Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN DOKUMENTASI BUDAYA

INTERNATIONAL CELAKET CROSS CULTURAL FESTIVAL (ICCCF) 2013 MALANG

TUGAS 3

Tugas ini untuk memenuhi tugas matakuliah

Kebudayaan Indonesia yang dibina oleh Bapak dosen Mistaram

Oleh:

Lestari Puji Astutik

NIM 110253417558

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

JURUSAN SENI DESAIN

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2013
INTERNATIONAL CELAKET CROSS CULTURAL FESTIVAL (ICCCF) 2013

1. LATAR BELAKANG KEBERADAAN

ICCCF adalah singkatan dari International Celaket Cross Cultural Festival,


sebuah event yang diselenggarakan di daerah Kota Malang tepatnya di daerah
Rampal Celaket sebuah perkampungan tua yang berada di Kota Malang. Event ini
adalah event wisata kebudayaan daerah bentuk dari kerjasama warga Celaket dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

International Celaket Cross Cultural Festival atau ICCCF ini diselenggarakan


setiap tahun sejak tahun 2006 silam, event budaya ini diikuti oleh beberapa Negara
lain selain Negara Indonesia sendiri. Ribuan seniman dari berbagai daerah
berpartisipasi pada acara ini untuk meramaikan pagelaran seni di daerah Celaket ini.
Ajang ini juga disebut oleh warga setempat sebagai Acara Bersih desa Kampung
Celaket atau bisa disebut sebagai acara Celaket Bersyukur.

Budaya asli Kota Malang banyak ditampilkan di acara ini, seperti yang
diketahui oleh banyak orang Malang disebut-sebut sebagai Kota Pendidikan dan
sangat sedikit memiliki tempat wisata, namun dengan adanya acara ini dapat
menjadi penyebab para wisatan asing maupun domestic untuk mengunjungi acara
tersebut sebagai bagian dari wisata di Kota Malang. Banyak karya seni daerah
sampai luar negeri yang ditampilkan disini maka dari itu hal ini dapat dijadikan topic
menarik untuk diulas dan diamati. Keberadaan acara ini sudah ada baru sekitar 7
tahunan terhitung dari awal mula di tahun 2006. Menjadi sebuah event yang
menarik bagi masyarakat karena dengan mendatanginya bisa belajar banyak hal
tentang kesenian dan kebudayaan selain itu tampilan yang disajikan disini tidak
dipungut biaya bagi para warga yang ingin melihatnya. Dapat menjadi event wisata
yang paling dinantikan setiap tahunnya oleh para warga, karena dengan
mendatanginya bisa mendapatkan edukasi tentang budaya yang tidak didapatkan
jika hanya berada dibangku sekolah.

2
2. PERMASALAHAN KONSEP

Event kebudayaan yang dihadirkan di acara ICCCF Malang 2013 menampilkan


banyak budaya local sampai budaya lintas Negara. Hal ini dilakukan oleh warga
sekitar Celaket untuk bisa merangkul budaya lintas Negara dan budaya local sendiri
sebagai ajang untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing agar
memperkuat identitas dari masing-masing Negara. Pada mulanya ICCCF hingga
berjalan sekita 5 tahun di Celaket penggelaran acara ini memiliki konsep seperti
bersih desa atau bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME atas segala keberkahan yang
ada dengan diadakannya event ini. Festival besar ini diadakan di tengah kampung
Celaket, yang berada ditengah tiga kelurahan yakni Kelurahan Samaan, Lowokwaru,
dan Rampal Celaket.

Diadakannya didaerah kampung Celaket karena Celaket sebagai kampung tua


di Kota Malang yang menyimpan kekayaan berupa arsitektur colonial dan berbagai
artefak bersejarah lainnya. Di daerah ini semua kesenian Khas Kota Malang masih
lestari dan berkembang, karena masih banyak warga yang dengan senang hati
mempelajari budaya sendiri demi kelangsungannya. Konsep ICCCF 2013 kali ini
memampilkan budaya local dan budaya lintas Negara untuk saling diperkenalkan dan
dilestarikan.

3. PERMASALAHAN AKTIVITAS

Aktivitas yang diadakan di event kebudayaan ini adalah menampilkan berbagai


seni dan kebudayaan local maupun dari luar daerah. Masyarakat Celaket sangat aktif
melestarikan kebudayaan daerah dengan dibuktikannya ada sanggar seni yang masih
digunakan hingga tahun ini dan warganya masih memiliki grup kebudayaan sesuai
dengan minat dan bakatnya, misalnya ada grup campursari, keroncong, kuda lumping
dan band modern. Ada juga produk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh warga
sekitar Celaket atau warga malang yang berpartisipasti dalam acara ini , seperti batik
dan gangsing. Gangsing adalah permainan tradisional yang sangat diminati oleh anak-
anak. Untuk melestarikan benda tradisional ini gangsing yang dibuat bukan sembarang

3
gangsing, melainkan gangsing khas Malang dengan bentuk seperti Tugu Malang. Ini
membuktikan bahwa aktivitas ICCCF 2013 sebagai bentuk pengenalan budaya local
dan meningkatkan rasa cinta budaya local namun tidak melupakan kebudayaan asing.

Pada ICCCF I ditahun 2012 menampilkan parade tokoh sejarah Malang dari
Kerajaan Singasari yakni Ken Dedes dan Ken Arok. Selain itu, festival juga dilengkapi
dengan berbagai pameran seni tradisional, pameran foto, workshop membatik dan
pentas seni tradisi. Penyair dan seniman dari dalam negeri dan luar negeri juga turut
memeriahkan perhelatan ini. Juga dilanjutkan dengan Celaket Jazz Festival yang
digelar di tepi Sungai Brantas.Setelah sukses menyelenggarakan ICCCF 2012, pada
tahun 2013 ini diadakan lagi ICCCF II dengan mengundang perwakilan dari 35 negara.
Dari sejumlah negara itu, 27 negara ikut berpartisipasi, di antaranya Inggris, Jerman,
Ukraina, Amerika Serikat, Australia, Slovakia, Jepang, Korea, Brazil, Bergia, Swedia,
Italia, China, dan Singapura. Tema ICCCF II ini adalah Unity in Diversity. Festival ini
diharapkan bisa menjadi pionir yang menginspirasi kampung-kampung lain di Kota
Malang untuk menggelar event serupa, agar Kota Malang semakin dikenal terutama
sebagai Kota di Indonesia yang dapat menyajikan festival acara spektakuler.

4. PERMASALAHAN ARTEFAK (WUJUD DAN MAUJUD)

4
Wujud dari acara ini berupa event pagelaran seni yang dipamerkan keseluruh
warga Kota Malang. Pembukaan ICCCF II 2013 diawali dengan World Costume
Carnival Contest atau festival kostum dunia yang mengambil start di Jalan Jaksa Agung
Suprapto, lalu melintasi Jalan Kaliurang dan kembali ke kawasan Kampung Celaket
sepanjang 1,5 km. Setiap Negara yang menghadiri tampil dengan dandanan eksentrik
dan kreatif, namun tetap mengacu budaya daerahnya masing-masing. Kostum yang
dipakai tidak hanya ditampilkan melainkan juga masuk kedalam nominasi kontes bagi
siapapun Negara yang memiliki kostum paling unik dan kreatif nantinya akan
mendapat penghargaan. Setiap negara kontestan menampilkan kreasi terbaiknya
dalam balutan kostum unik. Tetapi ada juga dari Negara yang mengikuti yang
mengenakan busana tematik, seperti bajak laut atau busana motif bunga. Selain itu,
dimeriahkan juga kostum dari 34 provinsi di Nusantara. Atraksi kostum dunia
merupakan yang meriah dalam rangkaian acara Festival Kampung Celaket yang digelar
selama sepekan itu.

Seniman yang berkumpul di Kota Malang pada acara ICCCF ini sekitar 1500
seniman dari Nusantara. Kesenian dan budaya Indonesia yang ditampilkan mencapai
ratusan, seperti karnaval kostum dunia, Tari Kecak, Legong, dan Barong. Selain itu
juga ada Tari Jaranan, Topeng Malangan, Jaranan Butho, Tari Gandrung, Seblang,
Ludruk khas Jawa Timur, Tari Jentreng, Jaipong, Bantengan, Tari Beskalan, Kuda
Lumping dan terakhir Fasion Show Batik Celaket. Gambar : Penampilan jaranan ketika

salah satu anggota jaranan kalap (kesurupan) ditengah warga yang sedang melihat
acara. Beberapa foto aktivitas yang diselenggarakan dari campursari, bantengan dan

5
terlihat banyak warga dengan senang hati memperhatikan kegiatan acara
berlangsung.

Gambar diatas terlihat para pemain gamelan yang mengiringi acara tersebut diadakan, lagu-
lagu yang disajikan adalah lagu-lagu tradisional, pada saat mengamati acara berlangsung,

kebetulan sedang diadakan jadwal penampilan banteng yang berasal daerah Malang.
Bantengan yang ditampilkan memilik makna cerita antara makhluk dewa yng disimbolkan
dengan 2 banteng yang saling berselisih satu sama lain dengan Mahadewa, yang sedang
mengalami konflik kehidupan. Antara kehidupan didunia dengan kehidupan dikahyangan
atau kehidupan akhirat.

6
Gambar ini adalah gambar saat penampilan
bantengan, 3 orang penari membawa
gunungan wayang yang mewakili dunia yang
dipijaki oleh kedua banteng yang sedang
berselisih. Banteng yang berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa kuno yang
mengartikan bahwa Dewa sedang marah
karena manusia tidak bisa menjaga dunia,
sehingga menimbulkan masa paceklik dan kemiskinan yang lama. Penampilan event budaya
ini pada tanggal 31 Oktober 2013 dimulai dari jam 15:00, banyak sekali yang melihat acara
ini. Acara yang disajikan sangat tradisional dan cukup menarik. Kembali kedalam cerita
pertunjukan banteng, setelah menceritakan masa paceklik karena dewa marah kepada
manusia, lalu datanglah pemeran dewa yang
memakai baju bewarna putih. Dewa yang
sedang marah memberikan petuah dan
nasehat kepada semua manusia agar
menjaga kelestarian hutan, bumi dan lautan
agar alam dapat bergerak secara normal dan
semestinya. Kemudian datanglah kedua
banteng yang saling berselisih dan
melaporkan ulah-ulah manusia yang tak dapat merawat bumi, dan Dewa menanggapi hal
tersebut.

7
Kedua banteng yang berselisih karena
kesalah-pahaman mereka berdua juga mendapat nasehat dari sang Dewa, agar mereka
tidak hanya meninggikan keegoisan masing-masing sehingga berselisih dan agar tidak
kurang peduli pada masalah keadaan bumi yang seharusnya oleh para banteng itu harus
lebih diperhatikan. Para banteng menyadari akan kesalahannya.

8
Setelah sang dewa selesai menasehati para banteng kemudian mereka pergi dan
bertemu dengan harimau yang berada dihutan, mereka berkomunikasi atas permasalahan
yang dibicarakan oleh dewa kepada banteng. Namun harimau marah karena dia merasa
sebagai raja hutan tidak diajak berdiskusi tentang keadaan hutan yang seharusnya juga
menjadi masalah yang diselesaikan juga oleh harimau. Karena kesalahpahaman diantara
mereka, akhirnya terjadilah perselisihan diantara banteng dan harimau. Harimau marah dan
ingin menerkam banteng secara hidup-hidup. Perselisihan pun terjadi, didalam penampilan
ini, disertakan tari-tarian khas bantengan, antara pergulatan harimau dan banteng. Tak ada
yang mengalah satu sama lain, sampai akhirnya dating burung garuda yang ingin melerai
perkelahian tersebut.

9
Akhirnya pertengkaranpun diakhiri dengan perdamaian. Karena mereka semua
menyadari seharusnya tidak mendahulukan keegoisan masing-masing namun seharusnya
mereka lebih peka terhadap dunia. Dari hal ini mengajarkan wujud budaya yang wajib
dilihat secara estetika dan didalami pesannya. Pertunjukan dari akhir bantengan ini diwarnai
dengan adanya acara kesurupan masing-masing peserta.

Ada beberapa insiden yang sedikit menakutkan ketika peserta bantengan kesurupan ada
penonton yang bertindak ceroboh dengan cara bersiul dengan maksud ingin memanggil
kesurupan. Seperti yang ada pada mitos Jawa jika ada yang bersiul ketika ada yang sedang
kesurupan hal ini dapat membahayakan diri, setan yang merasuki jiwa yang kesurupan bisa
marah atau tidak terima, karena menurut legenda masyarakat, setan atau jin yang disiuli
merasa dihina atau dilecehkan. Sehingga pada saat kegiatan ini berlangsung, jiwa yang
kesurupan mencari anak yang bersiul padanya untuk dipukuli. Pada hari itu anak-anak yang
berada disitu hingga penonton sampai lari, karena takut terkena Caplokan atau boneka kayu
yang berbentuk naga yang dibawa oleh penampil banteng yang sedang mengalami
kesurupan.

Penonton yang bersiul pada pemain yang sedang kesurupan melarikan diri, dia
terlihat sangat tidak bertanggung jawab atas perbuatannya, namun karena yang kesurupan
dibawah naungan jiwa jin dan setan. Pemain bantengan yang kesurupan tadi mencari anak
tersebut sampai akhirnya pelaku menyerah. Untungnya ada pawing yang segera
menyadarkan orang yang kesurupan. Hal ini sebagai pertunjukan yang seru, dan diluar
negeri hal seperti ini sangat jarang ditemukan, pendapat ini diutarakan oleh beberapa
wisatawan asing yang melihat pertunjukan ini.

10
Wujud kegiatan gambar karnaval bunga yang dihadiri dari berbagai Negara, dan ICCCF
2013 ini setidaknya didatangi 1000 orang seniman, gambar bunga diatas salah satu
kontestan dari Ukraina dan Indonesia. Karnaval kostum ini disajikan pada 26/10/2013

11
5. PERMASALAHAN NILAI SEJARAH, ETIKA DAN ESTETIKA

Sejarahnya, acara ini diselenggarakan dimulai pada tahun 2006, namun pada
pertama kalinya acara ini hanyalah bentuk acara bersih desa atau acara sebagai
bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME, pada tahun 2012 ICCCF I diselenggarakan dan
dihadiri 18 tamu dari Negara lain. Pada tahun 2013 diadakan acara ICCCF II sebagai
festival budaya skala internasional yang bertemakan "Bhineka Tunggal Ika".
Sebenarnya tidak hanya parade budaya saja akan disuguhkan dalam ICCCF tersebut,
tapi juga dialog kebangsaan yang akan menghadirkan pembicara Menteri BUMN
Dahlan Iskan dan Mendikbud M Nuh serta budayawan Arswendo Atmowiloto.

Kesenian dan budaya Indonesia yang ditampilkan mencapai ratusan, seperti


karnaval kostum dunia, tari kecak, legong, dan barong. Selain itu juga ada tari jaranan,
topeng malangan, jaranan butho, tari gandung, seblang, ludruk khas Jawa Timur, tari
jentreng, jaipong, bantengan, tari beskalan, kuda lumping dan terakhir fashion show
batik celaket. Hal ini membangun daya Estetika bagi masyarakat sekitar ataupun
siapapun melihatnya agar memiliki cita rasa seni dan mau melestarikan budaya
daerah.

