Anda di halaman 1dari 3

7 Festival Kampung di Malang Raya, Ajang Rekreasi dan Edukasi

Malang tidak cuma kampung tematik, seperti Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Tridi, atau
Kampung Biru sebagai destinasi wisata. Ada pula sejumlah festival kampung tahunan, yang tidak hanya
dapat dijadikan spot liburan, tetapi juga menjadi ajang untuk lebih mengenal budaya lokal. Lalu, apa saja
festival kampung di Malang yang masih rutin digelar dan dapat menjadi alternatif rekreasi sekaligus
menimba ilmu?

Festival Kampung Cempluk

Festival Kampung Cepluk menjadi salah satu festival kampung yang cukup terkenal di Malang dan rutin
diadakan setiap tahun di kawasan Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Bahkan, ketika
pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada tahun 2020 lalu, festival tersebut tetap digelar secara
virtual dan menjadi pagelaran ke-10 sejak pertama kali diadakan pada 2010 silam.

Saat awal-awal digelar, Festival Kampung Cempluk menghadirkan kesenian-kesenian tradisional seperti
bantengan, tari, dan reog. Seiring waktu, diadakan pula pertunjukan musik berformat band, teater,
hingga pembacaan puisi. Tidak cuma itu, festival ini juga menampilkan jajanan tempo dulu, aneka
dolanan anak kampung, pameran kerajinan tangan, dan pemutaran layar tancap.

Festival Kampung Budaya Polowijen

Seperti namanya, festival ini diadakan oleh Kampung Budaya Polowijen yang terletak di Polowijen,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Kampung Budaya Polowijen sendiri, seperti dilansir dari website
resminya, digagas Isa Wahyudi (Ki Demang) yang ingin membentuk kampung tematik bertema budaya,
seiring peninggalan sejarah di daerah tersebut, termasuk petilasan Ken Dedes dan makam Mbah Reni,
sang empu Topeng Malangan.

Bertitel Festival Panawijen Djaman Bijen, acara tersebut ingin mengajak pengunjung untuk mengenal
lebih dalam mengenai budaya asli Malang dan warisan leluhur. Pada festival kelima yang digelar tahun
2021 misalnya, acara tersebut menampilkan Tari Topeng Grebeg Jowo dan Tari Maheswari, kemudian
mengadakan Wilujengan Pahargyan dengan Tumpeng Sakjodo, serta berziarah ke makam Empu Topeng
Malangan.

Festival Keramik Dinoyo

Kawasan Dinoyo, Kota Malang sudah lama dikenal sebagai sentra kerajinan keramik. Nah, untuk lebih
memopulerkan kriya tersebut, Kampung Keramik Dinoyo yang terletak di Jalan MT Haryono menggelar
Festival Keramik Dinoyo. Sudah memasuki gelaran keempat pada tahun 2021, festival ini tidak hanya
menampilkan kerajinan keramik hasil karya warga lokal, tetapi juga kegiatan membuat keramik yang
bisa diikuti anak-anak.
Sedikit kilas balik, sebelum membuat keramik, warga Dinoyo pada era 1930-an lebih menekuni kerajinan
gerabah. Kemudian, sekitar tahun 1950-an, mereka mengembangkan keramik sebagai produk unggulan
kerajinan berbahan baku tanah liat. Sekarang, kerajinan keramik asal Dinoyo tidak hanya dipasarkan di
dalam negeri, tetapi sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Festival Batik Sukun (Kampung Terapi Hijau)

Batik tidak hanya identik dengan Solo atau Pekalongan. Di Kota Malang, tepatnya di Kelurahan Sukun,
ada sekelompok warga yang juga getol memproduksi kerajinan dan kain batik. Nah, untuk mewadahi
kreativitas tersebut, Kampung Terapi Hijau akhirnya menggelar event Festival Batik Sukun yang sejauh
ini sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraan.

Biasanya diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional, Festival Batik Sukun tidak hanya
menampilkan karya batik warga lokal atau proses membuat kerajinan batik. Saat berkunjung ke acara
ini, wisatawan juga bisa menghadiri bazar makanan tradisional serta olahan makanan dan minuman
herbal. Ada pula pertunjukan musik keroncong diiringi instrumen musik tradisional.

Festival Buk Gluduk

Kampung Tridi menjadi salah satu kampung tematik di Malang yang sudah cukup tersohor di kalangan
wisatawan. Tidak cuma menyajikan gambar tiga dimensi di dinding rumah dan bangunan, kampung
tersebut juga rutin menggelar festival yang dinamakan Festival Buk Gluduk. Nama Buk Gluduk sendiri
diambil dari nama jembatan jalur kereta api yang melintas di atas persilangan Jalan Gatot Subroto dan
Jalan Panglima Sudirman.

Mengusung tema budaya, Festival Buk Gluduk pertama kali dihelat pada tahun 2019 dan digelar lagi dua
tahun kemudian. Dalam event tersebut, diadakan pertunjukan musik, kuliner tradisional, sejumlah
kerajinan tangan, kaligrafi dari anyaman bambu, jaran kepang, dan tentu saja yang khas dari Kampung
Tridi, yakni seni mural. Dalam gelaran tahun 2021, festival ini juga dimeriahkan finalis Kakang-Mbakyu
Kota Malang.

Festival Desa Sengguruh

Desa-desa di Indonesia biasanya masih memegang tradisi bersih desa, salah satunya bertujuan untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang didapat. Hal tersebut juga
dilakukan warga Desa Sengguruh, Kepanjen, Kabupaten Malang. Bahkan, masyarakat setempat
menggelar sebuah festival khusus bernama Festival Desa Sengguruh untuk melakukan ritual tersebut.

Festival ini terdiri dari beberapa acara. Biasanya berlangsung tiga hari, hari pertama adalah
pengumpulan budayawan setempat, kemudian dilanjutkan dengan bedah sejarah desa, dan diakhiri
dengan arak jolen dari masing-masing RW. Karena sukses digelar selama pandemi Covid-19 pada tahun
2020 dan 2021, festival ini kabarnya akan menjadi agenda rutin tahunan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur.

Festival Kampung Tani

Tidak mau kalah dengan tetangganya, masyarakat Kota Batu juga memiliki festival kampung tahunan.
Bernama Festival Kampung Tani, acara ini digelar di wilayah Kelurahan Temas, Kota Batu. Pada tahun
2019 kemarin, festival tersebut sudah memasuki tahun keenam penyelenggaraan dan mengambil tema
‘Living in Harmoni, Tani Tinemu’.

Sudah menjadi ikon wisata pertanian Kota Batu, festival ini tidak hanya sebagai ajang temu para petani,
tetapi juga menghadirkan budaya dan kesenian yang hidup di tengah Kampung Tani. Ada workshop batik
ecoprint yang memanfaatkan tinta non-kimia dan daun-daunan, arak-arakan sedekah bumi dan burakan
sedekah bumi, pasar apung Temas, dolanan anak, konser keroncong, hingga jaran kepang.

Anda mungkin juga menyukai