Anda di halaman 1dari 16

Kain lurik Solo Harga Murah

lurikfabric.com/kain-lurik-solo-harga-murah/

September 10, 2022

Kain lurik Solo Harga Murah Mulai Rp 30.000,- Permeter. Lurik menjadi warisan budaya
yang semakin tergerus oleh perkembangan jaman. Oleh Karena itu, jangan biarkan bukti
kearifan lokal ini hilang! Indonesia dikaruniai keragaman suku bangsa yang masing-
masing memiliki budayanya sendiri. Hal tersebut terlihat pula pada cara berpakaian yang
tidak sama antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya, berbeda dalam gaya,
bentuk serta bahan yang digunakan, kemudian menjadi ciri khas masing-masing daerah
bersangkutan. Demikian halnya dengan masyarakat Jawa di Yogyakarta, memiliki
pakaian tradisional yang khas, yaitu salah satunya lurik.

1/16
Foto : Lurik dibuat dengan teknik tenun tangan

Lurik merupakan salah satu nama kain yang berasal dari Jawa, yang memiliki arti lorek
atau garis-garis. Pada umumnya motif utama dari kain ini adalah garis-garis, baik
horizontal maupun vertikal. Tak terbatas hanya garis, ada pula lurik yang bermotif kotak
dan juga polos dengan berbagai warna atau sering disebut pula lurik polosan.

Nilai Kehidupan yang Tinggi, Tertanam pada Kain lurik Solo

2/16
Salah satu keunggulan manusia adalah bahwa ia memiliki daya kreatif untuk membuat,
membentuk apa yang ada di sekelilingnya, kemudian diolah menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Daya kreativitas tersebut merupakan bagian yang penting dalam proses
berkarya seni. Seni merupakan kegiatan kreatif imajinasi manusia untuk menerangkan,
memahami, dan menikmati kehidupan. Dengan daya kreatif yang dimilikinya, manusia
berusaha menciptakan pakaian yang dibuat dari kapas atau bahan lain, kemudian
ditenun menjadi kain. Kain dijahit menjadi pakaian.

Seni memiliki tujuan praktis. Tujuan praktis ini merupakan guna atau manfaat yang
diperoleh secara langsung bagi penggunanya. Tujuan praktis dari pakaian yaitu untuk
melindungi tubuh dari hawa dingin, gigitan serangga, terik matahari dan berbagai
gangguan lainnya. Selain itu seni memiliki fungsi sebagai norma perilaku yang teratur,
meneruskan adat kebiasaan dan nilai-nilai budaya. Dalam adat berpakaian, seperti dalam
penggunaan Kain lurik, terdapat nilai budaya yang akan disampaikan dan untuk
diteruskan kepada generasi selanjutnya.

Pada suatu masyarakat tradisional, selain memiliki fungsi guna atau manfaat, pakaian
seringkali memiliki fungsi lain seperti fungsi status simbol, maupun ritual keagamaan,
pada motif- motif tertentu terdapat kandungan nilai, harapan, dan sebagainya. Orang
yang memiliki kedudukan sosial tinggi berbeda pakaiannya dengan orang yang status
sosialnya lebih rendah, pakaian yang dikenakan seorang bangsawan berbeda dengan
rakyat biasa, entah itu berbeda model maupun motifnya. Begitu pula pakaian yang
dipakai untuk upacara tertentu berbeda dengan yang dipakai pada hari biasa.

Sesuai dengan keanekaragaman umat manusia, pakaian yang digunakan juga


bermacammacam dan bervariasi. Pada masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-
nilai tradisinya seperti yang terdapat pada kelompok-kelompok suku bangsa di Indonesia,
pakaian yang digunakan menunjukkan identitas dari suatu suku bangsa. Dalam hal ini
pakaian bukanlah semata-mata sebagai suatu benda materi yang hanya dipakai tanpa
memiliki arti apapun. Kain lurik misalnya, merupakan suatu simbol karena ia memiliki
makna. Simbol merupakan tanda yang dapat ditafsirkan atau diekplanasikan. Makna-
makna tersebut merupakan sesuatu yang tidak tampak tetapi dapat dilihat melalui
penafsiranpenafsiran, pemahaman-pemahaman yang kemudian ditata sedemikian rupa.
Simbol merupakan segala sesuatu (benda, peristiwa, tindakan, ucapan, dan sebagainya)
yang telah ditempeli arti tertentu. Simbol bukan milik individu, namun milik suatu
kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut terdiri dari sekumpulan orang
yang memiliki sistem pengetahuan, gagasan, ide, adat kebiasaan serta norma perilaku
yang sama, yang diungkapkan dalam tata cara kehidupan manusia yang terwujud dalam
benda-benda budaya.

Sejarah Kain lurik, Seiring Waktu Berkembang


Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia, diperkirakan Kain lurik berasal dari daerah
pedesaan di Jawa. Kain lurik ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat pedesaan saja,
melainkan dipergunakan pula di dalam lingkungan keraton. Tentu saja, motif lurik yang

3/16
dipergunakan untuk kalangan bangsawan berbeda dengan yang dipakai oleh rakyat
jelata, ya. Begitu pula motif yang dipakai untuk upacara adat, kain yang dikenakan juga
disesuaikan dengan waktu serta tujuan upacara tersebut.

Pada awal mula pembuatannya, Kain lurik dibuat dalam bentuk selendang dipakai untuk
kemben ataupun alat untuk menggendong. Motifnya pun cukup sederhana berbentuk
garis garis dengan warna hitam dan putih ataupun perpaduan di antaranya. Dari
beberapa situs peninggalan sejarah, Kain lurik bahkan sudah dikenal sejak zaman
Kerajaan Majapahit, lho. Relief pada Candi Borobudur pun menggambarkan keberadaan
penenun Kain lurik dengan alat tenun gendong.

Seiring waktu berkembang, Kain lurik pun mulai dijadikan pakaian untuk pria atau dikenal
dengan beskap dan digunakan sebagai jarik atau kebaya pada wanita. Pada saat ini,
Kain lurik bahkan dijadikan busana sehari-hari di beberapa daerah.

Filosofi yang Terkandung dalam Kain lurik


Seperti halnya karya budaya tradisional lainnya, Kain lurik tidak hanya sekadar alat
busana yang dipakai dalam keseharian saja. Ada makna yang begitu dalam di setiap
untaian benang dan corak di dalamnya. Dalam kehidupan tradisional, pakaian juga
berfungsi sebagai simbol status dalam masyarakat, pun dalam ritual keagamaan.

Kata lurik itu sendiri berasal dari akar kata rik yang bermakna garis atau pagar pelindung.
Makna filosofis dari Kain lurik adalah sebagai pelindung tubuh bagi pemakainya, dalam
hal ini dapat diartikan sebagai pelindung secara fisik maupun spiritual.

Lurik tradisional memiliki keunikan dibandingkan dengan lurik mesin, teksturnya yang
khas membuatnya berbeda dari hasil tenun mesin yang lebih rata dan monoton. Ini yang
membuat lurik tradisional memiliki harga yang lebih mahal, karena memiliki ciri khas yang
tidak akan pernah sama dari satu penenun dengan penenun lain.

Proses Pembuatan Kain lurik


Proses pembuatan lurik melalui beberapa tahapan yang cukup rumit dan membutuhkan
ketelitian dan kesabaran. Proses-prosesnya sebagai sebagai berikut :

1.Proses Pewarnaan

Proses pewarnaan adalah proses memberi warna benang yang akan ditenun. Resep
warna dibuat untuk satu pak benang yang terdiri dari 6 ikat terdiri dari 25-26 streng
benang atau 2,5 golek. Benang-benang yang akan diwarna disusun dalam stok, satu stok
terdiri dari 2 ikat. Zat pewarna yang digunakan biasanya napthol. Napthol memerlukan
bahan bantu lain seperti (TRO/Turkis Red Oil, kostik soda, tepung kanji dan asam cuka).
Cara melakukan pewarnaan benangnya yaitu :

