Anda di halaman 1dari 16

10 Contoh Resensi Buku, Novel, Film, Cerpen & Strukturnya

Ada istilah “don’t judge book by its cover,”

Tetapi, bagaimana kita tahu isi dari sebuah buku tanpa membacanya terlebih dahulu?

Untuk mengetahui jalan cerita atau sinopsis sebuah buku, kita dapat melihatnya melalui
resensi. Teks resensi berfungsi sebagai wadah informasi dari sebuah karya, yang terdiri dari
pendapat, kritik, sampai pujian untuk mempengaruhi keputusan seseorang.

Selain buku, teks resensi juga bisa kita gunakan untuk me-review film dan cerita pendek
(cerpen).

Di artikel ini, ada 10 contoh resensi beserta strukturnya. Yuk, pahami lebih lanjut!

1. Contoh Resensi Novel berjudul “Laut Bercerita”

Identitas

Judul : “Laut Bercerita”

Pengarang: Laila S Chudori

Jumlah Halaman : 394 halaman

Penerbit: Keputusan Penerbit Gramedia (KPG)

Tahun Publikasi: 2017

Orientasi

Novel ini mengangkat tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, dan rasa kehilangan.
Dengan berlatarkan waktu di tahun 90-an dan 2000, novel ini mampu membius para
pembacanya untuk menerobos ruang masa lalu dan kembali melihat peristiwa yang terjadi di
tahun yang bersangkutan. Dengan kata lain, novel ini mengingatkan para pembacanya akan
era-era reformasi di tahun 1998 yang bernas akan kepahitan dan kekejaman bagi para pembela
rakyat.

Sinopsis

Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh
kelompok aktivis mahasiswa. Tidak hanya itu, novel ini pun merenungkan kembali akan
hilangnya 13 aktivis, bahkan sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan petunjuknya.

Cerita dalam novel Laut Bercerita terbagi menjadi dua bagian dengan jarak waktu yang jauh
berbeda. Adapun bagian pertama diceritakan melalui sudut pandang tokoh bernama Biru Laut
beserta para kawan sesama aktivisnya seraya menyelesaikan visi atau tujuan mereka.
Sementara pada bagian kedua, kisahnya diambil dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari
Laut yang mempunyai tujuan atau visi yang cenderung berlainan dengan Laut.
Dalam novel ini, diceritakan bahwa Laut beserta rekan-rekannya melaksanakan beberapa aksi
atau gerakan untuk membela rakyat yang telah diambil haknya oleh pemerintah, salah satunya
“Aksi Tanam Jagung Blangguan”.

Akan tetapi, jauh sebelum mereka melakukan aksi tersebut, Laut bersama teman-temannya
berdiskusi terlebih dahulu yang dikenal sebagai diskusi kwangju. Dari situlah, awal mula Laut
dan rekan-rekannya mengetahui dan mengenal arti dari sebuah pengkhianatan.

Tidak hanya membicarakan terkait aktivitas Laut dan teman-temannya dalam pergerakan yang
hendak mereka jalani, ada pula sisipan kisah antara Laut dan anggota keluarganya. Saat Laut
dan teman-temannya menghilang, semua kehidupan mereka dan orang-orang terdekat mereka
pun senantiasa berubah.

Analisis

Leila S. Chudori selaku penulis novel Laut Bercerita telah berhasil menetapkan tema dalam
novel ini. Tema yang diusungnya mengenai kemanusiaan pantas membuat novel ini
memperoleh predikat genre historical fiction terbaik. Visualisasi karakter dan suasana dalam
novel ini tampak sungguhan alias nyata. Terlebih, bagian di mana Laut beserta teman-
temannya disiksa dan diperlakukan tidak manusiawi. Pilihan kata dan penggunaan bahasa
terbilang mudah dipahami sebab tak ada istilah atau ungkapan asing yang menjadikan para
pembaca sukar memahami isi cerita.

Evaluasi

Novel Laut Bercerita bersifat edukatif. Hal itu dibuktikan bahwa di dalamnya memuat
pengetahuan sejarah pergerakan dalam menegakkan keadilan sosial dan asas demokrasi.
Dengan begitu, setelah selesai membaca novel ini, ada banyak pengetahuan mengenai sejarah
yang akan kalian dapatkan.

Selain itu, di balik suksesnya sebuah novel, tentu ada moral value yang dapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari. Dalam novel ini, salah satunya adalah cara agar seorang manusia dapat
memanusiakan manusia dari segala aspek.

Akan tetapi ada sedikit kekurangan atau kelemahan dalam novel ini, seperti alur cerita yang
digunakan ialah alur campuran atau maju mundur. Apabila para pembaca yang belum terbiasa
dengan alur tersebut, akan cenderung kesulitan atau bingung. Hal itu karena dibutuhkannya
sikap fokus dan pemahaman secara saksama supaya dapat mengikuti alur cerita dengan baik.

(Referensi: https://www.gramedia.com/best-seller/resensi-novel-laut-bercerita-karya-leila-s-
chudori/#Bagian_Pertama )

2. Contoh Resensi Film berjudul “Gundala”

Identitas

Judul : “Gundala”

Sutradara: Joko Anwar


Durasi : 123 menit

Tanggal Rilis: 2019

Pemain: Abimana Aryasatya, Tara Basro, Lukman Sardi, Bront Palarae, dll.

Orientasi

Gundala menjadi gerbang pembuka perjalanan cerita jagat sinema Bumilangit. Gundala
diadopsi dari komik pahlawan super ‘Gundala Putra Petir yang dibuat tahun 1969 oleh Harya
Suraminata atau yang akrab disapa Hasmi. Film ini dihiasi dengan konflik seputar
kemanusiaan, percintaan, kesenjangan sosial, dan politik yang relevan dengan situasi saat ini.

