Anda di halaman 1dari 50

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

”Penerapan Teknik Guiding Questions Untuk Meningkatkan Kemampuan


Menulis Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo
Tahun Ajaran 2020 - 2021 ”

DAVID BULUATI, SP.d.


NIP: 197703042003121001
Pembina, IV/a Guru Madya

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI I


KOTA GORONTALO
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2021

PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penelitian Tindakan kelas yang

penulis susun seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan PTK yang penulis kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan

etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan karya

penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, Penulis bersedia menerima

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Gorontalo, 14 maret 2021


Yang Membuat Pernyataan

David Buluati, S.Pd


NIP. 197703042003121001

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA GORONTALO
Jalan Poigar Kelurahan Molosipat U Kecamatan Sipatana Telp. (0435) 823883
Site:http://www.mtsngorontalo.sch.id email: mtsnegerikotagorontalo@ymail.com
GORONTALO 96126

SURAT KETERANGAN PENGESAHAN


No: B-85/MTs.30.01/PP.00.5/3/2021

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Karjianto, M.Pd


NIP : 198506272011011009
Pangkat/Gol. : Penata III/C
Jabatan : Kepala MTs Negeri I Kota Gorontalo
Menerangkan dan mengesahkan dengan sebenar-benarnya bahwa Saudara David Buluati,
S.Pd telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Teknik
Guiding Question Untuk Meningkatkan Kemampuan menulis teks Report Pada Siswa kelas
IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 - 2021

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..

Gorontalo, 14 Maret 2021


Kepala,

Karjianto, M.Pd
NIP. 198506272011011009

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA GORONTALO
Jalan Poigar Kelurahan Molosipat U Kecamatan Sipatana Telp. (0435) 823883
Site:http://www.mtsngorontalo.sch.id email: mtsnegerikotagorontalo@ymail.com
GORONTALO 96126

SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN


No: B-86/MTs.30.01/PP.00.5/3/2021

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hj. Naning Antu, M.Pd


NIP : 197708142003122007
Pangkat/Gol. : Pembina, IV/a
Jabatan : Kepala Perpustakaan MTs Negeri I Kota Gorontalo
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang berjudul “Penerapan Teknik Guiding Questions Untuk Meningkatkan Kemampuan
menulis Teks Report Pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran
2020 - 2021.” yang telah disusun dan ditulis oleh Saudara David Buluati, S.Pd telah
didokumentasikan pada perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri I Kota Gorontalo.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..

Gorontalo, 14 Maret 2021


Kepala Perpustakaan

Hj. Naming Antu, M.Pd


NIP. 197708142003122007
ABSTRAK

David Buluati. Penelitian Tindakan Kelas, 2021. “Penerapan Teknik Guiding Questions
Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs
Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 – 2021”

Penelitian tindakan kelas ini disusun dengan tujuan untuk mengatasi atau mengurangi
tingkat kesulitan dan kesalahan siswa dalam membuat sebuat teks terutama teks report bagi
siswa kelas 9.8 MTsN 1 Kota Gorontalo. Kesulitan belajar ini dapat dilihat dari hasil belajar
siswa untuk kompetensi menulis masih sangat rendah. Hal ini selain disebabkan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, juga didasari pula oleh kesulitan
siswa untuk menemukan ide yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu
penggunaan teknik pembelajaran yang baru perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan
tersebut. Teknik Guiding Questions diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks khususnya pada materi teks Report.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
2 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan , pelaksanaan tindakan,
obeservasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi yang
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dan tes berupa lembar kerja siswa yang
dirancang dengan menggunakan metode Guiding Questions. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas 9.8 MTsN 1 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah
33 orang. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya penerapan teknik
Guiding Questions secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa
khususnya pada materi teks Report. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil skor menulis pada
siklus 1 dan siklus 2 yang menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Selain itu dapat
dilihat dari tabel Scoring Writing yang menunjukkan perbaikan hasil siswa khususnya pada
aspek content atau isi dari tullisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
Guiding Questions dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis khususnya dalam
membantu mereka menemukan ide sekaligus menyusunya menjadi sebuah teks.

Kata Kunci: Metode Guiding Questions. Menulis Teks Report.

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan

karuniaNYA maka penulis mampu menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini yang berjudul

“Penerapan Teknik Guiding Questions Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 -

2021

Penulis menyadari selama proses penelitian ini tidak sedikit halangan dan rintangan

yang menghadang, namun karena didorong oleh tanggung jawab keilmuan maka segala

halangan dan hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Upaya ini disadari sepenuhnya

tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan penuh

kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mengarahkan dan memberikan

bantuan dalam proses peyelesaian penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan

yang telah diberikan oleh semua pihak selama ini akan memperoleh balasan yang setimpal

dari Allah SWT. Aamiin.

Gorontalo, 14 maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………..


LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………..
SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN …………………………..
ABSTRAK …………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN …………..
A. LATAR BELAKANG
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
F. CARA PEMECAHAN MASALAH
BAB II KAJIAN KONSEPTUAL DAN TINDAKAN
A. KAJIAAN KONSEPTUAL
1. KETRAMPILAN MENULIS
2. KOMPONEN DALAM KEGIATAN MENULIS
3. TEKS REPORT
B. KAJIAN TINDAKAN
1. TEKNIK GUIDING QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
C. HIPOTESIS TINDAKAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAAN
A. SETTING PENELITIAN
B. PROSEDUR PENELITIAN
C. TEKNIK ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. PENELITIAN PADA SIKLUS I
a) PERTEMUAN PERTAMA
b) PERTEMUAN KEDUA
c) HASILPENELITIAN TES BELAJAR SISWA
d) HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU DAN SISWA
e) REFLEKSI SIKLUS I
B. PEMBAHASAN SIKLUS I DAN II
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 16

berbunyi “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Pada ayat 20 berbunyi,

“kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”.

Rumusan-rumusan ini mengandung beberapa hal, yaitu: (a) kurikulum harus berupa

rencana yang berisi visi, misi dan tujuan satuan pendidikan, struktur kurikulum yang

lengkap sampai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran; (b) kurikulum mengandung

pengaturan bagi pelaksana kurikulum yang memberikan rambu-rambu dalam

mengimplementasikannya yang harus ditaati oleh semua komponen satuan pendidikan; (c)

kurikulum ini karena disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, maka disebut

dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP.

Berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pembelajaran

Bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs ditekankan pada keempat keterampilan berbahasa.

Anak didik dituntut untuk bisa menguasai keempat keterampilan berbahasa. .Pada dasarnya

bahasa digunakan oleh setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa menjadi sebuah media

penyampai pesan dari individu satu ke lainnya. Pesan tersebut disampaikan dalam bentuk

komunikasi verbal baik secara lisan dan tulisan. Komunikasi secara lisan disampaikan secara

langsung ketika berdialog sehari-hari sementara komunikasi tidak langsung berupa

penyampaian pesan secara tertulis melalui media cetak, buku, artikel, pengumuman dan

sebagainya. Keterampilan berbahasa yang baik diperlukan setiap orang untuk dapat
menciptakan atmosfir komunikasi yang berkualitas pada interaksi sehari-hari. Oleh karena

itu, pembelajaran berbahasa dan aspek-aspeknya menjadi bagian dari materi yang tertuang

dalam kurikulum pendidikan Nasional dan sehingga diharapkan dapat menghasilkan output

berupa siswayang terampil menggunakan bahasa dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs merupakan proses pembelajaran yang

sangat membutuhkan kreatifitas dan inovasi guru, hal ini dikarenakan Bahasa Inggris bukan

merupakan bahasa kedua (ESL) tetapi sebagai bahasa asing (EFL). Oleh karena itu,

dibutuhkan peran aktif guru untuk menjadikan anak didiknya benar – benar memahami dan

mampu menerapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi. Pembelajaran Bahasa

Inggris mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu: listening atau menyimak, speaking

atau berbicara, reading atau membaca, dan writing atau menulis. Keempat keterampilan

berbahasa ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh anak didik untuk mendorong mereka

mencapai prestasi belajar.

Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak siswa yang masih belum bisa menulis

teks dalam Bahasa Inggris dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana memulai untuk

menulis, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok

dan kalimat utama atau pendukungnya. Pada kenyataannya, hanya beberapa saja yang bisa

lulus tanpa harus mengulang atau menambah jam belajar Bahasa Inggris,terutama

kemampuan menulis teks siswa dalam Bahasa  Inggris sangat minim. Melihat kenyataan

tersebut, alangkah bijaksananya jika guru-guru Bahasa Inggris melihat dan mencoba

alternatif model pembelajaran yang bisa mengantarkan anak didiknya mencapai hasil yang

diharapkan dan mereka dapat mengikuti semua proses belajar dengan menyenangkan. Untuk

menyiasati ketidakmampuan menulis, pemerintah telah menyusun kurikulum yang berbasis

kompetensi yang disebutkan diatas yaitu K13. Salah satu tujuan kurikulum tersebut adalah

adanya praktek berbahasa yaitu siswa mampu menulis.


Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa  dalam menulis adalah

dari siswa sendiri dimana mereka jarang menulis dalam Bahasa Inggris dan Guru dimana

tidak memfasilitasi siswa dengan model pembelajarannya. Bagaimanapun, guru sangat

berperan penting dalam proses belajar mengajar dan bertanggung jawab dalam pencapaian

kemampuan menulis berbahasa Inggris.

Pengajaran pada dasarnya adalah membantu siswa dalam belajar. Adalah benar bahwa

tugas siswa adalah belajar dan guru memfasilitasi dalam proses belajar. Fasilitator dapat

diartikan bahwa guru membimbing siswa dalam merespon pernyataan dan membimbing

siswa dalam menjawab pertanyaan. Tugas guru juga mendorong siswa untuk berpikir serius

dan kreatif dalam menghadapi segala permasalahan belajar. Sehubungan dengan penelitian

tindakan kelas ini, peneliti mengambil salah satu keterampilan berbahasa Inggris yaitu

writing (menulis) sebagai subjek yang akan diteliti sehubungan dengan kemampuan

siswadalam menguasai keterampilan tersebut.

Menurut Mayer (2005, p. 2) menyatakan bahwa menulis adalah bentuk komunikasi

lisan yang dituangkan dalam kertas atau komputer. Menulis adalah sebuah kegiatan

mendiskusikan atau menghimpun ide dalam sebuah media tulisan, melalui proses editing dan

revisi akhir. Karenanya kegiatan menulis membutuhkan proses mulai dari mengumpulkan ide

tulisan hingga menjadi sebuah bentuk tulisan yang utuh seperti artikel, jurnal, makalah, dan

sebagainya. Selain itu, Leki (2005, p.5) berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan

mengkomunikasikan. Tulisan yang baik akan membantu pembaca memahami ide atau

maksud yang hendak disampaikan oleh peneliti. Jadi, diperlukan pula skill dalam pemilihan

kata dan penyusunan kalimat untuk membuat sebuah tulisan yang baik.

Dalam kurikulum pendidikan nasional, writing termasuk keterampilan berbahasa yang

diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Perbedaannya adalah kompleksitas indikator yang harus dicapai oleh siswadan tingkat
kualitas tulisan yang dihasilkan. Hal ini dimaksudkan, siswanantinya diharapkan dapat

menghasilkan tulisan mulai dari bentuk sederhana seperti cerita pendek hingga tulisan ilmiah.

Sehingganya, materi writing pun disesuaikan dengan level kemampuan peserta didik. Untuk

jenjang SMP/MTs, contohnya, pembelajaran writing masih pada tahap mengidentifikasi

struktur dan tujuan komunikatif teks monolog sederhana. Selain itu, mereka mulai diajarkan

untuk dapat membuat contoh teks monologue sederhana seperti report text, Procedure text,

dan fungsional pendek misalnya invitation (undangan), announcement (pengumuman) dan

advertisement (iklan). Selain mengidentifikasi aspek-aspek dalam sebuah teks, siswajuga

diharapkan dapat membuat contoh teks dengan struktur yang lengkap contohnya teks

descriptive, report, , recount, narrative, dan beberapa teks lainnya yang diajarkan secara

bertahap per jenjang grade.

Menulis paragraf/teks adalah salah satu materi yang diajarkan pada jenjang MTs. Seperti

penjelasan sebelumnya bahwa terdapat beragam jenis teks yang harus dikuasai oleh

siswatidak hanya dalam bentuk konsep, tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan produk

dalam bentuk tulisan. Pada kenyataanya, mengajarkan siswauntuk dapat menghasilkan tulisan

bukalah hal mudah.

Berdasarkan pengalaman yang ditemui selama mengampu mata pelajaran bahasa Inggris

di MTs Negeri I Kota Gorontalo, siswapada umumnya mampu jika diminta memahami isi

teks namun sangat sulit jika harus membuat karangan sendiri. Hal ini disebabkan oleh

sulitnya mereka menemukan dan mengorganisasikan ide-ide dan menuangkannya dalam

bentuk kalimat untuk membentuk sebuah karangan. Sebagai contohnya, subjek yang diangkat

dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam menulis teks Report.

Pada dasarnya, teks ini merupakan jenis teks ilmiah sehingga untuk menyusunnya

diperlukan fakta-fakta tentang topik yang diangkat sebagai bahan tulisan yang selanjutnya

dikembangkan menjadi sebuah wacana. Selama pemberian tugas menulis teks report ini,
peneliti mengumpulkan beberapa informasi berupa masalah yang ditemui oleh peseta didik

diantaranya sulitnya mereka menemukan pokok pikiran yang akan menjadi bahan tulisan.

Jika telah ada, mereka masih saja sulit menemukan ide pendukung yang dapat dijadikan

detail tulisan. Selain itu, hambatan dalam penguasaan bahasa inggris mereka sehingga

terbentur pada penguasaan kosakata dan penggunaan grammar atau tata bahasa yang baik dan

benar.

Menilik dari masalah diatas, hal tersebut akan mengarah pada unsur teknis dalam

mengelola pembelajaran dalam kelas, termasuk pemilihan pendekatan, strategi, metode serta

teknik yang akan diterapkan dalam sebuah rancangan pembelajaran. Selain itu, pemilihan

media belajar turut pula menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam

sebuah desain pembelajaran. Untuk menyikapi permasalahan yang ditemui dalam

pembelajaran writing khususnya pada materi teks report, penelitian tindakan kelas kali ini

memilih penggunaan teknik guiding Questions sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengatasi permasalahan siswadalam menyusun teks.

Questioning skill atau keterampilan bertanya merupakan salah satu aspek penting

dalam desain pembelajaran di kelas. Menurut Trianto (2007, p.105) terdapat beberapa

komponen utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual antara lain Konstruktivisme,

Bertanya, Inkuiri, Komunitas Belajar, Modeling, Refleksi dan Penilaian Autentik. Dalam hal

ini, Questioning adalah keterampilan untuk menggali, memotivasi, dan merangsang rasa

ingin tau siswaterhadap suatu hal. Terkait dengan kesulitan siswadalam menulis, penggunaan

teknik Guiding Questions adalah tepat dalam menyikapi permasalahan mereka dalam

menemukan ide tulisan. Dengan pertanyaan-pertanyaan pengantar yang diberikan sebagai

clues, siswadapat menggunakannya sebagai panduan dalam menyelaraskan ide tulisan

sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dan mempermudah dalam melatih

keterampilan menulis dalam pembelajaran.


Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka peneliti mengangkat sebuah Penelitian

berbentuk Tindakan Kelas (class action) dengan memformulasikan judul penelitian sebagai

berikut “Penerapan Teknik Guiding Questions Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 -

2021”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemikiran diatas maka peneliti mengidentifikasi bahwa terdapat

masalah dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menulis teks report

2. Tidak optimalnya penggunaan media pengajaran

3. Metode pembelajaran dan strategi pengajaran yang digunakan belum tepat

4. Sebagian besar siswa lebih senang dan mudah dalam belajar menulis teks jika

dibantu dengan beberapa kata kunci atau kata bantu

5. Dimasa pandemic covid 19, sangat sulit untuk menuntun siswa bisa melatih

ketrampilan menulis jika tidak menggunakan teknik yang tepat

C. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahannya adalah

bagaimana cara penerapan teknik guiding question untuk meningkatkan kemampuan menulis

teks report dan apakah kemampuan menulis teks report dapat ditingkatkan dengan teknik

guiding question, khususnya pada siswa kelas IX.8, MTs Negeri I Kota Gorontalo, Tahun

Ajaran 2020 - 2021

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah memperoleh

gambaran tentang peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks report dengan

menggunakan teknik guiding questions


E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya dharapkan dapat memberikan kontribusi positif

terhadap kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris. Dengan

adanya penelitian tentang penggunaan teknik pembelajaran guiding questions, guru

diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk

keterampilan menulis tetapi juga pada keterampilan bahasa lainnya. Selanjutnya untuk para

siswa diharapkan dapat menemukan manfaat karena penerapan pendekatan ini merupakan

salah satu cara untuk mempermudah mereka belajar sehinnga nanti output siswa akan lebih

berkualitas.

Lebih luas lagi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi untuk

peneliti-peneliti selanjutnya sehingga dapat menerapkan teknik ini pada bidang studi lainnya

ataupun sebagai referensi untuk mencari teknik-teknik pembelajaran lain yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran.

F. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti akan menggunakan Guiding

questions sebagai media pembelajaran. Dengan teknik ini siswa diharapkan akan mampu

menyusun sebuah teks report yang berisi panduan berupa pertanyaan-pertanyaan tentang

suatu topik yang dapat digunakan sebagai “guide” mereka untuk menulis.Untuk itu maka

penulis membuatkan indikator keberhasilan berdasarkan kegiatan guru dan kegiatan siswa

sebagai pedoman dalam mnelaksanakan tindakan nanti

Tabel 1
Kemampuan Menulis dengan Penerapan Teknik Guiding Question

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan hasil


1 Guru menjelaskan fungsi Melakukan Tanya
social, unsure jawab terkait materi
kebahasaan dan structure
teks report
2 Guru memberikan Menjawab soal yang
evaluasi awal kepada diberikan
siswa terkait materi
3 Guru memberikan Membuat teks report
instrument penelitian berdasarkan guiding
yang berisi beberapa question yang
pertanyaan terkait teks diberikan
4 Guru mengumpulkan dan Membahas kesalahan
melakukan analisa terhadap teks yang
terhadap jawaban siswa telah dibuat

BAB II
KAJIAN KONSEPTUAL DAN TINDAKAN

A. Kajian Konseptual

1. Keterampilan Menulis

Menulis (writing) merupakan satu dari empat bagian keterampilan berbahasa selain

Menyimak (listening), berbicara (speaking), dan membaca (reading).Menulis adalah kegiatan

menyusun kalimat demi kalimat secara koherens sehingga menciptakan sebuah pararagraf

yang padu. Menurut Tarigan (1986, p.21) “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang,

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut jika mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik itu.” Secara serderhana, pendapat tersebut menjelaskan bahwa

menulis adalah representasi bahasa dalam menyampaikan sebuah makna dalam bentuk

simbol dan tanda tertentu. Lebih luas lagi dapat di jelaskan sebagai kegiatan

mengkomunikasikan pesan dan pengetahuan dalam bentuk tulisan yang dirangkai secara apik

sehingga dapat diterima oleh pembaca.

Pada dasarnya menciptakan sebuah tulisan bukanlah merupakan hal yang terlampau

sulit, namun pula tidak dapat dikatakan hal yang sederhana. Mengapa? Dalam menulis, kita

dituntut untuk menuangkan ide dengan merujuk pada aturan penulisan sehingga membuat

orang terutama siswacenderung enggan untuk menulis. Padahal Gebhard dan Dawn

Rodrigues (1989:1) menjabarkan bahwa menulis merupakan hal terpenting yang dilakukan di

sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan

baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

mencari solusi dalam menyikapi kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran writing dengan

berinovasi menggunakan teknik atau metode serta media yang dapat menunjang

pembelajaran tersebut.
2. Komponen dalam Kegiatan Menulis

Meski tujuan utama dalam menulis adalah mengeksplore ide dalam bentuk tulisan,

tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan menulis terikat dengan aturan-aturan berbahasa,

contohnya dalam pembelajaran writing diperlukan kemampuan memahami penggunaan tata

bahasa atau dikenal dengan grammar. Komponen tersebut diperlukan agar tulisan yang

dihasilkan tersusun baik, ditinjau dari segi rethorical dan grammaticalnya.

Sesuai berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teori tentang menulis pun kian

berkembang. Namun para pembelajar writing masih merujuk pada teori aspek menulis yang

diangkat oleh Heaton. Menurut Heaton (1975, p.138) proses menulis tersusun dari 5

komponen utama yakni tata bahasa (grammar), kosa kata (vocabulary), mekanik

(mechanics), bentuk penulisan (form), dan gaya penulisan (style). Komponen tersebut dapat

pula dijadikan oleh guru sebagai panduan dalam menilai hasil tulisan peserta didik.

a). Tata Bahasa (grammar); berhubungan dengan struktur kebahasaan dan pola sintaksis

kalimat. Khususnya untuk membuat sebuah tulisan ilmiah seperti artikel/jurnal,

ketepatan penggunaan tata bahasa dan koherensi kalimat perlu diperhatikan oleh

penulis.

b). Kosa Kata (vocabulary); unsur utama dan esensial dalam kegiatan menulis. Kosa kata

menjadi fondasi dasar terbentuknya sebuah tulisan. Salah satu alasan mengapa siswa

kesulitan dalam menulis yaitu kurangnya kosa kata yang mereka kuasai. Terutama

dalam untuk pada writing, tentu saja kesulitan terjadi karena penguasaan kosa kata

bahasa Inggrisnya yang terbatas terlebih jika harus dituntut untuk menulis sesuai tata

bahasa.

c). Unsur mekanik (mechanics); hal yang ada hubungannya dengan penggunaan simbol

serta tanda baca. Dalam pelajaran bahasa, baik itu bahasa Indonesia maupun bahasa

Inggris penggunaan tanda baca yang benar dalam menulis adalah aspek yang patut
diperhatikan. Meskipun tidak banyak berpengaruh pada penyampaian ide, namun

penggunaan tanda baca yang salah bisa saja merubah makna kalimat.

d). Bentuk Tulisan (form); hal ini merujuk pada cara penulis mengatur isi tulisan berupa

koherensi antar kalimat maupun paragraf sehingga pembaca dapat dengan mudah

memahami maksud dari sang penulis.

e). Gaya Penulisan (style); pemilihan struktur dan unsru-unsur leksikal yang memberikan

‘tone’ dan ‘rasa’ pada suatu bacaan, hal ini termasuk pada penggunaan pilihan kata

atau diksi untuk memperindah hasil tulisan

3. Teks Report

Report text kerap kali disamakan dengan descriptive text karena kedua teks tersebut

sama-sama menginformasikan/mendeskripsikan suatu hal. Namun, sebenarnya  report

text  berbeda dengan descriptive text. Jika kita membandingkannya dengan

seksama, report text menjelaskan sesuatu secara  general  atau umum

sedangkan descriptive text menjelaskan sesuatu secara spesifik atau khusus. Report

text juga biasanya bersifat ilmiah. 

a). Definisi dan fungsi report text.

Report text adalah suatu jenis teks yang mengupas suatu hasil pengamatan,

penelitian, observasi, atau studi tentang benda, binatang, orang, atau suatu tempat.

Adapaun fungsi atau tujuan dari report text itu sendiri adalah untuk menggambarkan

objek apa adanya.

b). Struktur teks (generic structure).

Report text pada umumnya memiliki struktur teks sebagai berikut:

 General calssification: berisi pernyataan umum yang menerangkan objek

laporan, keterangan, dan klasifikasinya. Contohnya, sharks are predators in the

oceans.
 Description: berisi informasi atau gambaran dari objek yang dijabarkan

secara ilmiah.  

c). Unsur kebahasaan.

 Report text biasanya memiliki unsur kebahasaan sebagai berikut:

 General noun: kata yang merujuk pada sesuatu secara umum. Contohnya,  lions

are wild. Dalam kalimat tersebut, singa yang dimaksud merupakan singa mana

saja secara umum, tidak spesifik pada satu ekor singa tertentu.

 Verbs : menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan objek, dan

atau mengisyaratkan kepemilikan. Contohnya, birds have

wings (menggambarkan kepemilikan) atau an elephant is a big

animal (menggambarkan keadaan).

 Simple present tense: untuk menyatakan suatu kebenaran atau fakta ilmiah.

Contohnya, a baby of the blue whale generally weighs more than 500 kilograms.

B. Kajian Tindakan/Operasional

1. Teknik Guiding Questions dalam Pembelajaran Writing

Terdapat berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

bahasa Inggris termasuk pembelajaran writing. Salah satu teknik sederhana yang dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran writing di sekolah adalah guiding questions. Teknik ini

berkonsep memberikan siswapanduan berupa pertanyaan-pertanyaan tentang suatu topik yang

dapat digunakan sebagai “guide” mereka untuk menulis.

Dalam proses menulis, ide adalah bagian terpenting. Betapa tidak, seseorang tidak

akan dapat memulai tulisannya jika belum menemukan ide yang akan dikembangkannya

menjadi sebuah tulisan. Menurut Leki (1998, p.20) agar menulis menjad aktivitas yang
mudah, maka diperlukan pengaplikasian sebuah teknik yang bertujuan membantu

menemukan ide diantaranya free writing, listing, WH-Questions, clustering dan looping.

Traver (1988, p.1) mengemukakan bahwa guiding questions adalah cara mengarahkan

cara berpikir untuk mencapai suatu pemahaman. Hal ini berarti bahwa teknik ini dipercaya

dapat membantu siswamenemukan ide tulisan, dan mempermudah mereka menyusunya

dengan benar. Sementara itu Mayers (2005, p.2) berpendapat bahwa memberikan pertanyaan

dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan ide pada proses menulis. Dengan kata

lain menjadi alat bantu siswamengumpulkan informasi dalam menyusun sebuah essay.

Menurut Travver (1998, p.2) terdapat beberapa karakteristik pertanyaan yang dapat

digunakan dalam teknik guiding questions diantaranya:

a). Open-ended (pertanyaan terbuka) namun tetap fokus pada topik tertentu. Hal ini

memungkinkan siswauntuk dapat mengekspor informasi labih banyak tanpa terbatasi oleh

konsep pertanyaan.

b). Non-judgemental questions atau pertanyaan yang tidak menghakimi sehingga tidak

membatasi kreatifitas peserta didik. Pertanyaan yang diberikan harus dapat mengarahkan

mereka mengatur ide dalam proses menulis.

c). Pertanyaan yang diberikan haruslah pertanyaan berkualitas sehingga mendorong

siswauntuk menemukan penjelasannya.

d). Terakhir, pertanyaan yang diberikan haruslah ringkas dan jelas serta tidak

mengandung unsur ambigu yang membuat siswabingung dan sulit meninterpretasikan isi

pertanyaan tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih menggunakan teknik guiding

questions ini untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran writing. Adapun langkah-langkah

penerapan teknik ini adalah sebagai berikut:


 Peneliti/guru memilih sebuah topik yang menjadi judul teks. Topik yang diambil

haruslah issue atau fenomena yang ‘akrab’dan sering dibaca/dilihat/didengar oleh

peserta didik. Jadi mereka lebih mudah mengumpulkan informasinya.

