Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM

PADA FILM BILAL A NEW BREED OF HERO

Deden Ramadhan Amiludin Fatmawati Fatmawati


Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dedenramadhan684@gmail.com fatmawati@uinjkt.ac.id

Abstrak :
Film adalah media massa berbentuk audio visual yang sarat akan makna tertentu sehingga
efektif dalam menyampaikan pesan. Salah satu film animasi bernafaskan Islam yaitu Bilal
A New Breed Of Hero, dalam film bertemakan pahlawan yang diangkat dari kisah nyata
ini, Bilal kecil ingin melawan perbudakan hingga akhirnya dia menjadi orang yang mulia.
Berbagai macam dinamika yang muncul memberikan aspek penandaan makna, salah
satunya adalah penandaan makna kebebasan dalam islam. Bedasarkan konteks di atas,
tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimana makna denotasi,
konotasi, serta mitos kebebasan dalam Islam pada film Bilal A New Breed of Hero. Di
dunia perfilman internasional ada beberapa film yang diproduksi berdasarakan kisah
nyata. Salah satunya film Bilal A New Breed Of Hero. Film ini mendapatkan banyak
penghargaan bergengsi di Asia dan juga UAE. Film yang disutradarai oleh Ayman Jamal
dan Khurram H. Alavi ini sarat akan pesan kebebasan. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi, konotasi,
dan mitos. Makna denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan
antara sign dengan objek dalam realitas. Makna konotasi adalah interaksi yang muncul
ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya
mereka. Sedangkan mitos merupakan atau emosi pembaca/ pengguna dan nilai-nilai
budaya mereka. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif,
dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film Bilal A New Breed Of
Hero.Hasil yang diperoleh meliputi makna denotasi dari objek yang diteliti menampilkan
bagaimana tekad seorang Bilal dalam mencari kebebasan yang hakiki. Makna konotasi
adalah kebebasan dalam Islam di setiap adegan berupa bentuk-bentuk kebebasan
individual. Sedangkan makna mitosnya adalah kebebasan yang hakiki ialah kebebasan
yang selaras dengan fitrah manusia yaitu terbebas dari penghambaan diri selain kepada
Allah SWT.
Kata kunci: Kebebasan dalam Islam, Semiotika, dan Film

Pendahuluan
Kemulian dan kebebasan adalah dua hal yang saling berkaitan, karena salah satu
tanda kemuliaan manusia ialah diberikannya kebebasan untuk berbuat segala sesuatu yang
mendatangkan maslahat bagi dirinya dan juga bagi masyrakat luas umumnya.
Di zaman modern ini kebebasan menjadi kartu sakti yang dikeluarkan oleh orang-
orang yang memiliki banyak kepentingan, kebebasan menjadi alat propaganda yang efektif
untuk membenarkan apa yang dilakukan oleh manusia saat ini. sehingga makna kebebasan
itu sendiri terasa kabur dan tidak jelas pembatasannya.

1
Meminjam istilah Dr Syamsuddin Arif, para pengusung kebebasan itu lalu
menyandarkan alasan mereka pada sebuah konsensus yang merujuk kepada Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau yang lebih populer dengan sebutan Hak Asasi
Manusia (HAM). Mereka berkilah, dengan kebebasan yang terjamin sebagai hak asasi
tersebut, berarti setiap individu punya kemerdekaan dan kebebasan “dari” dan “untuk”
melakukan sesuatu.1
Maka dengan banyaknya perspektif mengenai kebebasan dan kaburnya batasan
kebebasan, di dalam penelitian ini penulis berusaha memaparkan hal-hal yang berkaitan
dengan kebebasan yang hakiki menurut pandangan Islam. Dan untuk menjembatani
pemaparan ini dipilihlah media yang cukup bagus dan efektif dalam menyebarkan nilai-nilai
tersebut, yaitu film.
Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang penyebarannya dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan berbagai macam hal, seperti berdakwah, memberikan
informasi ataupun hiburan. Ia merupakan salah satu media massa yang semakin diminati
akhir-akhir ini oleh berbagai macam kalangan tanpa melihat ras, agama, suku dan usia.
Dengan bentuknya yang audio visual atau terdiri dari suara dan gambar, maka pesan
yang disampaikan film dapat dilihat dari karakter tokoh, dialog ataupun skenario film secara
keseluruhan. Sehingga film dapat menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat
informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Ia juga dapat
menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula sebagai sarana penyebar luas
nilai-nilai budaya baru.
Salah satu bukti bahwa film sebagai sarana penyebar luas nilai-nilai budaya baru
adalah cerita Film Bilal A New Breed of Hero yang berbentuk animasi, menggambarkan
sosok manusia lemah yang tak berdaya karena ditangkap dan diculik oleh para penjarah
yang membuat dirinya terpaksa menjadi seorang budak. Dari sinilah ia kemudian terhempas
dalam sebuah dunia yang penuh kekejaman dan ketidakadilan. Meskipun mengalami
berbagai kesulitan, Bilal mulai menemukan kekuatan dari dalam dirinya untuk menemukan
jalan hidupnya.2 Yaitu dengan memilih Islam sebagai jalan hidupnya, yang ia anggap
sebagai jalan terbaik, karena melalui Islamlah ia mengenal bahwa setiap manusia dilahirkan
bebas (merdeka) dan setara, meskipun dengan keragaman personalitas yang disandang.

1
“Pengusung Kebebasan” diakses pada 30 April 2019 dari,
https://www.hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/read/2015/10/16/81030/kebebasan.html
2
Mbahsinopsis.id, “Film Bilal: A New Breed of Hero 2018”. Dari
https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of-hero-2018, artikel ini diakses pada 31
Agustus 2018

2
Kebebasan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu
memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang
disebut dengan hak asasi manusia, sehingga dengan hak-haknya tersebut manusia menjadi
makhluk yang mulia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi,

‫ض ْلنَاهم علَي َكثي ٍْي يِمَّن خلَ ْقنَاتَ ْف ي‬ ‫ي‬ ‫ولََق ْد َكَّرمنَا ب يِن ءادم و ََح ْلنَاهم يِف الْ يب و الْبح ير ورزقْ نَ ي‬
‫ضْي ًل‬ َ ْ ْ َ ْ ُ َّ َ‫اه ْم م َن الطريربَات َو ف‬
ُ َ َ َ ْ َ َ ‫ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َر‬ َ
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.(QS. 17:70)

Dalam salah satu adegan film tersebut Bilal menyatakan kepada ibunya bahwa cita-
citanya adalah menjadi prajurit yang kuat dan ingin menunggang kuda yang besar serta
melawan penjahat melindungi ibu dan Ghufaira, namun ibunya mengingatkan bahwa
pedang dan kuda tidak membuatmu kuat, untuk menjadi kuat adalah “dengan hidup tanpa
rantai amarah dan dendam”.
Pernyataan itu kiranya dapat mewakili arti dari sebuah kebebasan yang hakiki, yaitu
kebebasan dari segala hal yang bersifat materi dan hawa nafsu. Hal ini berbeda dengan
makna kebebasan yang kita ketahui sekarang, bahwa bebas adalah ketika kita bebas
melakukan segala sesuatu, yang apabila kita telurusi dasar dari tindakan itu hakikatnya
kebebasan yang diperbudak oleh hawa nafsu kita.
Film ini dikemas oleh sang sutradara menjadi sebuah film animasi yang modern dan
sarat akan makna. Hal ini ditujukan agar muatan islami yang disampaikan bersifat universal
sehingga dapat diterima oleh masyarakat umum dari berbagai macam ras dan agama.
Dalam film ini banyak sekali pesan-pesan nilai keislaman yang berkaitan dengan
kebebasan disampaikan secara implisit sehingga di dua tahun setelah penayangan
perdananya di wilayah Timur Tengah dan Afrika, film ini bisa masuk ke Amerika yang
notabanenya negara anti Islam. Kisah seorang sahabat nabi yang mulia dari agama terakhir,
yang membawa nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, kebebasan dan keadilan yang kini
sedang menjadi masalah terbesar di negara-negara Eropa dan Amerika. Sehingga dengan
adanya film ini seolah sutradara ingin menjawab stigma negatif orang-orang yang anti
terhadap agama Islam selama ini.

3
Dalam perkembangannya, film menemukan bentuk barunya yaitu film animasi.
Animasi diambil dari bahasa latin, “anima” yang artinya jiwa, hidup, nyawa, dan semangat.
Animasi adalah dua gambar dimensi yang seolah-olah bergerak, karena kemampuan otak
untuk selalu menyimpan/mengingat gambar sebelumnya.3
Animasi telah berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada sehingga
muncul jenis animasi. Teknik yang digunakan untuk membuat animasi makin beragam. 4
Setidaknya ada tiga jenis animasi yang sering diproduksi, yaitu Animasi 2D, Animasi 3D
dan Animasi stop motion.
Bilal: A New Breed of Hero merupakan film aksi petualangan animasi 3D yang
diproduksi oleh Barajoun Entertainment yang berbasis di Dubai UEA ini disutradarai oleh
Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi. Film animasi menghabiskan dana 30 juta dolar.5 Dan
dikerjakan selama 8 tahun oleh 250 animator.
Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film box office. Film ini
memenangkan “The Best Inspiring Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes
dan “Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award. Film ini juga
dinominasikan untuk Best Animated Feature Film di Asia Pacific Screen Awards atau
“APSA”, penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.6

Konsep Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol
mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussuren. Barthes lahir tahun 1915 dari
keluarga kelas menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil
dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis ia juga intelektual dan kritikus sastra
Prancis yang ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra.
Bertens menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral dalam strukturalisme
tahun 1960-an dan 70-an.7

3
Cinemags. The Making of Animation: Homeland. (Bandung: PT. Megindo Tunggal Sejahtera
Indonesia, 2004), h.17
4
Zaharuddin G. Djalle. The Making of 3D Animation Movie. (Jakarta: Gramedia, 2007), h.23
5
Hidayatullah.com, “Film Kepahlawanan Bilal Siap Mengguncang Hollywood”. Artikel ini diakses
pada 31 Agustus 2018 dari, https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2018/01/22/133628/film-
kepahlawanan-bilal-siap-mengguncang-hollywood
6
Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Dari https://www.portal-
islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of-hero-diputar-di, artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018
7
Sobur. Semiotika Komunikasi, h.63

4
Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-
asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.

Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:


i. Signifier 2. 2.Signified
(Penanda) (petanda)

1. Detonative signifier
(tanda detonatif)

3. Connotative
2. Connotative Signifier
Signified (petanda
(Penanda Konotatif)
Konotatif)

4. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1)
dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga penanda
konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda
mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian
menjadi mungkin.
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan
namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.
Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan
semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara
umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti Barthes. Dalam pengertian umum,
denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”, bahkan
kadang kala juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara
tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa
dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi, di dalam semiologi Roland
Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama,

5
sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih
diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian, sensor atau represi politis.8
Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan,
namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.
Konotasi identik dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi
untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku
dalam satu periode tertentu. Mitos, dalam pemahaman semiotika Barthes adalah
pengkodean makna nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.9

Sekilas Tentang Film Bilal: A New Breed of Hero


Film ini berasal dari Uni Emirat Arab yang disutradarai oleh Khurram H. Alavi dan
Ayman Jamal yang sekaligus penulis naskah skenario. Film ini diproduksi oleh Rumah
Produksi Film Barajoun Entertainment, Resnick Interactive Development, dan didistributori
oleh Hum Films. Film ini rilis pada tanggal 2 Februari 2018 di USA, dengan panjang durasi
sekitar 1 jam 45 menit.
Meski baru dirilis di AS, film dengan format 3D dan disutradarai Ayman Jamal dan
Khurram H Alavi ini sebenarnya merupakan film lama karena tayang perdananya (premier)
dilakukan di Festival Film Internasional Tahunan ke-12 pada 9 Desember 2015, dan
kemudian, pada 8 September 2016, dirilis di seluruh wilayah MENA (Timur Tengah dan
Afrika Utara).
Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film box office. Film ini
memenangkan “The Best Inspiring Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes
dan “Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award. Film ini juga
dinominasikan untuk Best Animated Feature Film di Asia Pacific Screen Awards atau
“APSA”, penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.10
Selain daripada itu, film ini mendapatkan beberapa respon positif dari media luar,
diantaranya media The Hollywood Reporter, yang menyatakan :"Bilal membuat aksi tetap
mengalir selama dua jam penuh. Film ini tidak pernah membingungkan atau mengaburkan

8
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69-71.
9
Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama (Malang: UIN Malang-Press),
h.23
10
Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Diakses pada tanggal 31
Agustus 2018 dari https://www.portal-islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of-hero-diputar-di

6
... itu adalah kisah yang kuat yang diceritakan dengan baik yang menciptakan banyak
momentum emosional"11
Film Bilal A New Breed of Hero berlatar sekitar seribu tahun yang lalu, berkisah
pada seorang anak laki-laki bernama Bilal yang bermimpi untuk menjadi pejuang hebat.
Namun ia diculik bersama dengan saudari perempuannya dan dibawa ke tanah yang jauh
dari rumah.
Sinopsis filmnya adalah sebagai berikut, Dilempar ke dalam dunia dimana
keserakahan dan ketidakadilan menguasai segalanya. Meskipun menghadapi berbagai
macam kesusahan, Bilal mulai menemukan kekuatan dari dirinya untuk menemukan jalan
hidupnya dengan memberanikan diri untuk meninggikan suaranya dan membuat
perubahan.
Bilal selalu bermimpi untuk menjadi seorang pejuang sejak ia masih anak-anak.
Akan tetapi setelah bertahun-tahun dipenangkaran, dimana dimulai sejak serangan brutal
yang membunuh ibunya menjadi mimpi buruk untuk Bilal. Era baru baginya setelah ia
dijual kepada Umayyah ibnu Khalaf, seorang pedagang terkaya di Hejaz. Bilal tak pernah
melupakan hari dimana ibunya terbunuh dan selalu mengingat saran dari ibunya. Suatu
ambisi mengingatkannya bahwa ia perlu mengatasi kesulitan dalam hidupnya sendiri.
Hijaz adalah pusat perdagangan penting dan tempat pertemuan orang-orang kafir
sekitar 1400 tahun yang lalu. Dalam ceritanya, orang-orang kaya memiliki sikap tirani
yang luar biasa terhadap orang miskin di negeri ini. Umayyah dan algojonya juga
merupakan tokoh terkemuka. Orang-orang mematuhi mereka, tapi Bilal tidak pernah
melakukannya. Dia selalu merasa bahwa ia akan menikmati kebebasan suatu hari dengan
perpegang teguh pada mimpi dan hatinya.
Bilal dan saudari perempuannya menghabiskan seluruh masa kecil mereka
dibawah penganiayaan Umayyah, namun ikatan mereka tak pernah putus, justru semakin
tumbuh lebih kuat. Bilal merindukan ibunya, ia masih ingat lagu-lagunya yang terngiang
ditelinga dan hatinya, yang menginspirasi dia.
Semakin lama Bilal tumbuh menjadi seorang pria tampan dan tangguh. Suatu hari,
saat ia berjalan-jalan, suatu hal terjadi yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya.
Dia bertemu dengan tuan para pedagang. Tapi Bilal bukan lagi orang yang sama.
Keinginannya untuk kebebasan telah menyebar keseluruh tubuhnya. Kata-kata sang ibu

11
“Award Film Bilal” diakses pada 28 Maret 2019 https://www.hollywoodreporter.com/review/bilal-
dubai-review-847577

7
masih melekat didalam pikirannya, "Tidak ada yang bisa memiliki jiwamu". Tapi
Umayyah adalah pemilik tubuhnya dan menyiksanya disetiap kesempatan. Tujuannya
adalah untuk menghukum mereka yang berpaling dari menyembah berhala (Latta dan
Uzza) dengan siksaan sebagai peringatan kepada orang lain.
Akan tetapi Bilal tak menyerah meskipun ia disiksa seperti melentangkan dirinya
untuk menghadap matahari dan dadanya ditindih dengan batu yang sangat besar sehingga
membuat napasnya menjadi terasa sesak. Tekad dan keinginannya untuk kebebasan
membantu dia tetap kuat. Akhirnya saudagar kaya bernama Abu Bakar membeli Bilal dari
Umayyah untuk dibebaskan. Kemudian Bilal dibawa Abu Bakar menuju ke rumahnya
untuk dirawat dan diobati luka-lukanya. Namun saudari perempuan Bilal tidak bisa ikut
dibebaskan karena Safwan, anak dari Umayyah tidak mengijinkannya untuk dibebaskan.
Bilal kemudian menjadi salah satu pria terkemuka di masyarakat dan menjadi
pejuang yang baik. Pemandunya adalah Hamza, seorang pejuang paling terkenal dimasa
itu. Bilal memberitahu semua orang bahwa setiap orang itu setara di bawah matahari yang
sama, tidak peduli warna kulit mereka apa. Dia juga berhasil mewujudkan mimpinya
selama ini sejak sedari kecil, tapi masih ada rasa sakit yang pahit dihatinya, yaitu mengenai
saudari perempuannya.12

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang
diamati.13 Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama,
peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih
memerhatikan interpretasi.14 Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam
mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke
lapangan, melakukan observasi partisipasi lapangan. Keempat, peneliti kualitatif

12
“Sinopsis Film Bilal” , diakses pada 30 Maret 2019 dari:
https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of-hero-2018.html
13
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi
Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 34
14
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, (Jakarta: kencana, 2008), Cet. III, h. 303.

8
menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan
pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.15
Penelitian ini berpedoman pada pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
analisis semiotik. Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diteliti berupa gambar,
kata-kata, dan bukan angka-angka (dialog) dalam sebuah film. Kemudian analisis yang
digunakan adalah analisis semiotik. Semiotika merupakan analisis untuk mengkaji tanda.
Penelitiaan ini membahas mengenai pesan kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam
sebuah film. Oleh sebab itu, peneliti memilih analisis two order of signification Roland
Barthes untuk menganalisis pesan kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam film Bilal
A New Breed of Hero.

Pembahsan Dan Analisis Data


Ada beberapa adegan yang menarik dalam film ini untuk kita teliti. Namun
berdasarkan beberapa adegan yang berhubungan dengan perumusan masalah, sehingga
peneliti membatasi penelitian ini dan hanya akan menjelaskan beberapa adegan. Dalam
penelitian dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes pada film Bilal A New
Breed of Hero telah ditemukan beberapa bentuk penandaan makna kebebasan dalam Islam.
Adapun adegan-adegan yang mengandung makna kebebasan dalam Islam pada Film Bilal
A New Breed of Hero adalah sebagai berikut:

1. Scene 1
Visual Dialog/keterangan Type of Shot
Safwan: Itu barulah rusa... Medium close up: pada
seekor rusa hitam. Ke sini, jarak ini memperlihatkan
hey budak! Aku tubuh manusia dari kepala
bilang...ke..sini! Berhenti, hingga dada. Teknik ini
budak! mempertegas gambaran
Durasi 11:51 profil seseorang

Ghufaira: Hentikan Medium long Shot: pada


Prajurit : Jangan bergerak jarak ini tubuh manusia
Ghufaira: Tolong jangan dan lingkungan sekitar
relatif seimbang

Durasi 12:16

15
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat,h. 303.

9
Bilal: jangan pernah Close up tehnik ini sering
menyakitinya lagi! digunakan untuk
Safwan: beraninya kau menekankan keadaan
memerintahku? .. beri tikus emosional subyek. Tipe
ini pelajaran! ini hanya menampilkan
bagian kepala saja
Durasi 12:52

Tanpa dialog Medium long Shot: pada


jarak ini tubuh manusia
dan lingkungan sekitar
relatif seimbang

Durasi 13:23
Tanpa dialog Close up tehnik ini sering
digunakan untuk
menekankan keadaan
emosional subyek. Tipe
ini hanya menampilkan
Durasi 13:33 bagian kepala saja

Makna Denotasi
Beberapa gambar adegan di atas menceritakan tentang anak Umayyah yaitu
Safwan yang sedang latihan memanah bersama sebagian pengawalnya, namun ia tidak
menemukan target yang akan dia panah. Hingga akhirnya salah satu prajurit melihat
Ghufaira yang sedang berjalan yang mereka panggil sebagai rusa hitam (buruan yang
berharga). Beberapa pengawal kemudian memegangi Ghufaira agar tidak bergerak untuk
dijadikan target panah dari Safwan.
Kata rusa hitam merupakan bentuk kata diskriminasi yang mendeskriditkan
kehormatan manusia, karena persamaan adalah hak bagi semua manusia tanpa mengenal
perbedaan ras, jenis kelamin, garis keturunan, atau warna kulit, kecuali bersandar pada
dasar takwa dan pelaksanaan amal shalih.16
Tindakan Safwan menjadikan Ghufaira sebagai target memanah merupakan
tindakan yang melanggar kebebasan individual, karena diantara hak manusia, baik
muslim ataupun non muslim adalah agar supaya menolak segala bentuk penghinaan dan
pelecehan yang menginjak-nginjak kehormatannya.17
Namun tatkala Safwan melepas anak panah dari busurnya, muncullah Bilal sesaat
setelah itu yang mengakibatkan melesetnya tembakan Safwan. Kemudian Bilal

16
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.9
17
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.99

10
memperingatkan Safwan agar tidak menyakiti Ghufaira, Safwan yang merupakan
majikannya tentu merasa dilecehkan dengan peringatan dari Bilal. Akibat itu maka
Safwan menyuruh pengawalnya untuk menyerang Bilal, tapi Bilal dapat
menyelesaikannya, bahkan dapat dengan mengarahkan panah ke arah wajah Safwan.
Namun Ghufaira dengan kelembutan hatinya dapat meluluhkan hati Bilal untuk tidak
mengikuti amarahnya.