Seperti ICCCF pertama yang paling meriah mengundang banyaknya warga hingga
membuat jalanan macet adalah rangkaian acara Festival Kampung Celaket yang
bertemakan karnaval kostum dunia. Perwakilan dari 38 provinsi di Indonesia dan
Negara ditaun 2013 ini bertambah menjadi 30 Negara kontestan. Kostum yang
ditampilkan memiliki estetika, kreatifitas yang sangat menakjubkan membuat para
penonton yang melihatnya keheranan ketika menyaksikannya. Batik khas Negara kita
Indonesia menjadi karya yang ditampilkan pula dan sebagai ajang kontes juga diikuti
oleh perwakilan dari 30 Negara.

Estetika dari kegiatan ini adalah menyajikan citra visual kepada para masyarakat,
mengajarkan kesenian yang memiliki keindahan untuk dipelajari dan untuk
dilestarikan, secara tidak langsung masyarakat membandingkan gaya daerah
Indonesia sendiri dengan karya yang berada diluar negeri. Dengan cara memberikan
kegiatan pameran, maka masyarakat akan semakin lebih peka yang mana karya

12
budaya sendiri dan yang mana karya budaya yang lain.

6. PERMASALAHAN MAKNA DAN ARTI

Event wisata budaya yang digelar tiap tahun semenjak tahun 2006 ini, pada
awal mulanya memiliki makna untuk sebuah acara syukuran kepada Tuhan YME
bahwa atas karunianya Kampung Celaket dapat bertahan hingga masa kini, dan
sebagai salah satu Kampung Tua yang berada di Kota Malang. Namun seiringnya
waktu yang berjalan, ICCCF ini mulai pada tahun 2012 silam menjadi ajang event
budaya yang dapat menampilkan beberapa kesenian khas daerah local bermakna
bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai seni budaya yang wajib
ditampilakan dikenal oleh khalayak umum dan dipelajari sebagai penghargaan dari
slogan Negara Indonesia yaitu Bhinekka Tunggal Ika. Dan di Tahun 2013, ICCCF 2
digelar kembali pada bulan oktober, dengan tujuan untuk menampilkan budaya
Indonesia sendiri dan budaya luar daerah sampai luar negeri sebagai bentuk untuk
menyosialisasikan budaya Indonesia kedalam kancah International.

Festival yang diadakan diharapkan dapat menjadi pelopor untuk kampung


lain di Kota Malang agar membuat event yang hampir sama untuk mengenalkan
budaya daerah Indonesia dan sebagai factor untuk menciptakan event wisata yang
dapat mengenalkan kota Malang ke seluruh Indonesia bahkan sampai luar Negeri.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mensosialisasikan budaya tanah air
maupun budaya luar negeri untuk saling diperkenalkan satu sama lain, dan
menumbuhkembangan rasa cinta terhadap karya budaya sendiri.

13
PENUTUP

ICCCF adalah singkatan dari International Celaket Cross Cultural Festival, baru
diselenggarakan pada awal tahun 2012 dan 2013 adalah acara ICCCF 2 hal ini diadakan
sebagai acara event budaya yang pada awalnya sebenarnya acara syukuran atau acara bersih
desa. Event budaya ini harus selalu diadakan di Kota Malang sebagai bentuk
mensosialisasikan seni kebudayaan sendiri, dan agar masyarakat semakin cinta terhadap
produk karya sendiri. Seharusnya acara ini tidak hanya kampung celaket saja yang
menjalankan, kota-kota lain diseluruh Indonesia sebaiknya juga mengadakan acara sejenis,
agar masyarakat Indonesia bisa lebih bangga akan kebudayaan tanah air. Hal ini sangat
berdampak baik sebagai bentuk edukasi kepada semua masyarakat Indonesia agar melek
terhadap kesenian sendiri. Generasi muda wajibnya juga aktif mendukung terlaksananya
acara-acara seperti ini. Diharapkan kampung lain di Kota Malang juga bisa melakukan event
budaya yang serupa. Mengingat ditahun seperti ini banyak sekali masyarakat yang mulai
terkikis rasa cinta terhadap budaya tanah air sendiri. Event seperti ini sangat penting dan
berpengaruh baik, asal setiap penyelenggaraannya seharusnya pemerintah juga harus lebih
berinisiatif untuk membiayai.

14

Anda mungkin juga menyukai