Sinopsis

Gundala menceritakan seorang yang bernama Sancaka yang tanpa ia sadari memiliki kekuatan
super, kekuatan yang dimiliki adalah kekuatan petir yang didapatkannya akibat tersambar petir.
Pada awal cerita, film ini mengisahkan sancaka kecil yang diperankan oleh (Muzaki Ramadhan)
yang harus bertahan hidup sendiri di jalanan. Ayah Sancaka (Rio Dewanto) telah meninggal
dunia dikarenakan menuntut keadilan di tempat ia bekerja, ayahnya sebagai buruh pabrik yang
tidak mendapatkan perlakuan secara baik dan adil. Dan ia serta rekan-rekannya mengadakan
demo, naasnya ayah Sancaka secara mengejutkan ditikam oleh orang yang tidak dikenal pada
saat unjuk rasa. Selang setahun ibu Sancaka meninggalkan kota dan Sancaka untuk bekerja,
namun tidak pernah kembali kerumah.

Dengan terpaksa Sancaka harus bertahan hidup dengan bekerja semampu kekuatan tubuh
kecilnya. Ia juga berlatih pencak silat untuk membela diri. Singkat cerita, Sancaka (Abimana)
tumbuh menjadi pria dewasa yang berprofesi sebagai satpam di sebuah pabrik percetakan
koran. Ia tinggal disebuah rumah susun bersama tetangganya, Wulan (Tara Basro). Wulan
merupakan tokoh heroik sebagai pembela pedagang-pedagang pasar yang tertindas akibat
ketidakadilan.

Dalam kisah ini dihadirkan sosok Pengkor (Bront Palarae) sebagai pemeran antagonis yang
kuat. Ia sangat ditakuti dan disegani oleh para anggotanya. Dendamnya akan masa lalu
membuat ia mendidik anak-anak panti asuhan menjadi manusia yang kuat dan kejam. Anak
didiknya juga tersebar di berbagai negeri. Ketika Pengkor meminta bantuan mereka semua
akan bersedia berkumpul untuk membantu Pengkor menyelesaikan masalah.

Konflik dimulai ketika timbul keresahan warga akibat gudang penyimpanan beras, yang dimana
beras disana terkontaminasi oleh serum amoral. Pengkor Menyusun skenario agar kejadian itu
membuat masyarakat berbondong-bondong untuk menyuntikan penawaran yang ditawarkan
oleh Pengkor. Tetapi kenyataannya itu akan merugikan masyarakat karena serum amoral
hanya bekerja kepada ibu-ibu hamil yang akan membuat anaknya nanti saat lahir akan cacat
seperti Pengkor.

Analisis

Menurut penulis, ada beberapa scene perkelahian yang kurang all out. Selain itu, kekuatan
yang dimiliki Gundala kurang sesuai dengan ekspektasi penonton. Alangkah baiknya jika
penonton anak-anak didampingi oleh orang dewasa, karena terdapat dialog yang berisi
umpatan-umpatan.
Berbicara soal alur, film ini sangatlah menarik karena dihiasi konflik sosial dan politik yang
tengah terjadi di negara kita. Terlebih, belum ada film Indonesia yang mengangkat tokoh
superhero seperti Gundala.

Evaluasi

Di atas kekurangan dan kelebihannya, Gundala menjadi pernyataan sikap Joko Anwar. Hasmi
dan angkatannya memiliki keresahan yang dituangkan ke dalam komik. Era Hasmi bisa jadi tak
sebebas sekarang. Problem masyarakat di era Hasmi juga berbeda dengan sekarang. Joko
menempatkan Gundala di era sekarang dengan segala kerumitannya. Sikap dan keresahan
Joko tergambar dalam sejumlah dialog yang disampaikan beberapa tokoh.

Dari seabrek dialog penting itu, ada dua yang mengena di benak penonton.. Pertama, “Karena
kalau kita membiarkan ketidakadilan terjadi di depan kita maka kita bukan manusia lagi.”
Kedua, “Sepanjang hidup saya, hal yang tidak bisa bertahan lama adalah perdamaian.” Artinya,
masih ada manusia yang rela berhenti menjadi manusia (baca: melakukan ketidakadilan) kita
butuh patriot. Dan karena kedamaian tak pernah langgeng, kita butuh (lebih banyak) patriot.

(Referensi: https://www.liputan6.com/showbiz/read/4051367/resensi-gundala-joko-anwar-
membangun-alasan-kuat-mengapa-kita-butuh-patriot?page=4

https://www.kompasiana.com/yoshibagas6299/5f9c34548ede4853590fdb73/ekspektasi-
pahlawan-bagi-masyarakat-resensi-film-gundala?page=2&page_images=1#google_vignette )
3. Contoh Resensi Buku Non Fiksi berjudul “The Alpha Girls Guide”

Identitas

Judul : “The Alpha Girls Guide”

Pengarang: Henry Manampiring

Jumlah Halaman : 280 halaman

Penerbit: Gagas Media

Tahun Publikasi: 2020

Orientasi

Buku The Alpha Girl’s Guide merupakan buku non fiksi yang ditulis oleh Henry Manampiring
atau kerap disapa Om Piring, seorang Strategic Planner di dunia advertising. Buku ini ditulis
berdasarkan hasil pengamatan, riset, wawancara langsung, serta diskusi dengan banyak
perempuan di media sosial. Buku ini termasuk jenis buku self development yang sedang disukai
perempuan muda akhir-akhir ini. Terdiri dari 9 bab yang mana setiap babnya selalu disertai
dengan animasi gambar, kolom question of the day, kolom alpha exercise, kolom alpha sister
says, serta kolom alpha learning yang merupakan ringkasan dari setiap babnya.

Sinopsis
Bab pertama pada buku ini menjelaskan apa itu alpha female. Seperti yang sudah diuraikan
pada paragraf di atas, alpha girl merupakan perempuan-perempuan yang berada di puncak
karena prestasi serta attitude-nya. Mereka percaya diri dan mengoptimalkan potensinya dengan
baik.

Bab kedua membahas mengenai alpha student, bagaimana seorang alpha girl berperilaku
sebagai seorang pelajar. Bab ini menyinggung mengapa perempuan harus berpendidikan
tinggi. Bagian paling favorit dalam bab ini adalah, “Nggak ada yang lebih bego dari
mementingkan cowok di atas pendidikan/ilmu. Ilmu tidak akan selingkuh atau minta putus. Ilmu
tidak akan minta kawin lagi, atau minta cerai. Ilmu akan selalu ikut kamu.”

Bab ketiga yaitu the alpha friend, bagaimana seorang alpha girl berteman. Bab ini mengajarkan
agar seorang alpha girl menolak untuk dimanipulasi teman dan juga menolak untuk
memanipulasi teman, say no to gosip! Bab keempat membahas mengenai the alpha lover,
bagaimana seorang alpha girl saat pacaran, saat patah hati, mengenali karakteristik lelaki, serta
topik menikah.

Bab kelima yaitu the alpha worker, bagaimana seorang alpha professional berperilaku di
pekerjaan dan kantor, apa yang perlu dilakukan saat pertama memulai bekerja. Bagian yang
paling saya sukai dari bab kelima ini adalah “nilai/IPK itu penting,” banyak motivator yang
berkata bahwa nilai IPK tidak penting dan tidak menjamin sukses. Benar, IPK tidak menjamin
sukses jika kita memilih menjadi seorang pengusaha/enterpreneur. Namun, beda lagi ketika kita
ingin bekerja di perusahaan yang bagus, IPK akan sangat membantu perjalanan karir kita. Jadi,
secara tidak langsung, IPK juga berperan dalam proses kesuksesan kita.

Memasuki bab keenam yaitu the alpha look, bagaimana seorang alpha girl merawat penampilan
dirinya. Penampilan memang bukan penentu sukses terpenting, namun tidak bisa diabaikan
juga. Tampil menariklah untuk diri sendiri terlebih dahulu, baru untuk orang lain. Selanjutnya
bab ketujuh membahas mengenai the alpha care, bagaimana seorang alpha girl membawa
dampak positif bagi orang lain. Kejarlah ilmu, prestasi, keahlian, dan segala kemampuan, bukan
untuk dirimu sendiri, tapi kelak agar bisa membantu orang lain.

Bab kedelapan adalah meet the alpha female, penulis menemui dan mewawancarai alpha
female Indonesia yaitu Najwa Shihab dan Alanda Kariza. Pada bab ini diulas bagaimana kisah
hidup mereka, apa rahasia keberhasilan mereka, siapa inspirasi mereka, serta pesan mereka
untuk para perempuan. Bab terakhir yaitu your alpha future, bahwa kitalah yang harus memulai
perjalanan untuk menjadi alpha future. It’s not only about your Alpha Future. It’s also OUR
Alpha Future.

Analisis

Buku ini memberi banyak inspirasi, banyak ilmu-ilmu yang tidak diajarkan di sekolah maupun di
kampus. Selain fokus pada kekuatan dan passion yang harus dimiliki seorang alpha girl, penulis
juga melengkapi pembahasannya dengan sisi buruk seorang alpha girl yang harus
dikendalikan. Penggunaan bahasa yang santai, terdapat beberapa lelucon, membuat The Alpha
Girls Guide mudah dimengerti karena disertai dengan analogi dan contoh yang relevan dengan
kehidupan kita.

Evaluasi
Buku non fiksi ini memiliki banyak kelebihan. Selain cover yang menarik, setiap babnya
dikemas dengan rapi dan saling berhubungan dengan bab selanjutnya. Terdapat beberapa
footnote yang bisa ditelusuri sumbernya. Buku ini juga menghadirkan wawancara dengan
wanita Indonesia yang inspiratif. Sayangnya, ukuran huruf atau font-nya terlalu kecil dan
terdapat kutipan bahasa Inggris yang tidak disertai artinya.

(Referensi: https://jurnalphona.com/blog/2023/02/23/menjadi-perempuan-berkualitas-dengan-
buku-the-alpha-girls-guide/ )

4. Contoh Resensi Buku Non Fiksi berjudul “The Ikigai Journey”

Identitas

Judul : “The Ikigai Journey”

Pengarang: Hector Garcia & Francesc Miralles

Jumlah Halaman : 289 halaman

Penerbit: Renebook

Tahun Publikasi: 2022

Orientasi

Buku yang ditulis oleh Hector Garcia dan Francesc Miralles akan menjelaskan bagaimana
perjalanan kamu hingga menemukan ikigai dan cara menerapkan konsep ikigai dalam hidup
kita agar hidup menjadi lebih berarti dan memiliki tujuan.

Buku ini akan mengajak kamu melihat keajaiban orang Jepang dalam melakukan lompatan
besar dan cepat yang membawa nya dari ketidakmungkinan menjadi kemungkinan di semua
aspek kehidupan. Kedua penulis menemukan efek shinkansen ketika meneliti keajaiban bangsa
Jepang dimana sejak tahun 1960-1980 ketika mereka bangkit dari kehancuran pasca perang
hingga saat ini menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menjadi negara maju.

Sinopsis

Bagian Pertama: Perjalanan Mengarungi Masa Depan

Perjalanan mengarungi masa depan akan membawa kita melewati masa depan yang mirip
dengan kota Tokyo yang menyimbolkan modernitas dan juga inovasi. Ketika jepang
membangun kereta shinkansen yang kecepatannya tidak pernah terjadi sebelumnya, mereka
menyebut dengan “Keajaiban Jepang” karena perubahan radikal ini tidak pernah terjadi
sebelumnya dan dikenal sebagai “Efek Shinkansen”.

Dalam bab ini, kita ditantang untuk memikirkan bidang kehidupan mana yang ingin kita terapkan
‘Efek Shinkansen’ dan membuat daftar inisiatif yang harus dilakukan untuk mempermudah
mencapai tujuan ini. Dengan memvisualisasikan tujuan-tujuan yang tampaknya ‘mustahil’ ini,
kita bisa menyingkirkan ide-ide atau proses-proses sebelumnya.
Bagian Kedua: Perjalanan Mengarungi Masa Lalu

Kemudian perjalanan masa lalu yang membawa pembaca ke kota Kyoto, sebuah ibu kota kuno
yang ditambatkan dalam tradisi. Grameds apakah pernah terpikirkan apa saja hal yang benar-
benar ingin kamu lakukan dalam hidup, tapi menurutmu itu mustahil? Bab ini membantu kamu
memikirkan ‘usaha mustahil’ di masa lalu dan menetapkan tujuan per minggu untuk melakukan
setidaknya satu hal yang kamu rasa tidak mampu Anda lakukan.

Bagian Ketiga: Perjalanan Mengarungi Masa Kini

Perjalanan masa kini yang akan membawa kita ke kota Ise, kota di wilayah pesisir yang
memiliki kuil kuno yang dihancurkan dan dibangun setiap dua puluh tahun. Filosofi Jepang
ganbarimasu tentang tidak berhenti sampai suatu tujuan tercapai dan melakukannya sebaik
mungkin. Sebelum kamu memulai, penting untuk mengetahui dengan jelas apa tujuan akhir
kamu sebenarnya. Nah pada bab ini kamu akan diajak untuk merenungkan pertanyaan, Gairah
atau ikigai apa yang bisa memotivasi kamu untuk mengabdikan hidup pada hal yang kamu
tekuni.

Analisis

Buku ini ditulis oleh Hector Garcia yang sudah mempelajari mengenai ikigai dan pola hidup
orang Jepang, serta Francesc Miralles merupakan penulis terkenal dibidang kesehatan dan
spiritualitas. Maka tidak heran bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dipahami dan
diaplikasikan dalam kehidupan pembacanya.

Evaluasi

Sebagai buku international best seller, buku The Ikigai Journey ini memiliki banyak kelebihan.
Buku yang didesain dengan warna kuning yang hangat dan design bunga yang sangat
merepresentasikan nuansa Jepang. Bagi kamu yang sedang mencari dan memantapkan ikigai
sampul buku ini saja langsung akan membuat kamu menjadi lebih penasaran.

Namun, kamu harus bisa memahami dan meresapi isi dari buku ini secara perlahan. Mungkin
untuk sebagian orang buku ini akan membuat rasa jenuh. Pembaca harus bersabar dan mau
belajar sehingga dapat menyerap nilai-nilai yang diajarkan pada The Ikigai Journey.

(Referensi: https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-the-ikigai-journey-karya-hector-
garcia-dan-francesc-miralles/#Tentang_Penulis_Hector_Garcia_dan_Francesc_Miralles )
5. Contoh Resensi Novel berjudul “Perburuan Piring Emas”

Identitas

Judul : “Perburuan Piring Emas”

Pengarang: Jacques Futrelle

Jumlah Halaman : 172 halaman

Penerbit: Laksana

Tahun Publikasi: 2022


Orientasi

Perburuan Piring Emas atau yang dalam judul aslinya adalah The Chase of the Golden Plate
merupakan novel karya Jacques Futrelle, penulis misteri asal Amerika. Novel ini merupakan
novel yang legendaris, karena diterbitkan pertama kali pada tahun 1906. Adapun Jacques
Futrelle sendiri, tewas dalam tragedi tenggelamnya kapal Titanic yang kita kenal sampai saat
ini.

Sinopsis

Di tengah pesta topeng masyarakat kelas atas, seseorang melakukan pencurian yang berani.
Beberapa lempengan emas telah dicuri, nilainya diperkirakan mencapai lima belas ribu dollar.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah kenyataan bahwa kejahatan tersebut tampaknya dilakukan
oleh seorang tamu yang mengenakan kostum Pencuri, lengkap dengan pistol yang terisi peluru
asli!

Bersembunyi di depan mata, pencuri itu melarikan diri dengan jarahannya dan pergi bersama
seorang wanita yang berambut pirang dan cantik. Pihak berwajib kesulitan mencari identitas
sang pelaku, karena tidak ada ciri-ciri apa pun yang bisa dikenali dari sang Pencuri. Gadis
cantik berambut pirang pun tidak membantu.

Seorang wartawan yang penuh rasa ingin tahu ikut mengusut kasus ini hingga akhirnya dia
punya lebih banyak informasi dan fakta daripada pihak berwajib yang seharusnya lebih unggul.
Berikut akan disajikan kisah mencekam tentang romansa, kehormatan, dan misteri yang
menampilkan Profesor Van Dusen tercinta, yang lebih dikenal sebagai Mesin Berpikir.

Analisis

Masih bertahan di bagian best seller hingga 117 tahun berikutnya, sebenarnya sudah
membuktikan eksistensi novel klasik yang satu ini. Novel Perburuan Piring Emas memang
menampilkan intrik yang berlimpah melalui ceritanya. Mulai dari premis, teknik penulisan, alur
cerita, dan misteri yang disajikan dapat memuaskan pembaca.

Pada awal kisah ini, pembaca akan disuguhi dengan suasana glamor, megah, dan
menyenangkan. Jacques Futrelle berhasil membentuk banyak ekspektasi atau kemungkinan
skenario yang dapat terjadi selanjutnya di benak pembaca. Namun, Jacques Futrelle sukses
juga mengejutkan pembaca dengan langsung menyajikan konflik utama di bagian yang terlalu
awal.

Pembaca kemudian diajak terlibat dalam misteri yang tidak sederhana ini. Misteri yang sulit
untuk dipecahkan, yang membentuk banyak spekulasi yang salah. Jacques Futrelle berhasil
menyajikan twist yang mengejutkan pembaca.

Evaluasi

Secara keseluruhan, kisah klasik ini menyajikan angin segar yang bisa memuaskan para
pecinta kisah misteri. Novel yang bisa membawa pembaca menyusuri masa lalu yang penuh
dengan kemegahan, tetapi juga konflik yang kompleks. Novel ini sangat direkomendasikan
untuk mengisi waktu luang.
Namun, novel Perburuan Piring Emas ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan novel ini
terletak pada gaya penulisannya yang terkesan kurang mengalir, yang bisa dimaklumi karena
buku ini ditulis lebih dari 100 tahun yang lalu. Beberapa pembaca mungkin merasa kesulitan
dalam memahami beberapa bagian, tetapi secara keseluruhan novel ini bisa dinikmati.

(Referensi: https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-perburuan-piring-emas-karya-
jacques-futrelle/ )

6. Contoh Resensi Film berjudul “Keluarga Cemara”

Identitas

Judul : “Keluarga Cemara”

Sutradara: Yandy Laurens

Durasi : 110 menit

Tanggal Rilis: 2018

Pemain: Ringgo Agus, Nirina Zubir, Zara Adhisty, Widuri Putri

Orientasi

Film Keluarga Cemara mungkin bukanlah film terbaru, namun kesannya masih membekas di
hati penontonnya. Film ini mengisahkan kisah keluarga yang sederhana namun mengharukan.
‘Keluarga Cemara’ diangkat dari sinetron tahun 1990-an dengan judul yang sama. Cerita versi
film yang ditulis Yandy Laurens bersama Gina S. Noer memiliki perbedaan dengan versi
sinetron yang ditulis Arswendo Atmowiloto. Misalnya latar tempat, latar waktu menjadi lebih
modern, karakter Euis lebih modern, tidak kembali ke Jakarta. Meski begitu, tidak mengurangi
esensi dari cerita yang sudah ada tetapi justru melengkapi.

Sinopsis

Keluarga Cemara berkisah tentang kehidupan keluarga di Jakarta yang sebelumnya


berkecukupan dan kemudian berubah ketika mereka mengalami masa sulit akibat paman yang
meminjam sertifikat rumah milik Abah (Ringgo Agus Rahman) yang membuat Abah bangkrut.
Kemudian untuk sementara waktu, Abah memutuskan untuk pindah ke rumah di daerah
terpencil Bogor, Jawa Barat. Rumah tersebut adalah warisan dari ayah Abah dan merupakan
tempat di mana Abah menghabiskan masa kecilnya. Dalam persidangan, ternyata Abah kalah
dan keluarga mereka terancam hidup dalam kemiskinan di desa tersebut untuk selamanya.
Abah kemudian menjadi driver ojek online yang berpenghasilan tidak tetap.

Sehingga, Euis (Adhisty Zara) anak pertama dari keluarga ini menjadi sulit beradaptasi dengan
lingkungan baru, sedangkan Ara (Widuri Putri Sasono) masih belum paham arti bankrut yang
dialami keluarganya. Keluarga ini pun memiliki tekad untuk pindah kembali ke Jakarta karena
tidak mampu beradaptasi dengan menjual tanah rumah warisan keluarga.

Akan tetapi, pada akhirnya mereka mengurungkan keinginan tersebut dan menyadari di rumah
inilah mereka semakin memahami tentang kasih sayang. Mereka harus bersatu dan mengatasi
semua rintangan yang datang, sambil belajar menghargai nilai-nilai kekeluargaan dan melawan
kesulitan dengan kekuatan persatuan. Cerita ini bertambah lebih menarik dengan lahirnya anak
ketiga yang menambah kebahagiaan dalam keluarga tersebut.

Analisis

Film Keluarga Cemara mempunyai alur yang menarik dan mendalam karena menghadirkan
pesan-pesan berarti sepanjang ceritanya. Film ini mengingatkan kita akan pentingnya keluarga
dalam kehidupan. Terlepas dari situasi sulit atau bahagia, keluarga tetap menjadi tempat
pulang. Dengan penyajian cerita yang sederhana namun realistis, film ini mampu merangkul
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Film ini berhubungan erat dengan kehangatan
dan melibatkan banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil.

Evaluasi

Sayangnya, di tengah kehangatan emosional dan nostalgia yang dihadirkan dalam setiap
adegan, film Keluarga Cemara juga mempunyai beberapa kekurangan yang mengurangi
kenyamanan dalam menontonnya. Beberapa adegan terasa tidak memiliki arah yang jelas,
seperti kemunculan tiba-tiba sosok debt collector.

