A Few News Title in The Website Aljazeera - Net: A Syntactic Analysis (My Bachelor's Thesis)
A Few News Title in The Website Aljazeera - Net: A Syntactic Analysis (My Bachelor's Thesis)
SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora
Jiddah-ku tercinta,
Almh. Siti Aisyah binti Barak Alkaterie
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
(tidak dilambangkan)
b
t
ts
j
h
kh
d
dz
r
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
2. Vokal
a. Vokal Pendek, terdiri atas:
a = --- contoh:
menulis
i = --- contoh:
mengetahui
u = --- contoh:
dewasa
ix
z
s
sy
sh
dh
th
zh
(apostrop)
gh
=
=
=
=
=
=
=
=
=
q
k
l
m
n
w
h
y
?
/kataba/
dia
/alima/
dia
/kabura/ dia
= --contoh:
besar
= --- contoh:
pengetahuan
/kitbun/ buku
/kabrun/
/ulmun/
ilmu
au = --- contoh:
/sauratun/
revolusi
d. Tanwin, terdiri atas:
an = -- in = -- un = --3. Asimilasi Kata Sandang (artikel al-)
Al= -
contoh:
(itu)
As-s
=
contoh:
matahari (itu)
4. Geminasi (tanda tasydd) []
Ditransliterasikan menjadi konsonan rangkap
contoh: /ummatun/ umat
/al-baitu/ rumah
/asy-syamsu/
DAFTAR SINGKATAN
Adj.
: Adjektiva
Adv.
: Adverbia
FAdj
: Frasa Adjektival
FApositif
: Frasa Apositif
FKoord
: Frasa Koordinatif
FNom
: Frasa Nominal
Fnum
: Frasa Numeralia
FPrep
: Frasa Preposisional
FTanfis
: Frasa Tanfis
KVerb
: Klausa Verbal
KNom
: Klausa Nominal
: Nomina
: Objek
: Predikat
: Subjek
xi
DAFTAR LAMBANG
____
/_____/
: Mengapit transliterasi
(..........)
cetak miring
xii
ABSTRAK
Winona. Program Sarjana Universitas Indonesia Depok, 11 Juni 2014. Beberapa
Judul Berita dalam Situs Aljazeera.net Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis,
dengan pembimbing Wiwin Triwinarti, M.A.
Media informasi online adalah salah satu media yang sangat praktis dan
dapat dijangkau dengan cepat oleh masyarakat. Tidak seperti media cetak yang
membutuhkan waktu lebih panjang dan teknik percetakan terlebih dahulu sebelum
sampai ke tangan pembacanya. Melalui media online, dalam waktu 24 jam tanpa
henti ditayangkan berita-berita terkini, juga beberapa berita lama yang menarik
dan dapat ditayangkan kembali. Media online yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah situs Aljazeera.net yang merupakan situs resmi Al-Jazeera Media Network.
Dalam proses penulisan sebuah berita online, judul merupakan hal yang
sangat penting. Karena judul adalah identitas sebuah berita, yang berarti bahwa
judul merupakan cerminan dari isi berita yang disampaikan. Salah satu indikator
keberhasilan sebuah berita adalah penulisan judul berita tersebut yang menarik,
bermakna, dan mudah dimengerti. Dalam penyajian berita online, berita-berita
silih berganti dengan cepat dan terus menerus dalam jangka waktu yang tidak
menentu. Kecepatan pergantian berita online inilah yang menuntut pentingnya
penulisan judul berita yang tepat dan menarik.
Berdasarkan teori sintaksis, judul-judul berita dalam penelitian ini
dikelompokkan berdasarkan tiga struktur sintaksis dasar judul berita berbahasa
Arab yang dikemukakan oleh Janet Watson dalam artikelnya The Syntax of Arabic
Headlines and News Summaries, yaitu frasa nominal, klausa nominal non-verba,
dan klausa nominal yang subjeknya diikuti verba imperfektif. Setelah dianalisa,
ternyata judul-judul berita Aljazeera.net lebih banyak menggunakan bentuk
ketiga, yaitu klausa nominal dengan verba imperfektif.
xiii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Winona. Undergraduate Program of the University of Indonesia, Depok, June
11th, 2014. Some News Titles in The Arabic Website Aljazeera.net: A Syntactic
Analysis, with academic counselor, Wiwin Triwinarti, M.A.
Online media is one of the most practical types of media that can be reached
quickly by society. Unlike printed media that needs longer time and printing first
before it reaches its readers. Through online media, in 24 hours non-stop, latest
news are posted, as well as several interesting old news to be uploaded again. The
online media that will be discussed in this bachelors thesis is Aljazeera.net which
is the official website of Al-Jazeera Media Network.
In the process of writing online news, titles are very important. Because a
title is a news identity, which means they are reflections of the content of the
news delivered. One thing that indicates a successful news is an attractive,
meaningful, and understandable news title. In presentations of online news, they
are changed and replaced quickly in an uncertain time. This fast pace of change
demands the importance of writing an exact and attractive news title.
Based on syntax theories, the news titles in this research are grouped
according to three basic syntactic structures of Arabic news titles as presented by
Janet Watson in her article The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries:
noun phrases, verbless nominal clauses, and nominal clauses with an imperfect
verb. After analysis, it turns out that news titles in Aljazeera.net are mostly the
third structure, nominal clauses with an imperfect verb.
xiv
Universitas Indonesia
. 11 , .2014
: , .
.
.
.
.
.
. ,
. .
"
" .
,
.
xv
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
ii
iv
xi
1
4
4
4
5
5
6
6
7
8
9
10
13
14
15
xvi
Universitas Indonesia
21
23
28
34
37
38
55
61
61
63
65
65
66
67
68
xvii
Universitas Indonesia
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
xviii
Universitas Indonesia
1
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Berikut ini salah satu contoh judul berita yang diambil dari Aljzeera.net:
/urs jam li mi-ti al-filisthniyyn bi madnati arh/
Nikah Massal Ratusan Warga Palestina di Kota Yerikho
Sebuah judul berita juga dapat dikatakan menarik bukan hanya karena
menceritakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang positif atau
membahagiakan seperti contoh judul yang telah disebutkan sebelumnya, tapi juga
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang negatif atau menyedihkan, seperti
korban peperangan, kecelakaan, perceraian, wabah penyakit, bencana alam,
kerusuhan, perbuatan kriminal, meninggalnya seorang tokoh terkenal atau
penting, dan sebagainya. Berikut contohnya dari Aljazeera.net:
36
/sittah wa tsaltsn qutl f finizwl mundzu bada-a al-ihtjjti dhadd mdr/
36 Tewas di Venezuela Sejak Awal Protes Menentang Maduro
Judul di atas menarik karena pemakaian kata-kata yang ringkas, tidak berteletele, dan langsung menukik pada pokok persoalan, yakni jumlah korban dalam
Universitas Indonesia
3
peristiwa tersebut. Berita ini dilaporkan oleh Al-Jazeera di rubrik /dawl/ atau
berita internasional. Informasi yang disampaikan dalam judul ini adalah tewasnya
36 orang dalam aksi protes atau unjuk rasa menentang pemerintahan presiden
Venezuela Nicolas Maduro yang dianggap merugikan rakyat Venezuela.
Pemilihan kata-kata yang ringkas dan langsung menukik pada pokok persoalan
menjadi faktor yang memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahami
informasi yang disampaikan tersebut.
Kemampuan jurnalis dapat dilihat dari keterampilannya dalam meramu,
menyusun, dan meracik berbagai informasi menjadi satu berita yang utuh dan
layak untuk dibaca. Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya The
Elements of Journalism: What newspeople Should Know and the Public Should
Expect, salah satu tugas utama seorang jurnalis adalah menyampaikan kebenaran.1
Namun selain menyampaikan kebenaran, jurnalis juga dituntut untuk pandai dan
terampil dalam merangkai, meracik, serta menyusun informasi-informasi yang
diperolehnya menjadi sebuah berita yang menarik dan layak untuk dibaca,
termasuk menentukan judul yang tepat untuk berita yang ditulisnya. Karenanya,
menulis judul berita merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
jurnalis, dan dibutuhkan keterampilan serta ketelitian dalam meramu kata-kata
menjadi sebuah judul berita yang menarik, memikat, dan memukau pembaca.
Abdul Chaer dalam bukunya Bahasa Jurnalistik mengatakan bahwa
penulisan berita, apa pun jenisnya, merupakan pekerjaan karang-mengarang atau
menulis karangan. Jadi, kaidah-kaidah dalam karang-mengarang atau menulis
karangan ini haruslah diterapkan dalam penulisan berita, di samping rambu-rambu
khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu atau kaidah-kaidah
itu berkenaan dengan cara penulisan judul berita, teras berita (lead atau intro),
tubuh berita (detail), dan bagian penutup2 .
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know
and the Public Should Expect. New York: Three Rivers Press, 2001, hlm. 12
2
Abdul Chaer. Bahasa Jurnalistik. Jakarta:Rineka Cipta, 2010, hlm. 20
Universitas Indonesia
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa sajakah kaidah dan syarat-syarat penulisan judul berita yang benar dari
segi kebahasaan?
2.
Bagaimanakah struktur kalimat atau tata bahasa yang terdapat dalam judul-
dalam judul-judul berita berbahasa Arab, khususnya judul-judul berita dalam situs
Aljazeera.net.
3.
Dapat menjadi bahan studi atau referensi bagi mahasiswa atau masyarakat
yang ingin mempelajari dan meneliti kaidah-kaidah penulisan berita yang benar
dan struktur kalimat dalam judul-judul berita berbahasa Arab.
Universitas Indonesia
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada judul berita dan bukan
isinya. Pada aspek sintaksis hanya mencakup pada struktur kalimat dalam judul
berita dan kaidah penulisan judul berita dari segi kebahasaannya. Untuk
mendapatkan materi dan sumber penelitian yang tepat dan sesuai dengan topik
yang dipilih, penulis telah melakukan beberapa kegiatan penelitian, dengan
mencari dan mempelajari beberapa ahli yang dapat memberikan masukan, di
antaranya berkunjung ke kantor Al-Jazeera Indonesia di Deutsche Bank, Jakarta
Pusat. Juga menggali materi-materi yang berkaitan dengan penulisan jurnalistik
dan ilmu nahwu, mencari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas
dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa narasumber yang lebih
ahli dalam ilmu nahwu atau sintaksis.
Noor Aziz. Penelitian Kepustakaan. Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Quran, Wonosobo, Jawa Tengah,
2012. (http://s-ipoel.blogspot.com/2013/06/penelitian-kepustakaan.html)
Universitas Indonesia
6
Penulis memperoleh beberapa sumber dari artikel-artikel yang ditulis oleh
orang-orang yang kompeten dalam bidang ilmu nahwu atau sintaksis dalam
bahasa Arab dan bahasa jurnalistik. Peninjauan langsung ke kantor Al-Jazeera di
Deutsche Bank, Jakarta Pusat juga disertakan dalam penelitian ini. Penulis
melakukan komunikasi langsung dengan salah seorang reporter senior dan
penerjemah bahasa Arab di Al-Jazeera Jakarta, sehingga penulis memperoleh
akses untuk mengetahui sistem penulisan berita di Al-Jazeera Media Network.
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Universitas Indonesia
jurnalistik seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, artikel, kolom, surat
pembaca, berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news),
berita penyelidikan (investigative news), wawancara berita (news interview),
teks foto (caption), dan cerita khas berwarna (feature) (hlm. 192). Etika
bahasa jurnalistik menjadi pedoman setiap jurnalis atau para pengelola media
massa untuk memperhatikan serta tunduk kepada kaidah bahasa media
massa. Teori jurnalistik mengajarkan, bahasa media massa merupakan salah
satu ragam bahasa yang khas karena senantiasa dipadukan dengan
karakteristik suatu media berikut khalayaknya yang anonim dan sangat
heterogen.
Universitas Indonesia
formal, kurang hidup, dan kurang menarik karena seperti dalam penggunaan
bahasa biasa. Penanggalan ini tidak menjadi masalah besar selama predikat
pada kalimat judul itu tetap berupa verba, karena predikat dalam judul harus
berupa verba (hlm. 21).
Judul berita juga tidak boleh bermakna ganda atau ambigu. Contoh:
Kebutuhan Guru SD Sedang Dibahas DPRD.
Judul tersebut terlihat menyenangkan bagi banyak guru sekolah dasar (SD).
Sebab dalam judul tersebut, kebutuhan mereka (seperti perumahan,
kendaraan, dan kesejahteraan) sedang dibahas DPRD. Namun, setelah isi
berita dibaca, ternyata yang sedang dibahas bukanlah kebutuhan mereka yang
sedang dibicarakan DPRD, melainkan berapa banyaknya guru SD yang
dibutuhkan oleh pemerintah; seperti di Jakarta Pusat kurang 100 orang, di
Jakarta Barat kurang 50 orang, di Jakarta Selatan berlebih 75 orang, dan di
Jakarta Timur lebih 60 orang (hlm. 23). Seringkali untuk lebih menjelaskan
isi berita yang ada pada badan berita, judul itu diberi anak judul (hlm. 24).
Contoh: Israel Mulai Ketar-ketir, diberi anak judul Mabhuh Juga Punya
Musuh di Negara Arab.
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
/ad-diblmsiyyah al-makkiyyah/
Shuttle diplomacy (kata /makk/ berarti shuttle dalam bahasa Inggris)
/as-sayyidah al-l/
First lady (ibu negara)
/aslihah ad-damr asy-syaml/
Weapons of mass destruction (senjata pemusnah massal)
Universitas Indonesia
13
kehidupan politik saat ini sudah sangat ideologis dan terpisah dari keseharian
para pemilih. Hal ini ditegaskan ketika ia sejenak beralih dari bahasa fusha
dan mengutip perkataan berbahasa amiyah dari seorang wakil parlemen
Lebanon dari periode pra-perang saudara berikut ini:
, ,"
"...!!
/allah yirham abk, sy biddak min kul halfalsafah, wa lsy am tishoibna bi
hasysyakal? yan biddha kull hannazhariyyt wa lliff wa ddawarn hatta
yiruf il-insn maslahtu wa tiruf il-hukmah wjibtaha?! khalln
albasth!.../
Demi Tuhan, apa gunanya semua filosofi ini, dan mengapa kau mempersulit
segalanya? Apakah hal ini membutuhkan semua teorisasi ini dan
membingungkan diri sendiri bagi siapapun untuk mengetahui apa yang ada
dalam kepentingannya dan bagi pemerintah untuk mengetahui apa tugasnya?!
Biarlah semuanya sederhana!...
Perkataan di atas memberikan pesan bahwa rakyat biasa pun dapat memberikan
pelajaran politik yang lebih mudah daripada teori yang berbelit-belit. Nada jengkel
yang tercermin dalam kutipan tersebut juga terdapat dalam sebuah jenis teks
Universitas Indonesia
14
/bm yughdiru rasmiyyan majlisu al-syuykhi wa yusydu bi wilyati
llnu/
Obama (dia lk.)-meninggalkan resmi dewan senat dan (dia lk.)-bergabung
dengan wilayah Illinois
Obama Resmi Tinggalkan Senat dan Bergabung dengan Wilayah Illinois
Universitas Indonesia
15
2.7. Sintesis
Kajian mengenai judul berita, baik bahasa Arab maupun non-Arab,
bukanlah sesuatu yang baru. Telah dilakukan kajian terdahulu mengenai
judul berita, seperti kajian yang dilakukan oleh Durriyatin Ningsih. Judul
berita juga diteliti dan dianalisis dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Ningsih mengkaji dari sudut pandang sintaksis dan semantis, sementara John
B. Bremner mengkajinya dari segi kesalahan penulisan, baik kesalahan
sintaksis, ambiguitas, maupun bentuk-bentuk kesalahan lainnya. Dari sekian
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
BAB III
KERANGKA TEORI
3.1. Pengantar
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang dipergunakan
penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu bahasa jurnalistik dan teori sintaksis
dalam bahasa Arab. Penggunaan bahasa Arab dalam media dan struktur sintaksis
judul berita bahasa Arab juga akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal mengenai
bahasa jurnalistik yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah kalimat efektif
jurnalistik, karakteristik bahasa jurnalistik, dan karakteristik judul berita.
Diharapkan, penjelasan teori ini dapat menjadi acuan penulis untuk mendapatkan
gambaran umum yang jelas sebelum memasuki tahap analisis.
Media
Network
juga
memiliki
situs
pembelajaran
17
Universitas Indonesia
18
bahasa Arab untuk para jurnalis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
yang ingin mempelajari bahasa Arab.
Dalam situs resminya, Al-Jazeera memiliki beberapa rubrik berita dan artikel.
Antara lain /arab/ (dunia Arab), /dawl/ (internasional),
/taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), /jawwalah ash-shihfah/
(press tour atau kunjungan pers), /hurriyt wa huqq/ (hak asasi
manusia), /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi),
/riydhah/ (olahraga), /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan
kesehatan), /al-iqtishd/ (ekonomi), /munawwit/ (features), dan
rubrik /al-mazd/ atau tambahan yaitu /tsaqfah wa fann/ (budaya
dan seni), /istithl ray/ (jajak pendapat atau polling), /bi alhijr/ yaitu berita-berita dan artikel-artikel mengenai sejarah dunia Arab dan
Islam, /krktr/ (karikatur), dan /albm ash-shuwar/ (album
foto). Pembagian berita-berita yang diterbitkan ke dalam rubrik-rubrik ini
bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mencari berita-berita terkini atau
menarik.
Terdapat beberapa faktor yang membedakan Al-Jazeera Media Network
dengan media lainnya. Faktor yang pertama adalah pemberitaannya yang cepat,
gesit, dan langsung dari suara rakyat. Faktor yang kedua adalah independensi para
wartawannya. Para wartawan Al-Jazeera Media Network tidak tunduk kepada
kepentingan pemodalnya, yakni negara Qatar. Contohnya, ketika Emir Qatar
Tamim bin Hamad Al-Thani berkunjung ke Jakarta pada tanggal 18 Mei 2009
yang lalu1 , para wartawan Al-Jazeera tidak diperintahkan untuk meliput karena
kunjungan tersebut dianggap tidak ada nilai jual dan nilai jurnalistiknya. Mereka
hanya meliput jika dalam kunjungan tersebut terdapat hal istimewa atau menarik
untuk dibicarakan. Hal ini sangat berbeda dengan jaringan media lainnya di Timur
Tengah, bahkan juga di Indonesia, yang sangat berpihak kepada kepentingan
pemilik.2 Faktor yang ketiga, Al-Jazeera Media Network lebih mengutamakan
untuk mengangkat topik yang tidak dijamah oleh kebanyakan media. Para kru dan
jurnalis Al-Jazeera Media Network selalu berusaha untuk segera memperoleh
1
Universitas Indonesia
19
Ragile. Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV One). 2011.
(http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/11/kisah-sukses-al-jazeera-networkinspirasi-untuk-metro-tv-dan-tv-one-340012.html)
4
Merlin R. Mann. Headlines.
(http://www.columbia.edu/itc/journalism/isaacs/client_edit/Headlines.html)
Universitas Indonesia
20
pembaca untuk membaca keseluruhan tulisan.5 Jeff Goins dalam artikelnya 5 Easy
Tricks to Write Catchy Headlines berpendapat bahwa judul merupakan bagian
paling penting dari penulisan artikel, namun sering diabaikan. Padahal judul
sangat dibutuhkan untuk mengajak pembaca membaca keseluruhan artikel yang
ditulis. Goins pun mengatakan bahwa judul lebih penting daripada isi atau desain
yang bagus.6
Pendapat lainnya mengenai pentingnya judul dikemukakan oleh Fenny
Wongso dalam artikelnya Pentingnya Judul dalam Sebuah Tulisan. Fenny
mengatakan bahwa saat menulis artikel, jurnal, maupun buku, salah satu bagian
yang sulit adalah menentukan judul yang tepat untuk tulisan itu. Judul harus
menarik perhatian para pembaca dan relevan dengan isi tulisan. Terlebih jika
menulis tentang suatu isu atau topik yang sedang hangat dibicarakan, judul
merupakan hal yang sangat penting.7 Judul tulisan atau artikel mempunyai roh
bagi isi yang dikandungnya. Judul tulisan harus mewakili isi tulisan. Pembaca
akan kecewa jika judul tulisan atau artikel yang dibaca sangat menarik namun
isinya tidak sesuai atau relevan dengan judulnya. Judul tulisan mempunyai
peranan yang sangat besar untuk mencapai suatu tujuan tulisan yang akan
diraihnya. Bagi seorang penulis artikel, judul dimaksudkan untuk mengarahkan
dan mengambil hati calon pembacanya pada tulisan yang disajikan.8 Alfan Fikri
dalam artikelnya 8 Tips dan Cara Membuat Judul yang Menarik Minat Pembaca
mengibaratkan judul tulisan atau artikel sebagai pintu masuk bagi para pembaca,
dan konten tulisan atau artikel sebagai isi di balik pintu tersebut. Isi artikel yang
tidak sesuai dengan judul dapat mengecewakan pembaca, dan karenanya perlu
diperhatikan.9
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa judul merupakan
bagian atau aspek yang sangat penting dalam penulisan sebuah berita, sehingga
judul dalam sebuah berita tidak dapat diabaikan dan harus benar-benar
5
Universitas Indonesia
21
membaca
judulnya
saja,
diharapkan
pembaca
sudah
dapat
10
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 7
11
Abdul Chaer. Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2
12
Ibid.
Universitas Indonesia
22
harus benar, akurat, dan tidak ada rekayasa berita. Ringkas dan jelas berarti
kalimat yang digunakan tidak bertele-tele, kata-kata yang digunakan tepat secara
semantik dan gramatikal. Lebih jauh, ringkas berarti langsung kepada pokok
masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan
waktu pembaca yang sangat berharga.13 Jelas berarti mudah ditangkap
maksudnya, tidak baur dan kabur. Menurut Sumadiria, kata jelas dalam bahasa
jurnalistik memiliki tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya
sesuai dengat kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau
maksudnya14 . Selanjutnya, mudah dimengerti, berarti pembaca tidak perlu buang
energi mencari makna kata atau kalimat yang digunakan. Bahasa jurnalistik selalu
mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui
maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen. Kata-kata dan kalimat
yang rumit dan hanya dapat dipahami oleh segelintir orang tidak digunakan dalam
bahasa jurnalistik. Setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam
karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, mata, dan benak pikiran khalayak
pembaca, pendengar, atau pemirsa.15 Lalu, menarik berarti berita yang
disampaikan disusun dalam kalimat-kalimat atau kata-kata yang menarik sehingga
orang ingin membacanya. Bahasa jurnalistik harus mampu membangkitkan minat
dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang
sedang tertidur, terjaga seketika.16
Pembaca ragam bahasa jurnalistik adalah semua anggota masyarakat pada
umumnya. Siapa saja boleh dan dapat menjadi pembaca karya jurnalistik. Bahasa
jurnalistik merupakan bahasa yang demokratis, karena bahasa ini tidak mengenal
tingkat, pangkat, dan kasta. Sebagai contoh, kucing makan, saya makan, guru
makan, gubernur makan, menteri makan, presiden makan, raja makan. Semua
diperlakukan sama dan setara tanpa ada yang diistimewakan atau ditinggikan
derajatnya. Bahasa jurnalistik juga bersifat populis, artinya tidak mengenal
perbedaan dalam masyarakat, antara yang kaya dengan yang miskin, atau pejabat
13
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14
14
Ibid, hlm. 15
15
Ibid, hlm. 17
16
Ibid, hlm. 16
Universitas Indonesia
23
dengan rakyat jelata. Tidak ada satu pun kelompok atau individu masyarakat yang
diistimewakan atau ditinggikan derajatnya dalam bahasa jurnalistik.
3.3.1. Kalimat Efektif Jurnalistik
Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan
sebuah kalimat. Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat
haruslah dipilih dengan tepat, agar kalimat tersebut jelas maknanya. Kalimat
yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain dengan tepat. Kalimat
seperti ini disebut kalimat efektif. Suroso mendefinisikan kalimat efektif
sebagai kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan
penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami
gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut sebagaimana gagasan yang
dimaksudkan oleh penulis atau penutur.17 Terdapat beberapa karakteristik
kalimat efektif yang akan dibahas di sini, yaitu: (1) kesatuan atau
kesepadanan, (2) kepaduan atau koherensi, (3) kesejajaran atau keparalelan,
(4) penekanan, dan (5) kelogisan atau kenalaran.18
a. Kesatuan atau Kesepadanan
Kriteria pertama sebuah kalimat efektif adalah kesatuan gagasan.
Artinya, setiap kalimat harus mempunyai gagasan pokok yang jelas
dan utuh. Gagasan pokok dapat berjumlah satu, dua, atau bahkan lebih.
Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat ditentukan oleh dua faktor,
yaitu: (1) situasi kalimat, (2) kejelasan makna dalam kalimat. Kesatuan
gagasan dalam kalimat harus tercermin pula dalam struktur kalimat
yang baik. Artinya, kalimat itu harus mempunyai unsur-unsur subjek
dan predikat, atau dapat pula ditambah dengan objek, keterangan, dan
pelengkap. Semua unsur ini melahirkan keterpaduan arti yang
merupakan ciri keutuhan kalimat.
Sebagai contoh: Presiden terbang ke Surabaya Senin pagi besok.
Kalimat ini sangat jelas struktur dan maknanya. Hubungan antarunsur
17
Suroso. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Ilmiah (Yogyakarta: Universitas
Negeri
Yogyakarta,
n.d.),
hlm.
1.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTIF.pdf)
18
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 57-62
Universitas Indonesia
24
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 59
20
Ibid.
Universitas Indonesia
25
menggunakan nomina atau kata benda, maka kata-kata yang lain yang
menduduki jabatan yang sama juga harus menggunakan nomina.
Tanpa kesejajaran atau paralisme, sebuah kalimat hanya akan menjadi
deretan kata yang sulit dipahami maksud dan maknanya. Jika frasa
pertama memakai imbuhan di-kan atau me-kan, maka frasa kedua dan
ketiga juga harus menggunakan imbuhan di-kan atau me-kan.21
Contoh kalimat tidak sejajar:
Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak
disiplin, lurah yang lalaikan tugas ditegur, dan memberi sanksi yang
tegas harus berani siapa pun bawahan yang terbukti tidak memberikan
kinerja yang baik kepada masyarakat dan pelayanan memuaskan.
Contoh kalimat sejajar:
Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak
disiplin, menegur lurah yang melalaikan tugas, dan bahkan harus
berani memberikan sanksi tegas kepada siapa pun aparat bawahannya
yang terbukti tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam
memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat.
d. Penekanan
Memberikan tekanan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap
penting oleh penulis atau jurnalis atau harus mendapat perhatian
khusus oleh khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa, dalam bahasa
jurnalistik disebut penekanan, titik berat, atau empasis. Jika subjek
yang ingin kita tonjolkan, maka subjek ditempatkan pada awal kalimat.
Jika predikat yang ingin kita angkat karena mengandung nilai berita
besar, misalnya, maka predikat itulah yang ditempatkan di awal
kalimat. Begitu juga jika kita ingin menonjolkan unsur objek atau
keterangan waktu dan tempat. Cara ini disebut dengan pemindahan
posisi dalam kalimat.
21
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 60
Universitas Indonesia
26
Penekanan subjek:
Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, mendukung konsep
megapolitan yang diajukan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, jika hal itu
sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih
administrasi pemerintah Jawa Barat.
Penekanan predikat:
Jika sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak
Penekanan objek:
Konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI Jakarta
Sutiyoso, didukung oleh Gubernur Jawa Barat jika hal itu sebatas kerja
sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi
pemerintah Jawa Barat.
Contoh penekanan urutan logis:
Menurut para saksi mata, sebelum terjadi longsor, terdengar bunyi
gemuruh dari atas bukit, getaran tanah yang cukup hebat, dan
beberapa penggali pasir lari tunggang langgang menyelamatkan diri
ke tempat yang aman. Sayang, tak semua penggali sempat
menyelamatkan diri. Dua belas penggali pasir tewas dalam musibah
22
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006, hlm. 61
Universitas Indonesia
27
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 62
Universitas Indonesia
28
beberapa orang atau jamak (plural). Jadi, tidak logis dikatakan terbaik,
namun pelakunya lebih dari satu. Penulisan terbaik ke-I, ke-II, ke-III
juga rancu, karena I, II, dan III tidak bisa dirangkaikan dengan
imbuhan ke-. Penulisan kata banyak-banyak tidak baku. Selain itu,
kalimat terakhir menyesatkan, seolah-olah juara harapan pertama
sampai ketiga memperoleh hadiah dari sponsor masing-masing atau
dari tiga sponsor yang berbeda. Padahal sponsor yang memberikan
hadiah hanya satu. Sponsor inilah yang memberikan hadiah radio tape
recorder kepada ketiga pemenang harapan.
24
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14
Universitas Indonesia
29
a. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau
kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca
yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun
karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang
rumit dan hanya dapat dipahami segelintir orang tidak digunakan dalam
bahasa jurnalistik.25
b. Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak memboroskan waktu
pembaca. Ruangan yang tersedia pada kolom-kolom halaman koran,
tabloid, atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan
beraneka ragam. Konsekuensinya, apapun pesan yang akan disampaikan,
tidak boleh bertentangan dengan filosofi, fungsi, dan karakteristik pers.26
c. Padat
Dalam konteks bahasa jurnalistik, padat berarti sarat informasi. Setiap
kalimat dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan
menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang
tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalimat yang singkat
tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang padat,
kecuali singkat juga mengandung lebih banyak informasi.27
d. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme
atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak
pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
Kata yang lugas selalu menekankan pada satu arti serta menghindari
kemungkinan adanya penafsiran lain terhadap arti dan makna kata
tersebut.28
25
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14
26
Ibid.
27
Ibid, hlm. 15
28
Ibid.
Universitas Indonesia
30
e. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur.
Dalam konteks bahasa jurnalistik, jelas memiliki tiga arti: jelas artinya,
jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikatobjek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.29
f. Jernih
Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti
prasangka atau fitnah. Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan
kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda
tersembunyi di balik pemuatan suatu laporan kecuali fakta, kebenaran,
kepentingan publik.30
g. Menarik
Bahasa
jurnalistik
harus
menarik,
yang
berarti
mampu
29
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm 15.
30
Ibid.
31
Ibid, hlm. 16
Universitas Indonesia
31
32
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 17
33
Ibid.
34
Ibid.
Universitas Indonesia
32
k. Gramatikal
Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipakai dan
dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
Bahasa baku artinya bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa
serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan
istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa yang paling besar
pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsa atau
kelompok masyarakat.35
Contoh bahasa jurnalistik non-baku atau tidak gramatikal:
Ia bilang, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan
menjadi 15 persen dari total APBN dalam tiga tahun ke depan.
Contoh bahasa jurnalistik baku atau gramatikal:
Ia mengatakan, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan
menjadi 15 persen dari total APBN dalam tiga tahun ke depan.
l. Menghindari Kata Tutur
Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan seharihari secara informal, yakni kata-kata yang digunakan dalam percakapan
di warung kopi, terminal, bus kota, atau pasar.36 Kata tutur hanya
menekankan pada pengertian, bukan struktur dan tata bahasa. Contoh
kata-kata tutur: bilang, dibilangin, bikin, dikasih tahu, kayaknya,
makanya, jontor, kelar.
m. Menghindari Kata dan Istilah Asing
Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar
harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya.
Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak
informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan.37
n. Pilihan Kata (Diksi) yang Tepat
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang
disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari
35
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 18
36
Ibid.
37
Ibid, hlm. 19
Universitas Indonesia
33
asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih harus tepat dan akurat
sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada
khalayak. Dalam bahasa jurnalistik, pilihan kata atau diksi tidak sekadar
hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang
didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal
terhadap khalayak.
Pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam setiap kata jurnalistik
dapat berakibat fatal. Istilah diksi bukan saja digunakan untuk
menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu
ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa,
dan
ungkapan.
Fraseologi
mencakup persoalan
kata-kata
dalam
38
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 19.
39
Ibid, hlm. 20
Universitas Indonesia
34
AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 20
41
Ibid, hlm. 21
Universitas Indonesia
35
anonim, tidak dikenal, dan abstrak. Kedua, bagi khalayak pembaca. Judul
adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita
atau justru segera melewati dan melupakannya. Menurut AS Haris Sumadiria,
judul berita yang baik harus memenuhi delapan syarat: (1) provokatif, (2)
singkat dan padat, (3) relevan, (4) fungsional, (5) formal, (6) representatif, (7)
menggunakan bahasa baku, dan (8) spesifik.42 Berikut penjelasan mengenai
syarat-syarat tersebut.
a. Provokatif
Provokatif
berarti
judul
yang
kita
buat
harus
mampu
AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), hlm. 122
43
Ibid.
44
Ibid.
45
Ibid, hlm. 123
Universitas Indonesia
36
sedikit-banyak
tercermin
pada
judul-judul
berita
yang
ditulisnya.
46
AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), hlm. 123
47
Ibid, hlm. 124
48
Ibid.
Universitas Indonesia
37
49
AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), hlm. 125
50
Ibid.
51
J.W.M. Verhaar. Pengantar Linguistik (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1977), hlm.
70
52
David Crystal. A Dictionary of Linguistics and Phonetics (Edisi ke-6) (Oxford: Blackwell
Publishing, 2008), hlm. 471
Universitas Indonesia
38
/lan yuhmila qilun wjiban/
Orang yang berakal tidak akan pernah melalaikan tugasnya.
Terdapat dua jenis kalimat dalam bahasa Arab. Jenis yang pertama
adalah kalimat nominal atau dalam bahasa Arab disebut
/jumlah ismiyyah/, yakni kalimat yang diawali nomina ( /isim/), atau
fungsi subjeknya mendahului predikat. 57 Contoh:
53
Universitas Indonesia
39
/al-ustdzu f al-fashli/
Guru itu di kelas
Kalimat di atas merupakan jumlah ismiyyah karena diawali dengan
nomina /al-ustdzu/ guru dan berpredikat frasa preposisional
/f al-fashli/ di kelas.
Jenis kalimat yang kedua adalah kalimat verbal yang dalam bahasa
Arab disebut /jumlah filiyyah/, yaitu kalimat yang diawali
verba ( /fiil/), atau fungsi verba predikatnya mendahului subjek.58
Contoh:
/j-a ahmadu il bayt/
Ahmad telah datang ke rumah saya.
Kalimat di atas merupakan jumlah filiyah karena diawali dengan
verba /j-a/ telah datang. Kata /j-a/ yang merupakan verba
mendahului subjek kalimat tersebut yaitu /ahmadu/. Frasa
preposisional /il bayt/ ke rumah saya berfungsi sebagai
pelengkap dalam kalimat ini.
b. Klausa
Satuan sintaksis berikutnya adalah klausa. Menurut Jos Daniel
Parera, klausa merupakan suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh
dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat atau
tidak.59 Djoko Kentjono mendefinisikan klausa sebagai satuan
gramatikal yang disusun oleh kata dan/atau frase dan yang mempunyai
satu predikat.60 Klausa pada umumnya merupakan konstituen kalimat.
Contoh klausa dalam bahasa Indonesia:
Tina pandai...
58
Fuad Nimah. Mulakhkhas: Qawid al-Lughah Arabiyah (Damaskus: Darul Hikmah, n.d.),
hlm. 169
59
Jos Daniel Parera. Sintaksis (edisi kedua) (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 32
60
Djoko Kentjono. Dasar-dasar Linguistik Umum (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
1990), hlm. 58
Universitas Indonesia
40
Klausa tersebut dibentuk oleh kata Tina sebagai subjek dan pandai
sebagai predikat. Klausa dapat dijadikan kalimat jika ditambahkan
intonasi final. Contoh klausa dalam bahasa Arab:
/taqra-u ftimatu al-qissatu/
Fatimah sedang membaca cerita
Contoh di atas dapat berubah menjadi kalimat jika diakhiri dengan
tanda titik sebagai intonasi final.
c. Frasa
Satuan sintaksis ketiga yang akan dibahas dalam kerangka teori ini
adalah frasa, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak
predikatif.61 Sebagai contoh, pohon tinggi adalah frasa karena
merupakan konstruksi non-predikatif. Konstruksi itu berbeda dengan
pohon itu tinggi yang bukan merupakan frasa karena bersifat
predikatif.62 Dalam contoh tersebut, kata pohon berfungsi sebagai
konstituen induk (head), sedangkan kata tinggi berfungsi sebagai
konstituen
pewatas
(modifier).
Dr.
Salahuddin
Hasanain
61
Bambang Yudi Cahyono. Kristal-kristal Ilmu Bahasa (Surabaya: Airlangga University Press,
1995), hlm. 188
62
Ibid.
63
Salahuddin Hasanain. Dirasat fi Ilmi-l Lughah al-Washfy wa At-Tarikhiy wa Al- Muqaran
(Riyadh: Darul Ulum, 1984), hlm. 164-165
Universitas Indonesia
41
a) Frasa Nominal
Frasa nominal merupakan frasa yang terdiri dari nomina
sebagai konstituen induk dan unsur perluasan seperti adjektiva,
verba,
numeralia,
demonstrativa,
64
pronomina,
dan
frasa
bahasa Arab:
/rajulun jamlun/
Pria tampan
Frasa di atas terdiri dari nomina /rajulun/ pria sebagai
konstituen induk dan adjektiva /jamlun/ tampan sebagai
pewatas.
b) Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah frasa yang terjadi dari numeralia
sebagai konstituen induk dan unsur perluasan lain sebagai
pewatas.65 Dalam bahasa Arab, frasa numeralia disebut frasa
adady.66 Contoh frasa numeralia dalam bahasa Arab:
/arbau bantin/
Empat anak perempuan.
Frasa tersebut terdiri dari numeralia /arbau/ empat sebagai
konstituen induk dan /bantin/ anak-anak perempuan sebagai
pewatas.
64
Universitas Indonesia
42
/bad min hun/
Jauh dari sini
Frasa di atas terdiri dari adjektiva /bad/ jauh sebagai induk
dan frasa preposisional /min hun/ dari sinisebagai pewatas.
/amm al-fashli/
Di depan kelas.
Frasa tersebut terdiri dari preposisi /amm/ di depan sebagai
perangkai dan nomina /al-fashli/ kelas sebagai sumbu.
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 52
Harimurti Kridalaksana. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988), hlm. 81
69
Imam Asrori. Op. Cit., hlm. 54
70
Ibid, hlm. 52
68
Universitas Indonesia
43
/utsmn yuhibbu al-lughata wa al-hisba/
Usman menyukai bahasa dan matematika.
Contoh frasa athfy berunsur verba diikuti verba:
/aktubu wa aqra-u kalimt jaddah kullu yaumin/
Saya menulis dan membaca kata-kata baru setiap hari.
Contoh frasa athfy berunsur adjektiva diikuti adjektiva:
/innallha samun almun/
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Unsur-unsur pada frasa athfy dapat dihubungkan dengan atau
tanpa huruf athaf atau partikel konjugatif.
f) Frasa Badaly (Apositif)
Frasa badaly (apositif), sama seperti salah satu ciri frasa athfy,
juga terdiri atas nomina yang diikuti nomina. Namun terdapat dua
hal yang membedakan frasa badaly dari frasa naty dan athfy. Hal
pertama adalah bahwa secara semantik, nomina pertama sama
dengan nomina kedua. Karenanya, keduanya dapat saling
menggantikan. Hal yang kedua, kedua nomina tersebut tidak dapat
dirangkai dengan partikel konjugatif.71
Contoh frasa badaly:
/tastaqbilu al-lajnatu wazra ad-dniyyata sad qil munawwar/
Komite itu menyambut Menteri Agama Said Aqil Munawwar.
Frasa badaly pada contoh di atas terbentuk dari nomina pertama
/wazru ad-dniyyatu/ menteri agama dan nomina kedua
/sad qil munawwar/ Said Aqil Munawwar.
71
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 53
Universitas Indonesia
44
/j-a ab shabh amsi min jkart/
Ayahku datang kemarin pagi dari Jakarta.
Contoh 2:
/ghadan al-itsnayn sayahdhuru al-mudarrisu al-mishriyyu/
Dosen dari Mesir akan datang besok Senin.
Contoh 3:
/qad ghdara as-s-ihu hdz al-funduqa mundzu amsi/
Turis itu telah meninggalkan hotel sejak kemarin.
h) Frasa Manfy (Negasional)
Frasa manfy terdiri atas penegasi (adtu an-nafy) diikuti verba
atau nomina. Beberapa penegasi yang ditemukan atau banyak
muncul adalah /l/, /laysa/, /m/, /lam/, dan /lan/.
Penegasi /lam/, /lan/, dan /m/ ditemukan hanya diikuti
verba. Penegasi lainnya dapat diikuti nomina ataupun verba.73
Berikut contoh-contohnya.
Contoh 1:
/an l arifu al-jawba/
Saya tidak tahu jawabannya.
Contoh 2:
/l ahadu f al-fashli/
72
73
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 52
Ibid, hlm. 54
Universitas Indonesia
45
/lasta turdu hdza ath-tham/
Kau tidak mau makanan ini.
Contoh 4:
/innah laysa haznan/
Sesungguhnya ia tidak sedih.
Contoh 5:
/m j-a al-ustdzu/
Guru itu tidak datang.
Contoh 6:
/as-sayyid nr al-murtadh lam yahdhur/
Pak Nur Al-Murtadha belum datang.
Contoh 7:
/lan tarja al-ayym al-lat madhdhat/
Hari-hari yang berlalu tidak akan kembali.
i) Frasa Syarthy (Syarat)
Frasa syarthy merupakan frasa yang berunsur penanda syarat
sebagai pewatas diikuti verba sebagai induk. Contoh penandapenanda syarat adalah /idz/, /man/, /indam/, /law/,
/lamm/, /in/, /kullam/, dan /mahman/.74 Berikut
contoh-contohnya yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.
74
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 55
Universitas Indonesia
46
/kullam ard an yakhruj minh ud fh/
Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan
(lagi) ke dalamnya.
Contoh 2 dari QS. Ash-Shaff (61) ayat 5:
/falamm zgh azgha Allhu qulbahum/
Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah
memalingkan hati mereka.
Contoh 3 dari QS. Al-Anam (6) ayat 160:
/man j-a bi al-hasanati falah asyru amtslih/
Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat
amalnya.
Contoh 4 dari QS. Al-Hujurat (49) ayat 6:
/y ayyuh al-ladzna man in j-akum fsiqun binaba-in
fatabayyan/
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik
datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah
kebenarannya.
/idz j-a nashru Allhi/
Apabila telah datang pertolongan Allah
Universitas Indonesia
47
j) Frasa Tanfis
Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai induk didahului
penanda waktu tanfis /sa/, /sawfa/, /kay/, /li/, /qad/,
dan /hatt/.75 Berikut contoh-contohnya.
Contoh 1:
/sa-azruka hdza al-yawma/
Aku akan mengunjungimu hari ini.
Contoh 2:
/sawfa yahdhuru al-wafid/
Delegasi akan hadir.
Contoh 3:
/qad adraktu m qultu/
Saya menyadari apa yang saya katakan.
Contoh 4:
/iqra marrah aw marratayn hatt tafhamu/
Bacalah sekali atau dua kali sampai kau paham.
Contoh 5:
/thriq yabhatsu anka li talaba maahu/
Thariq mencarimu untuk bermain bersamanya.
Contoh 6:
/anmu mubakkiran kay ashah mubakkiran/
Saya tidur lebih awal, agar saya bangun lebih awal.
75
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 55
Universitas Indonesia
48
k) Frasa Tawqitat
Frasa tawqitat merupakan frasa yang memiliki unsur verba
bantu /kna/ dan yang sejenis (tidak termasuk /laysa/) baik
diikuti verba maupun non-verba. Penanda tawqitat itu antara lain
berupa /kna/, /shra/, /zhalla/, /ams/, dan
/m zla/.76 Berikut contoh-contohnya.
Contoh 1:
/ath-thiflatu knat talabu f shati al-bayti/
Anak perempuan itu sedang bermain di halaman rumahnya.
Contoh 2:
/shra akh yamalu f hdz al-banki/
Saudara laki-laki saya bekerja di bank ini.
Contoh 3:
/utsmn zhalla yalbasuhu/
Usman tetap berpakaian.
Contoh 4:
/ams al-q-idu musliman/
Pemimpin itu telah menjadi Muslim.
Contoh 5:
/m zla hdza al-muammru yasyhadu al hadhrati al-arabi
ar-rqiyati/
Arsitektur ini masih menjadi saksi atas peradaban Arab yang
tinggi.
76
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 56
Universitas Indonesia
49
l) Frasa Idhafy
Frasa idhafy adalah frasa yang berunsur nomina+nomina77 .
Nomina pertama merupakan unsur pertama sedangkan nomina
kedua
sebagai
nomina+nomina,
atributnya.
Walaupun
idhafy
frasa
berbeda
memiliki
unsur
dengan
frasa
/m anwnuka?/
Apa alamatmu?
Contoh 2:
/hiwyat ar-rasmu wa jamu ath-thawbii/
Hobi saya melukis dan mengoleksi perangko.
Dalam frasa idhafy, nomina pertama tidak perlu diberi partikel
definit /al/ di depannya. Sedangkan nomina kedua dapat diberi
artikel tersebut, dan selalu ber-irab majrur atau genetif (- /-in/
atau - /-i/).
m) Frasa Nidaiy
Frasa ini terdiri atas kata seru ( /nid-un/) sebagai pewatas
dan nomina sebagai induk.78 Penanda seruan atau nida bisa berupa
/y/ atau /ayyuh/. Berikut masing-masing contohnya:
Contoh dengan /y/:
/m hdz y ustdz?/
Apakah ini, wahai guru?
Contoh dengan /ayyuh/:
77
78
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 56
Ibid, hlm. 58
Universitas Indonesia
50
...
/ayyuh an-ns.../
Wahai manusia sekalian...
n) Frasa Tawkidy
Frasa tawkidy adalah frasa yang terbentuk dari nomina sebagai
induk diikuti pewatas berupa tawkid atau penegas. Dalam bahasa
Arab, penegas ini mencakup /ayana/, /nafsun/, dan
/kullu/. Selain itu juga bisa berupa kata ganti lepas seperti contohcontoh berikut.
Contoh 1:
/laqaytu muhammadan nafsahu/
Saya benar-benar menemui Muhammad.
Contoh 2:
/hadzihi haqbat an/
Ini benar-benar tas saya.
o) Frasa Mawshuly
Frasa ini terbentuk dari mawshul+shilah. Mawshul mencakup
/al-ladz/ dan /al-lat/ dengan derivasinya.79
Contoh:
/al-ladzna yalabna ashhb/
Yang sedang bermain itu sahabat-sahabat saya.
p) Frasa Mashdary
Frasa mashdary adalah frasa yang terdiri dari penanda mashdar
/an/ diikuti verba.80 Contoh:
79
80
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 59
Ibid.
Universitas Indonesia
51
/hadzihi hiya al-mar-atu al-jamlatu wajhan/
Inilah wanita berwajah cantik itu.
Mumayyaz merupakan adjektiva yang membentuk frasa naty atau
atributif. Meskipun yang menjadi induk dalam frasa atributif
adalah nomina, namun tamyiz berhubungan langsung dengan
adjektiva, bukan nomina. Dengan kata lain, tamyiz tidak pernah
muncul tanpa didahului adjektiva.82
r) Frasa Istitsnaiy
Frasa istitsnaiy terbentuk dari pengecualian diikuti nomina.83
Pengecualian dalam bahasa Arab antara lain /ill/, /ghayru/,
dan /saw/.
Contoh dengan /ill/:
/l yushaddiqahu ahadun ill ab bakrin/
Tidak ada seorang pun yang mempercayainya kecuali Abu Bakar.
Contoh dengan /ghayru/:
/l amlaku ghayru hidz-an/
Saya tidak memiliki (apapun) selain sepatu.
Contoh dengan /saw/:
/l rabbun saw Allh/
Tiada Tuhan kecuali Allah.
81
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 59
Ibid, hlm. 60
83
Ibid.
82
Universitas Indonesia
52
s) Frasa Bayany
Frasa bayany memiliki unsur dua nomina yang dipisahkan oleh
huruf /min/.84 Contoh:
/syaribtu kban min al-ashri/
Saya minum segelas (dari) jus.
Dalam bahasa Arab, nomina kedua biasanya dipandang sebagai
penjelas dari nomina pertama. Namun dalam frasa bayany, nomina
kedualah yang merupakan induknya. Artinya, nomina kedua ini
dapat menggantikan seluruh unsur dalam frasa tersebut.85
t) Frasa Naskhy
Frasa naskhy adalah frasa yang memiliki unsur nomina sebagai
induk didahului penanda naskhy, yaitu /inna/, /anna/,
/lakinna/, /li-anna/, /ka-anna/, /laalla/, dan /layta/.86
Contoh dengan /inna/:
/inna Allha samun almun/
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Contoh dengan /anna/:
/asyhadu anna muhammadan raslu Allhi/
Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.
Contoh dengan /lakinna/:
/lakinna al-kitbu jaddun/
Tapi (sesungguhnya) buku itu baru.
Contoh dengan /li-anna/:
84
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 60
Ibid.
86
Ibid.
85
Universitas Indonesia
53
/li-anna wlad mardhun/
Karena (sesungguhnya) ayahku sakit.
Contoh dengan /ka-anna/:
/ka-annaka akh/
(Kau) seperti saudara laki-laki saya.
Contoh dengan /laalla/:
/laalla al-ustdzu yahdharu/
Mungkin guru itu hadir.
u) Frasa Ikhtishashy
Frasa ini juga berunsur dua nomina. Nomina pertama
merupakan induk dan nomina kedua merupakan pengkhusus.
Sebagai pengkhusus, nomina kedua ber-irab mansub atau
akusatif.87 Contoh:
/nahnu al-muslimna ummatan whidatan/
Kita umat Islam adalah umat yang satu.
v) Frasa Taajjuby
Frasa ini memiliki unsur /m/ atau /kam/ untuk
menyatakan kekaguman.
Contoh dengan /m/:
/m athayba qamshaka/
Bagus sekali kemejamu.
Contoh dengan /kam/:
/kam min fi-atin qallatin ghalabat fi-atan katsratan/
87
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 61
Universitas Indonesia
54
w) Frasa Muqarabat
Frasa ini memiliki verba sebagai unsur pembentuk didahului
verba bantu muqabarat yang bermakna hampir. 88 Contoh:
/kda yumdh al-waqtu/
Waktu hampir berlalu.
x) Frasa Syuru
Frasa ini memiliki verba sebagai unsur pembentuk yang
didahului verba bantu syuru.89 Contoh:
/bada-at tataharraku al-hfiltu/
Bis-bis itu mulai bergerak.
Hubungan antar unsur pada frasa ini tidak selalu harus bersifat
padu. Artinya, dapat diberi penyela lain di antara kedua unsur
tersebut. Contoh:
/bada-at al-hfiltu tataharraku/
Bis-bis itu mulai bergerak.
y) Frasa Raja
Frasa ini memiliki unsur verba /nudirruka/ menyadari
sebagai unsur pembentuk didahului verba bantu raja /as/
semoga. Contoh:
/as an nudirraki/
Semoga ia sadar.
88
89
Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 61
Ibid, hlm. 62
Universitas Indonesia
55
d. Kata
Satuan sintaksis terakhir yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah kata. Kata disebut sebagai satuan gramatikal bebas terkecil,
karena mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, misalnya sebagai
jawaban dari suatu pertanyaan atau suruhan terhadap seseorang.90
Contoh kata sebagai jawaban:
Mau. sebagai jawaban dari pertanyaan Maukah kau berjalan-jalan
denganku?
Contoh kata sebagai suruhan:
Minggir! sebagai suruhan kepada pengemudi bis kota.
Setiap kata atau frasa dalam kalimat termasuk dalam kategori atau
kelas tertentu. Sebagai contoh, untuk kata terdapat kategori nomina,
verba, adjektiva, dan adverbia. Untuk frasa terdapat kategori frasa
nominal, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional. Dengan
demikian, kata seperti buku, pergi, dan bagus masing-masing termasuk
kategori nomina, verba, dan adjektiva sebagai kata dan termasuk
kategori frasa nominal, verbal, dan adjektival sebagai frasa.91 Hal ini
juga berlaku dalam bahasa Arab. Kata /madrasah/ yang berarti
sekolah termasuk kategori nomina ( /ism/ dalam bahasa Arab), kata
/dzahaba/ yang berarti (dia lk.) pergi termasuk kategori verba (
/fil/ dalam bahasa Arab), dan kata /jaml/ yang berarti tampan
termasuk dalam kategori adjektiva ( /nat/ dalam bahasa Arab).
3.4.2. Fungsi Sintaksis
Satuan sintaksis yang besar terjadi dari satuan-satuan yang lebih kecil
yang berhubungan satu sama lain secara fungsional.92 Fungsi sintaksis utama
dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Berikut penjelasannya.
90
Djoko Kentjono. Dasar-dasar Linguistik Umum (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
1990), hlm. 56
91
Bambang Yudi Cahyono. Kristal-kristal Ilmu Bahasa (Surabaya: Airlangga University Press,
1995), hlm. 180
92
Harimurti Kridalaksana. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam Lembaran Sastra
(Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992), hlm. 93
Universitas Indonesia
56
a. Predikat
Predikat merupakan konstituen inti dalam kalimat. Predikat dapat
berupa
frasa
verbal,
adjektival,
nominal,
numeralia,
atau
93
preposisional. Contoh:
/burj fl f brs/
Menara Eiffel di Paris. (P=FPrep)
Nomina /burj fl/ menara Eiffel berfungsi sebagai subjek
dan frasa preposisional /f brs/ di Paris berfungsi
sebagai predikat.
/al-awqt ash-shalh khams/
Waktu sholat itu lima. (P=FNum)
Nomina /al-awqt ash-shalh/ waktu sholat
merupakan subjek dan frasa numeralia /khams/ lima
merupakan predikatnya.
/al-muwzhabah mashdar an-najh/
Ketekunan itu sumber kesuksesan. (P=FN)
Nomina /al-muwzhabah/ ketekunan berfungsi sebagai
subjek dan frasa nominal /mashdar an-najh/ sumber
kesuksesan berfungsi sebagai predikat.
/al-mumatstsilu jaml jiddan/
Aktor itu sangat tampan. (P=FAdj)
Nomina /al-mumatstsilu/ aktor merupakan subjek dan frasa
adjektival /jaml jiddan/ sangat tampan merupakan
predikat.
93
Hasan Alwi & Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton Moeliono. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 326
Universitas Indonesia
57
/al-bintu tarqushu/
Gadis itu sedang menari. (P=FVerb)
Nomina /al-bintu/ gadis berfungsi sebagai subjek dan frasa
verbal /tarqushu/ menari berfungsi sebagai predikat.
b. Subjek
Fungsi sintaksis berikutnya adalah subjek. Pada umumnya, subjek
diisi oleh konstituen yang takrif (spesifik).94 Konstituen ini dapat
berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Contoh:
a)
/ysmn mar-ah jamlah/
Yasmin wanita yang cantik. (S=N)
b)
/al-mudarrisu ar-riydhiyytu mardh/
Dosen matematika itu sakit. (S=FN)
c)
/al-lat taghn zawjatuhu/
Yang sedang bernyanyi adalah istrinya. (S=klausa)
Subjek pada contoh (a) adalah nomina berupa nama diri (
/ysmn/) Yasmin, sedangkan pada contoh (b), subjeknya berupa
frasa nominal ( /al-mudarrisu ar-riydhiyyti/) dosen
matematika. Subjek dalam contoh (c) berupa klausa, yakni
/al-lat taghn/ yang sedang bernyanyi.
c. Objek
Fungsi sintaksis ketiga yang akan dibahas adalah objek. Keberadaan
objek sangat dibutuhkan oleh predikat yang berupa verba transitif (
/fil mutaadd/ dalam bahasa Arab) pada kalimat aktif. Contoh:
/takulu fadhlah al-kaka/
Fadhilah makan kue.
94
Universitas Indonesia
58
/yasyrabu ahmadu ashr at-tuffh/
Ahmad minum jus apel.
Objek dalam kalimat di atas berupa frasa nominal yaitu
/ashr at-tuffh/ jus apel.
Contoh objek berupa klausa:
)(
/taqlu umm (al-ladz) sayat al il indnsiy hadza ash-shabh/
Ibu saya mengatakan (bahwa) Ali akan datang ke Indonesia pagi ini.
Objek dalam kalimat di atas berupa klausa yaitu
/satat al il indnsiy hadza ash-shabh/ Ali akan datang
ke Indonesia pagi ini.
d. Pelengkap
Pelengkap kerap kali dicampuradukkan dengan objek. Perbedaan
pelengkap dengan objek adalah bahwa pelengkap itu tidak dapat
dijadikan subjek akibat penafsiran kalimat. Pelengkap berada tepat di
belakang predikat bila tidak objek dan di belakang objek jika unsur ini
hadir. Pelengkap dapat berupa frasa nominal, frasa verbal, frasa
adjektival, frasa preposisional, dan klausa. Sebagai contoh, perhatikan
dua kalimat berikut:
a)
/hasuna ath-thlibah khulquh/
Mahasiswi itu baik akhlaknya.
b)
/hassanat ath-thlibah khulqah/
Universitas Indonesia
59
/tanmu srah f ghurfatih/
Sarah tidur di kamarnya.
Frasa preposisional /f ghurfatih/ di kamarnya pada contoh
di atas berfungsi sebagai keterangan tempat atau adverbia lokatif (
/zharf makn/ dalam bahasa Arab).
Contoh keterangan berupa adverbia:
/yatakallamu ysuf bi al-faransiyyah fashhan/
Yusuf fasih berbicara dalam bahasa Prancis.
Adverbia /fashhan/ fasih pada contoh di atas berfungsi sebagai
keterangan cara.
Dalam bahasa Arab, fungsi sintaksis terdiri dari /musnad
ilaih/ yang berarti subjek dan /musnad/ yang berarti predikat.
Subjek atau /musnad ilaih/ dapat berupa /fil/ yang berarti
pelaku, /n-ib al-fil/ yang berarti subjek kalimat permutasi
yang ditulis setelah verba pasif, " "/ism al95
Universitas Indonesia
60
/yanjahu ath-thlib/
Mahasiswa itu lulus.
Pada contoh di atas, kata /ath-thlib/ mahasiswa merupakan
musnad ilaih (subjek) yang berupa /fil/ atau pelaku. Kata
/yanjahu/ lulus berfungsi sebagai musnad.
Menurut Mustafa Ghulayaini, musnad dan musnad ilaih merupakan
konstituen inti dalam kalimat. Sedangkan konstituen lainnya yaitu
/fadhlah/ yang berarti pelengkap dan /adh/ yang berarti partikel
termasuk konstituen bukan inti.97
Fungsi /fadhlah/ merupakan fungsi sintaksis yang berfungsi
melengkapi makna suatu kalimat dan bukan merupakan konstituen inti
dalam kalimat. Dalam bahasa Arab, /fadhlah/ dapat berupa
/mafl bih/ atau objek, /zharf zamn/ atau adverbia
96
Universitas Indonesia
61
98
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 320
Universitas Indonesia
62
Contoh:
...
/hunka itiqd anna.../
Terdapat kepercayaan bahwa...
Dibandingkan dengan bentuk berikut:
...
/ataqidu anna.../
Saya percaya bahwa...
Bentuk di atas terkesan subjektif karena menggunakan verba aktif untuk
pronomina orang pertama. Dengan demikian, nominalisasi atau pemasifan
lebih diutamakan.
Berikut ini contoh paragraf berita mengenai polemik sistem
pemberontak yang menginginkan perubahan politik di Kuwait. Paragraf
tersebut menggunakan nominalisasi. Nominalisasi ini akan digarisbawahi
pada tulisan Arab dan ditulis tebal pada penulisan Latinnya.
,
.
/wa lilwuqfi al ath-thqah al-basyariyyah, yalzamu tahll al-mujtamai
as-sukkn wa taqsmuhu il ft dzt majmt tabaan li ad-dawri al-ladz
taqmu bihi kullu majmah hatt yumkina at-taarruf al hajmi quwwati
al-amal wa khash-ishih f al-hdhir wa ittijhtih f al-mustaqbali alqarb wa al-bad wa kadzlika al ahjm al-ft al-ukhr wa thabtih/
Untuk memahami apakah potensi manusia itu, diperlukan analisis dan
pembagian populasi masyarakat
subkelompok
untuk
menentukan
ukuran
tenaga
kerja
dan
Universitas Indonesia
63
/awmil ad-dami al-musytaqqah min siysah sukkniyyah mulanah min
qibali ad-dawlah wa mutaraf bih/
Faktor-faktor pendukung berasal dari sebuah kebijakan populasi yang
diucapkan secara terbuka oleh pemerintah dan diakui sebagai demikian.
Salah satu penyebab kesan nominalisasi yang kental adalah sifat kompleks
dari abstraksi yang ditulis dalam banyak karya jurnalistik dan teks lainnya
yang membahas politik dan bidang serumpun. Sebagian besar dari ini dirujuk
oleh penamaan konvensional yang terdiri dari frasa nominal yang
komponennya menyiratkan sifat atau fungsinya.100 Contoh:
/ajzu mzniyyah al-qith al-mm/
Defisit Anggaran Sektor Publik.
/munazhzhamah ad-duwal al-mushaddirah lin-nafth/
Organisasi Negara Eksportir Minyak
Namun
dalam
bahasa
Arab
/barsyalnah tuhaqqiqu hulmah/
99
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 321
100
Ibid, hlm. 322
101
Ibid, hlm. 324
Universitas Indonesia
64
/wafd min mutah yazru mudriyyah al-amni al-amm/
Delegasi dari Mutah Kunjungi Direktorat Keamanan Publik
(ditulis sehari setelah kunjungan tersebut; artikel melaporkan detail peristiwa)
/asy-syurthah al-isriliyyah tastajwibu abd asy-syfi wa asyrw/
Polisi Israel Interogasi Abdul Shafi dan Ashrawi.
(ditulis sehari setelah interogasi; artikel melaporkan apa yang terjadi)
Contoh dengan verba perfektif ( /fil mdh/):
/al-arab laib dawran assiyyan f qimmah al-ardh/
Bangsa Arab memainkan peran penting dalam Earth Summit.
(ditulis tiga minggu setelah konferensi berakhir; artikel meringkas kontribusi
bangsa Arab)
/al-muslimna taarradh li tsaltsi madzbih khillah f mi-ah sanah f albsanah/
Umat Islam telah dibantai tiga kali pada abad yang lalu di Bosnia.
(ditulis selama penyerangan Serbia atas Bosnia; artikel merupakan catatan
sejarah penderitaan mereka)
Urutan S+V+COMP ini sering ditemukan dalam judul berita, sedangkan
dalam laporan-laporan berita lain, urutan V+S+COMP tetap digunakan.102
Jika teks tersebut bersifat narasi lugas (straightforward narrative), di mana
konten berita dalam judul berita hanya sebatas pengulangan dan penguatan
(sebagaimana terjadi dalam tiga contoh pertama), susunan kata dalam
kalimatnya
selalu
V+S+COMP,
dan
bentuk
imperfektif
yang
102
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 325
Universitas Indonesia
65
mengindikasikan masa lalu (historic present) dalam judul berita diganti oleh
narasi faktual (factual narrative) berbentuk perfektif dalam teks.103 Dengan
demikian, sebagai contoh, baris pertama teras berita dari contoh judul kedua
dimulai seperti berikut:
...
/zra wafd min thalabah jmiah mutah ams mudriyyah al-amn al-amm.../
Delegasi mahasiswa Universitas Mutah mengunjungi Direktorat Keamanan
Publik kemarin...
Menurut Holes, struktur V+S+COMP biasanya berupa bentuk perfektif dan
mengindikasikan tindakan atau peristiwa yang telah selesai. Sedangkan
struktur S+V+COMP dalam bentuk imperfektif biasanya untuk menjelaskan
fakta dan kebenaran umum, tindakan kebiasaan, dan sebagainya.104
103
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 326
104
Ibid, hlm. 328
105
Janet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and
Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 166-167
Universitas Indonesia
66
/maqtal khams rah-in f marik dmiyyah/
Pembunuhan Lima Tawanan dalam Konflik Berdarah
/man sayyidah f dukhl al-matjir f barithniyyah/
Pelarangan Wanita untuk Masuk Toko di Inggris
Struktur idhafah yang diawali nomina verbal juga ditemukan di mana subjek
merupakan frasa nomina yang diperluas.107 Contoh:
:
/amrk: irtif amaliyyt al-irhb f asy-syarq al-awsath/
Amerika: Naiknya Operasi Terorisme di Timur Tengah.
Klausa juga dapat ditulis sebagai nomina yang mengawali judul berita.108
Contoh:
/al-musykilt al-lat tuwjihu al-aqaliyyt al-islmiyyah f rubb algharbiyyah wa amrk/
Masalah-masalah yang Dihadapi Minoritas Muslim di Eropa Barat dan
Amerika.
3.6.2. Klausa Nominal Non-Verbal
Jika subjek dan predikat diutamakan untuk menyampaikan informasi
judul, namun tindakan verbal tidak, judul berita bahasa Arab dapat berupa
klausa nominal tanpa verba yang dihasilkan dari penghilangan verba-verba
ringan seperti /kna/ atau tidak ada penghilangan di mana kalimat yang
106
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 167
107
Janet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and
Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 167
108
Ibid, hlm. 169
Universitas Indonesia
67
/al-mutamar al-barlamn khathwah li rab ash-shad al-arab/
Konferensi Parlementer Langkah untuk Perbaiki Divisi Arab.
3.6.3. Klausa Nominal dengan Verba Imperfektif
Seperti judul berita berbahasa Inggris, judul berita berbahasa Arab juga
menggunakan verba imperfektif ( /fil mudhri/) atau present tense
sekalipun persitiwa atau kegiatan yang diberitakan telah selesai. Holes
menyebut penggunaan verba imperfektif ini sebagai historic present, yang
berarti bentuk imperfektif yang mengindikasikan masa lalu.110 Klausa
nominal dengan verba imperfektif digunakan jika tindakan verba, subjek
(biasanya pelaku verba) dan pelengkapnya (biasanya objek atau pelengkap
preposisional) diutamakan untuk menyampaikan pesan dari judul.111 Subjek
yang mengawali klausa dapat berupa nomina definit tanpa perluasan. Contoh:
/ghand tastajwib sdniyyn wa tudhim maqarr munazhzhamt ightsah/
Uganda Tanyai Rakyat Sudan dan Serang Kantor-kantor Pusat Organisasi
Bantuan
/shlih yuhazhzhir ad-duwal al-khaljiyyah min maghabbah at-tadakhkhul f
al-harb/
Salih Peringatkan Negara-negara Teluk Tentang Konsekuensi Keterlibatan
dalam Perang
109
Janet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and
Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 169
110
Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington
DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 326
111
Janet Watson. Op. Cit., hlm. 170
Universitas Indonesia
68
Subjek yang mengawali judul juga dapat berupa nomina definit yang
diperluas. Contoh:
/ktib isbn yuhd al-amrah iln himrayn bil munsibah zaffih/
Penulis Spanyol Beri Putri Elena Dua Keledai pada Acara Pernikahannya.
33
/taful f bik yashadu bis-sir tsalatsah wa tsalatsna sant/
Optimisme di OPEC Tingkatkan Harga Sebanyak 33 Sen.
3.7. Sintesis
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh para wartawan,
redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat,
menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang
benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami
isinya dan cepat ditangkap maknanya. Bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan ragam bahasa lainnya. Di antara ciri-ciri itu adalah
sederhana dan mudah dimengerti, karena pembaca, penonton, dan pendengar
karya jurnalistik adalah masyarakat umum yang bersifat heterogen. Maka dari itu
penggunaan istilah-istilah teknis dan asing tidak berlaku dalam bahasa jurnalistik
karena akan menyulitkan pembaca, penonton, dan pendengar.
Salah satu bagian dari karya jurnalistik adalah judul berita. Judul merupakan
identitas berita dan mencerminkan kesan pertama sebuah berita. Judul adalah
pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita atau justru
segera melewati dan melupakannya. Karenanya, salah satu karakteristik judul
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISIS SINTAKTIS JUDUL-JUDUL BERITA DALAM SITUS
ALJAZEERA.NET
4.1. Pengantar
Beberapa judul berita yang akan dianalisis dalam penelitian ini diambil dari
10 rubrik, yaitu /arab/ (dunia Arab), /dawl/ (internasional),
/taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), /jawwalah ashshihfah/ (press tour atau kunjungan pers), /hurriyt wa huqq/ (hak
asasi manusia),
/ithlqu sarhi shahafiyyin wa mushawwirin isbniyyayni ukhtuthif bi
sriy/
Pembebasan Jurnalis dan Fotografer Spanyol yang Diculik di Suriah
Judul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan
merupakan frasa nominal yang terdiri dari frasa apositif atau badaly
/ithlqu sarhi/ pembebasan, frasa koordinatif atau athfy
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
/imtiddu al-isytibkti li-sijni ab ghuraybin wa qashfi al-falljati/
Berlanjutnya Bentrokan di Penjara Abu Ghraib dan Pengeboman
Fallujah
Judul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan
merupakan frasa nominal yang terdiri dari idhafah pertama
dan
idhafah
kedua
/qashfi
al-falljati/
pengeboman Fallujah.
Idhafah pertama yang berfungsi sebagai induk dari frasa ini terdiri dari
nomina /imtiddun/ berlangsungnya sebagai mudhaf dan nomina
/al-isytibktu/ bentrokan sebagai mudhaf ilaih.
Idhafah tersebut kemudian diwatasi oleh frasa preposisional frasa
preposisional /li-sijni ab ghuraybin/ di penjara Abu
Ghraib yang terdiri dari preposisi /li/ di sebagai induk dan frasa
idhafy /sijnun ab ghuraybin/ sebagai pewatas.
Setelah frasa tersebut, terdapat partikel konjungtif /wa/ dan yang
menghubungkan frasa /imtiddu alisytibkti li-sijni ab ghuraybin/ berlangsungnya bentrokan di
penjara Abu Ghraib dan idhafah kedua, yaitu /qashfi alfalljati/ pengeboman Fallujah. Idhafah ini terdiri dari nomina
/qashfun/ pengeboman sebagai mudhaf dan nomina nama diri (
Universitas Indonesia
73
c) FNom: N + N + N + N
/tarjuu numuwwi al-iqtishd al-tnis/
Turunnya Pertumbuhan Ekonomi Tunisia
Judul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan
merupakan frasa idhafah yang terdiri dari empat nomina. Nomina
pertama /tarjuu/ turunnya/penurunan berfungsi sebagai
mudhaf dan tiga nomina setelahnya /numuwwi aliqtishd al-tnis/ pertumbuhan ekonomi Tunisia merupakan mudhaf
ilaih. Mudhaf ilaih dalam judul ini terdiri dari nomina /numuwwun/
pertumbuhan sebagai mudhaf dan frasa nominal /aliqtishd at-tnis/ ekonomi Tunisia sebagai mudhaf ilaih. Frasa
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
penulisan
frasa
nominal
/jundiyyun
Universitas Indonesia
76
yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang
baku.
Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul berita ini
adalah sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan
jumlah kata yang sedikit dalam judul yaitu 5 kata saja, namun
informasi yang didapat dari judul sudah dapat dengan mudah
ditangkap, yaitu tewasnya seorang tentara Rumania di Afganistan.
Karakteristik lainnya adalah lugas, jernih, dan jelas. Artinya, tidak
terdapat penghalusan, eufemisme, atau basa-basi yang tidak perlu,
sehingga mudah dimengerti. Judul ini juga bersifat gramatikal.
Terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari
tata bahasa Arab baku.
Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul di atas
memiliki karakteristik singkat dan padat. Terbukti dari jumlah kata
yang sedikit, namun sarat dengan informasi sehingga pembaca
dapat langsung memahami peristiwa yang disampaikan dalam
judul. Karakteristik judul berita lainnya yang dimiliki oleh judul ini
adalah formal, yang berarti to the point, menukik pada pokok
peristiwa
yang
disampaikan,
dan
menghindari
eufemisme,
2.
/khiyrtu al-aqaliyyti f al-intikhbti at-turkiyyati/
Pilihan Minoritas dalam Pemilu Turki
Judul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/
(laporan dan dialog) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari
idhafah /khiyrtu al-aqaliyyti/ pilihan minoritas
sebagai induk dan frasa preposisional /f alintikhbti at-turkiyyati/ dalam pemilu Turki sebagai pewatas.
Universitas Indonesia
77
pemilu
Turki
merupakan
bukti
terdapatnya
Universitas Indonesia
78
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
3.
/irtifu al-aswqi at-turkiyyati bada fawzi ardghn/
Meningkatnya Pasar Turki Setelah Kemenangan Erdogan
Judul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan
terdiri dari idhafah /irtifu al-aswqi atturkiyyati/ meningkatnya pasar Turki sebagai induk dan frasa
preposisional /bada fawzi ardghn/ setelah
kemenangan Erdogan sebagai pewatas.
Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina
/irtifu/ meningkatnya/peningkatan sebagai mudhaf dan frasa
nominal /al-aswqu at-turkiyyatu/ pasar Turki
sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina
/al-aswqu/ pasar sebagai induk dan adjektiva /atturkiyyatu/ (dari) Turki sebagai pewatas.
Idhafah dalam judul tersebut diwatasi oleh frasa preposisional yang
terdiri dari preposisi /bada/ setelah sebagai induk dan idhafah
/fawzu ardghn/ kemenangan Erdogan sebagai
Universitas Indonesia
79
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
4.
/nadzru harbin bridatin jaddatin bayna wsyinthan wa msk/
Sumpah Perang Dingin Baru Antara Washington dan Moskow
Judul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ashshihfah/ (press tour atau kunjungan pers) dan merupakan frasa
nominal yang terdiri dari idhafah /nadzru harbin
bridatin jaddatin/ sumpah perang dingin baru sebagai induk
dan frasa preposisional /bayna wsyinthan wa
msk/ antara Washington dan Moskow sebagai pewatas.
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan
jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau
penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu
gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang
benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku.
Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan
padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat,
karena walaupun hanya terdiri dari 8 kata, pembaca sudah dapat
menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut.
Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta
menghindari basa-basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak
diperlukan.
e) FNom: N + FPrep
/makhwifun min imtiddi ash-shiri as-sriyyi/
Kekhawatiran Akan Melebarnya Konflik Suriah
Judul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ash-shihfah/
(press tour atau kunjungan pers) dan terdiri dari nomina
/makhwifun/ kekhawatiran sebagai induk dan frasa preposisional
/min imtiddi ash-shiri as-sriyyi/ akan
melebarnya konflik Suriah sebagai pewatas.
Frasa preposisional ini terdiri dari preposisi /min/ dari/akan
sebagai induk dan idhafah /imtiddu ash-shiri assriyyi/ melebarnya konflik Suriah sebagai pewatas.
Idhafah yang mewatasi frasa ini terdiri dari nomina /imtiddu/
melebarnya sebagai mudhaf dan frasa nominal /ashshiru as-sriyyu/ konflik Suriah sebagai mudhaf ilaih. Frasa
nominal ini terdiri dari nomina /ash-shiru/ konflik sebagai
induk dan adjektiva /as-sriyyu/ (dari) Suriah sebagai
pewatas.
Universitas Indonesia
82
Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Hal ini
terbukti dari penulisan frasa nominal /ash-shiru assriyyu/ konflik Suriah. Nomina /ash-shiru/ konflik
merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /assriyyu/ (dari) Suriah juga ditulis dalam bentuk yang sama. Idhafah
/imtiddu ash-shiri as-sriyyi/ melebarnya
konflik Suriah ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena didahului
oleh preposisi /min/ dari/akan. Maka, baik nomina /imtiddu/
melebarnya sebagai mudhaf maupun frasa nominal
/ash-shiru as-sriyyu/ konflik Suriah sebagai mudhaf ilaih ditulis
dalam bentuk genetif.
Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh
judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau
koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar,
urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa.
Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah
sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah
kata yang sedikit, yakni 5 kata. Walaupun hanya terdiri dari 5 kata,
judul
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
Universitas Indonesia
83
34
/iktisyfu maqbaratin firawniyyatin umruh arbaatu wa tsaltsna
qarnan/
Penemuan Makam Firaun Berusia 34 Abad
Judul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan
terdiri dari idhafah /iktisyfu maqbaratin
firawniyyatin/ penemuan makam Firaun sebagai induk dan frasa
nominal 34 /umruh arbaatu wa tsaltsna qarnan/
berusia 34 abad sebagai pewatas.
Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina
/iktisyfun/ penemuan sebagai mudhaf dan frasa nominal
/maqbaratun firawniyyatun/ makam Firaun sebagai mudhaf ilaih.
Frasa nominal ini terdiri dari nomina /maqbaratun/ makam
sebagai induk dan adjektiva /firawniyyatun/ Firaun sebagai
pewatas.
Idhafah ini diwatasi oleh frasa nominal 34 /umruh arbaatu
wa tsaltsna qarnan/ berusia 34 abad yang terdiri dari induk berupa
nomina /umrun/ usia yang disambung dengan pronomina posesif
untuk orang ketiga feminin /h/ -nya (pr.) dan pewatas berupa
frasa numeralia 34 /arbaatu wa tsaltsna qarnan/ 34 abad.
Terdapat unsur kesejajaran dan keparalelan dalam judul ini. Frasa
nominal /maqbaratun firawniyyatun/ makam Firaun
ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena berfungsi sebagai mudhaf
ilaih. Nomina /maqbaratun/ makam merupakan nomina feminin
tunggal, maka adjektiva /firawniyyatun/ Firaun juga ditulis
dalam bentuk yang sama. Nomina /maqbaratun/ makam juga
bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva
/firawniyyatun/ Firaun juga tidak boleh diawali partikel
/al/.
Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah
memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih,
Universitas Indonesia
84
dan gramatikal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah kata-kata yang tidak
terlalu banyak (8 kata), tidak adanya penghalusan atau eufemisme
sehingga judul tersebut mudah dimengerti dan dapat ditangkap
maksudnya, dan kesesuaian penulisan judul dengan tata bahasa yang
baku (bahasa fusha).
Judul di atas juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita,
yaitu singkat dan padat (dibuktikan dengan jumlah kata pada judul
yaitu 8), formal (karena langsung menukik pada pokok masalah dan
tidak bertele-tele), dan menggunakan bahasa baku.
/ihtijjtun wa ittihmtun lisy-syurthati bi maqtali shahafiyyatin
mishriyyatin/
Protes dan Tudingan kepada Polisi atas Pembunuhan Wartawati
Mesir
Judul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/ (hak
asasi manusia) dan terdiri dari frasa koordinatif
/ihtijjtun wa ittihmtun/ protes dan tudingan sebagai induk, frasa
preposisional pertama /lisy-syurthati/ kepada polisi sebagai
pewatas, dan frasa preposisional kedua /bi maqtali
shahafiyyatin mishriyyatin/ atas pembunuhan wartawati Mesir yang
mewatasi frasa koordinatif /ihtijjtun wa ittihmtun/
protes dan tudingan.
Frasa preposisional pertama /lisy-syurthati/ kepada polisi
terdiri dari preposisi /li/ kepada/untuk sebagai induk dan nomina
/asy-syurthatu/ polisi sebagai pewatas.
Frasa preposisional kedua /bi maqtali shahafiyyatin
mishriyyatin/ atas pembunuhan wartawati Mesir terdiri dari preposisi
/bi/ dengan/atas sebagai induk dan idhafah
/maqtalun shahafiyyatin mishriyyatin/ pembunuhan wartawati Mesir
sebagai pewatas. Idhafah yang mewatasi frasa preposisional kedua ini
Universitas Indonesia
85
eufemisme
atau
penghalusan
yang
tidak
diperlukan.
Universitas Indonesia
86
:
/taqrrun rbiyyun: tarjuu al-ishlhti f al-jaz-iri/
Laporan Eropa: Mundurnya Reformasi di Aljazair
Judul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/
(laporan dan dialog), dan terdiri dari frasa nominal
/taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa sebagai induk dan idhafah
/tarjuu al-ishlhti/ mundurnya reformasi serta frasa
preposisional /f al-jaz-iri/ di Aljazair yang mewatasi frasa
nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa.
Frasa nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa terdiri
dari nomina /taqrrun/ laporan sebagai induk dan adjektiva
/rbiyyun/ (dari) Eropa sebagai pewatas.
Idhafah dalam judul ini terdiri dari nomina /tarjuun/
mundurnya/kemunduran sebagai mudhaf dan /al-ishlhti/
reformasi sebagai mudhaf ilaih.
Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /f/
di/dalam sebagai induk dan nomina nama negara /al-jaz-iru/
Aljazair sebagai pewatas.
Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Di
antaranya penulisan frasa nominal /taqrrun rbiyyun/
laporan Eropa. Nomina /taqrrun/ laporan merupakan nomina
maskulin tunggal, maka adjektiva /rbiyyun/ (dari) Eropa
yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Selain
itu, nomina /taqrrun/ laporan bersifat umum karena tidak
diawali partikel /al/. Maka adjektiva /rbiyyun/ (dari)
Eropa yang mensifatinya juga tidak boleh diawali partikel /al/.
Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh
judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau
koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar,
urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa.
Universitas Indonesia
87
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
/muzhhartun layliyyatun bi mishra aqba maqtila thlibayni/
Unjuk Rasa Malam di Mesir Setelah Pembunuhan Dua Mahasiswa
Judul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri
dari frasa nominal /muzhhartun layliyyatun/ unjuk rasa
malam sebagai induk, frasa preposisional pertama /bi mishra/ di
Mesir sebagai pewatas, dan frasa preposisional kedua
/aqba maqtila thlibayni/ setelah pembunuhan dua mahasiswa yang
mewatasi frasa preposisional pertama.
Frasa nominal /muzhhartun layliyyatun/ unjuk rasa
malam yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina feminin
jamak /muzhhartun/ unjuk rasa sebagai induk dan
adjektiva /layliyyatun/ malam sebagai pewatas. Nomina
/muzhhartun/ unjuk rasa merupakan nomina jamak feminin untuk
Universitas Indonesia
88
benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak untuk benda
mati, baik maskulin maupun feminin, dianggap bentuk feminin
tunggal. Jadi, adjektiva /layliyyatun/ malam ditulis dalam bentuk
feminin tunggal.
Frasa tersebut diwatasi oleh frasa preposisional pertama /bi
mishra/ di Mesir yang terdiri dari preposisi /bi/ di sebagai induk
dan nomina nama negara /mishr/ Mesir sebagai pewatas.
Frasa preposisional pertama ini diwatasi oleh frasa preposisional kedua
/aqba maqtila thlibayni/ setelah pembunuhan dua
mahasiswa yang terdiri dari preposisi /aqba/ setelah sebagai
induk, nomina /maqtila/ pembunuhan sebagai pewatas dan
nomina bentuk ganda /thlibayni/ dua mahasiswa yang
mewatasi nomina /maqtila/ pembunuhan.
Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Unsur
tersebut
terletak
pada
penulisan
Frasa
nominal
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
Universitas Indonesia
89
Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan
padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat,
karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat
menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal,
karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basabasi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
/intikhbtu ar-ri-sati bi mishra awkhira my/
Pemilihan Presiden di Mesir pada Akhir Mei
Judul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri
dari subjek berupa idhafah /intikhbtu ar-ri-sati/
pemilihan presiden dan predikat yang terdiri dari frasa preposisional
/bi mishra/ di Mesir dan adverbia temporal atau keterangan
waktu /awkhira my/ (pada) akhir Mei yang berfungsi
sebagai penjelas bagi idhafah /intikhbtu ar-ri-sati/
pemilihan presiden.
Idhafah yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina mudhaf
/intikhbtu/ pemilihan/pemilu dan nomina mudhaf ilaih
/ar-ri-sati/ presiden.
Frasa preposisional yang menjadi predikat pada judul ini terdiri dari
preposisi /bi/ di sebagai induk dan nomina nama diri /mishr/
Mesir yang merupakan nama negara tempat peristiwa dalam judul
berlangsung sebagai pewatas.
Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh
judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau
koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar,
urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa.
Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah
sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah
Universitas Indonesia
90
kata yang sedikit, yakni 5 kata. Walaupun hanya terdiri dari 5 kata,
judul
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
..
/mratsnu baghdda..rislatun lil-hubbi wa as-salmi/
Maraton Baghdad: Pesan Cinta dan Perdamaian
Judul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri
dari subjek berupa idhafah /mratsnu baghdda/ maraton
Baghdad dan predikat /khabar ismiyyah/ yang terdiri dari
nomina /rislatun/ pesan dan frasa preposisional /lilhubbi wa as-salmi/ (untuk) cinta dan perdamaian.
Idhafah yang menjadi subjek pada judul ini terdiri dari nomina mudhaf
/mratsnu/ maraton dan nomina nama diri /baghdd/
Baghdad yang menjadi mudhaf ilaih dalam frasa ini.
Frasa preposisional yang menjadi predikat judul ini terdiri dari
preposisi /li/ untuk yang disambung dengan frasa koordinatif atau
athfy /al-hubbu wa as-salmu/ cinta dan perdamaian.
Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini
adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal
Universitas Indonesia
91
ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang
tepat dan sesuai tata bahasa.
Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah
sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah
kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata,
judul
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
/mathbakhu al-bahri al-mutawassithi munsibun li takhffi al-wazni/
Masakan Mediterania Cocok untuk Turunkan Berat Badan
Judul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/
(kedokteran dan kesehatan) dan terdiri atas subjek berupa idhafah
/mathbakhu
al-bahri
al-mutawassithi/
masakan
Universitas Indonesia
92
Adjektiva
/munsibun/
cocok
mensifati
nomina
/mathbakhun/ masakan.
Frasa preposisional yang merupakan bagian dari predikat dalam judul
ini terdiri dari preposisi /li/ untuk yang disambungkan dengan
idhafah /takhff al-wazni/ menurunkan berat badan yang
terdiri dari nomina verbal /takhffun/ menurunkan/penurunan
sebagai mudhaf dan nomina /al-waznu/ berat badan sebagai
mudhaf ilaih.
Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Nomina
/mathbakhun/ masakan merupakan nomina maskulin tunggal,
maka adjektiva /munsibun/ cocok yang mensifatinya juga
ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /mathbakhun/
masakan juga bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/,
maka adjektiva /munsibun/ cocok yang mensifatinya juga
tidak boleh diawali partikel /al/.
Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh
judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau
koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar,
urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa.
Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah
sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah
kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata,
judul
ini
sudah
sarat
dengan
informasi,
sehingga
tidak
Universitas Indonesia
93
karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basabasi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
36
/sittah wa tsaltsn qatlan f finizwl mundzu badi al-ihtijjti
dhidda mdr/
36 Tewas di Venezuela Sejak Awal Protes Menentang Maduro
Judul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri
dari subjek berupa frasa numeralia atau adady 36 /sittah wa
tsaltsn qatlan/ 36 (orang) tewas dan predikat yang berupa frasa
preposisional /f finizwl/ di Venezuela dan pelengkap
berupa adverbia temporal /mundzu badi alihtijjti dhidda mdr/ sejak awal protes menentang Maduro.
Frasa numeralia yang mengawali judul ini terdiri dari bilangan 36
/sittah wa tsaltsn/ tiga puluh enam sebagai induk dan nomina
verbal pasif /qatlan/ (orang) tewas/terbunuh sebagai pewatas.
Frasa preposisional yang menjadi predikat judul ini terdiri dari
preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan nomina nama negara
/finizwl/ Venezuela sebagai pewatas. Frasa ini juga berfungsi
sebagai adverbia lokatif atau keterangan tempat.
Dalam judul ini juga terdapat pelengkap berupa keterangan waktu atau
adverbia temporal /mundzu badi al-ihtijjti
dhidda mdr/ sejak awal protes menentang Maduro yang berfungsi
sebagai penjelas bagi frasa numeralia 36 /sittah wa tsaltsn
qatlan/ 36 (orang) tewas.
Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini
adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal
ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang
tepat dan sesuai tata bahasa. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu
karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu gramatikal, dan salah satu
karakteristik judul berita, yaitu menggunakan bahasa baku.
Universitas Indonesia
94
Jumlah kata dalam judul ini cukup banyak, yakni 11 kata. Kendati
demikian,
pembaca
masih
dapat
memahami
informasi
yang
disampaikan oleh judul tersebut. Judul ini juga bersifat formal, yaitu
langsung menukik pada pokok masalah dan tidak menggunakan
eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan
/ulm wa
Universitas Indonesia
95
2.
/al-habsu man li musinnatin mishriyyatin bi tuhmati al-itid-i
al dhubbthin/
Hukuman Penjara Satu Tahun untuk Wanita Lansia Mesir Atas
Tuduhan Menyerang Petugas
Judul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/
(hak asasi manusia) dan terdiri dari frasa nominal /alhabsu man/ hukuman penjara satu tahun sebagai subjek dan
frasa preposisional /li musinnatin
Universitas Indonesia
96
adjektiva
/mishriyyatun/
(dari)
Mesir
yang
Universitas Indonesia
97
Jumlah kata dalam judul ini cukup banyak, yakni 10 kata. Kendati
demikian, pembaca masih dapat memahami informasi yang
disampaikan oleh judul tersebut. Judul ini juga bersifat formal,
yaitu
langsung
menukik
pada
pokok
masalah
dan
tidak
sebagai
induk
dan
adjektiva
Universitas Indonesia
98
masalah
dan
tidak
menggunakan
eufemisme
atau
2.
/hamlatun thibbiyyatun li mukfahati al-um f ksmy bi ashshmli/
Kampanye Medis untuk Perangi Kebutaan di Kismayo, Somalia
Judul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/
(kedokteran dan kesehatan) dan terdiri dari frasa nominal
/hamlatun thibbiyyatun/ kampanye medis sebagai subjek dan
frasa preposisional /li mukfahati al-um/ untuk
memerangi kebutaan sebagai predikat dan adverbia lokatif
Universitas Indonesia
99
Judul ini memiliki salah satu ciri khas bahasa Arab jurnalistik,
yaitu nominalisasi verba ( /li mukfahati al-um/,
bukan /li tukfihu al-um/).
Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni
penulisan frasa nominal
/hamlatun thibbiyyatun/
kampanye
medis.
/hamlatun/
merupakan
nomina
tunggal,
maka
Nomina
feminin
kampanye
adjektiva
3.
/ar-ra-su ash-shniyyu f ziyratin trkhiyyatin li brksil/
Presiden China dalam Kunjungan Bersejarah ke Brussels
Judul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi),
dan terdiri dari frasa nominal /ar-ra-su ash-shniyyu/
presiden China sebagai subjek dan frasa preposisional
/f ziyratin trkhiyyatin/ dalam kunjungan bersejarah
sebagai predikat dan adverbia lokatif /li brksil/ ke
Universitas Indonesia
100
Universitas Indonesia
101
/az-zaytnu lil hifzhi al hawiyyati al-qudsi/
Zaitun untuk Lestarikan Identitas Yerusalem
Judul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/
(laporan dan dialog) dan terdiri dari nomina tunggal /azzaytnu/ zaitun sebagai subjek dan frasa preposisional
/lil hifzhi al hawiyyati al-qudsi/ untuk melestarikan identitas
Yerusalem.
Judul ini juga memiliki salah satu ciri khas bahasa Arab jurnalistik,
yaitu nominalisasi verba ( /lil hifzhi/ bukan /li yuhfazhi/).
Selain itu, terdapat juga kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau
koherensi dalam judul tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penulisan
judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang
baku.
Judul di atas memiliki beberapa karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu
sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya
jumlah kata (5 kata). Walaupun hanya terdiri dari 5 kata, judul ini
Universitas Indonesia
102
eufemisme
atau
penghalusan
yang
tidak
diperlukan.
/ibtikru manashshatin li insy-i mawqia intirnit minah/
Inovasi Platform untuk Ciptakan Situs Internet yang Aman
Judul di atas diambil dari rubrik /ulm wa tiknljiy/
(ilmu pengetahuan dan teknologi) dan terdiri dari idhafah
/ibtikru manashshatin/ inovasi platform sebagai subjek, frasa
preposisional /li insy-i/ untuk menciptakan sebagai predikat,
dan idhafah /mawqia intirnit minah/ situs internet
aman sebagai objek.
Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /ibtikru/
inovasi sebagai mudhaf dan /manashshatin/ platform sebagai
mudhaf ilaih.
Predikat dalam judul ini berupa frasa preposisional yang terdiri dari
preposisi /li/ untuk sebagai induk dan nomina verbal /insy-un/
menciptakan sebagai pewatas. Penggunaan nomina verbal sebagai
pengganti verba aktif merupakan salah satu ciri khas bahasa Arab
media.
Universitas Indonesia
103
/safnatun tijriyyatun tataarradhu li-ithlqi nrin bi mudhqi
hurmuz/
Kapal Dagang Terbakar di Selat Hormuz
Judul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri
dari subjek berupa frasa nominal /safnatun tijriyyatun/
Universitas Indonesia
104
Universitas Indonesia
105
/kasu al-lami tashilu lid-dhati/
Piala Dunia Sampai di Doha
Judul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan
terdiri dari idhafah /kasu al-lami/ piala dunia sebagai
subjek, verba /tashilu/ sampai sebagai predikat dan adverbia
lokatif /lid-dhati/ di Doha.
Idhafah yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina /kasu/
piala sebagai mudhaf dan /al-lami/ dunia sebagai mudhaf
ilaih. Nomina /kasu/ piala merupakan nomina feminin tunggal
walaupun tidak memiliki ta marbuthah (), maka verba /tashilu/
sampai yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk feminin
tunggal. Hal ini menandakan adanya kesejajaran atau keparalelan
dalam judul ini. Selain itu, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah
dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan
kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan
tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku.
Judul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa
jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 4
kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan
jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan
dalam judul ini. Judul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari
penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku.
Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah
memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat,
formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang
sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah
tanpa basa-basi yang tidak perlu, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab
yang baku.
Universitas Indonesia
106
/ahkmu al-idmi tuhaddidu al-mustaqbala ad-dmuqrthiyya bi
mishra/
Hukuman Mati Ancam Masa Depan Demokrasi di Mesir
Judul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ashshihfah/ (press tour atau kunjungan pers) dan terdiri dari idhafah
/ahkmu al-idmi/ hukuman mati sebagai subjek, verba
/tuhaddidu/ mengancam sebagai predikat, frasa nominal
Universitas Indonesia
107
/kurdistnu tahtadhinu muntad al-istitsmri f al-irqi/
Kurdistan Rangkul Forum Investasi di Irak
Judul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan
terdiri dari nomina /kurdistnu/ Kurdistan sebagai subjek,
verba /tahtadhinu/ merangkul sebagai predikat, idhafah
/muntad al-istitsmri/ forum investasi sebagai objek, dan
adverbia lokatif /f al-irqi/ di Irak. Nomina
/kurdistnu/ Kurdistan merupakan nomina nama kawasan. Dalam
bahasa Arab, nomina nama diri dan tempat (kota, negara, kawasan,
dsb.) merupakan nomina feminin tunggal. Maka, verba
/tahtadhinu/ merangkul yang mengikutinya ditulis dalam bentuk
feminin tunggal. Hal ini menandakan terdapatnya kesejajaran atau
keparalelan dalam judul ini.
Idhafah yang menjadi objek dari klausa ini terdiri dari nomina
/muntad/ forum sebagai mudhaf dan /al-istitsmri/
investasi sebagai mudhaf ilaih.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan
dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar
dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku.
Universitas Indonesia
108
/masyrbtu ath-thqati qad tu-add lil fasyali al-kilwy/
Minuman Energi Dapat Sebabkan Gagal Ginjal
Judul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/
(kedokteran dan kesehatan), dan terdiri dari idhafah
/masyrbtu ath-thqati/ minuman energi sebagai subjek dan frasa
tanfis /qad tu-add lil fasyali al-kilwy/ dapat
menyebabkan gagal ginjal sebagai predikat.
Idhafah /masyrbtu ath-thqati/ minuman energi
terdiri dari nomina /masyrbtu/ minuman sebagai mudhaf
dan nomina /ath-thqatu/ energi sebagai mudhaf ilaih. Nomina
/masyrbtu/ minuman merupakan nomina feminin jamak
untuk benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak untuk
benda mati dianggap sebagai bentuk feminin tunggal. Maka, verba
/tu-add/ menyebabkan yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk
feminin tunggal. Hal ini menandakan adanya kesejajaran atau
keparalelan dalam judul ini.
Universitas Indonesia
109
Frasa tanfis yang menjadi predikat judul ini terdiri dari penanda tanfis
/qad/ sebagai induk dan klausa verbal /tu-add lil
fasyali al-kilwy/ menyebabkan gagal ginjal sebagai pewatas.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan
dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar
dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku.
Judul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa
jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 6
kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan
jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan
dalam judul ini. Judul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari
penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku.
Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah
memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat,
formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang
sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah
tanpa basa-basi yang tidak diperlukan, dan tidak menyalahi tata bahasa
Arab yang baku.
/al-irqu wa rnu yatashaddarni al-lama f al-idmti/
Irak dan Iran Ungguli Dunia dalam Hukuman Mati
Judul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/ (hak
asasi manusia) dan terdiri dari frasa koordinatif atau athfy
/al-irqu wa rnu/ Irak dan Iran sebagai subjek, verba
/yatashaddarni/ (mereka berdua) mengungguli sebagai predikat,
nomina /al-lama/ dunia sebagai objek dan frasa preposisional
/f al-idmti/ dalam hukuman mati.
Universitas Indonesia
110
Frasa koordinatif yang mengawali judul ini terdiri dari dua nomina
nama negara, /al-irqu/ Irak dan /rnu/ Iran yang
dihubungkan oleh partikel konjungtif /wa/ dan.
Dalam bahasa Arab, walaupun semua nomina negara, baik Arab
maupun non-Arab, adalah nomina feminin, terdapat beberapa nomina
negara Arab yang bersifat maskulin. Salah satunya adalah nomina
/al-irqu/ Irak dalam judul ini. Nomina /rnu/ Iran
merupakan nomina feminin karena Iran tidak termasuk negara Arab.
Jika terdapat dua nomina yang berbeda jenis, verba yang diikutinya
harus ditulis dalam bentuk maskulin ganda. Dalam judul ini, terdapat
dua nomina yang berbeda jenis, yakni nomina /al-irqu/ Irak
yang bersifat maskulin dan nomina /rnu/ Iran yang bersifat
feminin. Maka, verba yang mengikutinya, /yatashaddarni/
(mereka berdua) mengungguli, ditulis dalam bentuk maskulin ganda.
Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini
adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi.
Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan
tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang
telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa
jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita
yaitu menggunakan bahasa baku.
Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini
juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini
berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal.
Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak
diperlukan.
Universitas Indonesia
111
/al-qitlu yufqimu al-azmata al-insniyyata f ash-shmli/
Pertempuran Perburuk Krisis Kemanusiaan di Somalia
Judul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/
(laporan dan dialog) dan terdiri dari nomina /al-qitlu/
pertempuran sebagai subjek, verba /yufqimu/ memperburuk
sebagai predikat, frasa nominal /al-azmatu al-insniyyatu/
krisis kemanusiaan sebagai objek, dan adverbia lokatif /f
ash-shmli/ di Somalia.
