TURP
Chyndita Arti Pranesya
Cipta Pedra Sandi
Irfan Kurniawan
Identitas pasien
Nama.
: Tn. R
Umur
: 64 thn
Alamat
: kampong melayu
Agama
: islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Status Pekerjaan : karyawan
Tanggal Masuk : 09/12/2014
Tanggal Operasi : 15/12/2014
Anamnesis
Keluhan Utama
lalu
Keluhan Tambahan :nyeri perut bawah dan terasa penuh
Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan berkemih tidak
lancar sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Setiap
kencing pasien merasa tidak tuntas, perut bawah terasa
penuh dan terasa nyeri bila perut bawah terasa penuh. Nyeri
saat berkemih disangkal dan saat berkemih tidak
mengeluarkan darah. Frekuensi berkemih pada malam hari
kurang lebih 7-8x. Pasien terkadang tiding dapat menahan
kencing sehingga keluar rembesan.
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Hipertensi disangkal
Diabetes Melitus disangkal
Asma disangkal
Alergi disangkal
Riwayat Kebiasaan
:
Pasien menyangkal mengkonsumsi alcohol
Pasien menyangkal memakai obat-obatan
terlarang
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 130 /80 mmHg
Nadi
: 80 x / menit
Respirasi
: 18 x / menit
Tinggi Badan
: 164 cm.
Berat Badan
: 65 Kg.
Keadaan Gizi.
: Cukup
Pulmo
:
I : gerakan nafas simetris statis dan dinamis,
bentuk normal, retraksi (-)
P : gerakan nafas simetris statis dan dinamis,
taktil fremitus +/+
P : sonor pada semua lapang paru
A : Ronkhi ( - /- ) Wheezing ( - /- )
Sistem Neurologis
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
: t.a.k
gastrointestinal
: t.a.k
kardiovaskular : t.a.k
respirasi
: t.a.k
Traktus urinarius
: t.a.k
hematologic
: t.a.k
hepatobilier
: t.a.k
endokrin
: t.a.k
Ekstremitas
: t.a.k
: Akral Hangat
Genitalia Eksterna : t.a.k
tampak terpasang kateter, warna urin
kuning jernih
Pemeriksaan penunjang
Hb
: 13,1 g/dl
Leukosit
: 4.600
u/l
Ht
: 36 %
Trombosit :
224.000/ul
Massa perdarahan
: 130 menit
Massa pembekuan
: 11 menit
Kimia Klinik
Albumin
: 3,6 g/dl
SGOT
: 22,9 U/L
SGPT
: 24,2 U/L
Ureum
: 23 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit
Natrium: 137
mmol/l
Kalium : 4,2
mmol/l
Chlorida
: 105
mmol/l
Rontgen Thorax
Sinus diafragma baik
Cor tidak membesar
CTR <50%
Tidak tampak proses spesifik paru
dalam
Persiapan Pasien
Daerah operasi sudah dibersihkan
Pasien sudah puasa 10jam sebelum
operasi
Terpasang infuse (IVFD) RL
Pasien tidak menggunakan perhiasan dan
arloji
Pasien tidak menggunakan gigi palsu
PRE OPERASI
Surat Ijin Operasi sudah ditandatangani
keluarga pasien
Hasil laboratorium ada
Konsultasi Anestesi
Konsultasi Kerdiologi
Konsultasi Internis
INTRA OPERASI
Jenis Anestesi
Teknik
: Anestesi Regional
: Spinal
Jarum : Quincke 26
Anestesi local
: Bupivakain Hcl 15mg
(3ml)
Tempat : L4-L5
Posisi
: Duduk
Pendekatan : Midline
Lama anestesi : 25 menit
Lama operasi : 20 menit
09.55
POST OPERASI
TD
: 122/72
mmHg
N : 78x/menit
RR
: 24x/menit
S
: afebris
SaO2: 97-100%
Aldrette Score
Aktifitas
Kesadaran
Sirkulasi
:1
:2
:2
Pernapasan
:2
Warna
:2
Total
:9
drip
Makan-minum bebas
Cairan RL 20 tpm
Bila ada tanda alergi berikan
dexamethasone 5mg IV
Tirah baring selama 24 jam
(BPH)
DEFINISI
Pembesaran
ANATOMI
Prostat
KLASIFIKASI
Menurut LOWSLEY
Dibagi menjadi 5
lobus
lobus anterior
lobus posterior
lobus medialis
lobus lateral kanan
lobus lateral kiri
Menurut ME NEAL
zona perifer
zona sentral
zona transisional
segmen anterior
zona sfinkter pre
prostatik
EPIDEMIOLOGI
Di seluruh dunia, hampir 30 juta pria yang menderita
gejala yang berkaitandengan pembesaran prostat, di
USA hampir 14 juta pria mengalami hal yang sama.
BPH merupakan penyakit tersering kedua di klinik
urologi
di
Indonesia
setelah
batu
saluran
kemih.Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya
semakin meningkat,diperkirakan sekitar 5% atau kirakira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun ataulebih
dan 2,5 juta pria diantaranya menderita gejala saluran
kemih
bagian
bawah(Lower
Urinary
Tract
Symptoms/LUTS) akibat BPH. BPH mempengaruhi
kualitaskehidupan pada hampir 1/3 populasi pria yang
berumur > 50 tahun.
