02 Zahrani 04 Sekaten Sekaten merupakan salah satu upacara tradisional yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Upacara Sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Upacara ini diselenggarakan secara periodik satu tahun sekali yaitu setiap tiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal (atau dalam kalender Jawa disebut bulan Mulud). Upacara sekaten tersebut ditutup pada tanggal 12 Rabi’ul Awal dengan menyelenggarakan upacara Garebeg Mulud. Sejarah Asal-usul nama Sekaten sendiri memiliki beberapa versi. Ada yang menyebut bahwa Sekaten berasal dari kata sekati yang merujuk kepada seperangkat gamelan yang digunakan dalam upacara sekaten.Upacara Sekaten pada hakekatnya adalah suatu tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Pada mulanya, upacara tersebut diselenggarakan tiap tahun oleh raja-raja di Tanah Hindu, berwujud selamatan atau sesaji untuk arwah para leluhur. Namun dalam perkembangannya, Upacara Sekaten sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam melalui kegiatan kesenian gamelan. Penyebarluasan agama Islam menggunakan media berupa kesenian gamelan karena masyarakat saat itu menggemari kesenian Jawa dengan gamelannya. Sehingga, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dapat melalui kesenian gamelan. Rangkaian perayaan Sekaten
Perayaan Sekaten dilaksanakan di pusat kerajaan, tepatnya di lingkungan Masjid Gedhe
Kauman atau masjid kerajaan dan Alun-Alun Utara. Sekaten berlangsung sejak tanggal 5 Mulud hingga 12 Mulud. Pada waktu tersebut, berbagai rangkaian kegiatan berlangsung baik di Masjid Gedhe maupun Alun-Alun. Perayaan Sekaten dimulai dengan prosesi pemindahan gamelan dari dalam kompleks Kraton menuju Masjid Gedhe. Setelah tiba di masjid, gamelan akan dibunyikan hingga tanggal 12 Mulud. Selain itu, merujuk halaman resmi Kraton Yogyakarta, pada tanggal 11 Mulud malam hari dibacakan riwayat hidup Rasullulah SAW di Masjid Gedhe Pada kesempatan tersebut, Sultan hadir bersama rakyat mendengar riwayat hidup Nabi yang dibacakan oleh Abdi Dalem Pengulu. Rangkaian acara Sekaten ditutup dengan arak-arakan gunungan pada tanggal 12 Mulud atau pada hari peringatan Maulid Nabi. Pada pagi hari, gunungan dibawa menuju masjid kerajaan dan didoakan oleh Pengulu Masjid Besar sebelum dibagikan kepada masyarakat. Pengaruh upacara sekaten Upacara tradisional sekaten ini selaku pranata sosial yang dimana dan pelaksanaanya simbol ini mempunyai guna selaku perlengkapan komunikasi dengan warga. Sehingga dengan terdapatnya simbol- simbol dalam tradisi sekaten ini mempunyai pesan- pesan ajaran agama, nilai- nilai serta norma- norma bagi kehidupan warga Jawa. tradisi dalam warga jawa sebagai ritual- ritual sakral yang mempunyai banyak arti serta simbol- simbol untuk nilai-nilai kehidupan warga Jawa Nilai-nilai tradisi sekaten 1. Nilai agama Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk berdakwah. Hal ini karena masyarakat sangat gemar dengan gamelan. Sehingga pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW diadakan penabuhan gamelan. 2. Nilai pendidikan Tradisi sekaten bisa menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengetahui adat istiadat serta budaya yang ada di Indonesia, khususnya Jawa. Di sekaten, generasi muda bisa mempelajari mengenai budaya, gamelan, serta nilai-nilai luhur dari pendahulu. 3. Nilai ekonomi Seiring dengan perkembangan zaman, sekaten mulai dimanfaatkan dalam sektor perdagangan. Sekaten menjadi ladang masyarakat untuk berdagang.Para pengunjung yang datang untuk turut serta merayakan Sekaten dapat membeli berbagai makanan, minuman, souvenir, atau barang lainnya. THANK YOU!