Anda di halaman 1dari 27

TAHUN PELAJARAN 2022-

2023
MODUL
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
TEMA:KEARIFAN LOKAL
(Membuat mural kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal,
Fokus: kesenian Tayub dan Batik)

A. INFORMASI UMUM
a) Identitas Modul
Nama penyusun : Team
Institusi : SMP Negeri 1 Tangen
Tahun disusunnya : 2022
Jenjang sekolah : SMP
Fase : D
Kelas : 7
Alokasi waktu : 6 Minggu
Topik : Mural Kebudayaan Daerah
b) Sarana dan Prasarana
- Lembar Kerja Peserta Didik
- Alat dan bahan

No Mural di kertas Mural di media payung


1. Pensil Kuas Lukis berbagai macam ukuran
2. Penghapus Cat minyak
3. Penggaris Payung polos
4. Pensil Warna / Crayon Bahan pengencer cat minyak
5. Rautan
6. Kertas Putih / kertas gambar

c) Target Peserta didik


Peserta didik reguler/tipikal : umum
d) Relevansi tema dan topik projek untuk satuan pendidikan:
Kearifan lokal, media edukasi kepada peserta didik mengenai berbagai macam kebudayaan yang ada di masyarakat atau
lingkungan sekitar.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


B. KOMPONEN INTI
a) Deskripsi Singkat Projek
Projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema: KEARIFAN LOKAL (Membuat mural
kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal, Fokus: kesenian tayub dan batik).
Dalam projek ini kita akan mengangkat kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar yaitu seni tayub
dan seni batik. Kesenian tayub berasal dari kerajaan Jawa Kuna, pada hakikatnya merupakan
bagian dari rangkaian upacara yang bersifat religius yaitu tujuannya untuk memohon keselamatan
pada Tuhan juga sebagai ucapan rasa syukur. Kata tayub berasal dari kata ’tata’ yang berarti
teratur dan ’guyub ’ yang berarti bersatu atau rukun. Dengan demikian, tayub berarti suatu bentuk
tari yang ditata dengan teratur sehingga menimbulkan kerukunan atau bersatu padu. Memang dalam
tari tayub penuh dengan tatanan dan aturan, baik gerak tarian maupun pelaksanaannya, dan tari-
tarian tersebut penuh guyub. Tari Tayub dibedakan menjadi 3 bagian, yakni Tayub alus, gagah, dan
gecul. Selain kesenian tayub dalam projek mural ini juga akan mengangkat kesenian batik.
Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang
memiliki kekhasan.
b) Dimensi dan Sub elemen dari profil pelajar pancasila yang berkaitan:
Dimensi Profil pelajar Pancasila:
1. Bergotong royong
2. Kreatif
Sub-elemen dari profil pelajar pancasila yang berkaitan:
Memahami budaya-budaya yang ada di lingkungan sekitar
• Kerjasama / kolaborasi
• Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama
• Menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil
c) Tujuan spesifik untuk fase D
Membuat mural kebudayaan di satuan pendidikan
Fokus: Pengembangan budaya daerah
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil
d) Alur Kegiatan Projek secara umum

Modul Projek Fase D Dimensi Profil Pelajar Sub-elemen yang disasar


Tema: Kearifan Lokal Pancasila: • Kerjasama
Topik: Mural budaya - Gotong royong • Komunikasi untuk mencapai
(Tayub & Batik) - Kreatif tujuan bersama
Total waktu: 6 Minggu • Menghasilkan karya dan
Tindakan yang orisinil

Asesmen Diagnostik.
Dilakukan sebelum projek dimulai untuk mengukur kompetensi awal peserta didik yang dipakai
untuk menentukan kebutuhan diferensiasi peserta didik, pengembangan alur dan kegiatan projek,
dan penentuan perkembangan sub-elemen antarfase

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap budaya yang
ada di lingkungan sekitar
1 2 3 4 5
Mengenali Refleksi awal Pemberian Kunjungan ke Diskusi tentang
budaya yang materi tentang komunitas tari mural budaya
ada di kebudayaan dan atau (tari tayub &
lingkungan daerah lewat pengrajin batik batik)
sekitar. vidio

Tahap Kontekstualisasi. Mengontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat


6 7 8 9
Pengumpulan, Diskusi tentang Pengorgani- Asesmen
Pengorganisasian, Seni Tari Tayub sasian Data Formatif ;
dan Penyajian & Batik Secara Mandiri membuat
Data kelompok
mural budaya
tari tayub &
batik

10 11 12 13 14
MuralAksi MuralAksi MuralAksi MuralAksi Asesmen
Nyata budaya Nyata budaya Nyata Sayangi Nyata budaya Formatif
daerah tari daerah tari Sekolahku: batik & tari Simulasi
tayub & batik di tayub & batik di Menentukan tayub di Pameran
sekolahku: sekolahku: Karakteristik Sekolahku: MuralAksi
Eksplorasi Peranku dan Mural yang Membuat Mural Nyata budaya
program aksiku Baik Batik &Tari
pengelolaan tayub pada HUT
mural di sekolahku
15 16
Evaluasi Mari Beraksi
SolusiYang Sambil Refleksi
Ditawarkan membuat mural
di Sekolahku

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pemetaan dimensi elemen:
Dimensi Profil Elemen Profil Sub-elemen Target Aktivitas
Pelajar peserta didik Profil Pelajar Pencapaian di Terkait
Pancasila terkait Pancasila Pancasila akhir Fase D
(SMP, 12 15
tahun)

Gotong Royong Kolaborasi Kerjasama dalam Menyelaraskan ide 10, 11, 13


pembuatan mural dan tindakan
budaya batik dan sendiri dengan ide
tari tayub di pada tindakan orang lain
media payung. untuk
melaksanakan
kegiatan dan
mencapai tujuan
kelompok
dilingkungan
sekitar, serta
memberi semangat
kepada orang lain
untuk bekerja
efektif dan
mencapai tujuan
bersama.
Koordinasi sosial Membagi peran 10, 12, 14
dalam pembuatan dan menyelaraskan
mural budaya tindakan dalam
kelompok serta
menjaga tindakan
agar selaras untuk
mencapai tujuan
bersama.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA 57


Kreatif Menghasilkan Mempelajari Mengidentifikasi 2, 3, 4
karya dan konsep dan materi untuk
Tindakan yang langkah- langkah mengaitkan dan
orisinil pembuatan mural menginterpretasi
dan memikirkan informasi serta
cara untuk memberi ide untuk
melakukannya mengaplikasikan
dengan lebih baik. dalam membuat
mural.
Mengidentifkasi Mengidentifikasi, 5,6,7,8,13
materi untuk mengaitkan dan
mengaitkan dan menganalisis
menginterpretasi informasi yang
informasi serta relevan serta
memberi ide memprioritaskan
dalam diskusi beberapa gagasan
pembuatan mural. tertentu dalam
pembuatan mural.
Memberi ide/ 8,9,10,11
Gagasan dengan
berbagai argument
dalam
mengembangkannya
dalam pembuatan
mural

ALUR PROJEK SECARA UMUM

Merumuskan tujuan
1. Mengamati 2. Mendefinisikan
Apa yang terjad? Oh, ternyata itu yang
• Mempersiapkan hendak dicapai
observasi • Mendefinisikan tujuan
• Mengenal dan dari temuan
mendekati persoalannya • Membuat kerangka
(mencerap) konteks
• Mencari inspirasi

Tindak lanjut
3. Menggagas 4. Memilih 5. Merefleksikan
Bagaimana aku bisa Bagaimana aku bisa Bagaimana supaya ide
menjadi bagian dari mewujudkannya ini menjadi lebih baik?
solusi? tujuan? • Membagi pengetahuan
• Melontarkan dan • Memilih solusi yang • Meminta masukan
mengembangkan sesuai dengan tujuan • Mengembangkan ide
gagasan • Membuat purwarupa lebih lanjut dari
• Membuat alternatif solusi masukan

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


e) Asesmen
Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif

Waktu • Pada awal perencanaan projek Berkala, berkelanjutan selama


penggunaan (identifikasi kesiapan sekolah), jika projek
membuat sendiri modul projek.
• Pada saat penentuan dimensi,
elemen, dan sub-elemen, jika
menggunakan modul projek sudah
ada.

Pihak yang Pendidik Pendidik, peserta didik secara


memberikan pribadi (self- assessment),
asesmen sesama peserta didik (peer-
assessment), mitra sekolah
dalam projek (misalnya: orang
tua, narasumber projek)

Contoh bentuk Rubrik, observasi, kuesioner, Rubrik, umpan balik (dari


asesmen refleksi, esai pendidik dan sesama peserta
didik) baik secara lisan maupun
tertulis, observasi, diskusi,
presentasi, jurnal, refleksi, esai

Manfaat untuk • Menciptakan baseline (garis • Mengawasi pem- belajaran


tim fasilitasi dasar) untuk menilai kemampuan peserta didik selama projek
projek awal peserta didik. Informasi ini • Memastikan perkembangan
dipakai untuk merencanakan kompetensi peserta didik
kegiatan projek yang efektif dan sesuai dengan sub-elemen Profil
bermakna untuk peserta didik, Pelajar Pancasila yang disasar
untuk mencapai konsep learning • Mengecek pemahaman peserta
atthe didik mengenai isu projek
right level
• Menentukan sub- elemen yang
sesuai dengan fasenya

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Manfaat untuk • Memahami • Membantu peserta didik memperbaiki dan
peserta didik performa di awal mengembang- kan diri
projek • Membantu peserta didik mendapatkan
hasil belajar yang lebih baik dalam
asesmen sumatif di akhir
• Mengoptimalkan dampak projek

Pemetaan Alur Asesmen:

Tahap Asesmen
1. Menentukan tujuan Membuat mural budaya batik dan tari tayub pada media
pembelajaran payung di satuan pendidikan,
Fokus: Pengembangan karakter menghargai budaya daerah di
lingkungan sekitar, menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
(Fase D)
2. Merancang indikator Mampu membuat mural budaya batik dan tari tayub sebagai wujud
kemampuan mencintai budaya daerah
Mampu menunjukkan sikap bergotong royong, dan kreatif dalam
pembuatan mural pada media payung.

Mampu merefleksikan identitas diri yang terbentuk dari kearifan


lokal
Menyajikan informasi
Melaksanakan pembuatan mural
3. Menyusun Bentuk
strategi asesmen Menyajikan informasi (membuat Mural)
asesmen Rubrik observasi

Instrumen Jurnal dan lembar ceklis


asesmen Hasil Mural
4. Mengolah Dari hasil rubrik yang dilakukan, kesimpulannyaAsudah mampu
hasil asesmen menunjukkan kreatifitas dalam membuat mural padamediapayung

Dari hasil jurnal dan lembar ceklis,Asudah mampu menunjukkan


sikap gotong royong dan kreatif dalam membuat mural pada
media payung .
Dari hasil Mural yang dibuat, kesimpulannyaAdapat merefleksikan
identitas diri yang terbentuk dalam bergotong royong membuat
membuat mural pada media payung.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


5. Menyusun laporan Setelah mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian, Aberada pada
fase D dengan tema projek “Kearifan lokal”. Hal tersebut
teramati dari kemampuannya yang sudah optimal dalam
menjalankan projek membuat mural pada media payung,
menunjukkan sikap Bergotong
Royong,dankreatif dalam membuat mural pada media payung.

Rubrik asesmen:
1. Rubrik Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Dimensi: Assesmen Kreatif Fase D
No Aspek pengamatan Capaian
BB MB SB BSH

1. Siswa mempunyai ide untuk bertanya


2. Siswa memiliki semangat /antusias yang tinggi
pada projek
3. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar
dalam proses projek
4. Siswa mau menerima kritik dan saran dari teman
atau kelompok lain
5. Tuhan
Siswa berupa beraneka
memiliki ragam
imajinasi tumbuhan.
tinggi dalam
pembuatan mural

2. Rubrik Perkembangan Sub-elemen Antarfase


Dimensi: Gotong royong Fase D
Penilaian dapat didasarkan pada kriteria berikut : Tabel 1. Penilaian Kerja kelompok
(mural pada media payung)

Capaian
Kriteria Penilaian
BB MB SB BSH
Siswa berkontribusi pada kerja kelompok
Siswa bekerja secara kolaboratif dengan siswa lainnya
Siswa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
dijadwalkan
Dalam mural, gambar di lukis dengan rapi
Dalam mural, gambar di lukis dengan baik
Dalam mural, gambar di lukis dengan indah

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kriteria Penilaian Kerja kelompok (tabel 2)

Kategori 1 2 3 4
Kontribusi Siswa tidak Siswa Siswa Siswa selalu
pernah Menyelesaikan berkontribusi, bersedia
mengerjakan Sebagian tugas Menyelesaikan membantu dan
tugas yang yang menjadi Sebagian tugas melakukan lebih
menjadi tanggungjawabny yang menjadi dari
tanggungjawabny a, siswa tanggungjawabny tanggungjawabn
a, siswa tidak memberikan ide- a, siswa sering ya, siswa selalu
memberikan ide- ide bermanfaat memberikan ide- memberi ide-ide
ide ide bermanfaat yang bermanfaat
Kolaborasi Siswa tidak pernah Siswa kadang Siswa sering Siswa selalu
mendengarkan dan mendengarkan bersedia mendengarkan,
berbagi beberapa dan berbagi mendengarkan berbagi dan
kali, seringkali beberapa kali, dan berbagi, mendukung teman
mengganggu kadang tidak bersedia kelompoknya.
jalannya kerja melakukan melakukan Mengkoordinir
kelompok. pekerjaan yang pekerjaan yang kinerja kelompok.
Fokus Siswa tidak pernah diminta anggota
Siswa hampir selalu diminta anggota
Siswa kadang Siswa selalu fokus
lainnya. lainnya.
fokus pada tugas fokus pada tugas fokus pada tugas pada tugas dan hal
dan hal yang perlu dan hal yang perlu dan hal yang perlu yang perlu
dilakukan dan dilakukan dan perlu dilakukan dan dilakukan dan
mengandalkan diingatkan dapat diandalkan sangat mandiri.
pekerjaan temannya saat kerja temannya.
temannya. kelompok.

3. Rubrik evaluasi implementasi aksi projek


Digunakan oleh peserta didik dan pendidik untuk menilai solusi aksi yang ditawarkan peserta didik
dalam projeknya.
f) Pertanyaan Pemantik
Sebutkan berbagai budaya yang ada di lingkungan sekitarmu?
Bagaimana cara melestarikan budaya – budaya yang ada di lingkungan sekitar kita?
g) Pengayaan dan Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilaksanakan dalam bentuk:
o Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Tujuan Pembelajaran
maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui Tujuan Pembelajaran.
o Remidial terdiri atas dua bagian : Remidial karena belum mencapai Tujuan Pembelajaran dan
o Remidial karena belum mencapai Tujuan Pembelajaran.
o Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai Tujuan Pembelajaran .
o Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai Tujuan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pengayaan dilaksanakan dalam bentuk:
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran
yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai Tujuan Pembelajaran.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.

h. Refleksi peserta didik dan guru.


Refleksi peserta didik :
Terdapat pada setiap “refleksi diri” yang disampaikan di setiap akhir proyek.
Refleksi Guru :
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
- Apakah peserta didik mampu menunjukkan pemahaman konsep dengan baik?
- Apakah peserta didik mampu berpikir kreatif dengan baik?
- Jika peserta didik mengalami kesulitan, bagaimana guru akan menindaklanjutinya?

C. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kegiatan Peserta didik
Mural kebudayaan daerah
Metode: Praktek/ demonstrasi
Tujuan: Membuat Mural kebudayaan daerah
Alat dan bahan
▪ Alat untuk menggambar dikertas (Pensil, Penggaris, Penghapus, Pensil warna , kertas)
▪ Cat minyak
▪ Bahan pengencer cat
▪ Kuas berbagai macam ukuran
▪ Payung polos

Langkah kegiatan
1. Langkah-langkah pembuatan mural
a. Tahap awal
1) Lakukan persiapan
➢ Siswa di kumpulkan dan di beri informasi tentang projek yang akan dibuat
➢ Siswa diajak untuk mengenal apa itu mural
➢ Siswa diajak untuk mengenal apa itu budaya
➢ Siswa diajak untuk mengidentifikasi budaya yang ada di lingkungan sekitar
2) Menuangkan gagasan
➢ Guru memfasilitasi alat tulis untuk menggambar kepada siswa
➢ Siswa mencoba membuat gambar tentang budaya daerah di kertas gambar
➢ Jika sudah selesai hasilnya dikumpulkan ke Guru fasilitator projek
3) Memilih warna
Agar anda tidak bingung memilih warna, pilih warna berdasarkan pola yang
dominan di payung. Jika anda ingin aturan-aturan yang praktis, ikuti yang satu ini :
warna yang lebih ringan naik ke atas dan warna middle pada payung. Gunakan
putaran/roda warna agar warna saling bekerja sama dengan baik, warna yang
jauh dengan warna lainnya pada roda warna sedikit lebih membutuhkan
bantuan untuk menyesuaikan skema warna yang bisa diterapkan.
b. Tahapan melukis mural
1) Tekan tepi pertama dengan cat
Celupkan alat lukis anda ke warna yang anda inginkan, celupkan hanya 1/3 dari
menurunkan kuas, menekan warna dengan kuas jangan menyikatnya.
2) Celupkan kuas ke dalam cat.
Untuk mengisi area tengah, serta area yang belum dicat, disarankan menggunakan
ujung kuas.
Contoh sebagai berikut:
✓ Basahkan kuas sebelum dicelupkan ke dalam cat, basahkan dengan air untuk
cat dasar lateks.
✓ Basahkan dengan tinner untuk cat dasar minyak.
✓ Isi ember dengan cukup cat sampai hampir naik ke atas. Kelebihan tentu saja
tidak baik.
✓ Celupkan kuas ke dalam ember, dan angkat kembali ke atas, peras cat yang
berlebihan sambil meratakan lapisan kuas.
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
✓ Mulai melukis/ menggambar mural.
c. Langkah-langkah dalam melukis
1) Memunculkan gagasan
Untuk memunculkan gagasan kreatif, dapat ditempuh dengan cara :
✓ Mempelajari atau membaca buku,
✓ Melihat film-film dokumenter tentang lukisan,
✓ Melihat objek secara langsung, dan
✓ Mengembangkan imajinasi.
2) Memilih bahan
Setelah terbentuk/muncul gagasan kreatif tersebut, langkah selanjutnya adalah
memilih bahan yang akan digunakan:
Menggunakan kertas gambar ukuran A3
3) Menentukan teknik
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melukis, diantaranya :
Teknik transparan warna (warna tipis),
Teknik plakat warna (tebal).
4) Membuat sketsa
Setelah bahan dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa gambar.
Yang dimaksud sketsa adalah gambar awal yang akan dibuat lukisan. Sketsa inilah
yang nantinya diselesaikan menjadi sebuah lukisan yang sempurna.
5) Menyempurnakan lukisan
Tahap melukis yang terakhir adalah menyempurnakan /menyelesaikan sketsa yang
telah dibuat yaitu dengan cara :
Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek pokok (positif) dan latar
belakangnya (negatif).
Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran (spot light), penegasan, dan
penentuan gelap terang.
Tabel Projek Mural

Buatlah laporan dari hasil kegiatan yang telah kamu lakukan :


Jawab :

Buatlah kesimpulannya :
Jawab :

2. Bahan Bacaan Guru dan peserta didik


1. Pengertian Mural
Pengertian mural menurut bahasa yaitu mural berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Murus”
yang berarti payung. Secara luas pengertian mural adalah menggambar atau melukis di atas
media payung, payung atau media luas lainnya yang bersifat permanen.
Seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari sejarah
mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa prasejarah. Pada
masa itu terdapat sebuah lukisan yang menggambarkan sebuah gua di Lascaux yaitu daerah
Selatan Prancis. Mural yang dibuat pada masa prasejarah tersebut menggunakan sari buah
sebagai cat air (karena pada masa prasejarah belum ada cat).
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Pada masa prasejarah, negara yang paling banyak memiliki lukisan payung atau mural tidak
lain yaitu Prancis. Salah satu mural atau lukisan payung yang paling terkenal pada saat itu yaitu
mural karya Pablo Picasso. Pablo Picasso membuat sebuah mural yang dinamakan Guernica
atau Guernica y Luno. Mural art ini dibuat pada saat terjadinya peristiwa perang sipil di
Spanyol pada tahun 1937. Tujuan dibuatnya mural ini yaitu untuk memperingati peristiwa
pengeboman oleh tentara Jerman yang terjadi di sebuah desa kecil dimana kebanyakan diantara
mereka yaitu masyarakat Spanyol.
2. Perbedaan seni Mural dengan Graffiti
Banyak diantara kita yang masih bingung apa perbedaan mural dan graffiti. Jika dilihat di media
lukisanmuraldangrafitibiasanyadibuatdimediapayung.Khususnyadijalanan,mungkinbanyak
diantara kalian yang melihat mural dengan karakter yang berbeda atau bentuk tulisan lainnya.
Lalu, apa perbedaan dari mural dan graffiti?
Sebelum kita membandingkan mural dan graffiti, akan lebih baik jika kita sama-sama
mengetahui apa arti atau pengertian daripada Graffiti. Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti)
adalah coretan-coretan pada payung di mana komposisi warna, garis, bentuk dan volume
digunakan untuk menulis kata-kata, simbol atau kalimat tertentu.
Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot
tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan kuas atau kapur dengan sapuan kuas.
Jadi, perbedaan mural dengan graffiti yaitu jika mural gambar yang dibuat lebih bebas dan
luas, sedangkan grafiti adalah dalam bentuk tulisan atau kata-kata. Dan biasanya grafiti lebih
umum dibuat dengan cat semprot saat ini.
3. Pengaruh Mural Terhadap Masyarakat
Selain berfungsi untuk memberikan suasana baru di dalam kota, visualisasi mural berdampak
lain kepada pemirsanya, yakni memberikan pendidikan sosial serta pembelajaran ide-
ide tentang kesenirupaan. Selain belajar tentang ide-ide seni, ide-ide dapat diangkat dalam
mural sebagai media aspirasi populer. Seni payung ketika dipublikasikan di ruang publik adalah
bersifat obyektif. Pemaknaan atas karya seni itu sepenuhnya ada di tangan para pembaca,
orang yang lalu lalang dan yang sempat atau yang tidak sempat menafsir sehingga seolah-olah
karya itu sudah lepas dari tangan perupanya. Meskipun diterbitkan oleh para seniman,
diharapkan masyarakat akan memiliki pemahaman yang sama tentang aspirasi orang-orang
yang terkandung dalam mural.
Keberadaan seni mural di kota ditentukan oleh tiga pilar kekuatan yang berdirisejajar yaitu
pemerintah kota, perupa dan masyarakat bila seni mural dijadikan sebagai salah satu instrumen
komunikasi publik. Pemerintah sebagai fasilitator dapat mempromosikan penciptaan mural
dan mengadakan kompetisi untuk menemukan seniman mural yang berbakat dan berpengalaman
serta memberikan hadiah untuk memotivasi seniman mural. Pemerintah juga diharapkan untuk
segera menetapkan aturan yang jelas tentang izin untuk menghasilkan mural dan meningkatkan
pengawasannya untuk mencegah penyalahgunaan. Selain itu, perlu adanya kepedulian dari
masyarakat untuk memelihara dan melestarikan seni mural sebagai media komunikasi publik
yang efektif. Yang tak kalah penting adalah bahwa penciptaan mural dengan teknik masing-
masing dapat kreatif untuk membuat mural sebagai media komunikasi untuk komunikasi berita.
Ketika mural hanya digunakan untuk seni, menempatkannya di ruang publik tidak relevan
karena hanya membingungkan publik ketika mereka memahami apa yang ada di balik mural.
Namun, ketika berbicara tentang komunikasi sosial, mural diperlukan sebagai instrumen
komunikasi publik. Ini adalah seni payung berteknologi tinggi yang menarik yang mudah
dipahami oleh publik.
Jika demikian seni mural dapat digunakan sebagai salah satu instrumen komunikasi publik
dalam ruang masyarakat. Penggunaan seni payung untuk komunikasi publik akan memfasilitasi
pemberdayaan masyarakat saat itu menjadi, di samping mural sebagai karya seni yang
mengekspresikan realitas sosial-politik sehari-hari, titik referensi untuk perilaku sosial bagi
penduduk yang melihatnya . Warga yang melihat mural akan dapat dengan cepat memahami
maknanya dan kemudian merumuskan apa yang seharusnya atau tidak seharusnya mereka
lakukan. Dalam konteks ini, karya seni bukan hanya merupakan ekspresi seniman tetapi juga
menjadi rujukan para pemerhatinya. Sebagai contoh komunitas dapat bersama-sama
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
menjalankan kampanye melawan kekerasan yang kemudian memanifestasikan dirinya dalam
mural dengan teknik seni sosial yang pasti dikuasai seniman.
Setelah mural tersebut terpampang di ruang publik yang strategis maka masyarakat yang lalu-
lalang dan memerhatikan, baik secara sepintas maupun mendetail, dapat dengan cepat
menangkap pesan anti kekerasan itu.
Tidak hanya itu orang dapat merumuskan perilaku sehari-hari dengan menangkap pesan untuk
menghindari kekerasan. Jadi berdasarkan hal tersebut mural juga dapat dijadikan sebagai
media untuk menyuarakan misalnya program peduli ODHA (Orang Dengan HIVAIDS)
yang kurang populer di kalangan masyarakat. Karena itu, mural di ruang publik harus
memperhatikan upaya publik. Publik adalah entitas pluralistik dan jika memperkuat warga
negara dan demokrasi adalah komitmen bersama mural dan senimannya harus memahami
poin-poin di atas. Mural harus memungkinkan komunikasi publik yang bebas dari dominasi
sehingga keberadaan mural bukanlah hasil tawar-menawar elitis antara pemerintah kota dan
para seniman, jika mereka mengabaikan aspirasi masyarakat karena itu hanya mural saja
sebuah proyek untuk Manfaat pribadi pihak-pihak tertentu.
4. Tahap-Tahap umum Membuat Mural
Melukis payung Mural
Hal yang paling penting yang harusAnda miliki sebelum membuat lukisan mural payung
yaitu antusiasme. Dimana rasa antusias tersebut mampu memberikan energi saat Anda
melukis. Terutama bagiAnda yang melukis di area yang cukup luas dan memakan waktu
yang cukup lama, tentunya membutuhkan energi dan stamina untuk menyelesaikan proyek
tersebut. JikaAnda belum pernah melukis mural sebelumnya, tak usah panik. Rasa panik
justru akan membuat lukisan payung yangAnda hasilkan justru tidak optimal.
Mempersiapkan Permukaan Untuk Payung Mural
Bersihkan payung untuk menghilangkan debu dan lemak. Dan biarkan sampai mengering.
Pertimbangkan untuk menerapkan cat pelapis atau primer sebelum Anda mulai untuk
mendesain, terutama jika terdapat warna yang bervariasi pada payung.
Cara mendapatkan Desain Mural Pada Payung
Cara termudah untuk mentransfer desain mural Anda ke payung adalah dengan
menggunakan metode grid. Dengan begituAnda akan terlihat jauh lebih berpengalaman,
Anda akan seperti menemukan sketsa desain Anda kurang detil pada payung.
Sederhananya, untuk grid sebuah desain,Anda menggambar sebuah set dengan 1 atau 5
cm kotak pada desain asliAnda. Kemudian grid pada payung yang memiliki nomor yang
sama dari kotak tetapi tentu saja ukuran mereka lebih besar. Gunakan kotak untuk
mengarahkanAnda ketika Anda menggambar ulang desain pada payung.
Cat yang Digunakan untuk Mural Payung
Jika bidang yang akan di mural berada diluar ruangan atau rentan terkena sinar matahai,
tentunya cat yang Anda butuhkan adalah cat yang mampu bertahan dengan keadaan
diluar, seperti sinar matahari, hujan dan sebagainya. Saat membeli cat untuk gambar
mural di luar ruangan, periksa terlebih dahulu lightfastless (UV) dari cat yang akanAnda
gunakan. Cat Akrilik merupakan salah satu pilihan cat dengan kualitas yang baik dan
ideal untuk digunakan. Namun, untuk menggunakan cat akrilik sebagai cat untuk
membuat seluruh mural tentunya membutuhkan budget yang tidak sedikit. Salah satu
alternatif yang bisaAnda pilih yaitu dengan menggunakan cat akrilik hanya untuk detail
desain, sedangkan untuk area yang lebih luas,Anda bisa melapisinya dengan cat lain yang
biasa digunakan untuk mengecat besi. Jika muralAnda dapat di akses oleh anak-anak
kecil dengan jari lengket mereka yang tidak dapat terhindari, lindungi mural dengan lapisan
akhir dari perlindungan pernis yang jernih, yang juga dapat dibersihkan dengan mudah.
Tips untuk Melukis Payung Mural
1. Ingatlah untuk mundur secara teratur untuk melihat muralnya tampak seperti apa
jika dari kejauhan. Payung mural harus “terlihat benar” apakah Anda meng-close
up atau hanya memasuki ruangan kembali untuk mendapatkan beberapa perspektif
dari apa yang sudah Anda lakukan.
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
2. Gunakan kuas yang layak. Menggunakan kuas yang murah justru hanya akan
membuat Anda bekerja jauh lebih keras dalam membuat mural.

5. CaraMelukisdi Payung

• Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan,


• Membuat sketsa desain menggunakan pensil,
• Memulai melukis gambar menggunakan cat besi, cat yang digunakan berwarna merah,
biru, hijau, pink, hitam dan putih,
• Menebalkan pinggiran gambar menggunakan cat hitam,
• Menjemur payung di tempat yang panas agar cepat kering.

Materi tentang batik


Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan
atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang
memiliki kekhasan.[1] sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang
terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober
2009.[2
Etimologi
Secara etimologi, istilah “batik” berasal dari bahasa Jawa: amBqik\, translit. ambathik yang dihasilkan
dari lakuran kata amB (amba) yang berarti “lebar” atau “luas” (merujuk kepada kain), dan
niqik\ (nithik) yang berarti “membuat titik” dan kemudian berkembang menjadi istilah bahasa
Jawa: bqik\, translit. bathik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain
yang luas atau lebar.[3][4][5] Kata dalam bahasa Jawa:bqikn\, translit. bathikan juga dapat bermakna
sebagai “menggambar” atau “menulis”.[6] Istilah bathik kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi
“batik” dengan menggantikan bunyi huruf “-th” sebagai “-t” dikarenakan orang non-Jawa tidak bisa
melafalkannya dengan mudah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “batik” didefinisikan sebagai kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan lilin (atau dalam bahasa Jawa: mlm\,
translit. malam) pada kain itu, yang kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.[7] Jadi, dapat disimpulkan
bahwa “batik”
dapat merujuk kepada sebuah proses maupun hasil jadi (bersifat bendawi) dari proses tersebut.
Sejarah teknik batik
Lihat pula: Sejarah batik di Indonesia

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok.

Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran
pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam atau lilin adalah salah satu
bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM,
dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907)
serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh
Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[8] Di Indonesia, batik dipercaya sudah
ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik
yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang
Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[9]
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P.
Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada
abad ke-6 atau ke-7.[8] Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia)
percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu
dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki
tradisi kuno membuat batik.[10]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur.
Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga
ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[10] Detail ukiran kain yang menyerupai
pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13.
Detail pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik
tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang
hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.[11] Pada
perempat terakhir abad ke-13, kain batik dari Jawa telah diekspor ke kepulauan Karimata, Siam, bahkan
sampai ke Mosul.[12]
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim
yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140
lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi
perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang
dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. [13] Oleh
beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817)
tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19
itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada
tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[8]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul,
dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik
tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari
Indonesia ke Wilayah Persekutuan Malaysia juga membawa Batik bersama mereka.
Sekarang batik sudah berkembang di beberapa tempat di luar Jawa, bahkan sudah ke manca negara. Di
Indonesia batik sudah pula dikembangkan di Aceh dengan batik Aceh, Batik Cual di Riau, Batik Papua,
batik Sasirangan Kalimantan, dan Batik Minahasa.
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia
(khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah
pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke
dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis
maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, di mana di beberapa daerah pesisir
pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif
dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.
Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta
dan Surakarta.

Batik Cirebon bermotif mahluk laut


Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga
pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada
Konferensi PBB.

Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton Jawa.

Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki
ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada
akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga
memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan
hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-
benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka
seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-
upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori.
Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis
lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif
halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang
telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna
muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa
kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Pembuatan batik cap.

Pembuatan batik tulis

Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik cap adalah kain yang dihias
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik lukis adalah proses pembuatan
batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
Sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun
temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan
motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna
yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha.
Batik Jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo, Yogyakarta atau
biasa disebut Batik Jogja dan Kota Pekalongan atau yang biasa disebut Batik Pekalongan.
Berdasarkan daerah asal
Batik Bali
Batik Banyumas
Batik Betawi
Batik Besurek
Batik Jambi
Batik Madura
Batik Malang
Batik Pekalongan
Batik Tegal (Tegalan)
Batik Solo
Batik Yogyakarta
Batik Tasik
BatikAceh
Batik Cirebon
Batik Kebumen[14]
Batik Jombang
Batik Banten
BatikTulungagung
Batik Kediri
Batik Kudus
Batik Jepara / Batik Kartini
Batik Brebes
Batik Minangkabau
Batik Minahasa
Batik Belanda
Batik Jepang

Berdasarkan corak
Batik Kraton
Batik Sudagaran
Batik Cuwiri
Batik Petani
Batik Tambal
Batik Sida Mukti
Batik Sekar Jagad
Batik Pringgondani
Batik Kawung
Batik Sida Luhur
Batik SidaAsih
Batik Semen Rama
Batik Jlamprang dan Batik Gedo
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Materi tentang tari tayub
Tari Tayub – merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah, serta bersumber
dari Kerajaan Jawa Kuno. Bisa dikatakan juga, bahwa tarian tayub berasal dari Jawa Tengah ini sudah
berumur sangat tua, serta menjadi awal mula terciptanya tari gambyong.
Tari tayub atau biasa disebut tayuban hingga saat ini masih tetap berkembang dan masih banyak peminatnya,
khususnya di daerah Jawa Timur serta Jawa Tengah. Tarian ini memiliki unsur keindahan dan keserasian
gerak yang dilakukan oleh para penari dan penabuh musik.
Apabila dilihat sekilas, tarian tayub ini mempunyai kesamaan dengan jaipongan di Jawa Barat. Dulunya tarian
ini lebih digunakan dalam rangkaian upacara yang bersifat religius, tujuannya adalah sebagai permohonan
keselamatan kepada Tuhan sebagai rasa syukur.
Nama tayub sendiri berasal dari dua suku kata, yakni “tata” yang berarti aturan dan “guyub” yang artinya
bersatu atau rukun. Jadi bisa diartikan sebagai bentuk tari yang ditata dengan teratur sehingga memunculkan
kerukunan atau bersatu padu.
Istilah tayub sendiri di dalam kamus Bau Sastra Jawa Indonesia yang dikarang oleh PrawiraAtmaja memiliki
arti bersenang-senang dengan mengibing bersama tandak. Dengan kata lain bisa disebut bersama ledek,
penjoged atau ronggeng.
Terlepas dari itu, ada juga yang menafsirkan tayub sebagai ditata dan guyub, maksudnya adalah diatur dengan
baik guna menjaga kerukunan di antara sesama. Tak hanya itu saja, banyak yang menghubungkan antara
kata tayub dengan nayub.
Menurut Perbatjaraka (1945), nayub diartikan bukan berasal dari kata tayub, namun bersumber dari kata
sayub.Artinya adalah untuk menyebutkan makanan yang sudah hampir basi atau menjadi tape.
Sementara penafsiran nayub sendiri berasal dari kata syub (sayu-sajeng, wayu-wajeng) yang menunjukan
minuman keras. Maksudnya adalah menari dengan minuman keras, yakni di dalam pertunjukan tayub tidak
pernah lepas dari yang namanya minuman keras.

Sejarah Tari Tayub


Catatan sejarah tari tayub bersumber ketika masa Kerajaan Singasari, yakni ketika Tunggul Ametung
menjadi raja. Kesenian tayub ketika itu berfungsi sebagai acara karesmen, yakni acara yang dilakukan
setelah upacara penobatan.
Pada saat raja sedang menari bersama ledhek, tradisi semacam itu berlaku ketika masa Kerajaan Majapahit.
Akan tetapi, ketika masa Kerajaan Demak, acara ini kemudian dihilangkan, sebab tidak sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Ketika masa berdirinya Kerajaan Mataram, yakni Sultan Agung, tarian tayub digali dan digunakan lagi
sebagai bagian tradisi jumeneng di Keraton. Hingga akhirnya tarian ini dilakukan secara turun temurun
hingga Keraton Surakarta Hadiningrat.
Dulunya para penari wanita yang memainkan tarian ini biasa disebut dengan dedengkik sontrang. Kemudian
oleh Gusti Pangeran Arya Adipati Mangkunegara I atau lebih sering disebut dengan Pangeran Samber
Nyawa, tarian ini dijadikan kesenian untuk menghibur para pasukan kerajaan.
Oleh karena itu, fungsi tayub dulunya adalah sebagai acara jumenengan raja lalu menjadi tari untuk
penghormatan tamu agung dan untuk acara tasyukuran bagi pejabat yang akan mengemban tugas baru.
Namun akhir-akhir ini fungsinya cenderung ke dalam jenis tari pergaulan. Untuk tari pergaulan pada umumnya
lebih bernuansa hiburan atau untuk kesenangan belaka.
Mulai abad ke-XX, tarian ini sering dilombakan untuk sarana pelestarian kesenian tradisional Jawa. Kesenian
tari ini juga banyak diminati oleh kaum bangsawan atau kaum elite ketika mengadakan hajatan.
Untuk para penari tayub yang cukup terkenal adalah sebagai berikut:
1. Ny Pantes.
2. Nyi Den Sri.
3. Nyi Sukarini.
4. Ny Menik.
5. Nyi Karmini.
6. Ny Suwarni.
7. NyiTumini.
Semua penari tersebut sebagian besar berasal dari Solo

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Fungsi Tarian Tayub
Tayub sebagai bentuk tarian yang bersifat sakral juga bisa bersifat pertunjukan dan kesenian. Jika dilihat dari
sejarahnya, tarian ini memang sebagai keperluan yang sakral, akan tetapi dengan semakin perkembangan
zaman menjadi tarian pergaulan.
Tarian tayub umumnya akan dilakukan oleh penari pria dan wanita secara berpasangan. Oleh para kaum
petani Jawa, tarian ini dipertunjukan sebagai ritual yang melambangkan kesuburan.
Pertunjukan tarian ini juga bermacam-macam, ada yang romantis bisa juga erotis. Hal ini dapat dilihat pada
ketika penampilan tayub berlangsung, para tamu mendapat persembahan sampur dari penari atau ledhek.
Untuk tamu yang memperoleh sampur sebelumnya, kemudian akan ikut menari atau ngibing bersama dengan
ledhek yang diiringi musik gamelan sesuai gendhing yang sudah dipesan.
Sebab dari gerakannya yang sangat erotis, terkadang ditafsirkan lain oleh para penonton. Bahkan ada juga
yang menjurus ke perbuatan yang berupa asusila.

Makna Dan Filosofi Tari Tayub


Di dalam adat Jawa, kesenian tayub mempunyai nilai-nilai positif yang adiluhung. Tarian ini juga mengandung
nilai-nilai spiritual, pemahaman hidup manusia dengan tuhan, dan mengajarkan tentang jati diri manusia.
Dalam cerita Jawa, asal mula tayuban sendiri memiliki hubungan erat dengan kisah kedawetan (dewa-dewi),
yakni dimana para dewi melakukan tarian secara berjajr dengan tubuh serasi atau guyub.
Merujuk dari hal tersebut, tarian tayub dalam masyarakat Jawa digunakan sebagai bagian dari upacara adat
dan untuk ajang pergaulan antar sesama masyarakat.
Sedangkan dalam penafsiran kejawen, tari tayub memiliki makna filosofis berupa jati diri manusia dengan
sifat keempat nafsu. Oleh karena itu, di dalam penampilan tari ini, penari pria menjadi bagian sentral
penggambaran keberadaan nafsu mulhamah.
Keberadaan empat orang penari pria pendamping biasa disebut dengan pelarih. Yakni memberikan
penggambaran tentang empat sifat nafsu manusia berupa alumah (hitam), amarah (merah), sufiah (kuning)
dan mutmainah (putih).
Sedangkan ledhek (penari) berupa penggambaran cita-cita keselarasan hidup sebenarnya yang diinginkan
manusia.

Gerakan Tari Tayub


Gerakan yang dilakukan oleh penari juga berfungsi sebagai vokalis atau pesinden. Biasanya gerakan yang
dilakukan hanya bersifat spontan dan tidak memiliki urutan yang pakem, seperti seblak smapur, ulap-ulap,
dan ulap tawing.
Sedangkan struktur gerakan tari tayub sendiri berupa warisan turun temurun dari generasi sebelumnya lalu
digunakan generasi selanjutnya. OIeh karena itu, tayub tidak dipelajari secara khusus, namun hanya meniru
(imitation) yang langsung digunakan ketika menari.
Selain dari penari tayub, ada juga yang namanya pengibing yang cenderung spontanitas dan improvisasi
(tidak tetap). Namun pada dasarnya, semua ragam gerak yang dilakukan tidak terlepas dari gaya Surakarta,
diantaranya:
1. Lumaksono
2. Besut
3. Tanjak
4. Sabetan
5. Srisig
Selain itu, deskripsi dari gerakan tari tayub adalah sebagai berikut:
Mundur Beksan, adalah gerakan lumaksana dengan mengikuti gending kemudian seblak sampur,
ulap-ulap dan ulap taweng. Gerakan ini akan diulang-ulang dengan diikuti pindah gawang (penari akan
berpindah tempat).
Beksan, yakni penari akan melakukan gerakan spontan dan improviasi dengan berhadapan ke
penayub. Namun dibagian luar penari tayub (mengelilingi) gerakan menggunakan seblak sampur, ulap-
ulap dan semua itu dimantapkan dengan iringan yang diinginkan.
Mundur Beksan, adalah gerakan lumaksana hadap belakang lalu putar kembali hadap dengan seblak
sampur.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kostum Tari Tayub

Pastinya setiap tarian tradisional memiliki kostum yang menjadi ciri khas dari tarian tersebut. Begitupun
dengan tari tayub, ksotum yang digunakan biasanya berupa pakaian tradisional Jawa.
Pada awalnya para penari hanya menggunakan kain panjang dan kemben hingga dada. Sedangkan untuk
menutupi bahu, para penari akan menutupnya dengan kain sampur sebagai properti utamanya.
Namun sekarang ini, para penari ada juga yang menggunakan kain panjang dan baju lengan pendek, sehingga
terlihat lebih sopan.

Iringan Tari Tayub

Musik pengiring atau gending tayub berfungsi untuk menciptakan suasana yang diinginkan dan memberikan
tekanan pada gerak sehingga akan lebih mantap. Sedangkan untuk penekanan pada kendang dan ricikan-
ricikan balungan seperti saron demung serta saron barung.

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pertunjukan Tarian Tayub

Kesenian tayub biasanya akan melibatkan sekitar 17 orang dengan 2 wanita sebagai ledhek, 2 orang sebagai
waranggana atau vokalis pria yang disebut gerong. Sedangkan untuk 13 orang lainnya berguna sebagai
penabuh gamelan dan sutradara.
Dulunya para penari akan menggunakan kain panjang, kemben, selendang dan juga sampur sebagai properti
tari tayub. Namun saat ini, hal itu mulai diisolasikan dengan kostum budaya baru menggunakan kain panjang
dan baju lengan pendek.
Sedangkan untuk bagian rambut penari akan disanggul dengan gaya asli Solo dan riasan wajah penari yang
cantik, anggun serta menawan. Bunyi suara gamelan akan dimulai terlebih dulu untuk mengawali pertunjukan,
kemudian dilanjut para penari keluar untuk menunjukan gerakan-gerakan indah tarian tayub.
Apabila sebelumnya tarian ini hanya ditampilkan menggunakan tikar dan jarak antara penonton dengan penari
sangatlah dekat. Namun sekarang ini telah dibuatkan sebuah panggung yang bertujuan untuk memberikan
batas antara penonton dan penari.
Jika dulunya tarian ini dipentaskan sebagai ajang menari sembari meminum minuman keras.Akan tetapi saat
ini sudah ada aturan tentang dilarang mengkonsumsi minuman keras dan menjadikan tarian ini murni sebagai
pertunjukan seni.

Perkembangan Tari Tayub

Sekitar abad ke-20, tarian tayub sering digunakan oleh kaum darah biru ataupun elite ketika sedang
mengadakan acara. Tarian ini awalnya berguna sebagai acara jumenengan raja, kemudian berpindah menjadi
tari sambutan untuk menghormati tamu agung

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tarian ini terus berkembang hingga menjadi bagian dari rangkaian upacara syukuran atau keselamatan
bagi pejabat yang menerima jabatan baru. Hingga saat ini, tarian tayub masih difungsikan sebagai tari
pergaulan yang sifatnya hiburan atau profan.
Sementara kaum petani sering menggunakannya sebagai tarian ritual yang menggambarkan kesuburan
dari tanah mereka dan biasa dilakukan setelah masa panen.
Selain itu, ada nilai romantis yang terdapat di dalam gerakannya, namun dulunya lebih mengarah kepada
erotis. Oleh karena itu, pada zaman dahulu tarian ini dilakukan ketika malam hari hingga menjelang
subuh.
Namun sekarang ini sudah mulai diterapkan pertunjukan di pagi hari maupun siang hari.
Bukan hanya itu saja, sekarang ini tari tayub sering digunakan untuk mengisi dalam rangkaian acara
pernikahan. Biasanya tarian ini akan dimulai ketika mempelai pria dan wanita dipertemukan.

Pola Lantai Tari Tayub

Pola lantai atau yang lebih akrab di sebut desain lantai merupakan garis-garis yang dilewati para penari,
atau perpindahan tempat untuk pemerataan ruang dengan cara menari sembari melangkah untuk berpindah.
Perpindahan yang dilakukan tersebut dilakukan dengan aba-aba kendang, baik perpindahan melingkar
atau berpindah tempat dengan penari lainnya.
Jadi pada saat penampilannya, tari tayub menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.

3. GLOSARIUM

A
B
Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang telah berkembang dan
diturunkan dari generasi ke generasi, dari sesepuh kelompok tersebut (KBBI)
C
D
F
G
H
I
K
Keberagaman sebagai suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai
bidang. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari suku bangsa, RAS, agama, keyakinan, ideologi politik,
sosial budaya dan ekonomi dan lainnya
L

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


M
Mural adalah menggambar atau melukis di atas media payung, payung atau media luas lainnya yang
bersifat permanen.
N
O
P
R
S

Daftar pustaka

Doellah, H.Santosa. (2003). Batik: The Impact of Time and Environment, Solo: Danar
Hadi. ISBN 979-97173-1-0
Elliott, Inger McCabe. (1984) Batik: fabled cloth of Java photographs, Brian Brake ; contributions,
Paramita Abdurachman, Susan Blum, Iwan Tirta ; design, Kiyoshi Kanai. New York: Clarkson N. Potter
Inc., ISBN 0-517-55155-1
Fraser-Lu, Sylvia.(1986) Indonesian batik: processes, patterns, and places Singapore: Oxford
University Press. ISBN 0-19-582661-2
Gillow, John; Dawson, Barry. (1995) Traditional Indonesian Textiles. Thames and Hudson. ISBN 0-
500-27820-2
QuaChee & eM.K. (2005) Batik Inspirations: Featuring Top Batik Designers. ISBN 981-05-4447-2
Raffles, Sir Thomas Stamford. (1817) History of Java, Black, Parbury & Allen, London.
Sumarsono, Hartono; Ishwara, Helen; Yahya, L.R. Supriyapto; Moeis, Xenia (2013). Benang Raja:
Menyimpul Keelokan Batik Pesisir. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9106-
01-8.
Tirta, Iwan; Steen, Gareth L.; Urso, Deborah M.; Alisjahbana, Mario. (1996) “Batik: a play of lights and
shades, Volume 1”, Indonesia: Gaya Favorit. ISBN 979-515-313-7, ISBN 978-979-515-313-9
Nadia Nava, Il batik - Ulissedizioni - 1991 ISBN 88-414-1016-7

Alamat link vidio


https://youtu.be/OjO4RsWoJis
https://youtu.be/2G7JxLRMoyE

https://www.suara.com/news/2021/04/08/170504/apa-itu-keragaman-agama-ini-definisi-dan-kaitannya-
dengan-pancasila?page=all#:~:text=Selain%20suku%2C%20rakyat%20Indonesia%20 juga, dalam%20
Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia.
https://www.imural.id/blog/pengertian-mural/
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-toleransi-di-indonesia/
https://www.bola.com/ragam/read/4460880/pengertian-toleransi-tujuan-manfaat-ciri-dan-contoh-
sikapnya-dalam-kehidupan
https://adalah.co.id/mural/
https://www.imural.id/blog/tahap-tahap-membuat-mural/
http://untukfebsatu.blogspot.com/
https://www.alodokter.com/kenali-ciri-ciri-orang-kreatif-apa-kamu-salah-satunya

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Lembar refleksi peserta didik
Nama Fasilitator Kelompok
Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju Setuju Tidak Setuju
Aku terlibat aktif dalam projek ini

Suasana projek membuatku bersemangat untuk


belajar dan tahu lebih banyak
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat
selama projek ini
Pembelajaran dalam projek ini membekali
diriku sebagai warga yang baik
Waktu projek memadai untuk aku memahami
budaya yang ada di sekitarku
Diskusi yang ada dikelompokku berjalan asyik
dan membuat pengetahuanku kaa
Fasilitator pada projek ini membantuku dalam
belajar dan berproses
Metode yang digunakan pada projek ini seru
dan menyenangkan
Keterampilanku bertambah pada projek ini
Masukan / pendapat lain untuk projek ini:
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek
ini

Ket:
Berilah tanda centang (˅) pada salah satu kotak jawaban yang tersedia
Lembar refleksi Guru
Nama Siswa
Sangat Setuju Tidak Sangat
setuju Setuju Tidak Setuju
Guru terlibat aktif dalam projek ini

Guru membuat siswa bersemangat untuk


belajar dan tahu lebih banyak
Guru membuat nyaman siswa untuk
mengungkapkan pendapat selama projek ini
Guru memberi Pembelajaran dalam projek ini
membekali siswa sebagai warga yang baik
Guru memanagemen Waktu projek memadai
untuk siswa memahami budaya yang ada di
sekitar
Guru memberi waktu diskusi untuk setiap
kelompok
Guru / Fasilitator pada projek ini membantu
siswa dalam belajar dan berproses
Guru menggunakan Metode yang digunakan
pada projek ini dengan seru dan menyenangkan
Guru memberi Keterampilan bertambah pada
projek ini
Masukan / pendapat lain untuk projek ini:
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek
ini

Ket:
Berilah tanda centang (˅) pada salah satu kotak jawaban yang tersedia

Anda mungkin juga menyukai