 Selanjutnya, peneliti/guru membuat beberapa pertanyaan terkait dengan topik.

Pertanyaan tersebut berupa jenis pertanyaan WH-Questions karena jenis pertanyaan

ini digunakan untuk menggali informasi tentang suatu hal. Banyaknya pertanyaan

disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

 Kemudian, siswadiminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika

diperlukan, mereka dapat mencari informasi sebagai bahan tulisan dari buku, koran,

ataupun inetrnet dengan catatan hanya mencari sumber informasi dan bukan menyalin

essay yang telah ada.

 Setelah semua pertanyaan terjawab, maka siswadapat menyusun jawaban-jawaban

tersebut kedalam sebuah bentuk teks dengan memperhatikan kesinambungan tiap

paragraf. Karenanya dibutuhkan penambahan conjunction/kata penghubung agar

jalinan per paragraf lebih padu. Selain itu, siswadapat menambahkan beberapa

informasi yang tidak diminta dalam pertanyaan, jika diperlukan

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka diatas , maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “

jika dalam menerapkan teknik guiding questions maka kemampuan menulis teks report siswa

kelas 9.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun ajaran 2020 – 2021 akan meningkat dan teknik

guiding question bisa diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks report”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Supardi (2009, p. 104) menggambarkan

PTK sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan

spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode, kerja, proses, isi,

kompetensi dan situasi. PTK terkait dengan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh para

guru. Sehingganya akar masalah dalam penelitian ini muncul dan dirasakan langsung oleh

guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, PTK berperan dalam upaya memperbaiki proses

belajar mengajar

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara daring di Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo

T.P. 2020 - 2021. Alasan utama peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena

merupakan tempat peneliti menjalankan tugas sebagai guru, sehingganya telah mengenal

situasi dan lingkungan tempat penelitian dan yang terpenting peneliti telah memahami

karakter serta kemampuan masing-masing peserta didik. Hal ini yang mendorong peneliti

melakukan sebuah penelitian, karena dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari peneliti

menemukan berbagai masalah terkalit kemampuan siswamenguasai materi bahasa Inggris.

Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dibuat dengan mengambil salah satu

sampel masalah yang ditemui untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan dicarikan solusinya

B. Prosedur Penelitian

Dalam buku 4 Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru edisi revisi 2019,

menegaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan minimal 2 (dua) siklus, satu

siklus minimal dua kali pertemuan. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus

pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah.
Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap
kegiatan, yaitu:
1. Tahap persiapan

Sebelum pelaksanaan penelitian, perlu dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

guna menunjang terlaksananya penelitian ini dengan baik. Terkait dengan hal tersebut,

peneliti mempersiapkan beberapa hal diantaranya:

1. Memintakan kesediaan kepala Madrasah untuk dapat memberikan izin pelaksanaan

penelitian

2. Menetapkan persiapan dan mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait

yang dapat membantu pelaksanaan penelitian.

3. Membuat persiapan mengajar/ perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), worksheet/LKS, siswadan buku-buku penunjang.

4. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian


5. Menyusun rancangan penilaian berupa intrumen dan rubrik penilaian keterampilan

menulis (writing rubric).

Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru harus melaksanakan kegiatan

awal pada pelaksanaan tindakan di kelas. Kegiatan dalam tahap ini adalah masalah harus

jelas, mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut, serta menyusun instrumen observasi.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus disesuaikan dengan hasil yang

diperoleh di tiap-tiap siklus, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a). Siklus I Pertemuan I

Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan/2 x 30 menit pembelajaran dengan

langkah-langkah sesuai dengan yang telah dirancang pada RPP dengan materi writing

report Text (menulis teks report). Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran

diuraikan sebagai berikut:

 Apersepsi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator yang akan dicapai

 Menjelaskan materi teks report dan membahas secara singkat salah satu contoh

dengan menjelaskan bagian-bagian struktur teks.

 Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat contoh sederhana teks report

dengan topik yang telah ditentukan.

b). Siklus I Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan dengan langkah-langkah sesuai dengan yang telah

dirancang pada RPP dengan materi writing report Text (menulis teks report). Adapun

urutan langkah-langkah pembelajaran diuraikan sebagai berikut:


 Apersepsi

 Menerapkan teknik Guiding Question yang dikemas dalam worksheets / LKS

yang berisi beberapa pertanyaan yang akan membantu siswa mengembangkan ide

tulisan.

 Membantu siswa yang menemukan kesulitan selama proses pengerjaan LKS

berlangsung.

 Memantau pelaksanaan penelitian

 Mengadakan refleksi terhadap hasil pemantauan dan hasil pekerjaan peserta didik.

 Menutup pembelajaran dengan mengulang kembali teori sebagai bahan review.

c). Siklus 2 Pertemuan I

Berdasarkan hasil refleksi apabila terdapat beberapa aspek yang tidak tercapai pada

siklus 1 maka dilanjutkan pada siklus 2. Siklus ke 2 ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

yang materinya tetap menulis teks report namun dengan topik yang berbeda. Tujuan

pelaksanaan siklus kedua ini adalah peneliti berupaya memaksimalkan pengaplikasian teknik

guiding questions dalam bentuk LKS untuk lebih melatih keterampilan menulis peserta didik.

Dan untuk pertemuan kedua difokuskan pada pembahasan kesalahan siswa pada saat

membuat sebuah teks report

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Tahap ini berupa pelaksanaan proses observasi terhadap pelaksanaan penelitian dengan

menggunakan lembar obsevasi yang telah dibuat dan melakukan evaluasi hasil belajar siswa

setelah dilakukan tindakan

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dengan memperhatikan data yang

diperoleh di lapangan, dalam hal ini pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru serta hasil
belajar siswa. Pada refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah tindakan yang

dilaksanakan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

Adapun skema pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat di gambarkan pada bagan

di bawah ini:

5. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber

diantaranya nara sumber yaitu guru dan siswakelas IX.8 dan sumber, lembar kerja siswa

(LKS) dan hasilp pengamatan pelaksanaaan pembelajaran.

b. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa hasil observasi dan data kuantitatif

yaitu hasil kerja peserta didik. Perlunya penggunaan lebih dari satu teknik pengumpulan data

untuk menghasilkan data valid yang dapat dilihat dari semua aspek. Teknik-teknik tersebut

diantaranya:

a. Observasi; dilakukan oleh guru ( peneliti ) selama proses pembelajaran berlangsung

dengan dibantu teman sejawat.

b. Tes; berupa lembar kerja siswa (LKS) sebagai instrumen utama dalam menilai

kemampuan siswadalam menulis yang diberikan dalam bentuk google form.

c. Kisi Kisi Instrumen: untuk insturmen yang digunakan pada saat penelitian

menggunakan kisi kisi sebagai berikut:

No Aspek Dalam Menulis Indikator Intrumen

1 Tata Bahasa (grammar); tulisan memiliki


berhubungan dengan struktur struktur yang tepat,
kebahasaan dan pola sintaksis pilihan kata tepat,
kalimat. Khususnya untuk kalimat terpadu dan
membuat sebuah tulisan ilmiah runtut, penggunaan
seperti artikel/jurnal, ketepatan tata bahasa tepat, rapi
penggunaan tata bahasa dan dan terbaca
koherensi kalimat perlu
diperhatikan oleh penulis.
2 Kosa Kata (vocabulary); unsur Struktur tulisan,
utama dan esensial dalam kegiatan pilihan kata
menulis. Kosa kata menjadi fondasi berkembang, kalimat
dasar terbentuknya sebuah tulisan. terpadu dan runtut,
Salah satu alasan mengapa siswa penggunaan tata
kesulitan dalam menulis yaitu bahasa berkembang,
kurangnya kosa kata yang mereka rapi dan terbaca
kuasai. Terutama dalam untuk pada
writing, tentu saja kesulitan terjadi
karena penguasaan kosa kata
bahasa Inggrisnya yang terbatas
terlebih jika harus dituntut untuk
menulis sesuai tata bahasa
3 Unsur mekanik (mechanics); hal Struktur tulisan,
yang ada hubungannya dengan pilihan kata mulai
penggunaan simbol serta tanda berkembang, kalimat
baca. Dalam pelajaran bahasa, baik mulai terpadu dan
itu bahasa Indonesia maupun runtut, penggunaan
bahasa Inggris penggunaan tanda tata bahasa mulai
baca yang benar dalam menulis berkembang, rapi dan
adalah aspek yang patut mulai terbaca
diperhatikan. Meskipun tidak
banyak berpengaruh pada
penyampaian ide, namun
penggunaan tanda baca yang salah
bisa saja merubah makna kalimat
4 Bentuk Tulisan (form); hal ini Membaca script, kosa
merujuk pada cara penulis kata, Struktur tulisan,
mengatur isi tulisan berupa pilihan kata, kalimat
koherensi antar kalimat maupun dan penggunaan tata
paragraf sehingga pembaca dapat bahasa terbatas.
dengan mudah memahami maksud
dari sang penulis
5 Gaya Penulisan (style); pemilihan
struktur dan unsru-unsur leksikal
yang memberikan ‘tone’ dan ‘rasa’
pada suatu bacaan, hal ini termasuk
pada penggunaan pilihan kata atau
diksi untuk memperindah hasil
tulisan
d. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data penelitian dirampungkan, maka peneliti mulai merancang

teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengolah data tersebut dan dijabarkan

sebagai suatu bentuk hasil penelitian. Data yang dianalisis meliputi data

observasi/pengamatan, hasil wawancara dan hasil tes belajar peserta didik.

Untuk penilaian observasi baik yang dilakukan oleh guru pengamat kepada peneliti

maupun observasi peneliti kepada siswadianalisis menggunakan presentase sesuai hasil

pengamatan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung baik dari siklus I dan

siklus II.

Selanjutnya, kriteria penilaian yang digunakan untuk menyimpulkan hasil observasi

menggunakan teknik Penafsiran Acuan Patokan (PAP) sebagaimana yang dikemukan Suyoto

(1997 : 9 – 21) sebagai berikut :

Tabel Penafsiran Acuan Patokan (PAP)

Presentase Penafsiran
90% - 100% Sangat baik
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
55% - 64% Kurang
Kurang dari 55% Kurang sekali

Sedangkan untuk penilaian tes hasil belajar siswadalam writing teks report

menggunakan rubrik penilaian khusus menulis/writing scoring rubric (Heaton, 1990)

sebagai berikut :
Table 1.
Rubric of scoring students’ ability in writing
The indicators
Score Criteria
of writing
30 – 27 EXCELLENT TO VERY GOOD : knowledgeable –
substantive – etc.
26 – 22 GOOD TO AVERAGE : some knowledge of subject –
adequate range –etc.
Content
21 – 17 FAIR TO POOR: limited knowledge of subject – little
substance – etc.
16 – 13 VERY POOR: does not how knowledge of subject – non
substantive – etc.
20 – 18 EXCELLENT TO VERY GOOD: fluent expression – ideas
clearly stated – etc.
17 – 14 GOOD TO AVERAGE : somewhat choppy – loosely
organized but main ideas stands out –etc.
Organization
13 – 10 FAIR TO POOR: non fluent – ideas confused or
disconnected – etc.
9 –7 VERY POOR: does not communicate – no organization –
etc.
20 – 18 EXCELLENT TO VERY GOOD: sophisticated range –
effective word/idiom choice and usage –etc.
17 – 14 GOOD TO AVERAGE: adequate range –occasional
errors of word/idiom form, choice, usage but meaning is
Vocabulary 13 – 10 obscured.
FAIR TO POOR: limited range – frequent errors of
9–7 word/idiom form, choice usage –etc.
VERY POOR: essentially translation –little knowledge of
English vocabulary.
25 – 22 EXCELLENT TO VERY GOOD: effective complex
construction –etc.
21 - 19 GOOD TO AVERAGE: effective but simple constructions
17 – 11 –etc.
Language Use
FAIR TO POOR: major problems in simple/complex
10 - 5 constructions –etc.
VERY POOR: virtually no mastery of sentence
constructions rules –etc.
5 EXCELLENT TO VERY GOOD: demonstrate mastery of
conventions –etc.
4 GOOD TO AVERAGE: occasional errors of spelling,
punctuation –etc.
Mechanics 3 FAIR TO POOR: frequent errors of spelling punctuation
2 –etc.
VERY POOR: no mastery of conventions –dominate by
errors of spelling, punctuation, capitalization,
paragraphing, -etc.

(Heaton, 1990)
Rubrik penilaian diatas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan masing-

masing siswayang ditinjau dari setiap aspek menulis. Untuk selanjutnya, hasil akhir di dapat

melalui akumulasi semua skor yang diperoleh di tiap-tiap aspek.Selanjutnya, skor akumulasi

tersebut dipresentasekan untuk melihat ketercapaian siswaterhadap materi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk menentukan keberhasilan siswa secara individual, peneliti menetapkan

kriteria ketuntasan minimum yang digunakan pada kelas IX yaitu 75 sebagai kriteria

penilaian pada penelitian ini. Dengan kata lain, penerapan teknik pada penelitian ini

dikatakan berhasil jika hasil siswa ≥ 75%.


B A B IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Materi yang disajikan pada penelitian tindakan kelas ini adalah report Text yang

merupakan bagian dari bahan ajar semester genap untuk kelas IX. Alasan peneliti memilih

materi ini karena dari segi kompleksitas, dibandingkan dengan genre lainnya, teks report

dapat dikategorikan teks ilmiah sehingga tergolong sulit dipahami peserta didik. Hal ini

terbukti berdasarkan pengalaman peneliti mengajarkan genre ini, apalagi jika dihadapkan

dengan indikator menulis teks, hasil yang diperoleh tidak maksimal. Oleh karena itu, peneliti

yang juga sebagai guru pengajar berusaha menemukan solusi dengan cara penerapan sebuah

teknik/metode tertentu yang sekiranya dapat membantu siswauntuk menulis teks. Guiding

Qustions diyakini sebagai salah satu solusi masalah siswadalam writing, tidak hanya pada

teks report tetapi juga untuk genre yang lain.

Penerapan teknik guiding questions terhadap siswakelas IX.8 MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo dibagi dalam dua siklus. Setiap siklusnya dirancang dan berjalan sesuai prosedur

pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

terlampir). Siklus ke-2 dilaksanakan karena hasil belajar pada siklus satu dirasa belum

maksimal, sehingga dilanjutkan dengan siklus ke-2 masih dengan teknik dan materi teks

report namun dengan topik yang berbeda. Detail proses dan hasil setiap siklusnya dijelaskan

pada bagian selanjutnya.

1. Penelitian pada Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada jumat tanggal 26 februari 2021, Siklus I ini dilakukan dalam

2 kali pertemuan secara daring (virtual meeting) yaitu pertemuan I dengan agenda membahas

materi teks report beserta contohnya serta pertemuan selanjutnya siswa diminta menulis

sebuah report text dengan teknik guiding questions yang disediakan di lembar kerja siswa
(LKS) dengan menggunakan google form. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus

I secara rincian sebagai berikut:

a). Perencanaan penelitian siklus 1

Pada tahap awal yaitu merencanakan penelitian, peneliti yang juga merupakan

pengampu mata pelajaran pada kelas sampel pastinya telah memiliki gambaran awal

kemampuan masing-masing individu melalui hasil pembelajaran sehari-harinya. Dengan

demikian, dipilih materi teks report karena berdasarkan analisis indeks ketuntasan pada

materi ini paling rendah. Sehingga ketika sampai pada indikator pembelajaran dimana

siswadiharapkan mampu menulis teks report, diterapkanlah teknik ini untuk mempermudah

mereka menulis teks.

Perencanaan dimulai dari menyiapkan administrasi pembelajaran meliputi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, dan instrumen serta rubrik penilaian.

Selain itu disiapkan pula format observasi kegiatan peneliti/guru dan observasi keaktifan

siswaselama proses penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan agar diakhir penelitian, peneliti

tidak hanya mendapatkan hasil tes belajar tetapi juga penilaian berupa pengaruh penerapan

teknik ini terhadap perilaku belajar serta hasil observasi sebagai refleksi diri untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemui kedepannya.

b). Pelaksanaan penelitian pada siklus 1

Seperti disebutkan sebelumya bahwa siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu

pada hari jumat tanggal 26 februari dan hari senin tanggal 1 maret 2021. Setiap pertemuannya

ditempuh dengan alokasi waktu 2x45 menit setara dengan waktu pembelajaran yang

diberlakukan sehari-harinya berdasarkan jadwal.

Pada pertemuan I ini pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 secara virtual (zoom

meeting). Link zoom sudah dibagi 20 menit sebelum pembelajaran dimulai dengan

pemberitahuan pertemuan virtual disampaikan di malam sebelumnya melalui wa group.


Aktivitas siswa pada pertemuan ini, selama 15 menit awal, siswa bergabung dengan

link yang sudah dibagikan, kemudian tepat pukul 08.10 pembelajaran dimulai, diawali

dengan doa bersama, dan mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa untuk selalu

mengaktifkan video. Setelah itu guru menyampaikan apersepsi terkait materi dengan

memberikan pertanyaan pertanyaan stimulus untuk merangsang pemikiran siswa ke materi

Dalam pembelajaran ini, siswa mengikuti pembelajaran secara aktif melalui zoom

meeting. Guru menjelaskan terkait teks report terutama terkait dengan generic structure report

teks dan memberikan contoh report teks. Selama pembelajaran sebagian kecil siswa ada yang

bertanya terkait dengan teks yang diberikan, tapi sebagian besar siswa belum memberikan

tanggapan terkait materi.

1). Pertemuan pertama ( 26 Februari 2021)

Alasan peneliti memutuskan siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan karena siswa

kelas 9 akan mengikuti kegiatan ujian akhir tahun dan ujian madrasah, serta dalam

pembelajaran genre/teks tidak serta merta dilakukan dengan membagikan LKS, tetapi perlu

diberikan review/penjelasan apa itu teks report, struktur/bagian-baian teksnya dan bahasa

yang digunakan serta dilengkapi dengan membahas salah satu contoh teks. Sedangkan

pertemuan berikutnya adalah waktu dimana siswamempraktekkan membuat sebuah teks

report melalui teknik guiding questions sesuai topik yang telah ditentukan. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama terdiri dari:

 Kegiatan awal

Pembelajaran dimuai dengan serangkaian kegiatan apersepsi seperti berdoa sebelum

memulai pembelajaran, mengecek kehadiran dan kesiapan siswauntuk belajar, dan

mengkondisikan kelas. Selanjutnya disampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Sebelum masuk kepada materi, peneliti/guru


melakukan tanya jawab tentang macam-macam jenis teks dan cirinya masing-masing. Setelah

dirasa siswatelah termotivasi dan siap belajar, dilanjutkan pada kegiatan berikutnya.

 Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, peneliti/guru menjelaskan materi teks report yang terdiri dari

defenisi, tujuan komunikatif, struktur teks, unsur kebahasaan dan diakhiri membahas satu

contoh teks report. Dengan menjelaskan contoh teks per strukturnya, sedikit banyaknya dapat

membantu siswamemperoleh gambaran susunan teks yang baik itu seperti apa sehingga

nantinya teks yang mereka hasilkan akan sesuai dengan struktur kronologis teks yang telah

ditetapkan. Pada pertemuan ini, siswatidak diberikan LKS, hanya diminta menentukan

bagian-bagian mana yang termasuk general structure dari teks report. Hal ini dilakukan

sebagai refleksi apakah penjelasan sebelumnya telah dipahami dengan baik.

 Kegiatan penutup

Pada kegiatan akhir, peserta didik, secara acak, diminta untuk menyimpulkan materi

pembelajaran hari ini, serta mempersilahkan mereka untuk bertanya jika ada yang belum

dipahami. Serta mengingatkan siswauntuk dapat kembali hadir pada pertemuan berikut.

2). Pertemuan Kedua (1 maret 2021)

Penerapan teknik guiding questions dilakukan peneliti pada pertemuan kedua.

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua ini pun sesuai dengan RPP yang telah

dirancang oleh peneliti. Adapun proses pembelajaran pada pertemuan kedua dijabarkan

sebagai berikut:

 Kegiatan awal

Seperti lazimnya pembelajaran daring, diawali dengan apersepsi yakni berdoa

sebelum memulai pembelajaran, mengkondisikan kelas dan peserta didik, mengecek

kehadiran, meminta siswa mengaktifkan videonya, menyampaikan tujuan pembelajaran dan


memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya yaitu materi

report text.

 Kegiatan inti

Karena tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah siswadapat menulis teks report

menggunakan teknik guiding questions, maka kegiatan inti dimulai dengan membagikan LKS

dengan pertunjuk agar siswadapat menulis teks dengan topik “Penguin”.

Didalam lembaran LKS terdapat beberapa pertanyaan yang akan menjadi petunjuk

terhadap apa yang mereka akan tulis nanti. Sebelum menulis, siswadipersilahkan mencari dan

membaca informasi sebanyak-banyaknya selama 10 menit segala hal tentang “Penguin”..

Kegiatan selanjutnya adalah menulis teks report dengan bantuan pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan. Setiap jawaban dari pertanyaan tersebut dapat menjadi ide utama

yang selanjutnya dikembangkan sendiri oleh peserta didik. Waktu yang diberikan adalah 30

menit, dan ketika waktu habis (link form ditutup), LKS harus diserahkan/ dikirim kepada

peneliti/guru.

 Kegiatan penutup

Kegiatan penutup lebih ke sharing tanggapan siswamengenai penggunaan guiding

questions dan tanya jawab seputar kesulitan-kesulitan yang mereka temui selama proses

menulis teks berlangsung.

c). Hasil penilaian tes belajar peserta didik

Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa hasil penelitian ini berupa

produk yaitu teks report oleh tiap-tiap peserta didik. Dalam hal ini, hasil tersebut selanjutnya

dinilai oleh peneliti berdasarkan skoring rubrik disetiap aspek menulis. Akumulasi dari skor

yang diperoleh di masing-masing aspek kemudian dipresentasikan untuk melihat kategori

kemampuan setiap peserta didik. Sedangkan untuk menetapkan ketuntasan peserta didik,
peneliti menggunakan kriteria ketuntasan minimum yang telah digunakan oleh satuan

pendidikan (analisis hasil tes writing terlampir).

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh data kemampuan writing siswapada siklus 1

berdasarkan Penafsiran Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut:

Tabel 2.
Hasil Tes Writing Teks Report pada Siklus I

Hasil Penilaian
No Jumlah Peserta Didik Kategori
(%)
1 90 - 100 5 orang Sangat baik
2 80 - 89 6 orang Baik
3 65 - 79 18 orang Cukup
4 55 - 64 4 orang Kurang
5 10 - 55 0 orang Kurang sekali

Diagram 1.

Pada tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas siswaberada pada level cukup yakni

sebanyak 54,5 % dari total keseluruhan jumlah. Sedangkan yang berada pada tingkat

sangat baik dan baik masing-masing 1,51% dan 1,81 %. Sementara yang mendapat

predikat ‘Kurang’ yakni sebanyak 1,21 %


d). Hasil Observasi Kegiatan Guru (peneliti) dan Keaktifan Peserta didik

Seperti diketahui bahwa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas perlu

keterlibatan seorang guru mitra yang berfungsi sebagai pengamat selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam hal ini, guru mitra tidak hanya mengamati tetapi sekaligus memberikan

penilaian melalui instrumen observasi yang telah disediakan.

Instrumen observasi ini berisi aspek-aspek kegiatan yang seharusnya berlangsung.

Guru mitra akan memberikan penilaian Sangat Baik, Baik, Cukup dan Kurang sesuai apa

yang ia amati di kelas (Format observasi beserta deskripsinya terlampir). Hal ini pula

berlaku untuk peserta didik. Guru mitra juga memiliki instrumen observasi keaktivan

siswaselama pembelajaran.

Berdasarkan analisis tabel observasi kegiatan guru, ditemukan bahwa untuk kriteria

“Sangat Baik” diperoleh guru untuk 5 aspek, “Baik” terdapat pada 7 aspek, “Cukup”

diperoleh 3 aspek sedangkan tidak terlihat aspek yang mendapat nilai “Kurang”. Untuk

lembar observasi keaktivan peserta didik, mempunyai format yang sama dengan bentuk

instrumen guru. Dari hasil observasi diperoleh; kriteria sangat baik belum terlihat dikelas,

sebanyak 6 aspek pada kriteria baik, 4 aspek diberi nilai cukup dan kriteria kurang tidak

tampak pada siklus ini.

e). Refleksi Siklus I

Guru ( peneliti ) beserta guru mitra mengadakan evaluasi dan refleksi dari seluruh

rangkaian kegiatan dalam siklus I yakni perencanaan, pelaksanaan dan observasi.

Diadakannya refleksi ini diharapkan dapat menemukan kekurangan –kekurangan selama

proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Untuk hasil tes belajar, dalam hal ini nilai yang diperoleh dari hasil tulisan

siswaseperti paparan pada penjelasan sebelumnya bahwa mayoritas siswa(18 orang)


memperoleh kategori cukup yakni pada rentang nilai 65 – 79 (54,5%). Jika dilihat pada tabel

analisis writing (terlampir), sebanyak 11 orang (33,3%) yang memperoleh akumulasi nilai

diatas 79 atau pada kategori tuntas. Sementara sisanya sebanyak 1,21 % masih belum

mencapai standar ketuntasan. Sedangkan untuk mengetahui kriteria hasil nilai peserta didik

secara keseluruhan, maka terlihat dari peserta didik sejumlah 27 orang, skor kumulatif yang

diperoleh adalah 74% atau dikategorikan Cukup. Oleh karena itu, penulis melaksanakan

siklus ke 2 dilakukan agar jumlah siswayang memperoleh ketuntasan meningkat setidaknya

setengah dari total keseluruhan peserta didik.

Selain dinilai dari akumulasi nilai seluruh komponen writing, perlu pula dilakukan

analisis berdasarkan akumulasi tiap-tiap komponen menulis itu sendiri. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui pada aspek mana siswamemperoleh nilai tertinggi. Dengan begitu dapat

dilihat penggunaan teknik guiding questions lebih condong mempengaruhi komponen

menulis yang mana.

Untuk refleksi hasil observasi baik peneliti dan peserta didik, hanya akan dibahas

pada aspek yang berada pada kriteria cukup. Pada observasi guru, aspek yang memperoleh

kriteria cukup yakni:

 Memberikan tugas kepada peserta didik

Pada aspek ini, peneliti hanya memperoleh kriteria cukup karena peneliti/guru hanya

memberikan tugas diakhir pembelajaran.

 Memberikan kesempatan kepada siswauntuk bertanya

Saat proses pembelajaran baik pertemuan pertama dan kedua, pemberian kesempatan

bertanya hanya tampak pada akhir pembelajaran.

 Menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran


Aspek ini pun, peneliti/guru hanya mendapat skor cukup dikarenakan guru

menyimpulkan sendiri materi pembelajaran dan tidak melibatkan pendapat dari

peserta didik.

Sedangkan untuk hasil observasi keaktivan peserta didik, aspek yang masih beroleh kriteria

cukup antara lain: Interaksi antar peserta didik; Kerja sama antar peserta didik; Kemampuan

menjawab pertanyaan lisan dari guru; dan Kemampuan mengerjakan soal-soal latihan.

Selanjutnya pada siklus berikut peneliti/guru diharapkan dapat mengelola kelas dan suasana

pembelajaran dengan lebih inovativ lagi sehingga mengurangi presentase untuk kriteria

cukup pada masing-masing lembar observasi.

2. Penelitian pada Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari jumat tanggal 05 maret 2021 dan 19 maret 2021.

Siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan karena peneliti/guru tidak lagi memberikan

penjelasan materi report text karena telah dijelaskan pada siklus I. Siklus ke II ini langsung

pada penugasan kepada siswa untuk membuat teks report dengan tetap menggunakan teknik

guiding questions sebagai instrumen LKS-nya serta pada pertemuan kedua difokuskan pada

pembahasan hasil text yang telah dibuat oleh siswa. Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian

pada siklus II dijelaskan sebagai berikut:

a). Perencanaan penelitian siklus II

Peserencanaan pada siklus kedua dilakukan sama dengan perencanaan pada

siklus pertama. Dimulai dengan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang

memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, hingga instrumen penilaian. Selain itu

disiapkan pula lembar kerja siswa (LKS) yang berisi serangkaian pertanyaan dalam

pengaplikasian teknik guiding sentences.


Selain itu, disiapkan pula lembar observasi kegiatan peneliti/guru dan

observasi keaktivan peserta didik. Kedua instrumen observasi tersebut masih memuat

indikator penilaian yang sama dengan tujuan melihat jika ada perubahan dalam

aktivitas pembelajaran. Perubahan yang diharapkan bersama adalah berkurangnya

aspek yang mendapat predikat cukup.

Terdapat beberapa hal yang dilakukan peneliti/guru sebelum memulai proses

pembelajaran pada siklus kedua ini yakni memberikan motivasi kepada siswayang

terlihat kurang aktif dipertemuan sebelumnya; peneliti/guru memfasilitasi kelas

dengan beberapa kamus yang dipinjam dari perpustakaan untuk membantu dan

memperlancar siswamengerjakan tugas; dan membuat time schedule agar proses

pembelajaran dapat berjalan sesuai rancangan waktu dalam RPP.

b). Pelaksanaan Penelitian pada Siklus II

Telah dijelaskan bahwa siklus kedua ini terdiri dari dua kali pertemuan.

Mengapa? Karena siswa telah paham tentang konsep teks report sehingga tidak perlu

lagi mereview penjelasan materidan pertemuan kedua difokuskan pada pembahasan

hasil teks yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Kegiatan Awal

Seperti halnya pada siklus I, pembelajaran selalu diawali dengan

apersepi yakni berdoa sebelum memulai pelajaran, mengatur kelas dan

menyiapkan peserta didik, mengecek kehadiran, dan memulai pembelajaran

dengan menyampaikan tujuan/ indikator yang harus dicapai oleh peserta didik.

Selain itu, peneliti/guru merefresh kembali materi yang telah dijelaskan


khususnya pada struktur teks, agar nantinya siswadapat kembali membuat teks

report dengan susunan dan struktur yang benar.

 Kegiatan Inti

Kegiatan inti dimulai dengan membagikan LKS yang berisi beberapa

pertanyaan seputar topik yang akan menjadi isi dari teks report yang dibuat.

Untuk siklus kedua ini, topik yang diangkat adalah ‘Komodo Dragon”. Alasan

memilih topik ini karena Komodo dragon merupakan salah satu hewan purba

yang ada di Indonesia. Hewan ini juga sudah terkenal di seluruh dunia sehingga

dijadikan sebagai ikon industry pariwisata di Indonesia

Durasi waktu yang disediakan untuk menghasilkan teks report adalah 40

menit, sama dengan lama waktu pada siklus sebelumnya. Oleh karena itu,

jumlah pertanyaan menjadi panduan dalam LKS haruslah sama dengan teks

“penguin”. Karena semakin banyak pertanyaan yang menjadi ide pokok, maka

semakin panjang pula teks yang akan dihasilkan dan akan berdampak pada

semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menulis. Oleh karena itu,

pada penerapan teknik ini perlu diperhitungkan berapa banyak pertanyaan pada

instrumen disesuaikan dengan kemampuan siswadan waktu yang dimiliki untuk

mengerjakan tugas.

 Kegiatan penutup

Berbeda dengan siklus sebelumnya, kegiatan penutup pada siklus ini

tidak hanya berupa tanya jawab seputar kesulitan-kesulitan yang ditemui, efek

dari penggunaan teknik guiding questions terhadap motivasi mereka untuk

menulis, tetapi juga disempatkan untuk membahas secara singkat hasil

perolehan nilai pada tulisan mereka sebelumnya. Mengapa tidak dilakukan

pada kegiatan inti karena dikhawatirkan dapat mengurangi durasi yang


disediakan untuk mengerjakan LKS. jadi diputuskan untuk dibahas pada

kegiatan ini, meski memang hasil berupa daftar nilai telah lebih dulu

diperlihatkan kepada mereka. Akhirnya, step terakhir adalah memberikan

kesimpulan singkat tetang materi teks report.

c). Hasil penilaian tes belajar peserta didik

Hasil pada siklus 2 terlihat perbedaan yang signifikan berupa kenaikan

perolehan skor peserta didik. Untuk kriteria penilaian sangat baik, mengalami

perubahan yakni 7 orang (21,2%). Kenaikan signifikan ini juga terlihat pada kriteria

‘Baik’ yang tadinya hanya 6 orang, pada siklus ini menjadi 15 orang (45,5%).

Sementara itu, masih terdapat siswayang memperoleh kategori cukup, tetapi

jumlahnya sedikit berkurang yakni menjadi 11 orang (33,3%) dan pada siklus ini tidak

terdapat lagi siswayang berada pada level kurang maupun kurang sekali (tabel hasil

writing siswaterlampir).

Untuk memperjelas data hasil nilai yang diperoleh, diperlihatkan pada tabel

dan diagram di bawah ini:

Tabel 2.
Hasil Tes Writing Teks Report pada Siklus II

Hasil Penilaian Jumlah Peserta


No Kategori
(%) Didik
1 90 - 100 7 Sangat baik
2 80 - 89 15 Baik
3 65 - 79 11 Cukup
4 55 - 64 0 Kurang
5 10 - 55 0 Kurang sekali

Diagram 2.
d). Hasil Observasi Kegiatan Guru (peneliti) dan Keaktifan Peserta didik

Sama halnya dengan prosedur lain yang dilakukan di kedua siklus, begitu pula

dengan step pengambilan hasil pengamatan tentang kegiatan selama proses

pembelajaran oleh pengamat/guru mitra. Bentuk instrumen observasi itu sendiri tidak

mengalami perubahan baik dari segi aspek yang diamati maupun rentang kriteria yang

dinilai. Namun tentu saja terdapat perbedaan pada hasil observasi yang pada

kenyataanya lebih baik dari siklus pertama. hal ini dikarenakan peneliti/guru telah

melakukan evaluasi dan refleksi hasil observasi sebelumnya baik dari segi bahan ajar,

perencanaan, proses hingga penilaian. Selain itu evaluasi juga diberikan kepada

keaktivan siswadan melalukan perbaikan dengan cara sharing dan memotivasi mereka

untuk lebih aktif dikelas.

Adapun hasil obserrvasi kegiatan peneliti/guru dan keaktifan siswadapat

dilihat pada diagram berikut ini.

Diagram 3.
Diagram 4.

e). Refleksi Siklus II

Kegiatan akhir dari siklus II ini adalah kembali melakukan refleksi terhadap

hasil tindakan yang telah diberikan selama proses pembelajaran di kelas baik dari segi

hasil belajar maupun hasil pengamatan. Untuk hasil belajar, seperti dijelaskan di atas

bahwa terdapat kenaikan pada perolehan nilai serta tingkat kemampuan siswayang

diperoleh sebagai hasil akumulasi dari tiap aspek dalam writing. Untuk siklus kedua

ini, siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni sebanyak

22 orang dari yang tadinya hanya 11 orang. Selain itu, jika dilihat dari presentase
jumlah nilai yang diperoleh keseluruhan peserta didik, yakni 80% atau dengan

kategori Baik maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keampuan peserta

didik di siklus II. Dengan demikian upaya peneliti mengadakan siklus kedua dengan

target lebih dari setengah jumlah siswayang mencapai ketuntasan telah terpenuhi.

Jika ditinjau dari penilaian per aspek/indikator writing terlihat pula kenaikan di

semua indikator. Kenaikan yang signifikan terlihat yakni pada aspek content dan

organization. Jadi jelaslah bahwa penerapan teknik guiding questions lebih

berpengaruh terhadap kemampuan siswadalam menemukan ide tulisan serta

menyusun sebuah teks dengan struktur yang baik dan teratur.

Peningkatan hasil pencapaian tidak hanya terjadi pada hasil belajar tetapi juga

dalam kegiatan baik guru maupun peserta didik. Pada lembar hasil observasi

keduanya terlihat bahwa untuk beberapa indikator yang pada siklus sebelumnya

mendapat predikat cukup, kini naik menjadi ‘baik’; dan beberapa indikator bahkan

telah dinilai sangat baik. Upaya peneliti untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan

pada pembelajaran sebelumnya, telah terbukti berhasil dengan melihat hasil observasi

kali ini. Namun sebagai catatan peneliti, masih terdapat satu aspek yang memperoleh

nilai ‘cukup’ yakni pada indikator “Memberikan kesempatan kepada siswauntuk

bertanya”. Predikat cukup diperoleh karena selama pembelajaran pada kedua siklus,

peneliti hanya memberikan kesempatan bertanya pada akhir pembelajaran. Untuk

kedepannya, peneliti akan berusaha memperbaiki hal tersebut dengan lebih banyak

memberikan kesempatan bertanya dari awal hingga akhir proses pembelajaran.

Terakhir, melihat hasil observasi keaktivan siswaterdapat banyak perubahan

diantaranya dari segi motivasi belajar, perhatian terhadap penjelasan guru, keaktifan

dalam bertanya serta kemampuan dalam mengerjakan soal latihan. Keempat aspek

tersebut memperoleh predikat sangat baik (SB) karena terlihat dari kondusifnya
keadaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Hanya saja juga masih

terdapat satu aspek yang masih perlu ditingkatkan yaitu kemampuan menjawab

pertanyaan lisan dari guru karena sebagian besar siswamasih dibimbing oleh guru

untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan. Diperlukan latihan dan

bimbingan secara berkesinambungan agar kedepannya mereka bisa lebih mandiri

dalam menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswadalam menulis

(writing) teks report melalui penerapan teknik tertentu yang dipercaya dapat memberbaiki

kualitas tulisan peserta didik. Penggunaan teknik atau metode yang tepat tidak hanya dapat

meningkatkan kemampuan akademik tetapi juga dapat menumbuhkan motivasi belajar karena

teknik/metode/media merupakan langkah inovatif guru menciptakan proses pembelajaran

yang lebih menyenangkan.

Teknik yang dapat digunakan guru untuk melatih siswadalam writing sebetulnya

beragam. Berbagai teknik/metode/strategi mapun media kita bisa temukan melalui buku

referensi atau website dan blogspot pembelajaran. Tentunya, sebagai guru haruslah jeli

memilah dan memilih teknik yang digunakan disesuaikan dengan bahan ajar, daya serap

siswadan fasilitas pembelajaran. Sebagai contoh, menulis menggunakan media gambar seri

lebih tepat digunakan pada materi Narrative text karena memerlukan runtut kejadian. Begitu

pula untuk media gambar objek bisa digunakan untuk melatih siswamembuat teks

descriptive. Oleh karena itu, pada penelitian ini dimana peneliti menemukan masalah dan

mencari solusi terhadap rendahnya kemampuan siswadalam menulis teks report, maka

dipilihlah teknik guiding questions sebagai salah satu alternatif solusi.

Teknik guiding questions adalah sebuah teknik sederhana namun dapan secara

langsung membantu siswadalam menulis. Sebagai bahan pertimbangan pemilihan teknik ini
adalah karena masalah utama kesulitan menulis yakni sulitnya menemukan ide tulisan bahkan

terkadang mereka bingung bagaimana memulai sebuah essay. Ciri teks report yang berisi

deskripsi tentang sesuatu atau kejadian, sangatlah pas dengan konsep panduan pertanyaan

karena jawaban/informasi dari tiap pertanyaan dapat menjadi ide pokok yang selanjutnya bisa

dikembangkan sendiri dengan pengetahuan masing-masing. Selain itu, pengunaan teknik ini

tidak membutuhkan sebuah rancangan yang rumit, hanya memerlukan keterampilan guru

membuat pertanyaan-pertanyaan berkualitas sehingga hasil tulisan siswanantinya akan

berkualitas pula.

Melalui tampilan data yang disajikan pada tabel hasil siswapada siklus 1 dan 2 maka

bisa dilihat bahwa teknik guiding question dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan

writing. Pada siklus I, peserta didik memperoleh yang termasuk dalam kategori kurang

berjumlah 3 orang dengan nilai terendah 58 poin. Sementara yang termasuk kategori baik

sejumlah 2 peserta didik dengan nilai tertinggi 90. Pada siklus 1 aspek writing yang dianggap

sulit bagi peserta didik dilihat dari nilai yang diperoleh adalah mechanic dan languge use.

Sementara di siklus ke-2 setelah di terapkan teknik Guiding Questions untuk yang

kedua kalinya dalam pembelajaran teks report, terlihat peningkatan pada hasil peserta didik.

Sudah tidak terdapat peserta didik yang mendapat kategori kurang. Untuk nilai terendah pada

siklus 2 adalah 66 point. Jika dilihat dari nilai yang diperoleh peserta didik, aspek writing

yang mendapat skor terendah dari skor maksimal rata-rata adalah pada aspek language use.

Untuk nilai tertinggi adalah 90 point dengan aspek yang mengalamu peningkatan adalah

Vocabulary. Grafik/Diagram perbedaan hasil pada siklus I dan siklus II dapat ditampilkan

sebagai berikut:

Diagram 6.
Berdasarkan pemaparan pada hasil belajar / tulisan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa

dalam dua kali siklus, penerapan teknik guiding question mencapai target keberhasilan yaitu

peningkatan kemampuan writing report teks bagi siswa kelas 9.8 MTs Negeri I Kota

Gorontalo.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Writing sebagai salah satu bagian dari keterampilan berbahasa khususnya bahasa

Inggris perlu mendapat sentuhan inovasi dari guru karena skill ini dianggap paling

sulit. Oleh karenanya dibutuhkan penerapan sebuah metode/teknik/media yang tepat

yang dapat membantu baik guru maupun siswapada proses belajar mengajar di kelas.

2. Guiding Questions bisa diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks

report siswa

3. Kemampuan menulis teks dapat ditingkaytkan dengan menggunakan teknik guiding

question

4. Indikator keberhasilan penggunaan teknik guiding questions dapat terlihat pada tabel

pada bab sebelumnya dan sebagai contoh untuk kriteria ‘Baik’ siswa pada siklus 1

sebanyak 6 orang (1,81%) kemudian pada siklus II menjadi 15 orang (45,5%) atau

mengalami kenaikan sebesar 43,69%. Sedangkan untuk daya serap dari 33,3 %

(pada siklus I ) naik menjadi 66,6 % (pada siklus II). Nilai daya serap ini dilihat

dari jumlah siswa yang memperoleh diatas KKM di bagi dengan jumlah keseluruhan

siswa, dalam hal ini yang diambil adalah siswa yang memperoleh kategori Baik dan

Sangat Baik

B Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat mengajukan beberapa

saran yakni:

.
1. Penerapan teknik guiding sentences hendaknya dapat diuji cobakan pada jenis teks

yang lain misalnya narrative, descriptive, recount dan sebagainya. Selain itu

diharapkan pula kedepan teknik ini dapat diterapkan pada keterampilan berbahasa

lain.

2. Bagi guru pengampu mata pelajaran khususnya Bahasa Inggris diharapkan dapat terus

berinovasi dan kreatif mencari dari berbagai sumber mengenai model-model

pembelajaran aktif dan menyenangkan. Sehingga guru tidak hanya mengejar kualitas

akademik semata tetapi juga berhasil menciptkan suasana pembelajaran yang nyaman

bagi peserta didik. Kemampuan guru mengelola kelas dan administrasi pembelajaran

dengan baik dapat menghasilkan proses pembelajaran serta ouput yang berkualitas

3. Masa pembelajaran daring selama covid 19 masih mewabah di Indonesia bukanlah

penghalang guru untuk terus berkarya dan berinovasi walaupun proses

pembelajarannya tidak secara tatap muka atau hanya melalui pertemuan virtual

Anda mungkin juga menyukai