Anda di halaman 1dari 7

VARICELLA ZOSTER

PENDAHULUAN
Varicella zoster virus (VZV) merupakan famili human (alpha) herpes
virus. Virus terdiri atas genome DNA double-stranded, tertutup inti yang
mengandung protein dan dibungkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat
menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster
(shingles).
EPIDEMIOLOGI
Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras maupun
jenis kelamin. Varicella terutama mengenai anak-anak yang berusia dibawah 20
tahun terutama usia 3 - 6 tahun dan hanya sekitar 2% terjadi pada orang dewasa.
Di Amerika, varicella sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun dan
5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun dan di Jepang, umumnya terjadi
pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak 81,4 %.
PATOGENESIS
Masa inkubasi varicella 10 - 21 hari pada anak imunokompeten (rata - rata
14 - 17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya lebih singkat yaitu
kurang dari 14 hari. VZV masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi
dari sekresi pernafasan (droplet infection) ataupun kontak langsung dengan lesi
kulit. Droplet infection dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbul
lesi dikulit.
VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran pernafasan bagian
atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi virus pertama terjadi pada
hari ke 2 - 4 yang berlokasi pada lymph nodes regional kemudian diikuti
penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan kelenjar limfe, yang
mengakibatkan terjadinya viremia primer (biasanya terjadi pada hari ke 4 - 6
setelah infeksi pertama). Pada sebagian besar penderita yang terinfeksi, replikasi
virus tersebut dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh yang belum
matang sehingga akan berlanjut dengan siklus replikasi virus ke dua yang terjadi
di hepar dan limpa, yang mengakibatkan terjadinya viremia sekunder. Pada fase

ini, partikel virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada
hari ke 14-16, yang mengakibatkan timbulnya lesi dikulit yang khas.
Seorang anak yang menderita varicella akan dapat menularkan kepada
yang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi di kulit.
GAMBARAN KLINIS
Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya didahului dengan gejala prodormal yaitu demam, malaise, nyeri kepala,
mual dan anoreksia, yang terjadi 1 - 2 hari sebelum timbulnya lesi dikulit
sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompeten, gejala
prodormal jarang dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan timbul
bersamaan dengan munculnya lesi dikulit.
Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp, kemudian
meluas ke dada (penyebaran secara centripetal) dan kemudian dapat meluas ke
ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut dan genital. Lesi pada
varicella biasanya sangat gatal dan mempunyai gambaran yang khas yaitu
terdapatnya semua stadium lesi secara bersamaan pada satu saat.
Pada awalnya timbul makula kecil yang eritematosa pada daerah wajah
dan dada, dan kemudian berubah dengan cepat dalam waktu 12 14 jam menjadi
papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang mengandung cairan yang
jernih dengan dasar eritematosa. Vesikel yang terbentuk dengan dasar yang
eritematous mempunyai gambaran klasik yaitu letaknya superfisial dan
mempunyai dinding yang tipis sehingga terlihat seperti kumpulan tetesan air
diatas kulit (tear drop), berdiameter 2-3 mm, berbentuk elips, dengan aksis
panjangnya sejajar dengan lipatan kulit atau tampak vesikel seperti titik- titik
embun diatas daun bunga mawar (dew drop on a rose petal). Cairan vesikel cepat
menjadi keruh disebabkan masuknya sel radang sehingga pada hari ke 2 akan
berubah menjadi pustula. Lesi kemudian akan mengering yang diawali pada
bagian tengah sehingga terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya akan menjadi
krusta dalam waktu yang bervariasi antara 2-12 hari, kemudian krusta ini akan
lepas dalam waktu 1 - 3 minggu. Pada fase penyembuhan varicella jarang
terbentuk parut (scar), apabila tidak disertai dengan infeksi sekunder bakterial.

Varicella yang terjadi pada masa kehamilan, dapat menyebabkan


terjadinya varicella intrauterine ataupun varicella neonatal. Varicella intrauterine,
terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan, yang dapat menimbulkan kelainan
kongenital seperti ke dua lengan dan tungkai mengalami atropi, kelainan
neurologik maupun ocular dan mental retardation.
Sedangkan varicella neonatal terjadi apabila seorang ibu mendapat
varicella (varicella maternal) kurang dari 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah
melahirkan. Bayi akan terpapar dengan viremia sekunder dari ibunya yang didapat
dengan cara transplasental tetapi bayi tersebut belum mendapat perlindungan
antibodi disebabkan tidak cukupnya waktu untuk terbentuknya antibodi pada
tubuh si ibu yang disebut transplasental antibodi. Sebelum penggunaan varicella
zoster immunoglobulin (VZIG), angka kematian varicella neonatal sekitar 30%,
hal ini disebabkan terjadinya pneumonia yang berat dan hepatitis yang fulminan.
Tetapi jika si ibu mendapat varicella dalam waktu 5 hari atau lebih sebelum
melahirkan, maka si ibu mempunyai waktu yang cukup untuk membentuk dan
mengedarkan antibodi yang terbentuk (transplasental antibodi) sehingga neonatus
jarang menderita varicella yang berat.
KOMPLIKASI
Pada anak yang imunokompeten, biasanya dijumpai varicella yang ringan
sehingga jarang dijumpai komplikasi.
Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicella yaitu :
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang berkisar
antara 5 - 10%. Lesi pada kulit tersebut menjadi tempat masuk organisme
yang virulen dan apabila infeksi meluas dapat menimbulkan impetigo,
furunkel, cellulitis, dan erysepelas.
Organisme infeksius yang sering

menjadi

penyebabnya

adalah

streptococcus grup A dan staphylococcus aureus.


