Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala
Berkat dan Kuasa-Nya sehingga penyusunan “ Laporan Akhir Pengawasan Pemilu Tahun 2024 di Nusa
Tenggara Timur, Kabupaten Malaka, Kecamatan Wewiku” dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu kami dalam Pengawasan
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPR RI, DRPD Provinsi serta DPRD Kabupaten Malaka
Tahun 2024.
Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu wujud Demokrasi sebagaimana diatur dalam
Pasal 22E ayat (2) UUD 1945. Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,
Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang – undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Panitia Pengawas Pemilihan Umum ( Panwaslu ) Kecamatan Wewiku telah melaksanakan
serangkaian Pengawasan berdasarkan tahapan yang telah diatur sesuai dengan mekanisme
Penyelenggaraannya. Tahapan tersebut diantaranya : Pengawasan Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih,
Pengawasan Tahapan Kampanye, Pengawasan Tahapan Pemungutan dan Perhitungan Suara serta
Tahapan Rekapitulasi di Tingkat Kecamatan.
Panwaslu Kecamatan Wewiku dalam mengawal seluruh tahapan Pemilu dilandaskan dengan
membangun kepedulian untuk melaksanakan azas Pemilu yang Demokratis dengan cara membangun
kebersamaan dan konsolidasi internal lembaga. Berkat adanya kerjasama internal tersebut dengan cara
memulai memahami regulasi, system, budaya, dinamika personal dan sarana prasarana yang dimiliki,
sehingga tercipta upaya penguatan kelembagaan walaupun masih terdapat sejumlah kelemahan yang
harus mendaptkan perhatian.
Sebagai bagian dari upaya penguatan kelembagaan, Panwaslu Kecamatan Wewiku, diberi tugas
sesuai dengan peraturan untuk melakukan pembentukan Pengawas Kelurahan atau Desa (PKD),
demikian pula dalam menjalankan tugas Panwaslu Kecamatan Wewiku juga memaksimalkan dalam
membangun kerjasama antar penyelenggara Pemilu seperti Panitia Pemilihan Kecamatan ( PPK ) dan
Panitia Pemungutan Suara ( PPS ) dan selain itu pula Panwaslu Kecamatan Wewiku mengoptimalkan
segala dukungan dari Pemerintah setempat di wilayahnya yaitu Camat, Polsek, Koramil dan Lurah se
Kecamatan Wewiku.
Dalam proses pelaksanakan tugas Pengawsan, Panwaslu Kecamatan Wewiku lebih
mengutamakan Pencegahan dalam mengawal tahapan – tahapan Pemilu yang ada atas adanya suatu
pelanggaran – pelanggaran Pemilu yang bertujuan untuk mengawal proses tahapan Pemilu di Kecamatan
Wewiku dapat berjalan sesuai dengan harapan Pemilu yang Demokratis.
Puji Tuhan berkat dukungan dari berbagai pihak, Panwaslu Kecamatan Wewiku dapat
melaksanakan Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024
khususnya di Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur berjalan sesuai
jadwal tanpa hambatan dan gangguan yang berarti.
Tentu laporan akhir Pengawasan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu
saran dan perbaikan selalu di harapkan dari semua pihak terkait, kami berharap laporan ini dapat
bermanfaat dan berguna sebagai data, informasi dan bahan studi untuk perbaikan bagi para pengambil
kebijakan dalam mewujudkan penyempurnaan Regulasi Pemilu dan Proses Demokrasi dimasa yang akan
datang. Semoga Tuhan Yang Mahakuasa selalu memberikan petunjuk-Nya, dan kita selalu dalam
lindungan-Nya. Amin, Terimakasih.
Malaka, 15 April 2024
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa Pemilu Tahun 2024

