Anda di halaman 1dari 2

BERGAS KRISTIADI (2311100090)

Review Film : Big Hero 6


Hiro Hamada, seorang anak jenius yang telah lulus SMA di usia 13 tahun, memiliki
ketertarikan untuk bergabung di universitas yang dimasukki oleh sang kakak, Tadashi
Hamada. Untuk bisa masuk dan melanjutkan kuliah di universitas tersebut, Hiro harus
mepresentasikan sebuah temuan sebagai ujian masuknya. Hiro berhasil membuat sebuah
temuan yang menarik dan akhirnya mendapatkan surat penerimaan universitas, akan tetapi
sebuah tragedi terjadi yang membuat hidup Hiro berubah.
Robot karya Tadashi yang bernama Baymax aktif untuk kemudian membantu Hiro
untuk bisa kembali sehat dengan melakukan berbagai cara untuk menyembuhkannya,
sekaligus mencari seorang pria bertopeng Kabuki misterius yang telah mencuri dan
menggunakan temuan milik Hiro untuk kepentingan pribadinya. Siapakah pria misterius
tersebut dan untuk apa ia sampai harus menggunakan penemuan milik Hiro yang seharusnya
sudah hancur tersebut? Hiro pun bertekad untuk mencari tahu dengan bantuan Baymax
beserta keempat teman Tadashi di universitas, Go Go, Wasabi, Honey Lemon dan Fred.
Big Hero 6 merupakan film animasi Disney ketiga dari Alan Tudyk. Dua film
sebelumnya adalah Wreck-It Ralph (2012) dan Frozen (2013). Menariknya, semua film itu
sama-sama meraup keuntungan hampir US$ 50 juta atau sekitar Rp 596 miliar di minggu
pertamanya.
Butuh imajinasi yang tinggi untuk berpikir apa jadinya jika kota San Fransisco
digabung dengan kota Tokyo. "Big Hero 6" berhasil menggabungkan dua kota itu menjadi
kota bernama San Fransokyo. Butuh pengerjaan animasi untuk mewujudkan kota fiktif ini.
Beberapa landmark San Fransisco tampak dalam film ini, seperti jembatan Golden Gate,
menara Coit, dan gedung piramida Transamerica.
"Big Hero 6" bisa jadi pembelajaran yang baik bagi anak-anak untuk mengenal
keberagaman. Alasannya, tokoh-tokoh dalam film ini berasal dari berbagai ras, namun
mereka tetap kompak bekerjasama menumpas kejahatan. Tadashi dan Hiro Hamada, karakter
utama, adalah seorang bocah blasteran kulit putih dan Jepang. Beberapa karakter lain tampak
berkulit hitam dengan rambut keriting, dan juga terdapat perempuan yang berwajah Asia.
Baymax adalah seorang robot yang kuat, tangguh, tapi juga empuk dan kenyal seperti
marshmallow. Ini membuat Baymax menjadi karakter yang begitu menyenangkan. Belum
lagi, Baymax sangat jenius dan mampu memberi solusi bagi tiap masalah yang tim mereka
hadapi.

BERGAS KRISTIADI (2311100090)

Jika pada umumnya superhero tampak cool dan jauh dari tindakan-tindakan konyol,
Lain halnya dengan karakter protagonis dalam "Big Hero 6". Para penggagas kelompok
superhero dalam film ini adalah para mahasiswa teknik San Fransokyo Institute of
Technology. Tim ini terdiri dari remaja kutu buku yang tingkahnya jauh dari kesan cool atau
gagah perkasa layaknya karakter superhero selama ini.
Sudah menjadi ciri khas Disney yang selalu menggarap film-film yang mampu
menyentuh perasaan. "Big Hero 6" menceritakan pedihnya rasa kehilangan sekaligus
pelajaran untuk bangkit kembali dan meraih cita-cita. Uniknya, justru Baymax, yang
notabene seorang robot menjadi kawan dan mampu menghibur di kala sedih. Persahabatan
tim dan hubungan personal antara Hiro Hamada dan kakaknya Tadashi Hamada, cukup
membuat film ini menyentuh hati penonton.

Review Kuliah Lapangan Techno 26

Pada sabtu tanggal 29 November 2014 lalu, kelas Technopreneurship 26 mengadakan


kuliah lapangan ke Rumah Makan Bu Rudy dan Tunjungan Plaza. Pertama kami menikmati
hidangan khas Rumah Makan Bu Rudy yaitu nasi empal udang dengan sambal yang terkenal
akan cita rasanya. Selain menikmati makanan, Bu Rudy juga membagikan pengalaman
hidupnya tentang bagaimana beliau memulai usaha sampai sukses sekarang. Merupakan
sesuatu yang baru bagi saya mendengarkan penuturan beliau, meskipun saya sudah sering
makan di Rumah Makan Bu Rudy.
Puas menikmati hidangan Bu Rudy, kami bertolak ke Tunjungan Plaza, yang
merupakan mall terbesar di Surabaya. Di situ kami mengamati bagaimana suatu produk bisa
disalurkan pada konsumen dan kebutuhan/keinginan konsumen bisa terpenuhi melalui barang
yang tersedia. Menurut saya kegiaatan ini cukup positif dimana kami bisa membandingkan
bagaimana suatu gerai bisa menarik konsumen dan membuat konsumen membeli barangnya.
Misal pada gerai tas Eiger yang cukup ramai karena menjual varian tas yang beragam dan
menjangkau berbagai segmen konsumen, misalnya anak sekolah, orang kerja, sampai pendaki
gunung.

Anda mungkin juga menyukai