Anda di halaman 1dari 7

Kerajinan Kasongan

Kerajinan Kasongan dari Desa Kasongan, Bantul


Jogjakarta

Ingin belanja langsung ? klik : Products Page


Kasongan adalah salah satu Desa di Kabupaten Bantul yang menjadi sentra kerajinan
tangan/handicraft. Kerajinan Kasongan sudah sangat terkenal, sehingga Desa Kasongan juga
disebut Desa Wisata. Daerah Kasongan ini tepatnya terletak di Pedukuhan Kajen, Desa
Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Jogjakarta. Jarah tempuh
sekitar 6 km dari ALun - alun utara Jogjakarta menuju arah selatan. Produk Kerajinan Kasongan
ini juga dikenal sebagai Gerabah Kasongan.
Kerajinan Kasongan pada mulanya sangat sederhana, hanya berupa celengan, mainan anak dan
perabot dapur serta pot bunga. Pada tahun 1971 - 1972, seorang seniman Yogyakarta yang
bernama Sapto Hudoyo membantu masyarakat Kasongan untuk lebih kreatif dalam berproduksi,
sehingga Kerajinan Kasongan atau Gerabah Kasongan ini menjadi bekembang motif dan
ragamnya tidak hanya monoton dan membosankan. Sapto Hudoyo selain memberikan sentuhan
pada Kerajinan Kasongan tersebut, juga melatih manajemen dan marketingnya, sehingga
Kerajinan Kasongan bisa di terima oleh masyarakat luas dan menjadi semakin terkenal. Motif,
jenis dan model Kerajinan Kasongan akhirnya tumbuh dan berkembang banyak sekali, tidak
sekedar guci atau gerabah dari tanah liat.

Kerajinan Kasongan umumnya adalah Guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga
mawar, batik, kaligrafi, dll), pot berbagai ukuran dari kecil hingga setinggi orang dewasa,
souvenir, hiasan dinding, lukisan, pigura, perabot lain seperti meja, kursi, dipan, dll. Tetapi
sekarang variasi kerajinan kasongan sudah banyak seperti : bunga tiruan dari daun pisang serta
biji-bijian, perabot dari bambu, patung dari batu atau kayu, miniatur sepeda atau miniatur becak,
topeng batik, gorden, tas, dll. Kerajinan Kasongan ini banyak yang berkualitas bagus dan
berkualitas eksport, sehingga banyak dikirim ke Amerika dan Eropa. Desa Kasongan yang
terkenal dengan kerajinan kasongan ini sangat ramai jika musim liburan
Apabila anda belum sempat ke Kasongan untuk membeli Guci Kasongan, maka
Tokokerajinanjogja.com memiliki beberapa koleksi Guci Kasongan yang bisa dipesan secara
online disini. Untuk melihat Guci Kasongan anda bisa mengunduh brosurnya di sini : brosur
Kerajinan Kasongan
Jika ada lesulitan dalam download anda bisa menghubungi email :
admin@tokokerajinanjogja.com untuk memperoleh file brosurnya.
By TokoKerajinanJogja.com
http://tokokerajinanjogja.com/kerajinan-kasongan/

Desa Wisata Gerabah KASONGAN


Muka | Lihat Peta
Kasongan, Bantul Yogyakarta INDONESIA
Sejarah
Sejarah desa wisata Kasongan berawal dari kematian seekor kuda milik Reserse Belanda di atas
persawahan milik seorang warga di sebuah desa di selatan Kota Yogyakarta. Karena si pemilik
tanah takut akan dijatuhi hukuman oleh Belanda yang waktu itu sedang menjajah, maka pemilik
tanah tersebut melepaskan hak kepemilikan tanahnya yang diikuti oleh warga lainnya yang juga
takut akan dijatuhi hukuman. Sejumlah tanah persawahan itu akhirnya diakui oleh warga desa
lain. Penduduk yang tidak memiliki tanah persawahan tadi akhirnya memulai kegiatan baru di
sekitar rumahnya, yaitu mengolah tanah liat yang ternyata tidak pecah jika diempal-empalkan
untuk perlengkapan dapur dan juga untuk mainan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, maka barang-barang kerajinan dari tanah liat atau lebih
dikenal dengan kerajinan gerabah atau tembikar itu dikembangkan menjadi lebih variatif sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Bahkan barang kerajinan di Desa Kasongan bukan hanya
barang-barang dari tanah liat/ gerabah, tetapi saat ini warga Kasongan telah memanfaatkan
bahan-bahan lainnya yang banyak terdapat di lingkungan sekitar seperti batok kelapa, bambu,

rotan, kayu, dan lainnya untuk diolah menjadi barang hiasan yang memiliki nilai lebih tinggi.
Keahlian membuat gerabah ini diwariskan turun-temurun hingga menjadikan Desa Kasongan
sebagai ikon desa wisata gerabah di Kabupaten Bantul.
Desa Wisata Kasongan
Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, atau buyung atau gundi, yang
artinya orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali, dan lainnya yang tergolong peralatan
dapur, juga barang hiasan yang terbuat dari tembikar atau tanah liat.
Hingga saat ini Desa Kasongan menjadi salah satu tujuan desa wisata di Yogyakarta yang banyak
diminati oleh wisatawan. Deretan show room atau rumah-rumah galeri di desa wisata Kasongan
ini menawarkan barang-barang kerajinan dari gerabah serta dari bahan lainnya seperti guci, pot
bunga, lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda, mobil), aneka tas, patung, souvenir
untuk pengantin, serta hiasan lainnya yang menarik untuk dipajang di rumah.
Salah satu patung yang legendaris di Desa Kasongan adalah patung Loro Blonyo. Loro Blonyo
adalah patung sepasang pengantin yang dipercaya akan memberikan keberuntungan jika ditaruh
di dalam rumah. Kita bisa menjumpai patung ini dalam berbagai pose. Patung ini pertama kali
dikenalkan oleh Galeri Loro Blonyo yang diadopsi dari patung pengantin milik Keraton
Yogyakarta.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pembuatan kerajinan gerabah
tersebut, maka beberapa galeri menawarkan kursus singkat untuk Anda ikuti. Anda juga bisa
melihat proses pembuatan gerabah di beberapa rumah produksi.
Lokasi
Desa WIsata Kasongan terletak di pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jika Anda berangkat dari Kota Yogyakarta, maka pergilah ke
arah selatan hingga menemukan perempatan Dongkelan (perempatan Ring Road Selatan - Jalan.
Bantul). Pilihlah jalan ke arah selatan melewati Jalan Bantul ini. Perjalanan dari perempatan
Dongkelan ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit atau 20 menit dari pusat kota. Jika telah
sampai di desa wisata Kasongan, Anda akan disambut oleh sebuah gerbang masuk ke desa wisata
tersebut.
http://gudeg.net/id/directory/15/582/Desa-Wisata-Gerabah-KASONGAN.html

Kerajinan Gerabah Kasongan


By galeriukm -- Category: Handicraft

Kasongan merupakan salah satu kawasan Desa Wisata yang berada di desa Bangunjiwo,
Kasihan , Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lokasinya sekitar empat kilometer arah utara pusat
kota Bantul. Selain menjadi desa wisata Kasongan sejak bertahun-tahun telah dikenal dengan
Kerajinan Tangan Gerabah. Kerajinan Gerabah merupakan aneka bentuk kerajinan yang
terbuat dari tanah liat. Selain berbelanja dan wisata di kasongan, kita juga bisa melihat proses
pembuatan aneka kerajinan tangan gerabah. Kerajinan tangan kerabah sendiri dibuat dalam
berbagai maam bentuk misalnya alat rumah tangga, hiasan rumah, souvenir, vas , guci, bendabenda antik dan lain sebagainya.
Kasongan merupakan kawasan sentra produksi kerajinan gerabah. Sebagian besar penduduk
di Kasongan bekerja sebagai pengrajin gerabah. Kasongan adalah daerah yang ikut menjadi
korban bencana gempa bumi pada 27 Mei 2006 lalu, kawasan yang terdiri dari lima dusun ini
menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa bumi. Meski
produk kerajinan gerabah kasongan mengalami penurunan hampir 50% karena bencana tersebut,
perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Produksi kerajinan gerabah Kasongan sebagian besar
sudah diekspor ke beberapa negara Eropa dan Australia. Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Bantul mencatat, pada 2009 unit usaha kerajinan gerabah Kasongan
jumlahnya telah mencapai 441 unit, melebihi jumlah sebelum gempa yang sebanyak 401 unit.
Jumlah tenaga kerja yang terserap juga bertambah menjadi 2.367 tenaga kerja, dari sebelumnya
hanya 1.995 orang.
Aneka hasil kerajinan gerabah Kasongan antara lain:
1. Guci Antik
Guci Antik
Guci Antik
Guci antik
2. Souvenir
Selain bentuk ini masih banyak aneka kerajinangerabah yang bisa dijadikan souvenir.
3. Home Decor/Hiasan Rumah
Table Set Sebagai hiasan rumah dari bahan tanah liat.
4. Aneka Kerajinan Antik
Patung kura-kura, sebagai simbol dari kekuasaan dan perlindungan dalam hidup. Terbuat dari
bahan tanah liat, dengan warna antik modern.Dapat difungsikan sebagai dekorasi rumah.
http://galeriukm.web.id/unit-usaha/handicraft/kerajinan-gerabah-kasongan

KASONGAN-Sentra Industri Gerabah


Gerbang masuk daerah Kasongan (foto: 2007 arie saksono)

Kasongan adalah nama sebuah desa yang terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping di
Pedukuhan Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota
Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta.
Desa Kasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari
tanah liat atau tanah lempung. Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barangbarang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang
sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.
Dahulu, pembuatan gerabah di desa ini terbatas untuk peralatan keperluan rumah tangga, seperti kendi
(wadah air minum), kendil (wadah untuk memasak), gentong (wadah air), anglo (kompor tempat
pembakaran dengan bahan bakar arang untuk memasak), dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan jaman, sekarang ini pembuatan gerabah tidak hanya terbatas pada
perabotan rumah tangga saja, namun juga barang-barang lain sejenis yang memiliki nilai jual tinggi di
pasaran.
Asal usul daerah Kasongan menjadi sentra industri gerabah
Pada masa penjajahan Belanda, salah satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi
peristiwa yang mengejutkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan mati di
atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut membuat warga ketakutan setengah mati. Karena
takut akan hukuman, warga akhirnya melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal
ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun kemudian diakui oleh penduduk desa lain.
Warga yang takut akhirnya berdiam diri di sekitar rumah mereka. Karena tidak memiliki lahan
persawahan lagi, maka untuk mengisi hari, mereka memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Mereka
memanfaatkan tanah yang ada, kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila
disatukan, lalu mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang
keperluan dapur atau mainan anak-anak. Berawal dari keseharian nenek moyang mereka itulah yang
akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang yang memilih menjadi perajin keramik
untuk perabot dapur dan mainan hingga kini.

Kesibukan sehari-hari warga Kasongan (foto: 2007 arie saksono)

Proses pembakaran tradisional dengan bahan bakar sabut kelapa


(foto: 2007 arie saksono)

Proses Pembuatan
Pada dasarnya proses pembuatan gerabah dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk
pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan
menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan
menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan
pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut,
otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang
diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.
Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari proses penggilingan, pembentukan bahan dengan
menggunakan perbot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah
dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya proses finishing dengan menggunakan cat tembok atau
cat genteng. Sebuah galeri di Kasongan biasanya merupakan usaha keluarga yang diwariskan secara turun
temurun, mereka bekerja secara kolektif. Sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar
tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan
pengawasan produksi.
Keramik Desain Modern
Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak desain sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda
telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kudakuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain
dari motif katak, ayam jago dan gajah.
Perkembangan zaman dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media telah
membawa perubahan di Kasongan. Setelah kawasan Kasongan pertama kali diperkenalkan oleh Sapto
Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dalam skala besar dikomersilkan oleh
Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada
keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga,
bunga mawar dan banyak lainnya.
Kerajinan gerabah yang dijual di desa Kasongan bervariasi, mulai dari barang-barang unik ukuran kecil
untuk souvenir (biasanya untuk souvenir pengantin), hiasan, pot untuk tanaman, interior (lampu hias,
patung, furniture, etc), meja kursi, dan masih banyak lagi jenisnya.
Bahkan dalam perkembangannya, produk desa wisata ini juga bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun
pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya.
Hasil produksi gerabah Kasongan di masa sekarang sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi terbatas
pada perabotan dapur saja (kendil, kuali, pengaron, dandang, dan lainnya) serta mainan anak-anak (alat
bunyi-bunyian, katak, celengan). Di kawasan Kasongan akan terlihat galeri-galeri keramik di sepanjang
jalan yang menjual berbagai barang hiasan dan souvenir. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka
ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot dan vas bunga yang berukuran besar, mencapai bahu orang
dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang hiasan dekorasi
serta souvenir perkawinan.

Pengepakan kerajinan buatan warga Kasongan siap ekspor (foto: 2007 arie saksono)

Salah satu produk yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin dalam posisi duduk
berdampingan. Patung ini dikenal dengan nama Loro Blonyo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung
pengantin milik Kraton Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara
Blonyo berarti dirias melalui prosesi pemandian dan didandani.
Namun demikian makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di
Kasongan. Kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa keberuntungan dan membuat kehidupan
rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah membawa pengaruh positif terhadap penjualan
sepasang patung keramik ini.

(foto: 2007 arie saksono)

Wisatawan manca negara yang menyukai model patung Loro Blonyo, memesan khusus dengan berbagai
bentuk seperti penari, pemain gitar, peragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai
adat Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan
Thailand, bahkan patung prajurit teracota dapat dijumpai di sini. Beberapa galeri keramik sekarang telah
menjual sepasang patung unik ini yang terus diproduksi dengan beberapa bentuk dan model yang
berbeda-beda.
Wisata Desa Kasongan
Di masa sekarang pengunjung dapat menjumpai berbagai produk kerajinan tangan selain gerabah.
Pendatang yang membuka galeri di Kasongan turut mempengaruhi berkembangnya jenis usaha kerajinan
di sini. Produk yang dijual masih termasuk kerajinan lokal seperti kerajinan kayu kelapa, kerajinan
tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. Usaha kerajinan Kasongan berkembang mengikuti
arus dan peluang yang ada. Namun demikian kerajinan gerabah tetap menjadi tonggak utama mata
pencaharian warga setempat. Kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan motif yang modern bahkan
artistik, dan berbagai kerajinan lainnya sebagai tambahan adalah daya tarik Kasongan hingga saat ini.
Kasongan kini telah menjadi tempat wisata yang menarik dengan barang indah hasil keahlian penduduk
setempat mengolah tanah liat.
20http://ariesaksono.
wordpress.com/2009/04/13/kasongan-sentra-industri-gerabah/07 arie saksono

Anda mungkin juga menyukai