Anda di halaman 1dari 4

POTRET GOYANG KARAWANG

TAUFIK RAKHMADI

taufikrakhmadi14@student.uns.ac.id ,
Program Studi Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami, No. 36 A Kentingan Surakarta

Abstrak
Goyang Karawang merupakan produk budaya bersejarah. Kota karawang dikenal dengan kota lumbung padi ternyata
turut andil dalam lahirnya budaya lokal tari Goyang Karawang. Pada penulisan ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian bagaimana melestarikan dan peran kebudayaan lokal pada sejarah seni tari Goyang Karawang pada era
revolusi industri modern saat ini. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan beberapa metode yang saling menunjang
satu sama lain sehingga data yang akan diperoleh lebih bersifat objektif. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam menganalisis kebudayaan lokal
pada tarian goyang karawang karena data-data yang terkumpul dapat dideskripsikan melalui kata-kata, kalimat pada
temuan artikel-artikel dan media yang relevan juga terpercaya mengangkat kajian goyang karawang. Kegiatan tari
goyang Karawang dilakukan secara besar-besaran oleh ribuan warga Karawang yang kemudian didokumentasikan,
bahkan disebarluaskan di berbagai channel youtube dengan tujuan untuk memperkenalkan goyang Karawang ke
seluruh Indonesia, bahkan dunia. Seni tari goyang Karawang terus dilestarikan dan diperkenalkan secara luas.
Bahkan, pada tahun 2019 mendapat rekor MURI dengan jumlah penari lebih dari 17.000 orang.

Kata Kunci : Goyang Karawang, Melestaikan Budaya, Identitas Budaya Lokal.

