Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menjalankan amanat Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang


Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, telah
ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga
Musyawarah Kelurahan (LMK).
Lahirnya LMK sejalan dengan akan berakhirnya masa bhakti Dewan
Kelurahan (Dekel) periode 2006-2011. Peralihan dari Dekel menjadi LMK
bukan hanya perubahan nama, namun menyangkut beberapa hal yang
berbeda antara dua lembaga kemasyarakatan tersebut.
LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang
bertujuan untuk membantu Lurah dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan untuk menampung aspirasi serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Meskipun Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 sudah mengatur
secara komprehensif mengenai LMK, namun untuk lebih memperjelas bagi
masyarakat dalam pelaksanaannya, maka disusun Buku Pedoman Teknis
Lembaga Musyawarah Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. Dalam Buku
Pedoman ini, diantaranya akan menguraikan secara teknis beberapa hal
seperti Tata Cara Pemilihan, Tugas Anggota LMK, Kesekretariatan dan
Kelengkapan Administrasi, serta Pergantian Antar Waktu.
Buku Pedoman ini dibuat dengan tujuan agar lebih memberikan
penjelasan dan rincian teknis pelaksanaan LMK kepada masyarakat.
Dengan adanya panduan yang jelas, maka proses peralihan dari Dekel
menjadi LMK diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian LMK dapat
menjalankan tugas dan perannya dalam tatanan sosial kemasyarakatan.
Jakarta, 7 Maret 2011
a.n. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
SEKRETARIS DAERAH,

FADJAR PANJAITAN
NIP 19550826197601001
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 2
BAB II PEDOMAN TEKNIS LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN...... 3
A. Tata Cara Pemilihan ..................................................................... 3
1. Pembentukan Panitia Pemilihan ............................................... 3
2. Pendaftaran Bakal Calon.......................................................... 8
3. Mekanisme Pemilihan .............................................................10
4. Hasil Pemilihan ......................................................................11
B. Tugas Anggota LMK ....................................................................13
C. Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi ...................................15
1. Sekretariat ..............................................................................15
2. Kelengkapan Administrasi .......................................................16
D. Pergantian Antar Waktu...............................................................18
BAB III PENUTUP .....................................................................................20
Lampiran : Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga
Musyawarah Kelurahan

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Undang-Undang 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia Pasal 25 secara tegas mengamanatkan untuk
dibentuknya Lembaga Musyawarah Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
Untuk mengakomodir hal tersebut telah ditetapkan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan.
Sebagai pengganti Dewan Kelurahan (Dekel), Lembaga
Musyawarah Kelurahan (LMK) diharapkan menjadi forum dan media
bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, penggerakan
partisipasi dan solidaritas masyarakat, pemberdayaan masyarakat,
penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan, perumusan usulan
kebutuhan masyarakat yang perlu dibantu pemerintah, serta membantu
pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan perundang-undangan
dan program lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan serta menjamin tercapainya tujuan pembangunan di Provinsi
DKI Jakarta.
Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya transformasi sosial dan
penguatan ekonomi rakyat menjadi tema sentral dalam Pembangunan
Jakarta. Pembangunan yang mengabaikan aspirasi warga dan
berorientasi pada kebijakan bersifat top down seringkali menimbulkan
penolakan atau penentangan dari warga. Oleh karena itu, keterlibatan
lembaga kemasyarakatan termasuk LMK memiliki peranan penting
dalam penyelengaraan pemerintahan di Jakarta.
Untuk memberikan gambaran yang jelas serta menjabarkan lebih
rinci Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta mengeluarkan Buku Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah
Kelurahan. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku
Pedoman adalah buku yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan sesuatu.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

Buku Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini terdiri


dari 3 (tiga) Bab, pokok-pokok panduan teknis LMK terdapat di Bab
Kedua yang memuat tentang Tata Cara Pemilihan, Tugas Anggota
LMK, Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi, dan Pergantian Antar
Waktu.
B.

Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah
Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta adalah untuk memberikan
petunjuk dalam melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan
meningkatkan
kualitas
peran
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Tujuan
Memberi panduan/acuan bagi masyarakat dalam pembentukan dan
pelaksanaan kelembagaan LMK. Dengan dikeluarkannya Buku
Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini diharapkan
tidak terjadi perbedaan interpretasi di masyarakat dalam
mengimplementasikan Ketentuan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan, sehingga proses
peralihan Dewan Kelurahan (Dekel) menjadi Lembaga Musyawarah
Kelurahan (LMK) di Provinsi DKI Jakarta dapat berlangsung dengan
baik dan kondusif.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

BAB II
PEDOMAN TEKNIS
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN
LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang
bertujuan untuk membantu Lurah sebagai mitra dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan untuk menampung aspirasi serta meningkatkan partisipasi
dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah keanggotaan LMK sebanyak jumlah RW
yang terdapat di masing-masing Kelurahan, dalam hal ini setiap RW diwakili oleh
1 (satu) orang anggota LMK.
A.

Tata Cara Pemilihan


1. Pembentukan Panitia Pemilihan
Untuk menyelenggarakan pemilihan bakal calon dan calon
anggota LMK, terlebih dahulu dibentuk Panitia Pemilihan Calon di
tingkat Kelurahan yang disingkat PPC dan Panitia Pemilihan Bakal
Calon di tingkat RW yang disingkat PPBC.
a. Pembentukan PPC
PPC dibentuk dan ditetapkan secara administrasi dengan
keputusan Lurah. Keanggotaan PPC berjumlah 3 (tiga) orang
yang terdiri dari Ketua dijabat oleh Wakil Lurah, Sekretaris dijabat
oleh Sekretaris Kelurahan, dan Anggota dijabat oleh Kepala
Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban. Apabila
diantara perangkat kelurahan tersebut (Wakil Lurah, Sekretaris
Kelurahan, Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan
Ketertiban) tidak lengkap atau terjadi kekosongan, maka Lurah
diperbolehkan untuk menunjuk atau menetapkan pejabat lainnya
dari perangkat Kelurahan yang ada.
Keputusan Lurah berisi tentang nama dan jabatan
keanggotaan PPC dan dilengkapi dengan uraian Tugas PPC
yaitu :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

1) Menyusun jadwal pemilihan di Tingkat RW, dilakukan bersama


dengan PPBC dari masing-masing RW untuk merencanakan dan
menetapkan jadwal pelaksanaan pemilihan.
2) Mengawasi/memantau pelaksanaan pemilihan di Tingkat RW.
Pada setiap proses pemilihan anggota LMK yang dilaksanakan
oleh PPBC, harus dipantau oleh salah satu dari keanggotaan PPC
untuk mengetahui pelaksanaan pemilihan agar berlangsung tertib
dan demokratis.
3) Menerima berkas Berita Acara Pemilihan Calon di Tingkat RW
dari PPBC.
Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK yang disampaikan
oleh PPBC direkap dalam satu daftar yang berisi tentang 3 (tiga)
orang nama calon anggota LMK yang memperoleh suara
terbanyak berikut biodata dari masing-masing PPBC. Hasil
rekapitulasi tersebut disampaikan kepada Lurah untuk selanjutnya
diteruskan kepada Camat.
Apabila dalam pelaksanaan proses pemilihan terjadi
permasalahan yang tidak dapat ditangani dan diselesaikan pada
tingkat PPBC, maka dapat difasilitasi untuk diselesaikan di tingkat
PPC.

b. Pembentukan PPBC
Pembentukan PPBC dilakukan dalam Rapat Musyawarah
Kelurahan yang dihadiri oleh Ketua RW, Perwakilan Ketua RT,
dan Tokoh Masyarakat dari masing-masing RW yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Rapat Musyawarah Kelurahan
dipimpin oleh Ketua PPC untuk membentuk dan menetapkan
PPBC yang hasilnya dilaporkan kepada Lurah. Proses Pemilihan
dan Pembentukan PPBC dilakukan melalui musyawarah dan
mufakat. Daftar nama yang telah ditetapkan menjadi PPBC tidak
dapat mencalonkan diri menjadi anggota LMK.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

PPBC dibentuk dan ditetapkan secara administrasi dengan


Keputusan PPC. Keanggotaan PPBC berjumlah 3 (tiga) orang
yang terdiri dari Ketua yang berasal dari Ketua atau Pengurus
RW, Sekretaris yang berasal dari Ketua atau pengurus RT dan
Anggota
yang berasal dari perwakilan unsur masyarakat.
Keputusan PPC memuat tentang nama dan jabatan
keanggotaan PPBC dari setiap RW yang dilengkapi dengan
uraian tugas PPBC yang berpedoman dalam Pasal 5 ayat (6)
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 yaitu
1) Menyusun dan menetapkan tata cara pemilihan
PPBC menyusun jadwal tahapan proses pemilihan yang diawali
dengan membuat lembaran pengumuman pendaftaran calon dan
tata cara pemilihan. Untuk mendapatkan legitimasi atas hasil
pelaksanaan pemilihan, PPBC dapat memberlakukan batasan
minimal (kuorum) terhadap kehadiran jumlah pemilih yang akan
memberikan hak suara. Batasan minimal (kuorum) kehadiran
jumlah pemilih dapat menggunakan ketentuan sekurangkurangnya 50 % (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) untuk
dijadikan pedoman. Apabila tidak terpenuhi maka proses
pemilihan ditunda dan dilakukan pemilihan putaran kedua. Untuk
efektivitas waktu, jika pada saat dilangsungkannya pemilihan
putaran kedua masih tetap tidak terpenuhi kuorum tersebut maka
proses pemilihan dapat dilanjutkan dan hasilnya dinyatakan sah.
2) Mengumumkan persyaratan untuk menjadi anggota LMK
PPBC membuat lembaran pengumuman pendaftaran calon
anggota LMK yang memuat tentang persyaratan calon, waktu dan
tempat
pendaftaran.
Lembar
pengumuman
tersebut
ditempatkan/dipasang pada tempat/lokasi yang strategis dan
mudah diakses oleh masyarakat. Lembaran pengumuman calon
anggota LMK seperti contoh di bawah ini :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

PENGUMUMAN
Panitia Pemilihan Bakal Calon (PPBC) Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW
Kelurahan dengan ini mengumumkan kepada warga yang bertempat tinggal di
lingkungan RW Kelurahan tentang Pendaftaran Calon Anggota LMK Periode Masa
Bhakti Tahun s/d tahun , dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Warga Negara Republik Indonesia yang telah berusia sekurang-kurangnya 21 tahun ;
2. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan dari
Dokter Puskesmas atau Rumah Sakit;
3. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia pada Pancasila dan UUD 1945;
4. Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat;
5. Tidak pernah tersangkut pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun
penjara (yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisan atau SKCK);
6. Tokoh masyarakat yang mempunyai integritas, moralitas, wawasan dan pengaruh dalam
lingkungan masyarakat;
7. Sanggup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai LMK (dilengkapi
dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Tugas yang ditandatangani di
atas materai);
8. Bertempat tinggal di wilayah RW yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
terakhir secara terus menerus yang dibuktikan dengan identitas penduduk (KTP, KK dan
Surat Keterangan dari RT/RW setempat);
9. Bagi pengurus RT, RW dan/atau Lembaga Kemasyarakatan yang terpilih sebagai
anggota LMK harus mengundurkan diri.
10. Bagi anggota TNI-Polri dan Pegawai Negeri Sipil dilengkapi rekomendasi dari
pimpinannya.
Bagi warga yang memenuhi persyaratan dapat mendaftarkan diri sebagai calon
anggota LMK dengan menyerahkan kelengkapan persyaratan sebagaimana di atas kepada
PPBC pada :
a)
Hari
: s/d
b)
Waktu
: s/d
c)
Tempat
:
Batas waktu pendaftaran sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak pengumuman
ini disampaikan. Demikian untuk diketahui sebagaimana mestinya.
Jakarta,

Ketua PPBC
Sekretaris PPBC
Anggota PPBC

Nama

Tanda Tangan

()
()
()

()
()
()

3) Menerima dan meneliti berkas persyaratan Bakal Calon anggota


LMK
PPBC melakukan penelitian dan verifikasi terhadap berkas
pendaftaran calon anggota LMK dengan berpedoman pada
ketentuan Pasal 4 Perda Nomor 5 Tahun 2010 tentang
persyaratan calon. Bagi calon anggota LMK yang tidak
melengkapi persyaratan sebagaimana ketentuan sampai dengan
Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

batas waktu pendaftaran, maka yang bersangkutan dinyatakan


tidak lolos verifikasi oleh PPBC dan tidak dapat mengikuti proses
tahapan berikutnya.
4) Menerima dan memeriksa mandat tertulis Ketua RT yang diwakili
oleh pengurus RT
Ketua RT yang menjadi anggota PPBC, mencalonkan diri menjadi
anggota LMK, atau tidak dapat hadir dalam pelaksanaan
pemilihan, dapat memberikan mandat/mewakilkan kepada salah
seorang pengurus RT secara tertulis yang ditandatangani Ketua
RT dan dibubuhi stempel. Pengurus RT yang mewakili dapat
memberikan hak suara dengan menunjukkan mandat tertulis
kepada PPBC.
5) Menerima Berita Acara penetapan perwakilan tokoh masyarakat
dari tiap RT yang disampaikan oleh pengurus RT
PPBC menerima Berita Acara daftar nama calon pemilih yang
berjumlah 7 (tujuh) orang dari para Ketua RT yang ditandatangani
dan dibubuhi stempel untuk selanjutnya dibuat dalam satu
rekapitulasi daftar nama calon pemilih.
6) Melaksanakan pemilihan calon anggota LMK
PPBC membuat undangan kepada PPC, para calon anggota
LMK dan pemilih dari masing-masing RT yang menjelaskan
tentang hari, tanggal, waktu dan tempat pemilihan. Pemilihan
dilangsungkan secara demokratis dengan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil. Penghitungan suara disaksikan oleh
PPC, calon anggota LMK, dan para pemilih.
7) Membuat Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK
PPBC membuat laporan hasil pemilihan calon anggota LMK
dalam lembar Berita Acara yang memuat tentang jumlah
pemilih dan nama-nama calon berikut jumlah suara yang
diperoleh.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

2. Pendaftaran Bakal Calon


Pendaftaran bakal calon anggota LMK dilakukan dengan
menyerahkan biodata/riwayat hidup bersama kelengkapan
persyaratan sebagaimana Pasal 4 Perda Nomor 5 Tahun 2010
kepada PPBC. Contoh formulir biodata bakal calon anggota LMK
sebagai berikut :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAKAL CALON ANGGOTA
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Tempat/Tgl. Lahir
:
Pekerjaan
:
Status
:
Nomor KTP
:
Alamat
:
Nomor Telepon
:
Kewarganegaraan
:
Pendidikan Formal
SD.
SLTP
SLTA...
AKADEMI..
SARJANA..

