NIM : 53010220105
Kelas : C
Jogja dan Klaten. Menilik evolusi manusia hingga saat ini. Ini menunjukkan
kehidupan sehari-hari. Seni wayang, kekayaan batik, cita rasa kuliner yang khas,
sejarah evolusi manusia dan kebudayaan yang menarik untuk dipelajari. Jejak
keberadaan manusia purba, seperti artefak batu dan situs purbakala yang
kehidupan manusia pada masa ini membentuk landasan penting bagi perjalanan
Keanekaragaman ini tercermin dalam tradisi, adat istiadat, seni, dan bahasa yang
budaya di Indonesia. Seni pertunjukan seperti wayang kulit, tarian Jawa, gamelan,
serta berbagai festival seni dan budaya menjadi bagian integral dari kehidupan
masyarakat di sini. Keselarasan antara tradisi dan modernitas juga menjadi ciri
khas Yogyakarta.
tersebut juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
perjalanan panjang peradaban manusia. Dari jejak prasejarah hingga ke masa kini,
Yogyakarta menawarkan beragam cerita tentang perubahan, adaptasi, dan
Rabi'ul Awal untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini
ditutup dengan grebegan pada tanggal 12 Rabi'ul Awal. Tradisi Sekaten tetap
hidup, jadi tidak mengherankan bahwa orang-orang di Solo dan Yogyakarta selalu
Prosesi sekaten telah ada sejak abad ke-15. Pada awalnya, raja-raja di
tanah Hindu mengadakan sekaten setiap tahun sebagai selamatan atau sesaji
kepada para leluhur mereka. Sekaten kemudian digunakan oleh Walisongo untuk
cara untuk menyebarkan agama Islam karena masyarakat pada saat itu menyukai
berlangsung selama sebulan penuh. Sebagai puncak acara, akan diadakan Grebeg
Maulud, kirab gunung. Gamelan akan diarak ke masjid selama pagelaran sekaten,
dan gamelan akan dikembalikan setelah selesai. Gamelan akan ditabuh sepanjang
waktu di Solo dari tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal. Acara akan dilanjutkan
dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulud setelah itu. Dua hari sebelum Grebeg
16.00. Upacara tumplak wajik adalah kotekan atau permainan musik dengan
kentongan sebagai tanda pembuatan gunungan yang akan diarak selama upacara
Grebeg Maulud. Lagu yang dimainkan diLompong Keli, Owal Awil, Tudhung
Awal. Tradisi ini membawa grebeg beras ketan, buah-buahan, makanan, dan
sayuran dari Istana Kemandungan ke Masjid Agung untuk didoakan. Setelah doa,
orang-orang yang percaya bahwa gunungan itu membawa berkah. Sekatan di Solo
dan Yogyakarta hampir sama. Di Keraton Yogyakarta ada enam gunungan: dua
dharat, satu gunungan gepak, dan satu gunungan pawuhan. Perbedaannya hanya
pada kirab.
Sementara itu, di Klaten ada sebuah tradisi yang unik yaitu sebaran apem
Jatinom adalah salah satu kebudayaan kuliner yang menjadi ciri khas masyarakat
kita harus melihatnya dalam konteks yang lebih luas. Kue Apem Jatinom tidak
hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya yang melekat di
Klaten.
berasal dari Ki Ageng Gribig ratusan tahun lalu, setiap bulan Safar dalam
Desa Krajan, Jatinom, Klaten, dan daerah sekitarnya. Dakwah Ki Ageng Gribig
mengena di hati masyarakat karena dia sangat mahir dalam strategi berdakwah.
Akhirnya, orang-orang atheis yang masih banyak saat itu ingin menjadi Muslim.
Ki Ageng Gribig pulang dari Mekkah dengan kue apem sebagai buah tangan yang
upacara adat sebaran apem di Desa Jatinom, Kabupaten Klaten cukup baik.
yang didapatkan dari tradisi ini. Tradisi upacara adat sebaran apem harus
dilestarikan, dikembangkan, dan dibudayakan agar tidak hilang karena tradisi ini
merupakan tradisi turun temurun dan warisan dari leluhur. Tradisi ini juga sangat
bermanfaat bagi masyarakat sebagai wujud rasa syukur terhadap nikmat dan
Upacara adat sebaran apem dimulai sebagai cara untuk mengingat dan
Klaten. Tradisi ini masih ada hingga hari ini. Masyarakat Desa Jatinom, Kabupaten
Klaten, telah menjadikan peristiwa sebaran apem, yang dilakukan pada hari Jum'at
terakhir bulan Sapar, sebagai acara tahunan. Pada tradisi ini, para pengunjung diberi
kue apem. Jumlah orang yang hadir juga beragam. Tidak hanya orang-orang yang
tinggal di Kabupaten Klaten, tetapi juga orang-orang dari daerah lain yang hadir
untuk memeriahkan upacara adat sebaran apem ini. Kue apem adalah simbol
dakwah Ki Ageng Gribig meminta maaf kepada masyarakat jatinom. Ini berarti
bahwa setiap orang harus dapat memaafkan satu sama lain. Tradisi unik ini, yang
telah berlangsung selama empat abad, terasa luar biasa karena setiap orang dapat
berkumpul dan melestarikan tradisi peninggalan leluhur sampai saat ini. Bermula
dari kisah itu, sebar apem Yaa Qowiyyu menjadi tradisi masyarakat Klaten hingga
sekarang.
dan sejarah yang kaya, menampilkan evolusi manusia dan kebudayaan dari masa
warisan budaya sekaligus merangkul perubahan zaman. Sementara itu, Klaten juga
memiliki warisan budaya yang unik, seperti tradisi sebaran apem yang berasal dari
peristiwa sejarah dan religiusitas dalam menyebarkan agama Islam. Tradisi ini
bagaimana nilai-nilai dan tradisi dari masa lalu tetap dijaga dan diperjuangkan
untuk lestari.
kebudayaan yang perlu dilestarikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
identitas dan perjalanan evolusi manusia di Indonesia. Jadi bisa disimpulkan bahwa
evolusi budaya pada era modern ini biasanya terjadi akibat usaha-usaha masyarakat
pada saat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar serta pada keadaan-keadaan
Perubahan secara evolusi ini dapat diketahui dan diamati menurut batas waktu yang
sudah lampau dijadikan sebagai petunjuk atau tahapan awal sampai pada saat
sekaranga yakni ketika sudah berjalan. Masyarakat dalam perubahan evolusi ini
sangat berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru