pada range address 169.254.0.1 until 169.254.255.254. APIPA ini merupakan skema IP
address private yang tidak di route ke Internet.
Untuk DHCP server bisa melakukan tugasnya memberikan sewa IP address kepada client
komputer, maka seorang administrator harus mendefinisikan scope IP address, suatu pool IP
address. seperti dalam scenario diartikel mengenai design IP address, dimana Guinea Smelter
ditentukan untuk memakai IP address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254 atau
secara lazim ditulis 192.168.100.0/23, maka anda harus memasukkan IP pool pada rentang IP
address tersebut dengan default subnet mask 255.255.253.0. Tentunya anda juga harus
memberikan exclusion IP address yang bakal dipakai secara manual oleh beberapa piranti
jaringan seperti IP address untuk router interface yang berada pada jaringan trusted private
anda; beberapa server seperti DNS atau domain controller; server DHCP anda sendiri ataupun
IP address static untuk beberapa Switch anda agar bisa di manage remotely dengan mudah.
Client computer akan menyewa IP address selama rentang waktu tertentu yang ditentukan
oleh DHCP server. Jika masa sewa sudah menginjak 50% dari masa sewa, maka client
computer tersebut akan memperbaharui masa sewa langsung ke DHCP server IP address
yang sama. DHCP server akan memberikan masa sewa untuk periode sewa berikutnya.
DHCP Scope
DHCP scope adalah suatu IP address pool dalam suatu logical subnet seperti 192.168.100.1
sampai 192.168.100.254, yang bisa diberikan oleh DHCP server tersebut kepada client
computer pada subnet tersebut. Scope IP ini sangat penting bagi DHCP server untuk
memanage distribusi dan pemberian IP address sekalian konfigurasi parameter penting
lainnya kepada client computer dalam jaringan.
Scope DHCP server menspesifikasikan rentang IP address yang tersedia untuk disewakan
kepada clients computer. suatu IP address dalam scope yang sudah didefinisikan dan
ditawarkan kepada client PC disebut suatu lease. Setiap lease mempunyai masa sewa
tertentu dan client computer tersebut secara periodic harus memperbaharui masa sewa IP
yang sama tersebut.
Suatu range tertentu bisa diset exclusion dalam suatu range scope yang telah didefinisikan
jika anda sebagai admin tidak menginginkan range IP address tersebut disewakan kepada
client. Exclusion range ini memastikan bahwa DHCP server tidak akan menawarkannya
kepada client.
DHCP server juga bisa menyediakan IP address khusus untuk diapkai oleh device network
dengan MAC address tertentu. Jadi anda bisa mencadangkan pemakaian IP address untuk
MAC address tertentu. Fitur ini sangat bagus untuk dipakai oleh beberapa server; printer; dan
piranti lainnya yang memerlukan IP address static.
Perlu diketahui bahwa DHCP server ini bersifat broadcast, sementara router secara default
memblokir paket broadcast, maka DHCP tidak bisa melewati router. Untuk bisa melewatkan
broadcast paket DHCP ini anda memerlukan piranti router yang compliant dengan RFC1542
atau DHCP relay agent untuk mem-forward paket broadcast dari DHCP ini.
atau tidak berfungsi, DHCP server lainnya bisa mengambil alih tugas dan menlanjutkan
penyewaan IP address kepada client yang membutuhkan atau memperpanjang sewa. Untuk
menseimbangkan beban yang dipakai dalam hal ini, good practicenya adalah memakai
rumusan 80/20 dalam membagi beban IP scope dari kedua server. Jika DHCP server #1
dikonfigure dengan IP address 80% ketersediaan, maka DHCP server #2 bisa dikonfigure
dengan IP address sisanya yaitu 20%.
Sebagai contoh dalam scenario kita di Guinea Smelter dimana IP address range ditentukan
antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254, dan anda juga menentukan pemakaian static
address antara IP 192.168.101.200 sampai 192.168.101.254 maka anda harus membuat Scope
address antara 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199 dengan subnet mask 255.255.253.0
untuk kedua DHCP server. Agar supaya kedua DHCP server comply dengan aturan 80/20,
kedua DHCP server harus didefinisikan dengan scope range yang sama, akan tetapi exclusion
range berbeda. Untuk DHCP server #1 dengan load sekitar 80% dan DHCP server #2 dengan
load 20%.
DHCP #1
Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.101.109 sampai 192.168.101.199
DHCP #2
Scope 192.168.100.1 sampai 192.168.101.199
Exclusion range: 192.168.100.1 sampai 192.168.101.108
Dengan aturan 80/20 ini diharapkan kedua DHCP server bisa melayani kebutuhan Clients
dengan fault tolerant.
computer server sebelum instalasi component Windows DHCP atau menambah role DHCP
server.
Akan tetapi procedure diatas tidak jarang tidak berhasil seperti yang diharapkan. Secara teori
jika computer sudah di-setup untuk menerima IP address secara automatically, tidak ada lagi
yang perlu dikonfigure kecuali cukup dengan reboot computer maka dia akan mendapatkan
IP address dari DHCP server. Akan tetapi dalam prakteknya anda akan mendapati bahwa
client computer dari ICS akan tetap memegang IP address dari konfigurasi ICS walaupun
layanan DHCP server sudah di berikan. Untuk mengatasi hal ini, yang perlu anda lakukan
adalah dengan memancing computer tersebut dengan memberikan IP statis secara manual
setelah konfigurasi ICS dihapus; prosedur ini akan memutus koneksi ICS. Restart computer
tersebut kemudian setelah itu anda kembalikan setting property dari TCP/IP nya untuk
menerima IP address automatis dengan memilih opsi Obtain an IP address automatically
dan juga obtain DNS address automatically. Dengan cara ini komputer anda akan migrasi
dengan bersih untuk menerima IP address dari DHCP server segera setelah di reconfigure
untuk menerima IP secara otomatis.
14:06
Dynamic Host Configuration Protocol atau yang biasa dikenal dengan DHCP adalah layanan
pemberian nomor IP secara otomatis yang diberikan kepada komputer-komputer yang
membutuhkan.
Komputer yang memberikan IP (Internet Protocol) kepada komputer yang meminta disebut
dengan DHCP Server, sedangkan yang dipinjamkan sebuah nomor IP disebut dengan DHCP
Client. Pada sistematis DHCP, Nomor IP yang diberikan kepada client tidaklah permanen artinya
DHCP Server hanya meminjamkan nomor IP kepada Client dan apabila nomor tersebut sudah
tidak diperlukan maka IP tersebut akan dikemabalikan kepada server.
5.
6.
8. 1) Anggaplah Kita sudah mensetting IP server 10.10.10.1/24. Lalu kita harus menginstall
paket bernama isc-dhcp-server
# apt-get install isc-dhcp-server
9.
10. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
12.
13. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
14. 3) Masih di file yang sama, pada bagian bawah file dhcpd.conf anda akan menemukan
baris berikut ini:
15.
16. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
17. bagian inilah yang berperan penting dalam melakukan DHCP Reservation, ubahlah
menjadi seperti dibawah ini:
18.
19. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
20. 5) Setelah itu save file dhcpd.conf dan Restart lah layanan dhcp
# /etc/init.d/isc-dhcp-server restart
21.
22. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
23. Jika ada notifikasi failed seperti diatas, biarkan saja. Karena sebenarnya yang dilihat
adalah bagian yang bawah.
24. 6) Lakukan tes pada client PC-A, maka PC-A akan mendapat IP sesuai yang kita setting
diatas.
25.
26. dhcp reservation debian, dhcp, reservation, debian, dhcp reservation, debian
27. Sekian tutorial mengenai DHCP Reservation di Debian, silahkan Kunjungi tutorial-tutorial
lain yang ada di blog ini.
Selamat datang di blog Mas-TKJ dot blogspot dot kom, kali ini admin akan
membahas dan memberikan sedikit informasi tentang membuat 2 domain dan 1 sub
domain dalam 1 server. Mungkin yang sering agan dengar satu server hanya bias
menggunakan satu domain, itu dulu ! Sekarang admin sudah menemukan cara
membuat domain lebih dari satu.
Langsung saja kita bahas mengenai Cara Membuat 2 Domain dan 1 Sub Domain
dalam 1 Server. Dengan syarat client bias mengakses domain dalam Web Server,
dengan tampilan web yang berbeda, dan menggunakan IP Address 192.168.1.1 .
Berikut adalah daftar Domain yang akan kita Buat :
1. Smkmbligo.com (Domain utama)
2. Andi.com (menggunakan nama anda, kita pakai saja andi)
3. Tkj.smkmbligo.com (Sub Domain)
Alat dan bahan :
1. Satu set komputer yang telah terinstall Debian
2. CD OS Debian
Langkah kerja :
1. Pertama, seperti biasa kita install DNS dan Web server menggunakan domain utama.
2. Tes pinging dan cek di browser, pastikan semuanya berhasil.
3. Setelah selesai, kita kembali pada instalasi DNS nya.
4. Pada nano named.conf.local (tambahkan dibawah domain utama dan diatas IP
seperti yang ditebali)
Zone smkmbligo.com { type master; file /etc/bind/db.local; };
Zone andi.com { type master; file /etc/bind/db.andi; };
Lalu simpan
13. Ulangi langkah 10,11 dan 12 untuk melanjutkan yang sub domain.
14. Jalankan, nano /etc/apache2/sites-available/tkj
Semua domain utama smkmbligo.com diganti tkj.smkmbligo.com.com. dan pada
/var/www ditambah menjadi /var/www/tkj
15. Tuliskan mkdir /var/www/tkj lalu enter untuk membuat folder bernama tkj.
16. Jalankan, nano /var/www/tkj/index.html untuk membuat web nya.
<html>
<body>Selamat Datang di tkj.smkmbligo..com</body>
</html>
Lalu simpan
17. Jangan lupa, aktifkan foldernya dengan cara tuliskan :
a2ensite andi kemudian enter.
a2ensite tkj kemudian enter.
Selasai !
Sekian pembahasan dari admin, terima kasih.
Selamat mencoba !