, dan kalo sukses
maka dilanjutkan. Malah kalo boleh saya tegaskan, banyak juga fotografer yang
menjadi profesional karena terpaksa. Kehilangan pekerjaan utama, atau bahkan gak
dapat pekerjaan sejak lulus sekolah, kerja serabutan dan yang paling sukses ya jadi
fotografer.
Nah saya menulis ini, sebenarnya karena ada perasaan prihatin atas perkembangan
bisnis fotografi saat ini yang berkembang tanpa ada panduan yang memadai buat
para pelakunya. Fotografer cenderung egois dan melihat fotografer lain sebagai
saingan. Padahal fotografer juga mahluk sosial yang perlu kerjasama dan bahu
membahu membangun bisnisnya secara komunal untuk menjadi besar dan sukses
bersama.
Contohnya:
1. Warnet banyak berkembang dan walaupun sekarang sudah banyak persaingan,
tapi terus ber evolusi ke pinggir kota, bahkan bisa menjadi percetakan atau tempat
kursus komputer. Bahkan banyak juga yang menyelenggarakan pelatihan bisnis
warnet maupun franchise. Bahkan sekarang ada warnet yang cabangnya sampai
puluhan tapi memang belum pernah dengar yang cabangnya sampai ratusan.
2. Salon, juga berkembang pesat gak ada matinya. Banyak yang bangkrut dan jatuh
bangun, tapi mereka punya komunitas yang dihidupkan oleh para produsen kosmetik,
sehingga tidak pernah mati. Padahal bisnis ini sangat tergantung pada tenaga
terampil, seperti sytlist, capster, dan perias, namun tenaga tenaga tersebut
sepertinya selalu tersedia dan bisa dipelajari oleh semua orang, dengan latar
belakang pendidikan apapun.
3. Kuliner, ini paling banyak dan komunitasnya paling cair, tapi herannya kok ya terus
berkembang dan persaingan malah bikin kuliner makin menarik buat para pelaku
bisnisnya. Bayangkan, kalo kita makan di restoran gak pernah nawar harga kan,
tapikalo jasa fotografi selalu ditawar murah.
4. Fotografi, sebenarnya hampir sama saja dengan yang di atas, hanya saja,
kecenderungan individualnya sangat kuat, mungkin karena unsur seni yang kuat,
tidak mudah di standarisasi, dan melekat pada individunya, sehingga mirip dengan
industri hiburan. Banyak artis yang sukses kaya raya, tapi lebih banyak yang jadi

figuran dan mantan artis top yang hidupnya berantakan karena kesulitan ekonomi.
5. Wartawan, ini juga profesi yang cukup dekat dengan fotografer, namun ada
lembaga kuat yang menaunginya, karena media massa mendukung dan
memerlukannya, juga ada semacam sertifikasi atau identitas kewartawanan yang
membantu kerja wartawan di lapangan. Bahkan untuk wartawan tertentu, hidup
mereka lebih terjamin, dan punya perlindungan hari tua yang memadai.

Saya hanya ingin realistis saja, mencoba menuliskan apa yang saya anggap bisa
menjadi panduan, untuk nantinya dilengkapi dan ditambahkan oleh mereka yang
profesional atau berpengalaman, sehingga para pemula tidak harus mengasah ilmu
dari NOL, tapi menggunakan panduan ini untuk menjadi besar dan bersatu padu
dengan fotografer lain membentuk komunitas yang lebih kuat, punya standar dan
punya kode etik profesi.
Masalah standar dan kode etik profesi mungkin terdengar berlebihan dan seperti
MIMPI, tapi semua itu bisa saja dibuat kan.... sehingga kita punya nilai tawar kuat
untuk memotret di berbagai tempat, tanpa merasa ter intimidasi dengan peraturan
yang belum jelas.
Mudah mudahan fotografi bisa berkembang lebih maju dan lebih baik dari harapan
kita semua....
salam,
heru m sidik

Henry B.S.
28 Agustus 2011 13:00:06
0
0

bookmark dulu.... penting nih buat pengetahuan... siapa tahu bisa mulai juga...

Luthfie Maulana
28 Agustus 2011 13:44:57
0
0

ikuuut menyimaaak kk, info menariiik niih....