Makna Konotasi
Berdasarkan beberapa scene di atas maka terbentuk makna konotasi kedigdayaan
seorang majikan terhadap budak yang terjadi di Arab pada masa sebelum datangnya
Islam. Hal ini bertolak belakang dengan konsep Islam seperti yang telah diungkapkan
oleh Khalifah Imar Radhiyallahu Anhu pada abad ke tujuh Masehi lewat perkataannya
yang sangat populer, yaitu wahai Amr, sejak kapan engkau memperbudak manusia
padahal ibunya telah melahirkannya dalam keadaan merdeka”.18
Gambar kedua memperlihatkan ketidakberdayaan Ghufaira sebagai target
memanah dari Safwan. Di gambar selanjutnya terlihat ekspresi Bilal yang sangat berani
dalam menegur Safwan yang notabanennya adalah majikannya demi melindungi
adiknya. Keberanian itu semakin digambarkan dalam adegan Bilal hendak memanah
kepala Safwan dan dalam tatapan tajam yang menggambarkan emosi yang luar biasa.
Tak lama kemudian sang adik membujuk Bilal untuk menahan emosinya dan akhirnya
Bilal menyingkirkan panahnya dari wajah Safwan.

Makna Mitos

Makna mitos yang terbangun dari scene di atas ialah bahwa budak tidak memiliki
daya dan upaya untuk membantah perintah majikan, sekalipun perintah itu berlawanan
dengan hati nuraninya. Budak tidak lebih seperti binatang yang tidak memiliki akal dan
kehormatan sehingga senantiasa harus patuh kepada majikannya. Namun di scene
terakhir Bilal tampil sebagai budak yang ingin mendobrak dogma tersebut dengan cara
membela adiknya di depan majikannya, bahkan hingga menodongkan anak panah tepat
dimukanya.
Di akhir scene ini nilai yang sengaja ingin disampaikan bahwa orang yang kuat
itu ialah yang dapat menaklukkan hawa nafsunya, bahwa budak sesungguhnya ialah

18
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.80

11
orang yang menjadi budak hawa nafsunya. Adegan ini ditampilkan Bilal dengan
menurunkan anak panah dari muka Safwan atas bujukan adiknya. Maka secara tidak
langsung Bilal sudah menjadi orang yang merdeka, setidaknya merdeka dari hawa
nafsunya.

2. Scene 2

Tanpa dialog Medium long Shot: pada


jarak ini tubuh manusia
dan lingkungan sekitar
relatif seimbang

Durasi 14:50
Uqba : Terima kasih.... Long Shot: jarak fokus
terima kasih objek telah tampak
Oh anda baik sekali Tuan namun latar belakang
Umayyah masih dominan

Durasi 16:06
Uqba: Dermawan sekali.... Medium long Shot: pada
Luar biasa jarak ini tubuh manusia
dan lingkungan sekitar
relatif seimbang

Durasi 16:15

Makna Denotasi
Scene pertama memiliki dua elemen, yaitu visual yang menampilkan budak-
budak yang dalam kondisi dirantai sedang di lelang oleh para penjual di depan para
pembeli. Adapun elemen kedua yaitu audio dari para penjual yang menjajakan budaknya
untuk dilelang.
Menurut pandangan Islam, hak kebebasan ataupun lainnya termasuk halnya hak-
hak asasi manusia adalah hak setiap manusia dengan sama rata, merupakan pemberian
Tuhan selamanya, hak tersebut tidak diperoleh dari sebab kekuatan, kekuasaan, undang-
undang atau adat manapun.
Masuk ke scene dua ada Uqba yang sedang menawarkan budak-budak terbaik
kepada Umayya, di lokasi yang sama dengan scene pertama dan dengan penawaran yang
menggiurkan dari Uqba dengan harapan Umayya dapat membeli budak yang ia tawarkan.

12
Di akhir scene Umayya membeli satu budak di antara budak yang ditawarkan, budak
tersebut dibayar dengan uang yang cukup banyak. Terlihat dari tumpukan koin-koin
emas di atas meja dan beberapa koin yang sengaja Umayyah tebarkan ke atas tanah dari
kantungnya untuk kemudian dipungut oleh Uqba dengan penuh antusias. Perlu diketahui
dari unsur visual dalam scene ini Uqba berperawakan gemuk dan menggunakan pakaian
yang cukup mewah disertai dengan kalung emas.

Makna Konotasi
Pada scene pertama memperlihatkan suasana perdagangan budak yang tidak
manusiawi di kalangan bangsa Arab zaman dahulu, terlihat dari kondisi mereka yang
dirantai dan dalam kondisi yang memprihatinkan. Rantai ini menggambarkan
keterbelengguan, dan bahwa budak ditempatkan tidak lebih dari sekedar binatang yang
layak diperjualbelikan tanpa memandang hak-haknya sebagai manusia.
Selanjutnya dalam scene dua, masuk ke dalam transaksi antara Umayyah dengan
Uqbah. Umayyah merupakan orang terkaya di Mekah, hal demikian terlihat dari pakaian
yang ia kenakan dan sikap dia dalam bertransaksi. Sedangkan Uqbah merupakan penjual
yang pintar membual dan rakus terhadap harta. Sehingga dengan kepiawaian
perkataannya Umayyah tertarik untuk membeli budak dari dia dengan harga yang tinggi.
Terakhir di scene ketiga, digambarkan Umayyah membayar uang kepada Uqbah
dengan cara yang kurang baik secara etika jual beli, yaitu dengan cara menebarkan uang
ke atas tanah, namun dengan antusias Uqbah mengambilnya tanpa merasa dirinya
terhina.
Dari sini kita mengetahui bahwa Umayyah digambarkan adalah seorang kaya
yang arogan dan sombong, dan sisi lain Uqbah ialah orang yang ambisius terhadap
kekayaan yang bahkan dia sudah tidak memikirkan kehormatannya untuk mendapatkan
segalanya. Maka tidak salah jika Rasullah pernah menyampaikan “celakalah hamba
dinar”
Mengenai sabda Rasullulah di atas, Ahli tafsir abad keempat Hijriah, ar-Raghib
al-Ishfahani, dalam kitabnya menerangkan dua arti ‘bebas’ (hurr): pertama, bebas dari
ikatan hukum; kedua, bebas dari sifat-sifat buruk seperti rakus harta sehingga diperbudak
olehnya.19

19
“Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-
dalam-islam-2/

13
Apa yang digambarkan Umayyah dan Uqbah dalam scene di atas ialah akibat
lemahnya ikatan yang bangkit dari jiwa yang paling dalam, yang berfungsi dalam
penguasaan jiwa, patuh terhadap putusan akal maupun perasaan, dan mengikat
kebebasan manusia dari mengikuti hawa nafsu maupun kesenangan.20

Makna Mitos
Barang-barang yang biasa dijajakan di dalam pasar hanyalah barang yang
memiliki harga dan siapa saja bisa memilikinya. Gambaran pada scene awal
memperlihatkan bahwa budak adalah kasta terendah dari strata manusia, mereka
layaknya hewan yang hanya diambil manfaatnya untuk keuntungan majikannya. Hal ini
tentu berlawanan dengan fitrah manusia yang dilahirkan dalam keadaan merdeka dan
memiliki kebebasan.
Dalam Islam perbudakan hanya boleh dilakukan atas sebab warisan dan tawanan
perang saja, dan melarang sebab lain seperti memperbudak orang merdeka secara paksa
ataupun dengan jalan membelinya.21
Uang merupakan salah satu alat yang seringkali dijadikan tujuan oleh manusia,
maka akibat salah menempatkan tersebut banyak manusia yang diperbudak oleh makhluk
yang satu ini. Sehingga ia menjadi budak dari hawa nafsu dan keserakahan. Bahkan tidak
jarang manusia mengorbankan banyak hal dan menghalalkan segala cara untuk
mendapatkannya.

َ ‫َوُيُتبُّو َن الْ َم‬


89:20 - ‫ال ُحبًّا ََجًّا‬
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan” (QS. 89:20)

3. Scene 3

Bilal : Ibu ceritakan seperti Medium close up: pada


apa ayahku? Ibu: Ayahmu jarak ini
adalah orang hebat.... kau memperlihatkan tubuh
ingin jadi apa setelah manusia dari kepala
dewasa? Petani? Atau hingga dada. Teknik ini
pedagang yang mempertegas gambaran
Durasi 14:50 menghasilkan banyak profil seseorang
uang?
Bilal : aku ingin menjadi
seorang prajurit yang kuat!
Dan ingin menunggang
20
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.33
21
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.103

14
kuda yang besar dan
melawan penjahat
melindungi ibu dan
Ghufaira
Ibu : Tapi ingat! Pedang Close up: umumnya
dan kuda tidak memperlihatkan wajah,
membuatmu menjadi kuat tangan, kaki, atau
Bilal : Benarkah? sebuah obyek kecil
Ibu : Ya, untuk menjadi lainnya. Teknik ini
kuat adalah dengan hidup mampu memperlihatkan
Durasi 21:24 tanpa rantai ekspresi wajah dengan
Bilal : Rantai...? jelas serta gesture yang
Ibu : Bukan, rantai yang mendetail
tidak dapat kau lihat yang
ada di sini
Bilal : dalam diriku
Ibu : menjadi prajurit tidak
membuatmu menjadi orang
hebat, jika kau merantai
dirimu dengan amarah dan
dendam, meyakini mitos
dan ketakutan adalah rantai
dan ada rantai-rantai yang
lain
Ibu : untuk menjadi orang Medium long Shot: pada
hebat kau harus jarak ini tubuh manusia
melepaskan diri dari semua dan lingkungan sekitar
itu relatif seimbang
Bilal : bagaimana aku
melakukannya? Aku tidak
bisa melihat apa yang ada
Durasi 21:38 di dalam diriku
Ibu : Ibu bisa, ibu melihat
hati seorang lelaki, Bilal
kau akan menemukan
jalan, petunjuk itu akan
datang kau akan lihat, tidak
ada rantai yang dapat
menghentikanmu... tidak
ada rantai

Makna Denotasi
Dalam scene ini Bilal kembali mengingat kenangan masa kecil bersama ibunya,
dalam kenangannya banyak sekali pesan-pesan yang disampaikan ketika berdialog
dengan ibunya yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dan akan dialaminya ketika Bilal
dewasa.

15
Makna Konotasi
Kenangan yang hadir kembali kepada Bilal hakikatnya hadir karena
ketertekanannya dengan kondisi yang ia alami saat itu yaitu setelah penyiksaan yang
dilakukan oleh Umayyah akibat Bilal mempermalukan Safwan di depan khalayak ramai.
Maka setelah kejadian itu ia termenung dan teringat kembali pesan ibunya bahwa orang
yang kuat ialah yang bisa lepas dari rantai atau ikatan yang membelenggunya. Ikatan
itulah yang sekarang sedang ia hadapi, ikatan sebagai budak yang hak-haknya dibatasi
oleh majikannya.
Maka pokok kebebasan adalah percaya kepada Allah dan menyerahkan kepada-
Nya wujud, perasaan hati, serta berbagai kegiatan, yang tercermin dalam firman Allah
“sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah Islam (Ali-Imran:19)22

Makna Mitos
Ibu merupakan peran terpenting dalam pendidikan anak, dalam Islam ibu
dinyatakan sebagai madrosatu-l-uulaa (sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Demikian
yang terjadi dengan Bilal, baginya ibu merupakan hal terpenting dalam hidupnya yang
senantiasa memberikan semangat, menginspirasi dan mendidiknya. Sehingga tatkala
Bilal dilanda kesedihan dan tekanan dalam hidup ia merenung kembali tentang-nasehat-
nasehat yang pernah disampaikan kepadanya tatkala ia masih kecil.
Dalam Islam ibu memiliki tempat yang terhormat bahkan ridha dan murkanya
disandingkan dengan Allah SWT. Maka berbakti kepada orang tua khususnya ibu ialah
suatu keharusan yang dilakukan oleh manusia yang merdeka yang bisa menggunakan
akal sehatnya.

‫َح ُد ُُهَا أ َْو كي َل ُُهَا‬ ‫اًن ۚ إيَّما ي ب لُغَ َّن يع َ ي‬ ‫ي‬


َ ‫ند َك الْك ََب أ‬ َْ ً ‫ك أَََّّل تَ ْعبُ ُدوا إيََّّل إي ََّّيهُ َويِبلْ َوال َديْ ين إي ْح َس‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
َ َ‫َوق‬

‫فَ َل تَ ُقل ََّّلَُما أ ٍر‬


17:23 - ‫ُف َوََّل تَْن َه ْرُُهَا َوقُل ََّّلَُما قَ ْوًَّل َك يرميًا‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”

22
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 9-10

16
Zoom-in fokus kepada tangan Bilal kecil yang memegang pedang kayu, sengaja
ingin membangun makna bahwa memiliki pedang saja tidak cukup untuk menjadi orang
kuat dan hebat tapi orang yang kuat dan hebat ialah yang bisa bebas dari belenggu-
belenggu kejiwaan yang mengakibatkan manusia bisa menjadi makhluk yang merdeka
sesuai dengan fitrahnya.

4. Scene 4

Abu Bakr: kau memilih Close up: umumnya


kehilangan apa yang kau memperlihatkan
miliki daripada membiarkan wajah, tangan, kaki,
dewa kehilangan uangnya? atau sebuah obyek
Bilal : aku ingin anak itu kecil lainnya. Teknik
terhindar dari hukuman ini mampu
Abu Bakr : jadi kau lebih memperlihatkan
s Durasi 31:20 peduli pada seorang anak ekspresi wajah dengan
jalanan daripada berhala, jelas serta gesture
katakan tidakah kau percaya yang mendetail
pada janji-janji pendeta
Bilal : Maafkan saya tuan,
saya hanya seorang budak,
saya tidak tahu apa-apa

Abu Bakr : kau tidak tahu! Medium Long Shot:


Atau sangat tahu pada jarak ini tubuh
Bilal : anda bukan seorang manusia terlihat dari
pendeta, anda saudagar bawah lutut sampai ke
terkenal itu Abu Bakr atas. Tubuh fisik
Abu Bakr: Benar, apa kau manusia dan
Durasi 31:37 berlutut karena kau pikir lingkungan sekitar
aku seorang pendeta atau relatif seimbang
pertanyaanku yang
membuat kamu takut?
Berdirilah anakku jangan
takut
Bilal : tidak, tuan, saya tidak Medium close up: pada
takut jarak ini
Abu Bakr: apa kau memperlihatkan tubuh
meremehkan rasa takut? manusia dari kepala
Bilal : Tuan, apa yang anda hingga dada. Teknik
tahu tentang rasa takut? ini mempertegas
gambaran profil
Durasi 32:18
seseorang

17
Abu Bakr: aku banyak Medium long Shot:
melihatnya di dalam mata pada jarak ini tubuh
manusia. Cukup untuk manusia dan
mengerti bagaimana itu lingkungan sekitar
merubah orang menjadi relatif seimbang
budak
Durasi 32:27
Seorang wanita takut Medium long Shot:
melahirkan anak pada jarak ini tubuh
perempuan, maka dia manusia dan
melakukan persembahan lingkungan sekitar
dan memohon pada berhala relatif seimbang
untuk mempunyai anak laki-
laki
Durasi 32:30
Seorang pria kaya takut Medium long Shot:
jatuh miskin, maka dia pada jarak ini tubuh
membagikan sedikit manusia dan
uangnya dengan para Dewa, lingkungan sekitar
dan menjanjikan lebih jika relatif seimbang
mereka membantunya tetap
kaya
Durasi 32:40
Seorang pria tua takut Medium long Shot:
kematian, maka dia pada jarak ini tubuh
membayar sang pendeta manusia dan
untuk menyelamatkannya. lingkungan sekitar
Ketakutan ini memaksa relatif seimbang
mereka mencari
Durasi 32:52 perlindungan pada para
dewa, yaitu dewa
keserakahan dan
ketidakadilan, berharap
semua masalah mereka akan
hilang
Tempat suci ini tidak Medium long Shot:
dibangun untuk pada jarak ini tubuh
menampung segala manusia dan
kebusukan ini, tempat ini lingkungan sekitar
dibangun agar semua relatif seimbang
manusia bisa hidup
berdampingan sejajardan
Durasi 33:15
mengikuti satu pencipta
Bilal : kecuali para budak Medium close up: pada
Abu Bakr: anakku.. tidak jarak ini
ada yang terlahir menjadi memperlihatkan tubuh
budak, dulu kau bebas, manusia dari kepala
bukan begitu? hingga dada. Teknik
Bilal : Dulu saya bebas, ini mempertegas
Durasi 34:37 dulu sekali, sebelum para

18
iblis datang menghancurkan gambaran profil
rumah saya, menculik saya, seseorang
dan menculik Ghufaira adik
saya.
Tuan... berbicara tentang
kesetaraan hanya harapan
dan tidak berarti apa-apa
bagi saya, Tuan... simpan
ceramah anda untuk mereka
yang mau membeli apa yang
anda jual
Abu Bakr: anak muda,
hidup ini maha pemurah aku
tidak menjual apapun
padamu
Bilal : tapi tidak untuk
budak, tuan saya menunggu,
saya harus segera kembali
Abu Bakr: Siapa Tuanmu?
Bilal : Tuan Umayyah,
orang paling kaya di
Makkah
Abu Bakr : dan siapa
namamu, nak?
Bilal : Bilal
Abu Bakr: Bilal... Aku
melihat kebesaran di tangan
yang telah menyelamatkan
anak itu hari ini, dan
ingatlah... orang yang besar
adalah mereka yang
memiliki tekad untuk
memilih takdirnya sendiri.

Makna Denotasi
Di sekitaran kakbah banyak orang yang berlalu lalang dengan segala
kesibukannya, dari beberapa orang yang lewat ada yang menyempatkan untuk
bersedekah kepada berhala yang sudah disediakan oleh pendeta di sekitaran kakbah.
Ditengah hiruk pikuk tersebut ada seorang anak kecil meminta-minta yang tidak jauh dari
lokasi para berhala berada. Berbeda dengan nasib para berhala yang mendapatkan koin-
koin sedekah, anak kecil tersebut justru tidak ada yang memberinya uang sepeserpun
sehingga ia berinisiatif untuk mengambil uang dari berhala yang ada di dekatnya dengan
harapan dengan uang itu dia bisa membeli makanan.
Dalam usahanya menggapai koin tersebut ia hampir saja dihukum oleh pendeta
yang sedang mengawasinya dari jauh. Bilal dengan sikapnya yang bijak langsung
19
memegang tangan anak itu seraya menasehatinya bahwa mengambil bukan haknya
adalah perbuatan yang tidak terpuji, anak itu cukup mengerti namun rasa laparnya sudah
tidak bisa ia sembunyikan hingga akhirnya Bilal memberikan roti miliknya kepada anak
kecil tersebut.
Tak lama setelah itu Bilal terperangah dengan perkataan seorang pria dewasa
yang duduk tak jauh dari tempat Bilal berdiri, dialah Abu Bakr saudagar terkenal di
Makkah. Abu bakr banyak memberikan nasehat dan kekagumannya dengan pria yang
baru saja ditemuinya itu, hingga Bilal menyampaikan pertanyaan tentang “rasa takut”.
Abu Bakr menjawab pertanyaan tersebut dengan baik dan penuh kebijakan
sehingga Bilal sedikitnya mendapatkan pencerahan, namun rasa takut dan pesimis yang
masih membelenggu dirinya masih mengalahkan tekadnya untuk mempercayai apa yang
disampaikan oleh Abu Bakr. Sehingga Abu Bakr memberikan pernyataan yang cukup
membekas dalam hati Bilal bahwa “orang yang besar adalah mereka yang memiliki tekad
untuk memilih takdirnya sendiri” dan inilah nanti yang menjadi dasar pertemuan Bilal
dengan Abu Bakr untuk menjadikannya seorang muslim.

Makna Konotasi
Kakbah merupakan pusat peribadatan, disitulah tempat para pendeta
menyampaikan ajarannya kepada pengikutnya. Demikian banyak orang yang berkunjung
memberikan persembahannya untuk para dewa melalui pendeta-pendeta yang ada.
Tatapan Bilal di scene pertama memperlihatkan keseriusannya mendengarkan
perkataan Abu Bakr, hal ini biasanya terjadi dengan orang yang memiliki rasa penasaran
yang besar terhadap hal baru yang belum diketahuinya. Maka di sini Bilal penasaran
dengan orang yang tiba-tiba berbicara kepadanya dengan penuh wibawa dan kesopanan.
Perkataan Abu Bakr yang penuh dengan makna dan dismpaikan dengan wibawa
dia membuat Bilal berlutut kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Hal ini lazim
dilakukan oleh seorang budak kepada majikannya atau kepada pendeta, karena
kedudukan budak sangat berbeda dengan orang-orang yang merdeka.
Lalu Abu Bakr memerintahkan Bilal untuk kembali berdiri, hal ini
menggambarkan bahwa Abu Bakar ingin menyempaikan kepada Bilal bahwa manusia
adalah makhluk yang setara di hadapan Allah dan tidak ada yang patut ditakuti di dunia
ini kecuali Allah SWT, meskipun pada saat itu Bilal adalah masih seorang budak.
Ketundukan budak kepada tuannya salah satunya diciptakan melalui rasa takut
yang ditanamkan dalam diri setiap budak oleh majikannya, sehingga apabila seorang
20
budak mengerjakan hal yang tidak sesuai dengan keinginan sang majikan maka ia akan
mendapatkan hukuman. Bilal sebagai seorang budak tentu sangat penasaran dengan
hakikat rasa takut tersebut, sehingga Bilal menanyakan hal ini kepada Abu Bakr.
Dalam gambar keempat digambarkan Abu Bakr menyoroti orang-orang yang
sedang mendengarkan ceramah dari pendeta yang ada di sekitar kakbah. Mereka terlihat
antusias dengan apa yang disampaikan oleh pendeta terkait ajaran-ajarannya.
Gambar selanjutnya menjelaskan ketakutan seorang ibu yang sedang
mengandung, ia takut melahirkan anak perempuan sehingga ia memohon kepada berhala
agar diberikan anak laki-laki dengan cara memberikan macam-macam persembahan.
Permohonan disampaikan dengan penuh pengharapan rasa takut dan kekhusyuan.
Selanjutnya pria yang memiliki banyak kekayaan mempersembahkan sebagian
hartanya kepada berhala, dengan harapan berhala dapat memberikan kekayaan yang lebih
banyak lagi sehingga ia tidak jatuh miskin. Dia menukar yang sedikit agar mendapatkan
yang lebih banyak.
Adegan berikutnya laki-laki tua yang terbaring lemas dan tidak berdaya
memberikan hartanya kepada pendeta dengan harapan dipanjangkan umurnya serta
diberikan kesehatan oleh para dewa melalui pendeta tersebut. Namun harta tersebut sama
sekali tidak merubah nasib pria tua tersebut.
Penggambaran kakbah pada adegan selanjutnya memiliki makna bahwa tempat
itu adalah tempat yang disucikan dan dibangun untuk beribadah semua manusia tanpa
terkecuali. Agar mereka dapat hidup berdampingan, sejajar dan terbebas dari segala
belenggu.
Adegan terakhir dari pembahasan ini ialah Bilal diingatkan dengan nasehat dari
Abu Bakr, bahwa dalam kehidupan seorang manusia harus memiliki tekad yang kuat
untuk berjuang memilih takdirnya dan salah satunya yaitu untuk membuka belenggu
yang mengikat dirinya. Pesan tersebut nampaknya sangat membekas di hati Bilal, karena
nampak dari wajah Bilal yang menerima pesan tersebut dengan penuh keinsyafan.
Kebebasan dalam memilih takdir ialah daya kemampuan (istitha‘ah) dan
kehendak (masyi’ah) atau keinginan (iradah) yang Allah berikan kepada kita untuk
memilih jalan hidup masing-masing. Apakah jalan yang lurus (as-shirath al-mustaqim)
ataukah jalan yang lekuk. Apakah jalan yang terjal mendaki ataukah jalan yang mulus
menurun. Apakah jalan para nabi dan orang-orang sholeh, ataukah jalan syaitan dan
orang-orang sesat. ‘Siapa yang mau beriman, dipersilakan. Siapa yang mau ingkar, pun

21
dipersilakan’ (fa-man sya’a fal-yu’min, wa man sya’a fal-yakfur), firman Allah dalam
al-Qur’an (18:29).23

Makna Mitos
Mencuri apapun bentuknya adalah perbuatan tercela namun terkadang keadaan
senantiasa mendesak manusia untuk melakukannya. Anak kecil yang mengambil koin
dari berhala adalah sebuah gambaran kecerobohan manusia yang dapat mencelakakan
dirinya sendiri, hal ini tentu hanya dilakukan oleh orang yang akalnya belum sempurna
atau berpikiran pendek sama halnya dengan nalar anak-anak yang belum sempurna.
Kesempurnaan akal dituntut dalam sebuah kebebasan, karena kebebasan tanpa
kemurnian akal akan mendatangkan kekacauan. Bahkan dakwah Islam pun berlandaskan
atas dasar petunjuk akal sehat.24
Pertemuan antara dua manusia yang tidak saling mengenal di sebuah tempat
biasanya akan menyisakan rasa penasaran yang besar, karena manusia adalah makhluk
sosial yang tidak terlepas dari kepentingan antara satu dengan yang lainnya. Demikian
terjadi dengan bilal sehingga apa yang disampaikan kepadanya sangat membekas di
dalam hatinya.
Tunduknya Bilal kepada Abu Bakr menggambarkan bahwa ada ketidaksetaraan
antara dua makhluk tersebut. Bilal merasa dirinya hina sehingga dia harus tunduk kepada
manusia yang lebih mulia. Di dalam Islam semua manusia diciptakan setara, bebas dan
mulia. Tidak ada kelebihan antara satu dengan yang lainnya kecuali dengan ketakwaan
kepada Allah SWT.

ۚ ‫اَّللي أَتْ َقا ُك ْم‬ ‫ي‬


َّ ‫ند‬َ ‫وِب َوقَبَاَي َل لَُ َع َارفُوا ۚ إي َّن أَ ْكَرَم ُك ْم يع‬ ‫ي‬ ‫َّي أَيُّ َها الن ي‬
ً ُ‫َّاس إ ًَّن َخلَ ْقنَا ُكم رمن ذَ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُش ع‬
ُ َ
49:13 - ٌ‫يم َخبيْي‬‫إي َّن َّ ي‬
ٌ ‫اَّللَ َعل‬
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptkan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ilah orang yang paling bertakwa. Sungguh, allah Maha mengetahui, Mahateliti.”
(QS. 49:13)

23
“Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-
dalam-islam-2/
24
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 72

22
Perintah Abu Bakr agar Bilal berdiri merupakan gambaran keluhuran budi pekerti
seorang manusia yang sudah matang dan dewasa, tentunya ini sangat dipengaruhi oleh
ajaran Nabi Muhammad SAW yaitu Islam, karena Islam adalah rahmatan lil alamiin dan
beliau tidak diutus kecuali hanya untuk memperbaiki akhlak manusia.

5. Scene 5

Bilal : Tuan apa maksud Close up:


anda dengan kita memilih?! umumnya
Apa anda mencoba membeli memperlihatkan
saya? wajah, tangan, kaki,
Abu Bakr: apa kau ingin atau sebuah obyek
aku membelimu? kecil lainnya.
Durasi 47:53 Bilal : Sepertinya kau lebih Teknik ini mampu
baik daripada majikan yang memperlihatkan
aku layani sekarang ekspresi wajah
Abu Bakr : Percaya atau dengan jelas serta
tidak, Bilal majikanmu gesture yang
adalah seorang budak juga. mendetail
Bilal : Benarkah? Lalu siapa
majikannya?
Abu Bakr : Keserakahan,
majikan terburuk sepanjang
masa
Bilal : Apakah ini artinya
tidak ada yang pernah
bebas? Aku tidak
bermaksud begitu
Bilal : Lalu bagaimana saya
bisa bebas?
Abu Bakr: kau yang
memperbudak dirimu,
sendiri Bilal: saya mohon
maaf tuan, tapi tidak ada
yang pernah
memperlakukan saya
dengan baik, dan saya tidak
mengerti, kenapa seorang
seperti anda mau menolong
budak seperti saya, apa anda
ingin mendapatkan balasan
dari saya?
Abu Bakr: Dengar, Bilal....
Rasulullah menuntunku
ketika aku tersesat, karena
beliau sangat mulia
menyebarkan agama Islam

23
dan pesan kesetaraan, aku
memilih melakukan hal
yang sama, dan mengikuti
jalannya, dan siapa tahu
Bilal, mungkin suatu hari,
kau akan menginspirasi hati
banyak orang juga

Makna Denotasi
Dalam scene pertama Bilal kembali mendatangi orang yang baru ditemuinya
beberapa hari yang lalu di sekitaran kakbah. Ia mendatangi orang tersebut di bawah
pohon yang rindang setelah melewati bukit yang cukup jauh.
Wajah Bilal terlihat menunduk dengan ekspresi ketidaktahuan dan berfikir secara
mendalam mengenai pernyataan yang disampaikan Abu Bakar di pertemuan
sebelumnya.Abu Bakr menjawab semua pertanyaan Bilal dengan lengkap dan penuh
kebijaksanaan.
Hal hal yang ditanyakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan hakikat kebebasan.
Bilal bertanya “apa maksud dari memilih? Apa anda mencoba untuk membeli saya?” lalu
Abu Bakr menjawab “percaya atau tidak, Bilal... Majikanmu adalah seorang budak juga,
yaitu budak dari keserakahan”

Makna Konotasi
Datangnya Bilal kepada Abu Bakr memperlihatkan tekad kuat dia untuk
mengetahui hal yang selama ini menjadi pertanyaan besar di dalam dirinya, yaitu akan
arti sebuah kebebasan.
Gambar diambil dengan latar bukit yang tinggi, ini menggambarkan bahwa Bilal
mendatangi Abu Bakr di tempat yang lumayan jauh yang membutuhkan tenaga ekstra
untuk mendatanginya. Terlebih dalam kondisi Bilal yang statusnya masih budak tentu
dia pergi mendatangi Abu Bakr dengan segala resiko yeng mengintai. Namun memang
itulah yang harus dilakukan seorang yang mencari ilmu dia harus gigih dan berusaha
dengan keras. Seperti pepatah Arab yang mengatakan “Man Jadda Wa Jada”
Abu Bakr berbicara sambil memegang pundak Bilal dengan penuh kasih sayang,
hal ini hanya bisa dilakukan apabila Abu Bakr memandang Bilal adalah saudaranya.
Sehingga timbul kesan bahwa Abu Bakr adalah orang yang berakhlak mulia dan sangat
baik hal tersebut terlihat dari bagaimana ia mengajak bicara lawan bicaranya. Tentu
dengan cara demikian segala nasehat yang diberikan akan tersampaikan dengan baik.

24
Makna Mitos
Kebebasan belajar dan mengajar merupakan hak yang melekat pada diri setiap
manusia. Belajar biasanya dilakukan dari seorang murid kepada gurunya, maka ada
konsensus bersama di dalam kehidupan kita bahwa siapa yang membutuhkan ilmu maka
ialah yang mendatangi si pemilik ilmu. Di dalam Islam menuntut ilmu merupakan
perbuatan terpuji yang bahkan Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang
tersebut.
Secara umum, kebebasan pendidikan dan pengajaran adalah kemampuan manusia
untuk mengambil ilmu dari siapa saja dan mengajarkan ilmu dan pengetahuannya
tersebut kepada orang lain dengan cara apa saja. Hal ini merupakan bagian dari fenomena
kebebasan berpendapat dan bertukar pikiran.25
Memilih guru dalam belajar tentu tidak sembarangan, ada beberapa
pertimbangan-pertimbangan yang kita tentukan agar kiranya kita tidak salah dalam
memilih guru. Salah satu pertimbangannya ialah kita harus mencari guru yang berakhlak
mulia, karena seperti yang kita ketahui bahwa akhlak di atas segalanya.
Ketidaktahuan merupakan kunci mencari ilmu, karena jika kita ingin
mendapatkan pengetahuan yang baru maka kita harus mengkosongkan diri kita, layaknya
seperti gelas yang kosong yang siap untuk diisi oleh air, andai saja gelas itu penuh tentu
air yang baru tidak akan pernah masuk ke dalam gelas tersebut.
Maka dengan ilmu yang dimiliki manusia bisa menjadi makhluk yang memiliki
derajat yang tinggi sesuai yang terkandung dalam Al Qur’an,

‫اَّللُ يِبَا‬ ٍ ‫اَّلل الَّ يذين آمنُوا يمن ُكم والَّ يذين أُوتُوا الْعيْلم درج‬
َّ ‫ات ۚ َو‬ َ ََ َ َ َْ َ َ َُّ ‫يَ ْرفَ يع‬
58:11 - ٌ‫تَ ْع َملُو َن َخبيْي‬
“niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu
kerjakan.” (QS. 58:11)

25
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 187

25
6. Scene 6

Abu Jahal: dan ceramah Medium close up: pada


mereka tentang kebebasan jarak ini memperlihatkan
tidak membuatmu gusar? tubuh manusia dari
Umayyah : apa maksudmu kepala hingga dada.
Abu Jahal : Mereka Teknik ini mempertegas
mengatakan kita mengambil gambaran profil
Durasi 50:16 keuntungan dari penderitaan seseorang
orang lain, mereka
mengatakan Tuhan yang
benar tidak meminta harta.
Apa yang terjadi dengan
bisnis kita
Umayyah: hanya ada satu Medium close up: pada
majikan, dan itu adalah jarak ini memperlihatkan
uang! Inilah keyakinan sejati tubuh manusia dari
di kota ini kepala hingga dada.
Teknik ini mempertegas
gambaran profil
Durasi 50:56 seseorang
Bilal: Kita semua... Medium close up: pada
terlahir...sama, kita jarak ini memperlihatkan
menghirup udara yang sama, tubuh manusia dari
kita berdarah darah yang kepala hingga dada.
sama, dan kita akan mati... Teknik ini mempertegas
dan dikubur di dalam tanah gambaran profil
Durasi 52:36 yang sama seseorang
Bilal: Aku percaya... aku Medium close up: pada
adalah manusia bebas, sama jarak ini memperlihatkan
seperti kau tubuh manusia dari
kepala hingga dada.
Teknik ini mempertegas
gambaran profil
Durasi 53:08 seseorang
Umayyah: Rantai dia! Close up: umumnya
Rantai dengan kencang memperlihatkan wajah,
tangan, kaki, atau sebuah
obyek kecil lainnya.
Teknik ini mampu
memperlihatkan ekspresi
Durasi 54:19 wajah dengan jelas serta
gesture yang mendetail

26
Dan siapa yang melihat ke Medium close up: pada
dalam diri, akan dibimbing, jarak ini memperlihatkan
tubuh manusia dari
kepala hingga dada.
Teknik ini mempertegas
gambaran profil
seseorang
Durasi 55:43
Tanpa dialog Medium long Shot: pada
jarak ini tubuh manusia
dan lingkungan sekitar
relatif seimbang

Durasi 55:47
dan dengan hidayah, Medium long Shot: pada
kisahmu dimulai di gurun jarak ini tubuh manusia
ini, menyebar keseluruh dan lingkungan sekitar
dunia, relatif seimbang

Durasi 56:02
Disinilah.. manusia mulia Medium long Shot: pada
diuji, bersiaplah Bilal, untuk jarak ini tubuh manusia
menjadi manusia mulia dan lingkungan sekitar
adalah hidup tanpa rantai relatif seimbang

Durasi 56:34
Umayyah: aku tidak pernah Close up: umumnya
percaya dewa-dewa ini. memperlihatkan wajah,
Tidak, tidak, tidak aku tidak tangan, kaki, atau sebuah
bodoh, sebenarnya kita obyek kecil lainnya.
berdua budak, Bilal. Teknik ini mampu
Perbedaan aku dan kau. Aku memperlihatkan ekspresi
menyembah yang lebih kuat wajah dengan jelas serta
Durasi 58:04
dariku. Tapi kau... kau gesture yang mendetail
menyembah yang akan
menghancurkanmu.
Umayyah: Manusia Medium long Shot: pada
merdeka tahu bagaimana jarak ini tubuh manusia
mengambil kesempatan, dan lingkungan sekitar
misalkan dia menawarkan relatif seimbang
untuk memata-matai musuh
majikannya. Dia melihat ada
keuntungan dari itu, kau
Durasi 58:47
mengerti perkataanku, Bilal?

27
Umayyah: kau mau aku Close up: umumnya
melepas rantainya? memperlihatkan wajah,
Bagaimana Bilal? tangan, kaki, atau sebuah
Bilal: Aku sudah... terbebas obyek kecil lainnya.
dari rantaiku Teknik ini mampu
Umayyah: tidak mungkin, memperlihatkan ekspresi
karena aku melihatnya, atau wajah dengan jelas serta
Durasi 59:04 Tuhanmu membuatnya tidak gesture yang mendetail
nampak?!
Bilal: aku membicarakan
rantai yang ada dalam diriku

Umayyah: jangan bicara hal Close up: umumnya


ghaib, tidak kau lihat dilema memperlihatkan wajah,
yang kau hadapi? Aku bisa tangan, kaki, atau sebuah
membunuhmu sekarang juga obyek kecil lainnya.
Bilal: aku tidak perduli apa Teknik ini mampu
yang akan kau lakukan, tidak memperlihatkan ekspresi
Durasi 59:17 ada yang bisa kau tawarkan, wajah dengan jelas serta
aku sudah bebas gesture yang mendetail
Safwan: kau merasakan ini? Medium close up: pada
Budak! Menyerahlah, Bilal jarak ini memperlihatkan
ini semua akan berakhir, tubuh manusia dari
mohon ampunlah, dan kepala hingga dada.
akuilah kami sebagai tuanmu Teknik ini mempertegas
selamanya. Dan akuilah ini gambaran profil
Durasi 1:03:37 sebagai tuhanmu yang benar seseorang
Safwan: ada berapa Tuhan Medium close up: pada
di situ? Kau bisa jarak ini memperlihatkan
menghitung? Budak! tubuh manusia dari
Bilal : Ahad, ahadun ahad kepala hingga dada.
(hanya satu Tuhan) Teknik ini mempertegas
Safwan: kau takabur gambaran profil
Durasi 1:03:54 Bilal: Aku.. Manusia... seseorang
MERDEKA

Makna Denotasi
Pada gambar pertama, Umayyah dan Abu jahal sedang berbincang tentang
perkembangan perniagaan mereka yang akhir-akhir ini mengalami kerugian akibat dari
banyaknya pengikut mereka yang mulai memeluk Islam.
Gambar selanjutnya Umayyah menyatakan keyakinannya di depan para tamunya
bahwa Tuhan yang sesungguhnya bagi orang-orang yang hadir ialah uang. Dan uang
tersebut berkurang akhir-akhir ini dikarenakan berhala-berhala yang mereka bikin tidak
laku akibat banyaknya penduduk yang mengikuti agama Islam
Scene selanjutnya setelah Bilal diizinkan untuk berbicara oleh majikannya
sebagai bentuk pembelaan dirinya dari tuduhan Safwan kemudian ia dengan penuh

28
keyakinan menyampaikan hakikat kesetaraan dan kebebasan kepada Umayyah dengan
menundukkan pandangannya, namun disaat mengtakan “aku adalah manusia bebas
seperti kau... setara dan bebas” dengan penuh keberanian ia mengangkat kepalanya dan
menatap tajam mata Umayyah.
Keberanian Bilal menyatakan hal demikian karena tidak ada yang ditakuti kecuali
Allah semata. Akan tetapi, keberanian ini tetap tidak keluar dari sikap bijak dan tidak
terlepas dari tutur sapa yang baik dan sopan.26
Tak lama setelah Bilal menyampaikan pernyataannya ia langsung diseret oleh
para pengawal Umayyah untuk diberikan hukuman karena berani untuk mempermalukan
Umayyah di depan khalayak ramai akibat berkhianat kepadanya.
Bilal seketika itu langsung dimasukkan ke dalam kurungan dengan tangannya
yang dirantai dengan kencang, siksaan demi siksaan dia dapatkan di dalam kurungan
tersebut tidak ada air dan tidak ada makanan. Semua hal itu dilakukan Umayyah dengan
harapan Bilal menjadi ragu dengan keputusannya sehingga ia dapat kembali menjadi
budaknya.
Dalam kurungan tersebut berbagai macam bisikkan dia dengarkan, ada yang
menyatakan dirinya harus menyerah dan ada juga bisikan yang menguatkan tekadnya.
Bisikan inilah digambarkan dengan orang yang terbuat dari pasir sedang tersujud tanpa
berdaya. Kemudian ia memandang kedua tangannya mengepal lalu menarik tali kekang
kuda yang tiba-tiba muncul dari gurun pasir setelah itu ia menungganginya dengan gagah
berani, namun di tengah perjalan ia dihadang dengan makhluk besar yang hendak
menghalangi lajunya.
Suatu ketika Umayyah mengunjungi Bilal untuk melihat keadaannya dan
menawarkan beberapa penawaran. Umayyah takjud dengan keadaan dan tekad Bilal yang
tidak sedikitpun berubah sejak awal dimasukkan ke dalam kurungan hingga sekarang.
Akhirnya Umayyah dengan segala tipu dayanya membujuk Bilal agar mau berubah
pikiran dan meninggalkan keyakinan barunya.
Umayyah menawarkan kepada Bilal untuk membuka rantai yang mengikat
tangannya. Namun dengan yakin Bilal menjawab “aku sudah terbebas dari rantaiku, dan
aku sudah bebas”, hal ini membuat Umayyah terkejut karena yang ia tahu bahwa tangan
Bilal masih terikat. Kemudian Bilal menjelaskan bahwa rantai yang ia maksud adalah
rantai yang ada dalam dirinya.

26
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 125

29
Segala tawaran dan upaya yang dilakukan Umayyah kepada Bilal nampaknya
tidak merubah sedikitpun pendirian Bilal yang kokoh dan mengkristal di dalam hatinya.
Karena itu Bilal ditarik keluar lapangan untuk diberikan hukuman didepan khalayak
ramai.
Bilal diseret oleh pengawal Umayyah ke tengah padang pasir di bawah panas
terik matahari untuk kemudian badannya ditindih oleh batu besar. di salah satu sudut
berdirilah di situ Abu Bakr mengamati dari jauh apa yang terjadi dengan Bilal.
Ditengah badannya yang dihimpit batu, Safwan mendatanginya dan memaksa
Bilal untuk mengakui tuhan-tuhan berhala yang di bawa oleh Safwan. Safwan berkata
“ada berapa Tuhan di situ?” Bilal sambil menunjukkan jari tengahnya seraya menjawab
“ahad ahad ahadun ahad (satu, Tuhan yang satu).... Aku manusia Merdeka” seketika itu
langit menjadi teduh dan akibat perkataan tersebut membuat siksaannya semakin berat,
sampai akhirnya Abu Bakr membelinya kepada Umayyah dengan harga yang mahal.

Makna Konotasi
Percakapan rahasia dan serius antara Umayyah dan Abul Hakam tentang
kelangsungan perniagaan serta kaitannya dengan pergerakan kaum muslimin di Makkah.
Diskusi dilakukan di luar rumah Umayyah, ini menunjukkan bahwa tidak semua orang
bisa mengakses informasi ini. Type shot adalah close up untuk menekankan pentingnya
hal yang dibahas.
Umayyah memberikan pernyataan di depan para tamunya, bahwa di dunia ini
hanya ada satu majikan dan itu adalah uang. Dia meyakini tanpa uang hidupnya akan
susah dan tidak bisa menikmati kemewahan yang ada seperti yang sekarang ia rasakan.
Maka upaya apapun akan dia lakukan untuk mengabadikan kekayaannya.
Setelah mengetahui banyak orang disekitarnya masuk Islam, Umayyah murka
dan membanting gelasnya. Kemarahan yang luar biasa ditampilkan Umayyah karena ia
merasa dikhianati, sampai tiba tuduhan dari anaknya bahwa Bilal mengikuti ajaran Nabi
Muhammad SAW.
Bilal yang memang sudah mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sejak lama,
tidak bisa mengelak dengan tuduhan tersebut. Akhirnya karena didesak oleh Umayyah,
dengan segala keberaniannya Bilal menyampaikan bahwa dirinya setara dan merdeka.
Kata-kata setara dan bebas bagi mereka merupakan kata-kata yang menistakan
kehormatan mereka, sehingga tidak salah jika Umayyah marah besar ketika mendengar

30
Bilal menyatakan hal tersebut. maka akibat dari itu Bilal segera dimasukkan ke dalam
kurungan untuk disiksa, dirantai, tanpa diberikan makan dan minum.
Seorang budak tidak memiliki daya dan upaya untuk membela diri dan
menyampaikan pendapat, sehingga dalam adegan di atas Bilal tidak langsung membela
dirinya namun menunggu instruksi dari Umayyah selaku tuannya. Meskipun pembelaan
yang disampaikan sangat mempermalukan Umayyah di depan khalayak ramai tamu
undangan.
Gambaran yang ditampilkan dalam scene memperlihatkan kuatnya tekad Bilal
untuk menggapai kebebasan yang selama ini ia cari, meskipun secara fisik dia terkekang
namun dalam hatinya ia sudah mulai merasakan getaran kebebasan. Sampai pada
penggambaran berhala yang tampil sebagai bentuk tantangan terbesar dalam melepaskan
penghambaan kepadanya.
Namun Bilal tidak lagi memahami bahwa rantai yang membelenggunya ialah
yang dapat melucuti kebebasannya, justru belenggu yang terpenting yang harus kita
lepaskan dari dalam diri kita masing-masing ialah belenggu hawa nafsu.
Penawaran-penawaran adalah salah satu cara negosiasi yang dilakukan Umayyah
untuk membujuk Bilal sehingga ia kembali menjadi budaknya dan menyembah berhala.
Namun dengan negosiasi yang lunak Bilal tidak bergeming dari keyakinannya, maka
Umayyah berinisiatif untuk memberikan Hukuman yang lebih berat, yaitu menimpakan
batu di atas tubuhnya di tengah padang pasir di bawah terik matahari.
Hukuman dalam bentuk menindihkan batu besar di atas tubuh seseorang
merupakan penyiksaan di luar batas kewajaran manusia. Siksaan ini dilakukan untuk
merubah keyakinan seseorang yang sudah tertancap kuat di dalam hati sanubarinya, maka
yang terjadi adalah nihil bahwa keyakinan tidak dapat dirubah dengan cara-cara
menyakiti fisik, karena ia merupakan konsep ilahiah yang tertanam di dalam hati setiap
manusia. Apabila manusia sudah yakin akan sesuatu maka apapun yang akan dihadapi
tidak akan menjadi halangan banginya. Dan keyakinan adalah hak bagi setiap indvidu
yang merdeka.
Kata ahad merupakan “kalimah tauhid” yang meyakini bahwa Allah Tuhan yang
Esa. Ini merupakan pengejawantahan atas keyakinan yang kuat terhadap ajaran yang
dipeluknya yang tidak diragukan lagi apapun keadaannya, dan keyakinan yang kuat itu
di dalam Islam dinamakan iman. Maka di sini Bilal sudah dalam keadaan beriman kepada
Allah SWT. Iman ialah meyakini dengan hati, mengatakan dengan lisan, mengamalkan

31
dengan anggota tubuh bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan27,
dan dalam scene ini Bilal sudah mengamalkan definisi iman yang tersebut di atas.

Makna Mitos
Informasi yang dirahasiakan adalah informasi yang dianggap sangat penting,
informasi ini biasanya terkait dengan kepentingan segelintir orang ataupun banyak orang
yang bisa memberikan akibat cukup serius. Hak merahasiakan informasi merupakan
salah satu bentuk kebebasan yang dimiliki oleh manusia merdeka.
Adapun perkumpulan, pesan jamuan merupakan hak-hak kebebasan yang
dimiliki oleh setiap orang. Pembicaraan dalam pertemuan khalayak ramai dan
pembicaraan secara pribadi tentu berbeda. Maka dalam Islam pembicaraan-pembicaraan
tersebut diatur dengan baik.
Dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia
adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu ingat. (Q.S. An-An’am 152)
Apa yang dilakukan Umayyah di depan tamu-tamunya adalah merupakan
propaganda seorang kapitalis untuk memuluskan segala perniagaannya, dia
membayangkan akan banyak kerugian yang dihadapi jika ajaran Islam telah menyebar,
karena Islam agama yang tidak menyembah berhala.
Marah besar yang digambarkan Umayyah dengan melempar gelas adalah marah
yang dilarang dalam Islam, karena marah yang diperbolehkan adalah marah karena Allah
SWT, bukan karena dunia. Islam tidak melarang marah, namun Islam lebih menempatkan
marah pada tempat yang seharusnya. Marah termasuk hak kebebasan manusia asalkan
marah menimbulkan efek positif atau manfaat.
Apa yang dituduhkan Safwan kepada Bilal menerapkan pola tabayyun yang
diatur di dalam Al-Qur’an. Bilal mengakui bahwa dirinya sudah bebas dan merdeka dari
perbudakan. Berlaku jujur sangat diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, sebaliknya
berbohong ataupun munafik sangat dikecam di dalam Islam. Terkadang kejujuran
mendatangkan akibat yang tidak selalu manis, itulah yang membuat banyak manusia
akhirnya memilih untuk berbohong atau bersikap munafik. Maka dalam kata hikmah ada
yang mengatakan “katakanlah kebenaran meskipun pahit”

27
Al-Fauzan, Sholih, Tauhid Muqorror liSHaffi attsany KMI, (Ponorogo: Darussalam Press, 2007) hal 3

32
Berkata jujur merupakan hal yang tidak mudah, apalagi perkataan tersebut
menyinggung kepentingan sipenguasa. Masuknya Bilal ke dalam kurungan adalah akibat
dari keberanian dia menyatakan sebuah kejujuran.
Salah satu hak bagi orang yang merdeka adalah hak kebebasan menyampaikan
pendapat atau pembelaan diri yang berkaitan dengan sikap dirinya terhadap suatu hal.
Maka hak mengemukakan pendapat ini adalah salah satu bagian bentuk dari kebebasan
individu.
“barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia” kiranya inilah yang
dilakukan Bilal dengan tekadnya untuk mendapatkan kebebasan. Berbagai macam
tantangan berupa siksaan dan kecaman tidak membuatnya surut untuk mendapatkan
kebebasan yang hakiki.
Rantai yang hakiki ialah rantai yang membelenggu kebebasan yang ada dalam
diri kita, yaitu kebebasan untuk berdaulat menentukan jalan hidup yang sesuai dengan
fitrah manusia yang merdeka. Hidup yang bebas dari perbudakan materi dunia atau
keserakahan.
Rayuan-rayuan untuk mengerjakan keburukan dan meninggalkan kebaikan sering
kali diidentikkan dengan cara setan menggoda manusia. Begitupun dengan Bilal yang
mendapatkan godaan dari Umayyah berupa kekayaan apabila ia bersedia meninggalkan
keyakinannya.
Hukuman merupakan bentuk tindakan preventif dan represif untuk manusia agar
bisa menjaga kemaslahatan bersama, bentuk hukuman bisa bermacam-macam sesuai
dengan takarannya. Bilal mendapatkan hukuman akibat kejujurannya, dia dihukum di
lapangan luas agar kiranya dapat menjadi shock theraphy bagi budak-budak yang lain.
Di dalam Islam manusia memiliki kebebasan dalam setiap hal, namun kebebasan tersebut
berbanding lurus dengan tanggung jawabnya. Maka kebebasan tidak boleh berlawanan
dengan hukum yang ada.
Kebebasan berkeyakinan atau memilih agama adalah hak bagi setiap manusia,
dalam Islam hal tersebut diatur dengan baik. Maka dalam Islam tidak boleh memaksakan
keyakinan kita kepada yang lainnya dalam bentuk apapun.

Yang dimaksud kebebasan beragama adalah dimungkinkannya seseorang untuk


memilih agama atau kepercayaan yang dianutnya. Kebebasan beragama ini meliputi

33
kebebasan berakidah, kebebasan menjalankan ibadah, serta melakukan acara ritual
keagamaan.28

2:256 ۖ ‫ََّل إي ْكَر َاه يِف ال ريدي ين‬


“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)” (QS. 2:256)

7. Scene 7

Abu Bakr: orang yang bisa Long Shot: fisik


mengontrol amarahnya, dan manusia telah
mema’afkan ketika bisa tampak jelas namun
membalaskan dendam akan latar belakang masih
mendapatkan kemenangan dominan
Bilal: Aku berjanji, akan aku
Durasi 1:12:55 coba
Abu Bakr: berjanji untuk Medium close up:
melatih ini, kekuatan pada jarak ini
sesungguhnya ada pada memperlihatkan
pikiran bukan pada tubuh manusia dari
senjatanya dan itulah rahasia kepala hingga dada.
Hamza. Suatu hari Bilal kau Teknik ini
Durasi 1:13:05 temukan rahasiamu sendiri mempertegas
gambaran profil
seseorang

Makna Denotasi
Bilal jatuh tersungkur setelah ia dikalahkan oleh Suhaib dalam adu pedang. Abu
Bakr kemudian menghampiri Bilal dan menyampaikan pesan “jangan menyerang ketika
kau marah”. Kemarahan Bilal akibat ia tidak bisa menolong adiknya Ghufaira sehingga
Abu Bakr memahamkannya tentang beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
seorang petarung. Dalam gambar kedua Abu Bakr menunjuk kening Bilal sambil
menekankan apa yang menjadi percakapan mereka berdua di awal.

Makna Konotasi
Dalam perkelahian yang kalah akan dijatuhkan oleh lawannya. Abu Bakr
menghampiri sebagai bentuk pertolongan dengan mengulurkan tangannya kepada Bilal.
Ini menandakan ia ingin memberikan semangat kepada Bilal, bahwa setelah terjatuh kita
harus kembali semangat.

28
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 65

34
Memberikan nasehat seorang yang lebih tua kepada yang masih muda merupakan
salah satu bentuk perhatian yang baik. Tangan Abu Bakr menunjuk ke kening Bilal
menandakan bahwa hal yang ia tunjuk merupakan hal yang penting, yaitu akal adalah
kunci dari segalanya, karena manusia memiliki ikatan-ikatan untuk membatasi hawa
nafsu sehingga manusia tidak diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri. Maka ketika akal
kita bisa mengikat hawa nafsu disitulah kemenangan yang sesungguhnya.

Makna Mitos
Bilal terjatuh dikalahkan oleh Suhaib karena dalam kondisi lemah, maka yang
dibutuhkan orang lemah ialah uluran tangan dari orang lain untuk menolongnya. Salah
satu kebaikan dari orang yang menolong ialah memberikan dorongan atau motivasi agar
si lemah bisa lebih kuat lagi dalam menjalani kehidupan, dan salah satu untuk
menjadikannya kuat yaitu dengan cara berdzikir kepada Allah SWT. Karena hanya
dengan ingat kepada Allah SWT diri kita akan tenang.

‫وب‬ ‫اَّللي ۗ أَََّل بي يذ ْك ير َّي ي‬


َّ ‫وُبُم بي يذ ْك ير‬
ُ ُ‫ين َآمنُوا َوتَطْ َمئي ُّن قُل‬
‫َّ ي‬
ُ ُ‫اَّلل تَطْ َمئ ُّن الْ ُقل‬ َ ‫الذ‬
13:28 -
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. 13:28)

Kunci lemah atau kuatnya manusia itu terletak dalam pola pikirnya, ketika seorang
manusia memiliki pikiran negatif maka sekuat apapun kondisinya dia tetap akan lemah,
sebaliknya jika kita memiliki pikiran yang positif semua yang dihadapi tentu akan terasa
mudah. Maka sangat penting memiliki husnuzon kepada Allah SWT, karena
sesungguhnya Allah sesui dengan prasangka hambanya.

8. Scene 8

Hamzah: saat kau Medium close up:


memutuskan untuk pada jarak ini
menggunakannya, ingat... memperlihatkan
jangan biarkan pedang itu tubuh manusia
mengendalikanmu dari kepala hingga
dada. Teknik ini
Durasi 1:24:22 mempertegas
gambaran profil
seseorang.

35
Makna Denotasi
Selang satu tahun dari berita dibunuhnya Ghufaira, Bilal selalu terlihat murung
dan termenung memikirkan nasib adiknya yang tidak ada kabar. Ditengah dirinya
merenung, Hamzah datang mencoba untuk menasehatinya dan sekaligus menghiburnya
dengan memberikan sebilah pedang yang dibuatkan khusus untuknya. Namun diakhir
Hamzah memberikan pesan yang sangat penting kepada Bilal tentang pedang yang ada
ditangannya.

Makna Konotasi
Pesan yang disampaikan Hamzah terkait pedang tersebut memiliki makna
pengendalian emosi, yaitu pedang ini hanya patut digunakan ketika keadaan darurat yang
keluar dari pertimbangan yang matang tidak didasari oleh hawa nafsu.

Makna Mitos
Ketika manusia bisa menaklukan hawa nafsunya, maka ialah orang yang kuat.
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW bahwa “ bahwa orang yang kuat adalah
orang yang dapat menahan hawa nafsunya” berikut sabda nabi Muhammad SAW
"Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat
adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah."
Dalam konsep Islam kebebasan yang realistis atau logis maupun sistematis adalah
kebebasan yang terikat dengan hak-hak orang lain, dengan kepentingan umum bagi
masyarakat, dan dengan ruang lingkup syariat Tuhan. Karena kebebasan mutlak itu
hanya ada di akhirat, bukan di dunia.29

Kesimpulan dan Saran


Setelah mengamati dan menganalisa beberapa macam adegan, dialog, dan karakter
dari objek penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang makna kebebasan
dalam Islam pada film Bilal: A New Breed of Hero berdasarkan penanda dan petanda yang
ditemukan melalui makna denotasi, konotasi dan mitos model analisis semiotika Roland
Barthes. Berikut adalah kesimpulan yang penulis temukan dari hasil penelitian objek di
atas:

29
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 3

36
1. Makna Denotasi
Bilal beserta Ghufaira adalah dua orang yang terlempar ke dalam dunia
perbudakan. Tidak memiliki kebebasan individu untuk menentukan jalan hidupnya,
tidak memiliki kebebasan mendapatkan keamanan, belajar mengajar dan memeluk
agama yang ia yakini. Status budak hanyalah seperti binatang, hidup, diperjual belikan
dan hanya dimanfaatkan atau diambil hasilnya sesuai yang diinginkan oleh
majikannya.
Berbeda dengan Bilal, Umayyah memiliki segala kebebasan, dia bisa
melakukan apapun yang dikehendakinya. Kekayaannya yang bersumber dari berhala
menjadikannya sebagai saudagar paling kaya di Makah. Maka sedikit sekali orang
yang berani untuk tidak mentaatinya. Baginya uang adalah segalanya, uang adalah
majikan yang sejati di kota Makah.
Abu Bakr memberikan pelajaran yang berharga kepada Bilal tentang hakikat
rasa takut, kesetaraan, kebebasan dan akhlak yang mulia. Dia adalah representasi dari
kemuliaan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
2. Makna Konotasi
Film ini memvisualisasikan kisah perjuangan seorang anak yang terbuang ke
dalam dunia perbudakan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, yang berjuang dengan
tekad kuat untuk mendapatkan kebebasan, keadilan dan kesetaraan yang hakiki sesuai
dengan fitrah manusia yang dilahirkan secara merdeka.
Bilal adalah pahlawan nyata yang mengalami segala perbudakan dalam segala
aspek kehidupannya, budak yang terbelenggu oleh kekejaman dan keserakahan
manusia, namun apa yang telah dan akan dihadapinya tidak membuat dia putus asa
untuk mengejar apa yang menjadi keyakinannya.
Umayyah adalah ibrah nyata kehidupan yang mengalami kedigdayaan dalam
segala aspek kehidupannya, manusia merdeka yang diperbudak oleh hawa nafsu dan
keserakahan. Karena keyakinannya bahwa uang dan kehormatan adalah segalanya,
maka ia telah mengekang dirinya sendiri hingga ajal menjemputnya.
Abu Bakr tampil sebagai cahaya yang menerangi gelapnya jalan yang dilalui
oleh Bilal, dia mengajarkan kebebasan hakiki yang didambakan oleh semua manusia,
yaitu kebebasan dari belenggu-belenggu yang mengikat manusia dari esensinya
sebagai makhluk yang paripurna yang hanya menghambakan diri kepada Allah SWT.

37
3. Makna Mitos
Kebasan bukanlah kebebasan yang terbebas dari peraturan hukum, dari
kewajiban dan dari segala aspek yang membuat diri kita terkekang yaitu kebebasan
yang berlandaskan hawa nafsu. Maka apabila mendefinisikan kebebasan berdasarkan
tersebut di atas tidak ada bedanya diri kita dengan hewan yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai acuan untuk mengarungi kehidupan ini.
Tidak selayaknya manusia menuhankan materi yang berlandaskan hawa
nafsunya, manusia diciptakan dengan bentuk yang paripurna dengan segala haknya.
Jika manusia merasa kebebasan mengikuti hawa nafsunya adalah kebebasan yang
hakiki untuk mencapai kebahagian, maka itulah kebebasan yang semu yaitu kebebasan
yang mencerminkan kebodohan dan kebiadaban.
Ajaran Islam dalam hakikat kebebasan memiliki pandangan bahwa kebebasan
yang hakiki adalah kebebasan yang selaras dengan fitrah manusia yaitu terbebas dari
penghambaan diri selain kepada Allah SWT, kebebasan yang mencerminkan ilmu dan
adab. Karena dengan ilmu hidup manusia akan terarah, membimbing pemiliknya
memilih jalan yang benar dari yang keliru, dan memahamkannya bahwa kebebasan
seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.

Daftar Pustaka

Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama. Malang:


UIN Malang-Press

Az-Zuhaili, Wahbah. Kebebasan dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi


Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2008.

Cinemags. The Making of Animation: Homeland. Bandung: PT. Megindo Tunggal


Sejahtera Indonesia, 2004.

Djalle, Zaharuddin G. The Making of 3D Animation Movie. Jakarta: Gramedia, 2007.

Gontor, KMI. Addinul Islamiy juz awwal. Ponorogo: Darussalam Press, 2004.

38
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media, 2013.

“Sinopsis Film Bilal: A New Breed of Hero”, artikel diakses pada tanggal 1 Januari
2018 dari : http://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-
breed-of-hero-2018

“Pengusung Kebebasan” diakses pada 30 April 2019 dari,


https://www.hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/read/2015/10/16/81030/ke
bebasan.html

39

Anda mungkin juga menyukai