Deni Primus Nahak


BAB I
PENDAHULUAN

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekasnisme demokrasi bangsa Indonesia untuk
memfasilitasi kompetisi politik secara damai dan tertib dalam rangka menghasilkan pemerintahan yang
memiliki legitimasi dalam mewujudkan kehidupan demokratis dalam berbangsa dan bernegara (Susetyo,
2015).
Demokrasi telah menjadi pilihan sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaaan. Hal
ini tegaskan dalam dalam Sila Keempat Pancasila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan”, menjadi dasar pengakuan terhadap kedaulatan rakyat yang
dikejawantahkan dalam prinsip-prinsip dasar dalam mekanisme demokrasi. Dengan demikian, dapat di
maknai bahwa pengertian demokrasi merujuk pada makna bahwa “Pada tingkat terakhir rakyatlah yang
memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai
kebijaksanaan negara, oleh karena kebijaksanaan Negara itu menentukan kehidupan rakyat”.
Mengikuti mekanisme tersebut, pemilu demokratis diselenggarakan untuk mendapatkan
penguasa/pejabat politik yang memperoleh legitimasi politik dari rakyat. Pemilu demokratis adalah pemilu
yang dalam penyelenggaraannya mencerminkan prinsip- prinsip kedaulatan rakyat. Prinsip pemilu yang
bebas berarti seluruh warga negara yang memiliki hak pilih bebas menggunakan hak pilihnya tanpa
paksaan atau tekanan dari siapa pun. Prinsip terbuka berarti pemilu harus melibatkan semua pihak,
sehingga pelaksanaannya transparan, akuntabel, kredibel dan partisipatif. Prinsip adil berarti peserta
pemilu harus mendapatkan perlakuan yang sama. Prinsip jujur berarti semua pihak yang terlibat dalam
pemilu harus bertindak dan bersikap jujur. Prinsip berskala artinya pemilu harus mencakup seluruh teritori
dimana warga negara berada. Prinsip kompetitif berarti pemilu bebas dari segala bentuk mobilisasi politik
baik dengan iming-iming: uang, barang, jasa dan jabatan maupun dengan intimidasi: tekanan dan paksaan
yang membuat peserta pemilu tertentu dapat dipastikan menang sebelum semua tahapan pemilu berakhir
(Bawaslu, 2014).
Penyelenggaraan Pemilu yang besifat langsung, umum, bebas, jujur, adil dan akuntabel perlu
didukung suatu lembaga yang kredibel. Untuk itu, lembaga Penyelenggara Pemilu harus mempunyai
integritas yang tinggi, ketidakberpihakan kepada salah satu Peserta Pemilu serta memahami tugas dan
tanggung jawab sebagai Penyelenggara Pemilu dan menghormati hak-hak politik dari warga Negara
(Hastutiyani, 2014). Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan suatu lembaga berkompeten yang mampu
mendukung pelaksanaan Pemilu yang dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat serta
mempunyai integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas. Salah satu lembaga pemilu yang mampu mengawal
jalannya proses pemilihan umum adalah Penyelenggara Pemilu.
Sebagai bagian dari Penyelenggara Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Wewiku di
Malaka dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur telah berkontribusi dalam menyukseskan pelaksanaan
Pemilihan Umum tahun 2024 khususnya di wilayah Kecamatan Wewiku. Hal ini dapat dilihat dari aspek
procedural (hasilnya) dan aspek subtantif (prosesnya) pada Pelaksanaan Pemilu tahun 2024, serta
suasana yang kondusif pasca Pelaksanaan Pemilu yang berjalan dengan aman dan tentram. Keadaan ini
didukung atas kerjasama yang baik bersama stakeholder yang meliputi PPK bersama jajarannya serta
kerjasama antara Panwascam dengan satuan Kepolisian Kupang Kota bersama dengan jajaran
Babinkamtibmas di setiap Kelurahan dalam Kecamatan Wewiku
A. GAMBARAN UMUM
Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah secara langsung oleh rakyat.
Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu
yang bersifat Nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu, sedangkan Komisi Pemilihan
Umum Provinsi yang selanjutnya disingkat KPU Provinsi adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah
Penyelenggara Pemilu di Kabupaten/Kota serta Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat
PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
Kecamatan atau nama lain.
Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga Penyelenggara
Pemilu yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah badan
yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi sedangkan Badan Pengawas Pemilu
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah badan untuk mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang
selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota
untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kecamatan atau nama lain. (Undang-undang Nomor
7 tahun 2017 pasal 10)
Sebagai Penyelenggara Pemilihan Umum, Panwaslu Kecamatan Wewiku dibentuk berdasarkan
Peraturan Bawaslu Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian Antar
waktu Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri, dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara.
Dalam struktur Panwaslu Kecamatan Wewiku terdiri dari tiga (3) Divisi yaitu; Divisi Sumber Daya
Manusia dan Organisasi (SDMO) yang dikoordinasi oleh ketua Panwaslu Kecamatan, sedangkan Divisi
yang mengelola sistem pengawasan dalam berbagai aspek adalah Divisi Hukum, Pencegahan, Parmas
dan Hubungan antar Lembaga (HP2H) dan Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa
(P3S) yang bertugas untuk menangangi setiap Dugaan Pelanggaran Pemilu baik Administrasi, Pidana,
Kode Etik dan Pelanggaran Lainnya.
Divisi Penanganan Pelanggaran di Koordinir oleh seorang Panwascam dan dibantu oleh seorang
Staf Teknis Non ASN yang menyiapkan segala kebutuhan Administrasi dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Divisi. Panwascam Wewiku yang membidangi koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran
dan Penyelesaian Sengketa adalah Bapak Deni Primus Nahak dan dibantu oleh Staf Teknis Non ASN
Divisi P3S Bapak Felix.
B. TUJUAN LAPORAN
Panwaslu Kecamatan Wewiku telah melaksanakan Tugas dan Tanggungjawab Pengawasan
terhadap seluruh Tahapan Pemilihan Umum Tahun 2024 dengan baik. Sebagai lembaga Pengawas
Pemilu yang telah menyelesaikan tugasnya maka perlu untuk membuat laporan akhir Pengawasan Pemilu
Tahun 2024 tersebut, untuk itu maka Panwaslu Kecamatan Wewiku menyusun laporan ini dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan wewenang yang telah diberikan
kepada Panwaslu Kecamatan Wewiku Kota Kupang sesuai dengan amanat Undang-uandang.
2. Sebagai bagian dari evaluasi dari pelaksaan Pengawasan Pemilu Tahun 2024.
3. Sebagai data yang dapat dipakai dalam penyusunan rencana pengawasan di waktu yang akan
datang.
4. Sebagai bahan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas Pengawasan Panwaslu
Kecamatan Wewiku Kota Kupang terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2024.

C. LANDASAN HUKUM
Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap tahapan pemilu; divisi penanganan pelanggaran
dilakukan berdasarkan beberapa peraturan sebagai berikut:
1. Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum,
2. Peraturan Bawaslu nomor 20 tahun 2018 tentang pencegahan pelanggaran dan sengketa proses
pemilihan umum;
3. Peraturan Bawaslu nomor 5 tahun 2020 tentang pengawasan penyelenggaraan pemilihan umum;
4. Peraturan Bawaslu nomor 7 tahun 2022 tentang penanganan temuan dan laporan dugaan
pelanggaran pemilihan umum;
5. Peraturan Bawaslu nomor 8 tahun 2022 tentang penyelesaian administrasi pemilihan umum;
6. Peraturan Bawaslu nomor 11 tahun 2023 tentang pengawasan kampanye pemilihan umum;
7. Peraturan KPU nomor 3 tahun 2022 tentang tahapan dan jadwal pemilihan umum;
8. Peraturan KPU nomor 20 tahun 2023 tentang perubahan peraturan KPU nomor 15 tahun 2023
tentang pencegahan pelanggaran dan pengawasan masa tenang

D. SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan ini terdiri dari 3 (tiga) Bab utama yang dengan judul Bab secara berurutan adalah Bab I
Pendahuluan, Bab II Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Kampanye dan Bab III Penutup. Pada setiap Bab
terdiri dari beberapa Sub Bab untuk menjelaskan secara detail tentang hasil Pengawasan Pemilu. Secara
rinci sistematika Laporan Akhir Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2024 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
B. TUJUAN LAPORAN
C. LANDASAN HUKUM
D. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE
A. PELAKSANAAN PENGAWSAN
- Perencanaan Pengawasan
- Strategi Pengawasan
- Fokus Pengawasan
B. KEGIATAN PENGAWASAN
- Pencegahan
- Aktivitas Pengawasan
- Hasil – Hasil Pengawasan
- Dinamika dan Permasalahan
- Evaluasi Pelaksanaan Tahapan
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
- Rekomendasi
LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE
A. PELAKSANAAN PENGAWASAN
A.1 Perencanaan Pengawasan
Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024 dilaksanakan pada Tanggal 28 November 2023 – 10
Februarai 2024. Adapun persiapan pelaksanaan Pengawasan Kampanye Meliputi :
1. Mengikuti konsolidasi dan kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan yang di selenggrakan oleh
Bawaslu Malaka sebagai persiapan dalam melakukan pengawasan kampanye. Dalam beberapa
pertemuan tersebut membahas analisa dan kerawanan pelanggaran yang mungkin terjadi dalam
tahapan Kampanye serta tindakan antisipasi yang perlu dilaksanakan.
2. Mencetak dan Mendistribusikan aturan-aturan terkait Pengawasan Kampanye.
3. Berkoordinasi dengan Stacholder terkait dukungan terhadap Pencegahan Pelanggaran
Kampanye.
4. Berkoordinasi dengan Pengurus Partai Politik dan Tim Pemenangan Peserta Pemilu untuk
mendapatkan akses informasi kegiatan yang akan diselenggarakan pada masa kampanye.
Dalam rangka mengoptimalkan Pengawasan Pemilu pada Proses Tahapan Kampanye DPR RI,
DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Malaka, Presiden dan Wakil Presiden. Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan Wewiku melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan ( Stacholder ) yang
memiliki kewenangan dalam Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024.
Panwaslu Kecamatan Wewiku tidak bisa berdiri sendiri tanpa kerjasama dan koordinasi dengan
pihak lain, baik dalam organisasi Panwaslu pada jenjang yang berbeda maupun organisasi atau lembaga
lain. Bentuk kerjasama tersebut sebagai peningkatan Pengawasan Pemilu. Adapun kerjasama yang sudah
dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan Wewiku yaitu seebagai berikut :

No Nama Lembaga Bentuk Kerjasama


1 PPK Netralitas sebagai penyelenggara Pemilu
2 Sat Pol PP Penertiban alat peraga kampanye
3 Kepolisian Penertiban alat peraga kampanye dan Jaminan keamanan Pemilu
Tahun 2024
4 Camat KWewiku Netralitas ASN dan Penegakan Hukum Pemilu
5 Desa Sekecamatan Wewiku Netralitas ASN dan Penegakan Hukum Pemilu
6 ASN Netralitas ASN dan Penegakan Hukum Pemilu
7 Tokoh Masyarakat Partisipasi Pengawasan
8 Karangtaruna Partisipasi Pengawasan

Indeks kerawanan dalam proses tahapan kampanye merupakan suatu problem yang sangat vital,
maka dari itu Panwaslu Kecamatan Wewiku menyusun agenda Pengawasan agar indeks kerawanan
tersebut bisa dicegah maupun diperbaiki. Untuk itu maka Panwaslu Kecamatan Wewiku perlu untuk :
1. Memastikan Pemasangan APK sesuai dan dipasang di zona yang telah ditentukan.
2. Memastiak Peserta Pemilu melakukan kampanye sesuai adwal yang ditentukan.
3. Memastikan bahwa Tim Kampanye atau Peserta Pemilu memberikan surat pemberitahuan kepada
Kepolisian dan tembusannya kepada Bawaslu Malaka dan KPU Malaka.
4. Memastikan bahwa tidak adanya Keterlibatan ASN, TNI/POLRI atau pihak yang dilarang terlibat
anak-anak dalam Kampanye.
5. Memastikan bahwa Pada masa tenang tidak adanya aktivitas money politik.

