Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar
seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan
kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih
dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
sistem pemerintahan presidensiil.
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama
UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua
UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga
UUD 1945
Menurut C.F Strong, Undang-Undang Dasar berisi tiga hal, yaitu: First, how the
various agencies are organised; secondly, what power is entrusted to those agencies;
and thirdly, in what manner such power is to be exercised. Sedangkan menurut Hans
Kelsen materi muatan Undang-Undang Dasar meliputi:
a. Preamble
b. Determination of the contents of future statutes
c. Determination of the administrative and judicial function
d. The “unconstitutional” law
e. Constitutional prohibitions
f. Bill of rights
g. Guarantees of the constitution.
Secara umum Undang-Undang Dasar berisi tiga hal pokok, yaitu: Pertama,
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara; kedua,
ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental; dan ketiga, adanya
pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Perubahan atau amandemen Undang-Undang Dasar mempunyai banyak arti.
Amandemen tidak saja berarti “menjadi lain isi serta bunyi” ketentuan dalam UUD
tetapi juga “mengandung sesuatu yang merupakan tambahan pada ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang Dasar yang sebelumnya tidak terdapat di
dalamnya”. Dari berbagai pendapat yang dikemukakan para pakar paling tidak ada
empat aspek perubahan Undang-Undang Dasar, yaitu:
a. Prosedur perubahan;
b. Mekanisme perubahan;
c. Sistem perubahan; dan
d. Substansi perubahan.
Substansi perubahan Undang-Undang Dasar menyangkut hal-hal apa saja yang dapat
diubah dan hal-hal apa saja yang tidak dapat diubah atau harus terus-menerus
dipertahankan.
Speaking generally it would seem that the amending process in most modern
Constitutions is aimed at safeguarding one or more of four objectives. The first is that
the Constitution should be changed only with deliberation, and not lightly or want
only; the second is that the people should be given an opportunity of expressing their
views before a change is made; the third is that, in a federal system, the powers of the
units and of the central government should not be alterable by either party acting
alone; and the fourth is that individual or community rights –for example, of
minorities in language or religion or culture- should be safeguarded.
Pendapat K.C Wheare di atas menunjukkan empat sasaran yang hendak dicapai
melalui berbagai aspek perubahan Undang-Undang Dasar, yaitu:
1. Supaya perubahan dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan secara sadar
bukan sekedar ingin saja.
2. Supaya rakyat mempunyai kesempatan memberikan pendapat sebelum perubahan
benar-benar dilakukan.
3. Supaya kekuasaan negara bagian dan pemerintah pusat di negara federal tidak
diubah secara sepihak.
4. Supaya hak-hak individu dan masyarakat seperti kaum minoritas dari segi agama,
bahasa, dan kebudayaan terlindungi.
RUMUSAN MASALAH
Jelaskan perbedaan pokok materi muatan konstitusi (UUD 1945) sebelum dan
sesudah amandemen!
PEMBAHASAN
Dalam Undang-Undang Dasar didapati tiga jenis materi muatan, yaitu materi
muatan yang bersifat moral, material, dan instrumental. Materi muatan yang bersifat
moral berupa semangat, tujuan dan cita-cita yang terkandung di dalamnya. Materi
muatan yang bersifat material ialah kaidah-kaidah fundamental (norma-norma dasar).
Sebagai bingkai perubahan UUD 1945 telah dibuat kesepakatan dasar oleh fraksi-
fraksi di MPR untuk menjadi pegangan bersama, yaitu:
Perkembangan Materi UUD 1945 Pasca Amandemen dapat dilihat dalam 2 hal yaitu:
Secara kuantitatif
25 butir tidak diubah 46 butir diubah/ditambah dengan ketentuan lainnya
sehingga seluruhnya berjumlah 199 butir ketentuan 174 ketentuan baru isi
UUD 1945)
Secara kualitatif
Pergeseran kekuasaan pemerintahan (Kepresiden) yang dipandang terlampau
kuat (executive heavy), termasuk Impeachment. Perluasan Jaminan Hak Asasi
Manusia Kewenangan Pemerintahan Daerah Lambang Negara dan Lagu
Kebangsaan. Bentuk dan Kedaulatan Negara Pembaruan Struktur dan
Kewenangan MPR, DPR dan DPD. Keuangan Negara, Mata Uang dan Bank
Sentral Kekuasaan Kehakiman Pernyataan perang, perdamaian dan perjanjian
Pendidikan dan kebudayaan Perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial
Mekanisme Perubahan UUD.