Tamatan Tahun
Tamatan Tahun
Tamatan Tahun
Tamatan Tahun
Tamatan Tahun

Lulus Berijazah
Lulus Berijazah
Lulus Berijazah
Lulus Berijazah
Lulus Berijazah

Pendidikan Informal
.Bersertifikat Tahun.
.....Bersertifikat Tahun.
Pengalaman Organisasi
......
......
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta,
Yang membuat,

(....)

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

Jumlah bakal calon anggota LMK tidak dibatasi dan tidak


berdasarkan jumlah RT yang terdapat dalam satu RW. Waktu
Pendaftaran dibuka selama 14 (empat belas) hari dimulai sejak
tanggal diumumkan, dan jika tidak terdapat calon yang mendaftar
maka dibuka pendaftaran tahap kedua selama 7 (tujuh) hari.
Apabila hingga batas waktu pendaftaran tahap kedua tidak ada
yang mendaftar, maka PPBC membuat berita acara yang
menyatakan bahwa pada RW dimaksud tidak terdapat Calon
Anggota LMK. Contoh Berita Acara sebagaimana dimaksud dapat
dilihat pada contoh berikut ini :
PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC)
RW
KELURAHAN

BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK

PADA
HARI
INI,
HARI....TANGGALBULAN.TAHUN,
PANITIA
PEMILIHAN
BAKAL CALON ANGGOTA LMK RWKELURAHAN
MENETAPKAN SEBAGAI BERIKUT :
1.

HASIL PENGUMUMAN PENDAFTARAN TAHAP PERTAMA SELAMA 14 (EMPAT


BELAS) HARI YANG DIMULAI DARI TANGGAL ..S/D TANGGAL. DAN
PENGUMUMAN TAHAP KEDUA SELAMA 7 (TUJUH) HARI YANG DIMULAI DARI
TANGGAL ..S/D TANGGAL.TERNYATA TIDAK ADA BAKAL CALON ANGGOTA
LMK YANG MENDAFTAR.

2.

BERDASARKAN HASIL PENGUMUMAN PENDAFTARAN TAHAP PERTAMA DAN


TAHAP KEDUA, DENGAN INI DILAPORKAN BAHWA DI LINGKUNGAN
RWKELURAHANTIDAK ADA CALON ANGGOTA LMK.

DEMIKIAN BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN


UNTUK DIKETAHUI SEBAGAIMANA MESTINYA.

CALON ANGGOTA LMK INI

JAKARTA,
PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON LMK RW.
NAMA
KETUA PPBC
()
SEKRETARIS PPBC ()
ANGGOTA PPBC
()

TANDA TANGAN
()
()
()

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

10

Tempat Pendaftaran/Sekretariat PPBC dapat menggunakan


Sekretariat RW atau Balai Warga sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan setempat.
3. Mekanisme Pemilihan
Pemilihan Calon Anggota LMK dilaksanakan secara demokratis
untuk memilih salah satu calon melalui musyawarah mufakat
dan/atau pemungutan suara. Proses pemilihan calon anggota LMK
dilakukan dengan mengundang PPC, calon anggota LMK dan para
pemilih yang telah terdaftar oleh PPBC. PPBC membuat undangan
yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris PPBC yang berisi
tentang waktu dan tempat pelaksanaan pemilihan. Pemilih yang
terdaftar sebagimana dimaksud adalah Ketua RT dan 6 (enam)
orang perwakilan Tokoh Masyarakat dari wilayah RT bersangkutan
yang ditetapkan melalui Berita Acara Daftar Nama Pemilih Calon
Anggota LMK yang ditandatangani oleh Ketua RT bersangkutan
sebagaimana contoh berikut ini :
BERITA ACARA
DAFTAR NAMA PEMILIH CALON ANGGOTA LMK
RT .. / RW ..

Berdasarkan
musyawarah
pengurus
RT./
RW...
Kelurahan..
pada hari .tanggal bulan. tahun... telah ditetapkan Daftar Nama
Pemilih Calon Anggota LMK dari RT.dengan susunan sebagai berikut :
1. (Ketua atau Pengurus RT)
2. (Tokoh Masyarakat)
3. (Tokoh Masyarakat)
4. (Tokoh Masyarakat)
5. (Tokoh Masyarakat)
6. (Tokoh Masyarakat)
7. (Tokoh Masyarakat)
Demikian untuk diketahui sebagaimana mestinya.
Ketua RT...............
Ttd*
Cap
stempel
RT

.
*) ditandatangani dan cap stempel RT

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

11

Tokoh masyarakat yang telah ditetapkan sebagai pemilih calon


anggota LMK dalam daftar berita acara yang ditandatangani Ketua
RT, pada hari pelaksanaan pemilihan tidak dapat diwakilkan atau
diganti dengan orang lain. Sedangkan untuk Ketua RT yang
mempunyai hak pilih namun tidak menggunakan hak pilihnya karena
menjadi calon anggota LMK, sekretaris PPBC atau berhalangan
hadir dapat memberikan mandat tertulis kepada salah seorang
pengurus RT.
Mekanisme atau tata cara pemilihan mengacu pada ketentuan
yang telah ditetapkan oleh PPBC (baca uraian tugas PPBC). Dalam
proses pemilihan, PPBC dan calon anggota LMK tidak mempunyai
hak pilih/suara. Namun jika pemilihan calon anggota LMK
menghasilkan jumlah suara terbanyak sama, maka PPBC (Ketua,
Sekretaris, Anggota) dapat memberikan hak suaranya untuk
menentukan calon anggota LMK terpilih.
Sebelum dilaksanakannya pemilihan, PPBC memperkenalkan
calon anggota LMK yang terdaftar sekaligus dapat memberikan
kesempatan kepada calon anggota LMK untuk menyampaikan visi,
misi dan program.

