Anda di halaman 1dari 7

ADSORPSI ION LOGAM CADMIUM DENGAN SILIKA MODIFIKASI

Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti1*, Harry Budiman1, Achmad Hanafi Setiawan1


1

Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314
Telp. (021)7560929, Fax. (021)7560549
*

email: fran008@lipi.go.id

ABSTRAK
Upaya penangan limbah yang mengandung logam berat terus dilakukan, salah satunya
adalah dengan metoda adsorpsi. Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi silika gel
dengan menggunakan ligan 2-mercaptoimidazole dan aplikasinya untuk penyerapan
logam berat Cadmium (Cd) dari sampel air. Silika gel, dalam hal ini berfungsi sebagai
material pendukung dan 2-mercaptoimidazole sebagai ligan yang akan diimobilisasikan
ke permukaan silika gel sehingga kemampuan adsorpsi dari silika gel akan meningkat.
Karakterisasi silika gel dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FTIR untuk
memastikan 2-mercaptoimidazole telah terimobilisasi pada silika gel. Hasil karakterisasi
menunjukkan bahwa 2-mercaptoimidazole telah terimobilisasi pada permukaan silika gel
dengan munculnya bilangan gelombang pada 2630 cm-1 yang karakteristik dengan S-H
stretch, N-H bend pada 1585 cm-1, C-S stretch pada 673.16 cm-1, dan C=C stretch pada
3128.54 cm-1. Kondisi optimum adsorpsi yang meliputi pengaruh pH, konsentrasi awal
ion logam, dan waktu interaksi ditentukan dengan menggunakan model batch adsorption
untuk mengetahui jumlah ion logam Cd yang teradsorp. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa adsorpsi paling optimum terjadi pada kondisi pH 9, konsentrasi 10
ppm, dan waktu interaksi 3 jam.
Kata kunci: adsorpsi, cadmium, logam berat, silika, 2-mercaptoimidazole
perubahan komposisi darah, kelainan pada

PENDAHULUAN
Keberadaan logam berat sebagai polutan

jantung, paru-paru dan sebagainya1. Logam

bagi lingkungan hidup diawali dengan evolusi

berbeda dengan polutan berbahaya lainnya

umat manusia dan meningkat seiring dengan

karena logam bersifat tidak terdegradasi, dapat

berkembangnya populasi dan industrialisasi dari

terakumulasi

pada

jaringan

hidup,

dan

proses modernisasi manusia itu sendiri. Logam

terkonsentrasi pada rantai makanan . Diantara ion

berat adalah senyawa kimia yang berupa logam

logam pencemar lingkungan yang berbahaya

dengan berat molekul yang tinggi dan memiliki

adalah

sifat beracun. Keberadaannya di air atau air

Cadmium,

Timbal,

Seng,

Merkuri,

Tembaga, dan Besi .

limbah dengan konsentrasi melebihi ambang

Berbagai teknik pengambilan logam

batas dapat memberikan dampak negatif bagi

berat dari air telah dikembangkan, misalnya

siklus biologi yang normal di lingkungan .

filtrasi, pengendapan secara kimia, adsorpsi

Dampak negatif yang langsung dirasakan oleh

pertukaran ion, electro-deposition, dan sistem

manusia antara lain gangguan kesehatan dan

membran4. Salah satu teknik yang banyak

keracunan

dikembangkan adalah prinsip ekstraksi fasa padat

seperti

gangguan

fungsi

syaraf,

(solid phase extraction) dengan menggunakan

fisik jika terjadi adsorpsi secara fisik dari ligan ke

adsorben tertentu karena tidak membutuhkan

permukaan silika7.

pelarut yang berbahaya. Metode ini berdasarkan

Artikel ini akan memaparkan tentang

pada interaksi logam dengan gugus fungsional

modifikasi silika dengan ligan organik, 2-

yang ada dipermukaan adsorben, umumnya yang

mercaptoimidazole

dengan

mengandung gugus fungsional -OH, -NH, -SH,

senyawa

perantara

dan COOH5. Sorben yang paling sering

chloropropyltrimethoxysilane sehingga adsorben

digunakan dalam prekonsentrasi logam-logam

modifikasi ini dapat digunakan untuk mengikat

dalam sampel lingkungan adalah resin polimer,

ion logam Cadmium yang merupakan golongan

silika gelas berpori, silika yang dimodifikasi

asam lemah (soft acid) dalam pengelompokkan

dengan proses grafting, atau metode sol gel6.

