Anda di halaman 1dari 24

Komplikasi Neurologis pada

HIV/AIDS

Definisi
(Human Immunodeficiency Virus) virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia AIDS
HIV menyerang salah satu jenis dari selsel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi.
Sel darah putih limfosit yang memiliki
CD4 sebagai sebuah marker atau penanda
yang berada di permukaan sel limfosit

EPIDEMIOLOGI
Di Asia Selatan-Timur, diperkirakan 3.5 juta
orang yang terkena HIV/AIDS pada tahun
2009.
Tiap tahun, diperkirakan 220.000 orang yang
baru terkena infeksi HIV dan terdapat
kematian 230.000 orang yang telah terkena
infeksi HIV

EPIDEMIOLOGI
Didapatkan 665 penderita HIV/AIDS dan diambil 67 penderita
HIV/AIDS dengan penyakit saraf sebagai sampel.
39 orang (58,20%) menderita toksoplasmosis otak
6 orang (9%) menderita ensefalitis CMV
5 orang (7,50%) menderita meningitis TB
5 orang(7,50%) menderita HIV ensefalopati
3 orang (4,50%) menderita stroke nonhemoragik
Meningo-ensefalitis dan cephalgia masing-masing hanya 2
orang (2,90%)
Meningitis streptokokal, edema otak, mati batang otak, dan
atrofi serebri masing-masing hanya 1 orang (1,50%).

ETIOLOGI
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang
tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier
dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983
dengan nama Lymphadenopathy
Associated Virus (LAV) kemudian
atas kesepakatan internasional pada tahun 1986
nama virus dirubah menjadi HIV.

PATOFISIOLOGI

Kelainan Neurologi Pada Infeksi HIV

Infeksi HIV Primer


Komplikasi langsung terlibat pada sistem saraf yang
terinfeksi HIV dengan perubahan patologi
diakibatkan langsung oleh HIV itu sendiri. Harus
diingat bahwa lesi SSP pada AIDS dapat
disebabkan proses neoplastik.
Limfoma SSP primer ditemukan sekitar 3 % dari
pasien AIDS, dan limfoma sistemik juga bisa
menyebar pada meningen. Beberapa sarkoma
Kaposi yang metastase ke otak pernah dilaporkan.
Contoh lainnya adalah AIDS Dementia dan
neuropati perifer.

Infeksi Oportunistik SSP


Infeksi sekunder/komplikasi tidak langsung
sebagai akibat dari proses immunosupresi
berupa infeksi opportunistik dan neoplasma.
Patogen viral
Ensefalitis sitomegalovirus
Leukoensefalopati multifokal progresif

Patogen non-viral
Ensefalitis toksoplasmosis
Meningitis kriptokokus

MANIFESTASI KLINIS

Toksoplasmosis Otak (TO)


Toxoplasma gondii dapat menyebakan infeksi
asimtomatis pada 80% manusia sehat, namun bisa
menimbulkan manifestasi klinis mematikan pada
orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Perjalanan
penyakit toksoplasmosis otak biasanya berlangsung
subakut pada pasien HIV stadium lanjut atau yang
memiliki jumlah sel CD4 < 200 sel/UL. Keluhan dan
gejala timbul secara bertahap pada minggu
pertama hingga minggu ke-4. Manifestasi utama
yang tampak pada penderita AIDS dengan
toksoplasmosis otak adalah demam, sakit kepala,
defisit neurologis foka ldan penurunan kesadaran.

Meningitis TB (MTB)
Meningitis yang disebabkan oleh eksudat yang
menyumbat akuaduktus, fisura Sylvii, foramen
Magendi, foramen luschka TB adalah radang selaput
otak akibat komplikasi tuberkulosis primer.
Meningitis TB disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis jenis Hominis, jarang oleh jenis Bovinum
atau Aves. Meningitis TB hampir selalu ada dalam
diagnosis banding pasien AIDS karena hampir
50% pasien AIDS menderita tuberkulosis paru.
Manifestasi klinis yang terlihat adalah hidrosefalus dan
edema papil yang disebabkan oleh terjadinya
peningkatan tekanan intrakranial.

Meningitis kriptokokus (MK)


Meningitis kriptokokus terlihat pada sekitar 10% individu
dengan AIDS yang tidak diobati dan pada orang lain
dengan sistem kekebalannya sangat tertekan oleh
penyakit atau obat. Hal ini disebabkan oleh
jamur Cryptococcus neoformans, yang umum ditemukan
dalam kotoran kotoran dan burung. Jamur pertama-tama
menyerang paru dan menyebar menutupi otak dan
sumsum tulang belakang, menyebabkan
peradangan.Gejala termasuk kelelahan, demam, sakit
kepala, mual, kehilangan memori, kebingungan,
mengantuk, dan muntah. Jika tidak diobati, pasien
dengan meningitis kriptokokus dapat jatuh dalam koma
dan meninggal.

AIDS Dementia Complex (ADC)


Demensia HIV adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan
gangguan kognitif dan motorik yang menyebabkan
hambatan
menjalankan aktivitas hidup sehari-hari tetapi hal ini bisa diobati
dengan terapi anti-retroviral. Gejala termasuk ensefalitis (peradangan
otak),perubahan perilaku, dan penurunan fungsi kognitif secara berta
hap, termasuk kesulitan berkonsentrasi, ingatan dan perhatian
atau ensefalopati terkait HIV, muncul terutama pada orang dengan
infeksi HIV lebih lanjut. Gejala termasuk ensefalitis (peradangan otak),
perubahan perilaku, dan penurunan fungsi kognitif secara bertahap,
termasuk kesulitan berkonsentrasi, ingatan dan perhatian. Orang
dengan ADC juga menunjukkan pengembangan fungsi motor yang
melambat dan kehilangan ketangkasan serta koordinasi. Apabila tidak
diobati, ADC dapat mematikan.

Limfoma susunan saraf pusat (SSP)


Adalah tumor ganas yang mulai di otak atau
akibat kanker yang menyebar dari bagian tubuh
lain. Limfoma SSP hampir selalu dikaitkan dengan
virus Epstein-Barr (jenis virus herpes yang umum
pada manusia). Gejala termasuk sakit kepala,
kejang, masalah penglihatan, pusing, gangguan
bicara, paralisis dan penurunan mental. Pasien
AIDS dapat mengembangkan satu atau lebih
limfoma SSP. Prognosisnya kurang baik karena
kekebalan yang semakin rusak.

Infeksi cytomegalovirus (CMV)


Dapat muncul bersamaan dengan infeksi lain.
Gejala ensepalitis CMV termasuk lemas pada lengan
dan kaki, masalah pendengaran dan keseimbangan,
tingkat mental yang berubah, demensia, neuropati
perifer, koma dan penyakit retina yang dapat
mengakibatkan kebutaan. Infeksi CMV pada urat
saraf tulang belakang dan saraf dapat
mengakibatkan lemahnya tungkai bagian bawah
dan beberapa paralisis, nyeri bagian bawah yang
berat dan kehilangan fungsi kandung kemih. Infeksi
ini juga dapat menyebabkan pneumonia dan
penyakit lambung-usus.

Infeksi virus herpes


Sering terlihat pada pasien AIDS. Virus herpes zoster yang
menyebabkan cacar, dapat menginfeksi otak dan
mengakibatkan ensepalitis dan mielitis (peradangan saraf
tulang belakang). Virus ini umumnya menghasilkan ruam,
yang melepuh dan sangat nyeri di kulit akibat saraf yang
terinfeksi. Pada orang yang terpajan dengan herpes
zoster, virus dapat tidur di jaringan saraf selama
bertahun-tahun hingga muncul kembali sebagai ruam.
Reaktivasi ini umum pada orang yang AIDS karena sistem
kekebalannya melemah. Tanda sinanaga termasuk bentol
yang menyakitkan (serupa dengan cacar), gatal,
kesemutan (menggelitik) dan nyeri pada saraf.

Stroke
Stroke jarang dianggap sebagai komplikasi AIDS, walaupun
hubungan antara AIDS dan stroke mungkin jauh lebih besar dari
dugaan. Para peneliti di Universitas Maryland, AS melakukan
penelitian pertama berbasis populasi untuk menghitung risiko
stroke terkait AIDS dan menemukan bahwa AIDS meningkatkan
kemungkinan menderita stroke hampir sepuluh kali lipat. Para
peneliti mengingatkan bahwa penelitian tambahan diperlukan
untuk mengkonfirmasi hubungan ini. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa infeksi HIV, infeksi lain atau reaksi sistem
kekebalan terhadap HIV, dapat menyebabkan kelainan pembuluh
darah dan/atau membuat pembuluh darah kurang menanggapi
perubahan dalam tekanan darah yang dapat mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah dan stroke.

Progressive multifocal
leukoencephalopathy (PML)
Terutama berdampak pada orang dengan penekanan
sistem kekebalan (termasuk hampir 5%pasien AIDS). PML
disebabkan oleh virus JC, yang bergerak menuju otak,
menulari berbagai tempat dan merusak sel yang
membuat mielin lemak pelindung yang menutupi
banyak sel saraf dan otak. Gejala termasuk berbagai tipe
penurunan kejiwaan, kehilangan penglihatan, gangguan
berbicara, ataksia (ketidakmampuan untuk mengatur
gerakan), kelumpuhan, lesi otak dan terakhir koma.
Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan ingatan
dan kognitif, dan mungkin muncul kejang. PML
berkembang terus-menerus dan kematian biasanya
terjadi dalam enam bulan setelah gejala awal.

Kelainan psikologis dan


neuropsikiatri
Dapat muncul dalam fase infeksi HIV dan AIDS yang
berbeda, dan dapat berupa bentuk yang beragam
dan rumit. Beberapa penyakit misalnya demensia
kompleks terkait AIDS yang secara langsung
disebabkan oleh infeksi HIV pada otak, sementara
kondisi lain mungkin dipicu oleh obat yang dipakai
untuk melawan infeksi. Pasien mungkin mengalami
kegelisahan, depresi, keingingan bunuh diri yang
kuat, paranoid, demensia, delirium, kerusakan
kognitif, kebingungan, halusinasi, perilaku yang
tidak normal, malaise, dan mania akut.

KESIMPULAN
31-60% pasien AIDS memiliki kelainan neurologis. Kelainan
ini mengenai SSP dan sedikit ke sistem saraf tepi. Infeksi
yang mengenai SSP pada AIDS ada dua jenis yaitu infeksi
opportunis sekunder atas imunosupresi yang diinduksi oleh
hilangnya imunitas sel-T, dan infeksi HIV langsung yang
tampil sebagai meningitis atau kompleks dementia AIDS,
manifestasi ensefalitis HIV yang secara klinis dan biologis
berjangkauan luas.
Infeksi oportunistik dapat terjadi akibat penurunan
kekebalan tubuh pada penderita HIV/AIDS, akibatnya
mudah terkena penyakit-penyakit lain seperti penyakit
infeksi disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan jamur
dan juga mudah terkena penyakit keganasan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai