PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penelitian Tindakan kelas yang
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan PTK yang penulis kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan karya
penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, Penulis bersedia menerima
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..
Karjianto, M.Pd
NIP. 198506272011011009
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..
David Buluati. Penelitian Tindakan Kelas, 2021. “Penerapan Teknik Guiding Questions
Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs
Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 – 2021”
Penelitian tindakan kelas ini disusun dengan tujuan untuk mengatasi atau mengurangi
tingkat kesulitan dan kesalahan siswa dalam membuat sebuat teks terutama teks report bagi
siswa kelas 9.8 MTsN 1 Kota Gorontalo. Kesulitan belajar ini dapat dilihat dari hasil belajar
siswa untuk kompetensi menulis masih sangat rendah. Hal ini selain disebabkan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, juga didasari pula oleh kesulitan
siswa untuk menemukan ide yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu
penggunaan teknik pembelajaran yang baru perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan
tersebut. Teknik Guiding Questions diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks khususnya pada materi teks Report.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
2 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan , pelaksanaan tindakan,
obeservasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi yang
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dan tes berupa lembar kerja siswa yang
dirancang dengan menggunakan metode Guiding Questions. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas 9.8 MTsN 1 Kota Gorontalo tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah
33 orang. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya penerapan teknik
Guiding Questions secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa
khususnya pada materi teks Report. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil skor menulis pada
siklus 1 dan siklus 2 yang menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Selain itu dapat
dilihat dari tabel Scoring Writing yang menunjukkan perbaikan hasil siswa khususnya pada
aspek content atau isi dari tullisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
Guiding Questions dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis khususnya dalam
membantu mereka menemukan ide sekaligus menyusunya menjadi sebuah teks.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan
karuniaNYA maka penulis mampu menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini yang berjudul
Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 -
2021
Penulis menyadari selama proses penelitian ini tidak sedikit halangan dan rintangan
yang menghadang, namun karena didorong oleh tanggung jawab keilmuan maka segala
halangan dan hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Upaya ini disadari sepenuhnya
tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan penuh
kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mengarahkan dan memberikan
Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan
yang telah diberikan oleh semua pihak selama ini akan memperoleh balasan yang setimpal
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 16
berbunyi “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
“kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
Rumusan-rumusan ini mengandung beberapa hal, yaitu: (a) kurikulum harus berupa
rencana yang berisi visi, misi dan tujuan satuan pendidikan, struktur kurikulum yang
mengimplementasikannya yang harus ditaati oleh semua komponen satuan pendidikan; (c)
kurikulum ini karena disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, maka disebut
Anak didik dituntut untuk bisa menguasai keempat keterampilan berbahasa. .Pada dasarnya
bahasa digunakan oleh setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa menjadi sebuah media
penyampai pesan dari individu satu ke lainnya. Pesan tersebut disampaikan dalam bentuk
komunikasi verbal baik secara lisan dan tulisan. Komunikasi secara lisan disampaikan secara
penyampaian pesan secara tertulis melalui media cetak, buku, artikel, pengumuman dan
sebagainya. Keterampilan berbahasa yang baik diperlukan setiap orang untuk dapat
menciptakan atmosfir komunikasi yang berkualitas pada interaksi sehari-hari. Oleh karena
itu, pembelajaran berbahasa dan aspek-aspeknya menjadi bagian dari materi yang tertuang
dalam kurikulum pendidikan Nasional dan sehingga diharapkan dapat menghasilkan output
berupa siswayang terampil menggunakan bahasa dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.
sangat membutuhkan kreatifitas dan inovasi guru, hal ini dikarenakan Bahasa Inggris bukan
merupakan bahasa kedua (ESL) tetapi sebagai bahasa asing (EFL). Oleh karena itu,
dibutuhkan peran aktif guru untuk menjadikan anak didiknya benar – benar memahami dan
Inggris mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu: listening atau menyimak, speaking
atau berbicara, reading atau membaca, dan writing atau menulis. Keempat keterampilan
berbahasa ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh anak didik untuk mendorong mereka
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak siswa yang masih belum bisa menulis
teks dalam Bahasa Inggris dengan baik. Ada yang masih bingung bagaimana memulai untuk
menulis, tata bahasa yang campur, tidak sistematis, dan tidak ada kesesuaian antara ide pokok
dan kalimat utama atau pendukungnya. Pada kenyataannya, hanya beberapa saja yang bisa
lulus tanpa harus mengulang atau menambah jam belajar Bahasa Inggris,terutama
kemampuan menulis teks siswa dalam Bahasa Inggris sangat minim. Melihat kenyataan
tersebut, alangkah bijaksananya jika guru-guru Bahasa Inggris melihat dan mencoba
alternatif model pembelajaran yang bisa mengantarkan anak didiknya mencapai hasil yang
diharapkan dan mereka dapat mengikuti semua proses belajar dengan menyenangkan. Untuk
kompetensi yang disebutkan diatas yaitu K13. Salah satu tujuan kurikulum tersebut adalah
dari siswa sendiri dimana mereka jarang menulis dalam Bahasa Inggris dan Guru dimana
berperan penting dalam proses belajar mengajar dan bertanggung jawab dalam pencapaian
Pengajaran pada dasarnya adalah membantu siswa dalam belajar. Adalah benar bahwa
tugas siswa adalah belajar dan guru memfasilitasi dalam proses belajar. Fasilitator dapat
diartikan bahwa guru membimbing siswa dalam merespon pernyataan dan membimbing
siswa dalam menjawab pertanyaan. Tugas guru juga mendorong siswa untuk berpikir serius
dan kreatif dalam menghadapi segala permasalahan belajar. Sehubungan dengan penelitian
tindakan kelas ini, peneliti mengambil salah satu keterampilan berbahasa Inggris yaitu
writing (menulis) sebagai subjek yang akan diteliti sehubungan dengan kemampuan
lisan yang dituangkan dalam kertas atau komputer. Menulis adalah sebuah kegiatan
mendiskusikan atau menghimpun ide dalam sebuah media tulisan, melalui proses editing dan
revisi akhir. Karenanya kegiatan menulis membutuhkan proses mulai dari mengumpulkan ide
tulisan hingga menjadi sebuah bentuk tulisan yang utuh seperti artikel, jurnal, makalah, dan
sebagainya. Selain itu, Leki (2005, p.5) berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan
mengkomunikasikan. Tulisan yang baik akan membantu pembaca memahami ide atau
maksud yang hendak disampaikan oleh peneliti. Jadi, diperlukan pula skill dalam pemilihan
kata dan penyusunan kalimat untuk membuat sebuah tulisan yang baik.
diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Perbedaannya adalah kompleksitas indikator yang harus dicapai oleh siswadan tingkat
kualitas tulisan yang dihasilkan. Hal ini dimaksudkan, siswanantinya diharapkan dapat
menghasilkan tulisan mulai dari bentuk sederhana seperti cerita pendek hingga tulisan ilmiah.
Sehingganya, materi writing pun disesuaikan dengan level kemampuan peserta didik. Untuk
struktur dan tujuan komunikatif teks monolog sederhana. Selain itu, mereka mulai diajarkan
untuk dapat membuat contoh teks monologue sederhana seperti report text, Procedure text,
diharapkan dapat membuat contoh teks dengan struktur yang lengkap contohnya teks
descriptive, report, , recount, narrative, dan beberapa teks lainnya yang diajarkan secara
Menulis paragraf/teks adalah salah satu materi yang diajarkan pada jenjang MTs. Seperti
penjelasan sebelumnya bahwa terdapat beragam jenis teks yang harus dikuasai oleh
siswatidak hanya dalam bentuk konsep, tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan produk
dalam bentuk tulisan. Pada kenyataanya, mengajarkan siswauntuk dapat menghasilkan tulisan
Berdasarkan pengalaman yang ditemui selama mengampu mata pelajaran bahasa Inggris
di MTs Negeri I Kota Gorontalo, siswapada umumnya mampu jika diminta memahami isi
teks namun sangat sulit jika harus membuat karangan sendiri. Hal ini disebabkan oleh
bentuk kalimat untuk membentuk sebuah karangan. Sebagai contohnya, subjek yang diangkat
Pada dasarnya, teks ini merupakan jenis teks ilmiah sehingga untuk menyusunnya
diperlukan fakta-fakta tentang topik yang diangkat sebagai bahan tulisan yang selanjutnya
dikembangkan menjadi sebuah wacana. Selama pemberian tugas menulis teks report ini,
peneliti mengumpulkan beberapa informasi berupa masalah yang ditemui oleh peseta didik
diantaranya sulitnya mereka menemukan pokok pikiran yang akan menjadi bahan tulisan.
Jika telah ada, mereka masih saja sulit menemukan ide pendukung yang dapat dijadikan
detail tulisan. Selain itu, hambatan dalam penguasaan bahasa inggris mereka sehingga
terbentur pada penguasaan kosakata dan penggunaan grammar atau tata bahasa yang baik dan
benar.
Menilik dari masalah diatas, hal tersebut akan mengarah pada unsur teknis dalam
mengelola pembelajaran dalam kelas, termasuk pemilihan pendekatan, strategi, metode serta
teknik yang akan diterapkan dalam sebuah rancangan pembelajaran. Selain itu, pemilihan
media belajar turut pula menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam
pembelajaran writing khususnya pada materi teks report, penelitian tindakan kelas kali ini
memilih penggunaan teknik guiding Questions sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh
Questioning skill atau keterampilan bertanya merupakan salah satu aspek penting
dalam desain pembelajaran di kelas. Menurut Trianto (2007, p.105) terdapat beberapa
Bertanya, Inkuiri, Komunitas Belajar, Modeling, Refleksi dan Penilaian Autentik. Dalam hal
ini, Questioning adalah keterampilan untuk menggali, memotivasi, dan merangsang rasa
ingin tau siswaterhadap suatu hal. Terkait dengan kesulitan siswadalam menulis, penggunaan
teknik Guiding Questions adalah tepat dalam menyikapi permasalahan mereka dalam
sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dan mempermudah dalam melatih
berbentuk Tindakan Kelas (class action) dengan memformulasikan judul penelitian sebagai
Teks Report pada Siswa Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2020 -
2021”.
B. Identifikasi Masalah
4. Sebagian besar siswa lebih senang dan mudah dalam belajar menulis teks jika
5. Dimasa pandemic covid 19, sangat sulit untuk menuntun siswa bisa melatih
C. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahannya adalah
bagaimana cara penerapan teknik guiding question untuk meningkatkan kemampuan menulis
teks report dan apakah kemampuan menulis teks report dapat ditingkatkan dengan teknik
guiding question, khususnya pada siswa kelas IX.8, MTs Negeri I Kota Gorontalo, Tahun
D. Tujuan Penelitian
gambaran tentang peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks report dengan
Hasil dari penelitian ini nantinya dharapkan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris. Dengan
keterampilan menulis tetapi juga pada keterampilan bahasa lainnya. Selanjutnya untuk para
siswa diharapkan dapat menemukan manfaat karena penerapan pendekatan ini merupakan
salah satu cara untuk mempermudah mereka belajar sehinnga nanti output siswa akan lebih
berkualitas.