PENDAHULUAN
Era revolusi industri 4.0 membawa kita memasuki babak kehidupan baru yang bercirikan
keterbukaan serta ketiadaan batas atau borderless (Eyal Zisser, 2004). Gaya hidup saat ini yang
cenderung kebarat-baratan melemahkan nilai-nilai kearifan lokal, khususnya di Indonesia.
Karawang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat, terkenal sebagai
kota lumbung padi yang sekarang mulai berevolusi menjadi kota industri ini memiliki cukup
banyak ragam budaya. Dalam pengolahan padi hingga menjadi beras pada jaman dahulu masih
dilakukan dengan cara tradisional, menggunakan alat tumbuk padi yang terdiri dari antan (halu)
dan lesung agar padi menjadi beras.
Proses penumbukan tersebut biasanya dilakukan oleh kaum wanita, baik yang masih remaja
maupun yang sudah dewasa. Saat dilakukannya penumbukan bulir beras dipisahkan dari gabah
yang belum tertumbuk, mulailah tercipta gerakan-gerakan yang menyerupai goyangan. Para
wanita tersebut mulai memperagakan goyangan khas yang disebut “nginter” yaitu merupakan
sebuah gerakan memutar tampah (nyiru) yang di atasnya terdapat gabah yang sudah ditumbuk
bertujuan memisahkan bulir beras dengan gabah. Pada proses nginter, terjadi gerakan tubuh
termasuk bagian pinggul dengan badan sedikit condong ke depan sehingga bagian pinggul
semakin terlihat bergoyang secara kontinue.
Karawang sebagai kota lumbung padi, turut andil terhadap lahirnya istilah goyang Karawang.
Goyang Karawang ini merupakan sebuah produk budaya yang bersejarah. Selain itu, kota
Karawang ternyata dikenal juga dengan goyangannya yang biasa disebut goyang karawang.
Dilansir dari Travel.detik.com istilah “Goyang Karawang” cukup melekat terutama pada
perempuan Karawang. Sekitar tahun 1970an, ada seorang penari yang bernama Itoh Masyitoh
dan pernah menyampaikan sejarah pada masa dahulu tentang goyang Karawang. Menurutnya,
Goyang Karawang sendiri termasuk dalam jenis tarian ronggeng bukan tarian jaipong. Gerakan
tarian Goyang Karawang memanglah sudah ada jauh sebelum tari jaipong muncul pada tahun
tersebut.
Berbicara tentang dunia seni pertunjukan tradisional di Kabupaten Karawang, dapat dikatakan
bahwa sebagian besar arah pemikiran masyarakat umum akan tertuju pada seni tarian jaipong
ataupun ronggeng. Karawang memang telah sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah yang
berperan penting dalam proses kelahiran jaipong maupun ronggeng. Tari satu ini cukup dikenal
dimasyarakat dengan stigma tarian erotis yang gerakan dalam tarian tersebut lebih signifikan
memperlihatkan gerakan pada bagian pinggul. Namun, meskipun gerakannya banyak
menggunakan pinggul dari penari tetapi gerakan yang dilakukan merupakan gerakan-gerakan
dasar dalam tari. Saat ini sudah jarang penari yang menampilkan pakem Tari Ronggeng dan lebih
identik dengan tari Jaipong (Awaluddin, 2019)
Kesenian ini terlahir dari sebuah jalinan keakraban antar sesama. Tari bagi mereka
merupakan suatu upaya menghibur diri sekaligus sebagai pemberi semangat hidup setelah
seharian beraktifitas untuk mata pencaharian berjibaku dengan keringat di ladang sawah mereka.
Perubahan tatanan nilai budaya dalam masyarakat, serta kurang hidupnya bentuk kesenian
tradisional di beberapa wilayah Nusantara dapat diakibatkan oleh pengaruh teknologi di era
global, dan hal tersebut menjadi tantangan Budaya Lokal tetap dilestarikan. Perlu diingat bahwa
masyarakat setempat menciptakan seni tidak untuk mendapatkan pengakuan atau kehormatan
pihak lain. Mereka menari untuk diri mereka sendiri, dan mereka menari untuk menghibur teman
dan tetangga.
Oleh karena itu, pada penulisan ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana
melestarikan dan peran kebudayaan lokal pada sejarah seni tari Goyang Karawang pada era
revolusi industri modern saat ini. sejalan menurut (Setyaningrum, 2018) sangatlah penting untuk
mengembangkan kesadaran di kalangan generasi muda agar mereka dapat lebih mudah
memahami budaya mereka dengan memperkuat kearifan lokal yang tumbuh subur di titik-titik
budaya di seluruh Nusantara.
METODOLOGI
Penentuan metode dalam suatu penelitian merupakan langkah yang sangat penting karena
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Pemilihan metode yang tepat akan
berpengaruh terhadap terlaksananya penelitian yang baik dan benar. Penelitian ini dilaksanakan
menggunakan beberapa metode yang saling menunjang satu sama lain sehingga data yang akan
diperoleh lebih bersifat objektif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam menganalisis kebudayaan lokal pada
tarian goyang karawang karena data-data yang terkumpul dapat dideskripsikan melalui kata-kata,
kalimat pada temuan artikel-artikel dan media yang relevan juga terpercaya mengangkat kajian
goyang karawang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas sumber data
primer dan sumber data skunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui kajian pustaka. Kajian pustaka melalui
artikel-artikel jurnal yang relevan dan sumber informasi digital yang terpercaya. Selain itu,
pengambilan data juga melaui dokumentasi pustaka dan refrensi artikel yang mengkaji tentang
sejarah dan perkembangan goyang karawang.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif yang dilakukan
dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, penguraian, dan
juga memberikan pemahaman secukupnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasi penelitian dan pembahasan berdasarkan hasil kajian pustaka penulis, dengan
mengumpulkan informasi data dari media yang terpercaya dan relevan menurut penulis
didapatkan bahwa goyang karawang dapat menjadi sebuah identitas budaya lokal yang mampu
bertahan ditengah maraknya budaya asing yang masuk pada era revolusi industri modern 4.0 ini.
Tarian budaya goyang karawang ini menurut hasil temuan yang dilakukan oleh Elih Hayati dkk,
tari goyang karawang menceritakan kelincahan dan kesederhanaan wanita Karawang, Tari
Goyang Karawang memiliki ciri khas gerakan yaitu gerakan 3G merupakan geol, gitek dan
goyang, arti geol adalah gerakan pinggul yang berputar, gitek adalah gerakan patahan pinggul,
sedangkan goyang adalah gerakan mengayunkan pinggul, maju dan mundur, menyamping ke kiri
dan ke kanan.
Di lansir dari detikTravel.com terdapat hasil wawancara dengan Neni Martini selaku Kasi
Pelestarian Sejarah Nilai Budaya dan Aksara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Karawang perihal ikon budaya, bahwa goyang Karawang yang dulu dikenal dan mempunyai
stigma negatif , saat ini secara perlahan sudah mulai memiliki makna yang berbeda dalam
persepsi di masyarakat. Cara mengenalkan seni tari goyang Karawang sebagai identitas budaya
lokal yaitu melalui media, pertunjukan budaya dan ikut serta dalam pagelaran seni regional
maupun nasional. Hal tersebut dapat dilakukan dengan upaya dalam memberdayakan masyarakat
pada seni tari goyang Karawang dengan diantaranya; menciptakan suasana nyaman kepada
masyarakat dalam melakukan proses pemberdayaan, memperkuat sumber daya manusia yang
dimiliki oleh setiap masyarakat, mengikutsertakan masyarakat dalam program pemberdayaan.
Tujuan dari upaya-upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, untuk sama-
sama mengenal dan melestarikan goyang Karawang telah telah di terbukti dalam festival goyang
Karawang melibatkan elemen masyarakat dengan menjadikan goyang Karawang sebagai
identitas budaya lokal dan mendapatkan rekor MURI pada tahun 2019. Dengan jumlah peserta
yang mengikuti kegiatan ini lebih dari 17.000 peserta (Prakoso, 2021).
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap gambaran identitas budaya lokal pada tari Goyang
Karawang sebagai warisan leluhur yang akhirnya menjadi ikon kota Karawang menarik untuk
diteliti lebih dalam. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, stigma negatif
masyarakat terhadap goyang Karawang mulai terkikis karena keberadaan juga kebaharuan seni
tari goyang Karawang dalam pagelaran festival yang dipentaskan berhasil dicatat dalam rekor
MURI dan berhasil membuktikan tingginya antusias masyarakat untuk menari tarian goyang
Karawang bersama hingga mencapai 17.000 jumlah peserta.
Dengan demikian, dapat disimpulkan berdasarkan temuan penelitian ini bagaimana
goyang Karawang menjadi simbol suatu daerah mengenai budaya lokal yang mengalami sebuah
pemaknaan baru setelah sekian lama mendapatkan stigma kurang baik karena pandangan sebuah
tarian erotis. Tapi saat ini pandangan tersebut sudah mulai berbeda dari sebelumnya, dengan
terlibatnya masyarakat dan pemerintahan kedepannya akan banyak peluang lain yang dapat
dimanfaatkan melalui goyang Karawang sebagai warisan budaya lokal ini, sehingga dapat
diperkenalkan sebagai identitas budaya bertaraf Internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Awaluddin. (2019). Asal Usul Goyang Karawang, Antara Stigma Erotis & Sejarah. Retrieved March 19,
2020, from Travel Detik: https://travel.detik.com/

Rafisqy, Z. (2020). Berkenalan Lebih Jauh dengan Tari Jaipong yang Berasal dari Jawa Barat. Retrieved
March 19, 2020, from Ekspektasia: https://ekspektasia.com/

Setyaningrum, N. D. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Karya Seni, 102-112.
Yousef Bani Ahmad, N. A. (2021). Peran Seni dalam Pemberdayaan Masyarakat: Goyang Karawang .
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni Vol.1 (2021) (p. 2). Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai