Anda di halaman 1dari 8

3 PAKAR ATAU TOKOH WIRAUSAHA

YANG SUKSES DI ACEH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

VIKA FADHILLAH
KELAS : X IPS 3

SMA NEGERI 5 BANDA ACEH


TAHUN AJARAN 2014/2015

3 PAKAR ATAU TOKOH WIRAUSAHA YANG SUKSES DI ACEH


1. Azwar Abubakar

Haji Azwar Abubakar (lahir di Banda Aceh, 21 Juni 1952; umur 62


tahun) adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Indonesia yang ke-14.
Riwayat hidup
Abubakar dilahirkan di Banda Aceh, Indonesia pada 21 Juni 1952. Dia
lulus Sarjana Arsitek dari Institut Teknologi Bandung, lalu
mendapatkan gelar Magister Management dari Universitas Syiah
Kuala di Aceh.[1][2] Setelah lulus, dia bekerja sebagai konsultan dan
pengusaha.[2] Setelah kejatuhan Presiden Soeharto pada tahun 1998,
dia mulai bergerak di dunia politik, dan menjadi salah satu
pendiri Partai Amanat Nasional cabang Aceh.
Dari tahun 2000 sampai 2004, Abubakar berjabatan sebagai Wakil
Gubernur Aceh, kemudian menjadi gubernur sementara setelah
Gubernur Abdullah Puteh terkena tuntutan korupsi. Sebagai gubernur
sementara, dia menangani periode setelah Gempa bumi Samudra Hindia
2004, dengan jumlah pegawai sipil diperkira pada saat itu berkurang
sebanyak dua pertiga. Dia juga harus mengatasi masalah Gerakan Aceh

Merdeka. Dia mencalonkan diri untuk menjadi gubernur pada pemilihan


umum tahun 2006 dengan Nasir Djamil, seorang anggota Partai
Keadilan Sejahtera, sebagai wakilnya. Namun, dia terkalahkan Irwandi
Yusuf.
Abubakar terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada
tahun 2009, mewakili Aceh. Dia juga menjadi anggota Komisi I, yang
mengamati pertahanan dan urusan luar negeri. Pada tanggal 19 Oktober
2011, Abubakar menggantikan E.E. Mangindaansebagai Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia.

2. Bachtiar Aly

Bachtiar Aly (lahir di Banda Aceh, 21 Desember 1949; umur 64 tahun)


adalah seorang pakar komunikasi politik Indonesia. Namanya mulai
dikenal setelah beliau menjabat menjadi duta besar Indonesia untuk
Mesir tahun 2002-2005 dan penasihat ahli Kapolri RI saat ini. Dalam
masa jabatannya, Beliau telah mencatat banyak prestasi, diantaranya
berhasil membangun Rumah Indonesia dan memberikan pembinaan bagi
4.488 orang masyarakat Indonesia di Mesir dengan baik.
Riwayat Hidup
Kisah sukses Bachtiar Aly dimulai ketika beliau menempuh
pendidikan publistik di Universitas Padjajaran, Bandung, dan kemudian
dilanjutkan di Belanda dan Jerman. Tahun 1980, Beliau berhasil
menyelesaikan pendidikan S2 nya di Jerman dan meraih gelar Magister
Artium (M.A). Setelah meraih gelar tersebut, Beliau meneruskan
pendidikan (studi)nya ke jenjang S3, dan berhasil meraih gelar Doktor
der Philosophie (Dr. Phil) dari Jerman pada tahun 1983. Seusai
menamatkan pendidikan doktornya, Bachtiar Aly aktif menulis

beberapabuku. Tahun 1988, Bachtiar menikah dengan R.Indrijati


Inawangsih dan dikaruniai dua orang anak.
Karya
Beberapa karya beliau yang telah berhasil dipublikasikan, diantaranya
adalah :

Tahun 1984: Geschichte und Gegenwart der


Kommunikationssysteme in Indonesien, Peter Lang, Frankfurt am
Mainz, Bern, New York.

Tahun 1989: Retorika, UT, Jakarta.

Tahun 1997: Pro PR. Kharisma Aksara, Jakarta.

Tahun 2001: Balada aceh, Insolusi, Jakarta.

Tahun 2004: Melampaui Seperempat Abad Merajut Opini, Kharisma


Aksara, Jakarta.

Di luar itu, beliau juga menulis buku-buku bidang komunikasi lainnya,


seperti Sejarah Media Massa, Refleksi Media Politik, Pergulatan Pers
Profesional, Pers Mandiri Beretika, Menuju Radio Independen, Wajah
Televisi Kita, Analisis Informasi Internasional, Merajut Mata Rantai
Diplomasi-Komunikasi, Kapita Selekta Komunikasi, Komunikasi
Bisnis,Dinamika Komunikasi Politik, dan Opini Wacana Demokrasi.[1]

3. Jusman Syafii Djamal

Jusman Syafii Djamal (lahir di Kota Langsa, Aceh, Indonesia, 28


Juli 1954; umur 60 tahun) adalah Komisaris Utama Telkom
Indonesia yang
sebelumnya
menjabat
sebagai Menteri
Perhubungan Indonesia sejak 2007 hingga 22 Oktober 2009. Ibunya
berasal dari perantau Jawa yang lahir dari generasi kedua pekerja
perkebunan karet yang telah menetap di Aceh. Jusman menikah dengan
Arita puteri pertama dari Prof.Matthias Aroef (Guru Besar Teknik
Industri ITB) dan dikaruniai dua orang puteri dan satu orang putera.
Karier
Jusman Syafii Djamal lahir di Kota Langsa pada tanggal 28 Juli 1954.
Pendidikan tingkat Sekolah Dasar dan SMP dilaluinya di Kota Langsa,
selanjutnya ia meneruskan ke SMA Negeri 1 Medan dan lulus
tahun 1972.
Pada tahun 1973 ia masuk ITB jurusan Teknik Mesin pada
subjurusan Teknik Penerbangan/Aeronautika (sekarang sudah menjadi
program studi tersendiri). Selama hampir empat tahun dari 1977-1981
masa studinya tertunda karena harus memfokuskan diri sebagai salah
seorang pemimpin aktivis mahasiswa ITB yang saat itu dianggap
sebagai pengeritik utama kebijakan ekonomi dan kepimpinan Orde Baru
yang authoritarian. Kritik mahasiswa ini dibukukan dalam sebuah tulisan
berjudul "Buku Putih Perjuangan Mahasiswa tahun 1978" yang
dikeluarkan oleh Dewan Mahasiswa (DM) ITB pada tanggal 14 Januari

1978.[1] Ia menjadi Pj. Ketua Dewan Mahasiswa ITB, ketika DM ITB


dan seluruh Dewan Mahasiswa di Indonesia dibekukan dan beberapa
mass media dibreidel tahun 1978. Kegiatan mahasiswa tahun 1978 ini
oleh seorang penulis lulusan serajah dari Universitas Indonesia Hurri
Junisar setelah mewawancara banyak tokoh kemudian dibukukan dalam
sebuah novel berjudul "Golak Ganesha".
Selama menjadi mahasiswa teknik penerbangan ITB, ia memiliki
pengalaman sebagai junior flight test engineer dari pesawat LT200,
sebuah pesawat kecil berkapasitas 4 penumpang yang merupakan hasil
karya PT Nurtanio generasi pertama, dengan Test Pilot Kolonel
Sukandar dan Mayor Tamawi di bawah komando Kolonel Sumarlan dari
TNI AU.
Setelah lulus dalam bidang Teknik Mesin subjurusan Teknik
Penerbangan Institut Teknologi Bandung tahun 1982, Djamal langsung
diajak oleh Prof. Oetarjo Diran, pembimbing thesis sarjananya dalam
bidang computational aerodinamics yang ketika itu menjadi Wakil
Direktur Teknologi PT Nurtanio dan disetujui oleh Prof. Dr. Ing. B. J.
Habibie yang ketika itu menjadi Direktur Utama, untuk bekerja
di IPTN (kini PT. Dirgantara Indonesia). Ia ditugaskan menjadi junior
aerodynamist bidang komputasional untuk menghitung distribusi gaya
aerodinamika pesawat CN-235 dalam berbagai posisi terbang, di
Getafe Madrid Spain. Kemudian bekerja dalam program uji terowongan
angin di NLR Noordoostfolder Belanda. Dan perancangan awal Pesawat
Terbang generasi baru PropFan di MBB Hamburg Jerman bersama Dr.
Klug. Dan menjadi anggota configuraton development tim feasibility
study pesawat Advanced Technology Regional Aircraft, kerja sama
IPTN-Fokker-Boeing untuk mengkaji kemungkinan pengembangan
pesawat jet generasi baru pengganti DC-9 dan Fokker 28. Pengalaman
penugasan dari computational aerodynamics, windtunnel
testing dan flight testing selama tujuh tahun yang membuat ia
mengikuti semua jenjang keahlian dalam satu siklus yang utuh untuk
diangkat sebagai Professional Aerodynamicist.
Kemudian pada tahun 1989-1995 diangkat Prof. Dr. Ing. B. J.
Habibie menjadi Chief Project Engineer Pesawat N250 advanced
turboprop, berteknologi fly by wire untuk 50-70 penumpang. Pesawat
ini merupakan karya putra-putri Indonesia dengan Chief Designer Prof.
Dr. Ing. B. J. Habibie, yang melaksanakan penerbangan perdananya

pada tanggal10 Agustus 1995 sebagai persembahan tahun emas


Kemerdekaan Republik Indonesia. Pesawat N250 ini telah pernah
terbang hingga ke Paris Airshow, dan memiliki akumulasi jam terbang
800 jam, sebelum program pengembangan pesawat N250 dihentikan
oleh Letter of Intent IMF pada masa krisis ekonomi Asia tahun 1997.
Pada tahun 1996 ia pernah mendapatkan assignment untuk membuat
program simulasi komputer dengan model numerik "matriks koeffisien
pengaruh" yang sering digunakan dalam perhitungan aerodinamika dan
aeroelastik untuk diterapkan dalam menyusun interaksi dan inter-relasi
dari pengaruh fluktuasi suku bunga, inflasi dan pelbagai parameter
ekonomi lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Suatu model
pendekatan yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie yang
kemudian dikenal dengan istilah "teori zig zag" suku bunga, olehnya.
Ia penah mendapat tugas sebagai salah satu anggota tim advanced
penjajagan kemampuan teknologi pesawat tempur MIG29 dan Sukhoi
27 Russia pada tahun 1997. Pernah juga mendapat tugas untuk
memimpin tim perancangan mobil Maleo di Australia dan penjajagan
kemungkinan pembangunan fasilitas perakitan akhir N250 di Mobile
Alabama. Pelbagai penugasan yang melahirkan pelbagai pengalaman
rancang bangun pesawat terbang.
Pada 17 Agustus 1995, Jusman Syafii Djamal dianugerahi Bintang Jasa
Nararya oleh Presiden Suharto. Setelah 13 tahun menjadi insinyur
dengan spesialisasi aerodinamika dan perancangan pesawat terbang,
tahun 1996-1998 ia diangkat sebagai Kepala Divisi Aircraft
Technology. Tahun 1996-1998 ia dipercaya menjadi Direktur Sistem
Senjata Sistem Hankam & Helikopter (HDS3). Kemudian diminta oleh
Ir. Hari Laksono, Direktur Utama IPTN untuk menjadi Direktur
Sumber Daya Manusia selama setahun lima bulan, bersamaan dengan
pemberian tugas oleh Meneg BUMN (Tanri Abeng) untuk menjadi Ketua
Tim Implementasi Restrukturisasi PT IPTN, yang melakukan proses
right sizing (penurunan jumlah karyawan dari 1600(??) menjadi
9000(??)), Reorientasi Bisnis (dari technology push
oriented menjadi market driven company), dan Restrukturisasi
Organisasi untuk landasan proses turn-around IPTN.
Pada September 2000, ia diangkat oleh Presiden Abdurachman Wachid
menjadi Direktur Utama Dirgantara Indonesia hingga 2002. Ia pensiun
dini dari PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003.

Tahun 2005 menjadi Chairman Matsushita Gobel Foundation. Yayasan


nirlaba didirikan Konosuke Matshushita founding father Panasonic dan
Thayeb Mohamad Gobel, founding father National Gobel.
Pada Januari 2007 diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
-- ditengah meningkatnya jumlah kecelakaan Transportasi baik darat,
kereta api, laut maupun udara,-- menjadi salah satu Anggota Tim
Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (TimNas
EKKT) yang dipimpin oleh Marsekal (P) Chappy Hakim. Mei 2007 hingga
Oktober 2009 diberi amanah oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu
Pertama, menggantikan Ir. Hatta Radjasa.
Pada 1 Januari 2011 dangkat oleh RUPS PT Telkom Indonesia Tbk,
menjadi Komisaris Utama. Dan pada 20 Mei 2011 oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono diangkat menjadi Anggota Komite Inovasi Nasional
yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zuhal, M.Sc.EE.

Anda mungkin juga menyukai