1945 Oleh : Kelompok 4 Rohima Zakia Khairani : 2214070169 Fista Harly : 2214070183 Muhammad Ziekry : 2014070195
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Sasmi Nelwati, M.Pd
01 Konsep dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Konstitusi dari segi bahasa atau asal katanya (secara etimologis). Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan istilah constitutio, yang berarti pembentukan. Menurut terminologi atau istilah konstitusi yaitu: Menurut E.C.S. Wade dalam Miriam Budiardjo (1977: 69) konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara-cara kerja badan-badan tersebut. Berikut ini adalah fungsi konstitusi secara umum: 1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi kesewenang-wenangan yang dapat dilaukan oleh pemerintah, sehingga hak-hak bagi warga negara dapat terlindungi dan tersalurkan. 2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara. 3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi. 4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan. 5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang. 6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu Negara.
02 Alasan Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Dalam sebuah konstitusi, tercakup pandangan hidup dan inspirasi bangsa yang memilikinya. A. Hamid S. Attamimi menyatakan bahwa konstitusi sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas dan sekaligus pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara itu akan dijalankan.Konstitusi sangat diperlukan oleh suatu negara. Oleh karena itu, semua negara yang baru merdeka akan menyusun konstitusi. Ada tiga hal yang diatur dalam sebuah konstitusi, yaitu sebagai berikut: 1. Jaminan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk. 2. Sistem ketatanegaraan yang mendasar. 3. Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga Negara. 03 Sumber Historis,Sosiologis,Dan Politik tentang Konstitusi dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Jenis kekuasaan negara yang diatur oleh konstitusi biasanya dibagi menjadi enam bagian dan bahwa setiap kekuasaan dikelola oleh lembaga atau badannya sendiri, yaitu: a) Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif) b) Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif) c) Kekuasaan kehakiman (yudikatif) d) Kekuasaankepolisian e) Kekuasaan kejaksaan f) Kekuasaan memeriksa keuangan negara
Konstitusi suatu negara pada dasarnya adalah konstitusi tertinggi yang
mengandung masalah ketatanegaraan, sehingga konstitusi harus lebih stabil daripada produk hukum lainnya. Ada beberapa hal yag dimuat dalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar, yaitu: a) Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif b) hak hak asasi manusiac) prosedur mengubahd). Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD. e) Memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. 04 Argument tentang Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia. Berikut ini adalah enam tuntutan reformasi yaitu: 1. Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Penghapusan doktrin dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 3. Penegakkan supremasi hukum, penghormatan HAM (Hak Asasi Manusia), serta pemberantasa KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme). 4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah 5. Mewujudkan kebebasan pers 6. Mewujudkan kehidupan demokrasi Perubahan UUD 1945 telah membawa perubahan bertahap dan sistematis sebanyak empat kali: a) Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999. b) Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000. c) Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001. d) Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002. 05 Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Setelah melalui persidangan yang panjang, MPR RI akhirnya berhasil mengubah konstitusi Republik Indonesia dari tahun 1945 dan seterusnya. UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia memiliki status hukum tertinggi dan hukum dasar negara. Sebagai hukum negara tertinggi, konstitusi Republik Indonesia dari tahun 1945 memiliki posisi tertinggi dalam hal standar hukum di Indonesia. Salah satu contoh paling jelas dari hasil perubahan konstitusi kita sangat penting untuk penyediaan dana pengembangan pajak nasional, di mana Pasal 23A menyatakan: “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. 06 Simpulan tentang Konstitusi 1. Dalam arti sempit konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara, sedangkan dalam arti luas konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan. 2. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM bagi warga negara. 3. Konstitusi mempunyai materi muatan tentang organisasi negara, HAM, prosedur mengubah UUD, kadang-kadang berisi larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD, cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. 07 Praktik kewarganegaraan Materi muatan UUD NRI 1945 dijabarkan lebih lanjut dalam suatu undangundang. Hal ini karena norma yang ada dalam UUD NRI 1945 berisi aturan yang bersifat pokok dan garis-garis besar saja. Misalnya aturan tentang HAM dalam Pasal 28 ayat 5 berbunyi "Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan". Untuk menjabarkan norma tersebut disusunlah undang-undang pelaksanaannya. Misal dengan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Ada juga undang-undang lain yang dimaksudkan untuk melaksanakan ketentuan mengenai HAM yang ada di UUD NRI 1945. Terima Kasih