PERCOBAAN IX
PEMBUATAN KALIUM MERKURI IODIDA
K2HgI2.2H2O
OLEH
NAMA
STAMBUK
: F1C1 15 034
KELOMPOK
: VI (ENAM)
ASISTEN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air raksa atau merkuri (Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan
dan dipakai oleh banyak industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta
dipakai sebagai bahan campuran tumpatan gigi yaitu amalgam. Amalgam sebagai
bahan tumpatan gigi geligi terutama gigi bagian posterior masih banyak
dipergunakan, baik di dalam maupun di luar negeri karena mempunyai berbagai
keuntungan yang tidak dipunyai bahan tumpatan lain-nya antara lain dalam hal
kekuatan menahan daya kunyah, ekonomis, mempunyai masa kadaluarsa yang
panjang serta teknik manipulasi yang mudah. Meskipun demikian, pemakaian
amalgam sebagai bahan tumpatan gigi mempunyai risiko terjadinya pencemaran
air raksa terutama bila cara penanganannya kurang baik. Selain itu merkuri juga
banyak digunakan di bidang fisika untuk membuat termometer, pengatur tekanan
gas dan alat-alat listrik
Kalium Iodida sebagai bahan aktif lebih stabil terhadap lingkungannya,
sehingga dapat mencegah pengurangan konsentrasi Iod yang terjadi apabila
sediaan itu disimpan atau dipanaskan. Mikrokapsul dibuat dengan mencampurkan
amilum beras dengan larutan Kalium Iodida 5%, dan kemudian disalut dengan
protein putih telur dengan konsentrasi yang bervariasi dari 15%, 20% dan 25%.
Kemudian ditambahkan 10,0 ml aquades pada mikrokapsul dan disimpan selama
15 menit pada suhu kamar dan pada suhu 45o C, 60o C dan 100o C. Konsentrasi
iodium yang terjadi dianalisis secara spektrofotometer dengan panjang gelombang
420 nm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar kadar protein
putih telur yang ditambahkan maka semakin tinggi iodium yang terjerat, dan
mikrokapsul yang dibuat dengan 20% dan 25% protein putih telur dapat
mencegah penurunan kadar iodium selama penyimpanan. Oleh karena iu
berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dilakukanlah percobaan untuk
membuat Kalium Merkuri Iodida (K2HgI4).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan pembuatan kalium merkuri iodida
adalah bagaimana teknik dan cara pembuatan kalium merkuri iodide
(K2HgI4.2H2O).
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan pembuatan kalium merkuri
iodida
iodida (K2HgI4.2H2O).
D. Manfaat
Manfaat dari percoban pembuatan kalium iodida adalah agar praktikan
dapat mengetahiu tehknik dan cara pembuatan merkuri kalium iodida
(K2HgI4.2H2O).
Merkuri adalah logam lunak dan merupakan cairan, cenderung terikat pada
fosfor atau belerang. Merkuri membentuk senyawa monovalen atau divalen tetapi
monovalen merkuri sebenarnya adalah Hg22+. Ion ini mengandung ikatan Hg-Hg,
dan
merkurinya
berkatenasi
lebih
lanjut
menghasilkan
misalnya
Senyawa merkuri
merupakan merkuri yang relatif kurang toksit pada membran. Reduksi dari Hg (II)
menjadi Hg(0) dapat dilakukan oleh bakteri resisten dengan enzim Merkuri
Reduktase pada konsentrasai rendah Merkuri. Telah terbukti pula bahwa aktivitas
mikroba dapat menghasilkan gas Merkuri (HgO) (Imamuddin, 2010).
Stabil iodida (127I-), kalium iodida (KI) atau "yodium", telah diakui
selama lebih dari 30 tahun sebagai radioprotectant tiroid praktis bagi orang yang
terkena isotop radioaktif iodida. Dalam Akademi Nasional Ilmu laporan terbaru
pada distribusi dan administrasi KI dalam hal terjadi kecelakaan nuklir, natrium
perklorat
direkomendasikan
untuk
orang
dewasa
jika
pengobatan
KI
kontraindikasi, seperti pada pasien dengan penyakit tiroid yang sudah ada
sebelumnya . Perawatan radioprotectant tiroid sukses, seperti KI atau amonium
perklorat (NH4ClO4), dinilai oleh kemampuan mereka untuk memblokir atau
membatasi thyroidal penyerapan jumlah jejak iodida radioaktif (misalnya, 131I-),
sedangkan penelitian yang terbatas telah difokuskan pada dosis pengobatan
mempromosikan ekskresi isotop. Saat ini, Amerika Serikat Food and Drug
Administration (US FDA) merekomendasikan tablet KI sebagai pengobatan
pencegahan untuk 131I- keracunan kelenjar tiroid (Harris, 2012).
Ditinjau dari jenis bahan, maka penggolongan zat padat adalah logam,
polimer dan keramik. Logam dapat murni, dapat pula berupa campuran yang
dikenal dengan nama paduan. paduan dapat membentuk senyawa, larutan padat
atau campuran. Polimer, sebagian besar berupa senyawa organik, namun dikenal
juga polimer jenis silikat. Keramik umumnya bahan dasarnya adalah zat
anorganik seperti garam atau oksida. Campuran dari garam-garam atau oksida-
oksida dapat berupa garam rangkap atau spinel, dapat pula berupa larutan padat.
Ditijau dari strukturnya, zat padat kristalan, amort atau semikristal. Contoh zat
padat kristalin adalah garam NaCl, zat padat amort adalah arang dan kaca,
sedangkan bahansemikristalan adalah serat seperti selulosa. Suatu kristal dapat
digambarkan sebagai pola berdimensi tiga dan strukturnya berulang. Polanya
dapat berupa atom atau molekul, dapat pula berupa ion-ion. Bagian terkecil dari
kristal adalah sel satuan. Kumpulan dari sel satuan yang teratur membentuk kisi
kristal (Surdia, 1993).
Pembuatan
Kalium
Merkuri
Iodida
(K2HgI4.2H2O).
dilaksanakan pada hari kamis, 3 November 2016 pukul 07.30 10.00 WITA, dan
bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan pembuatan kalium merkuri iodida
(K2HgI4.2H2O) adalah gelas kimia 100 mL, erlenmeyer, batang pengaduk, kertas
saring, corong, pipet tetes dan hot plate.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan kalium merkuri iodida
(K2HgI4.2H2O) adalah HgSO4, KI, akuades dan aluminium foil.
C. Prosedur Kerja
Padatan HgSO4
Padatan KI
- dicampurkan
Campuran larutan HgSO4 dan larutan KI berwarna orange
- diaduk
- disaring
Residu HgI2
- dicampurkan dengan larutan KI
- dipanaskan di hot plate selama
30 menit
- diaduk sekali-sekali
- dipindahkan ke dalam cawan
petri
- dimasukkan ke dalam desikator
- dibiarkan semalaman
- dipanaskan kembali dan
dikeringkan
- kristal berwarna kuning pucat
- ditimbang
- dihitung rendamennya
% rendamen kristal K2HgI4.2H2O
Filtrat K2SO4
Perlakuan
HgSO4 1,836 gram +
akuades 20,5 mL
Hasil Pengamatan
Larutan berwarna
kuning
2
.
KI 2,07 gram +
akuades 20,5 mL
Larutan berwarna
bening
3
.
Larutan KI + larutan
HgSO4
Larutan berwarna
orange dan ada
endapan
4
.
KI 4 gram + 20,5 mL
akuades (Larutan III)
Larutan berwarna
bening
5
.
Larutan KI 4 gram +
Residu hasil
penyaringan dari
campuran larutan KI
dan larutan HgSO4
dipanaskan selama 30
menit
Larutan menjadi
kuning pucat
Gambar
2. Analisis Data
Pembuatan Kalium Merkuri Iodida
Dik :
Berat KI
= 2,07 gram
Berat HgSO4
= 1,836 gram
Volume Aquades
= 20,5 mL
= 1,05 gram
Mr KI
= 166 gram/mol
Mr HgSO4
= 296 gram/mol
HgSO4
Hg2+ + 2I-
HgCl2
Massa HgSO 4
Mr HgSO 4
Mol HgSO4 =
Mol KI
0,0062 mol
Massa KI
Mr KI
2,07 gram
166 g /mol
=
Berat teori K2HgI4.2H2O :
1,836 gram
296 g /mol
0,0125 mol
Reaksi I :
Hg2+
2I-
HgI2
0,0125 mol
0,0124 mol
0,0062 mol
Mol setimbang:
0,0001 mol
0,0062 mol
Reaksi II :
HgI2
2I-
0,0125 mol
0,0125 mol
0,039 mol
= 0,039 mol
0,039 mol
mol K2HgI4.2H2O
786,19 gram/mol
Mr K2HgI4.2H2O
= 0,039 mol
= 30,66 gram
A. Pembahasan
Merkuri adalah logam dengan ikatan metalik terlemah di antarasemua
logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Lemahnya
ikatan metalik mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan
ini sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup. Merkuri
banyak digunakan dalam termometer, barometer, panel pengganti listrik, dan
lampu pijar raksa. Raksa mempunyai densitas tinggi yaitu 13,6 g/cm3, dan
mampu melarutkan logam-logam lain.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan kalium
merkuri iodide dari hasil reaksi antara kalium iodida (KI) dan HgSO4. Kalium
iodida mengandung kation K+ dan anion I- dimana kation K+ tetap tidak berubah
dalam udara kering tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab. Kalium
ini dapat menguraikan zat-zat hidrat terutama air dengan cepat melepaskan
higrogen yang terkandung di dalam zat tersebut. Sedangkan HgSO4 mengandung
Hg2+ yang mudah tereduksi oleh logam-logam yang mempunyai sifat oksidasi
yang kuat seperti logam-logam pada golongan I dan golongan II.
Kedua senyawa tersebut bereaksi menghasilkan endapan. Endapan
adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan.
Endapan yang dihasilkan mungkin adalah kristalin koloid. Endapan yang
dihasilkan berwarna jingga yang merupakan warna khas dari merkuri (Hg) ketika
direaksikan dengan klorida (Cl). Endapan dicuci dengan air panas dengan tujuan
untuk membersikan endapan dari kotoran-kotoran karena ketika mereaksikan bisa
jadi terbentuk senyawa-senyawa yang lain.
Percobaan ini, larutan sisa penyaringan ditambahkan dengan larutan KI
dengan tujuan untuk mendapatkan kristal kuning pucat. Namun setelah menunggu
beberapa hari, tdk terbentuk yang ada hanya perubahan warna. Jadi dapat
disimpulkan bahwa percobaan yang kami lakukan gagal. Ada beberapa kesalahan
yang menyebabkan gagalnya percobaan ini. Kesalahan ada dua macam. Pertama
adalah kesalahan yang dapat dideteksi dan dihindari (Determinate error) antara
lain seperti kesalahan analis/praktikannya, instrumennya atau metodenya.
Kesalahan kedua adalah kesalahan dari luar atau kesalahan yang tidak dapat
dihindari serta dideteksi (Indeterminate error) antara lain seperti kesalahan
pengukuran dan kesalahan kesalahan acak (random eror).
Kesalahan yang kami lakukan termasuk determinate error lebih tepatnya
salah metode. Berdasarkan cara kerja yang terdapat pada buku penuntun
praktikum kimia anorganik 1 pada saat penyaringan, residu tidak dicuci
menggunakan air panas akibatnya larutan terkontaminasi dengan larutan lain
sehingga terdapat zat pengotor di dalam larutan yang dipanaskan di atas hot plate.
Jadi untuk menghindari kesalahan yang dilakukan mungkin kita bisa lakukan
dengan cara membaca baik-baik penutun praktikum agar saat melakukan
percobaan data yang kita peroleh mendekat keberhasilan dan pada saat melakukan
pemanasan, tidak boleh ada larutan lain yang dipanaskan pada hot plate yang
sama dan pada saat penambahan larutan KI yang kedua yang ditambahkan adalah
endapan kalium merkuri iodida (K2HgI4) yang telah disaring dengan begitu akan
didapatkan hasil pengamatan yang tepat.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Chaiyasit, N, 2010. Decontamination of Mercury Contaminated Steel (API 5LX52) Using Iodine and Iodide Lixiviant. The research is financed by
Chevron Thailand Exploration and Production Ltd, Vol. 4, (2).
Harris, C., Cham Dallas, Edward Rollor III, Catherine White, Benjamin Blount,
Liza Valentin-Blasini and Jeffrey Fisher. Radioactive Iodide (131I)
Excretion Profiles in Response toPotassium Iodide (KI) and Ammonium
Perchlorate (NH4ClO4) Prophylaxis. International Journal
ofEnvironmental Research andPublic Health, ISSN 1660-4601.
Immadium, H., 2010. Pola Pertumbuhan dan Toksisitas Bakteri
Resisten HgCl2 Ochrobactrum sp. s79 dari Cikotok,
Banten. Jurnal EKOSAINS. Vol. II, (2).
Saito, T., 1996. Kimia Anorganik. Muki Kagaku: Tokyo.
Surdia, M.N., 1993, Ikatan dan Struktur Molekul, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.