Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR PERNYATAAN

“Dengan ini SMK Negeri 1 Sungailiat menyatakan bahwa karya kreativitas tari tradisional
dengan judul “tekatep” beserta seluruh isinya benar-benar hasil karya siswa SMK Negeri 1 Sungailiat
dengan pembinaan dan arahan dari praktisi seni sekaligus guru mata pelajaran seni budaya, SMK
Negeri 1 Sungailiat tidak melakukan pelagiarisme dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini SMK Negeri 1 Sungailiat
siap menanggung sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya tari atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tari SMK
Negeri 1 Sungailiat ini”.

Sungailiat, Juli 2018


Yang membuat pernyataan,

SMK Negeri 1 Sungailiat


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan
bagi seluruh umat manusia, karena rahmat dan hidayah-Nya siswa SMK Negeri 1 Sungailiat dapat
menyelesaikan karya tari ini dengan judul “TEKATEP”.

Penciptaan karya tari untuk perlombaan festival dan lomba siswa nasional (FLS2N) ini bertujuan
untuk mengikuti cabang lomba FLS2N yaitu Festival kreativitas tari tradisional, selain itu juga karya
tari yang telah kami ciptakan sesuai dengan tuntutan kebutuhan perlombaan dan dapat memberi
persembahan kepada apresiastor dan dewan juri. Semoga karya tari ini dapat menginspirasi peserta
didik yang akan datang dan masyarakat umum.

Sungailiat, Juli 2018

SMK Negeri 1 Sungailiat


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengacu pada kegiatan rutin kementerian pendidikan dan kebudayaan nasional, yaitu
Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) setiap tahun tingkat SMK, dimana pada tahun ini
memiliki tema cerita rakyat, legenda atau mitos yang ada di daerah masing-masing. SMK Negeri
1 Sungailiat mengambil salah satu tema yang diangkat dari mitos masyarakat bangka guna
mempersiapkan produksi karya tari untuk mengikuti ivent tersebut melalui tahapan seleksi
tingkat provinsi.
Tarian yang diangkat disini berjudul “TEKATEP” yang merupakan suatu sebutan yang
digunakan masyarakat Bangka Belitung bagi orang yang terperangkap di suatu tempat dan tidak
bisa keluar dari tempat tersebut dikarenakan mengambil sesuatu barang milik orang lain, dimana
barang tersebut sudah di jampi-jampi atau disyarat oleh pemiliknya sehingga orang yang
mengambil barang tersebut berputar-putar ditempat itu dan menjadi linglung ( kebingungan).
Masyarakat Bangka Belitung sangat kental dengan mitos, banyak orang untuk menjaga
kebun yang sering mereka tingkalkan supaya aman mereka menyarat atau menjampi-jampi kebun
serta peralaatan atau semua yang berada dalam kebun tersebut.
Seiring perkembangan zaman mitos ini mulai sirna bahkan jarang terdengar lagi. Maka dari
itu diangkat dalam sebuah tarian untuk memperkenalkan bahwa di daerah Bangka Belitung
mengenal adanya sebuah mitos yang bernama”TEKATEP”.

B. Tujuan
 Mengangkat mitos masyarakat yang ada di Bangka Belitung yang dituangkan kedalam
sebuah penyajian karya seni tari kelompok agar menjadi tauladan nasihat dan juga menjadi
salah satu ragam keunikan khasanah budaya nusantara.
 Meningkatkan rasa solidaritas, kerja sama, disiplin, tanggung jawab dan kreativitas
 Menggali potensi, mengembangkan serta melestarikan seni budaya setempat
 Peserta didik dapat mempersiapkan diri sebagai peserta Festival Lomba Siswa Nasional dan
bangga terhadap dirinya diberikan Tuhan potensi dan bakat menari sehingga dapat menjadi
peserta pilihan sekolah.
 Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang seni tari (factual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata serta memperagakannya dalam bentuk
kreativitas tari tradisional daerah setempat.
BAB II
ANALISIS TARI TEKATEP

A. Tema Tari

Tema tari diangkat dari mitos masyarakat bangka belitung yang menggunakan jampi-jampi atau
syarat untuk mengamankan peralatan atau segala sesuatu yang berada di pondok kebun pada saat
ditinggalkan pemiliknya. Agar tidak dicuri atau digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab
tanpa seizin pemilik pondok kebun tersebut.

Beberapa kejadian yang sering diceritakan masyarakat jika ada seseorang yang mengambil atau
menggunakan peralatan kebun yang ditinggalkan pemiliknya maka orang tersebut spontan akan
kebingungan dan linglung dan hanya mampu berputar-putar di tempat tersebut sampai pemiliknya
tiba. Kejadian ini biasa disebut oleh masyarakat bangka belitung tekatep (tidak mampu kemana-
mana).

B. Judul Tari

“ TEKATEP “

C. Sinopsis Tari

“TEKATEP” merupakan mitos masyarakat Bangka Belitung untuk menggambarkan


sesorang yang terperangkap di suatu tempat dan tidak bisa keluar dari tempat tersebut
dikarenakan mengambil atau menggunakan alat-alat tanpa seizin pemiliknya, yang mana
barang tersebut sudah di jampi-jampi atau disyarat oleh pemiliknya sehingga orang
berputar-putar ditempat itu dan menjadi linglung ( kebingungan).
Dalam tarian ini diceritakan salah satu penghuni pondok kebun yang kekurangan
peralatan berkebun seperti terindak/penutup kepala khas Bangka Belitung, kayu tugal, dan
lain-lain, mereka mengunjungi pondok kebun tetangga yang memiliki peralatan yang
dibutuhkan. Ketika sampai di pondok kebun tetangga, rupanya sang pemilik tidak berada
ditempat, akhirnya penghuni pondok kebun memberanikan diri untuk menggunakan
peralatan yang dibutuhkan tanpa seizin pemiliknya. Ketika membawa peralatan yang
dibutuhkan, tiba-tiba penghuni pondok kebun tersebut menjadi linglung (kebingungan) dan
hanya mampu menggunakan peralatan tersebut ditempat pemiliknya, rupanya alat-alat
tersebut sudah disyarat dan di jampi-jampi oleh pemiliknya, akhirnya merekapun tekatep di
pondok pemiliknya dan hanya mampu berputar-putar disekitar kebun. Gerak non harmonis,
stakato adalah gambaran pergolakan batin penghuni pondok kebun yang tekatep.

D. Konsep Garapan
 Konsep gerak (pijakan)
Berpijak pada tari-tarian tradisi Bangka Belitung seperti gambus, gajah menunggang,
kedidi dan taber.
 Rias busana
Rias busana pada tarian ini bernuansa melayu dan penggambaran suasana kebun
 Musik tari
Musik tari bersumber dari musik tradisi yang memiliki melodi gambus, accordion,
gendang bangka, biola, tik tok (perkusi), vocal
E. Proses dan Perwujudan karya

1. Pada tanggal 28 juni tahap pencarian penari yang mana kondisi sekolah masih
libur.
2. Pada tanggal 29 juni penari sudah didapat dan mulai mempersiapkan proses
latihan dan penggarapan tari oleh pelatih
3. Latihan awal dimulai tanggal 30 juni 2018 dan pencarian gerak dilakukan
sampai tanggal 4 juli 2018. Pada tanggal 5 juli 2018 dimulai pencarian ide cerita
yang dibantu oleh pakar seni bangka belitung yakni Bapak Wahar, lalu
terpilihlah sebuah mitos “Tekatep” yang sering terjadi di Bangka Belitung,
setelah itu baru memilih properti tari yang tepat yaitu terindak dan alat tugal
padi, serta proses pembuatan musik
4. Pada tanggal 8 juli 2018 dimulai proses pengukuran dan penjahitan busana
5. Proses penghafalan gerakan serta mencari teknik dan bentuk gerakan
6. Proses penulisan karya secara tertulis tanggal 14-17 juli 2018-07-18 proses
pengecatan dan menghias properti
7. Latihan rutin dimulai pada tanggal 5 juli sampai tanggal 18 juli 2018, latihan
dilaksanakan pada pagi dan malam hari.

Anda mungkin juga menyukai