4. Hasil Pemilihan
Hasil pemilihan Calon Anggota LMK dituangkan dalam Berita
Acara yang ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris dan Anggota
PPBC. Berita Acara hasil pemilihan Calon Anggota LMK
disampaikan kepada PPC. Contoh Berita Acara Hasil Pemilihan
Calon Anggota adalah sebagai berikut :

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

12

PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC)


RW
KELURAHAN
BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK
PADA HARI INI, HARI..TANGGALBULAN.TAHUN., PANITIA PEMILIHAN
BAKAL CALON (PPBC) RW KELURAHAN TELAH MENGADAKAN PEMILIHAN
CALON ANGGOTA LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN DENGAN HASIL SEBAGAI
BERIKUT :
1. JUMLAH PEMILIH YANG MEMPUNYAI HAK SUARA :..
(..) ORANG;
2. JUMLAH PEMILIH YANG MEMBERIKAN HAK SUARA : ..
(..) ORANG;
3. HASIL PEROLEHAN SUARA :
NO.

NAMA

JUMLAH SUARA

NOMOR URUT HASIL

1
2
3
dst.
4. BIODATA YANG BERSANGKUTAN : TERLAMPIR
DEMIKIAN BERITA ACARA HASIL PEMILIHAN CALON ANGGOTA LMK INI DIBUAT
UNTUK DIKETAHUI SEBAGAIMANA MESTINYA.
JAKARTA,
PANITIA PEMILIHAN BAKAL CALON (PPBC) RW..
NAMA
KETUA PPBC
()
SEKRETARIS PPBC ()
ANGGOTA PPBC
()

TANDA TANGAN
()
()
()

Selanjutnya PPC merekap Berita Acara Hasil Pemilihan dalam


satu daftar yang memuat 3 (tiga) nama calon anggota LMK yang
memperoleh suara terbanyak berikut biodata. Hasil rekapitulasi tersebut
disampaikan kepada Lurah untuk selanjutnya diteruskan kepada Camat.
Camat menghimpun daftar nama calon Anggota LMK terpilih
beserta biodata untuk selanjutnya disampaikan kepada
Walikota/Bupati. Walikota/Bupati menetapkan nama-nama dan
masa bhakti keanggotaan LMK dengan Keputusan Walikota/Bupati.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

13

B.

Tugas Anggota LMK


Anggota LMK mempunyai tugas :
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Lurah,
dapat dilakukan dengan cara :
a. menerima aspirasi masyarakat baik lisan maupun tertulis;
b. melakukan cek ulang atas usulan dan saran yang disampaikan
masyarakat;
c. menyampaikan aspirasi yang berupa usulan dan saran
masyarakat kepada Lurah secara tertulis;
d. mengadakan Rapat Eksternal LMK bersama Lurah untuk
membahas usulan dan saran yang disampaikan masyarakat;
e. melaporkan hasil pembahasan usulan dan saran kepada
masyarakat;
f. ikut serta secara aktif dalam rapat-rapat di tingkat RW;
g. ikut serta dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Kelurahan.
2. Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan partisipasi,
dapat dilakukan dengan cara :
a. lisan maupun tertulis kepada Lurah;
b. mengadakan pertemuan dengan warga;
c. mengadakan rapat dengan Pengurus RT-RW atau dengan
lembaga kemasyarakatan lainnya.
3. Menggali potensi untuk menggerakan dan mendorong peran serta
masyarakat, dapat dilakukan dengan cara :
a. menggerakan
masyarakat
untuk
mendukung
program
pemerintah;
b. menggerakan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan
(kerja bakti, kebersihan, penghijauan dll);
c. menghimpun potensi swadaya masyarakat untuk penataan dan
pengelolaan lingkungan melalui kesepakatan bersama dengan
warga dan RT-RW setempat yang diketahui Lurah.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

14

4. Menginformasikan
kebijakan
Pemerintah
masyarakat, dapat dilakukan dengan cara :

Daerah

kepada

a. berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah terkait untuk


memperoleh produk perundang-undangan;
b. menyebarluaskan informasi mengenai produk perundangundangan (Pusat dan Daerah) baik langsung maupun tidak
langsung (pembagian pamflet, booklet, brosur, dll);
c. menyampaikan informasi terkait dengan program dan kebijakan
Pemerintah Daerah baik lisan maupun tertulis.
5. Ikut serta dalam menyelesaikan
dilakukan dengan cara :

masalah

Kelurahan,

dapat

a. membantu penegakan peraturan perundang-undangan (Perda


dan Pergub) bersama Lurah;
b. memberikan solusi dan pertimbangan kepada Lurah terhadap
permasalahan Kelurahan;
c. menjadi fasilitator atau mediator apabila program Pemerintah
Daerah dalam pelaksanaannya menghadapi kendala di
masyarakat.
6. Membuat rencana kerja tahunan, dapat dilakukan dengan cara :
a. penyusunan rencana kerja tahunan dibuat dalam Rapat
Eksternal LMK yang dihadiri oleh unsur Kelurahan dan para
Ketua RW;
b. rencana kerja tahunan disusun selambat-lambatnya pada akhir
bulan Januari pada setiap tahunnya;
c. materi rencana kerja tahunan memuat tentang berbagai program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu selama
1 (satu) tahun;
d. laporan hasil rencana kerja tahunan disampaikan selambatlambatnya pada minggu ke-4 (empat) bulan Desember pada
setiap tahunnya dalam forum Rapat Eksternal LMK yang dihadiri
Lurah, Ketua RW, perwakilan RT dan Tokoh Masyarakat.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

15

7. Menyusun Tata Tertib LMK, dapat dilakukan dengan cara :


a. Tata Tertib LMK harus sudah disusun paling lama 1 (satu) bulan
sejak terpilihnya Ketua dan Wakil Ketua definitif;
b. Tata Tertib LMK disusun dalam Rapat Internal LMK;
c. Tata Tertib LMK memuat materi
yang mengatur tentang
ketentuan waktu/jam kerja, mekanisme dalam menampung dan
menyalurkan
aspirasi
masyarakat,
mekanisme
dalam
menyampaikan masukan kepada Lurah, Jadwal Rapat dan lainlain yang dianggap perlu.
C.

Sekretariat dan Kelengkapan Administrasi


1. Sekretariat
Untuk menunjang operasional LMK di Kelurahan, dibentuk
Sekretariat yang berkedudukan di Kantor Kelurahan atau tempat lain
yang ditentukan dan dipimpin oleh seorang Sekretaris. Penempatan
ruang Sekretariat LMK ditentukan oleh Lurah dengan
mempertimbangkan kondisi prasarana dan sarana Kantor
Kelurahan. Apabila Kantor Kelurahan dari aspek prasarana dan
sarana tidak memadai untuk penggunaan ruang Sekretariat LMK,
maka Lurah bersama LMK melakukan musyawarah untuk mencari
tempat di luar kantor Kelurahan.
Sekretaris LMK dijabat oleh perangkat Kelurahan setempat, yaitu
Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban yang
ditetapkan dengan Keputusan Lurah. Apabila di Kelurahan setempat
terjadi kekosongan jabatan Kepala Seksi Pemerintahan,
Ketentraman dan Ketertiban, untuk sementara dapat dijabat oleh
salah satu Kepala Seksi dari perangkat Kelurahan yang ditetapkan
dengan Keputusan Lurah.
Sekretaris LMK bertugas membantu dan memfasilitasi
pelaksanaan tugas LMK yang berhubungan dengan pelayanan
administrasi, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretaris LMK dibantu oleh staf
Kelurahan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

16

teknis operasional Sekretaris LMK bertanggung jawab kepada Ketua


LMK dan secara teknis administrasi bertanggung jawab kepada
Lurah.
2. Kelengkapan Administrasi
Untuk menunjang pelaksanaan tugas LMK dalam proses
administrasi surat-menyurat, LMK dapat menggunakan kop surat
dan stempel. Adapun contoh kop surat dan stempel adalah sebagai
berikut :
a. Kop Surat
1. Kop surat memuat sebutan LMK yang bersangkutan, diikuti
Nama Kota/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan
Kelurahan, Alamat Sekretariat, Nomor Telepon, Nomor
Faksimili dan Kode Pos.
2. Contoh Bentuk dan isi kop surat LMK sebagaimana tercantum
di bawah ini :
Contoh I
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN
KELURAHAN DURI KOSAMBI
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

Jln...No.Telp Faks.

Kode Pos .

Contoh II
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN
KELURAHAN PULAU UNTUNG JAWA
KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

Jln..No.Telp Faks.

Kode Pos .

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

17

b. Stempel
Stempel LMK berbentuk lingkaran.
1. Stempel terdiri dari:
a.
b.
c.
d.

Garis lingkaran luar;


Garis lingkaran dalam;
Dua garis tengah;
Isi Stempel.

2. Ukuran stempel yaitu :


a.
b.
c.

Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel adalah 4 cm;


Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel adalah 2,7
cm;
Jarak antara 2 garis yang terdapat pada lingkaran dalam
1 cm.

3. Stempel berisi nama LMK yang terletak diantara dua garis


tengah lingkaran dalam, lingkaran di bagian atas nama
Kota/Kabupaten Administrasi dan pada lingkaran di bagian
bawah nama Lembaga Musyawarah Kelurahan, di bawah
garis tengah lingkaran dalam nama Kelurahan.
4. Stempel menggunakan tinta berwarna ungu. Stempel
dibubuhkan pada bagian kiri dari tanda tangan Ketua atau
Wakil Ketua LMK yang menandatangani surat.
5. Contoh Bentuk, ukuran dan isi stempel
sebagaimana contoh di bawah ini:

dapat dilihat

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

18

Isi Stempel:

Penggunaan stempel LMK hanya digunakan untuk Ketua atau


Wakil Ketua LMK. Apabila Ketua LMK berhalangan, maka Wakil
Ketua LMK dapat menggunakan stempel atas persetujuan Ketua
LMK.
D.

Pergantian Antar Waktu


Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana ketentuan
Pasal 10 ayat (1) Perda 5 Tahun 2010 antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

meninggal dunia
tidak lagi bertempat tinggal di wilayah RW yang diwakilinya
melanggar sumpah/janji
melakukan perbuatan tercela yang berdampak pada proses hukum
tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota LMK
mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

19

Bagi anggota LMK yang meninggal dunia, tidak lagi bertempat


tinggal di wilayah RW yang diwakilinya baik secara fisik dan/atau
administrasi, melanggar sumpah/janji, tidak lagi memenuhi persyaratan,
mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis, maka yang
bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan LMK.
Sedangkan untuk anggota LMK yang melakukan perbuatan tercela
sehingga berdampak pada proses hukum dan/atau berlanjut ke
pengadilan maka yang bersangkutan harus dinonaktifkan dari
keanggotaannya. Apabila keputusan pengadilan menetapkan bersalah,
maka yang bersangkutan diberhentikan, namun jika dinyatakan tidak
bersalah dapat aktif kembali dalam keanggotaan LMK. Proses
penonaktifan yang bersifat sementara dilakukan dalam Rapat Eksternal
LMK yang hasilnya dilaporkan kepada Lurah.
Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud di
atas, digantikan oleh calon anggota LMK lainnya sesuai dengan daftar
urut yang terdapat dalam Berita Acara PPBC. Apabila calon anggota
pengganti antar waktu bersangkutan tidak bersedia, maka digantikan
dengan nomor urut di bawahnya. Namun apabila tidak terdapat calon
pengganti antar waktu dalam Berita Acara pemilihan, maka dilakukan
pemilihan ulang sesuai dengan mekanisme pemilihan LMK.
Proses pergantian antar waktu dilakukan dalam Rapat Eksternal
LMK yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua LMK. Hasil Rapat
yang memuat tentang nama calon pengganti antar waktu diusulkan
kepada Lurah. Selanjutnya Lurah menyampaikan kepada Camat untuk
kemudian diteruskan kepada Walikota/Bupati. Walikota/Bupati
mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan anggota LMK
pengganti antar waktu yang dikukuhkan melalui pengambilan
sumpah/janji anggota LMK oleh Camat.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

20

BAB III
PENUTUP
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdiri dari 267 Kelurahan
yang terdapat pada 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu. Perbedaan interpretasi terhadap Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Lembaga Musyawarah Kelurahan
sangat mungkin terjadi di masyarakat, yang jika tidak diantisipasi dapat
menimbulkan perbedaan pola dan mekanisme pembentukan serta
pelaksanaan LMK.
Tanpa bermaksud menafikan pluralitas dan perbedaan di masyarakat,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa perlu membuat Buku Pedoman
Teknis LMK demi penyeragaman dan tertib administrasi. Hal ini semata
dimaksud agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam proses pembentukan
dan pelaksanaan LMK.
LMK yang terbentuk nantinya diharapkan dapat menjalankan peran
dan tugasnya secara optimal serta dapat berkontribusi dalam pembangunan
di Provinsi DKI Jakarta. LMK sebagai perwujudan pemberdayaan
masyarakat akan berperan dalam upaya transformasi sosial masyarakat
ibukota Jakarta.
Kami menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah
mudah, oleh karena itu sangat diharapkan dukungan dari berbagai pihak.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih atas segala masukan dan saran yang
selama ini disampaikan pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk
ketika dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010
sehingga Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan ini dapat
dibuat.

Pedoman Teknis Lembaga Musyawarah Kelurahan

Lampiran :

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010


Tentang
Lembaga Musyawarah Kelurahan

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 5 TAHUN 2010
T ENT ANG
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Menimbang

: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 Ayat (3) UndangUndang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga
Musyawarah Kelurahan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3298) ;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389) ;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4744) ;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang


Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan ;
7. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 10);
8. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1);

Dengan Persetujuan Bersama


DEW AN PERW AKI L AN RAKYAT DAE RAH
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
dan
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN
KELURAHAN.

DAERAH

TENTANG

LEMBAGA

MUSYAWARAH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.

Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3.

Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

5.

Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta.

3
6.

Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi di Provinsi Daerah Khusus


Ibukota Jakarta.

7.

Walikota adalah Walikota di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

8.

Bupati adalah Bupati di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

9.

Dewan Kota/Dewan Kabupaten adalah Dewan Kota/Dewan Kabupaten di Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

10. Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


11. Camat adalah Camat di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
12. Kelurahan adalah Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
13. Lurah adalah Lurah di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
14. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dan
merupakan mitra Lurah dalam pemberdayaan masyarakat.
15. Lembaga Musyawarah Kelurahan yang selanjutnya disingkat LMK, adalah lembaga
musyawarah pada tingkat kelurahan untuk menampung aspirasi serta meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
16. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW, adalah bagian dari wilayah kerja
Lurah.
17. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT, adalah bagian dari RW yang
dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
pemerintahan dan kemasyarakatan.
18. Warga Masyarakat adalah penduduk yang bertempat tinggal di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
kependudukan.
19. Panitia Pemilihan Calon yang selanjutnya disingkat PPC adalah Panitia Pemilihan
Calon Anggota LMK pada tingkat Kelurahan yang anggotanya dibentuk dan
ditetapkan oleh Lurah.
20. Panitia Pemilihan Bakal Calon yang selanjutnya disingkat PPBC. adalah Panitia
Pemilihan Bakal Calon anggota LMK pada tingkat RW yang keanggotaanya
dibentuk dan ditetapkan oleh PPC.

Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 2
LMK merupakan lembaga musyawarah pada tingkat Kelurahan yang bertujuan untuk
membantu Lurah sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan dan untuk
menampung aspirasi serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat

BAB II
SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
Susunan
Pasal 3
(1)

Anggota LMK dipilih secara demokratis pada tingkat RW.

(2)

Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah satu orang perwakilan tokoh
masyarakat yang dipilih pada tingkat RW.
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 4

Calon Anggota LMK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a.

Warga Negara Republik Indonesia yang telah berusia sekurang-kurangnya 21 tahun;

b.

Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan dari
Dokter Puskesmas atau Rumah Sakit;

c.

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia pada Pancasila dan UUD 1945;

d.

Berpendidikan serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau sederajat ;

e.

Tidak pernah tersangkut pidana dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun
penjara;

f.

Tokoh masyarakat yang mempunyai integritas, moralitas, wawasan dan pengaruh


dalam lingkungan masyarakat ;

g.

Sanggup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota LMK ;

h.

Bertempat tinggal di wilayah RW yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 (tiga)


tahun terakhir secara terus menerus yang dibuktikan dengan identitas penduduk ;

i.

Bagi pengurus RT, RW dan/atau Lembaga Kemasyarakatan yang terpilih sebagai


anggota LMK harus mengundurkan diri.

j.

Bagi anggota TNI-Polri dan Pegawai Negeri Sipil, dilengkapi rekomendasi dari
pimpinannya.

BAB III
MEKANISME PEMILIHAN ANGGOTA LMK
Bagian Kesatu
Panitia Pemilihan
Pasal 5
(1)

PPC Anggota LMK tingkat Kelurahan dibentuk oleh Lurah, selanjutnya PPC Tingkat
Kelurahan membentuk dan menetapkan PPBC Anggota LMK Tingkat RW.

(2)

PPC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari Ketua
dijabat oleh Wakil Lurah, Sekretaris dijabat oleh Sekretaris Kelurahan, serta Anggota
dijabat oleh Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban.

(3)

PPC sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) mempunyai tugas :


a. menyusun jadwal pemilihan di Tingkat RW ;
b. mengawasi/memantau pelaksanaan pemilihan di Tingkat RW ;
c.

menerima berkas Berita Acara Pemilihan Calon di Tingkat RW dari PPBC ;

d. menyampaikan usulan nama-nama calon anggota terpilih kepada Camat melalui


Lurah.
(4)

PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 3 (tiga) orang, terdiri dari 1
(satu) orang Ketua atau Pengurus RW, 1 (satu) orang perwakilan Ketua atau
Pengurus RT dan satu orang perwakilan unsur masyarakat.

(5)

Susunan keanggotaan PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terdiri dari
Ketua dijabat oleh Ketua atau Pengurus RW, Sekretaris dijabat oleh Ketua atau
Pengurus RT, dan Anggota adalah perwakilan unsur masyarakat.

(6)

PPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mempunyai tugas :


a. menyusun dan menetapkan tata cara pemilihan ;
b. mengumumkan persyaratan untuk menjadi anggota LMK ;
c.

menerima dan meneliti berkas persyaratan Bakal Calon anggota LMK ;

d. menerima dan memeriksa mandat tertulis Ketua RT yang diwakili oleh pengurus
RT;
e. menerima Berita Acara penetapan perwakilan tokoh masyarakat dari tiap RT
yang disampaikan oleh pengurus RT;
f.

melaksanakan pemilihan calon anggota LMK ;

g. membuat Berita Acara Pemilihan Calon Anggota LMK.

6
Bagian Kedua
Tata Cara Pemilihan
Pasal 6
(1)

PPBC Anggota LMK Tingkat RW mengumumkan secara tertulis persyaratan dan


waktu pendaftaran menjadi anggota LMK.

(2)

Waktu pendaftaran Bakal calon anggota LMK selama 14 (empat belas) hari dimulai
sejak tanggal diumumkan.

(3)

Pendaftaran Bakal calon anggota LMK dengan menyerahkan persyaratan yang telah
ditentukan.

(4)

Apabila tidak ada yang mendaftar sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), maka dibuka pendaftaran tahap kedua.

(5)

Apabila tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ternyata tidak ada yang
mendaftar, maka PPBC membuat berita acara yang isinya menyatakan bahwa pada
RW dimaksud tidak ada calon anggota LMK.

(6)

Para calon anggota LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipilih oleh para Ketua
RT dan 6 (enam) orang perwakilan tokoh masyarakat dari wilayah RT yang
bersangkutan.

(7)

Ketua RT yang berhalangan hadir pada proses pemilihan, dapat memberikan mandat
secara tertulis kepada salah seorang dari pengurus RT yang bersangkutan.

(8)

Apabila hasil pemilihan menghasilkan jumlah suara terbanyak sama, maka PPBC
memiliki hak suara.

(9)

Berita acara pemilihan calon anggota LMK ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris dan
anggota PPBC selanjutnya disampaikan kepada PPC.

Pasal 7
(1)

Nama-nama calon anggota LMK terpilih tiap RW sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (9) direkap dalam satu daftar untuk disampaikan Lurah kepada Camat
dengan surat pengantar beserta biodata.

(2)

Apabila calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat mengikuti
proses selanjutnya karena mengundurkan diri dan/atau berhalangan tetap, maka
digantikan oleh calon lain sesuai daftar urutan hasil pemilihan.

(3)

Camat menghimpun daftar nama calon anggota LMK terpilih dari setiap Kelurahan
untuk disampaikan kepada Walikota/Bupati dengan surat pengantar berikut biodata.

7
BAB IV
PENETAPAN, PERESMIAN DAN MASA BHAKTI SERTA
PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU
ANGGOTA LMK
Bagian Kesatu
Penetapan dan Peresmian
Pasal 8
(1)

Walikota/Bupati menetapkan anggota LMK berdasarkan daftar urut calon anggota


terpilih dari para Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).

(2)

Peresmian anggota LMK dilakukan dalam suatu upacara yang ditandai dengan
pengucapan sumpah/janji menurut agama/ kepercayaan masing-masing yang
dipandu oleh Camat atas nama Walikota/Bupati.
Bagian Kedua
Masa Bhakti
Pasal 9

(1)

Anggota LMK melaksanakan tugas terhitung sejak mengucapkan sumpah/janji.

(2)

Masa Bhakti Anggota LMK selama 3 (tiga) tahun dan berakhir bersamaan dengan
pengucapan sumpah/janji anggota LMK yang baru periode berikutnya.

(3)

Anggota LMK dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.


Bagian Ketiga
Pemberhentian dan
Pergantian Antar Waktu
Pasal 10

(1)

Anggota LMK berhenti antar waktu karena :


a. meninggal dunia ;
b. tidak lagi bertempat tinggal di wilayah RW yang diwakilinya ;
c. melanggar sumpah/janji ;
d. melakukan perbuatan tercela yang berdampak pada proses hukum ;
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ;
f.

mengundurkan diri atas permohonan secara tertulis.

(2)

Anggota LMK yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diganti oleh calon Anggota LMK sesuai daftar urut di bawahnya yang terdapat dalam
Berita Acara Pemilihan pada Tingkat RW sebelumnya.

(3)

Calon pengganti antar waktu anggota LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diusulkan oleh Lurah kepada Camat untuk diteruskan kepada Walikota/Bupati.

(4)

Anggota Pengganti Antar Waktu bertugas terhitung sejak pengucapan sumpah/janji


sampai dengan selesainya masa bhakti anggota yang digantikannya.
BAB V
TUGAS, RAPAT-RAPAT DAN PIMPINAN LMK
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 11

LMK mempunyai tugas :


a.

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Lurah ;

b.

memberikan masukan dalam rangka meningkatkan partisipasi;

c.

menggali potensi untuk menggerakan dan mendorong peran serta masyarakat ;

d.

menginformasikan kebijakan Pemerintah Daerah kepada masyarakat ;

e.

ikut serta dalam menyelesaikan masalah kelurahan ;

f.

membuat rencana kerja tahunan; dan

g.

menyusun Tata Tertib LMK .


Bagian Kedua
Rapat-rapat
Pasal 12

(1)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, LMK


menyelenggarakan :
a. Rapat Internal ;
b. Rapat Eksternal.

(2)

Rapat Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan rapat antar
pengurus LMK atau dengan Sekretariat LMK.

9
(3)

Rapat Eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan rapat
dengan Lurah beserta perangkatnya dan/atau rapat dengan unsur masyarakat.
Pasal 13

(1)

Paling lama 3 (tiga) hari setelah mengucapkan sumpah/janji sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 ayat (1), anggota LMK mengadakan rapat pertama yang dipimpin oleh
anggota usia tertua sebagai Ketua Sementara dan anggota usia termuda sebagai
Wakil Ketua Sementara masing-masing merangkap sebagai anggota.

(2)

Ketua dan Wakil Ketua Sementara memimpin rapat-rapat sampai dengan terpilihnya
Ketua dan Wakil Ketua Definitif.

(3)

Ketua dan Wakil Ketua Sementara beserta Anggota, paling lama dalam waktu 7
(tujuh) hari kerja sudah dapat memilih Ketua dan Wakil Ketua Definitif yang
dilaksanakan secara demokratis.

(4)

Ketua dan Wakil Ketua Definitif dipilih dari Anggota LMK.

(5)

Masa jabatan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sama
dengan masa bhakti anggota LMK.

(6)

Paling lama 1 (satu) bulan setelah terpilih, Ketua dan Wakil Ketua Definitif sudah
menyusun Tata Tertib LMK.
Bagian Ketiga
Pimpinan LMK
Pasal 14

(1)

Ketua LMK memimpin kegiatan LMK.

(2)

Kegiatan LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :


a. membagi tugas antara Ketua, Wakil Ketua dan Anggota ;
b. mengoordinasikan kegiatan anggota LMK ;
c. memimpin rapat-rapat LMK ;
d. menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;
e. menyampaikan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
Pasal 15

(1)

Apabila Ketua berhalangan memimpin kegiatan LMK, diganti oleh Wakil Ketua.

(2)

Apabila Ketua dan/atau Wakil Ketua berhalangan tetap, maka dilakukan pemilihan
Ketua dan/atau Wakil Ketua.

10

Bagian Keempat
Pengambilan Keputusan
Pasal 16
(1)

Rapat LMK dihadiri sekurang-kurangnya oleh 50% (lima puluh persen) anggota
LMK.

(2)

Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

(3)

Apabila pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai
maka dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak.

(4)

Apabila terjadi hasil pemungutan suara yang sama dua kali berturut-turut maka
diberikan hak suara istimewa kepada Ketua untuk memutuskan.
BAB VI
SEKRETARIAT DAN PEMBIAYAAN LMK
Bagian Kesatu
Sekretariat
Pasal 17

Untuk membantu pelaksanaan kegiatan LMK dibentuk Sekretariat yang berkedudukan di


kantor Kelurahan dengan tempat/gedung terpisah dari Kantor Lurah dan di pimpin oleh
seorang Sekretaris.

Bagian Kedua
Pembiayaan
Pasal 18
(1). Anggaran untuk kegiatan LMK dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sumber-sumber lain
yang sah.
(2) Kegiatan LMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Operasional anggota LMK;
b. Kesekretariatan;
c. Kegiatan sesuai tugas LMK.
(3). Ketentuan lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaturan pembiayaan (anggaran
LMK) diatur dengan Peraturan Gubernur.

11

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Operasional kelembagaan LMK dimulai pada saat diresmikannya keanggotaan LMK
dan/atau berakhirnya masa bakti anggota Dewan Kelurahan.
Pasal 20
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000
tentang Dewan Kelurahan (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
JakartaTahun 2000 Nomor 38), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

12
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 5 TAHUN 2010
TENTANG
LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

I.

UMUM
Sesuai dengan amanat Pasal 25 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007
tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa untuk membantu Lurah dalam
penyelenggaraan

Pemerintahan

Kelurahan

anggota-anggotanya

yang

Kelurahan

dibentuk

dipilih

secara

Lembaga

Musyawarah

demokratis.

Lembaga

Musyawarah Kelurahan merupakan lembaga kemasyarakatan tertinggi di Kelurahan


untuk memusyawarahkan berbagai persoalan yang ada, tumbuh dan berkembang
dalam komunitas masyarakat Kelurahan.
Lembaga Musyawarah Kelurahan diharapkan menjadi forum dan media bagi
masyarakat untuk memusyawarahkan penyampaian aspirasi, pengerakan partisipasi
dan solidaritas masyarakat, pemberdayaan masyarakat, penyelesaian masalah sosial
kemasyarakatan, perumusan usulan kebutuhan masyarakat yang perlu dibantu
pemerintah, serta membantu pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan
perundang-undangan dan program lainnya. Dalam memusyawarahkan berbagai hal
tersebut, LMK dapat mengundang tokoh masyarakat dan pihak lain sesuai dengan
materi yang dibahas.
Pembentukan Lembaga Musyawarah Kelurahan ini diharapkan menjadi motor
penggerak bagi masyarakat dalam membantu Kelurahan untuk meningkatkan
persatuan dan kesatuan, pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan dalam lingkup
komunitas masyarakat Kelurahan menuju masyarakat yang sejahtera.

13
II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas

ayat (2)

berjumlRWKelurahan.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan tokoh-tokoh yang mewakili masyarakat adalah tokoh
agama, tokoh cendekiawan, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan atau
tokoh dalam bidang lain yang mempunyai integritas, wawasan dan pengaruh
dalam masyarakat pada wilayah kecamatan tersebut.
Pasal 4
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Melampirkan copy Ijazah SLTA atau sederajat yang telah di legalisir.
Huruf e
Melampirkan surat keterangan kelakuan baik dari kantor kepolisian
setempat. (atau p
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Bakal calon melampirkan pernyataan kesanggupan melaksanakan tugas
yang ditandatangani di atas materai.

14
Huruf h
Yang dimaksud dengan identitas penduduk antara lain Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) serta Surat keterangan dari
RT/RW setempat.
Huruf i
Yang dimaksud dengan Lembaga kemasyarakatan adalah termasuk
pengurus Koperasi Kelurahan
Huruf j
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas

Cukup jelas

Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas

hu

Huruf d
Usulan nama-nama dibuat dalam 1 (satu) daftar yang merupakan
rekapitulasi nama-nama anggota LMK terpilih dari tiap RW
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan Pengurus RW adalah Wakil Ketua RW dan/atau
Sekretaris RW, sedangkan Pengurus RT adalah Sekretaris RT dan/atau
Bendahara RT.
Ayat (5)
Cukup jelas

Ayat (6)
Huruf a
Cukup jelas

15
Huruf b
Pengumuman

persyaratan

berisikan

ketentuan

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 serta mencantumkan waktu dan tempat


pendaftaran.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Surat mandat harus ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhi
stempel RT
Huruf e
Berita Acara ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhi stempel RT
Huruf f
- Pelaksanaan pemilihan calon anggota LMK diawali dengan
mengundang para Ketua RT beserta 6 (enam) orang perwakilan
tokoh masyarakat dari tiap RT dan para Calon anggota LMK.
-

Pemilihan dilakukan secara demokratis yang diselenggarakan pada


tiap RW

Huruf g
Lembaran Berita Acara memuat antara lain :
1) Nomor Urut ;
2) N a m a ;
3) Tempat dan Tanggal Lahir ;
4) A l a m a t ;
5) Jumlah Perolehan Suara, dan
6) Keterangan
Dalam lembaran berita acara disiapkan Nama Ketua, Sekretaris,
dan

Anggota

PPBC

Tingkat

Rukun

Warga

yang

akan

menandatangani.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan mengumumkan secara tertulis adalah menempatkan
pengumuman pada lokasi strategis yang mudah dilihat oleh masyarakat,
seperti Kantor Sekretariat RW dan lain-lain.

16
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang

dimaksud

dengan

pendaftaran

tahap

kedua

adalah

dengan

mengumumkan kembali secara tertulis persyaratan dan waktu pendaftaran.


Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan 6 (enam) orang perwakilan tokoh Masyarakat RT
adalah tokoh masyarakat setempat yang ditentukan dalam Rapat Pengurus
RT dan ditetapkan dalam Berita Acara RT.
Ayat (7)
Surat pemberian mandat ditandatangani oleh Ketua RT dan dibubuhkan
stempel
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Lembaran Berita Acara sudah disiapkan sesuai Pasal 5 ayat (6) huruf g dan
disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah pemilihan.

Pasal 7
Ayat (1)
Batas waktu penyampaian selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah diterima
dari tiap PPBC Tingkat RW.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas

Pasal 8
Ayat (1)
Penetapan anggota LMK dengan Keputusan Walikota/Bupati

17
Ayat (2)
Bunyi sumpah/janji sebagai berikut :
1). Untuk Agama Islam : Demi Allah saya bersumpah ; untuk Agama
Kristen Protestan/Katolik : Demi Tuhan saya Berjanji ; untuk Agama
Hindu Om Ata Parawisesa ; untuk Agama Budha Demi Shangyang Adi
Budha ;
2) Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota
Lembaga Musyawarah Kelurahan dengan sebaik-baiknya dan seadiladilnya ;
3)

Bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan UUD

4)

Untuk Agama Kristen Protestan/Katolik diakhiri dengan kalimat Semoga

1945 serta peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

Tuhan Menolong Saya.


Pasal 9
Cukup jelas
ayat (4)

Cukup jel

Pasal 10
Cukup jelas

Pasal 11
Huruf a
Yang dimaksud dengan menampung dan menyalurkan aspirasi adalah
a. menerima aspirasi masyarakat baik lisan maupun tertulis, selanjutnya
dilakukan cek ulang yang hasilnya disalurkan kepada Lurah secara
kumulatif sesuai Tata Tertib.
b. ikut serta dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Kelurahan.

Huruf b
Yang dimaksud dengan memberikan masukan adalah penyampaian
masukan kepada Lurah dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis
sesuai Tata Tertib
Huruf c
Yang dimaksud potensi yaitu dapat berupa materi dan inmateri

18
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Yang dimaksud ikut serta dalam menyelesaikan masalah kelurahan yaitu
mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak/antar pihak, antara
lain dengan cara mediasi.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Materi Tata Tertib antara lain mengatur :
1) Ketentuan Waktu (Jam) Kerja ;
2) Mekanisme dalam menampung Aspirasi Masyarakat ;
3) Mekanisme dalam menyalurkan Aspirasi Masyarakat ;
4) Mekanisme dalam menyampaikan masukan kepada Lurah;
5) Jadwal Rapat ; dan
6) Lain-lain yang dianggap perlu.

Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Rapat Eksternal, antara lain :
1.Rapat penyampaian aspirasi masyarakat
2.Rapat penyusunan rencana kerja tahunan
3.Rapat pertanggungjawaban hasil rencana kerja tahunan
4.Rapat akhir masa bakti anggota LMK
5.Rapat-rapat lainnya

Pasal 13
Ayat (1)
Rapat pertama dilaksanakan dalam rangka konsolidasi sekaligus persiapan
penyusunan tata cara pemilihan ketua dan wakil ketua

19
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Susunan pengurus LMK terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan anggota.
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pemilihan Ketua dan/atau Wakil Ketua dilakukan melalui proses pemilihan
secara demokratis sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (4).
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
- Ruangan sekretariat LMK diatur oleh Lurah dengan mempertimbangkan kondisi
kantor.
- Sekretaris dijabat oleh Pegawai Neger Sipil yang bertugas di Kelurahan
Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sumber-sumber lain yang sah bersifat tidak mengikat
dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan, antara lain :
1).Swadaya masyarakat

20
2) Bantuan Pemerintah
3) Hasil usaha LMK

Ayat (2)
Huruf a
Biaya operasional anggota LMK dibiayai sesuai kemampuan APBD
Huruf b
Biaya kesekretariatan dibiayai sesuai kemampuan APBD
Huruf c
Biaya kegiatan sesuai tugas LMK dapat dibiayai dari sumber-sumber
keuangan lainnya
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


NOMOR 2

Anda mungkin juga menyukai