HSAB (Hard Soft Acid-Base). Adsorben hasil

Silika sering kali dimodifikasi dengan

modifikasi

dianalisis

dengan

menggunakan
3-

menggunakan

gugus organik tertentu untuk meningkatkan

Fourier Tranform Infrared Spectrophotometer.

kemampuan adsorpsinya. Hal ini dikarenakan

Sedangkan parameter yang dikaji adalah variable

silika memiliki beberapa sifat unik yang tidak

yang mempengaruhi kemampuan penyerapan

dimiliki oleh senyawa anorganik lainnya, seperti

silika gel, seperti pH, konsentrasi, dan waktu

inert, sifat adsorpsi dan pertukaran ion yang baik,

kontak dengan logam.

mudah dimodifikasi dengan senyawa kimia


tertentu

untuk

meningkatkan

kinerjanya7,

kestabilan mekanik dan termal tinggi, serta dapat

PERCOBAAN
Bahan Kimia

digunakan untuk prekonsentrasi atau pemisahan

Bahan

kimia

yang

digunakan

analit karena proses pengikatan analit pada

merupakan bahan kimia grade pro analysis (p.a),

permukaan silika yang bersifat reversible8.

yang

Permukaan silika yang dikarakterisasi

terdiri

atas

silika

gel,

chloropropyltrimethoxysilane,

32-

dengan hadirnya gugus silanol (-SiOH) dan

mercaptoimidazole, logam Cadmium, etanol,

siloksan

toluen,

(Si-O-Si)

memungkinkan

silika

natrium

sulfat

anhydrous,

natrium

dimodifikasi dengan gugus organik tertantu yang

hidrogenposfat, asam sitrat, kalium klorida,

dapat berikatan dengan silika dan juga secara

natrium hidroksida, asam borat, asam nitrat, air

selektif dapat mengikat ion logam dengan

demineralisasi, gas nitrogen.

mekanisme tertentu . Gugus organik tersebut

Larutan stok Cadmium(II) 1000 ppm

umumnya adalah senyawa yang mempunyai atom

dibuat dengan melarutkan 0.1 gram logam Cd

donor seperti S, N, O, P yang sering disebut

dalam 3 mL asam nitrat 1:1 lalu diencerkan

sebagai ligan. Proses modifikasi silika dengan

sampai 100 mL dengan menggunakan air

ligan tertentu dapat terjadi melalui 2 proses, yaitu

demineralisasi.

secara kimia jika terbentuk ikatan kimia antara


ligan

organik

dengan

silika

yang

telah

mengandung gugus amin atau klor dan secara

Instrumen

Alat
peralatan

yang

refluks

digunakan

untuk

meliputi:
silika

jam. Silika termodifikasi disaring dan dicuci

termodifikasi, hotplate IKAC-MAG HS 7,

dengan toluen. Selanjutnya, silika termodifikasi

Shaker Micromat, Vacuum Oven, dan furnace

dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 50oC

Sibata . Silika modifikasi dikarakterisasi oleh

selama 3 jam. Si-CTS-MCP dikarakterisasi

Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FT-

dengan Fourier Tranform Infrared Spectrometer.

IR)

Adsorpsi ion logam Cadmium pada silika

Shimadzu.

pembuatan

80oC dalam lingkungan gas nitrogen selama 8

Sedangkan

konsentrasi

Cadmium(II) sisa di larutan diukur dengan


Graphite

Furnace

Atomic

termodifikasi
Sebanyak 100 mg adsorbent Si-CTS-

Absorption

MCP dikontakkan dengan 10 mL larutan

Spectrometer SpectrAA-880 Zeeman Varian.

Cadmium(II) 10 ppm disertai dengan pengocokan


selama 3 jam pada pH larutan 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,

Metoda
Preparasi

silika

termodifikasi

oleh

2-

mercaptoimidazole

dan 10. Setelah kondisi pH optimum penyerapan


Cadmium(II)

pada

silika

termodifikasi

Aktivasi silika. Sebanyak 10 g silika gel

ditemukan, sebanyak 100 mg Si-CTS-MCP

direndam dengan 50 mL asam klorida 4 M dan

dikontakkan dan dikocok selama 3 jam dalam 10

direfluks disertai pengadukan selama 4 jam.

mL larutan Cadmium(II) berbagai

Kemudian, campuran disaring dan silika gel

(1, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 ppm).

dicuci dengan air demineralisasi sampai bebas

Selanjutnya

asam. Selanjutnya silika dikeringkan di furnace

terhadap

pada suhu 150 C selama 5 jam.


Silika

dimodifikasi

pengaruh
adsorpsi

konsentrasi

waktu

pengocokan

Cadmium(II)

diperiksa,

sebanyak 100 mg Si-CTS-MCP dikontakkan


3-

dengan larutan Cadmium 10 ppm pada pH

(Si-CTS).

optimum dan dikocok dengan berbagai variasi

Sebanyak 1 g silika aktif dicampur dengan 20 mL

waktu (0, 15, 30, 45, 60, 120, dan 240 menit).

toluen

Konsentrasi Cadmium(II) di larutan supernatan

chloropropyltrimethoxysilane

kering

dan

2,5

dengan

mL

3-

chloropropyltrimethoxysilane. Campuran diaduk

diukur

dan direfluks pada suhu 70-80oC selam 8 jam.

Serapan Atom.

dengan

menggunakan

Spektroskopi

Kemudian, campuran disaring dan silika dicuci


dengan toluen dan aseton kering. Si-CTS
o

HASIL DAN PEMBAHASAN

dikeringkan dalam vacum oven pada suhu 70 C

Pembuatan

selama 3 jam.

Modifikasi

Si-CTS

dimodifikasi

dengan

2-

dan

Modifikasi

Karakterisasi

silika

diawali

Silika

dengan

mercaptoimidazole (Si-CTS-MCP). Sebanyak 40

mengaktivasi silika yang akan dimodifikasi

ml toluen kering dan 5 mL 4% (b/v) 2-

dengan tujuan menguapkan dan menghilangkan

mercaptoimidazole dalam metanol ditambahkan

molekul-molekul air yang berikatan dengan

ke dalam 1

g Si-CTS. Kemudian campuran

gugus silanol (Si-OH) melalui ikatan hidrogen

tersebut direfluks sambil diaduk pada suhu 70-

sehingga gugus silanol pada silika siap untuk

berikatan secara kovalen dengan gugus fungsi


organik pada suatu senyawa10. Karakterisasi
dengan FTIR menunjukkan adanya OH stretch
pada bilangan gelombang 3207.63 cm-1 dan
3479.62 cm-1 yang karakteristik dengan gugus
silanol pada silika. Sedangkan pada bilangan
gelombang 1107.14 cm-1 karakteristik dengan
gugus siloksan pada silika. Kedua gugus inilah
yang memungkinkan silika untuk dimodifikasi
Gambar 2. Spektra FTIR Si-CTS

dan mempunyai kemampuan adsorpsi terhadap


ion logam berat.

Silika yang telah berikatan dengan


senyawa penghubung siap untuk dimodifikasi
dengan ligan 2-mercaptoimidazole. Bilangan
gelombang pada regang S-H: 2630 cm-1, lentur
N-H: 1585 cm-1, regang C-S: 673,16, dan regang
C=C: 3128,54 cm-1 menunjukkan bahwa 2mercaptoimidazole telah terimobilisasi pada
silika.

Gambar 1. Spektra FTIR Silika Aktif


Silika yang telah diaktivasi, direaksikan
dengan

senyawa

penghubung

3-

chloropropyltrimethoxysilane untuk memasukkan


gugus klor sebelum silika diimobilisasi dengan 2mercaptoimidazole11,12.

Senyawa

penghubung

akan bereaksi dengan ligan organik sehingga


memungkinkan silika dimodifikasi secara kimia.
Karakterisasi dengan FTIR terlihat

adanya

Gambar 3. Spektra FTIR Si-CTS-MCP

regangan C-H pada daerah 2958.80 cm-1 dan


lentur C-H pada 1442.75 cm-1 dan 1408.04 cm-1

yang menunjukkan bahwa silika telah terikat


dengan

senyawa

perantara

yang

akan

menyempurnakan proses imobilisasi ligan pada

O
Si

SiO2
O

H2
C

H2
C
O

C
H2
CH3

S
N
H

Gambar 4. Silika Modifikasi (Si-CTS-MCP)

silika.
Adsorpsi Ion Logam Cadmium dengan Silika
Modifikasi

Adsorpsi

ion

logam

dengan

logam cadmium per g adsorben atau sekitar

menggunakan adsorben silika modifikasi terjadi

99,901% ion logam dapat terserap oleh silika

melalui pembentukan senyawa kompleks antara

modifikasi.

ion logam dengan atom donor pada ligan organik.

Pada kondisi asam (pH rendah), atom

Menurut teori HSAB (Hard Soft Acid-Base),

nitrogen pada ligan organik dalam keadaan

Cadmium dikategorikan sebagai asam lunak,

terprotonasi sehingga bermuatan parsial positif.

gugus aktif pada silika (silanol dan siloksan)

Keadaan ini akan menurunkan kemampuan

termasuk dalam golongan basa keras, sedangkan

mengadsorpsi ion logam Cadmium(II)12 karena

ligan 2-mercaptoimidazole digolongkan dalam

hanya atom sulfur yang berperan dalam proses

basa lunak. Interaksi antara asam dan basa lunak

adsorpsi dan juga dimungkinkan terjadinya

ini sangat menguntungkan dalam proses adsorpsi

tolakan antara muatan positif ion logam dan

karena

nitrogen yang terprotonasi. Pada pH netral terjadi

asam lunak

cenderung lebih suka


13

berikatan dengan basa lunak . Oleh karena itu,

peningkatan jumlah ion logam yang teradsorpsi.

gugus aktif pada ligan 2-mercaptoimidazole lebih

Hal ini disebabkan karena pada pH netral, ikatan

berperan dalam pengikatan ion logam pada

koordinasi antara logam dan adsorben terjadi

proses adsorpsi.

melalui atom nitrogen dan sulfur. Kondisi larutan


basa (pH tinggi) menyebabkan atom nitrogen

Pengaruh pH larutan ion logam

mulai terdeprotonasi sehingga bermuatan parsial

Kondisi keasaman larutan ion logam


memberikan

pengaruh

terhadap

negatif. Akibatnya interaksi ion logam dan

kapasitas

adsorben makin kuat sehingga jumlah ion logam

adsorpsi dengan menggunakan silika modifikasi

yang terserap semakin banyak dan mencapai

sehingga perlu ditentukan pH optimum proses

puncaknya pada larutan logam dengan pH 9.

adsorpsi.

Setelah pH 9 adsorpsi mulai menurun. Hal ini


kemungkinan disebabkan karena mulai terbentuk
endapan Cd(OH)2 akibat terlampauinya harga
Ksp Cd(OH)2 dalam larutan sehingga sebagian
logam tidak dapat teradsorp. Harga Ksp Cd(OH)2
pada suhu 25C adalah 7,2 x 10-15

(14)

sehingga

secara teoritis logam Cadmium akan mengendap


sebagai Cd(OH)2 pada pH 9,28. Fakta ini menGrafik 1. Penentuan pH optimum pada adsorpsi
ion logam Cadmium

dukung hasil penelitian yang menunjukkan penurunan ion logam yang teradsorp setelah pH 9.

Berdasarkan grafik di atas, semakin


tinggi pH (semakin basa suatu larutan) ion logam
yang terserap semakin banyak dan mencapai
puncaknya pada pH 9. Pada pH optimum (pH 9),
kapasitas adsorpsi silika adalah 0,2731 mg ion

Pengaruh konsentrasi ion logam


Penentuan

konsentrasi

optimum

adsorpsi dilakukan dengan menginteraksikan

silika modifikasi dengan ion logam Cadmium


pada pH optimum.

Waktu pengocokan atau waktu interaksi


ion logam dan adsorben merupakan parameter
penting untuk mengetahui kecepatan reaksi
adsorpsi. Semakin sedikit waktu interaksi, laju
reaksi makin cepat yang berarti juga laju adsorpsi
makin tinggi.

Grafik 2. Penentuan konsentrasi


optimum pada adsorpsi ion logam Cadmium
Grafik

konsentrasi

optimum

menunjukkan bahwa jumlah ion logam yang


teradsorp

meningkat

meningkatnya

konsentrasi

seiring
ion

Grafik 3. Penentuan waktu interaksi

dengan

logam

dan

optimum pada adsorpsi ion logam Cadmium


Berdasarkan data di atas terlihat bahwa

mencapai puncaknya pada konsentrasi 10 ppm

secara umum adsorpsi ion logam Cadmium

kemudian menurun secara signifikan.


