Anda di halaman 1dari 3

Serunya Berebut Kue Apem di Perayaan Yaqowiyu

Berbicara mengenai adat istiadat dan kebudayaan daerah tentunya setiap daerah
memiliki ceritanya masing-masing. Budaya daerah dapat dijumpai dalam berbagai rupa
seperti tarian daerah, nyanyian, upacara, perayaan khusus dan lain sebagainya. Budaya
daerah mengandung nilai-nilai penting dan fundamental yang dijunjung oleh masyarakat
sekitar sejak dahulu kala. Nilai-nilai ini biasanya diturunkan dari satu generasi ke generasi
dari mulut ke mulut.

Klaten merupakan salah satu kabupaten kecil di Jawa Tengah yang terletak
diantara Kota Solo dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Oleh karena dekat dengan dua kota
berbudaya yang lekat dengan peninggalan “kraton”nya, Klaten juga memiliki warisan
budaya yang tak kalah menarik untuk diulas. Salah satu diantaranya yaitu Perayaan
Yaqowiyu.

Memasuki bulan Sapar, bulan Jawa, ada satu perhelatan yang menarik yang dapat
dijadikan pilihan untuk dikunjungi di Klaten tepatnya di wilayah Jatinom. Perayaan
Yaqowiyu juga biasa disebut dengan tradisi Saparan oleh masyarakat Jatinom. Perayaan
ini merupakan tradisi turun-temurun yang diupayakan tetap lestari guna menjaga
indahnya keluhuran budaya, yaitu peduli sesama lewat berbagi. Uniknya, masyarakat
sekitar dan wisatawan rela berduyun-duyun dan berdesakan untuk memperebutkan kue
apem yang disusun berbentuk gunungan tinggi dan disebar dari atas menara. Kue yang
diperebutkan ini dipercaya mempunyai kekuatan supranatural yang membawa
kesejahteraan bagi siapa saja yang berhasil mendapatkannya. Oleh karena itu tak heran
jika banyak masyarakat sekitar yang antusias mengikuti perayaan ini dengan tujuan
berharap mendapatkan kesejahteraan dan keberkahan dari kue apem yang didapatkan.

Kue apem sendiri merupakan masakan tradisional yang terbuat dari adonan
tepung beras dicampur dengan tape yang ditambah santan kelapa dan gula. Bagaimana
dengan bentuknya? Bentuk kue ini bundar, kalau sudah melihat secara langsung, pasti
kamu akan teringat dengan kue dorayakinya Doraemon. Unik dan menggugah selera,
kan? Apalagi didapat dengan gratis dan bisa membawa pulang sebanyak mungkin selama
tradisi sebar apem ini berlangsung.
Perayaan Yaqowiyu setiap tahun berlangsung dua kali dimana bulan Sapar
pertama jatuh pada awal tahun di bulan Januari dan puncak perayaan kedua berlangsung
pada bulan Desember. Biasanya selepas sholat Jum’at, kompleks Masjid Besar Jatinom
tempat berlangsungnya Tradisi Yaqowiyu sudah mulai ramai dihadiri oleh orang-orang
yang ingin mengikuti Yaqowiyu. Tak ketinggalan tentunya perayaan ini juga turut
dihadiri oleh pejabat-pejabat daerah mulai dari Kepala Desa hingga Bupati Klaten serta
dari Dinas Pariwisata. Perayaan ini biasa digelar dalam sebuah rangkaian acara dimana
momen sebar apem menjadi acara penutup perayaan. Berbagai acara berupa kesenian adat
pun turut digelar seperti pembukaan pasar malam, pergelaran tari yang melibatkan ribuan
penari, kirab apem dan hasil bumi, pagelaran wayang kulit, serta pertunjukan seni reog.
Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi kegiatan pendamping sebelum menyambut puncak
perayaan. Kegiatan budaya yang disajikan begitu menarik untuk diikuti ya?

Di balik sebuah perayaan besar pasti selalu ada sejarah yang memulai. Tradisi
Yaqowiyu ini merupakan sebuah kegiatan untuk mengenang jasa Ki Ageng Gribig. Ki
Ageng Gribig sendiri adalah seorang ulama besar keturunan Prabu Brawijaya yang
menyebarkan Islam di Pulau Jawa terutama berpusat di wilayah Jatinom, Klaten.
Peninggalan Ki Ageng Gribig yang hingga kini masih dapat dilihat adalah Masjid Besar
Jatinom dan juga tradisi Yaqowiyu. Yaqowiyu sendiri berasal dari kata “Ya Qowiyyu”
yang berarti Allah Yang Maha Perkasa. Sedangkan penyebaran apem merupakan simbol
perintah kepada manusia untuk saling memaafkan. Saling memaafkan dengan bersedekah
memberikan apem akan mewujudkan masyarakat yang jauh dari sikap iri, dengki,
kekerasan dan sikap negatif lainnya. Selain itu momen sebar apem ini juga merupakan
ajakan kepada masyarakat untuk saling berbagi rezeki dan peduli terhadap sesama.

Dengan berbagai atraksi budaya yang menarik, adanya keunikan khas yaitu apem
yang disebar, dapat bertemu dengan berbagai orang serta diiringi mulianya pesan moral
yang terkandung, perayaan Yaqowiyu diakui mempunyai daya tarik luar biasa oleh
masyarakat yang pernah mengikuti atau sekedar melihat tradisi tersebut. Masyarakat yang
pernah mengikuti tradisi sebar apem ini pasti sulit melupakan suasana dan atmosfir yang
didapatkan lalu ingin datang kembali di perayaan selanjutnya. Benar-benar seperti
magnet yang menarik orang-orang layaknya logam bukan? Momentum perayaan
Yaqowiyu tentunya terlalu sayang jika dilewatkan apalagi bagi yang tinggal di kawasan
klaten dan sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung ke Jogja maupun Solo juga lebih baik
singgah terlebih dahulu jika bertepatan dengan adanya Perayaan Yaqowiyu. Jarak yang
ditempuh untuk bisa sampai di Jatinom ini hanya berkisar 40-60 menit berkendara. Untuk
itu lebih baik datang membuktikan kemampuan sendiri dalam menangkap apem yang
disebar, dan bersaing dengan ribuan orang yang tumpah ruah di satu lapangan.
Pengalaman yang seru dan mengasyikkan seperti ini dimana lagi akan kamu dapatkan?
Jadi tunggu apalagi, ayo ajak keluarga dan teman-teman untuk berwisata ke perayaan
Yaqowiyu di Jatinom, Klaten!

Anda mungkin juga menyukai