Anda di halaman 1dari 15

Bab 8

TEORI PENAKSIRAN
Kompetensi
Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

Indikator
1. Menjelaskan dan menganalisis data dengan menggunakan penaksiran
titik
2. Menjelaskan dan menganalisis data dengan menggunakan penaksiran
interval

A. Pendahuluan
Dalam

membuat

taksiran

(pendugaan)

sangat

diperlukan

konsep

probabilitas karena sangat berguna dalam pembuatan keputusan pada kondisi


ketidakpastian. Setiap orang selalu pernah membuat suatu dugaan, contoh hari
ini cuaca mendung, maka dugaan kita bahwa hari ini akan hujan.
Seorang Manajer juga harus melakukan dugaan-dugaan. Seringkali mereka
dituntut untuk membuat dugaan yang rasional dalam kondisi yang penuh
ketidakpastian tanpa informasi yang lengkap. Agar dugaan yang dilakukan dapat
menghasilkan suatu dugaan yang baik, maka mereka harus menguasai konsep
pendugaan
memproduksi

secara
barang

statistik,
pada

contoh:
tingkat

manajemen
tertentu

memutuskan

berdasarkan

untuk

kemungkinan

permintaan yang akan terjadi terhadap barang tersebut. Pertimbangan yang


dilakukan dapat berdasarkan pengalaman yang lalu (data histories), kondisi alam
(musim hujan, musim kemarau), pesaing, dan lain sebagainya.
Dalam analisis statistik, penarikan kesimpulan merupakan bagian yang
sangat penting. Kesimpulan yang diambil mengenai sekelompok sampel akan

126

digeneralisasikan terhadap populasinya.

Generalisasi kesimpulan tersebut

mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan.


Kriteria taksiran (pendugaan) yang baik, yaitu:
1. Tidak bias (Unbiasedness),
Artinya statistik sampel yang digunakan sebagai penduga harus sama atau
mendekati parameter populasi penduga
2. Efisiensi (Efficiency),
Artinya statistik sampel memiliki deviasi standar yang kecil
3. Konsistensi (Consistency),
Artinya jika ukuran sampel meningkat maka statistik sampel akan semakin
mendekati parameter populasinya.
4. Kecukupan (Sufficiency),
Artinya suatu taksiran dikatakan memiliki kecukupan jika taksiran tersebut
dapat memberikan informasi yang cukup mengenai sifat populasinya.

Ada dua jenis taksiran (pendugaan) yang dilakukan terhadap populasi, yaitu:
1. Pendugaan titik (Point Estimation)
2. Pendugaan interval (Interval Estimation)

B. Penaksiran Titik (Point Estimation)


Penaksiran titik mengandung pengertian bahwa suatu parameter (misal )
akan ditaksir hanya dengan menggunakan satu bilangan saja (misalnya dengan
X). Penaksiran titik sering mengalami kekeliruan, sehingga probabilitas suatu
penaksiran titik tersebut tepat adalah sangat kecil atau mendekati nol. Sehingga
penaksiran titik jarang digunakan.
Taksiran titik untuk rata-rata populasi () dan proporsi populasi () menggunakan
rata-rata sample ( X ) dan proporsi sample (p) yang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

127

X =

X
n

(1)

X
n

(2)

Contoh:
Seorang

peneliti

ingin

mengetahui

rata-rata

TOEFL

mahasiswa

Prodi

Manajemen Fakultas Ekonomi UMY yang akan menempuh pendadaran periode


bulan Januari. Dengan menggunakan sample

sebanyak 10 orang dan data

TOEFL masing-masing mahasiswa sebagai berikut:


Tabel 8.1
Score TOEFL Mahasiswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mahasiswa
Tini
Badu
Jono
Ruli
Meri
Didi
Badu
Tuti
Susi
Dedi

TOEFL
375
425
425
500
475
385
400
400
350
385

Berdasarkan data tersebut, maka rata-rata TOEFLnya adalah:


Jawab:
Diketahui

X = 4120
n

= 10

maka

X
n

4120
10

= 412

Jadi dapat disimpulkan rata-rata TOEFL mahasiswa Prodi Manajemen FE UMY


yang akan mengambil pendadaran periode bulan Januari 2007 adalah 412.