Pada konsentrasi rendah (di bawah 10

berlangsung

cepat

sebelum

menit

ke-15,

ppm), jumlah ion logam dalam larutan juga

selanjutnya adsorpsi berlangsung lambat bahkan

sedikit sehingga hanya sedikit ion logam yang

cenderung konstan sampai menit ke-180 (3 jam)

membentuk ikatan koordinasi dengan adsorben

kemudian mulai turun pada menit ke-240 (4 jam).

silika modifikasi. Semakin banyak jumlah ion

Hal ini menunjukkan bahwa waktu interaksi

logam, semakin ion logam yang terikat pada

antara

silika modifikasi dan mencapai optimum pada

mempengaruhi jumlah ion logam yang terikat

konsentrasi 10 ppm. Pada konsentrasi tersebut

pada adsorben, dimana semakin lama waktu

semua ion logam telah membentuk ikatan

interaksi jumlah ion logam yang teradsorpsi juga

koordinasi

Penambahan

semakin banyak dan mencapai puncaknya pada 3

konsentrasi ion logam yang berarti menambah

jam interaksi. Akan tetapi setelah lebih dari 3

jumlah

logam dalam larutan ternyata

jam, adsorben mulai mencapai titik jenuh (menit

menurunkan kapasitas adsorpsi dari adsorben.

ke-240 atau 4 jam) sehingga kondisi tersebut

Hal ini mungkin terjadi karena ion-ion logam

menyebabkan ion logam yang telah terikat

bersaing

menjadi terlepas kembali.

dengan

ion

untuk

adsorben.

berikatan

dengan

adsorben

ion

logam

dan

adsorben

akan

sehingga menyebabkan ion-ion logam yang telah


terikat terlepas kembali.

KESIMPULAN
Silika dapat dimodifikasi dengan ligan

Pengaruh waktu pengocokan

organic, 2-mercaptoimidazole, melalui proses

imobilisasi

dengan

menggunakan

senyawa

4.

perantara 3-chloropropyltrimethoxysilane. Silika


yang sudah dimodifikasi dapat mengadsorpsi
optimum ion logam Cadmium pada kondisi pH 9

5.

dan waktu pengocokan selama 180 menit, juga


dapat

dikontakkan

sampai

konsentrasi

6.

Cadmium(II) 10 ppm.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih pada

7.

Proyek DIPA 2008 Pusat Penelitian Kimia-LIPI


yang telah membiayai penelitian ini. Selain itu,

8.

penulis juga mengucapkan terimakasih pada Eli


Susilawati dan Yulianti Sampora yang turut

9.

mendukung secara teknis pelaksanaan penelitian


ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dantas, T.N.C., et.al., 2003, Heavy Metal
Extraction by Microemulsion,
Water Research 37 (2003) 27092717
2. Connel, D. W., dan Miller, G.J.,
penerjemah: Yanti Koestoer, 1995,
Kimia dan Ekotoksikologi
Pencemaran, UI-Press, Jakarta
3. An, H.K., Park, B.Y., Kim, D.S., 2001, Crab
Shell for The Removal of Heavy
Metals from Aqueous Solution,
Water Research Vol. 35, No. 15,
pp. 3551-3556

10.
11.

12.

13.

14.

Pradhan, S., Shukla, S.S., Dorris, K.L.,


2005, Removal of Nickel from
Aqueous Solution using Crab
Shell, Journal of Hazardous
Material B125 (2005) 201-204
Stum, W., dan Morgan, J.J., 1996, Aquatic
Chemistry, John Wiley and Sons
Inc., New York
De Moraes, S.V.M, Tisott, M.M.,
Milcharek, C.D., Brasil, J.L.,
Costa, T.M.H., Gallas, M.R.,
Benvenutti, E.V., Lima, E.C.,
2005, Analytical Sciences, 21,
573-577.
Osman, M.M, Kholeif, S.A., Abou-Almaaty,
N.A., Mahmoud, M.E.,
2004,
Analytical Sciences, 20, 847-852.
Pyrzynska, K. and Wierzbicki, T., 2005,
Analytical Sciences, 21, 951-954
Mahmoud, M.E., Osman, M.M., Amer,
M.E.,
2000,
Selective
Preconcentration and Solid Phase
Extraction of Mercury(II) from
Natural Water by Silica GelLoaded Dithizone Phases, Anal.
Chim. Acta., 415, 33-40
Misra, B.K., Jal. P.K., Patel, S., Talanta,
2004, 62, 1005-1028.
Fujiwara, S.T., and Gushikem, Y., 1999, J.
Braz. Chem. Soc, 10 no 5, 389393.
Dias Filho, N.L, do Carmo, D.R.,Caetano,
L., Rosa, A.H., 2005, Analytical
Sciences, 21, 1359-1363.
Bowser, J.R., 1993, Inorganic Chemistry,
Brooks/Cole Publishing Company
A Div. of Wadsworth, Inc.,
Beltmont, California
Solubility Product Constant, http://www.ktfsplit.hr/periodni/en/abc/kpt.html

Anda mungkin juga menyukai