Anda di halaman 1dari 6

1.

The Pursuit of Happyness

Ini bukan film drama yang penuh cerita menyedihan melainkan sebuah film perjuangan seorang ayah
yang mencintai dan harus membesarkan anaknya yang masih kecil dalam kondisi tidak punya uang, tidak
punya rumah dan tidak punya pekerjaan.

Chris Gardner adalah seorang ayah yang rajin, pintar, semangat kerja tinggi dan punya impian yang
besar untuk keluarga, seperti kebanyakan dari kita. Dengan latar belakang seorang sales dan penjual, dia
memberanikan diri untuk mengambil sebuah tawaran untuk menjadi distributor sebuah alat kedokteran
yang baru dan canggih.

Seperti kebanyakan orang yang mempunyai impian yang besar, Chris berani mengambil resiko dan
menggunakan hampir seluruh tabungannya untuk membeli stok persediaan alat kedokteran tersebut
dan memiliki wilayah eksklusif pemasaran di kotanya.

Setelah dicoba dipasarkan, dia baru sadar bahwa alat kedokteran itu bagi kebanyakan dokter adalah alat
yang cukup mahal dan kurang dibutuhkan. Presentasi demi presentasi ke setiap dokter yang ada di
wilayahnya dilakukan.

Kehadiran seorang anak dan biaya hidup yang terus berjalan membuat si Chris mulai kesulitan dalam
keuangan. Istrinya harus bekerja 14 jam sehari di tempat laundry demi membantu membiayai biaya
hidup keluarga. Anaknya dititipkan di sebuah tempat penitipan anak yang murah dari pagi dan sorenya
dijemput oleh Chris saat selesai dengan kunjungan ke dokter.

Biaya sewa rumah yang tidak terbayar dan beban hidup yang dirasa semakin berat membuat istri Chris
tidak tahan dengan kondisi tersebut dan memutuskan untuk pindah ke saudaranya di New York. Tetapi
rasa cinta Chris dan keinginan agar anaknya mengenal ayahnya, membuat dia memutuskan dia yang
akan membesarkan anaknya.

Kondisi keuangan Chris menjadi semakin parah dan pada akhirnya diusir dari pemilik rumah kontrakan
karena sudah tidak membayar biaya sewa berbulan-bulan. Dia dan anaknya akhirnya sampai harus
tinggal di toilet dan kamar mandi di stasiun Kereta Api dan mengunci pintunya agar bisa tidur di
dalamnya.

Berhari-hari seperti itu, akhirnya Chris bisa menemukan tempat penampungan tuna wisma yang
memberikan kamar gratis. Tetapi mereka setiap pagi harus membawa barangnya dan setiap sore harus
mengantri dengan ratusan tuna wisma lain dan bila beruntung baru bisa mendapat kamar.

Sambil terus menjual sisa alat kedokteran yang dimilikinya, Chris bertemu dengan seseorang yang
memarkirkan Ferrari merahnya dan tampak sangat sukses. Keinginannya untuk sukses membuat dia
memberanikan diri untuk bertanya “Apa pekerjaan Anda sehingga bisa memiliki mobil Ferrari yang
cantik ini?”

Orang tersebut menjawab “Saya seorang Pialang Saham”. Dari sana timbul impiannya lagi dan dia
mencoba melamar di sebuah perusahaan sekuritas untuk menjadi seorang pialang saham.

Perusahaan tersebut menawarkan pendidikan selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon Pialang Saham.
Setelah 6 bulan pendidikan, mereka hanya memilih 1 dari 30 orang peserta untuk diterima menjadi
pialang saham. Dan selama 6 bulan pendidikan, tidak memberikan gaji apapun.
Demi impian barunya tersebut, Chris rela melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat tersebut.
Dan dia harus bisa mengatur dan menghadapi banyak kesulitan antara belajar menjadi pialang saham,
mengantar dan menjemput anaknya di tempat penitipan anak, antri di sore hari di tempat
penampungan tuna wisma, sering tidak makan agar menghemat uang yang tinggal sedikit dan masih
harus mencari calon pelanggan untuk perusahaan pialang saham.

Saya akan heran kalau Anda tidak merasa tersentuh dan terharu melihat semua upaya yang dilakukan
Chris untuk mengatasi semua kesulitan tersebut.

Saat saya menonton film ini, saya juga sedang memiliki kesulitan dan tantangan berat dalam hidup saya,
seluruh tabungan saya ludes akibat kesalahan investasi di bisnis. Tetapi setelah melihat apa yang
dihadapi Chris sehari-harinya di film tersebut (ini ada trues story), saya merasa kesulitan saya tidak ada
apa-apanya.

Setelah melalui 6 bulan perjuangan dan semua kesulitan yang harus dihadapi, Chris akhir terpilih untuk
menjadi pialang saham dan memulai karirnya di industri itu.

Chris Gardner akhirnya menjadi seorang pialang saham yang sukses, yang kemudian mendirikan
perusahaan pialang sendiri dan menjadi Multi Milyarder yang dermawan dalam membantu
menyediakan tempat penampungan bagi para tuna wisma, mengingat dia pernah mengalami hal
tersebut.

2. lady bird

Christine kesal karena lahir di kota Sacramento bukan New York. Christine juga jengkel harus belajar dan
mengikuti peraturan ketat SMA Katolik. Bahkan Christine membenci nama aslinya lalu menggantinya
menjadi Lady Bird.

Saat menginjak kelas 3 SMA, Lady Bird merasa bisa berontak. Gadis ini berniat untuk melanjutkan kuliah
di kota lain. Kemudian Lady Bird coba memperluas pergaulan dengan ikut klub teater serta mengenal
para siswa kaya.

Sayang, keinginan Lady Bird memiliki hambatan. Sang ibu Marion (Laurie Metcalf) khawatir soal
keamanan dan biaya kuliah sang putri. Kehidupan sosial Lady Bird ikut kacau akibat konflik dengan
pacarnya Danny (Lucas Hedges) dan sahabatnya Julie (Beanie Feldstein).

Lady Bird sebenarnya memiliki cerita sederhana. Kehidupan remaja dengan segala permasalahan sudah
berulang kali diangkat oleh sejumlah film Hollywood. Pendekatannya pun berbeda-beda dari genre
komedi, drama percintaan hingga horor.

Lantas apa yang membuat Lady Bird istimewa hingga layak masuk nominasi Oscar? Kuncinya terletak
pada penggarapan sutradara sekaligus penulis Greta Gerwig. Perempuan berusia 34 tahun ini mampu
menggabungkan berbagai macam elemen penceritaan dengan pas.

Lady Bird dihiasi unsur komedi satir, drama emosional, dan twist mengejutkan. Semua muncul secara
bergantian tanpa terkesan berlebihan. Ini karena Greta Gerwig mampu menampilkan suasana
lingkungan yang wajar layaknya dunia nyata.
Kepiawaian Greta Gerwig didukung oleh jajaran pemain dengan akting kuat. Saoirse Ronan mampu
mengundang simpati meski tingkah Lady Bird terkadang sulit dipahami. Begitu pula Laurie Metcalf.

Duet Saoirse Ronan dan Laurie Metcalf menciptakan deretan momen manis, lucu sekaligus
mengharukan dalam Lady Bird. Aksi mereka menjadi anak dan ibu terasa meyakinkan. Isu mereka pun
mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu menyentuh hati.

3. frances ha

Pertama-tama, harus saya bilang bahwa Frances Ha adalah film indie yang segmented - sebagaimana
kebanyakan film indie lainnya. Apalagi ditambah dengan balutan visual hitam putih, dengan plot yang
tampaknya tidak bergerak kemana-mana, serta cerita yang digerakkan oleh satu karakter melalui dialog-
dialog khas film mumblecore, Frances Ha berpotensi menjadi sebuah film yang membosankan bagi
sebagian besar orang. Namun sabar dulu, dalam durasi yang cuma 86 menit, duet Noah Baumbach (The
Squid and The Whale, Greenberg) sebagai sutradara dan penulis naskah serta Greta Gerwig (Greenberg,
Arthur) sebagai sang bintang utama sekaligus co-writer mampu memberikan pertunjukan yang cukup
memikat dalam merekam kehidupan tokoh Frances. I didn't get bored at all.

Berangkat dari konflik yang tidak terlalu dramatis, Frances Ha sekilas hanya menawarkan satu konflik
kecil dari kehidupan Frances. Satu permasalahan yang tampaknya menjadi salah satu permasalahan
klasik bagi para anak muda 20-an tahun di kota besar macam New York, yang di satu sisi menjadi salah
satu sindiran bagi hipster muda di kota itu (sebuah studi kasus yang juga bisa diterapkan di Jakarta dan
kota-kota besar lainnya). Bahkan, menonton kehidupan Frances seperti menyaksikan kehidupan saya
sendiri - kecuali jelas saya tidak secantik Frances. Frances Ha adalah sebuah film coming of age, dengan
tokoh berusia 27 tahun - dalam misi pencarian jati diri dan visi hidup, Anak muda dengan idealisme dan
passion tinggi dalam mengejar kehidupan impian di New York - namun di sisi lain masih ingin bersantai
dan bersenang-senang. Bagi Benji dan Lev (sahabat Frances yang hipster dan seniman amatir), hal itu
tidak masalah karena kehidupan mereka mengejar cita-cita masih bisa disokong oleh orang tua mereka
yang kaya raya. Tapi tidak dengan Frances yang tidak terlalu kaya. Ditengah antara harapan idealisnya
untuk menjadi penari profesional, keinginan untuk bersantai, namun di lain sisi ia bangkrut - Frances
harus dihadapkan pada keadaan dimana ia harus mulai menata hidupnya. Sebagaimana yang ia
kemudian katakan: Sometimes it's good to do what you're supposed to do when you're supposed to do
it.

Frances Ha juga bercerita mengenai persahabatan, menyoroti pertemanan yang kelewat dekat antara
Frances dan Sophie (diperankan oleh Mickey Sumner, yang by the way adalah putri musisi Sting).
Persahabatan keduanya terbilang cukup aneh, begitu dekat sehingga lebih mirip lesbian daripada
sahabat - namun di hubungan inilah keduanya bisa begitu lepas dalam mengekspresikan pribadi mereka
masing-masing. Lantas kemudian ada ujian sederhana yang menimpa persahabatan mereka, bagaimana
hubungan mereka kemudian merenggang ketika Sophie memilih untuk pindah apartemen dan
bertunangan dengan kekasihnya. Frances kemudian merasa gelisah ketika ia seolah-olah "ditinggalkan".
But yes, this is the part of the life. Kehidupan (atau kedewasaan) yang terus berjalan memang memaksa
kita untuk berubah, termasuk dalam menjalani hubungan pertemanan. Ada momen yang manis
sekaligus menyedihkan ketika Frances mendengarkan kabar terbaru tentang Sophie yang harus
didengarnya dari orang lain, juga bagaimana Frances sedikit berbohong mengenai kehidupan
amburadulnya ketika menelepon Sophie. This case is really everyone's problem.

Jelas, yang membuat Frances Ha begitu memikat ada pada karakter Frances yang begitu likeable di
tengah sifat naif, quirky dan socially-awkwardnya. Karakternya memang agak sedikit mengganggu,
bagaimana ia masih bertingkah kekanak-kanakan di usia 27 tahunnya, namun karakternya adalah
perwakilan karakter kebanyakan orang. Sedikit banyak bahkan mengingatkan saya pada diri saya sendiri.
Pesona Greta Gerwig (yang sudah sangat cantik, dan aktingnya mengingatkan saya pada Robin di How I
Met Your Mother) mampu menghidupkan karakter Frances dengan baik. She is cute, pretty, and has a
charisma that everyone will love her easily. Tanpa didukung oleh kharisma Greta Gerwig, bisa jadi
Frances tidak akan menjadi tokoh yang begitu menarik.

Berdiri di genre comedy, Frances Ha bukanlah film komedi yang akan membuatmu tertawa terbahak -
bahak, namun naskahnya masih bisa membuat tersenyum di banyak momen. Lebih-lebih karena
kejujuran yang disampaikan lewat dialog dan aktingnya yang realistis dan tidak terlampau berusaha
ingin kelihatan cerdas. Dan elemen humor ini sekali lagi berhasil disampaikan melalui karakter dan
performa Greta Gerwig sebagai Frances. Noah Baumbach kabarnya ingin menghasilkan nuansa nostalgia
melalui visual hitam putihnya, yang terinspirasi dari karya - karya Woody Allen seperti Manhattan,
dengan sentuhan era French New Wave - termasuk melalui komposisi musiknya. Visual monokrom ini
entah bagaimana bisa sangat sempurna dalam menyampaikan potret kehidupan Frances. Komposisi
Modern Love dari David Bowie, serta lagu-lagu era 70-80an seperti Rolling Stones dan Paul McCartney
juga menyempurnakan Frances Ha menjadi sebuah film indie yang cool dan well, soo hipster.

4. whiplash

Pertama kali saya menonton film ini, saya merasa sangat terharu terhadap isi dan juga keseluruhan kisah
yang dialami oleh Andrew Newman yang terus memperjuangkan impiannya walaupun berbagai
rintangan melanda hidupnya. Menurut saya secara pribadi, keseluruhan film ini cukup memiliki kesan
dan keberartian yang relevan dengan kehidupan saya. Hal tersebut dikarenakan kisah kehidupan saya
yang juga memiliki kesamaan, terutama dalam hal keinginan yang hendak saya capai sebagai kebutuhan
untuk berprestasi dalam bidang musik.

Secara konkretnya, impian saya tersebut adalah untuk menjadi musisi solo gitar dan membuat album
instrumental dengan genre ballad metal. Seperti halnya Newman yang berusaha keras untuk
mewujudkan mimpinya menjadi salah satu drummer jazz terbaik, saya juga hendak mewujudkan impian
saya tersebut dengan usaha-usaha nyata yang bisa saya realisasikan.
Dengan adanya target impian tersebut, saya hendak berusaha untuk menerapkan perjuangan Newman
yang tidak mengenal menyerah, walaupun kenyataannya memang sulit dan penuh dengan tantangan.
Dengan demikian saya berharap bahwa perjuangan tersebut pada akhirnya dapat menghantar saya
secara perlahan untuk meraih impian saya tersebut.

Dalam film ini, saya membayangkan bahwa kisah kehidupan yang dialami oleh tokoh utama (Newman)
sangatlah memprihatinkan. Dirinya rela untuk melakukan apapun demi meraih apa yang diimpikannya,
walaupun harus merelakan hubungan dengan orang-orang terdekatnya, mengalami latihan dengan
penuh tekanan, dan juga pengorbanan yang sampai-sampai merusak fisiknya sendiri (latihan drum
hingga tangan berdarah-darah, dan juga memaksakan mengikuti konser resital pada saat kecelakaan).

Yang menjadi sorotan utama saya adalah bagaimana Newman menyikapi setiap tantangan dan juga
kesulitan yang ia alami di bawah tuntutan konduktur di grup orkes utama yang ia ikuti, Fletcher. Kesan
yang saya dapatkan dari sosok Newman adalah pemaknaan akan suatu hal akan menciptakan nilai dan
tujuan yang dijadikan prioritas utama dalam aspek kehidupan yang dijalani.

5. The Shawshank Redemption

Diangkat dari novel terlaris Stephen king. Shawshank redemption adalah sebuah film inspiratif yang
mana akan membuat kalian mengerti apa yang dimaksud dengan sahabat sejati. Belum banyak yang
tahu jika film Shawshank redemption merupakan film dengan rating tertinggi, yaitu 93, di IMDB. IMDB
adalah situs yang memberikan nilai performa sebuah film. Tidak mengherankan memang apabila film ini
menjadi film terbaik sepanjang masa. Latar belakang penjara yang menyeramkan benar-benar membuat
para penonton akan tersihir dengan kecerdasan film yang disutradarai oleh Frank Darabont.

Secara garis besar, film ini menceritakan pengalaman seorang bankir terkenal Andi Dufresne yang harus
mendekam di penjara karena kasus pembunuhan istrinya sendiri. Pertemuannya dengan seorang napi
bernama Ellis 'red' redding membuat kehidupannya di penjara lebih baik.

Tuduhan Pembunuhan Istri Sendiri

Andi mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya terhadap seorang lelaki. Andi tampak
frustasi akan hal tersebut. Kemudian, ia membuntuti istrinya yang berselingkuh. Kecurigaannya terbukti
benar, istrinya dan seorang lelaki berada di sebuah rumah. Andi yang sedang frustasi sembari
memegang alkohol hampir saja ingin menembak istrinya dan pasangannya namun, ia mengurungkan hal
tersebut dan kembali ke rumah.

Keesokan hari, dia mendapatkan kabar jika istrinya telah tewas terbunuh oleh seseorang dengan cara
ditembak. Andi dituduh melakukan hal tersebut, karena polisi menemukan sepucuk senjata api dan jejak
Andi disekitar rumah kejadian pembunuhan. Andi yang merasa tidak bersalah menolak dihukum namun,
polisi tetap memberikan hukuman seumur hidup kepadanya.

Andi yang terpaksa menanggung hukuman tersebut dibawa ke penjara yang bernama 'Shawsank'

Anda mungkin juga menyukai