Widhi Wijaya
28 Agustus 2011 13:48:20
0
0

topik menarik nih, perlu disimak lebih lanjut sambil kalo udah buka puasa sambil
ditemani

Reva Aditya, Yaya


28 Agustus 2011 16:05:18
0
0

topik yang enlightening mind....thanks om...baru belajar bisnis nih...

Wiwin Yulius
28 Agustus 2011 16:17:00
0
0

Saya udah kenal pak HMS

R Bagas Kara Arya P.P


28 Agustus 2011 16:24:01
0
0

Assalamualaikum wr wb...
apa kabar mas......
masih inget ?
suwun mas...
salam boemi

Heru Muara Sidik


28 Agustus 2011 17:34:55
0
0

@ Bagas: Ingat dong mas Bagas, siapa yang gak ingat dengan sahabat bumi yang
sering bikin hunting...
@ Wiwin: Saya juga kenal sama mas Wiwin, tapi jarang di ajak ngumpul lagi nih...
@ All : Thanks untuk supportnya, tulisan ini cuma buat mengisi waktu libur di bulan
puasa sambil menunggu waktu berbuka. Siapa tahu ada yang mau sharing juga,
silahkan di lanjut...

Andi Hendra bin Azies


28 Agustus 2011 18:24:22
0
0

ninggalin jejak dulu, mantep nih

Choirul Anam
28 Agustus 2011 18:37:35
0
0

Mantap pak tulisannya...... Jadi lebih semangat kerja nih..... Maklum dulu pernah kerja
di lembaga, terus dipretel, akhirnya jadi tukang foto dan syuting dari terop ke terop
deh.....
Makasih pak HMS......

>

Oklis Fetrawan
28 Agustus 2011 19:04:54
0
0

menarik sekali pak ... terima kasih sudah berbagi

Proposal Usaha Makanan: Tahapan dalam membuat proposal bagi restoran baru anda
Ada beberapa tahapan yang mau kami bagikan dalam membuat proposal usaha makanan
yang bisa dicoba antara lain:
1.Menentukan lokasi tempat anda ingin membuka restoran makanan. Sebelum anda menulis

proposal usaha makanan ada baiknya terlebih dahulu menentukan lokasi di mana anda akan
membangun restoran makan tersebut. Karena itu cobalah untuk melakukan survey tempat
terlebih dahulu, usahakan memilih tempat yang ramai orang sehingga anda bisa mencoba
untuk menarik pembeli datang ke restoran. Di dalam proposal anda nanti juga harus
disertakan di mana anda mau membangun restoran dan apakah anda mau membeli atau
hanya ingin menyewa tempat serta berapa harganya. Jika anda biaya renovasi restoran maka
juga harus ikut dicantumkan ke dalam proposal usaha.
2.Menentukan jenis atau tipe restoran makan yang mau dibuka. Banyak sekali restoran yang
bisa dibuka seperti restoran cepat saji, restoran masakan tradisional, restoran bergaya barat,
restoran bergaya asia, dan lain sebagainya. Tentukan tipe restoran dan tulis hal tersebut ke
dalam proposal usaha makanan kamu. Semakin detil isi proposal yang dibuat maka semakin
mungkin kamu akan sukses mendapatkan modal usaha. Coba lihat apakah lokasi di tempat
kamu mau membangun restoran sudah ada usaha restoran yang sejenis karena kamu tidak
mau kan bersaing dengan tipe restoran yang sama di lokasi yang sama.
3.Berapa anggaran yang dibutuhkan dalam membuka restoran. Hal mengenai anggaran yang
dibutuhkan amatlah penting sebagai isi dari proposal usaha makanan. Inti dari proposal usaha
makanan adalah bagaimana kamu bisa menuliskan detil biaya dengan tetap menekan biaya
serendah mungkin. Estimasikan berapa biaya yang sekiranya akan dikeluarkan seperti biaya
produksi, biaya gaji, biata renovasi, biaya sewa, biaya pembelian gedung, biaya ijin usaha,
dan lain sebagainya. Ingat bahwa investor lebih menyukai anggaran yang tidak terlalu lepas
kendali. Selain tuliskan juga target keuntungan yang ingin dicapai selama setahun yang juga
dibagi ke dalam gambaran keuntungan per bulannya. Jangan lupa juga sertakan bagaimana
cara kamu untuk membayar pinjaman dari investor nanti.
4.Setelah kamu menentukan semua hal tersebut mulailah membuat usaha proposal makanan
yang dimulai dengan menulis ringkasan pelaksanaan di bagian awal. Pada bagian awal kamu
harus bisa menulis secara singkat, jelas, serta padat di satu halaman. Di dalam ringkasan ini
tuliskan alasan mengapa kamu mau membuka usaha restoran dan kenapa kamu tertarik
membuka usaha ini, visi serta misi usaha restoran kamu, apakah ada pengalaman di bidang
kuliner sebelumnya, dan sebagainya.

