Anda di halaman 1dari 36

MODUL

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


SMP NEGERI 3 SIDOHARJO
KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2022-2023


MODUL

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


TEMA:KEARIFAN LOKAL
(Membuat mural kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal, Fokus: kesenian Tari Kethek Ogleng dan Gamelan)

A. INFORMASI UMUM

a) Identitas Modul
Nama penyusun : Team
Institusi : SMP Negeri 3 Sidoharjo
Tahun disusunnya : 2023
Jenjang sekolah : SMP
Fase : D
Kelas : 7
Alokasi waktu : 6 Minggu
Topik : Kesenian Kebudayaan Daerah
b) Sarana dan Prasarana
- Lembar Kerja Peserta Didik
- Alat dan bahan

No Mural di media dinding Tari Kethek Ogleng dan Gamelan


1. Kuas Lukis berbagai macam ukuran Busana/kostum kethek ogleng
2. Cat minyak/dinding Alat musik gamelan
3. Dinding polos
4. Bahan pengencer cat
5. Biang warna
6. Gelas penyampur warna

c) Target Peserta didik


Peserta didik reguler/tipikal : umum
d) Relevansi tema dan topik projek untuk satuan pendidikan:
Kearifan lokal, media edukasi kepada peserta didik mengenai berbagai macam kebudayaan yang ada
dimasyarakat atau lingkungansekitar.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


B. KOMPONENINTI
a) Deskripsi Singkat Projek
Projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema: KEARIFAN LOKAL (Membuat
mural kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal, Fokus: kesenian tari
kethek ogleng dan gamelan). Dalam projek ini kita akan mengangkat kebudayaan yang ada di
lingkungan sekitar yaitu tari kethek ogleng dan gamelan. Kethek Ogleng berasal dari kata
kethek yang berarti kera dan ogleng adalah kata lain dari sarum demung (sarum besar).
Kethek Ogleng merupakan sebuah tarian yang pemainnya harus menirukan gerakan-
gerakan seekor kera atau kethek. Ketika penari melakukan gerakannya diiringi oleh
iringan Gendhing Gancaran Pancer, salah satu vokabuler gendhing Jawa yang dari
kejauhan terdengar seperdi bunyi ogleng ogleng. ogleng. Tarian ini tidak ada gerakan
khusus yang dibakukan. Gerakan tidak kaku dan sangat atraktif dan akrobatik. Dalam
sebuah sesi penari kethek ogleng melakukan interaksi dengan para penonton dengan cara
mengajaknya menari dan bercanda. Sejarah kethek ogleng tidak diketahui secara pasti
kapan mulai ada. Namun tokoh yang berpengaruh terhadap kesenian unik ini adalah Mbah
Samijo alm. dari Desa Tempursari Kecamatan Sidoharjo yang merupakan penari kethek
dan banyak mengajari penari-penari selanjutnya. Dalam pementasan kethek ogleng, para
pemain mengisahkan tentang kisah cinta Dewi Sekartaji dari Kerajaan Jenggala dan Raden
Gunung Sari atau Panji Asmoro Bangun dari Kerajaan Kediri. Pada saat Dewi Sekartaji
mendengar akan dijodohkan dengan pangeran dari Kerajaan lain secara diam-diam
melarikan diri dan menyamar sebagai Endang Rara Tompe. Panji Asmara Bangun yang
mendengar sang kekasih melarikan diri, maka memutuskan segera mencari Dewi Sekartaji
dan menyamar sebagai kethek. Di perjalanan, Panji Asmara Bangun singgah di rumah
pendeta dan mendapat wasiat untuk berjalan kea rah barat. Pada akhirnya kedua orang
tersebut bertemu di suatu daerah, namun tidak saling mengenal. Akhirnya mereka berdua
menjadi sahabat yang baik dan saling membuka identitas masing-masing. Akhirnya
mereka berdua sepakat untuk kembali ke Jenggala untuk melangsungkan pernikahan
Pertunjukan diawali dengan seorang dalang yang melantunkan suluk membuka kisah
dengan menceritakan sosok Kethek Ogleng yang selalu diikuti sosok kera. Pada awal
pertunjukan inilah disajikan keterampilan Kethek Ogleng dalam menari kemudian disusul
penuturan Kethek Ogleng tentang seorang gadis desa berparas cantik yang bernama
Endang Roro Tompe. Kemudian pertunjukan mengikuti alur cerita dengan menampilkan
dialog, tari, tetembangan, dan diiringi gamelan. Kethek Ogleng yang menceritakan proses
pengembaraan ini mampu menampilkan keselarasan anatara seni gerak tari, seni suara, dan
seni musik. perpaduan ini menghasilkan sebuah kerjasama dan keseimbangan. nilai-nilai
tersebut berkembang di dalam masyarakat dalam menghasilkan kreasi-kreasi budaya dan
urusan sosial lainnya. kreasi budaya hiburan melalui kethek ogleng ini mendorong
masyarakat untuk lebih meningkatkan partisipatif masyarakat. Pertunjukan ini digelar di
tempat-tempat terbuka seperti lapangan, halaman, kebun terbuka yang luas dan panggung
terbuka. Dalam perkembangannya pertunjukan ini juga digelar di pendopo dan gedung-
gedung pertemuan. Pada tahun 1970-an, keberadaan Kethek Ogleng ada di setiap
kabupaten di DIY ditandai dengan adanya kelompok-kelompok kesenian Kethek Ogleng..
b) Dimensi dan Sub elemen dari profil pelajar pancasila yang berkaitan:
Dimensi Profil pelajar Pancasila:
1. Bergotong royong
2. Kreatif
Sub-elemen dari profil pelajar pancasila yang berkaitan:
Memahami budaya-budaya yang ada di lingkungan
sekitar
• Kerjasama / kolaborasi
• Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
• Menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


c) Tujuan spesifik untuk fase D
Membuat mural kebudayaan di satuan
pendidikan Fokus: Pengembangan budaya
daerah Menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinil
d) Alur Kegiatan Projek secara umum

Modul Projek Fase D Dimensi Profil Pelajar Sub-elemen yang disasar


Tema: Kearifan Lokal Pancasila: • Kerjasama
Topik: Mural budaya ( - Gotong royong • Komunikasi untuk
tari kethek ogleng dan - Kreatif mencapai tujuan bersama
• Menghasilkan karya
gamelan)
dan Tindakan yang
Total waktu: 6 Minggu
orisinil

Asesmen Diagnostik.
Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur kompetensi awal peserta didik yang
dipakai untuk menentukan kebutuhan diferensiasi peserta didik, pengembangan alur dan
kegiatan projek, dan penentuan perkembangan sub-elemen antarfase

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap budaya
di lingkungan sekitar
1 2 3 4 5
Mengenali Refleksi awal Pemberian Kunjungan ke Diskusi
budaya yang materi tentang komunitas tari tentang mural
ada di kebudayaan dan atau budaya dan
lingkungan daerah lewat pengrajin batik seni tari kethek
sekitar. vidio ogleng serta
gamelan
Tahap Kontekstualisasi. Mengontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6 7 8 9
Pengumpulan, Diskusi tentang Pengorgani- Asesmen
Pengorganisasian, Seni tari kethek sasian Data Formatif ;
dan penyajian data ogleng dan secara mandiri membuat
gamelan kelompok mural
budaya dan seni
tari kethek ogleng
serta gamelan

10 11 12 13 14
Mural Aksi Mural Aksi Mural Aksi Mural Aksi Asesmen
Nyata budaya Nyata budaya Nyata Sayangi Nyata budaya Formatif
daerah tari daerah tari Sekolahku: batik & tari tari Simulasi
kethek ogleng kethek ogleng Menentukan kethek ogleng Pameran mural
dan gamelan dan gamelan karakteristik sekolahku: aksi nyata buda
Mural membuat mural
Di sekolahku: Sekolahku: Menentukan
Eksplorasi Peranku dan Karakteristik
program askisku Mural yang
pengelolaan baik
mural
Mural aksi
nyata budaya
mural, seni tari
kethek ogleng
pada HUT di
sekolahku

15 16
Evaluasi Mari Beraksi
SolusiYang Sambil Refleksi
Ditawarkan Membuat mural
di Sekolahku

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pemetaan dimensi elemen:
Dimensi Profil Elemen Profil Sub-elemen Target Aktivitas
Pelajar peserta didik Profil Pelajar Pencapaian di Terkait
Pancasila Pancasila Pancasila akhir Fase D
terkait (SMP, 12 15
tahun)
Gotong Royong Kolaborasi Kerjasama dalam Menyelaraskan ide 10, 11, 13
pembuatan dan tindakan
mural budaya sendiri denga ide
pada media tindakan orang
dinding dan tari lain untuk
kethek ogleng melaksanakan
kegiatan dan
mencapai tujuan
kelompok
dilingkungan
sekitar serta
memberi
semangat kepada
orang lain untuk
bekerja efektif dan
mencapai tujuan
bersama

Koordinasi sosial Membagi peran 10, 12, 14


dalam pembuatan dan
menyelaraskan
muralbudaya tindakandalam
kelompok serta
menjagatindakan
agar selaras untuk
mencapaitujuan
bersama.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA 57


Kreatif Menghasilkan Mempelajari Mengidentifikasi 2, 3, 4
karya dan konsep dan materi untuk
Tindakan yang langkah- mengaitkan
orisinil langkah dan
Pembuatan mural menginterpretasi
dan memikirkan informasi serta
cara untuk memberi ide untuk
melakukannya mengaplikasikan
dengan lebih baik. Dalam membuat
mural.
Mengidentifkasi Mengidentifikasi, 5,6,7,8,13
materiuntuk mengaitkandan
mengaitkandan menganalisis
menginterpretasi informasiyang
informasi serta relevan serta
Memberi ide memprioritaskan
dalamdiskusi beberapa gagasan
Pembuatan mural. tertentu dalam
pembuatanmural.
Memberi ide/ 8,9,10,11
Gagasan dengan
Berbagai
argument
Dalam
mengembangkannya
Dalam pembuatan
Mural

ALUR PROJEK SECARA UMUM


Merumuskan tujuan
1. Mengamati 2. Mendefinisikan
Apa yang terjad? Oh, ternyata itu yang
• Mempersiapka hendak dicapai
n observasi • Mendefinisikan
• Mengenaldan tujuan daritemuan
mendekatipersoalanny • Membuat
a (mencerap) kerangka konteks
• Mencariinspirasi
Tindak lanjut
3. Menggagas 4. Memilih 5. Merefleksikan
Bagaimana aku bisa Bagaimana aku bisa Bagaimana supaya ide
menjadi bagian dari mewujudkannya ini menjadi lebih baik?
solusi? tujuan? • Membagipengetahuan
• Melontarkan • Memilih solusi yang • Memintamasukan
dan sesuai dengan • Mengembangkanide
mengembangkan tujuan lebih lanjut dari
gagasan • Membuat purwarupa masukan
• Membuatalternatif solusi

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


e. Assesment

Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif

Waktu • Pada awal perencanaan projek Berkala, berkelanjutan selama


penggunaan (identifikasi kesiapan sekolah), projek
jika membuat sendiri modul
projek.
• Pada saat penentuan dimensi,
elemen, dan sub-elemen, jika
menggunakanmodul projek
sudah ada.

Pihak yang Pendidik Pendidik, peserta didik secara


memberikan pribadi (self- assessment), sesama
asesmen peserta didik (peer- assessment),
mitra sekolah dalam
projek(misalnya: orang tua,
narasumber projek)

Contoh bentuk Rubrik, observasi, kuesioner, Rubrik, umpan balik (dari pendidik
asesmen refleksi, esai dan sesama peserta didik) baik secara
lisan maupun tertulis, observasi,
diskusi, presentasi, jurnal, refleksi, esai

Manfaat untuk • Menciptakan baseline (garis • Mengawasi pem- belajaran


tim fasilitasi dasar) untukmenilai kemampuan peserta didik selama projek
projek awal peserta didik. Informasiini • Memastikan perkembangan
dipakaiuntuk merencanakan kompetensi peserta didik sesuai
kegiatan projek yangefektifdan dengan sub-elemen Profil Pelajar
bermakna untuk peserta didik, Pancasila yang disasar
untuk mencapai konsep • Mengecek pemahaman peserta
learning atthe didikmengenaiisu projek
right level
• Menentukan sub- elemen
yang sesuai denganfasenya

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Manfaat untuk • Memahami • Membantu peserta didikmemperbaiki
peserta didik performa di dan mengembang- kan diri
awal projek • Membantu peserta didik
mendapatkan hasil belajar yang
lebihbaikdalam asesmensumatifdi
akhir
• Mengoptimalkan dampak projek

Pemetaan Alur Asesmen:

Tahap Asesmen
1. Menentukan Membuat mural budaya pada media dinding, tari kethek
tujuan ogleng dan gamelan.
pembelajaran Fokus: Pengembangan karakter menghargai budaya daerah di
lingkungan sekitar, menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal. (Fase D)
Mampu membuat mural budaya sebagai wujud mencintai
2. Merancang budaya daerah
indikator
kemampuan Mampu menunjukkan sikap bergotong royong, dan kreatif
dalam pembuatan mural pada media dinding.

Mampu merefleksikan identitas diri yang terbentuk dari kearifan


lokal
Menyajikan informasi
Melaksanakan pembuatan mural
3. Menyusun Bentuk
strategi asesmen Menyajikan informasi (membuat Mural)
asesmen Rubrik observasi
Instrumen Jurnal dan lembar ceklis
asesmen Hasil Mural
4. Mengolah Dari hasil rubrik yang dilakukan, kesimpulannya Asudah mampu
hasil asesmen menunjukkan kreatifitas dalam membuat mural pada media dinding
Dari hasil jurnal dan lembar ceklis,sudah mampu menunjukkan
sikap gotong royong dan kreatif dalam membuat mural pada
media dinding .
Dari hasil Mural yang dibuat, kesimpulannya dapat merefleksikan
identitas diri yang terbentuk dalam bergotong royong membuat
membuat mural pada media dinding.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


5. Menyusun laporan Setelah mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian, berada pada fase D dengan tema p

Rubrik asesmen:
1. Rubrik Perkembangan Sub-elemenAntarfase
Dimensi: Assesmen Kreatif Fase D

No Aspek pengamatan Capaian


BB MB SB BSH

1. Siswa mempunyai ide untuk bertanya


2. Siswa memiliki semangat /antusias yang
tinggi pada projek
3. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar
dalam proses projek
4. Siswa mau menerima kritik dan saran dari
teman atau kelompok lain
5. Siswa memiliki imajinasi tinggi dalam
pembuatan mural

1. Rubrik Perkembangan Sub-elemenAntarfase


Dimensi: Gotong royong Fase D
Penilaian dapat didasarkan pada kriteria berikut : Tabel 1. Penilaian Kerja kelompok
(mural pada media payung)

Capaian
Kriteria Penilaian
BB MB SB BSH
Siswa berkontribusi pada kerja kelompok
Siswa bekerja secara kolaboratif dengan siswa lainnya
Siswa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
dijadwalkan
Dalam mural, gambar di lukis dengan rapi dan indah
Dalam menarikan tari kethek ogleng dilakukan dengan baik
Dalam memainkan alat musik gamelan dimainkan dengan
indah

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kriteria Penilaian Kerja kelompok (tabel 2)

Kategori 1 2 3 4
Kontribusi Siswa tidak Siswa Siswa Siswa selalu
pernah Menyelesaikan berkontribusi, bersedia
mengerjakan Sebagian tugas Menyelesaikan membantu dan
tugas yang yang menjadi Sebagian tugas melakukan lebih
menjadi tanggungjawabny yang menjadi dari
tanggungjawabny a, siswa tanggungjawabny tanggungjawabn
a, siswa tidak memberikan ide- a, siswa sering ya, siswa selalu
memberikan ide- ide bermanfaat memberikan ide- memberi ide-ide
ide ide bermanfaat yang bermanfaat
Kolaborasi Siswa tidak Siswa kadang Siswa sering Siswa selalu
pernah mendengarkan bersedia mendengarkan,
mendengarkan dan dan berbagi mendengarkan berbagi dan
berbagi beberapa beberapa kali, dan berbagi, mendukung teman
kali, seringkali kadang tidak bersedia kelompoknya.
mengganggu melakukan melakukan Mengkoordinir
jalannya kerja pekerjaan yang pekerjaan yang kinerja kelompok.
kelompok.
Fokus Siswa tidak Siswa hampir selalu Siswa kadang Siswa selalu fokus
pernah fokus pada fokus pada tugas fokus pada tugas pada tugas dan hal
tugas dan hal yang dan hal yang perlu dan hal yang perlu yang perlu
perlu dilakukan dilakukan dan perlu dilakukan dan dilakukan dan
dan diingatkan dapat diandalkan sangat mandiri.
mengandalkan temannya saat temannya.
pekerjaan kerja kelompok.
temannya.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


2. Rubrik evaluasi implementasi aksi projek
Digunakanolehpesertadidik dan pendidikuntukmenilai solusi aksiyangditawarkanpesertadidik
dalam projeknya.
e) Pertanyaan Pemantik
Sebutkan berbagai budaya yang ada di lingkungan sekitarmu?
Bagaimana cara melestarikan budaya – budaya yang ada di lingkungan sekitar kita?
f) Pengayaan dan Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilaksanakan dalam bentuk:
o Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Tujuan
Pembelajaran maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui Tujuan
Pembelajaran.
o Remidial terdiri atas dua bagian : Remidial karena belum mencapai Tujuan Pembelajaran dan
o Remidial karena belum mencapai Tujuan Pembelajaran.
o Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai Tujuan Pembelajaran .
o Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai Tujuan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pengayaan dilaksanakan dalam bentuk:
Pengayaan diberikan untukmenambahwawasanpesertadidikmengenaimateripembelajaran
yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai Tujuan Pembelajaran.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.

h. Refleksi peserta didik dan guru.


Refleksi peserta didik :
Terdapat pada setiap “refleksi diri” yang disampaikan di setiap akhir proyek.
Refleksi Guru:

- Apakah peserta didik mampu menunjukkan pemahaman konsep dengan baik?


- Apakah peserta didik mampu berpikir kreatif dengan baik?
- Jikapesertadidikmengalamikesulitan, bagaimana guru akanmenindaklanjutinya?

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


C. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kegiatan Peserta
didik Mural kebudayaan
daerah
Metode: Praktek/ demonstrasi
Tujuan: Membuat Mural kreatif
Alat dan bahan
 Alat untuk menggambar dikertas (Pensil, Penggaris, Penghapus, Pensil warna , kertas)
 Cat minyak
 Bahan pengencer cat
 Kuas berbagai macam ukuran
 Dinding polos

Langkah kegiatan
1. Langkah-langkahpembuatanmural
a. Tahap awal
1) Lakukan persiapan
 Siswa di kumpulkan dan di beri informasi tentang projek yang akan dibuat
 Siswa diajak untuk mengenal apa itu mural
 Siswa diajak untuk mengenal apa itu kratifitas
 Siswa diajak untuk mengidentifikasi budaya yang ada di lingkungan sekitar
2) Menuangkan gagasan
 Guru memfasilitasi alat tulis untuk menggambar kepada siswa
 Siswa mencoba membuat gambar tentang kratifitas di kertas gambar
 Jika sudah selesai hasilnya dikumpulkan ke Guru fasilitator projek
3) Memilihwarna
Agar anda tidak bingung memilih warna, pilih warna berdasarkan pola yang
dominan di dinding. Warna yang tidak tersedia di buat nelalui pengoplosan warna. Gunakan
putaran/roda warna agar warna saling bekerja sama dengan baik, warna yang
jauh dengan warna lainnya pada roda warna sedikit lebih membutuhkan
bantuanuntukmenyesuaikanskemawarnayangbisaditerapkan.
b. Tahapan melukis mural
1) Tekan tepi pertama dengan cat
Celupkan alat lukis anda ke warna yang anda inginkan, celupkan hanya 1/3 dari
menurunkan kuas, menekan warna dengan kuas jangan menyikatnya.
2) Celupkan kuaske dalam cat.
Untuk mengisi area tengah, serta area yang belum dicat, disarankan
menggunakan ujung kuas.
Contoh sebagai berikut:
 Basahkan kuas sebelum dicelupkan ke dalam cat, basahkan dengan air untuk
cat dasar lateks.
 Basahkan dengan tinner untuk cat dasar minyak.
 Isi ember dengan cukup cat sampai hampir naik ke atas. Kelebihan tentu
saja tidak baik.
 Celupkan kuas ke dalam ember, dan angkat kembali ke atas, peras cat
yang berlebihan sambil meratakan lapisan kuas.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Mulaimelukis/ menggambarmural.
c. Langkah-langkah dalam melukis
1) Memunculkangagasan
Untuk memunculkan gagasan kreatif, dapat ditempuh dengan cara :
 Mempelajari atau membaca buku,
 Melihatfilm-filmdokumentertentanglukisan,
 Melihat objek secara langsung, dan
 Mengembangkanimajinasi.
2) Memilihbahan
Setelah terbentuk/muncul gagasan kreatif tersebut, langkah selanjutnya adalah
memilihbahanyangakandigunakan:
Menggunakan kertas gambar ukuran A3
3) Menentukan teknik
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melukis, diantaranya :
Teknik transparan warna (warna tipis),
Teknik plakat warna (tebal).
4) Membuat sketsa
Setelah bahan dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa
gambar. Yang dimaksud sketsa adalah gambar awal yang akan dibuat lukisan.
Sketsa inilah yangnantinyadiselesaikanmenjadisebuahlukisanyangsempurna.
5) Menyempurnakanlukisan
Tahap melukis yang terakhir adalah menyempurnakan /menyelesaikan sketsa
yang telah dibuat yaitu dengan cara :
Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek pokok (positif) dan latar
belakangnya(negatif).
Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran (spot light), penegasan, dan
penentuan gelap terang.
Tabel Projek Mural

Buatlah laporan dari hasil kegiatan yang telah kamu lakukan :


Jawab :

Buatlah kesimpulannya :
Jawab :

2. Bahan Bacaan Guru dan peserta didik


1. Pengertian Mural
Pengertian mural menurut bahasa yaitu mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“Murus” yang berarti payung. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau
melukis di atas media payung, payung atau media luas lainnya yang bersifat permanen.
Seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari
sejarah mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa
prasejarah. Pada masa itu terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gua di
Lascaux yaitu daerah Selatan Prancis. Mural yang dibuat pada masa prasejarah tersebut
menggunakan sari buah sebagai cat air (karena pada masa prasejarah belum ada cat).

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pada masa prasejarah, negara yang paling banyak memiliki lukisan payung atau mural
tidak lain yaitu Prancis. Salah satu mural atau lukisan payungyang paling terkenal pada
saat itu yaitu mural karya Pablo Picasso. Pablo Picasso membuat sebuah mural yang
dinamakan Guernica atau Guernica y Luno. Mural art ini dibuat pada saat terjadinya
peristiwa perang sipil di Spanyol pada tahun 1937. Tujuan dibuatnya mural ini yaitu
untuk memperingati peristiwa pengeboman oleh tentara Jerman yang terjadi di sebuah
desa kecil dimana kebanyakan diantara mereka yaitu masyarakat Spanyol.
2. Perbedaan seni Mural dengan Graffiti
Banyakdiantarakitayangmasihbingung apa perbedaanmural dan graffiti. Jika dilihat dimedia
lukisanmural dangrafitibiasanya dibuatdimediapayung.Khususnyadijalanan,mungkinbanyak
diantara kalianyangmelihatmuraldengankarakteryangberbeda atau bentuktulisanlainnya.
Lalu, apa perbedaan dari mural dan graffiti?
Sebelum kita membandingkan mural dan graffiti, akan lebih baik jika kita sama-sama
mengetahui apa arti atau pengertian daripada Graffiti. Grafiti (juga dieja graffity atau
graffiti) adalah coretan-coretan pada payung di mana komposisi warna, garis, bentuk dan
volume digunakan untuk menulis kata-kata, simbol atau kalimat tertentu.
Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat
semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan kuas atau kapur dengan sapuan kuas.
Jadi, perbedaan mural dengan graffiti yaitu jika mural gambar yang dibuat lebih bebas
dan luas, sedangkan grafiti adalah dalam bentuk tulisan atau kata-kata. Dan biasanya
grafiti lebih umum dibuat dengan cat semprot saat ini.
3. Pengaruh Mural Terhadap Masyarakat
Selain berfungsi untuk memberikan suasana baru di dalam kota, visualisasi mural
berdampak lain kepada pemirsanya, yakni memberikan pendidikan sosial serta
pembelajaran ide- ide tentang kesenirupaan. Selain belajar tentang ide-ide seni, ide-
ide dapat diangkat dalam mural sebagai media aspirasi populer. Seni payungketika
dipublikasikan di ruang publik adalah bersifat obyektif. Pemaknaan atas karya seni itu
sepenuhnya ada di tangan para pembaca, orang yang lalu lalang dan yang sempat atau
yang tidak sempat menafsir sehingga seolah-olah karya itu sudah lepas dari tangan
perupanya. Meskipun diterbitkan oleh para seniman, diharapkan masyarakat akan
memiliki pemahaman yang sama tentang aspirasi orang-orang
yangterkandungdalammural.
Keberadaan seni mural di kota ditentukan oleh tiga pilar kekuatan yang berdirisejajar
yaitu pemerintah kota, perupa dan masyarakat bila seni mural dijadikan sebagai salah satu
instrumen komunikasi publik. Pemerintah sebagai fasilitator dapat mempromosikan
penciptaan mural dan mengadakan kompetisi untuk menemukan seniman mural yang
berbakat dan berpengalaman serta memberikan hadiah untuk memotivasi seniman mural.
Pemerintah juga diharapkan untuk segera menetapkan aturan yang jelas tentang izin untuk
menghasilkan mural dan meningkatkan pengawasannya untuk mencegah
penyalahgunaan. Selain itu, perlu adanya kepedulian dari masyarakat untuk memelihara
dan melestarikan seni mural sebagai media komunikasi publik yang efektif. Yang tak
kalah penting adalah bahwa penciptaan mural dengan teknik masing- masing dapat kreatif
untuk membuat mural sebagai media komunikasi untuk komunikasi berita. Ketika mural
hanya digunakan untuk seni, menempatkannya di ruang publik tidak relevan karena
hanya membingungkan publik ketika mereka memahami apa yang ada di balik mural.
Namun, ketika berbicara tentang komunikasi sosial, mural diperlukan sebagai
instrumen komunikasi publik. Ini adalah seni payung berteknologi tinggi yang
menarik yang mudah dipahamiolehpublik.
Jika demikian seni mural dapat digunakan sebagai salah satu instrumen komunikasi
publik dalam ruang masyarakat. Penggunaan seni payunguntuk komunikasi publik akan
memfasilitasi pemberdayaan masyarakat saat itu menjadi, di samping mural sebagai
karya seni yang mengekspresikan realitas sosial-politik sehari-hari, titik referensi untuk
perilaku sosial bagi penduduk yang melihatnya . Warga yang melihat mural akan dapat
dengan cepat memahami maknanya dan kemudian merumuskan apa yang seharusnya
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
atau tidak seharusnya mereka lakukan. Dalam konteks ini, karya seni bukan hanya
merupakan ekspresi seniman tetapi juga menjadi rujukan para pemerhatinya. Sebagai
contoh komunitas dapat bersama-sama

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


menjalankan kampanye melawan kekerasan yang kemudian memanifestasikan dirinya
dalam mural dengan teknik seni sosial yang pasti dikuasai seniman.
Setelah muraltersebut terpampangdiruangpublikyangstrategis maka masyarakatyang lalu-
lalang dan memerhatikan, baik secara sepintas maupun mendetail, dapat dengan cepat
menangkap pesan anti kekerasan itu.
Tidak hanya itu orang dapat merumuskan perilaku sehari-hari dengan menangkap pesan
untuk menghindari kekerasan. Jadi berdasarkan hal tersebut mural juga dapat dijadikan
sebagai media untuk menyuarakan misalnya program peduli ODHA (Orang Dengan
HIVAIDS) yang kurang populer di kalangan masyarakat. Karena itu, mural di ruang
publik harus memperhatikan upaya publik. Publik adalah entitas pluralistik dan jika
memperkuat warga negara dan demokrasi adalah komitmen bersama mural dan
senimannya harus memahami poin-poin di atas. Mural harus memungkinkan komunikasi
publik yang bebas dari dominasi sehingga keberadaan mural bukanlah hasil tawar-
menawar elitis antara pemerintah kota dan para seniman, jika mereka mengabaikan
aspirasi masyarakat karena itu hanya mural saja sebuah proyek untuk Manfaat pribadi
pihak-pihak tertentu.
4. Tahap-Tahap umumMembuat
Mural Melukis payung Mural
Hal yang paling penting yang harusAnda miliki sebelum membuat lukisan mural
payung yaitu antusiasme. Dimana rasa antusias tersebut mampu memberikan energi
saat Anda melukis. Terutama bagi Anda yang melukis di area yang cukup luas dan
memakan waktu yang cukup lama, tentunya membutuhkan energi dan stamina untuk
menyelesaikan proyek tersebut. JikaAnda belum pernah melukis mural sebelumnya,
tak usah panik. Rasa panik justru akan membuat lukisan payungyangAnda hasilkan
justru tidak optimal.
Mempersiapkan Permukaan Untuk Payung Mural
Bersihkan payung untuk menghilangkan debu dan lemak. Dan biarkan sampai
mengering. Pertimbangkan untuk menerapkan cat pelapis atau primer sebelum
Anda mulai untuk mendesain, terutama jika terdapat warna yang bervariasi pada
payung.
Cara mendapatkan Desain Mural Pada Payung
Cara termudah untuk mentransfer desain mural Anda ke payung adalah dengan
menggunakan metode grid. Dengan begituAnda akan terlihat jauh lebih
berpengalaman, Anda akan seperti menemukan sketsa desain Anda kurang detil
pada payung. Sederhananya, untuk grid sebuah desain,Anda menggambar sebuah
set dengan 1 atau 5 cm kotak pada desain asliAnda. Kemudian grid pada
payungyang memiliki nomor yang sama dari kotak tetapi tentu saja ukuran
mereka lebih besar. Gunakan kotak untuk mengarahkan Anda ketika Anda
menggambar ulang desain pada payung.
Cat yang Digunakan untuk Mural Payung
Jika bidang yang akan di mural berada diluar ruangan atau rentan terkena sinar
matahai, tentunya cat yang Anda butuhkan adalah cat yang mampu bertahan
dengan keadaan diluar, seperti sinar matahari, hujan dan sebagainya. Saat membeli
cat untuk gambar mural di luar ruangan, periksa terlebih dahulu lightfastless (UV)
dari cat yang akanAnda gunakan. Cat Akrilik merupakan salah satu pilihan cat
dengan kualitas yang baik dan ideal untuk digunakan. Namun, untuk
menggunakan cat akrilik sebagai cat untuk membuat seluruh mural tentunya
membutuhkan budget yang tidak sedikit. Salah satu alternatif yang bisa Anda pilih
yaitu dengan menggunakan cat akrilik hanya untuk detail desain, sedangkan untuk
area yang lebih luas,Anda bisa melapisinya dengan cat lain yang biasa digunakan
untuk mengecat besi. Jika muralAnda dapat di akses oleh anak-anak kecil dengan
jari lengket mereka yang tidak dapat terhindari, lindungi mural dengan lapisan
akhirdariperlindunganpernisyangjernih, yangjugadapatdibersihkandenganmudah.
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Tips untuk Melukis Payung Mural
1. Ingatlah untuk mundur secara teratur untuk melihat muralnya tampak seperti
apa jika dari kejauhan. Payung mural harus “terlihat benar” apakah Anda meng-
close up atau hanya memasuki ruangan kembali untuk mendapatkan beberapa
perspektif
dari apa yang sudah Anda lakukan.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


2. Gunakan kuas yang layak. Menggunakan kuas yang murah justru hanya
akan membuat Anda bekerja jauh lebih keras dalam membuat mural.

5. CaraMelukisdi Payung

 Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan,


 Membuat sketsa desain menggunakan pensil,
 Memulai melukis gambar menggunakan cat besi, cat yang digunakan berwarna
merah, biru, hijau, pink, hitam dan putih,
 Menebalkan pinggiran gambar menggunakan cat hitam,
 Menjemur payung di tempat yang panas agar cepat kering.

Materi tentang batik


Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu yang memiliki kekhasan.[1] sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif
dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
sejak 2 Oktober 2009.[2
Etimologi
Secara etimologi, istilah “batik” berasal dari bahasa Jawa: amBqik\, translit. ambathik yang
dihasilkan dari lakuran kata amB (amba) yang berarti “lebar” atau “luas” (merujuk kepada kain),
dan niqik\ (nithik) yang berarti “membuat titik” dan kemudian berkembang menjadi istilah
bahasa
Jawa: bqik\, translit. bathik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain
yang luas atau lebar.[3][4][5] Kata dalam bahasa Jawa:bqikn\, translit. bathikan juga dapat bermakna
sebagai“menggambar” atau“menulis”.[6] Istilah bathik kemudiandiserapkedalam bahasa Indonesia menjadi
“batik” dengan menggantikan bunyi huruf “-th” sebagai “-t” dikarenakan orang non-Jawa tidak bisa
melafalkannyadenganmudah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “batik” didefinisikan sebagai kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan lilin (atau dalam bahasa Jawa:
mlm\, translit. malam) padakainitu, yangkemudianpengolahannyamelaluiprosestertentu.[7]
Jadi,dapatdisimpulkan bahwa“batik”
dapat merujuk kepada sebuah proses maupun hasil jadi (bersifat bendawi) dari proses tersebut.
Sejarah teknik batik
Lihat pula: Sejarah batik di Indonesia

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok.

Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13.
Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik
tradisional Jawa. Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam atau
lilin adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah
dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengandiketemukannyakainpembungkus mumi yangjugadilapisi
malam untukmembentukpola.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907)
serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh
Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[8] Di Indonesia, batik dipercaya
sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad
XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal
setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[9]
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat.
G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka
pada abad ke-6 atau ke-7.[8] Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan
Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan
Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi
diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.[10]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa
Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat
canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[10] Detail ukiran
kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari
Jawa Timur abad ke-13. Detail pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit
yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa
membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak
abad ke-13 atau bahkan lebih awal.[11] Pada perempat terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa telah
diekspor ke kepulauan Karimata, Siam, bahkan sampai ke Mosul.[12]
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang
Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan
140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu
memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam
perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan
kecewa.[13] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London,
1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon
menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar
batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada
awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition
Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[8]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru
muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi
dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang
sama imigran dari Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa Batik bersama mereka.
Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan sudah ke manca negara.
Di Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, Batik Cual di Riau, Batik
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Papua, batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik Minahasa.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan
keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaaneksklusif perempuansampaiditemukannya“Batik Cap”
yangmemungkinkanmasuknyalaki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena
ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega
Mendung”, di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazimbagikaumlelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu
motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton
Yogyakarta dan Surakarta.

Batik Cirebon bermotif mahluk laut


Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik
juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai
batik pada Konferensi PBB.

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton Jawa.

Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik
memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
kalangan tertentu.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada
akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga
memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan
hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga
benda- benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih
dipakai dalam upacara- upacara adat, karena biasanya masing-
masingcorakmemilikiperlambanganmasing-masing
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain
mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan
sintetis lainnya. Motif batikdibentukdengancairan lilin denganmenggunakanalatyang dinamakan canting
untukmotif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat
kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya
dimulaidari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih
tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam
bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Pembuatan batik cap.

Pembuatan batik tulis

Menurut teknik
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik cap adalah kain yang dihias

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik lukis adalah proses
pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari
turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi
dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi
mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme,
dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik Jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa
disebut dengan batik Solo, Yogyakarta atau biasa disebut Batik Jogja dan Kota Pekalongan atau yang
biasa disebut Batik Pekalongan.
Berdasarkan daerah asal
Batik Bali
Batik Banyumas
Batik Betawi
Batik Besurek
Batik Jambi
Batik Madura
Batik Malang
Batik Pekalongan
Batik Tegal
(Tegalan) Batik Solo
Batik
Yogyakarta
Batik Tasik
BatikAceh
Batik Cirebon
Batik Kebumen[14]
Batik Jombang
Batik Banten
BatikTulungagung
Batik Kediri
Batik Kudus
Batik Jepara / Batik
Kartini Batik Brebes
Batik Minangkabau
Batik Minahasa
Batik Belanda
Batik Jepang

Berdasarkan corak
Batik Kraton
Batik Sudagaran
Batik Cuwiri
Batik Petani
Batik Tambal
Batik Sida
Mukti
Batik Sekar Jagad
Batik Pringgondani
Batik Kawung
Batik Sida Luhur
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Batik Sida Asih
Batik Semen Rama
Batik Jlamprang dan Batik Gedo

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Materi tentang tari tayub
Tari Tayub – merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah, serta
bersumber dari Kerajaan Jawa Kuno. Bisa dikatakan juga, bahwa tarian tayub berasal dari Jawa
Tengah ini sudah berumur sangat tua, serta menjadi awal mula terciptanya tari gambyong.
Tari tayub atau biasa disebut tayuban hingga saat ini masih tetap berkembang dan masih banyak peminatnya,
khususnya di daerah Jawa Timur serta Jawa Tengah. Tarian ini memiliki unsur keindahan dan
keserasian gerak yang dilakukan oleh para penari dan penabuh musik.
Apabiladilihat sekilas, tarian tayub ini mempunyaikesamaandenganjaipongandi Jawa Barat.
Dulunyatarian ini lebih digunakan dalam rangkaian upacara yang bersifat religius, tujuannya adalah
sebagai permohonan keselamatan kepada Tuhan sebagai rasa syukur.
Nama tayub sendiri berasal dari dua suku kata, yakni “tata” yang berarti aturan dan “guyub” yang
artinya bersatu atau rukun. Jadi bisa diartikan sebagai bentuk tari yang ditata dengan teratur sehingga
memunculkan kerukunan atau bersatu padu.
Istilah tayub sendiri didalam kamus Bau Sastra Jawa Indonesia yangdikarang oleh PrawiraAtmaja memiliki
arti bersenang-senang dengan mengibing bersama tandak. Dengan kata lain bisa disebut bersama ledek,
penjoged atau ronggeng.
Terlepas dari itu, ada jugayangmenafsirkantayubsebagaiditata dan guyub, maksudnyaadalahdiaturdengan
baik guna menjaga kerukunan di antara sesama. Tak hanya itu saja, banyak yang menghubungkan
antara kata tayub dengan nayub.
Menurut Perbatjaraka (1945), nayub diartikan bukan berasal dari kata tayub, namun bersumber dari kata
sayub. Artinya adalah untuk menyebutkan makanan yang sudah hampir basi atau menjadi tape.
Sementara penafsiran nayub sendiri berasal dari kata syub (sayu-sajeng, wayu-wajeng) yang
menunjukan minuman keras. Maksudnya adalah menari dengan minuman keras, yakni di dalam
pertunjukan tayub tidak pernah lepas dari yang namanya minuman keras.

Sejarah Tari Tayub


Catatan sejarah tari tayub bersumber ketika masa Kerajaan Singasari, yakni ketika Tunggul
Ametung menjadi raja. Kesenian tayub ketika itu berfungsi sebagai acara karesmen, yakni acara
yang dilakukan setelah upacara penobatan.
Pada saat raja sedang menari bersama ledhek, tradisi semacam itu berlaku ketika masa Kerajaan
Majapahit. Akan tetapi, ketika masa Kerajaan Demak, acara ini kemudian dihilangkan, sebab tidak
sesuai dengan ajaran agama Islam.
Ketika masa berdirinya Kerajaan Mataram, yakni Sultan Agung, tarian tayub digali dan digunakan
lagi sebagai bagian tradisi jumeneng di Keraton. Hingga akhirnya tarian ini dilakukan secara turun
temurun hingga Keraton Surakarta Hadiningrat.
Dulunya para penari wanita yang memainkan tarian ini biasa disebut dengan dedengkik sontrang.
Kemudian oleh Gusti Pangeran Arya Adipati Mangkunegara I atau lebih sering disebut dengan
Pangeran Samber Nyawa, tarian ini dijadikan kesenian untuk menghibur para pasukan kerajaan.
Oleh karena itu, fungsi tayub dulunya adalah sebagai acara jumenengan raja lalu menjadi tari untuk
penghormatan tamu agung dan untuk acara tasyukuran bagi pejabat yang akan mengemban tugas
baru. Namunakhir-akhir ini fungsinyacenderungkedalamjenis tari pergaulan.
Untuktaripergaulanpadaumumnya lebih bernuansa hiburan atau untuk kesenangan belaka.
Mulaiabad ke-XX, tarian ini seringdilombakanuntuksaranapelestariankeseniantradisional Jawa. Kesenian
tari ini juga banyak diminati oleh kaum bangsawan atau kaum elite ketika mengadakan hajatan.
Untuk para penari tayub yang cukup terkenal adalah sebagai berikut:
1. Ny Pantes.
2. Nyi Den Sri.
3. Nyi Sukarini.
4. Ny Menik.
5. Nyi Karmini.
6. Ny Suwarni.
7. NyiTumini.
Semua penari tersebut sebagian besar berasal dari Solo

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Fungsi Tarian Tayub
Tayub sebagai bentuk tarian yang bersifat sakral juga bisa bersifat pertunjukan dan kesenian. Jika dilihat
dari sejarahnya, tarian ini memang sebagai keperluan yang sakral, akan tetapi dengan semakin
perkembangan zaman menjaditarianpergaulan.
Tarian tayub umumnya akan dilakukan oleh penari pria dan wanita secara berpasangan. Oleh para
kaum petani Jawa, tarian ini dipertunjukan sebagai ritual yang melambangkan kesuburan.
Pertunjukan tarian ini juga bermacam-macam, ada yang romantis bisa juga erotis. Hal ini dapat dilihat
pada ketika penampilan tayub berlangsung, para tamu mendapat persembahan sampur dari penari atau
ledhek. Untuk tamu yangmemperolehsampursebelumnya, kemudianakanikutmenari atau
ngibingbersamadengan ledhekyangdiiringimusikgamelansesuaigendhingyangsudahdipesan.
Sebab dari gerakannya yang sangat erotis, terkadang ditafsirkan lain oleh para penonton. Bahkan ada
juga yang menjurus ke perbuatan yang berupa asusila.

Makna Dan Filosofi Tari Tayub


Didalamadat Jawa, keseniantayubmempunyainilai-nilai positif yangadiluhung. Tarian ini
jugamengandung nilai-nilai spiritual, pemahamanhidupmanusia dengantuhan, dan mengajarkantentang
jati dirimanusia.
Dalam cerita Jawa, asal mula tayuban sendiri memiliki hubungan erat dengan kisah kedawetan (dewa-
dewi), yakni dimana para dewi melakukan tarian secara berjajr dengan tubuh serasi atau guyub.
Merujuk dari hal tersebut, tarian tayub dalam masyarakat Jawa digunakan sebagai bagian dari upacara adat
dan untuk ajang pergaulan antar sesama masyarakat.
Sedangkan dalam penafsiran kejawen, tari tayub memiliki makna filosofis berupa jati diri manusia
dengan sifat keempat nafsu. Oleh karena itu, di dalam penampilan tari ini, penari pria menjadi
bagian sentral penggambaran keberadaan nafsu mulhamah.
Keberadaan empat orang penari pria pendamping biasa disebut dengan pelarih. Yakni memberikan
penggambaran tentang empat sifat nafsu manusia berupa alumah (hitam), amarah (merah), sufiah
(kuning) dan mutmainah (putih).
Sedangkan ledhek (penari) berupa penggambaran cita-cita keselarasan hidup sebenarnya yang
diinginkan manusia.

Gerakan Tari Tayub


Gerakan yang dilakukan oleh penari juga berfungsi sebagai vokalis atau pesinden. Biasanya gerakan
yang dilakukan hanya bersifat spontan dan tidak memiliki urutan yang pakem, seperti seblak smapur,
ulap-ulap, dan ulap tawing.
Sedangkan struktur gerakan tari tayub sendiri berupa warisan turun temurun dari generasi sebelumnya lalu
digunakan generasi selanjutnya. OIeh karena itu, tayub tidak dipelajari secara khusus, namun hanya
meniru (imitation) yang langsung digunakan ketika menari.
Selain dari penari tayub, ada juga yang namanya pengibing yang cenderung spontanitas dan
improvisasi (tidak tetap). Namun pada dasarnya, semua ragam gerak yang dilakukan tidak terlepas dari
gaya Surakarta, diantaranya:
1. Lumaksono
2. Besut
3. Tanjak
4. Sabetan
5. Srisig
Selain itu, deskripsi dari gerakan tari tayub adalah sebagai berikut:
Mundur Beksan, adalah gerakan lumaksana dengan mengikuti gending kemudian seblak
sampur, ulap-ulap dan ulap taweng. Gerakan ini akan diulang-ulang dengan diikuti pindah gawang
(penari akan berpindah tempat).
Beksan, yakni penari akan melakukan gerakan spontan dan improviasi dengan berhadapan ke
penayub. Namun dibagian luar penari tayub (mengelilingi) gerakan menggunakan seblak sampur,
ulap- ulap dan semua itu dimantapkandenganiringanyangdiinginkan.
Mundur Beksan, adalah gerakan lumaksana hadap belakang lalu putar kembali hadap dengan
seblak sampur.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kostum Tari Tayub

Pastinya setiap tarian tradisional memiliki kostum yang menjadi ciri khas dari tarian tersebut. Begitupun
dengan tari tayub, ksotum yang digunakan biasanya berupa pakaian tradisional Jawa.
Pada awalnya para penari hanya menggunakan kain panjang dan kemben hingga dada. Sedangkan untuk
menutupi bahu, para penari akan menutupnya dengan kain sampur sebagai properti utamanya.
Namun sekarang ini, para penari ada juga yang menggunakan kain panjang dan baju lengan pendek, sehingga
terlihat lebih sopan.

Iringan Tari Tayub

Musik pengiring atau gending tayub berfungsi untuk menciptakan suasana yang diinginkan dan
memberikan tekanan pada gerak sehingga akan lebih mantap. Sedangkan untuk penekanan pada
kendang dan ricikan- ricikan balungan seperti saron demung serta saron barung.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pertunjukan Tarian Tayub

Kesenian tayub biasanya akan melibatkan sekitar 17 orang dengan 2 wanita sebagai ledhek, 2 orang
sebagai waranggana atau vokalis pria yang disebut gerong. Sedangkan untuk 13 orang lainnya
berguna sebagai penabuh gamelan dan sutradara.
Dulunya para penari akan menggunakan kain panjang, kemben, selendang dan juga sampur sebagai
properti tari tayub. Namun saat ini, hal itu mulai diisolasikan dengan kostum budaya baru menggunakan
kain panjang dan baju lengan pendek.
Sedangkan untuk bagian rambut penari akan disanggul dengan gaya asli Solo dan riasan wajah penari
yang cantik, anggun serta menawan. Bunyi suara gamelan akan dimulai terlebih dulu untuk mengawali
pertunjukan, kemudian dilanjut para penari keluar untuk menunjukan gerakan-gerakan indah tarian
tayub.
Apabila sebelumnya tarian ini hanya ditampilkan menggunakan tikar dan jarak antara penonton dengan
penari sangatlah dekat. Namun sekarang ini telah dibuatkan sebuah panggung yang bertujuan untuk
memberikan batas antara penonton dan penari.
Jika dulunya tarian ini dipentaskan sebagai ajang menari sembari meminum minuman keras.Akan tetapi
saat ini sudah ada aturan tentang dilarang mengkonsumsi minuman keras dan menjadikan tarian ini
murni sebagai pertunjukanseni.

Perkembangan Tari Tayub

Sekitar abad ke-20, tarian tayub sering digunakan oleh kaum darah biru ataupun elite ketika sedang
mengadakan acara. Tarian ini awalnya berguna sebagai acara jumenengan raja, kemudian berpindah
menjadi tari sambutanuntukmenghormatitamuagung

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tarian ini terus berkembang hingga menjadi bagian dari rangkaian upacara syukuran atau
keselamatan bagi pejabat yang menerima jabatan baru. Hingga saat ini, tarian tayub masih
difungsikan sebagai tari pergaulan yang sifatnya hiburan atau profan.
Sementara kaum petani sering menggunakannya sebagai tarian ritual yang menggambarkan kesuburan
dari tanah mereka dan biasa dilakukan setelah masa panen.
Selain itu, ada nilai romantis yang terdapat di dalam gerakannya, namun dulunya lebih mengarah
kepada erotis. Oleh karena itu, pada zaman dahulu tarian ini dilakukan ketika malam hari hingga
menjelang subuh.
Namun sekarang ini sudah mulai diterapkan pertunjukan di pagi hari maupun siang hari.
Bukan hanya itu saja, sekarang ini tari tayub sering digunakan untuk mengisi dalam rangkaian
acara pernikahan. Biasanya tarian ini akan dimulai ketika mempelai pria dan wanita dipertemukan.

Pola Lantai Tari Tayub

Pola lantai atau yang lebih akrab di sebut desain lantai merupakan garis-garis yang dilewati para
penari, atau perpindahan tempat untuk pemerataan ruang dengan cara menari sembari melangkah
untuk berpindah. Perpindahan yang dilakukan tersebut dilakukan dengan aba-aba kendang, baik
perpindahan melingkar atau berpindah tempat dengan penari lainnya.
Jadi pada saat penampilannya, tari tayub menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.

3. GLOSARIUM

A
B
Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang telah berkembang
dan diturunkan dari generasi ke generasi, dari sesepuh kelompok tersebut (KBBI)
C
D
F
G
H
I
K
Keberagaman sebagaisuatukondisidalammasyarakatyangterdapatbanyakperbedaandalamberbagai
bidang. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari suku bangsa, RAS, agama, keyakinan, ideologi
politik, sosial budaya dan ekonomi dan lainnya
L

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


M
Mural adalah menggambar atau melukis di atas media payung, payungatau media luas lainnya yang
bersifat permanen.
N
O
P
R
S

Daftar pustaka
Doellah, H.Santosa. (2003). Batik: The Impact of Time and Environment, Solo: Danar
Hadi. ISBN 979-97173-1-0
Elliott, Inger McCabe. (1984) Batik: fabled cloth of Java photographs, Brian Brake ; contributions,
Paramita Abdurachman, Susan Blum, Iwan Tirta ; design, Kiyoshi Kanai. New York: Clarkson N.
Potter Inc., ISBN 0-517-55155-1
Fraser-Lu, Sylvia.(1986) Indonesian batik: processes, patterns, and places Singapore: Oxford
University Press. ISBN 0-19-582661-2
Gillow, John; Dawson, Barry. (1995) Traditional Indonesian Textiles. Thames and Hudson.
ISBN 0- 500-27820-2
QuaChee & eM.K. (2005) Batik Inspirations: Featuring Top Batik Designers. ISBN 981-05-4447-2
Raffles, Sir Thomas Stamford. (1817) History of Java, Black, Parbury & Allen, London.
Sumarsono, Hartono; Ishwara, Helen; Yahya, L.R. Supriyapto; Moeis, Xenia (2013). Benang Raja:
Menyimpul Keelokan Batik Pesisir. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9106-
01-8.
Tirta, Iwan; Steen, Gareth L.; Urso, Deborah M.; Alisjahbana, Mario. (1996) “Batik: a play of lights and
shades, Volume 1”, Indonesia: Gaya Favorit. ISBN 979-515-313-7, ISBN 978-979-515-313-9
Nadia Nava, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7

Alamat link vidio


https://youtu.be/OjO4RsWoJis
https://youtu.be/2G7JxLRMoyE

https://www.suara.com/news/2021/04/08/170504/apa-itu-keragaman-agama-ini-definisi-dan-kaitannya-
dengan-pancasila?page=all#:~:text=Selain%20suku%2C%20rakyat%20Indonesia%20 juga, dalam%20
Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia.
https://www.imural.id/blog/pengertian-mural/
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-toleransi-di-indonesia/
https://www.bola.com/ragam/read/4460880/pengertian-toleransi-tujuan-manfaat-ciri-dan-contoh-
sikapnya-dalam-kehidupan
https://adalah.co.id/mural/
https://www.imural.id/blog/tahap-tahap-membuat-mural/
http://untukfebsatu.blogspot.com/
https://www.alodokter.com/kenali-ciri-ciri-orang-kreatif-apa-kamu-salah-satunya

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Lembar refleksi peserta didik
Nama Fasilitator Kelompok
Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju Setuju Tidak Setuju
Aku terlibat aktif dalam projek ini

Suasana projek membuatku bersemangat untuk


belajar dan tahu lebih banyak
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat
selama projek ini
Pembelajaran dalam projek ini membekali
diriku sebagai warga yang baik
Waktu projek memadai untuk aku memahami
budaya yang ada di sekitarku
Diskusi yang ada dikelompokku berjalan asyik
dan membuat pengetahuanku kaa
Fasilitator pada projek ini membantuku dalam
belajar dan berproses
Metode yang digunakan pada projek ini seru
dan menyenangkan
Keterampilanku bertambah pada projek ini
Masukan / pendapat lain untuk projek ini:
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek
ini

Ket:
Berilah tanda centang (˅) pada salah satu kotak jawaban yang tersedia
Lembar refleksi Guru
Nama Siswa
Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju Setuju Tidak Setuju
Guru terlibat aktif dalam projek ini

Guru membuat siswa bersemangat untuk


belajar dan tahu lebih banyak
Guru membuat nyaman siswa untuk
mengungkapkan pendapat selama projek ini
Guru memberi Pembelajaran dalam projek ini
membekali siswa sebagai warga yang baik
Guru memanagemen Waktu projek memadai
untuk siswa memahami budaya yang ada di
sekitar
Guru memberi waktu diskusi untuk setiap
kelompok
Guru / Fasilitator pada projek ini membantu
siswa dalam belajar dan berproses
Guru menggunakan Metode yang digunakan
pada projek ini dengan seru dan menyenangkan
Guru memberi Keterampilan bertambah pada
projek ini
Masukan / pendapat lain untuk projek ini:
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek
ini

Ket:
Berilah tanda centang (˅) pada salah satu kotak jawaban yang tersedia

Anda mungkin juga menyukai