128

C. Penaksiran Interval (Interval Estimation)


Penaksiran interval merupakan interval nilai (range) yang nilai parameter
populasi berada di dalamnya.Tujuan membuat penaksiran interval adalah
mengurangi kesalahan penaksiran.
Penaksiran interval memiliki batas-batas tertentu sehingga penaksiran akan
berada di antaranya. Batas-batas tersebut adalah batas bawah taksiran (lower
limit estimate) yang merupakan nilai taksiran parameter populasi terendah dan
batas atas taksiran (upper limit estimate) merupakan nilai taksiran parameter
populasi tertinggi..
Batas-batas dalam penaksiran dengan interval harus ditunjang dengan
adanya

derajat

prosentase.

keyakinan/kepastian

Derajat

keyakinan

yang

tersebut

biasanya
disebut

dinyatakan
dengan

dengan

Confidence

Coefficient, besarnya derajat keyakinan sama dengan 1 - ( = tingkat


kesalahan duga), misalnya: derajat keyakinan 90% maka = 10%; derajat
keyakinan 95% maka = 5%.
Sedangkan batas-batasnya dinamakan Confidence Interval.

Penaksiran interval dibedakan menjadi 2 yaitu:


1. Penaksiran rata-rata untuk data yang bersifat kontinu
2. Penaksiran proporsi untuk data yang bersifat diskrit

Penaksiran dilakukan terhadap angka-angka statistic atau angka-angka


yang diperoleh dari sample. Sampel yang digunakan untuk perhitungan
dibedakan antara sample kecil (n< 30) dan sample besar (n>=30), pembedaan
sample tersebut digunakan untuk pemilihan tabel distribusi yang akan digunakan
dalam perhitungan.

Apabila sample kecil maka digunakan tabel Distribusi Student t dengan


degree of freedom (df) atau derajat kebebasan = n-1.
t1/2 ().n-1 (uji dua sisi) atau t. n-1 (uji satu sisi)
dimana:
129

= tingkat kesalahan duga


n = jumlah sample (observasi)

Contoh:
Apabila jumlah sample 15 dengan =5% (0,05), uji dua sisi maka:
t1/2 ().n-1 = t1/2 (0,05). 15-1
t0,025. 14 = 2,145 (lihat tabel distribusi student t)

Cara membaca tabel


Tabel 8.2
Tabel distribusi student t

df
1
2
.
.
14
d
s
t

0.4

.25

.1

.025

.05

.01

.005

.0025

dst

2.145

Apabila sample besar maka digunakan Tabel Distribusi Normal Standart.


Tidak menggunakan degree of freedom (df)
Z1/2 (uji dua sisi) atau Z (uji satu sisi)
dimana:

= tingkat kesalahan duga

Contoh:
Apabila jumlah sample 35 dengan =5% (0,05), uji dua sisi maka:
Z1/2 ()= Z (0,05)
Z0,025 maka (1:2) 0,025= 0,4750
Z0,025 = 1,96 (lihat tabel distribusi Normal Standart)
130

Cara membaca tabel

z
0.0
0.1
dst
1.,1
1.2
dst
1.9
2.0
dst

Tabel 8.3
Tabel distribusi Standar Normal
2
3
4
5

dst

4750

D. Penaksiran Rata-Rata
1. Penaksiran rata-rata untuk parameter yang rata-rata dan standar
deviasinya diketahui dengan populasi tidak terbatas
a. Sampel kecil (n < 30)
Penaksiran rata-rata dengan sampel kecil menggunakan tabel distribusi
student t, dengan derajat kebebasan (degree of freedom/d.f) adalah n1

= t1 2 .n 1

SD
n

di mana:

= rata-rata parameter yang ditaksir

= rata-rata statistik

SD

= standar deviasi statistik

= jumlah sampel yang digunakan

t1/2 .n-1 = batas keyakinan yang digunakan


Contoh:
Sebuah LSM ingin mengetahui rata-rata penghasilan pengamen yang
ada di Yogyakarta.

Untuk penelitian tersebut diambil sampel 29

pengamen, dan diperoleh data bahwa rata-rata penghasilan pengamen


per hari adalah Rp. 19.500,- dengan standar deviasi Rp. 4.200,-.

131

Dengan menggunakan interval keyakinan 95%, tentukan penaksiran


rata-rata penghasilan pengamen di Yogyakarta tersebut?
Diketahui:
n

= 29

= 19.500

SD

= 4.200

= 5% (0,05)

t1/2 . n-1 = t1/2 (0,05). 29-1 = t0,025. 28 = 2,048


Jawab:
= t 1 2 .n 1

SD

= 19 . 500 2 , 048

4200
29

= 19 . 500 2 , 048

4 . 200
5 ,385

= 19 . 500 2 , 048

4200
29

= 19 . 500 2 , 048 ( 779 , 92 )

= 19.500 1.559,84
= 19.500 1.560 (dibulatkan)
= 19.500 + 1.560 = 21.060
= 19.500 1.560 = 17.940
Atas dasar perhitungan tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata

penghasilan pengamen yang ada di Yogyakarta paling besar adalah Rp


Rp21.060 dan yang paling kecil adalah Rp 17.940.
b. Sampel besar (n 30)
Pada penaksiran rata-rata dengan sampel besar akan digunakan tabel Z
(tabel kurva normal standar) dengan rumus:

132

= 1 2

SD
n

di mana:

= rata-rata parameter yang ditaksir

= rata-rata statistik

SD

= standar deviasi statistik

= jumlah sampel yang digunakan

Z1/2 .n-1 = batas keyakinan yang digunakan

Contoh:
Seseorang melakukan pengamatan mengenai lama usia bola lampu
OHP. Berdasarkan pengamatan pada 64 buah bola lampu OHP dan
ternyata mempunyai rata-rata masa pakai 50 jam dengan SD selama 4
jam. Dengan menggunakan = 5%, tentukan rata-rata usia pakai yang
sebenarnya dari bola lampu OHP tersebut menggunakan penaksiran
rata-rata interval.
Jawab:
Diketahui:
n

= 64

X = 50 jam
SD = 4 jam

= 5% (0,05)

Z1/2 (0,05).= t0,025= 1,96


maka

= 1
= 50 1 , 96

SD
= 50 1 , 96
n

4
8

= 50 1 , 96 ( 0 , 5 )

133

4
64

= 50 0 , 98

Dapat disimpulkan rata-rata usia pakai bola lampu OHP paling lama
50,98 jam (50+0,98) dan paling cepat 49,02 jam (50-0,98).

2. Penaksiran rata-rata untuk parameter yang rata-rata dan standar


deviasinya diketahui dengan populasi terbatas.
a. Sampel kecil (n < 30)

= t1 2 .n 1

Nn
N 1

SD
n

Contoh:
Suatu perusahaan alat elektronik ingin meneliti waktu yang diperlukan
karyawannya dalam memasang komponen X. Untuk itu diambil sampel
10 karyawan dan diperoleh data waktu rata-rata 55 menit dengan varian
100 menit.

Bila jumlah karyawan seluruhnya adalah 100 orang,

hitunglah berapa rata-rata waktu pemasangan untuk seluruh karyawan


tersebut, gunakan = 5%.

b. Untuk sampel besar (n 30)

= 1 2

SD
n

= rata-rata parameter

= rata-rata statistik

Nn
N 1

t1/2 .n-1 = batas keyakinan yang digunakan


Z1/2

= batas keyakinan yang digunakan

= jumlah populasi

= jumlah sampel

134

SD = standar deviasi statistik.

Contoh:
Sebuah populasi pengguna mobil A berjumlah 1000 orang.

Untuk

mengetahui pendapatan rata-rata pengguna mobil tersebut diambil


sampel random sebanyak 50 orang.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendapatan rata-rata per bulan adalah Rp. 4 juta dengan SD Rp.
1 juta.

Dengan taraf signifikansi 4% tentukan interval rata-rata

pendapatan pengguna mobil tersebut?

3. Penaksiran Proporsi
Penaksiran proporsi akan digunakan apabila data yang ada bersifat diskrit.
Penaksiran proporsi ini sebaiknya digunakan untuk sampel besar.
Terdapat dua rumus:
a. Penaksiran proporsi dengan populasi yang tidak diketahui:

P = p 1 2

p .q
n

dimana:
P

= proporsi dari parameter

= proporsi statistik, yang besarnya dapat diduga dengan p = x/n

= nilai dari sample

= jumlah sampel yang digunakan

= jumlah seluruh populasi

= 1p

Z1/2 = batas interval keyakinan


Contoh:
Seorang dekan dari salah satu fakultas di UMY ingin mengetahui
besarnya proporsi mahasiswa yang merasa kurang puas dengan
pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa. Untuk maksud tersebut

135

diambil sampel random sebanyak 100 mahasiswa dan dari kuesioner


yang diisi diketahui bahwa 10 orang menyatakan kurang puas dengan
pelayanan fakultas tersebut. Bila dekan tersebut menggunakan tingkat
keyakinan 97%, maka berapa besar proporsi seluruh mahasiswa
tersebut yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan?

Jawab:
Diketahui:
n = 100
X = 10
p = 10/100 = 0,1
q = 1 0,1 = 0,9

= 100% - 97% = 3% (0,03)


Z1/2 = Z1/2 (0,03)
= Z 0,015 = (100%- 3%)/2 = 48,5% (0,4850)
= 2,17 (lihat tabel distribusi Normal Standart)
maka:
P = p 1 2

p .q
n

= 0 ,1 2 ,17

0 ,1 . 0 , 9
100

P = 0,1 2,17(0,03)
P = 0,1 0,0651
Dapat disimpulkan bahwa proporsi mahasiswa yang kurang puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh fakultas paling sedikit 3,49% (0,1
0,0651) dan paling banyak 16,51% (0,1 + 0,0651)

b. Penaksiran proporsi dengan populasi terbatas:

P = p 1 2

p.q
n

Nn
N 1

dimana:
P

= proporsi dari parameter


136

= proporsi statistik, yang besarnya dapat diduga dengan p = x/n

= nilai dari sample

= jumlah sampel yang digunakan

= jumlah seluruh populasi

= 1p

Z1/2 = batas interval keyakinan


Contoh:
Seorang ketua RT ingin mengetahui berapa proporsi penduduk di
desanya yang memiliki anak lebih dari 3 orang. Dari seluruh penduduk
di desanya yang berjumlah 300 orang diambil sampel 80 orang dan
ternyata yang memiliki anak lebih dari 3 orang sebanyak 20 orang.
Dengan interval keyakinan 95%, bantulah ketua RT tersebut menghitung
proporsi penduduk desa yang memiliki anak lebih dari 3 orang.

E. RANGKUMAN
1. Dalam membuat taksiran (pendugaan) sangat diperlukan konsep probabilitas
karena

sangat berguna dalam pembuatan keputusan pada kondisi

ketidakpastian, Ada jenis penaksiran yaitu penaksiran titik (Point Estimation)


dan penaksiran interval (Interval Estimation).
2. Penaksiran titik mengandung pengertian bahwa suatu parameter (misal )
akan ditaksir hanya dengan menggunakan satu bilangan saja (misalnya
dengan X ).

Penaksiran titik sering mengalami kekeliruan, sehingga

probabilitas suatu penaksiran titik tersebut tepat adalah sangat kecil atau
mendekati nol. Sehingga penaksiran titik jarang digunakan.

3. Penaksiran interval merupakan interval nilai (range) yang nilai parameter


populasi berada di dalamnya.Tujuan membuat penaksiran interval adalah
mengurangi kesalahan penaksiran dan ada dua batas yaitu batas bawah
137

taksiran (lower limit estimate) dan batas atas taksiran (upper limit estimate).
Batas-batas dalam penaksiran dengan interval harus ditunjang dengan
adanya

derajat

keyakinan/kepastian

disebut

dengan

Confidence

Coefficient, sedangkan batas-batasnya dinamakan Confidence Interval.

4. Untuk menentukan rata-rata dalam penaksiran, digolongkan antara populasi


terbatas dan populasi tidak terbatas dan sample juga digolongkan antara
sample kecil dan sample besar.

5. Penaksiran proporsi akan digunakan apabila data yang ada bersifat diskrit.
Penaksiran proporsi ini sebaiknya digunakan untuk sampel besar yang terdiri
dari populasi terbatas dan populasi tidak terbatas.

F. LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan penaksiran?
2. Jelaskan secara terperinci tentang penaksiran titik, penaksiran interval dan
penaksiran proporsi!
3. Suatu biro riset ingin mengestimasi rata-rata pengeluaran untuk pembelian
bahan makanan per minggu dari ibu-ibu rumah tangga.

Sebuah sampel

random yang terdiri dari 100 orang ibu rumah tangga telah dipilih dari
populasi ibu rumah tangga. Dari data tersebut diketahui bahwa rata-rata
pengeluaran per minggu adalah Rp. 30.000,- dengan standar deviasi Rp.
2.000,-. Hitung dengan interval keyakinan 98% untuk menaksir pengeluaran
rata-rata pembelian bahan makanan per minggu?

4. Rektor suatu perguruan tinggi diYogyakarta ingin mengetahui rata-rata IPK


untuk setiap Fakultas. Sampel yang digunakan untuk setiap fakultas adalah
sebagai berikut:

138

No

Fakultas

Jumlah

Jumlah

IPK rata-

Standar

Populasi

Sampel

rata

Deviasi

Ekonomi

465

3,20

10%

Hukum

176

2,95

5%

Isipol

550

3,10

8%

Teknik

75

47

2,40

2%

Pertanian

60

35

2,25

4%

Kedokteran

225

2,60

1%

Agama Islam

45

22

3,30

4%

Dengan taraf signifikan berbeda masing-masing fakultas, maka tentukan


taksiran rata-rata IPK mahasiswa masing-masing fakultas !
5. Suatu biro Travel ingin menetukan waktu yang diperlukan untuk menempuh
perjalanan dari Yogyakarta ke Bali. Dari 12 kali perjalanan diperoleh
informasi sebagai berikut:

Perjalanan ke

Waktu (jam)

23

21

24

20

25

20

22

22

25

10

20

11

19

12

20

139

Buatlah

taksiran

lama

perjalanan

dari

Yogyakarta

ke

Bali

yang

sesungguhnya dengan taraf signifikansi 10%!


6. Seorang penjual alat tulis ingin mengetahui merk bolpoint yang digunakan
oleh pelajar SMP dan SMA di Semarang. Penjual tersebut mengambil
sample sebanyak 225 pelajar SMP maupun SMA dan ternyata 60%
menggunakan bolpoint pilot. Apabila interval keyakinan 96%, tentukan
proporsi pelajar SMP dan SMA di Semarang yang menggunakan bolpoint
tersebut!
7. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak suatu Sekolah Dasar di
Yogyakarta, maka diambil secara random anak SD tersebut sebanyak 50
orang sebagai sample. Dari hasil tes IQ yang dilakukan diperoleh rata-rata
IQ sebesar 115 dengan varians sebesar 81. apabila digunakan taraf
signifikan sebesar 4%, maka hitunglah perkiraan rata-rata IQ anak SD
tersebut!

140

Anda mungkin juga menyukai