Proposal usaha makanan dengan memilih masakan

Image courtesy of marin / FreeDigitalPhotos.net


5.Tuliskan makanan apa yang ingin dijual di dalam proposal usaha makanan kamu. Bagian ini

juga penting, coba uraikan makanan apa saja yang mau dijual di restoran kamu dan
berapakah harganya. Berikan detil terhadap bagian ini.
6.Tuliskan manajemen restoran serta bagaimana kamu akan memasarkan restoran tersebut.
Suatu restoran pastinya akan memiliki manajemen tersendiri, untuk itu tuliskan hal tersebut
ke dalam proposal usaha kamu. Sebagai contoh, manajemen produksi, manajemen
kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan sebagainya. Tuliskan juga
bagaimana kamu akan memasarkan restoran kamu. Bacalah dan analisis strategi pemasaran
yang akan dijalankan. Tentukan pangsa pasar serta target konsumen yang ingin dibidik.
7.Lengkapi proposal usaha makanan yang ada dengan berkas-berkas penting lainnya.
Terakhir di dalam membuat suatu proposal usaha makanan usahakan menambahkan berkasberkas penting seperti laporan keuangan saat ini, foto lokasi serta bangunan anda mau
membuka usaha restoran tersebut, proses produksi makanan atau masakan dengan bagan
alir, dan sebagainya.

Sebagian besar orang tidak memiliki modal yang cukup sebagai awal membangun dan
mengembangkan bisnis baru mereka. Usahawan yang mandiri atau perusahaan yang ingin
mengembangkan bisnis mereka tetapi tidak punya cukup modal untuk menutup anggaran,
mereka berusaha untuk menarik investor atau kreditur serta berbagai pihak lain yang
memiliki cukup sumber untuk diajak kerjasama dalam membangun bisnis. Untuk menarik
pihak-pihak tersebut maka proposal usaha diperlukan untuk mendapat kepercayaan
investor dan partner atau klien bisnis anda sehingga mereka bersedia mendukung usaha
dengan memberi modal baik dalam bentuk uang dan sumber lainnya.

Proposal usaha usaha diperlukan untuk mendapat kepercayaan investor dan partner atau klien bisnis

Image courtesy of graur razvan ionut / FreeDigitalPhotos.net


Pembuatan proposal usaha tidaklah mudah karena kita harus yakin proposal yang akan
kita buat menarik kepercayaan para investor sehingga mereka mau memberikan bantuan
keuangan dan sumber daya lainnya. Tujuan proposal usaha yang lainnya yaitu untuk
mengajak kerjasama klien bisnis kita dalam membangun suatu usaha yang prospektif.
Proposal usaha biasanya dibuat oleh suatu pihak untuk pihak-pihak lain. Apabila kita
berhasil meyakinkan investor atau pihak-pihak yang memiliki sumber daya maka sudah

pasti kita dapat membangun bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang sudah ada.
Pastikan anda membuat proposal formal untuk usaha dengan langkah-langkah yang tepat.

Proposal Usaha: Bagaimana cara membuat proposal yang baik dan benar.
Sebaiknya dalam membuat suatu proposal usaha kita harus mencantumkan setiap detil
deskripsi usaha yang mau kita jalankan. Hal ini dapat membantu para investor dan pihakpihak yang ingin kita ajak kerjasama memahami bisnis apa yang mau kita jalankan dan
apakah bisnis tersebut menguntungkan untuk mereka. Perincian apa saja yang diperlukan
dalam membuat proposal usaha? Jika anda hanya ingin membuat proposal usaha pendek
dan ringkas maka jangan lupa untuk mencantumkan bisnis apa yang ingin dijalankan,
sasaran laba yang ingin dicapai, berapa besar uang yang harus dikeluarkan dalam
membangun usaha tersebut, serta bagaimana cara memasarkannya. Untuk proposal
usaha formal dengan rincian mendetail, anda harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1.Buat proposal usaha formal dengan kesan pertama untuk menarik perhatian investor.
Pastikan kita mencantumkan informasi penting sebagai gambaran pertama bisnis maupun
usaha anda. Untuk mencantumkan informasi-informasi mengenai gambaran bisnis anda maka
anda perlu membuat pengantar pada halaman depan proposal usaha. Pengantar pada awal
proposal usaha membantu pemahaman mengenai usaha maupun bisnis yang kita tawarkan
dengan cepat dan mudah. Apabila investor dan pihak-pihak lain yang ingin kita ajak
kerjasama tertarik dengan pengantar proposal usaha kita, maka selanjutnya anda akan lebih
mudah meyakinkan mereka untuk memulai bisnis tersebut. Hal apa saja yang perlu
dicantumkan pada bagian pengantar proposal usaha? Bagian pengantar proposal usaha harus
dibuat dengan kalimat yang singkat tetapi padat. Selanjutnya cantumkanlah gambaran umum
dari usaha yang mau dijalankan. Sebagai contoh: pernyataan tujuan dari bisnis anda, bisnis
apa yang akan dijalankan dan dalam bidang apa, anggaran dan berapa besar uang yang
dibutuhkan sebagai modal awal bisnis, serta target atau pencapaian yang ingin diraih dari
hasil menjalankan bisnis tersebut. Jangan lupakan juga bahwa proposal bisnis yang formal
memelurkan format proposal yang tepat. Untuk itu sebaiknya anda membuat judul proposal
yang jelas, daftar isi dimana hal ini akan sangat membantu pembaca, dan ringkasan isi
proposal yang tidak lebih dari satu paragraf.

Proposal usaha anda dapat membuat suatu bagan alir atau diagram

Image courtesy of jannoon028 / FreeDigitalPhotos.net


2.Buat proposal usaha formal dengan mencantumkan detil informasi usaha yang mau
dijalankan. Bagian ini merupakan bagian utama dalam pembuatan proposal usaha formal.
Cantumkan dengan detil gambaran bisnis maupun usaha yang mau dijalankan seperti jasa
dan produk yang ingin ditawarkan, kapan kita mau memulai atau membuka bisnis tersebut,
target pelanggan dan konsumen dari jasa dan produk yang akan dibuat, bagaimana cara
pemasaran jasa dan produk tersebut, di mana lokasi usaha akan dibangun, aktivitas operasi
sehari-hari yang akan dijalankan, berapa banyak uang yang diperlukan dan perkiraan
anggaran bisnis. Penting bagi anda agar memutuskan strategi marketing yang ingin
digunakan dalam memasarkan produk dan jasa karena itu kita harus tahu bagaimana
persaingan bisnis yang ada dan juga tren pasar yang sedang berjalan. Anda dapat membuat
suatu bagan alir atau diagram untuk membantu dan mempermudah pembaca memahami
gambaran detail bisnis kita. Aktivitas operasi sehari-hari dari usaha sebaiknya juga
digambarkan. Hal ini meliputi segala fasilitas yang diperlukan untuk menjalankan usaha dan
sistem atau prosedur formal bagaimana aktivitas tersebut nantinya akan berjalan.
3.Buat proposal usaha formal dengan mencantumkan besar biaya serta modal yang
dibutuhkan. Sebelum membuat anggaran usaha yang diperlukan kita harus memperkirakan
terlebih dahulu beban-beban yang akan dikeluarkan. Sebagai contoh beban gaji untuk
karyawan, beban marketing, beban sewa, beban mesin dan peralatan lainnya, beban
produksi, dan sebagainya. Setelah itu anda baru bisa memulai memperkirakan berapa besar
anggaran yang dibutuhkan dan berapa jumlah uang yang diperlukan.

Proposal usaha target pendapatan juga harus diperkirakan dan dibuat

Image courtesy of basketman / FreeDigitalPhotos.net

Terakhir, sebaiknya target pendapatan juga harus diperkirakan serta dibuat. Hal ini untuk
membantu pembaca mengetahui bagaimana usaha tersebut akan berkembang nantinya
dan keuntungan apa yang akan didapatkan dari usaha tersebut. Anda bisa membuat
target pendapatan atau keuntungan minimal lima tahun ke depan.

Anda mungkin juga menyukai