4/16
1. Benang direndam dalam bak yang berisi air dan larutan TRO kurang lebih satu
malam, paginya dicuci dan diperas. Resep yang digunakan untuk satu pak benang,
napthol 100 gram ditambah kostik soda 8 gram, ditambah TRO 8 gram yang
dilarutkan dengan air panas. Kemudian ditambah air 10 liter ,air bak (1). Garam
diazo 200 gram ditambahkan 10 liter air dalam bak (2).
2. Masukkan benang ke bank (1) kira-kira 10 menit. Kemudian diangkat dan diperas
lalu dicelupkan ke dalam bank (2), direndam kira-kira 10menit, ulangi proses
tersebut sampai 4 kali.
3. Benang dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam bak yang sudah berisi air yang
dicampur dengan larutan cuka. Cuci bersih dan diperas.
4. Benang direbus dalam dandang yang berisi air dan TRO kira-kira 1o menit.
Kemudian diangkat, diperas lalu dicuci ke dalam air yang telah dicampurkan
dengan larutan kanji. Dan seterusnya diperas. Diangin-anginkan sebentar, lalu
benang dijemur.

2.Proses Pengelosan

Proses pengelosan merupakan memindahkan benang dari bentuk benang streng ke


dalam bentuk kelos. Dengan menggunakan alat pintal (erek). Tujuannya untuk
memperbaiki benang yang masih kurang sempurna, selain itu juga untuk mendapatkan
bentuk gulungan kelosan yang nantinya digunakan untuk proses penyekiran yaitu
menyusun benang untuk lungsi.

3.Proses Pemaletan

Proses pemaletan ialah proses memindahkan benang dari bentuk streng ke dalam
keleting, sehingga menjadi benang dalam bentuk paletan. Proses tersebut melibatkan
alat pintal (erek). Benang yang dipalet tidak boleh melewati ujung (pucuk) keleting karena
dapat mengakibatkan benang dari teropong sukar ditarik atau keluar. Untuk
mempermudah benang keluar dari teropong, konsentrasi susunan benang pada keleting
lebih banyak pada bagian tengahnya.

4. Proses Penyekiran (Penghanian)

Sekitar adalah alat untuk menyusun benang lungsi, dalam proses ini motif sudah bisa
dientukan. Proses ini merupakan pekerjaan penggulungan benang dari bentuk kelos ke
dalam tambur (bom besar), dalam keadaan sejar satu sama lain dan membentuk lapisan.
seluruh benang yag tergulung dan tersusun harus mempunyai keteganngan yang sama,
dan apabila ada benang terputus pada saat digulung harus secepatnya disambung agar
pada saat penenunan tidak terjadi kelonggaran atau lobang pada kain. Dalam proses ini
dituntut ketelitian dalam memperhatikan jumlah benang tata warna benang dan lancarnya
putaran kelos pada sekiran. Sebab kekeliruan pada proses ini akan merepotkan dalam
proses penenunan. Proses ini adalah proses paling rumit, karena seseorang penyekir
harus menata benang-benang tipis sejumlah 2100 helai benang untuk menghasilkan satu

5/16
motif tertentu Kain lurik selebar 70 cm. Tiap-tiap motif memiliki rumus yang berbeda,
padahal motif Kain lurik sendiri berjumlah puluhan. Baik motif klasik maupun motif
kontemporer.

5.Proses Pengeboman

Proses pegeboman adalah proses memindahkan barang dari tambur (bom besar) ke
dalam bom kecil penggulung benang lungsi. Bom kecil inilah yang nantinya tersimpan
pada alat tenun ATBM. Proses ini juga bertujuan agar ketegangan dan kesejajaran
benang sama dan seandainya ada keslahan dalam proses penyekiran dapat diketahui.

6.Proses Penyucukan

Proses penyucukan adalah proses untuk memasukkan benang-benang lungsi dari bom
kecil (benang lungsi sudah dikres pada saat penggulungan dari sekir) satu demi satu
benang tersebut dimasukkan pada mata gun yang sesuai dengan rencana tenun,
kemudian benang tersebut dimasukkan ke dalam sisir, kemudian ditata. Disetel dan
digulung pada bom penggulung kain. Pada bagian ini, harus dilakukan oleh dua orang,
yang satu memilah benang satu persatu dan menyerahkan kepada partnernya,
sedangkan partner satunya menerima dan memasangkan pada alat tenunnya.

7.Prose Penenunan

Proses menenun adalah proses memnggunakan alat tenun manual atau dikenal dengan
ATBM (Alata Tenun Bukan Mesin). Proses penyilangan benang pakan diantara benang
lungsi, disesuaikan dengan pola atau desain yang diinginkan, hingga menjadi kain.
Keahlian menenun akan mempengaruhi hasil tenunnya, sehingga harus dilakukan secara
teliti. Proses penenunan dilakukan melalui beberapa gerakan pokok yaitu :

1. Penyetelan sebagai proses awal dari putaran benang melalui pemasangan bom
lungsi menuju bom kain dan dilakukan juga pemisahan benang dengan nomor
ganjil dengan benang nomor genap.
2. Membuak mulut lungsi dikerjakan dengan memisahkan benang-benang lungsi ke
dalam mata gun. Mata gun dibagi menjadi dua bagian, bagian yang satu ditarik ke
atas dan bagian yang lainnya ditarik ke Bawah. Hal ini akan bisa bergerak otomatis
apabila dilakukan satu injakan pada alat tenun tersebut.
3. Meluncurkan teropong, dimaksudkan untuk menempatkan benang pakan diantara
benang lungsi yang telah terbuka, namun di dalam teropong sebelumnya telah diisi
dengan benang dlam bentuk paletan. Setiap peluncuran benang pakan selalu diikuti
penyilangan-penyilangan benang lungsi.
4. Pengentakan sisir bantingan dimaksudkan untuk merapatkan benang pakan
dengan cara injakan diinjak, teropong diluncurkan, injakan dilepas dan dilakukan
pengentakan.

6/16
5. Penguluran lungsi dari bom lungsi, mengingat benang lungsi yang menganyam
akan semakin tegang, maka benang lungsi perlu dikendorkan agar proses
penenunan bisa berlanjut dan tegang, maka benang lungsi perlu dikendorkan agar
proses penenunan bisa berlanjut dan sekaligus dilakukan penggulungan kain ke
dalam bom penyimpanan atau penggulung kain.

8.Proses Finishing

Proses finishing adalah proses penyempurnaan pada hasil produksi. Meliputi


menghilangkan sambungan benang yag terlalu besar pada kain agar menjadi lebih baik.
Bertujuan meningkatkan kualitas kain dengan sendirinya akan meningkatkan harga jual.

Setelah mengenal lebih dalam tentang kain tenun dari penjelasan di atas, perlu kita
semua ketahui pula, Indonesia sendiri memiliki beragam kerajinan tenun tradisional
Indonesia seperti tenun ikat, songket, dan geringsing. Bahkan seorang pengamat tekstil
bernama Joseph Fisher dalam bukunya ‘threads of Tradition: Textiles of Indonesia and
Serawak’ menyebutkan jika hasil tenun yang paling kaya dan beragam yang ada di dunia
adalah berasal dari Indonesia.

Anda sedang mencari kain tenun asli atau memang kebetulan Anda kolektor kain
tenun? Bisa hubungi langsung owner kami melalui nomor Whatsapp :

0822 6565 2222 Pak Muzakir.

Kain lurik Grosir Pakaian Kraton DIY dan Surakarta (surjan)


Kain lurik Grosir Pakaian Kraton DIY dan Surakarta (surjan), menggunakan kain bahan
katun premium hanya Anda dapatkan di Batik Dlidir Solo. Lurik dalam bahasa Jawa kuno
lorek memiliki arti lajur atau garis, belang dan dapat juga diartikan sebagai corak. Maka
tak heran lagi jika di Pulau Jawa kain tenun bermotif tersebut dikenal dengan nama Kain
lurik. Kain lurik sendiri memiliki tiga sebutan nama sesuai dengan motif yang berbeda.
Seperti sebutan lajuran untuk motif garis – garis yang searah dengan panjang sehelai
kain. Ada lagi sebutan pakan malang untuk motif garis – garis yang searah lebar kain,
serta ada pula sebutan cacahan untuk motif kecil – kecil.

7/16
lurik wayang motif wayang

Namun sayang berkembangnya jaman yang begitu pesat membuat Kain lurik tersebut
menjadi barang langka.. Saat ini banyak kalangan anak muda yang tidak mengetahui
akan keberadaan lurik. Minat para masyarakat akan Kain lurik pun menurun seiring
berjalannya waktu dan seiring pengaruh model budaya barat. Padahal Kain lurik
digunakan sebagai bahan utama pembuatan pakaian kraton daerah DIY dan surakarta
(surjan) khususnya kaum lelaki. Alangkah disayangkan fenomena seperti itu. Berkat
keuletan para pencinta Kain lurik, kini Kain lurik sudah mulai memperlihatkan
eksistensinya kembali. Terbukti dengan adanya lurik disetiap pameran busana dipenjuru
tanah air. Tetapi taukah anda tentang Sejarah Kain lurik?? Inilah jawabannya..

Mengenal Kain lurik Sejak Zaman Prasejarah


Berbagai penemuan sejarah memperlihatkan bahwa kain tenun lurik telah ada di Jawa
sejak zaman pra sejarah. Ini dapat dilihat dari berbagai prasasti yang masih tersisa,
misalnya Prasasti peninggalan zaman Kerajaan Mataram (851 – 882 M) menunjuk
adanya Kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga dari Jawa Timur tahun 1033
menyebutkan kain tuluh watu, salah satu nama Kain lurik. Demikian juga pemakaian
selendang pada arca terracotta asal Trowulan di Jawa Timur dari abad ke 15 M (museum
Sonobudaya, Yogyakarta) juga memperlihatkan pemakaian lurik pada masa itu. Yang
lebih memperkuat pendapat bahwa tenun telah dikenal lama di Pulau Jawa adalah
pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau Jawa.Tiga
daerah utama penyebaran Lurik di Pulau Jawa adalah Yogya, Solo dan Tuban.

8/16
Pada awalnya Kain lurik dibuat dengan menggunakan alat tenun gendong. Kemudian
yang alat tenun lurik yang lain bernama ATMB (Alat Tenun Bukan Mesin). Kini seiring
dengan berkembangnya informasi teknologi, Kain lurik sudah dibuat menggunakan alat
tenun mesin. Namun didesa Krapyak wetan, kecamatan sewon kabupaten Bantul salah
satu pengrajin Kain lurik masih menjaga keaslian Kain lurik dengan masih diproduksinya
Kain lurik menggunakan alat tenun bukan mesin. Lokasi pabrik produksi Kain lurik kami
terletah di daerah Pedan, Klaten, Jawa Tengah.

Untuk pemesanan atau informasi bisa sms atau whatsapp ke : 0822 6565 2222
Pak Muzakir.

Kami menyarankan menggunakan whatsapp untuk mempermudah dalam koordinasi.


Baik gambar motif batik maupun pengiriman kelokasi Anda.

Kain lurik Solo Murah di Batik Dlidir


Setiap harinya perusahaan yang bernama “PT. Batik Jito Dlidir” ini tidak pernah sepi
pelangan, pengiriman setiap hari juga tak pernah kendor. Dengan usaha keras untuk
mengenalkan Kain lurik kepada masyarakat luas kini Batikdlidir Solo sudah memetik
hasilnya. Banyak pembeli yang dating dari luar Daerah Solo menyempatkan waktunya
hanya untuk membeli Kain lurik atau sekedar pelihat cara pembuatan Kain lurik.
Perusahaan yang patut di acungi jempol untuk keuletannya melestarikan warisan budaya
ini buka dari pukul 08.00 Sampai 16.00 untuk datang ke Galeri. Sedangkan pelayanan
online kami setiap harinya 24 jam non stop. Semua pembeli diperbolehkan melihat-lihat
cara pembuatan Kain lurik. Selain itu kai lurik, Anda juga dimanjakan dengan kain batik
asli tulis, cap, sampai batik printing. Tak hanyak batik tulis dan lain-lain, bisa kita
dapatkan disini. Kami juga sudah biasa dengan pengiriman kain batik cap smoke (tie dye)
ke luar negeri.

9/16
proses pengiriman batik cap smoke ke Eropa

Suatu kebangaan untuk Indonesia, Lurik kini sudah mulai diirik oleh para desainer-
desainer kondan untuk dijadikan bahan garapan mereka. Banyak para pesohor dalam
dan Luar negri yang berminat untuk lebih mendalami tentang Kain lurik. Meskipun
Demikian, peran pemerintah sangat penting dalam upaya pelestarian ini. Namun kita
sebagai rakyat Indonesia yang baik tentunya juga harus ikut melestarikan Kain lurik dan
menjaga warisan budaya kita ini agar tidak diklem Negara lain. Karena jika Bukan kita,
Siapa lagi yang akan Melestarikannya??

10/16
Watch Video At: https://youtu.be/RjUWiKvGo1s

Alat Tenun Mesin (ATM)


Karena banyaknya permintaan pasar akan kain tenun sementara proses pengerjaan kain
tenun yang memakan waktu yang sangat lama tidak memungkinkan untuk memenuhi
permintaan pasar, membuat penenun harus melakukan inovasi agar mampu
memproduksi kain tenun dalam waktu yang lebih singkat. Pengrajin pun mulai beralih
menenun dengan menggunakan alat tenun mesin atau yang dikenal dengan ATM. Alat
tenun mesin ini dilengkapi dengan motor penggerak sehingga untuk menghasilkan
sehelai kain tenun, proses pengerjaannya sepenuhnya dikerjakan oleh mesin.

11/16
Alat Tenun Mesin (ATM)

Tentu saja produktivitas kain tenun meningkat dan pengerjaan kain tenun menjadi lebih
singkat. Sehingga permintaan masyarakat akan kain tenun dapat terpenuhi. Tetapi tidak
berarti alat tenun mesin ini tidak mempunyai kekurangan. Kain tenun yang dihasilkan dari
alat tenun mesin tidak dapat menyamai kualitas kain tenun yang dihasilkan baik dari alat
tenun tradisional maupun dari alat tenun bukan mesin (ATBM).

Meskipun kualitas kain lebih rendah tetapi harga jual kain tenun yang dihasilkan oleh alat
tenun mesin lebih murah. Hal ini tentu saja membahayakan eksistensi penenun
tradisional. Walaupun kualitas kain yang mereka hasilkan jauh lebih baik tetapi mereka
tidak mampu bersaing dengan pengerajin yang menggunakan alat tenun mesin.
Meskipun hasil tenunan dari ketiga jenis alat ini berbeda, tetapi masyarakat tidak bisa
membedakan karena corak, motif dan warna yang dihasilkan sama.

Selain membahayakan pengerajin tenun tradisional, kain tenun yang dihasilkan dari alat
tenun mesin juga dapat merugikan masyarakat karena mereka tidak bisa membedakan
mana kain tenun yang dibuat dengan alat tradisional dan kain tenun yang dibuat oleh alat
tenun mesin.

Salah satu tips untuk dapat membedakan kain tenun hasil dari alat tradisioanal dan kain
tenun dari alat tenun mesin adalah dengan membandingkan tekstur dan kerapatan
benang. Kain yang dihasilkan oleh alat tenun mesin memiliki tekstur atau kerapatan
benang yang sama persis karena kestabilan tenaga mesin. Sedangkan kain tenun yang
dibuat secara manual tanpa mesin tekstur kain dan kerapatannya tidak sama persis
karena dipengaruhi oleh tenaga manusia.

12/16
Memang penggunanaan alat tenun mesin mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak postif nya adalah kain tenun dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat
karena harga yang ditawarkan terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal ini
membuat posisi kain tenun sejajar dengan kain tradisional lainnya. Tetapi alat tenun
mesin juga berpotensi mematikan keberadaan penenun tradisional yang notabene
membantu melestarikan warisan budaya. Saat ini semakin sedikitnya penenun tradisional
merupakan salah satu hambatan perkembangan kain tenun di Indonesia, selain
kurangnya minat generasi muda untuk membudayakan menenun dengan cara
tradisional.

Oleh karena itu ada baiknya agar pemerintah membantu untuk melestarikan kebudayaan
menenun dengan cara tradisional dan mengenalkan keindahan menenun kepada
generasi muda agar mereka mempunyai minat dalam mengembangkan kain tenun di
Indonesia.

Demikianlah informasi tentang alat tenun mesin (ATM) yang dibutuhkan dalam membuat
kain tenun ikat. Dalam membuat kain tenun ikat ada beberapa alat atau mesin yang
sering digunakan antara lain : alat tenun tradisional, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan
Alat Tenun Mesin (ATM). Setiap atau mesin tenun ini memiliki keunggulan masing-
masing. Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan kita tentang kain tenun
ikat. semoga bermanfaat dan terima kasih.

Informasi mengenai Kain lurik Solo lebih lengkap silahkan hubungi kontak
WA 0822 6565 2222 Pak Muzakir. Gratis ongkos kirim keseluruh Indonesia.

Selanjutnya mari kita simak pembahasan tentang macam-macam kain tenun selain tenun
lurik yang selama ini kita kenal. Masih ada banyak sekali macamnya, seperti contoh :
Tenun Ulos, Tenun Sumba, Tenun Toraja, Tenun Ikat Troso, Tenun Siak, Tenun Garut &
Sukabumi, Tenun Baduy. Yuk kita pahami penjelasannya di bawah sebagai berikut ini.

Berbagai Macam Kain Tenun di Indonesia


1.Tenun Ulos

Tenun Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia.
Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatra Utara. Dari
bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat
songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.

Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam
tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk
selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat
Batak, tetapi kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk suvenir, sarung bantal, ikat
pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.

13/16
Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya
mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara
bahaya yang mengancam saat proses persalinan.

Sebagian besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos
Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai pembungkus jenazah),
dan Ulos Sibolang.

2.Tenun Sumba

Tenun Ikat Sumba merupakan jenis kain


yang berasal dari pulau Sumba, Nusa
Tenggara Timur. Jenis dan corak kain itu
sudah lama terkenal karena unik
berdasarkan bahan yang digunakan, motif
dan proses pembuatan yang memerlukan
waktu relatif lama, yakni 4 sampai 6 bulan
untuk sehelai kain tenun berukuran lebar.
Pulau Sumba sendiri sangat indah dan
terkenal di dunia sebagai salah satu pulau
terindah. Tetapi tentang keindahan pulau itu
merupakan penilain tahun 2000-an,
sedangkan daya pikat tenun ikat tradisional
terkenal sejak berabad-abad yang lalu, dan Kain Tenun Ulos
terus dijaga oleh para wanita Sumba.

sumber : wikipedia
Mereka menangani seluruh proses tenun
ikat mulai dari memilih motif, mempersiapkan bahan-bahan (benang, pewarna), proses
penenunan sampai menghasilkan selembar kain.

Satu lembar kain lebar memerlukan 42 langkah. Persiapan dan proses pembuatan yang
sekian lama membuat harga kain tenun menjadi relatif mahal. Mahalnya harga kain tenun
ikat Sumba dipengaruhi juga oleh jumlah orang yang bekerja, yaitu satu helai tenun ikat
Sumba biasa dikerjakan oleh 3 sampai 10 orang. Ada orang yang mencari bahan,
memintal benang, mewarnai benang, menenun, dan juga membuat motif. Sehingga 42
proses penyelesaian satu helai kain tenun bukanlah angka mengada-ada. Pekerjaan
dimulai dari proses lamihi, yaitu proses memisahkan biji dari kapas hingga proses wari
rumata atau proses penyelesaian.

3.Tenun Toraja
Tenun Toraja memiliki motif yang mencerminkan keindahan Toraja. Tenun Toraja juga
digunakan untuk menunjukkan status sosial dan umumnya digunakan untuk upacara
formal.

4.Tenun Ikat Troso

Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso.
Tenun ikat troso berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang
lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun

14/16
yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan
pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.

Tenun Troso memiliki banyak motif, dari motif yang sangat etnis dan tradisional hingga
terlihat lebih modern dan kontemporer.

5.Tenun Siak
Bisa juga disebut sebagai Songket Siak. Tenun siak berasal dari Riau. Menariknya Tenun
Siak dahulu hanya dapat digunakan oleh kalangan bangsawan Siak. Tenun siak memiliki
ciri-ciri motif tumbuhan dan hewan.

Ada pun pada mulanya warna-warna yang digunakan dalam membuat tenunan berasal
pewarna alami. Warna jingga dihasilkan dari campuran rebusan umbi temu kuning
dengan kapur, atau dari campuran kulit manggis yang direbus dengan celisan manggar
kelapa. Hitam dari pencelup hitam semacam wantek (pewarna tekstil). Hijau dari
campuran rebusan daun kayu nodo dan kapur. Warna biru merupakan hasil campuran
dari senduduk/kenduduk dengan temulawak. Sedangkan warna coklat dari rebusan kayu
samak. Seiring perkembangan zaman warna yang digunakan berasal dari perwarna
buatan.

6.Tenun Garut & Sukabumi


Tenun yang berasal dari Jawa Barat ini umumnya memiliki karakteristik motif yang
geometris.

7.Tenun Baduy

Tenun Baduy berasal dari Banten. Tenun ini memilik motif garis-garis yang rumit yang
terinspirasi dari alam.

Cara merawat kain tenun


Tenun ternyata memiliki perawatan yang cukup mudah. Disarankan juga untuk
menggunakan deterjen yang lembut. Kalau perlu gunakanlah sabun lerak atau sabun
khusus batik. Saat mencuci, kamu tidak perlu merendamnya semalaman atau terlalu
lama, kamu hanya perlu menguceknya saja dengan halus.

Namun pada pembelian pertama ada baiknya dicuci secara terpisah, hal ini dilakukan
agar warna tidak luntur dan mengenai pakaian lainnya. Selanjutnya, pada tahap
pengeringan tidak disarankan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung. Sinar
matahari langsung berpotensi untuk merusak warna dari kain.

Setelah kering, kamu dapat menyetrikanya agar rapi, setrikalah hanya pada bagian
dalam kain saja agar warna tidak rusak. Apabila terdapat noda pada kain, disarankan
untuk mewarnai ulang kain dengan warna yang senada pada bagian yang bernoda.

Itu tadi asal muasal, jenis serta cara merawat kain tenun. Kain ini sangat unik dan
memiliki ciri khas-nya masing-masing namun memiliki cara perawatan yang terbilang
mudah.

15/16
Apakah kamu salah satunya yang mengoleksi berbagai tenun Indonesia? Jika kebetulan
sekali Anda sedang membaca artikel dan memang sedang mencari kain tenun untuk
seragam keluarga maupun seragam kantor. Langsung saja hubungi kontak dibawah ini :

WA 0822 6565 2222 Pak Muzakir. Harga kain lurik Solo yang kami tawarkan
mulai dari Rp20.000,00 per meter. Dengan fasilitas gratis ongos kirim
keseluruh Indonesia.

Serta kami melayani online 24 jam non stop. Jadi tunggu apalgi, langsung saja
hubungi kontak diatas ya.

Situs kami lainnya :

Produsen Kain Batik, kualitas terjamin harga mulai dari Rp 23.000,- per meter. Custom
Masker Kain Solo, Konveksi produsen masker kain terbaik dengan harga grosir murah,
menerima order sesuai pesanan. Harga Marmer Solo, Harga per meter mulai
Rp168.000,- di Marmerdlidir.

Kontraktor Solo, Kami Dlidir Konstruksi membantu memudahkan impian


pembangunan Anda. Jasa Kolam Renang Solo, Tukang spesialis harga mulai Rp
3.000.000,- per meter kubik. Layanan Aqiqah Solo untuk anak Anda tercinta di
Solehaqiqah. Siapa bilang layanan aqiqah Solo itu mahal?.. Kami perusahaan yang
menyediakan layanan aqiqah untuk acara tasyakuran kelahiran putra-putri Anda
dengan harga yang terjangkau.

16/16

Anda mungkin juga menyukai