Anda di halaman 1dari 32

KOMISI PEMILIHAN UMUM

JL. IMAM BONJOL NO. 29 JAKARTA PUSAT

EVALUASI PEMILU 2014


Pada Acara

Rapat Koordinasi Nasional KUP, KPU Provinsi/KIP


Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota seluruh
Indonesia dan Pemberian KPU Award
Hall Ecovention Ecopark Ancol
17 Desember 2014

PENDAHULUAN

Seluruh proses dan tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD,


DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota maupun
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah selesai
diselenggarakan dengan LUBER, JURDIL, aman dan damai.
Pelaksanaan tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan
DPRD, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2014 oleh sebagian pihak diapresiasi dengan baik dan
sebagian yang lain memberi catatan kritis.
Untuk itulah, dalam pelaksanaan pemilu 2014 itu
terdapat berbagai hal yang perlu mendapat evaluasi
secara bersama, baik terkait dengan keberhasilan
maupun hambatan yang menyertai pelaksanaan pemilu.
2

Lanjutan...
Kegiatan evaluasi melibatkan pemangku kepentingan
pemilu untuk mendapatkan perspektif atau referensi
lain yang mungkin terlewatkan oleh kaca mata KPU
sebagai penyelenggara pemilu.
Kegiatan evaluasi merupakan ikhtiar kolektif
penyelenggara
untuk
mengumpulkan
dan
menganalisis data dan informasi secara sistematis
dalam menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
penyelenggaraan tahapan pemilu 2014 yang
komprehensif, menyeluruh dari hulu hingga hilir
penyelenggaraan pemilu.
3

TUJUAN EVALUASI

Memastikan apakah pemilu 2014 telah sesuai dengan


standar pemilu yang demokratis;
Mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan
pelaksanaan pemilu 2014, terkait dengan peserta pemilu,
penyelenggara pemilu, pelaksanaan setiap tahapan
pemilu dan pemilih;
Melihat sejauhmana dinamika dalam pelaksanaan
tahapan pemilu tahun 2014 yang difokuskan pada aspek
aturan, pelaksanaan dan anggaran;
Mengidentifikasi praktik terbaik (best practices) atau
terburuk (bad practices) penyelenggaraan pemilu 2014
untuk perbaikan pemilu mendatang, terutama dalam
rangka pemilu serentak;
4

Lanjutan...

Memberikan rekomendasi yang penting terkait dengan


perbaikan pelaksanaan pemilu periode berikutnya dalam
penyusunan regulasi, kinerja penyelenggara pemilu, peserta
pemilu dan pemilih;
Memberikan input bagi pengambilan keputusan di masamasa mendatang dan sekaligus memberikan input bagi
tindak lanjut penyelesaian masalah yang dihadapi Satker
dalam pencapaian kinerja tahapan Pemilu 2014 yang telah
ditetapkan;
Menjadi legacy sekaligus promoting bagi praktik manajemen
kepemiluan dan demokrasi di Indonesia;
Menjadi bagian dari pertanggungjawaban KPU kepada publik
menyangkut kinerjanya sekaligus menjadi bahan peningkatan
mutu pelaksanaan pemilu periode berikutnya.
5

KELUARAN EVALUASI

Peta permasalahan Pemilu Tahun 2014 dan rekomendasi


solusi dan tindak lanjut penyelesaiannya;
Praktik-praktik terbaik (best practises) pemilu 2014 yang
bisa menjadi unggulan dan diteruskan pada pemilu
periode berikutnya;
Lesson learned yang bisa dijadikan rujukan untuk
memperbaiki sistem dan manajemen kepemiluan dalam
konteks pemilu serentak, khususnya pada aspek aturan,
pelaksanaan dan anggaran;
Laporan Evaluasi Tahapan Pemilu Legislatif dan Piplres
2014 yang ditujukan kepada seluruh stakeholders pemilu
di Tanah Air.
6