Frasa nominal yang menjadi objek dalam judul di atas terdiri dari
nomina /al-azmatu/ krisis sebagai induk dan adjektiva
/al-insniyyata/ kemanusiaan sebagai pewatas. Nomina /alazmatu/ krisis merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva
/al-insniyyata/ kemanusiaan yang mensifatinya juga ditulis
dalam bentuk feminin tunggal dan begitu pula verba /yufqimu/
memperburuk yang mengikutinya. Hal ini menandakan terdapatnya
kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan
dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang
benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa
Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan
dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan
salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku.
Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini
juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini
berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal.
Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak
diperlukan.
Universitas Indonesia
112
/yh tabann manashshata fdiy wb al gharri ytiyb/
Yahoo Adopsi Platform Video Web Mirip YouTube
Judul di atas diambil dari rubrik /ulm wa tiknljiy/ (ilmu
pengetahuan dan teknologi) dan terdiri dari nomina /yh/ Yahoo
sebagai subjek, verba /tabann/ mengadopsi sebagai predikat,
idhafah /manashshatu fdiy wb/ platform video web
sebagai objek dan frasa preposisional /al gharri
ytiyb/ mirip YouTube.
Nomina /yh/ Yahoo merupakan nomina nama diri, dalam hal
ini nama website, yang dalam kaidah bahasa Arab merupakan nomina
feminin tunggal. Maka, verba /tabann/ mengadopsi yang
mengikutinya ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan
bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini.
Idhafah yang menjadi objek klausa ini terdiri dari nomina
/manashshatu/ platform sebagai mudhaf dan /fdiy wb/
video web sebagai mudhaf ilaih.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan
dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang
benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa
Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan
dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan
salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku.
Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini
juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini
berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal.
Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak
diperlukan.
Universitas Indonesia
113
Universitas Indonesia
114
2.
/iktisyfu jna yartabithu bi adz-dzak/
Penemuan Gen yang Terkait Dengan Kecerdasan
Judul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/
(kedokteran dan kesehatan), dan terdiri dari subjek berupa idhafah
/iktisyfu jna/ penemuan gen, verba /yartabithu/
terkait sebagai predikat, dan frasa preposisional /bi adzdzak/ dengan kecerdasan.
Idhafah yang menjadi subjek dalam klausa nominal ini terdiri dari
nomina /iktisyfu/ penemuan sebagai mudhaf dan /jna/
gen sebagai mudhaf ilaih. Nomina /jna/ gen merupakan
nomina maskulin tunggal, maka verba /yartabithu/ terkait
yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal.
Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan
dalam judul ini.
Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /bi/
sebagai induk dan nomina /adz-dzak/ kecerdasan sebagai
pewatas.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif
jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau
kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan
judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang
dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi
ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik
Universitas Indonesia
115
juga
memiliki
karakteristik
jernih,
lugas,
dan
jelas.
/qiththun yunqidzu imra-ata barthniyyata min harqin/
Kucing Selamatkan Wanita Inggris dari Kebakaran
Judul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan
terdiri dari nomina /qiththun/ kucing sebagai subjek, verba
/yunqidzu/ menyelamatkan sebagai predikat, frasa nomina
barthniyyata/
wanita
Inggris
merupakan
bukti
Universitas Indonesia
116
" "
/satu al-ardhi tughriqu muduna al-lami f azh-zhalmi/
Earth Hour Tenggelamkan Kota-kota Dunia dalam Kegelapan
Judul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan
terdiri dari idhafah pertama /satu al-ardhi/ earth hour
sebagai subjek, verba /tughriqu/ menenggelamkan sebagai
predikat, idhafah kedua /muduna al-lami/ kota-kota dunia
sebagai objek, dan frasa preposisional /fzh-zhalmi/ dalam
kegelapan.
Idhafah pertama yang menjadi subjek dalam judul ini terdiri dari
nomina /satun/ jam sebagai mudhaf dan /al-ardhi/
bumi sebagai mudhaf ilaih. Nomina /satun/ jam merupakan
nomina
feminin
tunggal,
maka
verba
/tughriqu/
Universitas Indonesia
117
/ndun tisyl bi alwni filisthna yughdhibu al-yahda/
Klub Chile Berwarna Palestina Buat Marah Yahudi
Judul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri
dari frasa nominal /ndun tisyl bi alwni
filisthna/ klub Chile berwarna Palestina sebagai subjek, verba
/yughdhibu/ membuat marah sebagai predikat, dan nomina /alyahdu/ (orang) Yahudi sebagai objek.
Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari frasa nomina
/ndun tisyl/ klub Chile sebagai induk dan frasa preposisional
/bi alwni filisthna/ berwarna Palestina sebagai pewatas.
Frasa nominal /ndun tisyl/ klub Chile terdiri dari nomina
/ndun/ klub sebagai induk dan adjektiva /tisyl/ (dari) Chile
sebagai pewatas. Nomina /ndun/ klub merupakan nomina
maskulin tunggal, maka adjektiva /tisyl/ (dari) Chile yang
Universitas Indonesia
118
/mahkamatun isr-liyyatun tudnu lmirt bi tuhmati al-fasdi/
Pengadilan Israel Kecam Olmert Atas Tuduhan Korupsi
Judul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri
dari
frasa
nominal
/mahkamatun
isr-liyyatun/
Universitas Indonesia
119
Universitas Indonesia
120
/zilzlun yudhribu dhawhiyyu ls anjils/
Gempa Hantam Pinggiran Kota Los Angeles
Judul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri
dari nomina /zilzlun/ gempa sebagai subjek, verba
/yudhribu/ menghantam sebagai predikat, dan idhafah
/dhawhiyyu ls anjils/ pinggiran kota Los Angeles sebagai
objek.
Nomina /zilzlun/ gempa merupakan nomina maskulin tunggal,
maka verba /yudhribu/ menghantam yang mengikutinya juga
ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Hal ini merupakan bukti
terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini.
Idhafah yang menjadi objek dalam judul ini terdiri dari nomina
/dhawhiyyun/ pinggiran kota sebagai mudhaf dan nomina nama kota
/ls anjils/ Los Angeles sebagai mudhaf ilaih.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
lainnya yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau
kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan
judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang
baku.
Judul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa
jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 5
kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan
jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan
dalam judul ini. Judul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari
penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku.
Universitas Indonesia
121
/zhawhirun gharbatun tadkhulu al-maliba al-irqiyyata/
Fenomena Aneh Ganggu Stadion Irak
Judul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri
dari frasa nomina pertama /zhawhirun gharbatun/
fenomena
aneh
sebagai
subjek,
verba
/tadkhulu/
Universitas Indonesia
122
/at-tasyku tudu an-nazhara f sababi maqtali safri filisthna/
Ceko Tinjau Kembali Penyebab Kematian Duta Besar Palestina
Judul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri
dari nomina /at-tasyku/ Ceko sebagai subjek, verba
/tudu an-nazhara/ meninjau kembali sebagai predikat, dan objek
yang berupa frasa preposisional /f sababi/ penyebab dan
idhafah /maqtali safri filisthna/ kematian duta besar
Palestina.
Nomina /at-tasyku/ Ceko merupakan nomina nama negara
non-Arab. Dalam bahasa Arab, semua nomina nama negara non-Arab
merupakan nomina feminin tunggal. Maka, verba /tudu annazhara/ meninjau kembali yang mengikutinya juga ditulis dalam
bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya
kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini.
Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /f/ di
sebagai induk dan nomina /sababun/ sebab/penyebab sebagai
pewatas.
Idhafah dalam judul ini terdiri dari tiga nomina, yaitu
/maqtal safri filisthna/ kematian duta besar Palestina. Nomina
/maqtalun/ kematian merupakan mudhaf dan /safru
filisthna/ duta besar Palestina merupakan mudhaf ilaih.
/safru filisthna/ duta besar Palestina juga merupakan idhafah yang
terdiri dari nomina /safru/ duta besar sebagai mudhaf dan
nomina nama negara /filisthna/ Palestina sebagai mudhaf
ilaih.
Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik
lainnya yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau
kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan
judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang
baku.
Universitas Indonesia
123
Universitas Indonesia
124
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa pada teks judul-judul berita dalam situs
Aljazeera.net dengan meneliti beberapa bagian dari judul-judul berita berdasarkan
struktur sintaksis kalimat dan frasa, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Judul-judul berita Aljazeera.net lebih banyak menggunakan kalimat aktif.
Dari 40 judul berita yang diteliti, terdapat 12 frasa nominal, 11 klausa
nominal non-verbal, dan 17 klausa nominal dengan verba imperfektif. Hal ini
sesuai dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik menurut AS Haris
Sumadiria, yaitu mengutamakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih
memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman.
2. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, judul-judul berita Aljazeera.net
memiliki karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih,
mengutamakan kalimat aktif, dan gramatikal.
3. Dari segi karakteristik judul berita, judul-judul berita Aljazeera.net
memiliki karakteristik singkat dan padat, formal, menggunakan bahasa baku,
dan spesifik. Singkat dan padat berarti tegas, lugas, terfokus, menukik pada
pokok intisari berita, dan tidak bertele-tele (to the point). Formal berarti
berarti resmi, langsung menukik pada pokok masalah, sekaligus menghindari
basa-basi dan eufemisme yang tidak perlu. Menggunakan bahasa baku, yang
berarti bahwa judul-judul berita Aljazeera.net sangat terikat dengan tata
bahasa. Spesifik berarti mengandung kata-kata khusus, yaitu kata-kata yang
sempit ruang lingkupnya, untuk kejelasan gambaran peristiwa yang
diberitakan.
4. Dari segi efektivitas kalimat, judul-judul berita Aljazeera.net telah
memenuhi dua kriteria kalimat efektif jurnalistik, yaitu kesatuan gagasan dan
kepaduan atau koherensi. Kriteria kesatuan gagasan tercermin dari struktur
sintaksis judul berita Aljazeera.net yang baku, artinya telah memenuhi unsurunsur subjek dan predikat yang dapat ditambah pula dengan keterangan.
Kriteria
kepaduan
atau
koherensi
tercermin
dari penempatan
kata
Universitas Indonesia
125
5.2. Saran
1. Terdapat perbedaan cara penulisan berita untuk media cetak dan online.
Dalam berita online berbahasa Arab, harus diperhatikan aturan-aturan
penulisan dan tata bahasa Arab yang tepat. Disarankan lebih banyak
dilakukan penelitian kebahasaan sehingga pengetahuan penulisan berita
online dapat lebih dipelajari dengan baik.
2. Kenyataan bahwa masih sedikit buku-buku dan referensi tentang bahasa
Arab media (media Arabic) menunjukkan bahwa minat civitas akademika
program studi Arab Universitas Indonesia untuk mempelajari bahasa Arab
media masih minim karena selama ini masyarakat beranggapan bahwa yang
mempelajari bahasa media dan jurnalistik hanya tugas mahasiswa jurnalistik
saja. Padahal pengetahuan bahasa dan budaya sangat berperan penting dalam
dunia media massa.
3. Dibutuhkan lebih banyak penelitian dan pengajaran mengenai bahasa
Arab pers dan media di dalam kurikulum perkuliahan di program studi Arab
baik Universitas Indonesia maupun universitas lainnya, karena industri media
saat ini terus berkembang pesat dan membutuhkan ahli-ahli bahasa di
dalamnya, termasuk ahli bahasa Arab pers. Penulis melihat satu bukti bahwa
di satu perusahaan broadcast TV sangat sedikit ahli bahasa Arab yang
Universitas Indonesia
126
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Emir Qatar ke Indonesia dan Malaysia. Kompas, 18 Mei 2009.
(http://nasional.kompas.com/read/2009/05/18/2319281/emir.qatar.ke.indonesia.dan.malay
sia)
Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat. Malang: Misykat,
2004
Aziz, Noor. Penelitian Kepustakaan. Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Quran,
Wonosobo, Jawa Tengah, 2012. (http://s-ipoel.blogspot.com/2013/06/penelitiankepustakaan.html)
Bralink,
Sugeng.
Pentingnya
Sebuah
Judul.
2011.
(http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/12/01/pentingnya-sebuah-judul417392.html)
Bremner, John B. A Study in News Headlines. Kansas: School of Journalism,
University of Kansas, 1972.
Cahyono, Bambang Yudi. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga
University Press, 1995.
Chaer, Abdul. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Clark,
Brian.
How
to
Write
Headlines
That
(http://www.copyblogger.com/how-to-write-headlines-that-work/)
Work.
n.d.
Catchy
Headlines.
n.d.
127
Universitas Indonesia
128
Hasanain, Salahuddin. Dirasat fi Ilmi-l Lughah al-Washfy wa At-Tarikhiy wa AlMuqaran. Riyadh: Darul Ulum, 1984.
Hassan, Abbas. Al-Nahwu Al-Wafi. Mesir: Dar El-Maarif, n.d.
Holes, Clive. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi.
Washington DC: Georgetown University Press, 2004.
Kentjono, Djoko. Dasar-dasar Linguistik Umum. Depok: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia, 1990.
Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. The Elements of Journalism: What
Newspeople Should Know and the Public Should Expect. New York: Three Rivers
Press, 2001.
Kridalaksana, Harimurti. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988.
---------------------------------. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam
Lembaran Sastra. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992
Mann, Merlin R. Headlines. n.d.
(http://www.columbia.edu/itc/journalism/isaacs/client_edit/Headlines.html)
Munawwir, A.W., & Fairuz, Muhammad. Al-Munawwir: Kamus Indonesia Arab.
Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.
Nimah, Fuad. Mulakhkhas: Qawid al-Lughah Arabiyah. Damaskus: Darul
Hikmah, n.d.
Ningsih, Durriyatin. Analisis Judul Berita Bahasa Arab Jurnalistis: Studi Kasus
pada Al-Jazirah. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia, 2009.
Parera, Jos Daniel. Sintaksis (edisi kedua). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Ragile. Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV
One). 2011. (http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/11/kisahsukses-al-jazeera-network-inspirasi-untuk-metro-tv-dan-tv-one-340012.html)
Shainy, Mahmoud Ismail., As-Sayid,Yusuf Ibrahim., & As-Syaikh,Muhammad
Rafi. Al-Qawaid Al-Arabiyah Al-Muyassarah. Jilid 1. Riyadh: Imadah Syiun AlMaktabat, King Saud University, 1990.
Universitas Indonesia
129
2012.
Universitas Indonesia