Selain itu, kehadiran penyedia layanan transportasi daring juga dianggap mengganggu karena
sering muncul dan terkesan sebagai bentuk promosi yang berlebihan. Beberapa adegan juga
masih terasa seperti adegan dalam sinetron televisi, misalnya saat Abah mengalami
kecelakaan, di mana penonton diberi petunjuk yang terlalu jelas melalui gerakan kamera dan
dialog, seperti dalam adegan sinetron. Bahkan pada akhir film, terdapat upaya untuk
menambahkan sedikit kesedihan yang terasa dipaksakan.

(Referensi: https://formadiksi.um.ac.id/resensi-film-keluarga-cemara/ )

Baca juga: Mengulik Novel dari Struktur, Kaidah Kebahasaan, Ciri, Unsur, dan Jenisnya

7. Contoh Resensi Cerpen berjudul “Senyum Karyamin”

Identitas

Judul : “Senyum Karyamin”

Pengarang: Ahmad Tohari

Jumlah Halaman : 71 halaman

Penerbit: Kompas Gramedia

Tahun Publikasi: 2013

Orientasi

‘Senyum Karyamin’ mengandung konflik seperti harga diri, kepedulian, kekhawatiran,


kesemena-menaan, keputusasaan, dan toleransi. Dan semua itu adalah realitas atas kehidupan
manusia. Meskipun cetakan pertamanya ditulis tahun 1989, namun nilai yang dibawa masih
relevan hingga zaman sekarang. Cerpen ini mengangkat kehidupan warga pedesaan.

Sinopsis

Bercerita tentang seorang pemuda pengangkat batu kali yang bernama Karyamin. Karyamin
dan kawan-kawannya setiap hari harus mengangkat batu dari sungai ke pangkalan material.
Kesewenang-wenangan para tengkulak mempermainkan harga batu membuat kehidupan
Karyamin dan kawan-kawannya tak menjauh dari kemiskinan dan kelaparan. Para pengumpul
batu itu senang mencari hiburan dengan menertawakan diri mereka sendiri. Itu adalah cara
mereka untuk bertahan hidup. “Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai
perlindungan terakhir. Tawa dan senyum bagi mereka adalah simbol kemenangan terhadap
tengkulak, terhadap rendahnya harga batu, atau terhadap licinnya tanjakan.”

Pagi itu seperti biasa Karyamin mengangkut batu bersama kawan-kawannya. Namun beberapa
kali ia tergelincir. Ia merasakan matanya berkunang-kunang dan perutnya melilit. Setiap kali
tubuh Karyamin meluncur dan jatuh terduduk, beberapa kawannya terbahak bersama. Ketika
bibir Karyamin nyaris membiru dan pening di kepalanya semakin menghebat menahan rasa
lapar yang menggigit, Karyamin memutuskan untuk pulang walaupun ia tahu tak ada apapun
untuk mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Kegetiran Karyamin semakin menjadi ketika
sesampainya di rumah Pak Pamong menagih sumbangan dana Afrika untuk menolong orang-
orang yang kelaparan di sana.

Analisis

Tema yang diangkat dalam cerpen ‘Senyum Karyamin’ adalah perjuangan. Ahmad Tohari
menempatkan Karyamin sebagai tokoh yang pantang menyerah dan memiliki hati yang sabar.
Cerpen ini dekat dengan kehidupan sehari-hari, karena latar suasana yang digambarkan
berupa kesedihan dan kesenangan. Pengarang banyak menggunakan majas hiperbola dan
personifikasi pada cerpen ini.

Evaluasi

Banyak pesan moral yang bisa diambil pembaca dalam cerpen ini. Namun, ada beberapa kata
kasar dan kata daerah yang sulit dimengerti. Cerpen ini memberikan pelajaran tentang nilai
moral terutama perihal tanggung jawab kemanusiaan. Terlepas dari segala kelebihan dan
kekurangan yang ada, cerpen ini tetap nyaman dan layak untuk dibaca. Cerpen ini cocok
dibaca untuk kalangan remaja hingga dewasa, ataupun penggemar cerita pendek klasik.

(Referensi: https://www.bahasaindonesiasmait.com/2022/04/resensi-cerpen-senyum-
karyamin.html

https://medium.com/@ditharchive/resensi-kumpulan-cerpen-senyum-karyamin-karya-ahmad-
tohari-c63788e202d7 )

8. Contoh Resensi Buku Non Fiksi berjudul “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”

Identitas

Judul : “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”


Pengarang: Mark Manson

Jumlah Halaman : 71 halaman

Penerbit: Kompas Gramedia

Tahun Publikasi: 2013

Orientasi

Bagaimana cara fokus dengan hal-hal penting dalam hidup? Mark Manson mengajak pembaca
untuk untuk melepaskan diri dari belenggu kekhawatiran, mencari arti yang lebih dalam dalam
hidup, dan mengadopsi sikap yang lebih santai dan tak peduli terhadap hal-hal yang tidak
benar-benar penting dalam buku ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Mark Manson telah menjadi salah satu penulis paling
berpengaruh dalam genre motivasi dan pengembangan diri. Karyanya telah memengaruhi
banyak orang untuk mengeksplorasi hidup dengan lebih jujur, berani, dan autentik.

Sinopsis

Novel yang berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat bercerita tentang seseorang yang
bernama Charles Bukowski yang mempunyai masa lalu yang kelam, suka mabuk-mabukan,
berjudi, mempermainkan wanita, kasar, tukang utang dan seorang penyair. Dia bercita-cita
menjadi seorang penulis terkenal namun karya-karyanya selalu ditolak oleh hampir disetiap
majalah, jurnal-jurnal, surat kabar dan penerbit lainnya. Semua penerbit tersebut tidak mau
menerbitkan karyanya dengan alasan tulisannya yang kasar, menjijikkan dan tidak bermoral.

Berpuluh tahun Bukowski hidup sebagai penyair dan kehidupan yang buruk, sampai pada
akhirnya ada seorang editor yang tertarik akan karya Bukowski sehingga editor tersebut mau
membantu untuk menerbitkan karya Bukowski. Mulai dari situlah Bukowski menulis karya-karya
dan menjadi sukses. Novel ini merupakan cerita dibalik kesuksesan Bukowski yang
sesungguhnya. Dia merasa “nyaman” dengan dirinya yang dianggap sebagai sebuah
kegagalan.

Novel ini merupakan kisah nyata Bukowski yang intinya bagaimana ia menyikapi kegagalan dan
kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dengan cara bersikap “bodo amat” sehingga dia
bertahan, merasa baik dan menerima disaat keadaan buruknya sehingga dia bisa menghadapi
kesulitan-kesulitan tersebut. Dengan bersikap bodo amat akan hal-hal atau masalah yang
dihadapi maka kita sudah berhasil memutus rantai lingkaran setan.

Analisis

Mark Manson memiliki gaya penulisan yang lugas, tulus, dan humoris. Ia menggunakan bahasa
yang mudah dipahami dan menekankan pesan-pesannya dengan penggunaan analogi dan
cerita pendek yang menarik. Gaya penulisannya yang menghibur membuat buku Sebuah Seni
untuk Bersikap Bodo Amat mudah diikuti dan menyenangkan untuk dibaca.

Meskipun buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat menyentuh beberapa konsep filosofis,
beberapa pembaca mungkin merasa bahwa pendekatan Mark Manson terlalu permukaan dan
tidak membahas secara mendalam konsep-konsep tersebut. Bagi mereka yang mencari
pemahaman filosofis yang lebih mendalam atau analisis yang komprehensif, buku ini mungkin
terasa sedikit kurang memuaskan.

Selain itu, pendekatan Mark Manson yang lugas dan kontroversial mungkin tidak sesuai dengan
selera dan kebutuhan semua pembaca. Beberapa orang mungkin merasa bahwa buku ini
terlalu “keras” dan tidak relevan dengan kehidupan mereka.

Evaluasi

Salah satu kekurangan yang dapat ditemukan dalam buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo
Amat adalah pandangan-pandangan yang disampaikan oleh Mark Manson bisa jadi
kontroversial bagi sebagian orang.

Seni bersikap bodo amat dan penekanan pada kepuasan diri sendiri dapat dianggap sebagai
sudut pandang yang egois atau tidak bertanggung jawab bagi beberapa pembaca. Beberapa
orang mungkin tidak setuju dengan pandangan-pandangannya yang mencabut beban tanggung
jawab dan menempatkan kebahagiaan individu di atas segalanya.

Namun, buku ini tetap layak untuk menjadi salah satu buku pengembangan diri terbaik di abad
ini karena menawarkan perspektif yang berbeda, menarik, dan menyegarkan.

(Referensi: https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-seni-bersikap-bodo-amat/

https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/resensi/sebuah-seni-untuk-bersikap-bodo-amat )
9. Contoh Resensi Film berjudul “Budi Pekerti”

Identitas

Judul : “Budi Pekerti”

Sutradara: Wregas Bhanuteja

Durasi : 110 menit

Tanggal Rilis: 2022

Pemain: Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Ine Febriyanti, Dwi Sasono

Orientasi

Wregas Bhanuteja kembali membuktikan tajinya sebagai pencerita ulung melalui Budi Pekerti.
Ia menghadirkan fenomena cancel culture dengan sentuhan personal, menjadikannya begitu
dekat dan membekas dalam benak. Kemampuan bertutur Wregas lewat film memang tak perlu
diragukan. Apalagi, ia memusatkan cerita Budi Pekerti di Yogyakarta yang tak lain adalah
kampung halamannya sendiri.

Sinopsis

Film Budi Pekerti berlatar tempat di Yogyakarta ketika masa pandemi Covid-19. Film ini
berkisah tentang seorang guru Bimbingan Konseling (BK) yang bernama Bu Prani (Ine
Febriyanti) yang berselisih paham dengan salah satu pengunjung di pasar. Ketika perselisihan
itu sedang terjadi, tanpa sepengetahuannya ada seseorang yang merekam dan
mengunggahnya pada media sosial.

Selanjutnya video yang telah diunggah tersebut akhirnya viral dan mendapatkan komentar
negatif dari netizen. Netizen menilai sebagai seorang guru, sikap Bu Prani tidak mencerminkan
seorang guru yang baik.

Video yang telah viral tersebut akhirnya didengar oleh kepala sekolah tempat dia mengajar.
Atas kejadian tersebut pihak sekolah mengancam akan mengeluarkannya dari sekolah.

Selain berdampak pada sekolah, kejadian itu juga ikut berdampak pada keluarganya. Keluarga
Bu Prani tidak bisa tenang karena identitas mereka selalu dicari-cari kesalahannya. Selain itu,
mereka dihakimi dan dikecam atas kejadian tersebut.

Diceritakan, Bu Prani memiliki dua anak yaitu Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga
Yunanda). Kedua anak Bu Prani tersebut pun bertekad ingin membantu permasalahan ini agar
cepat terselesaikan. Mereka juga menjaga supaya bapak mereka yang bernama Didit (Dwi
Sasono) tidak mengetahui permasalahan tersebut karena sedang mengidap depresi.

Bagaimanakah kelanjutan kisah Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda) dalam
mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi? Apakah masalah ini
akan terus berlanjut atau berakhir dengan klarifikasi?

Analisis

Wregas bak enggan menggunakan Yogyakarta hanya untuk marketing stunt belaka. Ia justru
mengerahkan memori masa kecilnya di kota itu dan mengawinkannya dengan berbagai
referensi masa kini.

Hasilnya begitu memuaskan. Latar itu berperan penting dalam menyuguhkan nyawa film, baik
secara narasi maupun visual. Budi Pekerti juga terasa membumi sekaligus nyata, menunjukkan
usaha Wregas merawat akurasi latar dan suasana secara teliti dan bijak.

Di sisi lain, Budi Pekerti juga brilian dalam menyuguhkan dialog yang hampir seluruhnya
berbahasa Jawa. Film ini ternyata berhasil memastikan semua karakternya dapat berinteraksi
secara luwes, bahkan dalam urusan aksen medok

Saya tentu tidak ragu dengan ketelitian Wregas dalam menulis dialog. Ia terbukti cermat
menentukan dialog mana yang harus memakai bahasa Jawa ngoko, krama inggil , kombinasi
dengan bahasa Indonesia, termasuk kapan harus mengumpat atau ‘misuh’.

Kemampuan itu diimbangi dengan penampilan prima semua aktor yang terlibat, bahkan bagi
mereka yang hanya mendapat screen time kurang dari semenit.

Evaluasi

Budi Pekerti menghadirkan sejumlah simbol semiotika pada visualnya yang bisa dibilang jadi
ciri khas tersendiri. Sayangnya, arti dari beberapa simbol semiotika tersebut kurang
tergambarkan dengan jelas sewaktu menonton, berbeda seperti film garapan Wregas
sebelumnya yaitu Penyalin Cahaya yang artinya sangat jelas.
Terlepas dari hal tersebut, cara pengambilan gambar dalam film ini tetap membuat sejumlah
adegannya jadi terasa semakin dramatis. Begitu juga scoring dan soundtrack sepanjang filmnya
yang sukses membuat momen Bu Prani membuktikan dirinya tak bersalah jadi semakin terasa
emosional.

Meski bergenre drama, Budi Pekerti terasa seperti sebuah ‘film horor’ yang membuat kita
ketakutan setelah nonton sehingga lebih berhati-hati dalam bersikap di ruang publik dan ranah
media sosial. Rasanya sangat layak jika Budi Pekerti disebut sebagai salah satu film terbaik
pada tahun ini.

(Referensi: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20231103183501-220-1019812/review-film-
budi-pekerti.

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7015631/sinopsis-film-budi-pekerti-kisah-seorang-guru-
menghadapi-cyber-bullying

https://kincir.com/movie/review-film-budi-pekerti-2023/ )

10. Contoh Resensi Buku Non Fiksi berjudul “Habit is Power”

Identitas

Judul : “Habit is Power”

Pengarang: Tjahjo Harry Palopo

Jumlah Halaman : 188 halaman

Penerbit: Checklist

Tahun Publikasi: 2021

Orientasi

Sebuah kebiasaan pada diri sendiri merupakan ciri khas yang cukup sulit untuk dihilangkan.
Apalagi jika kebiasaan itu sudah sejak kecil kita lakukan, baik dalam hal positif maupun negatif.
Namun, jika kamu mempunyai kebiasaan negatif, tentunya menjadi suatu hal yang tak baik
kedepannya bagi diri kita sendiri.

Melalui buku Habit is Power, pengarang mengajak kita untuk mengenali cara untuk
menghilangkan kebiasaan lama yang sudah mengakar pada diri kita sendiri. Kebiasaan lama itu
yang tentunya berdampak negatif, sehingga kita harus menghancurkan kebiasaan lama
tersebut. Kita dapat mengganti kebiasaan negatif itu menjadi hal yang positif.

Sinopsis

Dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, kita mempunyai kebiasaan yang biasanya dilakukan
secara terus-menerus dan kebiasaan itu dapat berpengaruh besar dalam kehidupan kita.
Kebiasaan lama jika tidak dipelajari dan dilakukan dengan baik juga tak akan menghasilkan
perubahan baru yang positif, termasuk masa depan yang sukses bagi kita.

Kita tentunya harus mengubah kebiasaan lama yang negatif itu agar berubah menjadi positif
untuk diri kita. Namun, motivasi saja tidak cukup untuk menghilangkan kebiasaan buruk
tersebut. Memang motivasi suatu hal berupa niat untuk memulai, tetapi kebiasaanlah yang akan
membuat kita tetap terus menjalaninya.

Untuk meraih pencapaian tertentu, kita harus berusaha untuk menghancurkan kebiasaan lama
yang buruk dan mulai membangun kebiasaan yang positif. Buku ini akan sangat membantu
kamu untuk mewujudkan semua itu. Bahkan, kamu akan mencapai kesuksesan serta impian
yang diinginkan.

Analisis

Tips dan cara yang disampaikan penulis pada buku Habit is Power sangat bagus, sehingga
cocok untuk pembaca yang sedang memperbaiki kualitas hidup. Ide yang disampaikan juga
cukup fresh, tidak bertele-tele, dan menggunakan bahasa yang sederhana.

Evaluasi

Sayangnya, penulis hanya memberikan cara dan saran dengan tertulis tanpa memberikan hal
yang bersifat praktikal di kehidupan sehari-hari. Namun, buku ini sangat worth it untuk dibaca.
Di aplikasi Goodreads, Habit is Power memiliki rating 4 dari 5. Ini menandakan pembaca cukup
menyukai keseluruhan buku. Selain mudah untuk dibaca, buku ini lumayan singkat, sehingga
dapat dihabiskan dalam jangka waktu yang pendek.

(Referensi: https://www.gramedia.com/best-seller/review-buku-habit-is-power/ )

Anda mungkin juga menyukai