Anda di halaman 1dari 4

9/12/22, 9:03 AM Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan – Gerabah Balongan

Gerabah
Gerabah Balongan
Balongan <<
https:/
https://ririnips5.wordpress.com/>
/ririnips5.wordpress.com/>

Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang


Kelompok Sosial Gerabah Balongan
Pada hari Kamis, 8 September 2022 tepatnya berada di studio SMA N1 Pamotan
kedatangan tamu spesial dari Desa Balongmulyo, Kecamatan Kragan, Kabupaten
Rembang. Bersama presenter kita, Mbak Niswatul Mardiyah. Juga ditemani Ibu
Indarti selaku guru sosiologi di SMA N1 Pamotan.

Dalam bayangan kami, mendengar kata Balongmulyo langsung tertuju pada sebuah
wisata pantai Balongan. Sebuah suguhan menarik yang cocok sekali untuk bersantai,
bermain pasir bersama desiran ombak dan juga belajar tentang ekosistem pantai
sembari makan rujak bersama teman-teman di deretan gazebo.

Tak hanya itu, di tempat yang kita kenal dengan panorama pantai dan rujak ini
terdapat butiran permata yang jarang dilirik oleh pengunjung. Yang tak lain adalah
keberadaan kelompok sosial perajin gerabah Balongan. Menariknya gerabah
Balongan ini disebut-sebut sebagai pelopor bagian penyokong kawasan budaya
tembikar manusia plawangan. Sebelum masa prasejarah, sebuah keberadaan
kelompok sosial yang tentu saja unik karena menyimpan pengetahuan teknologi
produk yang ramah lingkungan.

Pagi ini akan kita ulik bersama dengan narasumber kita, Bapak Ali Nasihin yang
menjabat sebagai sekretaris desa di Desa Balongmulyo, Kecamatan Kragan,
Kabupaten Rembang. Bagi beliau ini suatu kehormatan karena telah diundang dan
hadir di SMA Negeri 1 Pamotan.

Asal usul keberadaan kelompok sosial perajin gerabah Balongan kalau kita melihat
sejarah, kita belum teraba, belum tersaji dengan rapi. Terkait dengan itu kita hanya
bisa melihat orang tua, nenek moyang kita sebagai pengrajin gerabah khas sejak
tahun 89 mungkin eranya sudah lebih maju. Itu baru ada yang namanya rintisan

https://ririnips5.wordpress.com/2022/09/10/dengan-pak-ali-nasihin-belajar-tentang-kelompok-sosial-gerabah-balongan/ 1/4
9/12/22, 9:03 AM Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan – Gerabah Balongan

pembuatan gerabah. Yang semula ingin dibuat semacam studi banding tapi alih-alih
karena kesiapan dan warga masyarakat sendiri terkait dengan sumber daya manusia
bagaimana gerabah ini bisa maju. Dulu sempat diambilkan tenaga kerja Dijak dari
Jeparabook datang ke sana untuk memperlihatkan beginilah cara membuat gerabah.
Tapi setelah itu karena tidak ada yang mengkoordinir lagi sehingga baru akhir-akhir ini
setelah adanya desa wisata, destinasi wisata terus ada, wilayah baru bermunculan.
Semacam itu terbukti dengan adanya paguyuban pengrajin gerabah yang bernama
Kundi. Kundi adalah istilah zaman dulu untuk membuat gerabah.

Jumlah anggotanya dibandingkan tahun 89 sangat berkurang sekali. Karena belum


tereksplorasi terlalu jauh sehingga terkait dengan pemasaran, harga dan
sebagaimana kalah bersaing dengan produk-produk plastik atau sebagainya. Jadi
sampai hari ini kami sebagai warga asli Desa Balongmulyo ingin mengangkat supaya
nilai jual dari gerabah itu sendiri bisa maksimal seperti halnya pengrajin pengrajin
gerabah di luar Kabupaten Rembang. Ada sekitar 500-an KK tapi yang membuat
gerabah sekarang tinggal 10-15%, itu saja sudah dikelompokkan sendiri-sendiri. Yang
lainnya sebagai petani, buruh tani, sopir, jasa, dan sebagainya. Kalau melihat statistik
kependudukan, hanya sekitar 10-15% pendatangnya. Karena penduduk Balongmulyo
lahas hantaran secara geografisnya persawahan. Jadi untuk pertumbuhan penduduk
ibaratnya lahan sudah menyempit. Disana yang lebih luas memang area pertanian,
dan tidak mungkin dijadikan lahan penduduk untuk pemukiman.

Terkait dengan pembuatan gerabah, tahapannya kita harus mengambil tanah liatnya
terlebih dahulu yang telah disediakan oleh desa, karena secara geografis tanahnya
liat semua dan bagus, dengan kualitas tinggi. Sebelum dibuat gerabah, ada langkah
selanjutnya dengan istilah “di idek” atau diinjak-injak. Tapi harus ada campurannya,
karena kalau hanya tanah liat saja itu kurang bagus. Biasanya campurannya pasir kali.
Setelah diinjak-injak menggunakan terpal atau goni, baru ke proses pembuatan.