A.2 Strategi Pengawasan


Pengawasan proses tahapan Kampanye Pemilu 2024 dilaksanakan dengan menggunakan
Strategi pencegahan dan penindakan. Melakukan tindakan, langkah dan upaya yang optimal untuk
mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran. Penindakan
dilakukan sesuai dengan Peraturan Bawaslu tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran
Pemilihan Umum. Pencegahan pelanggaran dalam tahapan Kampanye Pemilihan Umum. Pencegahan
pelanggaran dalam tahapan Kampanye Pemilihan Umum dilakukan dengan cara :
1. Koordinasi
2. Kerjasama
3. Sosialisasi
4. Publikasi
5. Himbauan
6. Pengawasan Melekat
7. Rekomendasi
8. Pelibatan Masyarakat
Koordinasi pengawasan tahapan Kampanye Pemilihan Umum dilakukan oleh Pengawas Pemilu
kepada pemangku kepentingan melalui :
1. Iklan layanan masyarakat berupa Spanduk dan Poster
2. media informasi
Himbauan pengawasan tahapan Kampanye Pemilihan Umum dilakukan oleh Pengawas Pemilu
secara lisan dan tulisan kepada pemangku kepentingan. Pengawasan melekat terhadap tahapan
Kampanye Pemilihan Umum dilakukan oleh Pengawas Pemilihan Umum melalui aktivitas pengawasan
langsung terhadap subyek dan objek kampanye.
Pelibatan Masyarakat dalam pengawasan tahapan Kampanye Pemilihan Umum dengan cara :
1. Mendorong secara aktif peran masyarakat untuk melakukan Pengawasan Pemilu;
2. Menyediakan informasi, sarana atau fasilitas yang memadai untuk memudahkan masyarakat
mengakses informasi tentang Pengawasan Pemilu;
3. Melakukan sosialisasi pengawasan kepada masyarakat dan Pemilih Pemula terkait dasar hukum
dan aturan – aturan yang berkaitan dengan larangan pada Proses tahapan Kampanye yang
dilakukan oleh peserta Pemilu;
4. Membuat kelompok kerja pengawasan dalam Tim Panwaslu Kecamatan;
5. Menyiapkan sarana atau fasilitas yang mudah bagi masyarakat untuk menyampaikan informasi,
pengaduan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu;
6. Melakukan kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peratuaran perundang –
undangan;

A.3 Fokus Pengawasan


Adapun yang menjadi fokus pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Kampanye Pemilu 2024 di Kecamatan Wewiku difokuskan pada kepatuhan
penyelenggara Pemilu dan Peserta Pemilu terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Fokus Pengawasannya Meliputi :
 Kebenaran dan ketepatan prosedur
 Keterbukaan prosedur
 Ketepatan waktu proses
 Kepatuhan untuk tidak melakukan perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran
Pemilu

B. KEGIATAN PENGAWASAN
B.1 Pencegahan
pengawasan pemilu sebagaimana yang diamanatkan oleh undang – undang adalah melakukan
pencegahan dan penindakan di daerah terhadap pelanggaran dan sengketa proses pemilu. Karena itu
sebagai upaya pecegahan pada tahapan ini, Panwaslu Kecmatan Wewiku melakukan beberapa langkah –
langkah yaitu :
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran pada tahapan Kampanye.
2. Melakukan rapat koordinasi, supervisi, monitoring terhadap pelaksanaan pengawasan kampanye
yang dilakukan oleh Panwascam Wewiku.
3. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah khususnya Satuan Polisi Pamong Praja, KPU
Kota Kupang dan peserta pemilu serta pihak lainnya untuk memastikan agar pelaksanaan
kampanye berjalan sesuai peraturan yang berlaku serta memastikan pihak-pihak yang dilarang
untuk tidak ikut berkampanye.
4. Melakukan sosialisasi terhadap pemilih pemula secara formal, dan melakukan sosialisasi pada
kegiatan Posyandu Lansia yang di lakukan di beberapa Kelurahan yang ada di Kecmatan
Wewiku.

B.2 Aktivitas Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai