PENDAHULUAN
Lanjutan...
Kegiatan evaluasi melibatkan pemangku kepentingan
pemilu untuk mendapatkan perspektif atau referensi
lain yang mungkin terlewatkan oleh kaca mata KPU
sebagai penyelenggara pemilu.
Kegiatan evaluasi merupakan ikhtiar kolektif
penyelenggara
untuk
mengumpulkan
dan
menganalisis data dan informasi secara sistematis
dalam menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
penyelenggaraan tahapan pemilu 2014 yang
komprehensif, menyeluruh dari hulu hingga hilir
penyelenggaraan pemilu.
3
TUJUAN EVALUASI
Lanjutan...
KELUARAN EVALUASI
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Partisipatif. Yakni melibatkan semua stakeholders
Pemilu;
Transparan dan akuntabel. Evaluasi harus
dilakukan secara terbuka dan bisa diakses semua
kalangan;
Akurat dan Objektif. Informasi yang disampaikan
harus menggunakan data yang benar, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta objektif dan tidak
memihak;
Sistematis dan Berjenjang. Mekanisme evaluasi
dilakukan secara berjenjang dari daerah hingga pusat.
7
KEGIATAN EVALUASI
KPU telah melakukan serangkaian kegiatan FGD
dengan multi-stakeholders dan rapat kerja evaluasi
Pemilu 2014 yang dipusatkan di 3 (tiga) daerah
pada bulan Oktober 2014 yaitu di Kota Bandung
(Jawa Barat), Jakarta, dan Batam (Kepri).
Selain itu, untuk memperdalam dan memperkaya
hasil evaluasi Pemilu 2014, KPU juga melakukan
desk review terhadap laporan evaluasi Pemilu 2014
yang telah dilakukan oleh insitutusi lainnya baik
lembaga negara maupun lembaga swadaya
masyarakat baik nasional maupun internasional.
8
15
Lanjutan...
Upaya KPU untuk memastikan prinsip
tranparansi:
Konsultasi dan diskusi terhadap semua
Peraturan KPU dengan banyak pihak ;
Melibatkan tim ahli/pakar dalam proses
penyusunan Peraturan KPU;
Penggunaan teknologi dalam tahapan pemilu
(Sidalih, Silog, Silon, Scan C1, dan lain-lain);
Mengumumkan secara luas terkait data pemilu
secara off line maupun on line .
17
KESIMPULAN
Pelaksanaan Pemilu 2014 telah mengalami kemajuan dan
berlangsung secara demokratis, namun tetap menyisakan
beberapa permasalahan.
Kemajuan pelaksanaan pemilu terlihat dari adanya sejumlah
best practices, sedangkan standar pemilu yang demokratis
terlihat dari adanya pelaksanaan pemilu yang luber dan
jurdil.
Beberapa persoalan yang muncul ada yang bersumber dari hal
yang berada diluar jangkauan kewenangan KPU dan ada
yang berada dalam jangkauan kewenangan KPU. Variabelvariabel di luar penyelenggara pemilu, seperti masyarakat
maupun kebijakan makro mempengaruhi cara KPU
menyelenggarakan pemilu 2014.
25
Lanjutan...
Penggunaan berbagai jenis daftar pemilih: DPT,
DPK, DPTb, dan DPKTb, efektif untuk
memastikan bahwa semua pemilih yang
berhak mendapat hak memilih di pemilu 2014.
MK dan Bawaslu dalam menyelesaikan
sengketa pemilu 2014 telah berkinerja secara
tegas, kredibel, terbuka dan transparan.
26
REKOMENDASI UMUM
Best practices pemilu 2014 perlu dijadikan standar minimal
yang dipertahankan dan dilanjutkan dalam pelaksanaan pemilu
dan pilkada berikutnya;
Memperbaiki sistem rekruitmen dan peningkatan kapasitas
penyelenggara pemilu ad hoc;
Omnibus election laws / Kodifikasi undang-undang pemilu;
Melakukan kajian atas persoalan-persoalan terkait dengan
masalah-masalah sistemik, kontektual dan manajerial. Contoh:
Evaluasi di Papua, Nias Selatan, dan Madura perlu dilakukan
secara terpisah dan komprehensif;
Mempromosikan best practices ke dunia internasional;
Pengembangan pusat data pemilu untuk proses pembelajaran
dan pengambilan kebijakan;
27
Lanjutan...
Perlu pengaturan mengenai jaminan keselamatan dan kesehatan bagi
penyelenggara pemilu;
Adanya regulasi yang mengatur bahwa surat suara pasca pengucapan
sumpah janji Anggota Legislatif dan Eksekutif dianggap bukan dokumen
negara dan dapat dihapuskan;
Perlu Pengaturan norma Dana Kampanye dalam Peraturan KPU antara lain:
penyampaian LPPDK dilakukan sebelum pemungutan suara;
penyerahan laporan dana kampanye dilakukan oleh caleg yang
bersangkutan ke KPU sesuai tingkatannya;
pengaturan kriteria perusahaan asing;
uraian kelengkapan formulir/berkas;
pengaturan batas waktu yang jelas terkait deadline penyampaian
laporan dana kampanye;
ambang batas belanja kampanye.
29
Terima
Kasih