99 108 1 PB
99 108 1 PB
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru
Jurusan Teknik Sipil, Program S-1, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru
E-mail : nugroho_52yk@yahoo.com, nug_sa@unri.ac.id
ABSTRAK
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis daya dukung tanah, stabilisasi lereng dan tegangan lateralpada
dinding penahan tanah. Nilai parameter kuat geser tanah dapat diperoleh dari uji laboratorium, seperti UCS, Vane
shear, Direct Shear,dan Triaxial. Pengujian triaksial lebih sering dilakukan karena dapat disesuaikan dengan kondisi
tegangan lapangan sehingga menghasilkan data yang lebih akurat akan tetapi pelaksanaan pengujiannya lebih komplek
dan membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan pengujian geser lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bentuk hubungan (perumusan korelasi) antara parameter kuat geser tanah
yang dihasilkan dari uji Triaksial dengan hasil uji Direct Shear. Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental
dan model. Benda uji merupakan tanah yang dibentuk kembali (remolded) campuran tanah lempung/pasir dengan kondisi tidak terganggu, kemudian hasil pengujian dianalisis dengan analisis regresi linier berganda antara hasil pengujian Triaksial, hasil pengujian Geser Langsung, dan sifat fisis tanah campuran.
Korelasi antara parameter kuat geser ( dan c) hasil pengujian triaksial.didapatkan dengan analisis regresi linier berganda. Nilai sudut gesek hasil pengujian Triaksial lebih kecil 4 sampai 12 derajat dari nilai sudut gesek hasil pengujian
Direct Shear, dengan selisih rata-rata 7 derajat. Sedangkan kohesi hasil pengujian Triaksial lebih besar 2-8 kPa dari
kohesi hasil pengujian Direct Shear, dengan selisih rata-rata 5 kPa.
ABSTRACT
The Soil Shear Strength parameters are needed to analyze of bearing capacity, slope stability and stability of earth
retaining wall. The value of soil parameter acquired from shear test at laboratory such as Unconfined Compression
Strength, Laboratory Vane Shear, Direct Shear, and Triaxial apparatus. People usually use triaxial test to obtain soil
parameter because triaxial apparatus can set as same as field condition so the test results more accurate but the procedure and work mechanism of triaxial apparatus more complicated and need long duration for a test than another.
The aim of this research is to determine the correlation between test results of soil parameter obtain from triaxial test
and Direct Shear test, so soil parameter can obtain in simple test but get a accurate result. In this research applied
experimental and model method. It used several remolded soils in undisturbed condition. As samples for Triaxial test
and Direct Shear test were made in same condition, result of those test were analyzed by multiple linier regression
between those two apparatus and its properties
Correlation between result of two tests and soil properties were analyzed by doubled linear correlation. The internal
skin frictions value of triaxial tests is smaller 4 until 12 degree from Direct Shear with mean difference are 7 degree.
While cohesion result of triaxial test are bigger 2 until 8 kPa, with mean difference 5 kPa
Keywords: correlation, direct shear, shear strength, triaxial
21
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
PENDAHULUAN
Uji triaksial lebih rumit dari pada uji geser langsung, namun uji triaksial juga lebih memuaskan.
Kita bisa mengontrol kondisi pengaliran air
dengan baik, pengukuran perubahan volume lebih
teliti, kondisi tegangan bisa diketahui pada semua
tahapan pembebanan sepanjang uji triaksial dimana pada uji geser langsung hanya kondisi tegangan pada saat runtuh saja yang dapat kita
ketahui, dan pengujian triaksial lebih bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.
22
Gs
clay sand
Attterberg
Limits
Triaksial Geser
langsung
LL
PL
IP
100
30
70
35
65
40
60
45
55
50
50
55
45
60
40
65
35
70
30
100
Gs
Triaksial
Geser Langsung
LL
PL
IP
c (kPa)
( o)
c (kPa)
( o)
2,664
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
5,00
31,63
70
2,666
18,93
15,12
3,81
7,27
8,34
4,47
20,62
35
65
2,673
20,50
16,75
3,75
7,92
7,35
5,47
14,62
40
60
2,677
23,77
18,33
5,44
8,66
7,04
4,63
13,69
45
55
2,681
29,21
19,50
9,71
11,22
6,86
6,94
13,35
50
50
2,685
30,65
20,25
10,40
9,80
6,41
5,58
13,09
55
45
2,689
35,25
24,52
10,73
13,35
6,06
6,63
12,41
60
40
2,692
37,17
26,47
10,70
14,28
5,89
5,79
10,63
65
35
2,695
39,60
27,35
12,25
14,76
6,25
6,57
9,99
70
30
2,699
46,21
30,75
15,46
13,87
3,81
5,05
8,16
100
2,727
49,78
28,02
21,76
18,88
13,14
N/A
N/A
clay
sand
100
30
23
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
50
Lolos
(%)
Tertahan
(%)
30
70
35
Batas
cair (%)
Indek
plastisitas
(%)
Klasifikasi
USCS
45
LL
PL
IP
40
35
30
25
18,93
3,81
SC
65
20,50
3,749
SC
40
60
23,77
5,439
SC
45
55
29,21
9,708
SC
50
50
30,65
10,405
CL
55
45
35,25
10,732
CL
60
40
37,17
10,697
CL
65
35
39,60
12,247
CL
70
30
46,21
15,46
CL
20
15
10
5
0
30
35
40
45
50
55
60
65
70
24
SudutGesek ( o )
21
18
15
12
9
2.70
2.70
30
35
40
45
50
55
60
65
70
Gs
2.69
2.69
2.68
2.68
Gs pengujian
2.67
2.67
2.66
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
24
(1)
dengan:
b 0, b 1, b 2
Y
X1
X2
sudut gesek ( )
7.5
6.0
4.5
X1
X 2
3.0
30
35
40
45
50
55
60
65
70
:
:
:
:
konstanta
Nilai TX (o)
Nilai DS hasil uji (o)
Fraksi Lempung, Fc (%)
X
X
( X ) ( X X )
( X X ) ( X )
1
xi = X i X
y i = Yi Y
(4)
Maka didapatkan b0=6.817; b1=-0,15 dan
b2=0,046, kemudian dihasilkan persamaan
sebagai berikut:
TX (analysis) = 6.817 (0.150DS) + (0.046Fc).
Dengan cara yang sama, menggunakan regresi
linier berganda dengan Pers. (1-5), hubungan
antara TX , DS, dan Batas Cair (LL) adalah :
TX (analysis) = 7,540 + (0,199DS) - (0,084LL).
Sementara hubungan antara TX , DS, dan Batas
Plastis (PL) adalah :
TX (analysis) = 7,540 + (0,138DS) - (0,130PL).
Dan hubungan antara TX , DS, dan Indek
Plastisitas (IP) adalah :
TX (analysis) = 5,766 + (0,163DS) - (0,157IP).
Perbandingan antara Nilai Sudut gesek pengujian
[TX = TX(pengujian)] dengan Sudut gesek analisis
[TX (analysis)] untuk seluruhnya dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut ini.
7.0
Kohesi c (kPa)
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
c
1.0
0.0
35
40
45
50
55
60
65
(2)
(3)
30
2
2
Y
b0
b = ( X Y )
1
1
( X2Y )
b2
70
Fraksi Lempung(%)
Grafik perbandingan antara nilai sudut gesek internal hasil analisis (regresi berdasarkan nilai
geser langsung) dan hasil Pengujian Triaksial
dengan melihat parameter fraksi lempung, batas
cair, batas plastis, dan indek plastisitas dapat
dilihat berturut-turut pada Gambar 9 sampai
Gambar 12.
18
15
Kohesi C (kPa)
12
9
6
3
0
30
35
40
45
50
55
60
65
70
F ra k s i L e m p un g ( % )
25
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
hasil pengujian
Triaksial
TX & DS
TX, DS & Fc
TX, DS & LL
TX, DS &PL
TX, DS & IP
30
8,34
8,86
8,52
8,40
8,42
8,53
35
7,35
6,97
7,39
7,55
7,38
7,56
40
7,04
6,68
7,02
7,16
7,04
7,15
45
6,86
6,57
6,74
6,66
6,84
6,42
50
6,41
6,49
6,47
6,51
6,71
6,27
55
6,06
6,28
6,13
6,04
6,06
6,11
60
5,89
5,71
5,63
5,67
5,56
5,82
65
6,25
5,51
5,31
5,39
5,35
5,47
70
3,81
4,94
4,80
4,61
5,92
4,67
0,79
0,92
0,94
0,93
0,94
hasil korelasi
10
10
9
7
6
Y=X
TX pengujian
TX pengujian
9
8
7
6
5
Y=X
3
3
7
T X analisis
7
T X analisis
10
10
TXpengujian
TX pengujian
6
5
Y=X
X=Y
3
3
7
T X analisis
3
3
10
TX analisis
cTX=0,565+
0,116Fc-0,22PL,
dan
cTX=0,490+0,242Fc-0,146IP. Dengan Fc adalah
fraksi lempung, LL adalah batas cair, PL adalah
batas plastis, IP adalah indek plastisitas dan DS
merupakan hasil uji Direct Shear.
C TX pengujian (kPa)
15
12
c
X=Y
3
3
9
C
TX
12
analisis (kPa)
15
18
15
12
9
6
c
X=Y
3
3
9
12
CT X analisis (kPa)
15
18
DAFTAR PUSTAKA
CTX pengujian(kPa)
18
15
12
9
c
X=Y
6
3
3
12
15
18
CT X analisis (kPa)
CTriaksial
=
0.490(0.146IP)+(0.242F.Clay).
Perbandingan antara kedua nilai kohesi tersebut
dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini.
Berdasarkan pada Gambar 15 di atas terlihat hasil
kohesi analisis hampir setara dengan hasil
pengujian, dengan koefisien korelasi sebesar
0.95, maka persamaan ini dianjurkan untuk
digunakan
sebagai
pendekatan
untuk
memperkirakan kohesi Triaksial bila diketahui
nilai IP dan Fraksi lempung.
KESIMPULAN
Dengan memperhatikan hasil dari pengujian
triaksial dan hasil pengujian direct shear, dengan
memperhatikan sifat fisik dan mekanik tanah bisa
di buat korelasi sebagai berikut: TX =6,817-0,150
DS+ 0,046FC, TX=7,540+0,119DS-0,084LL,
TX=7,540+0,138DS-0,130PL, TX=5,766+0,163
DS
-0,157IP,
cTX=1,147+0,216Fc-0,022LL,
27
Korelasi Parameter Kuat Geser Hasil Uji Geser Langsung dan Uji Triaksial (Nugroho, et al)
Das, Braja M., 1993. Mekanika Tanah (PrinsipPrinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Jakarta:
PT. Erlangga.
Hardiyatmo, Hary Christady., 2006. Mekanika
Tanah 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
28