Lebih luas lagi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi untuk
peneliti-peneliti selanjutnya sehingga dapat menerapkan teknik ini pada bidang studi lainnya
ataupun sebagai referensi untuk mencari teknik-teknik pembelajaran lain yang dapat
questions sebagai media pembelajaran. Dengan teknik ini siswa diharapkan akan mampu
menyusun sebuah teks report yang berisi panduan berupa pertanyaan-pertanyaan tentang
suatu topik yang dapat digunakan sebagai “guide” mereka untuk menulis.Untuk itu maka
penulis membuatkan indikator keberhasilan berdasarkan kegiatan guru dan kegiatan siswa
Tabel 1
Kemampuan Menulis dengan Penerapan Teknik Guiding Question
BAB II
KAJIAN KONSEPTUAL DAN TINDAKAN
A. Kajian Konseptual
1. Keterampilan Menulis
Menulis (writing) merupakan satu dari empat bagian keterampilan berbahasa selain
menyusun kalimat demi kalimat secara koherens sehingga menciptakan sebuah pararagraf
yang padu. Menurut Tarigan (1986, p.21) “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut jika mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu.” Secara serderhana, pendapat tersebut menjelaskan bahwa
menulis adalah representasi bahasa dalam menyampaikan sebuah makna dalam bentuk
simbol dan tanda tertentu. Lebih luas lagi dapat di jelaskan sebagai kegiatan
mengkomunikasikan pesan dan pengetahuan dalam bentuk tulisan yang dirangkai secara apik
Pada dasarnya menciptakan sebuah tulisan bukanlah merupakan hal yang terlampau
sulit, namun pula tidak dapat dikatakan hal yang sederhana. Mengapa? Dalam menulis, kita
dituntut untuk menuangkan ide dengan merujuk pada aturan penulisan sehingga membuat
orang terutama siswacenderung enggan untuk menulis. Padahal Gebhard dan Dawn
Rodrigues (1989:1) menjabarkan bahwa menulis merupakan hal terpenting yang dilakukan di
sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan
baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
berinovasi menggunakan teknik atau metode serta media yang dapat menunjang
pembelajaran tersebut.
2. Komponen dalam Kegiatan Menulis
Meski tujuan utama dalam menulis adalah mengeksplore ide dalam bentuk tulisan,
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan menulis terikat dengan aturan-aturan berbahasa,
bahasa atau dikenal dengan grammar. Komponen tersebut diperlukan agar tulisan yang
Sesuai berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teori tentang menulis pun kian
berkembang. Namun para pembelajar writing masih merujuk pada teori aspek menulis yang
diangkat oleh Heaton. Menurut Heaton (1975, p.138) proses menulis tersusun dari 5
komponen utama yakni tata bahasa (grammar), kosa kata (vocabulary), mekanik
(mechanics), bentuk penulisan (form), dan gaya penulisan (style). Komponen tersebut dapat
pula dijadikan oleh guru sebagai panduan dalam menilai hasil tulisan peserta didik.
a). Tata Bahasa (grammar); berhubungan dengan struktur kebahasaan dan pola sintaksis
ketepatan penggunaan tata bahasa dan koherensi kalimat perlu diperhatikan oleh
penulis.
b). Kosa Kata (vocabulary); unsur utama dan esensial dalam kegiatan menulis. Kosa kata
menjadi fondasi dasar terbentuknya sebuah tulisan. Salah satu alasan mengapa siswa
kesulitan dalam menulis yaitu kurangnya kosa kata yang mereka kuasai. Terutama
dalam untuk pada writing, tentu saja kesulitan terjadi karena penguasaan kosa kata
bahasa Inggrisnya yang terbatas terlebih jika harus dituntut untuk menulis sesuai tata
bahasa.
c). Unsur mekanik (mechanics); hal yang ada hubungannya dengan penggunaan simbol
serta tanda baca. Dalam pelajaran bahasa, baik itu bahasa Indonesia maupun bahasa
Inggris penggunaan tanda baca yang benar dalam menulis adalah aspek yang patut
diperhatikan. Meskipun tidak banyak berpengaruh pada penyampaian ide, namun
penggunaan tanda baca yang salah bisa saja merubah makna kalimat.
d). Bentuk Tulisan (form); hal ini merujuk pada cara penulis mengatur isi tulisan berupa
koherensi antar kalimat maupun paragraf sehingga pembaca dapat dengan mudah
e). Gaya Penulisan (style); pemilihan struktur dan unsru-unsur leksikal yang memberikan
‘tone’ dan ‘rasa’ pada suatu bacaan, hal ini termasuk pada penggunaan pilihan kata
3. Teks Report
Report text kerap kali disamakan dengan descriptive text karena kedua teks tersebut
Report text adalah suatu jenis teks yang mengupas suatu hasil pengamatan,
penelitian, observasi, atau studi tentang benda, binatang, orang, atau suatu tempat.
Adapaun fungsi atau tujuan dari report text itu sendiri adalah untuk menggambarkan
oceans.
Description: berisi informasi atau gambaran dari objek yang dijabarkan
secara ilmiah.
General noun: kata yang merujuk pada sesuatu secara umum. Contohnya, lions
are wild. Dalam kalimat tersebut, singa yang dimaksud merupakan singa mana
saja secara umum, tidak spesifik pada satu ekor singa tertentu.
Verbs : menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan objek, dan
animal (menggambarkan keadaan).
Simple present tense: untuk menyatakan suatu kebenaran atau fakta ilmiah.
Contohnya, a baby of the blue whale generally weighs more than 500 kilograms.
B. Kajian Tindakan/Operasional
Terdapat berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
bahasa Inggris termasuk pembelajaran writing. Salah satu teknik sederhana yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran writing di sekolah adalah guiding questions. Teknik ini
Dalam proses menulis, ide adalah bagian terpenting. Betapa tidak, seseorang tidak
akan dapat memulai tulisannya jika belum menemukan ide yang akan dikembangkannya
menjadi sebuah tulisan. Menurut Leki (1998, p.20) agar menulis menjad aktivitas yang
mudah, maka diperlukan pengaplikasian sebuah teknik yang bertujuan membantu
menemukan ide diantaranya free writing, listing, WH-Questions, clustering dan looping.
Traver (1988, p.1) mengemukakan bahwa guiding questions adalah cara mengarahkan
cara berpikir untuk mencapai suatu pemahaman. Hal ini berarti bahwa teknik ini dipercaya
dengan benar. Sementara itu Mayers (2005, p.2) berpendapat bahwa memberikan pertanyaan
dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan ide pada proses menulis. Dengan kata
lain menjadi alat bantu siswamengumpulkan informasi dalam menyusun sebuah essay.
Menurut Travver (1998, p.2) terdapat beberapa karakteristik pertanyaan yang dapat
a). Open-ended (pertanyaan terbuka) namun tetap fokus pada topik tertentu. Hal ini
memungkinkan siswauntuk dapat mengekspor informasi labih banyak tanpa terbatasi oleh
konsep pertanyaan.
b). Non-judgemental questions atau pertanyaan yang tidak menghakimi sehingga tidak
membatasi kreatifitas peserta didik. Pertanyaan yang diberikan harus dapat mengarahkan
d). Terakhir, pertanyaan yang diberikan haruslah ringkas dan jelas serta tidak
mengandung unsur ambigu yang membuat siswabingung dan sulit meninterpretasikan isi
pertanyaan tersebut.
questions ini untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran writing. Adapun langkah-langkah
ini digunakan untuk menggali informasi tentang suatu hal. Banyaknya pertanyaan
diperlukan, mereka dapat mencari informasi sebagai bahan tulisan dari buku, koran,
ataupun inetrnet dengan catatan hanya mencari sumber informasi dan bukan menyalin
jalinan per paragraf lebih padu. Selain itu, siswadapat menambahkan beberapa
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka diatas , maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “
jika dalam menerapkan teknik guiding questions maka kemampuan menulis teks report siswa
kelas 9.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo Tahun ajaran 2020 – 2021 akan meningkat dan teknik
guiding question bisa diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks report”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Supardi (2009, p. 104) menggambarkan
PTK sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan
spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode, kerja, proses, isi,
kompetensi dan situasi. PTK terkait dengan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh para
guru. Sehingganya akar masalah dalam penelitian ini muncul dan dirasakan langsung oleh
guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, PTK berperan dalam upaya memperbaiki proses
belajar mengajar
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara daring di Kelas IX.8 MTs Negeri I Kota Gorontalo
T.P. 2020 - 2021. Alasan utama peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena
merupakan tempat peneliti menjalankan tugas sebagai guru, sehingganya telah mengenal
situasi dan lingkungan tempat penelitian dan yang terpenting peneliti telah memahami
karakter serta kemampuan masing-masing peserta didik. Hal ini yang mendorong peneliti
Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dibuat dengan mengambil salah satu
sampel masalah yang ditemui untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan dicarikan solusinya
B. Prosedur Penelitian
Dalam buku 4 Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru edisi revisi 2019,
menegaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan minimal 2 (dua) siklus, satu
siklus minimal dua kali pertemuan. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus
pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah.
Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap
kegiatan, yaitu:
1. Tahap persiapan
guna menunjang terlaksananya penelitian ini dengan baik. Terkait dengan hal tersebut,
penelitian
awal pada pelaksanaan tindakan di kelas. Kegiatan dalam tahap ini adalah masalah harus
jelas, mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus disesuaikan dengan hasil yang
langkah-langkah sesuai dengan yang telah dirancang pada RPP dengan materi writing
Apersepsi
Menjelaskan materi teks report dan membahas secara singkat salah satu contoh
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat contoh sederhana teks report
dirancang pada RPP dengan materi writing report Text (menulis teks report). Adapun
yang berisi beberapa pertanyaan yang akan membantu siswa mengembangkan ide
tulisan.
berlangsung.
Mengadakan refleksi terhadap hasil pemantauan dan hasil pekerjaan peserta didik.
Berdasarkan hasil refleksi apabila terdapat beberapa aspek yang tidak tercapai pada
siklus 1 maka dilanjutkan pada siklus 2. Siklus ke 2 ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
yang materinya tetap menulis teks report namun dengan topik yang berbeda. Tujuan
pelaksanaan siklus kedua ini adalah peneliti berupaya memaksimalkan pengaplikasian teknik
guiding questions dalam bentuk LKS untuk lebih melatih keterampilan menulis peserta didik.
Dan untuk pertemuan kedua difokuskan pada pembahasan kesalahan siswa pada saat
Tahap ini berupa pelaksanaan proses observasi terhadap pelaksanaan penelitian dengan
menggunakan lembar obsevasi yang telah dibuat dan melakukan evaluasi hasil belajar siswa
diperoleh di lapangan, dalam hal ini pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru serta hasil
belajar siswa. Pada refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah tindakan yang
Adapun skema pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat di gambarkan pada bagan
di bawah ini:
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber
diantaranya nara sumber yaitu guru dan siswakelas IX.8 dan sumber, lembar kerja siswa
Penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa hasil observasi dan data kuantitatif
yaitu hasil kerja peserta didik. Perlunya penggunaan lebih dari satu teknik pengumpulan data
untuk menghasilkan data valid yang dapat dilihat dari semua aspek. Teknik-teknik tersebut
diantaranya:
b. Tes; berupa lembar kerja siswa (LKS) sebagai instrumen utama dalam menilai
c. Kisi Kisi Instrumen: untuk insturmen yang digunakan pada saat penelitian
teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengolah data tersebut dan dijabarkan
sebagai suatu bentuk hasil penelitian. Data yang dianalisis meliputi data
Untuk penilaian observasi baik yang dilakukan oleh guru pengamat kepada peneliti
pengamatan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung baik dari siklus I dan
siklus II.
menggunakan teknik Penafsiran Acuan Patokan (PAP) sebagaimana yang dikemukan Suyoto
Presentase Penafsiran
90% - 100% Sangat baik
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
55% - 64% Kurang
Kurang dari 55% Kurang sekali
Sedangkan untuk penilaian tes hasil belajar siswadalam writing teks report
sebagai berikut :
Table 1.
Rubric of scoring students’ ability in writing
The indicators
Score Criteria
of writing
30 – 27 EXCELLENT TO VERY GOOD : knowledgeable –
substantive – etc.
26 – 22 GOOD TO AVERAGE : some knowledge of subject –
adequate range –etc.
Content
21 – 17 FAIR TO POOR: limited knowledge of subject – little
substance – etc.
16 – 13 VERY POOR: does not how knowledge of subject – non
substantive – etc.
20 – 18 EXCELLENT TO VERY GOOD: fluent expression – ideas
clearly stated – etc.
17 – 14 GOOD TO AVERAGE : somewhat choppy – loosely
organized but main ideas stands out –etc.
Organization
13 – 10 FAIR TO POOR: non fluent – ideas confused or
disconnected – etc.
9 –7 VERY POOR: does not communicate – no organization –
etc.
20 – 18 EXCELLENT TO VERY GOOD: sophisticated range –
effective word/idiom choice and usage –etc.
17 – 14 GOOD TO AVERAGE: adequate range –occasional
errors of word/idiom form, choice, usage but meaning is
Vocabulary 13 – 10 obscured.
FAIR TO POOR: limited range – frequent errors of
9–7 word/idiom form, choice usage –etc.
VERY POOR: essentially translation –little knowledge of
English vocabulary.
25 – 22 EXCELLENT TO VERY GOOD: effective complex
construction –etc.
21 - 19 GOOD TO AVERAGE: effective but simple constructions
17 – 11 –etc.
Language Use
FAIR TO POOR: major problems in simple/complex
10 - 5 constructions –etc.
VERY POOR: virtually no mastery of sentence
constructions rules –etc.
5 EXCELLENT TO VERY GOOD: demonstrate mastery of
conventions –etc.
4 GOOD TO AVERAGE: occasional errors of spelling,
punctuation –etc.
Mechanics 3 FAIR TO POOR: frequent errors of spelling punctuation
2 –etc.
VERY POOR: no mastery of conventions –dominate by
errors of spelling, punctuation, capitalization,
paragraphing, -etc.
(Heaton, 1990)
Rubrik penilaian diatas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan masing-
masing siswayang ditinjau dari setiap aspek menulis. Untuk selanjutnya, hasil akhir di dapat
melalui akumulasi semua skor yang diperoleh di tiap-tiap aspek.Selanjutnya, skor akumulasi
kriteria ketuntasan minimum yang digunakan pada kelas IX yaitu 75 sebagai kriteria
penilaian pada penelitian ini. Dengan kata lain, penerapan teknik pada penelitian ini
A. Hasil Penelitian
Materi yang disajikan pada penelitian tindakan kelas ini adalah report Text yang
merupakan bagian dari bahan ajar semester genap untuk kelas IX. Alasan peneliti memilih
materi ini karena dari segi kompleksitas, dibandingkan dengan genre lainnya, teks report
dapat dikategorikan teks ilmiah sehingga tergolong sulit dipahami peserta didik. Hal ini
terbukti berdasarkan pengalaman peneliti mengajarkan genre ini, apalagi jika dihadapkan
dengan indikator menulis teks, hasil yang diperoleh tidak maksimal. Oleh karena itu, peneliti
yang juga sebagai guru pengajar berusaha menemukan solusi dengan cara penerapan sebuah
teknik/metode tertentu yang sekiranya dapat membantu siswauntuk menulis teks. Guiding
Qustions diyakini sebagai salah satu solusi masalah siswadalam writing, tidak hanya pada
Penerapan teknik guiding questions terhadap siswakelas IX.8 MTs Negeri 1 Kota
Gorontalo dibagi dalam dua siklus. Setiap siklusnya dirancang dan berjalan sesuai prosedur
terlampir). Siklus ke-2 dilaksanakan karena hasil belajar pada siklus satu dirasa belum
maksimal, sehingga dilanjutkan dengan siklus ke-2 masih dengan teknik dan materi teks
report namun dengan topik yang berbeda. Detail proses dan hasil setiap siklusnya dijelaskan
Siklus I dilaksanakan pada jumat tanggal 26 februari 2021, Siklus I ini dilakukan dalam
2 kali pertemuan secara daring (virtual meeting) yaitu pertemuan I dengan agenda membahas
materi teks report beserta contohnya serta pertemuan selanjutnya siswa diminta menulis
sebuah report text dengan teknik guiding questions yang disediakan di lembar kerja siswa
(LKS) dengan menggunakan google form. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus
Pada tahap awal yaitu merencanakan penelitian, peneliti yang juga merupakan
pengampu mata pelajaran pada kelas sampel pastinya telah memiliki gambaran awal
demikian, dipilih materi teks report karena berdasarkan analisis indeks ketuntasan pada
materi ini paling rendah. Sehingga ketika sampai pada indikator pembelajaran dimana
siswadiharapkan mampu menulis teks report, diterapkanlah teknik ini untuk mempermudah
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, dan instrumen serta rubrik penilaian.
Selain itu disiapkan pula format observasi kegiatan peneliti/guru dan observasi keaktifan
siswaselama proses penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan agar diakhir penelitian, peneliti
tidak hanya mendapatkan hasil tes belajar tetapi juga penilaian berupa pengaruh penerapan
teknik ini terhadap perilaku belajar serta hasil observasi sebagai refleksi diri untuk
Seperti disebutkan sebelumya bahwa siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu
pada hari jumat tanggal 26 februari dan hari senin tanggal 1 maret 2021. Setiap pertemuannya
ditempuh dengan alokasi waktu 2x45 menit setara dengan waktu pembelajaran yang
Pada pertemuan I ini pembelajaran dimulai pada pukul 08.10 secara virtual (zoom
meeting). Link zoom sudah dibagi 20 menit sebelum pembelajaran dimulai dengan
link yang sudah dibagikan, kemudian tepat pukul 08.10 pembelajaran dimulai, diawali
dengan doa bersama, dan mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa untuk selalu
mengaktifkan video. Setelah itu guru menyampaikan apersepsi terkait materi dengan
Dalam pembelajaran ini, siswa mengikuti pembelajaran secara aktif melalui zoom
meeting. Guru menjelaskan terkait teks report terutama terkait dengan generic structure report
teks dan memberikan contoh report teks. Selama pembelajaran sebagian kecil siswa ada yang
bertanya terkait dengan teks yang diberikan, tapi sebagian besar siswa belum memberikan
Alasan peneliti memutuskan siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan karena siswa
kelas 9 akan mengikuti kegiatan ujian akhir tahun dan ujian madrasah, serta dalam
pembelajaran genre/teks tidak serta merta dilakukan dengan membagikan LKS, tetapi perlu
diberikan review/penjelasan apa itu teks report, struktur/bagian-baian teksnya dan bahasa
yang digunakan serta dilengkapi dengan membahas salah satu contoh teks. Sedangkan
report melalui teknik guiding questions sesuai topik yang telah ditentukan. Kegiatan
Kegiatan awal
dirasa siswatelah termotivasi dan siap belajar, dilanjutkan pada kegiatan berikutnya.
Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, peneliti/guru menjelaskan materi teks report yang terdiri dari
defenisi, tujuan komunikatif, struktur teks, unsur kebahasaan dan diakhiri membahas satu
contoh teks report. Dengan menjelaskan contoh teks per strukturnya, sedikit banyaknya dapat
membantu siswamemperoleh gambaran susunan teks yang baik itu seperti apa sehingga
nantinya teks yang mereka hasilkan akan sesuai dengan struktur kronologis teks yang telah
ditetapkan. Pada pertemuan ini, siswatidak diberikan LKS, hanya diminta menentukan
bagian-bagian mana yang termasuk general structure dari teks report. Hal ini dilakukan
Kegiatan penutup
Pada kegiatan akhir, peserta didik, secara acak, diminta untuk menyimpulkan materi
pembelajaran hari ini, serta mempersilahkan mereka untuk bertanya jika ada yang belum
dipahami. Serta mengingatkan siswauntuk dapat kembali hadir pada pertemuan berikut.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua ini pun sesuai dengan RPP yang telah
dirancang oleh peneliti. Adapun proses pembelajaran pada pertemuan kedua dijabarkan
sebagai berikut:
Kegiatan awal
report text.
Kegiatan inti
Karena tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah siswadapat menulis teks report
menggunakan teknik guiding questions, maka kegiatan inti dimulai dengan membagikan LKS
Didalam lembaran LKS terdapat beberapa pertanyaan yang akan menjadi petunjuk
terhadap apa yang mereka akan tulis nanti. Sebelum menulis, siswadipersilahkan mencari dan
pertanyaan yang diberikan. Setiap jawaban dari pertanyaan tersebut dapat menjadi ide utama
yang selanjutnya dikembangkan sendiri oleh peserta didik. Waktu yang diberikan adalah 30
menit, dan ketika waktu habis (link form ditutup), LKS harus diserahkan/ dikirim kepada
peneliti/guru.
Kegiatan penutup
questions dan tanya jawab seputar kesulitan-kesulitan yang mereka temui selama proses
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa hasil penelitian ini berupa
produk yaitu teks report oleh tiap-tiap peserta didik. Dalam hal ini, hasil tersebut selanjutnya
dinilai oleh peneliti berdasarkan skoring rubrik disetiap aspek menulis. Akumulasi dari skor
kemampuan setiap peserta didik. Sedangkan untuk menetapkan ketuntasan peserta didik,
peneliti menggunakan kriteria ketuntasan minimum yang telah digunakan oleh satuan
Tabel 2.
Hasil Tes Writing Teks Report pada Siklus I
Hasil Penilaian
No Jumlah Peserta Didik Kategori
(%)
1 90 - 100 5 orang Sangat baik
2 80 - 89 6 orang Baik
3 65 - 79 18 orang Cukup
4 55 - 64 4 orang Kurang
5 10 - 55 0 orang Kurang sekali
Diagram 1.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas siswaberada pada level cukup yakni
sebanyak 54,5 % dari total keseluruhan jumlah. Sedangkan yang berada pada tingkat
sangat baik dan baik masing-masing 1,51% dan 1,81 %. Sementara yang mendapat
keterlibatan seorang guru mitra yang berfungsi sebagai pengamat selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini, guru mitra tidak hanya mengamati tetapi sekaligus memberikan
Guru mitra akan memberikan penilaian Sangat Baik, Baik, Cukup dan Kurang sesuai apa
yang ia amati di kelas (Format observasi beserta deskripsinya terlampir). Hal ini pula
berlaku untuk peserta didik. Guru mitra juga memiliki instrumen observasi keaktivan
siswaselama pembelajaran.
Berdasarkan analisis tabel observasi kegiatan guru, ditemukan bahwa untuk kriteria
“Sangat Baik” diperoleh guru untuk 5 aspek, “Baik” terdapat pada 7 aspek, “Cukup”
diperoleh 3 aspek sedangkan tidak terlihat aspek yang mendapat nilai “Kurang”. Untuk
lembar observasi keaktivan peserta didik, mempunyai format yang sama dengan bentuk
instrumen guru. Dari hasil observasi diperoleh; kriteria sangat baik belum terlihat dikelas,
sebanyak 6 aspek pada kriteria baik, 4 aspek diberi nilai cukup dan kriteria kurang tidak
Guru ( peneliti ) beserta guru mitra mengadakan evaluasi dan refleksi dari seluruh
Untuk hasil tes belajar, dalam hal ini nilai yang diperoleh dari hasil tulisan
analisis writing (terlampir), sebanyak 11 orang (33,3%) yang memperoleh akumulasi nilai
diatas 79 atau pada kategori tuntas. Sementara sisanya sebanyak 1,21 % masih belum
mencapai standar ketuntasan. Sedangkan untuk mengetahui kriteria hasil nilai peserta didik
secara keseluruhan, maka terlihat dari peserta didik sejumlah 27 orang, skor kumulatif yang
diperoleh adalah 74% atau dikategorikan Cukup. Oleh karena itu, penulis melaksanakan
Selain dinilai dari akumulasi nilai seluruh komponen writing, perlu pula dilakukan
analisis berdasarkan akumulasi tiap-tiap komponen menulis itu sendiri. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui pada aspek mana siswamemperoleh nilai tertinggi. Dengan begitu dapat
Untuk refleksi hasil observasi baik peneliti dan peserta didik, hanya akan dibahas
pada aspek yang berada pada kriteria cukup. Pada observasi guru, aspek yang memperoleh
Pada aspek ini, peneliti hanya memperoleh kriteria cukup karena peneliti/guru hanya
Saat proses pembelajaran baik pertemuan pertama dan kedua, pemberian kesempatan
peserta didik.
Sedangkan untuk hasil observasi keaktivan peserta didik, aspek yang masih beroleh kriteria
cukup antara lain: Interaksi antar peserta didik; Kerja sama antar peserta didik; Kemampuan
menjawab pertanyaan lisan dari guru; dan Kemampuan mengerjakan soal-soal latihan.
Selanjutnya pada siklus berikut peneliti/guru diharapkan dapat mengelola kelas dan suasana
pembelajaran dengan lebih inovativ lagi sehingga mengurangi presentase untuk kriteria
Siklus II dilaksanakan pada hari jumat tanggal 05 maret 2021 dan 19 maret 2021.
Siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan karena peneliti/guru tidak lagi memberikan
penjelasan materi report text karena telah dijelaskan pada siklus I. Siklus ke II ini langsung
pada penugasan kepada siswa untuk membuat teks report dengan tetap menggunakan teknik
guiding questions sebagai instrumen LKS-nya serta pada pertemuan kedua difokuskan pada
pembahasan hasil text yang telah dibuat oleh siswa. Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian
disiapkan pula lembar kerja siswa (LKS) yang berisi serangkaian pertanyaan dalam
observasi keaktivan peserta didik. Kedua instrumen observasi tersebut masih memuat
indikator penilaian yang sama dengan tujuan melihat jika ada perubahan dalam
pembelajaran pada siklus kedua ini yakni memberikan motivasi kepada siswayang
dengan beberapa kamus yang dipinjam dari perpustakaan untuk membantu dan
Telah dijelaskan bahwa siklus kedua ini terdiri dari dua kali pertemuan.
Mengapa? Karena siswa telah paham tentang konsep teks report sehingga tidak perlu
hasil teks yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus ini
Kegiatan Awal
dengan menyampaikan tujuan/ indikator yang harus dicapai oleh peserta didik.
Kegiatan Inti
pertanyaan seputar topik yang akan menjadi isi dari teks report yang dibuat.
Untuk siklus kedua ini, topik yang diangkat adalah ‘Komodo Dragon”. Alasan
memilih topik ini karena Komodo dragon merupakan salah satu hewan purba
yang ada di Indonesia. Hewan ini juga sudah terkenal di seluruh dunia sehingga
menit, sama dengan lama waktu pada siklus sebelumnya. Oleh karena itu,
jumlah pertanyaan menjadi panduan dalam LKS haruslah sama dengan teks
“penguin”. Karena semakin banyak pertanyaan yang menjadi ide pokok, maka
semakin panjang pula teks yang akan dihasilkan dan akan berdampak pada
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menulis. Oleh karena itu,
pada penerapan teknik ini perlu diperhitungkan berapa banyak pertanyaan pada
mengerjakan tugas.
Kegiatan penutup
tidak hanya berupa tanya jawab seputar kesulitan-kesulitan yang ditemui, efek
kegiatan ini, meski memang hasil berupa daftar nilai telah lebih dulu
perolehan skor peserta didik. Untuk kriteria penilaian sangat baik, mengalami
perubahan yakni 7 orang (21,2%). Kenaikan signifikan ini juga terlihat pada kriteria
‘Baik’ yang tadinya hanya 6 orang, pada siklus ini menjadi 15 orang (45,5%).
jumlahnya sedikit berkurang yakni menjadi 11 orang (33,3%) dan pada siklus ini tidak
terdapat lagi siswayang berada pada level kurang maupun kurang sekali (tabel hasil
writing siswaterlampir).
Untuk memperjelas data hasil nilai yang diperoleh, diperlihatkan pada tabel
Tabel 2.
Hasil Tes Writing Teks Report pada Siklus II
Diagram 2.
d). Hasil Observasi Kegiatan Guru (peneliti) dan Keaktifan Peserta didik
Sama halnya dengan prosedur lain yang dilakukan di kedua siklus, begitu pula
pembelajaran oleh pengamat/guru mitra. Bentuk instrumen observasi itu sendiri tidak
mengalami perubahan baik dari segi aspek yang diamati maupun rentang kriteria yang
dinilai. Namun tentu saja terdapat perbedaan pada hasil observasi yang pada
kenyataanya lebih baik dari siklus pertama. hal ini dikarenakan peneliti/guru telah
melakukan evaluasi dan refleksi hasil observasi sebelumnya baik dari segi bahan ajar,
perencanaan, proses hingga penilaian. Selain itu evaluasi juga diberikan kepada
keaktivan siswadan melalukan perbaikan dengan cara sharing dan memotivasi mereka
Diagram 3.
Diagram 4.
Kegiatan akhir dari siklus II ini adalah kembali melakukan refleksi terhadap
hasil tindakan yang telah diberikan selama proses pembelajaran di kelas baik dari segi
hasil belajar maupun hasil pengamatan. Untuk hasil belajar, seperti dijelaskan di atas
bahwa terdapat kenaikan pada perolehan nilai serta tingkat kemampuan siswayang
diperoleh sebagai hasil akumulasi dari tiap aspek dalam writing. Untuk siklus kedua
ini, siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni sebanyak
22 orang dari yang tadinya hanya 11 orang. Selain itu, jika dilihat dari presentase
jumlah nilai yang diperoleh keseluruhan peserta didik, yakni 80% atau dengan
kategori Baik maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keampuan peserta
didik di siklus II. Dengan demikian upaya peneliti mengadakan siklus kedua dengan
target lebih dari setengah jumlah siswayang mencapai ketuntasan telah terpenuhi.
Jika ditinjau dari penilaian per aspek/indikator writing terlihat pula kenaikan di
semua indikator. Kenaikan yang signifikan terlihat yakni pada aspek content dan
Peningkatan hasil pencapaian tidak hanya terjadi pada hasil belajar tetapi juga
dalam kegiatan baik guru maupun peserta didik. Pada lembar hasil observasi
keduanya terlihat bahwa untuk beberapa indikator yang pada siklus sebelumnya
mendapat predikat cukup, kini naik menjadi ‘baik’; dan beberapa indikator bahkan
pada pembelajaran sebelumnya, telah terbukti berhasil dengan melihat hasil observasi
kali ini. Namun sebagai catatan peneliti, masih terdapat satu aspek yang memperoleh
bertanya”. Predikat cukup diperoleh karena selama pembelajaran pada kedua siklus,
kedepannya, peneliti akan berusaha memperbaiki hal tersebut dengan lebih banyak
diantaranya dari segi motivasi belajar, perhatian terhadap penjelasan guru, keaktifan
dalam bertanya serta kemampuan dalam mengerjakan soal latihan. Keempat aspek
tersebut memperoleh predikat sangat baik (SB) karena terlihat dari kondusifnya
keadaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Hanya saja juga masih
terdapat satu aspek yang masih perlu ditingkatkan yaitu kemampuan menjawab
pertanyaan lisan dari guru karena sebagian besar siswamasih dibimbing oleh guru
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan. Diperlukan latihan dan
B. Pembahasan
(writing) teks report melalui penerapan teknik tertentu yang dipercaya dapat memberbaiki
kualitas tulisan peserta didik. Penggunaan teknik atau metode yang tepat tidak hanya dapat
meningkatkan kemampuan akademik tetapi juga dapat menumbuhkan motivasi belajar karena
Teknik yang dapat digunakan guru untuk melatih siswadalam writing sebetulnya
beragam. Berbagai teknik/metode/strategi mapun media kita bisa temukan melalui buku
referensi atau website dan blogspot pembelajaran. Tentunya, sebagai guru haruslah jeli
memilah dan memilih teknik yang digunakan disesuaikan dengan bahan ajar, daya serap
siswadan fasilitas pembelajaran. Sebagai contoh, menulis menggunakan media gambar seri
lebih tepat digunakan pada materi Narrative text karena memerlukan runtut kejadian. Begitu
pula untuk media gambar objek bisa digunakan untuk melatih siswamembuat teks
descriptive. Oleh karena itu, pada penelitian ini dimana peneliti menemukan masalah dan
mencari solusi terhadap rendahnya kemampuan siswadalam menulis teks report, maka
Teknik guiding questions adalah sebuah teknik sederhana namun dapan secara
langsung membantu siswadalam menulis. Sebagai bahan pertimbangan pemilihan teknik ini
adalah karena masalah utama kesulitan menulis yakni sulitnya menemukan ide tulisan bahkan
terkadang mereka bingung bagaimana memulai sebuah essay. Ciri teks report yang berisi
deskripsi tentang sesuatu atau kejadian, sangatlah pas dengan konsep panduan pertanyaan
karena jawaban/informasi dari tiap pertanyaan dapat menjadi ide pokok yang selanjutnya bisa
dikembangkan sendiri dengan pengetahuan masing-masing. Selain itu, pengunaan teknik ini
tidak membutuhkan sebuah rancangan yang rumit, hanya memerlukan keterampilan guru
berkualitas pula.
Melalui tampilan data yang disajikan pada tabel hasil siswapada siklus 1 dan 2 maka
bisa dilihat bahwa teknik guiding question dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan
writing. Pada siklus I, peserta didik memperoleh yang termasuk dalam kategori kurang
berjumlah 3 orang dengan nilai terendah 58 poin. Sementara yang termasuk kategori baik
sejumlah 2 peserta didik dengan nilai tertinggi 90. Pada siklus 1 aspek writing yang dianggap
sulit bagi peserta didik dilihat dari nilai yang diperoleh adalah mechanic dan languge use.
Sementara di siklus ke-2 setelah di terapkan teknik Guiding Questions untuk yang
kedua kalinya dalam pembelajaran teks report, terlihat peningkatan pada hasil peserta didik.
Sudah tidak terdapat peserta didik yang mendapat kategori kurang. Untuk nilai terendah pada
siklus 2 adalah 66 point. Jika dilihat dari nilai yang diperoleh peserta didik, aspek writing
yang mendapat skor terendah dari skor maksimal rata-rata adalah pada aspek language use.
Untuk nilai tertinggi adalah 90 point dengan aspek yang mengalamu peningkatan adalah
Vocabulary. Grafik/Diagram perbedaan hasil pada siklus I dan siklus II dapat ditampilkan
sebagai berikut:
Diagram 6.
Berdasarkan pemaparan pada hasil belajar / tulisan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa
dalam dua kali siklus, penerapan teknik guiding question mencapai target keberhasilan yaitu
peningkatan kemampuan writing report teks bagi siswa kelas 9.8 MTs Negeri I Kota
Gorontalo.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
1. Writing sebagai salah satu bagian dari keterampilan berbahasa khususnya bahasa
Inggris perlu mendapat sentuhan inovasi dari guru karena skill ini dianggap paling
yang dapat membantu baik guru maupun siswapada proses belajar mengajar di kelas.
report siswa
question
4. Indikator keberhasilan penggunaan teknik guiding questions dapat terlihat pada tabel
pada bab sebelumnya dan sebagai contoh untuk kriteria ‘Baik’ siswa pada siklus 1
sebanyak 6 orang (1,81%) kemudian pada siklus II menjadi 15 orang (45,5%) atau
mengalami kenaikan sebesar 43,69%. Sedangkan untuk daya serap dari 33,3 %
(pada siklus I ) naik menjadi 66,6 % (pada siklus II). Nilai daya serap ini dilihat
dari jumlah siswa yang memperoleh diatas KKM di bagi dengan jumlah keseluruhan
siswa, dalam hal ini yang diambil adalah siswa yang memperoleh kategori Baik dan
Sangat Baik
B Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat mengajukan beberapa
saran yakni:
.
1. Penerapan teknik guiding sentences hendaknya dapat diuji cobakan pada jenis teks
yang lain misalnya narrative, descriptive, recount dan sebagainya. Selain itu
diharapkan pula kedepan teknik ini dapat diterapkan pada keterampilan berbahasa
lain.
2. Bagi guru pengampu mata pelajaran khususnya Bahasa Inggris diharapkan dapat terus
pembelajaran aktif dan menyenangkan. Sehingga guru tidak hanya mengejar kualitas
akademik semata tetapi juga berhasil menciptkan suasana pembelajaran yang nyaman
bagi peserta didik. Kemampuan guru mengelola kelas dan administrasi pembelajaran
dengan baik dapat menghasilkan proses pembelajaran serta ouput yang berkualitas
pembelajarannya tidak secara tatap muka atau hanya melalui pertemuan virtual