Pasir kali biasanya beli dari daerah sekitar Sumurtawang, Woro, atau paling jauh
daerah Bojonegoro dan Tuban. Alat yang digunakan masih sangat tradisional karena
hanya menggunakan marbot untuk memutar. Tanah liat diletakkan di situ lalu
dipukul-pukul dan dibentuk sedemikian rupa menjadi sebuah leleran. Leleran yaitu
bahan gerabah yang belum jadi gerabah. Setelah dijemur dan agak kering, barulah
dibentuk. Kemudian diberi pewarna dari puru. Pembakaran juga masih manual, mulai
dari mengambil jerami atau serabut padi serta kayu.

Produk gerabah yang dihasilkan mulai dari yang kecil, ada layah (cobek) yang biasa
dimanfaatkan untuk membuat sambal dan sebagainya, ada juga enton (semacam
kuali tapi kecil) dan juga wajan yang bentuknya tidak begitu rumit, biasanya dulu
digunakan untuk mindang ikan. Serta tangkepan yang digunakan untuk wadah ari-ari
anak yang baru lahir.

Pernah di awal tahun 2009 ada teman dari Kecamatan sebelah mengkoordinir
pembuatan gerabah termasuk dengan motif gambar seperti guci dan sebagainya.
Hanya saja yang dibutuhkan warga adalah kreativitas, ternyata masih kurang nilai seni
untuk membuat nilai jual gerabah menjadi mahal.

https://ririnips5.wordpress.com/2022/09/10/dengan-pak-ali-nasihin-belajar-tentang-kelompok-sosial-gerabah-balongan/ 2/4
9/12/22, 9:03 AM Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan – Gerabah Balongan

Di awal 2020 2021 pemerintah Desa sudah mensupportsan, memesan tempat cuci
tangan, bahasanya seperti padasan yang digunakan untuk wudhu tapi dikemas
dikasih tempat dan juga tatakan. Pangsa pasarnya dibandingkan dengan tahun ini
berkurang, karena memang kebutuhan permintaan dari sana.

Terkait dengan hambatan ada beberapa hambatan, satu diantaranya adalah


kebutuhan masyarakat terkait dengan produk, peminatnya jarang karena
dibandingkan dengan sekarang ada yang namanya plastik, aluminium, dan
sebagainya. Kedua, nilai ini karena konvensional juga manual sehingga nilai jualnya
tidak begitu mahal. Kurangnya sumber daya manusia terkait dengan kreativitas.

Desa Plawangan, Balongmulyo, dan Tegalmulyo bekerja sama dan diberi nama Liat
Tempayah. Lebih condong ke desa wisata dan kultur yang ada di situ, karena kita
memiliki pandangan bahwa gerabah ditemukan di Plawangan tapi orang sana tidak
ada yang membuat gerabah.

Untuk mengatasi kendala atau hambatan memang mulai dari galertahun 2022
sudah disiapkan bumdes bersama yang bertujuan untuk mengembangkan salah satu
diantaranya yaitu produk gerabah. Terkait dengan itu, kami mengagendakan akan
memberikan kepada masyarakat terutama pengrajin gerabah mulai tahun depan
akan dibuatkan galeri, semacam tempat pameran.

Cara agar gerabah Balongan dapat memajukan Desa Balongmulyo yakni sosialisasi
untuk memperkenalkan beginilah produk dari Balongan atau ciri khas dari Balongan
atau produk gerabah pesisiran. Kedua, tiap kali ada acara atau event besar selalu kita
tonjolkan di situ, bisa juga dijadikan oleh-oleh.

Setiap malam Rabu Pahing sebelum pandemi kita mendatangkan seniman-seniman


lalu kita Explor di pantai Balongan. Ada Kyai, mungkin juga dari pemerintahan ini
adalah sarana untuk memperkenalkan gerabah Balongan. Paling tidak sudah ada
paguyuban, sosialisasi sangat penting, serta kerjasama dengan pihak ketiga juga
penting.

••PTS Sosiologi••

Penulis: Ma’rifatul Hidayah/19/XI IPS 5

Diterbitkan oleh

ma'rifatul hidayah
Lihat semua pos dari ma'rifatul hidayah <
https://ririnips5.wordpress.com/author/agatharirin5/>

https://ririnips5.wordpress.com/2022/09/10/dengan-pak-ali-nasihin-belajar-tentang-kelompok-sosial-gerabah-balongan/ 3/4
9/12/22, 9:03 AM Dengan Pak Ali Nasihin, Belajar tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan – Gerabah Balongan

Tinggalkan Komentar
Ketikkan komentar di sini...

Gerabah Balongan < https://ririnips5.wordpress.com/> , Buat situs web atau


blog gratis di WordPress.com. < https://wordpress.com/?ref=footer_website>

https://ririnips5.wordpress.com/2022/09/10/dengan-pak-ali-nasihin-belajar-tentang-kelompok-sosial-gerabah-balongan/ 4/4

Anda mungkin juga menyukai