BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Seni Ukiran batu sebenarnya adalah tanda utama dari Desa Batubulan
sejak waktu yang sangat lama yaitu sekitar tahun 1970-an. Patung pertama, seperti
menggunakan kayu ukiran yang obyek utama berbagai mitos seperti epik
Ramayana, Mahabharata, dan lain-lain. Sampai saat sebagian besar patung ukiran
masih menggunakan angka-angka etnis traditioanal, desain baru sangat sedikit
atau penciptaan.
Pada awalnya semua batu yang digunakan adalah buish dalam warna
dan kemudian lebih banyak cahaya dan warna batu cerah datang ke panggung
samping penggunaan semen dan beton.Pengaruh Budha Tantrayana juga sangat
kuat, sehingga kita dapat melihat berbagai patung dengan ekspresi wajah yang
bervariasi. Seni ukiran yang terdapat didesa batubulan merupakan salah satu mata
pencaharian masyarakat didesa batubulan.
Gambar 2. Kesenian (seni ukir)
Bali memiliki ragam kain tenun yang dikenal sebagai endek. Kain
yang dulu hanya dikenakan kalangan bangsawan itu kini menjadi milik
masyarakat, bahkan dikenakan dalam aktivitas sehari-hari oleh masyarakat Bali.
Kain endek adalah kain tenun ikat pakan yang cara pembuatannya dilakukan
dengan memberi motif pada benang pakan (benang searah lebar kain) sebelum
mulai ditenun. Pemberian motif dilakukan dengan cara mengikat bagian-bagian
tertentu dari benang pakan sebelum dicelupkansehingga terbentuk motif. Benang
yang telah diikat, dicelup, dikeringkan, dan digulung pada kumparan yang akan
menjalin pada benang lungsi (benang yang arahnya vertikal). Berbeda dengan
bentangan benang lungsi, benang pakan yang telah diberi corak tidak akan tampak
sampai selesai ditenun. Tenun endek banyak terdapat di daerah Gianyar.
1. Dampak Positif
a) Kebudayaan kita bisa lebih dikenal oleh negara-negara lain di
seluruh dunia.
2. Dampak Negatif
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.2. Saran