2. Scar
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau
streptococcus yang berasal dari garukan.
3. Pneumonia

Dapat timbul pada anak - anak yang lebih tua dan pada orang dewasa, yang
dapat menimbulkan keadaan fatal. Pada orang dewasa insiden varicella
pneumonia sekitar 1 : 400 kasus.
4. Neurologik
Acute postinfeksius cerebellar ataxia
Ataxia sering muncul tiba-tiba, selalu terjadi 2 - 3 minggu setelah
timbulnya varicella. Keadaan ini dapat menetap selama 2 bulan.
Manisfestasinya berupa tidak dapat mempertahankan posisi berdiri
hingga tidak mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan
dysarthria.
Insiden berkisar 1 : 4000 kasus varicella.
Encephalitis
Gejala ini sering timbul selama terjadinya akut varicella yaitu beberapa
hari setelah timbulnya ruam. Lethargy, drowsiness dan confusion adalah
gejala yang sering dijumpai.
Beberapa anak mengalami seizure dan perkembangan encephalitis yang
cepat dapat menimbulkan koma yang dalam.
Merupakan komplikasi yang serius dimana angka kematian berkisar 5 20 %.
Insiden berkisar 1,7 / 100.000 penderita.
5. Herpes zoster
Komplikasi yang lambat dari varicella yaitu timbulnya herpes zoster, timbul
beberapa bulan hingga tahun setelah terjadinya infeksi primer.
Varicella zoster virus menetap pada ganglion sensoris.
6. Reye syndrome
Ditandai dengan fatty liver dengan encephalophaty.
Keadaan ini berhubungan dengan penggunaan aspirin, tetapi setelah
digunakan acetaminophen (antipiretik) secara luas, kasus reye sindrom
mulai jarang ditemukan.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa test
yaitu :
1. Tzanck smear
2. Direct fluorescent assay (DFA)
3. Polymerase chain reaction (PCR)

4. Biopsi kulit
DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes simpleks diseminata.
2. Herpes zoster diseminata.
3. Impetigo.
PENATALAKSANAAN
Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan yang spesifik
dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :
Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah.
Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan salap
antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan salisilat
(aspirin) untuk menghindari terjadinya terjadi sindroma Reye.
Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder
akibat garukan.
Obat antivirus
Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu
penyembuhan akan lebih singkat.
Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48 72 jam
setelah erupsi dikulit muncul.
Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir dan
famasiklovir.
Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :
Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari.
Anak ( 2 -12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg / kg BB / hari / oral selama 5 hari.
Pubertas dan dewasa :
Asiklovir 5 x 800 mg / hari / oral selama 7 hari.
Valasiklovir 3 x 1 gr / hari / oral selama 7 hari.
Famasiklovir 3 x 500 mg / hari / oral selama 7 hari.
PENCEGAHAN
Pada anak imunokompeten yang telah menderita varicella tidak diperlukan
tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan pada kelompok yang

beresiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti neonatus, pubertas
ataupun orang dewasa, dengan tujuan mencegah ataupun mengurangi gejala
varicella.
Tindak an pencegahan yang dapat diberikan yaitu :
1. Imunisasi pasif
Menggunakan VZIG (Varicella zoster immunoglobulin).
Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah terpajan
VZV, pada anak-anak imunokompeten terbukti mencegah varicellla
sedangkan

pada

anak

imunokompromais

pemberian

VZIG

dapat

meringankan gejala varicella.


VZIG dapat diberikan pada yaitu :
Anak - anak yang berusia < 15 tahun yang belum pernah menderita
varicella atau herpes zoster.
Usia pubertas > 15 tahun yang belum pernah menderita varicella atau
herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap VZV.
Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam kurun
waktu 5 hari sebelum atau 48 jam setelah melahirkan.
Bayi premature dan bayi usia 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster.
Anak - anak yang menderita leukaemia atau lymphoma yang belum
pernah menderita varicella.
Dosis : 125 U / 10 kg BB.
Dosis minimum : 125 U dan dosis maximal : 625 U.
Pemberian secara IM tidak diberikan IV
Perlindungan yang didapat bersifat sementara.
2. Imunisasi aktif
Vaksinasinya menggunakan vaksin varicella virus (Oka strain) dan
kekebalan yang didapat dapat bertahan hingga 10 tahun.
Digunakan di Amerika sejak tahun 1995.
Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71 - 100%.
Vaksin efektif jika diberikan pada umur 1 tahun dan direkomendasikan
diberikan pada usia 12 18 bulan.
Anak yang berusia 13 tahun yang tidak menderita varicella
direkomendasikan diberikan dosis tunggal dan anak lebih tua diberikan
dalam 2 dosis dengan jarak 4 - 8 minggu.
Pemberian secara subcutan.

Efek samping : Kadang - kadang dapat timbul demam ataupun reaksi lokal
seperti ruam makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3- 5% anak - anak dan
timbul 10 - 21 hari setelah pemberian pada lokasi penyuntikan.
Vaksin varicella : Varivax.
Tidak boleh diberikan pada wanita hamil oleh karena dapat menyebabkan
terjadinya kongenital varicella.
PROGNOSIS
Varicella dan herpes zoster pada anak imunokompeten tanpa disertai
komplikasi

prognosis

biasanya

sangat

baik

sedangkan

imunokompromais, angka morbiditas dan mortalitasnya signifikan.

pada

anak

Anda mungkin juga menyukai