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Partisipatif. Yakni melibatkan semua stakeholders
Pemilu;
Transparan dan akuntabel. Evaluasi harus
dilakukan secara terbuka dan bisa diakses semua
kalangan;
Akurat dan Objektif. Informasi yang disampaikan
harus menggunakan data yang benar, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta objektif dan tidak
memihak;
Sistematis dan Berjenjang. Mekanisme evaluasi
dilakukan secara berjenjang dari daerah hingga pusat.
7

KEGIATAN EVALUASI
KPU telah melakukan serangkaian kegiatan FGD
dengan multi-stakeholders dan rapat kerja evaluasi
Pemilu 2014 yang dipusatkan di 3 (tiga) daerah
pada bulan Oktober 2014 yaitu di Kota Bandung
(Jawa Barat), Jakarta, dan Batam (Kepri).
Selain itu, untuk memperdalam dan memperkaya
hasil evaluasi Pemilu 2014, KPU juga melakukan
desk review terhadap laporan evaluasi Pemilu 2014
yang telah dilakukan oleh insitutusi lainnya baik
lembaga negara maupun lembaga swadaya
masyarakat baik nasional maupun internasional.
8

Pemilu 2014 Sesuai Standar


Pemilu Demokratis
Pemilu 2014 telah memenuhi indikator
pemilu yang demokratis :
Universal atau Umum
Equal atau Setara
Secret atau rahasia
Direct atau langsung
Free and fair atau bebas dan adil
Honest atau jujur
9

Universal atau Umum


UU dan KPU menjamin semua WNI yang
telah memenuhi syarat sebagai pemilih
yaitu telah berumur 17 tahun atau pernah
kawin tanpa melihat latar belakang
pemilih diberikan hak untuk memberikan
hak suaranya untuk memilih angota DPR,
DPD,
DPRD
Provinsi,
DPRD
Kabupaten/Kota dan memilih Presiden
dan Wakil Presiden.
10

Equal atau Setara


Mengaplikasikan prinsip one person one
vote one value (OPOVOV) yaitu semua suara
memiliki nilai yang sama, tidak ada suara
memiliki bobot atau nilai yang lebih besar
dibandingkan suara lainnya berdasarkan
status sosial, tingkat pendidikan, agama,
jenis kelamin atau yang lainnya.
Setiap pemilih memiliki hak satu kali
memilih dan pilihannya dihitung satu
suara.
11

Secret atau Rahasia


KPU memberikan jaminan dan fasilitas
kepada pemilih ketika memberikan hak
suaranya di TPS agar pilihan pemilih tidak
dapat diketahui oleh pemilih atau orang
lain.
Desain bilik suara dan letak bilik suara
untuk memastikan pemilih satu dengan
pemilih lainnya tidak bisa saling melihat,
sehingga kerahasiaan pilihan pemilih
terjamin.
12

Direct atau Langsung


Pemilih menggunakan hak pilihnya
untuk memilih wakil dan pemimpinnya
secara langsung tanpa diwakili oleh
orang lain.
Praktik Noken di Papua yang dinilai
menciderai
azas
langsung
telah
memiliki landasan hukumnya yaitu
Putusan
MK
Nomor
47/81/PHPU.A/VII/2009.
13

Free and fair atau bebas dan adil


Pemilih untuk memberikan hak suaranya tanpa
adanya rasa takut yang disebabkan intimidasi
atau tekanan dari pihak manapun;
Semua pemilih diberikan pelayananan yang adil;
Peserta pemilu dijamin diperlakukan adil oleh
penyelenggara pemilu, tidak ada diskriminasi
atau keberpihakan terhadap salah satu peserta
pemilu;
Peserta pemilu memiliki peluang yang sama
untuk memenangkan pemilu.
14

Honest atau Jujur


KPU melaksanakan tahapan pemilu
harus jujur dan transparan sehingga
hasil pemilu merupakan refleksi
sebenarnya dari kehendak mayoritas
pemilih.

15

Transparansi Proses dan


Hasil Pemilu 2014
Transparansi merupakan salah satu azaz
penyelenggaraan pemilu yang dijunjung
tinggi KPU;
Kegiatan atau aktivitas KPU 2014 dapat
dikontrol dan dipantau oleh masyarakat.
KPU mendapatkan penghargaan dan
apresiasi dari publik baik dari dalam
negeri maupun luar negeri karena
transparansi;
16

Lanjutan...
Upaya KPU untuk memastikan prinsip
tranparansi:
Konsultasi dan diskusi terhadap semua
Peraturan KPU dengan banyak pihak ;
Melibatkan tim ahli/pakar dalam proses
penyusunan Peraturan KPU;
Penggunaan teknologi dalam tahapan pemilu
(Sidalih, Silog, Silon, Scan C1, dan lain-lain);
Mengumumkan secara luas terkait data pemilu
secara off line maupun on line .
17

Kredibilitas Pemilu 2014


Pemilu 2014 juga dinilai oleh banyak pihak merupakan
pemilu yang kredibel baik dari sisi proses maupun hasil ;
Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2014 cukup
tinggi yaitu 75,11% untuk Pileg dan 71% untuk Pilpres ;
Lebih tinggi Pemilu di AS ( 47,5%);
Tingkat partisipasi pemilu di Indonesia lebih tinggi
dibandingkan rata-rata partisipasi secara global (dunia)
yaitu 62,7%;
Hasil resmi penghitungan suara tidak berbeda dengan
hasil quick count dari lembaga survey yang kredibel;
Hasil pemilu yang diterima oleh masyarakat luas .
18

DPT Makin Berkualitas


Banyak pihak menilai DPT Pemilu tahun 2014
ebih baik dibandingkan dengan DPT Pemilu
sebelumnya;
KPU berhasil menyusun dan menghimpun data
pemilih yang jumlahnya kurang lebih 190 juta
dalam satu data base terpusat (data terbesar di
dunia);
Penyusunan DPT lebih transparan dan
partisipatif
KPU, dengan SIDALIH, mampu mengidentifikasi
dan memperbaiki data yang kurang akurat.
19

Opini Publik terhadap KPU dan Pemilu


2014 : Survey LSI dan IFES Oktober 2014

Secara umum masyarakat Indonesia


menilai positif terhadap Pemilu 2014
Mayoritas masyarakat Indonesia
percaya bahwa Pemilu 2014 berjalan
jujur dan adil
Mayoritas masyarakat Indonesia
menyatakan puas terhadap kinerja
KPU
20

Permasalahan Pemilu 2014


Permasalahan Sistem
Yaitu permasalahan yang disebabkan oleh
perundang-undangan
Permasalahan Managerial
Yaitu permasalahan yang bersumber dari
kemampauan KPU untuk mengendalikan
jalannya tahapan pemilu
Permasalahan Kontekstual
Yaitu permasalahan yang berasal dari karakter
kedaerahan yang dari waktu kewaktu muncul
secara terus menerus
24

KESIMPULAN
Pelaksanaan Pemilu 2014 telah mengalami kemajuan dan
berlangsung secara demokratis, namun tetap menyisakan
beberapa permasalahan.
Kemajuan pelaksanaan pemilu terlihat dari adanya sejumlah
best practices, sedangkan standar pemilu yang demokratis
terlihat dari adanya pelaksanaan pemilu yang luber dan
jurdil.
Beberapa persoalan yang muncul ada yang bersumber dari hal
yang berada diluar jangkauan kewenangan KPU dan ada
yang berada dalam jangkauan kewenangan KPU. Variabelvariabel di luar penyelenggara pemilu, seperti masyarakat
maupun kebijakan makro mempengaruhi cara KPU
menyelenggarakan pemilu 2014.
25

Lanjutan...
Penggunaan berbagai jenis daftar pemilih: DPT,
DPK, DPTb, dan DPKTb, efektif untuk
memastikan bahwa semua pemilih yang
berhak mendapat hak memilih di pemilu 2014.
MK dan Bawaslu dalam menyelesaikan
sengketa pemilu 2014 telah berkinerja secara
tegas, kredibel, terbuka dan transparan.

26

REKOMENDASI UMUM
Best practices pemilu 2014 perlu dijadikan standar minimal
yang dipertahankan dan dilanjutkan dalam pelaksanaan pemilu
dan pilkada berikutnya;
Memperbaiki sistem rekruitmen dan peningkatan kapasitas
penyelenggara pemilu ad hoc;
Omnibus election laws / Kodifikasi undang-undang pemilu;
Melakukan kajian atas persoalan-persoalan terkait dengan
masalah-masalah sistemik, kontektual dan manajerial. Contoh:
Evaluasi di Papua, Nias Selatan, dan Madura perlu dilakukan
secara terpisah dan komprehensif;
Mempromosikan best practices ke dunia internasional;
Pengembangan pusat data pemilu untuk proses pembelajaran
dan pengambilan kebijakan;
27

REKOMENDASI ASPEK REGULASI


Undang-Undang terkait pemilu sudah selesai minimal 3 (tiga)
tahun sebelum masuk tahapan Pemilu;
PKPU, Surat Edaran dan Petunjuk Teknis lainnya diterbitkan tepat
waktu, tidak multitafsir, komprehensif dan mudah dipahami;
Sengketa hasil verifikasi parpol yang dilakukan oleh KPU hanya
dapat diselesaikan di PT TUN;
Diperlukan penyesuaian pengaturan masa jabatan keanggotaan
KPU dengan waktu pelaksanaan tahapan Pemilu;
Pemilihan PPS dan KPPS tanpa ada rekomendasi dari
Kades/Lurah/DPD. Cukup diatur di dalam PKPU;
Persyaratan mengenai petugas KPPS tidak terlalu memberatkan
(pendidikan, usia dan administrasi lainnya);
28

Lanjutan...
Perlu pengaturan mengenai jaminan keselamatan dan kesehatan bagi
penyelenggara pemilu;
Adanya regulasi yang mengatur bahwa surat suara pasca pengucapan
sumpah janji Anggota Legislatif dan Eksekutif dianggap bukan dokumen
negara dan dapat dihapuskan;
Perlu Pengaturan norma Dana Kampanye dalam Peraturan KPU antara lain:
penyampaian LPPDK dilakukan sebelum pemungutan suara;
penyerahan laporan dana kampanye dilakukan oleh caleg yang
bersangkutan ke KPU sesuai tingkatannya;
pengaturan kriteria perusahaan asing;
uraian kelengkapan formulir/berkas;
pengaturan batas waktu yang jelas terkait deadline penyampaian
laporan dana kampanye;
ambang batas belanja kampanye.
29

REKOMENDASI ASPEK TEKNIS


Penghitungan suara menggunakan aplikasi (E-Counting);
Penyederhanaan formulir;
Penulisan formulir menggunakan NCR (kertas tembus), sehingga
meminimalisir kesalahan dalam penyalinan formulir;
Menyusun Renstra Sosialisasi yang komprehensif;
Sidalih dengan SIAK harus terintegrasi;
Basis data pemilih untuk pemilu dan pemilukada berdasarkan
pemilu terakhir;
Distribusi logistik lebih awal sesuai prioritas wilayah dan
berkoordinasi dengan KPU Provinsi terkait;
Audit dana kampanye tidak dilakukan berdasarkan asas kepatuhan
dan audit yang disepakati, tetapi harus dilakukan audit secara
mendalam (tidak hanya sebatas formal).
30

REKOMENDASI ASPEK ANGGARAN


Perlu adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran di KPU, sehingga
memudahkan revisi alokasi anggaran;
Anggaran untuk bimtek KPPS perlu ditambah;
Pelaksanaan sosialisasi didukung oleh anggaran yang memadai pada setiap
tahapan penyelenggaraan Pemilu;
Pemutakhiran data dan pendidikan pemilih dilakukan terus-menerus dan
harus ada anggaran untuk menunjang kegiatan tersebut;
Perencanaan anggaran disusun secara bottom up;
Menyediakan biaya pengamanan dalam penyimpanan logistik di tingkat
PPK, PPS dan KPPS;
Menyediakan anggaran sewa tenda, sewa/pembangunan dan atau
pemeliharaan gedung dan biaya operasional KPU Kabupaten/Kota;
Menambah besaran honor Pantarlih menjadi 3 (tiga) bulan dan Operator
menjadi sampai dengan berakhirnya penetapan DPK.
31

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai