Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

Kerajinan Karawo: Perkembangan dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan


Masyarakat Pengajinnya

Bidang Penelitian:
Ilmu Sosial dan Humaniora

Latar Belakang Masalah

Gorontalo adalah sebuah daerah yang mempunyai adat istiadat yang masih sangat
kental sampai dengan saat ini. Daerah Gorontalo menyandang istilah adat, yaitu “Adat
bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah”. Adat istiadat daerah Gorontalo terdapat
berbagai unsur budaya dan pada intinya berisi sistem ekonomi (pencaharian), sistem
teknologi (perlengkapan), sistem kemasyarakatan, dan sistem religi (kepercayaan/agama)
didalam masyarakat.
Provinsi Gorontalo adalah daerah yang memiliki berbagai macam budaya etnik,
keanekaragaman dan warisan budaya bernilai sosial. Salah satunya adalah karawo.
Karawo adalah kain khas tradisional gorontalo yang pembuatannya merupakan hasil
kerajinan tangan dan juga merupakan salah satu keanekaragaman warisan budaya
gorontalo. Karawo berasal dari bahasa gorontalo yang artinya sulaman tangan. Biasanya
dikenal dengan sebutan kerawang. Seni membuat karawo atau yang biasa dikenal dengan
kerawang disebut “MOKARAWO” telah diturunkan dari generasi ke generasi sejak masa
kerajaan gorontalo masih Berjaya. Semua kerajinan Karawo merupakan buatan tangan.
Tak heran dalam pembuatannya memakan waktu yang lama. Proses pembuatan karawo
dilakukan dengan teknil menyulam dengan jarum dan aneka ragam benang sesuai motif
yang diinginkan. Karena keindahan motif, keunikan cara pengerjannya serta kualitas yang
bagus membuat karawo bernilai sangat tinggi.
Zaman dahulu kerajinan Karawo dilakukan untuk mengisi waktu luang agar para
wanita ini mempunyai kreatifitas pada saat mereka di pingit. Konon zaman dahulu para
wanita dilarang bekerja di luar rumah seperti kerja para lelaki, Jadi kegiatan rumah para
wanita di alihkan untuk membuat seni karawo. Seni karawo bisa dikatakan juga sebagai
salah satu pendukung adat budaya gorontalo. Seni karawo memiliki tingkat kerumitan
yang tinggi dalam proses pengerjaannya yang memerlukan kesabaran, ketelitian,
ketekunan dan waktu yang lama. Sehingga faktor inilah yang membutuhkan peran dan
tenaga para wanita-wanita.Karawo lebih dikenal sebagai produksi seni kerajinan
tradisional dalam menghias tekstil atau kain dengan beragam motif hias atau ornamen.
Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan dengan mengandalkan keterampilan tangan.

1
Istilah “karawo” berasal dari bahasa daerah yang berarti jenis sulaman pada kain
yang bersifat tembus pandang atau bisa “diterawang”. Produksi seni karawo dilakukan
oleh kaum wanita dan para ibu rumah tangga yang diwariskan secara turun-temurun.
Keterampilan membuat seni karawo pun hanya dikuasai oleh kaum wanita. Jika mengacu
pada proses kerjanya, seni karawo adalah sebuah teknik untuk membentuk ornamen atau
ragam hias pada tekstil atau kain. Produk seni karawo berupa ornamen pada kain yang
disebut ornamen karawo dan kain yang digunakan disebut kain karawo. Keberadaan seni
karawo kemudian tidak lagi hanya dimaknai sebagai komoditas, tetapi diangkat menjadi
identitas budaya Gorontalo. Karawo kini menjadi sebuah komoditas para pengrajinnya.
Berbagai hasil kerajinan karawo kini bisa ditemui sebagai icon fashion masyarakat
Gorontalo. Secara hukum, upaya untuk memposisikan seni karawo sebagai identitas
budaya dilakukan dengan mengajukan hak paten. Akhirnya, tanggal 18 Oktober 2005,
teknik pembuatan seni karawo meraih hak paten, dengan nomor: ID 0012784 yang
dikeluarkan Dirjen HKI, tanggal 20 Januari 2006 (Sertifikat paten, 2006).

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam


penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana peran industri kerajinan sulaman karawo terhadap kondisi perekonomian
para pengrajinnya?
2. Bagaimanakah dampak kerajinan sulaman karawo pada masa pandemi terhadap
kehidupan ekonomi masyarakat pengrajinnya?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peran kerajinan sulaman karawo terhadap kondisi perekonomian
para pengrajinnya.
2. Untuk mengetahui dampak kerajinan sulaman karawo pada masa pandemi terhadap
kehidupan ekonomi masyarakat.

Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan para peserta didik
khususnya peserta didik yang duduk di bangku MTS dan sederajat tentang kerajinan budaya
karawo sebagai sebuah hasil kerajinan sekaligus khazanah budaya daerah.

Kajian Teori

Karawo sebagai identitas masyarakat Gorontalo yang tak lekang dimakan zaman. Sejak

2
awal abad ke-17 di daerah Ayula (salah satu desa di Kabupaten Bone Bolango), karawo telah
tumbuh menjadi sebuah kerajinan tangan yang memiliki nilai seni tinggi. Disamping tingkat
kerumitannya yang tinggi, proses pembuatan kerajinan ini belum dapat digantikan perannya
oleh mesin sehingga wajar apabila sulaman karawo dikatakan sebagai Handmade
Masterpiece (Purnama,2011).
Proses pembuatan sulaman karawo terbagi dalam tiga tahap yaitu iris dan cabut
benang, menyulam dan finishing. proses iris dan cabut benang adalah bagaimana membentuk
batas dan merencanakan luas bidang yang akan didisi dengan karawo berdasarkan pola
gambar yang ada. Ketajaman dan kecermatan dalam menghitung benang-benang yang akan
diiris atau dicabut, sangat menentukan hasil serta kehalusan dalam pengerjaan sulaman
karawo. Dengan bidang pencabutan dan pengirisan yang rapi dan teratur akan memperoleh
hasil sulaman yang rapid dan halus.
Adapun jenis komoditi sulaman karawo sejauh ini sudah banyak macam bentuknya.
Yang pada awalnya kerajinan karawo yang kita kenal berawal hanya pada kain atau pakaian,
dengan kemajuan zaman dan beragam kebutuhan konsumen melahirkan berbagai macam
komoditi karawo antara lain:

1. Karawo dibentuk pada songkok yang dikenal masyarakat sebagai Kopiah


Keranjang.
2. Kue kerawang merupakan seni memahat bentuk kerawang diatas kue
3. Motif kerawang juga digunakan pada kipas.
4. Motif kerawang juga sudah banyak dipakai pada pakaian seragam kantor dan
sekolah. Bahkan pemerintah provinsi di Gorontalo menerapkan satu hari khusus
untuk penggunaan pakaian kerawang.
Dengan beragam komoditi diatas , maka pantaslah kerajinan kerawang bukan hanya dikenal
dilingkungan masyarakat Gorontalo tapi sudah terkenal secara nasional.

Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti merujuk pada beberapa penelitian terdahulu
baik sebagai referensi maupun bahan pembanding untuk memilih sudut pandang dari
penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang relevan diantaranya:
1. Thesis oleh Srilian Laxmiwaty Dai yang berjudul Pengembangan Sulaman Karawo
Sebagai Daya Tarik Di Destinasi Pariwisata Gorontalo tahun 2019.
Penelitian ini menganalisis pengembangan sulaman Karawo sebagai salah satu
daya tarik di Destinasi Pariwisata Gorontalo. Alasan penelitian ini dilakukan karena
sulaman. Pada saat ini Berbagai promosi dilakukan pemerintah, namun upaya tersebut
belum mampu meningkatakan jumlah wisatawan yang membeli sulaman Karawo.

3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui persepsi wisatawan
asing dan domestik mengenai sulaman Karawo. 2) Mengidentifikasi tahap
perkembangan sulaman Karawo hingga saat ini. 3) Merumuskan strategi
pengembangan sulaman Karawo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode campuran. Pada umumnya penelitian ini didominasi oleh data bersifat
deskriptif kualitatif, namun terdapat juga data kuantitatif sebagai data pendukung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk sulaman Karawo secara keseluruhan
dinilai sangat baik. Namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu harga,
promosi, distribusi, pelayanan pelaku usaha serta lingkungan toko.

2. Disertasi oleh I Wayan Sudana yang berjudul Seni Karawo Gorontalo: Bentuk
Estetik Dan Konsep Pengembangan tahun 2019.
Seni karawo Gorontalo yang menjadi objek kajian ini, adalah seni ornamen
tekstil tradisional yang berkembang dinamis dengan bentuk yang unik dan estetik.
Namun perkembangan dan nilai estetiknya belum terungkap secara komprehensif
sehingga kurang berkontribusi bagi ilmuilmu kesenian. Penelitian ini bertujuan
mengungkap nilai-nilai estetik dan dinamika perkembangan seni karawo, serta
merumuskan konsep pengembangannya. Penelitian menggunakan metode kualitatif
model riset grounded. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, telaah
dokumen, dan studi pustaka. Data dianalisis secara interaktif melalui reduksi data,
penyajian serta pembahasan, dan penarikan kesimpulan.

3. Artikel ilmiah oleh Anggraeni M.S Lagalo, S.Pd.,M.Sc., dengan judul Kerajinan
Sulaman Karawo Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus Di Provinsi Gorontalo
(Kasus Sentra Kerajinan Sulaman Karawo) tahun 2018
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan kerajinan Karawo
sebagai Special Interest Tourism (SIT) di gorontalo. Ini adalah sebuah studi kasus yang
dilakukan di pusat kerajinan Karawo. Selain itu karawo adalah karya seni budaya yang telah di
aiskan secara turun temurun dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Gorontalo.
Dalam hal ini, penelitian tersebut menitikberatkan pada strategi pengembangan sentra
kerajinan karawo agar menarik lebih banyak pengunjung atau wisatawan untuk datang.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yakni 1) memperoleh persepsi dari wisatawan lokal
maupun mancanegara tentang Karawo, 2) mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan kerajinan Karawo sebagai Special Interest Tourism (SIT), 3) merumuskan
strategi pengembangan kerajinan Karawo sebagai Special Interest Tourism (SIT) di gorontalo.

Metode Penelitian

1) Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data

4
kualiatatif merupakan sumber deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat
penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam ruang lingkup setempat. (Miles dan
Huberman,

2) Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)


Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Bone Bolango khususnya
masyarakat desa Ayula. Selanjutnya penelitian difokuskan pada kelompok masyarakat yang
merupakan pengrajin Karawo. Alasan peneliti memilih subjek penelitan di lokasi ini
dikarenakan seperti penjelasan sebelumnya bahwa desa Ayula merupakan daerah asal
perkembangan Karawo di Gorontalo.

3) Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
beberapa teknik antara lain observasi, wawancara dan studi pustaka. Observasi dilakukan
dengan mengunjungi secara langsung tempat-tempat kerajinan Karawo untuk melihat secara
langsung proses pembuatan Karawo sekaligus mengumpulkan data-data penting yang
nantinya diperlukan untuk penelitian.
Selain observasi, peneliti juga akan mengumpulkan data-data pendukung melalui
proses wawancara secara langsung kepada para pengrajin Karawo yang akan dikunjungi.
Poin-poin pertanyaan yang akan disampaikan nantinya antara lain sejauh mana andil dari
usaha kerajinan Karawo dapat membantu perkonomian para pengrajinnya, hingga kesulitan
yang dihadapi untuk tetap bertahan memajukan Karawo sebagai salah satu seni budaya
daerah yang tetap dimintati oleh masyarakatnya.
Terakhir, peneliti tentunya memerlukan referansi dari berbagai sumber seperti bahan
bacaan baik buku, artikel, jurnal, blogspot hingga penelitian-penelitian yang relevan untuk
dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penulis dalam menggali berbagai informasi tentang
Karawo itu sendiri.

4) Rencana Analisis Data


Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisi data
metode kuaitatif yang terdiri atas identifikasi data, klasifikasi data dan interpretasi data
(Moleong, 2004:247).

Jadwal Penelitian
Tahapan Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Pengajuan Judul
Observasi dan
Pengumpulan

5
referensi/bahan rujukan
Penyusunan Proposan
Pengumpulan data
peneletian
Analisis data penelitian
Penyusunan Laporan
hasil penelitian
Daftar Pustaka
Anggraeni M.S Lagalo, S.Pd.,M.Sc., 2018. Sulaman Karawo Sebagai Daya Tarik
Wisata Minat Khusus Di Provinsi Gorontalo (Kasus Sentra Kerajinan Sulaman Karawo).
Jurnal Ilmiah Pariwisata. Vol.1, No. 2,Desember 2018, 1-26
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2014. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press)
Moleong, J. Lexi. 2018. Metode Penelitian Kuaitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Srilian Laxmiwaty Dai. 2019. Pengembangan Sulaman Karawo Sebagai Daya Tarik Di
Destinasi Pariwisata Gorontalo. Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol. 2, No. 1 ,Juni 2019, 1-12
Sudjana, I Wayan. 2019. Seni Karawo Gorontalo: Bentuk Estetik Dan Konsep
Pengembangan. Disertasi. Surakarta: Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta
Fitinline. “Sejarah, Perkembamgan dan Proses Pembuatan Sulaman Karawo Khas
Gorontalo”. 25 Maret 2021, https://fitinline.com/article/read/sejarah-perkembangan-dan-
proses-pembuatan-sulaman-karawo-khas-gorontalo/
Promosi Pariwisata. “Sejarah Tradisi Sulaman Karawo” 14 April 2021,
https://pariwisata.gorontaloprov.go.id/sejarah-tradisi-sulaman-karawo/

Anda mungkin juga menyukai