Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SATRYANI

NIP : 19901122 202203 2 006

PANGKAT/ GOL : PENGATUR / II c

JABATAN : TERAMPIL BIDAN

INSTANSI : PKMK MUARA BATUQ

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KELOMPOK : I (SATU)

COACH : IR.H.SALMAN.LUMOINDONG,MM
Deskripsikan (Apa dan bagaimana) penerapan nilai-nilai ASN
BerAKHLAK dari seorang tokoh Panutan !

BACHRUDDIN JUSUF HABIBIE

Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) Pria kelahiran Pare-
Pare, Sulawesi Selatan ini menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1,4 tahun dan 2 bulan
menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Beliau meninggal dunia dalam usia 83 tahun. Habibie
meninggalkan pelajaran penting bagi seluruh rakyat Indonesia. Yakni soal kompeten,
Loyalitas, dan kecintaan yang tinggi terhadap Negara.

Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, beliau kuliah di Teknik Mesin Institut
Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule
Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie
muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Hasri Ainun
Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja
untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang
Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya
dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum
laude.
Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, Habibie dipercaya sebagai Vice President
sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior
bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dia menjadi satu-satunya orang Asia
yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.

Kecerdasan, loyalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya telah secara nyata kita
saksikan. Pada tahun 1974, saat usia 38 tahun, Habibie pulang ke tanah air. Dia langsung
diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung di bawah Presiden Soeharto) di bidang
teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978.

Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, Habibie sudah beberapa kali ditawari oleh
beberapa negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama
datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Habibie bukan orang biasa, langsung saja
menawari Habibie dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang dengan status
yang jarang diberikan Jerman, Habibie justru menolak.

Hal yang hampir sama juga dilakukan pemerintah Filipina. Di zaman Presiden Ferdinand
Marcos, Habibie ditawari mengelola dirgantara Filipina. Marcos yang saat itu turun langsung
membujuk Habibie beralasan bahwa ini untuk kepentingan Asia. Jawaban Habibie sama. Dia
menolak.

Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk
Habibie pulang ke Indonesia. Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan
prestise tinggi di Jerman. Sejak saat itu Habibie pun mulai mengembangkan industri dan
lembaga strategis hingga akhirnya lahir perusahaan milik pemerintah seperti PT Dirgantara
Indonesia, Batan, badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pindad. Ini
dilakukan Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini.

Dari kisah diatas bisa kita lihat betapa loyalitasnya BJ.Habibie. Ia berdedikasi tinggi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Beliau juga setia terhadap NKRI, dan selalu
menjaga nama baik Negara Indonesia di mata luar Negeri.

Beliau juga sangat berkompeten dibidangnya. Perjuangan Beliau dalam memajukan negara
kita tercinta sungguh luar biasa.Melalui pendidikan yang mempuni, beliau terus berupaya
melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya. Beliau juga dikenal sebagai Bapak
Teknologi Indonesia karena determinasi dan gagasannya dalam membangun SDM Indonesia
yang berkualitas serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Beliau ingin Indonesia
maju dan bertahan di masa depan.

Terima Kasih…….

Anda mungkin juga menyukai