PATOFISIOLOGI
GEJALA
Hesistensi (harus
menggunakan waktu
lama bila mau miksi)
Pancaran waktu miksi
lemah
Intermitten (miksi
terputus)
Miksi tidak puas
Distensi abdomen
Volume urine menurun
dan harus mengejan
saat berkemih.
Iritasi : frekuensi
sering, nokturia,
disuria.
Nyeri pinggang,
demam (infeksi)
hidronefrosis.
Retensi urin
Berat badan turun.
Anemia, kadang-kadang tanpa
GRADE
GRADE 1 : prostatismus, pada DRE
PEMERIKSAAN FISIK
Colok dubur atau digital rectal examina-
PSA
Urinalisis
Leukosituria
Hematuria
cepat
lebih jelek
lebih mudah terjadinya retensi urine
akut
Fungsi
ginjal
Kreatinin serum
ng/ml
50-59 tahun:0-3,5
ng/ml
60-69 tahun:0-4,5
ng/ml
70-79 tahun: 0-6,5
ng/ml
Uroflometri
Residual urine
N : 0,09-2,24 mL
90% BOO
Qmax 10-14 ml/detik
67% BOO
Qmax >15 ml/detik
30% BOO
Citra TU
Memakai IVP
kelainan pada saluran kemih bagian
atas,
Tujuannya untuk
meramalkan bedah
Pengukuran
dilakukan min.4x
URETROSISTOSK
OPI
untuk menentukan
OPERATIF
indikasi pembedahan:
Tidak menunjukkan pebaikan setelah terapi
medikamentosa
Mengalami retensi urin
Infeksi Saluran Kemih berulang
Hematuri
Gagal ginjal
Timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain
akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah
terbuka)
Paling invasif dan dianjurkan untuk prostat
yang sangat besar (100 gram).
Pembedahan endourologi
Operasi terhadap prostat dapat berupa
reseksi (Trans Urethral Resection ofthe
Prostat/TURP), Insisi (Trans Urethral Incision
of the Prostate/TUIP)atau evaporasi.
KOMPLIKASI
Pielonefritis
Uremia
Azotemia
Hidroureter
Hidronefrosis
gagal ginjal
Pielenefritis
hernia atau hemoroid.
PROGNOSIS
Tergantung dari lokasi, lama dan kerapatan
retensi.
Keparahan obstruksi yang lamanya 7 hari dapat
menyebabkan kerusakan ginjal. Jika keparahan
obstruksi diperiksa dalam dua minggu, maka akan
diketahui sejauh mana tingkat keparahannya. Jika
obstruksi keparahannya lebih dari tiga minggu
maka akan lebih dari 50% fungsi ginjal hilang.
Prognosis yang lebih buruk ketika obstruksi
komplikasi disertai dengan infeksi.
Umumnya prognosis lebih bagus dengan
pengobatan untuk retensi urine.
PENCEGAHAN
Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting
MENURUNKAN RESIKO
Mengurangi makanan kaya lemak hewan
Meningkatkan makanan kaya lycopene (dalam
(TURP)
DEFINISI
operasi
INDIKASI
Meningkatnya frekuensi buang air kecil.
Kesulitan memulai buang air kecil.
Aliran urin melambat.
Berhenti sebentar di tengah aliran.
Dribbling setelah urination.
Tiba-tiba ada keinginan kuat untuk BAK.
Perasaan tidak puas di akhir DAK
Nyeri selama BAK.
Retensi urin.
Batu vesica urinaria.
PREOPERASI
Harus diinformasikan tentang kondisi kesehatan,
ANESTESI
Penggunaan anestesi spinal
Keracunancairan
Hiperglisinemia
Hiperamonemia
Hiperglikemia
Ekspansi volume intravaskular
dengan
diuresis
dan
pemberian
salinhipertonis 3-5% secara lambat dan
tidak lebih dari 0,5 meq/per 1 jam atau
tidak lebih cepat dari100 ml/jam. Tepatnya
200 ml salin hipertonis diperlukan untuk
mengkoreksi
hiponatremia.Pemberian
secara
cepat
dari
salin
akan
mengakibatkan edema paru dancentral
pontine myelinolysis.
terapi diuretik menggunakan furosemide
meredistribusi air dari sel menuju ruang
ekstraseluler.Furosemide
sebaiknya
Furosemide
dalam
terapi
Sindrom
TURP
dipertanyakan
karena
meningkatkanekskresi
natrium. Oleh sebab itu 15% manitol disarankan
sebagai pilihan, dalam kaitan dengankerjanya yang
bebas dari ekskresi natrium dan kecenderungan
untuk meningkatkan osmolaritas ekstraseluler.
Pemberian oksigen.
Kalsium intravena bisa digunakanuntuk merawat
gangguan gangguan jantung akut saat pembedahan.
Kejang sebaiknya diterapidengan diazepam /
midazolam / barbiturat / dilantin aau penggunaan
pelemas otot tergantungdari tingkat keparahannya.
Hipotermi
Kesimpulan
Penatalaksanaan anestesi pada pasien dengan TURP
Terimaksih
Wassalamualaikum