Anda di halaman 1dari 32

KAIDAH BERACARA

DI PENGADILAN HI

Oleh :

Widiyono Agung S., ST.

Hakim Ad Hoc PHI Tj. Pinang

SELAMAT DATANG

POKOK-POKOK BAHASAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kedudukan PT & CV
Kuasa Hukum / Surat Kuasa
Gugatan
Jawaban Gugatan
Replik / Duplik
Pembuktian
Kesimpulan & Putusan
Gugatan Verzet

Kedudukan PT & CV
KEDUDUKAN PT (Perseroan Terbatas):
UU No. 1 tahun 1995 tentang PT
I.

Persona Standi in Judicio adalah badan hukum yang

berkuasa mutlak didepan Pengadilan (full Authorized), syarat :


a. Adanya Pengesahan dari Menteri Kehakiman
-Psl 38 KUHD : PT dapat bertindak sebagai badan hukum
(legal enity), harus disahkan + didaftarkan + diumumkan
dalam majalah resmi.
-Psl 39 KUHD : Selama hal itu belum dipenuhi, seluruh pengurus
bertanggung jawab secara pribadi thd Pihak KETIGA atas
tindakan hukum yang mereka lakukan.
b. Jika sudah ada Pengesahan dari Menteri yang memiliki legitimasi
badan hukum jika bertindak sebagai TERGUGAT adalah Perseroan
itu sendiri (PT tersebut).
c. Yang berhak bertindak mewakili didepan Pengadilan adl DIREKSI

. Kedudukan PT & CV
KEDUDUKAN PT (Perseroan Terbatas):
UU No. 1 tahun 1995 tentang PT

II. Cabang (perwakilan) dapat bertindak


sebagai PIHAK tanpa kuasa khusus dari
Direksi Kantor Pusat
Berdasar Putusan MA No. 3562 K/Pdt/1984

Kedudukan PT & CV
KEDUDUKAN CV (Commanditaire
Vennootshap / Persekutuan Firma):
Psl 16 & 17 KUHD : Persekutuan Firma adh perikatan yang
diadakan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama
bersama, masing-masing pengurus bertanggung jawab secara
tanggung renteng.
Putusan MA No. 879 K/Sip/1974 : CV belum merupakan
subjek hukum yang tersendiri terlepas dari anggota persero pengurus

Yang sah ditarik sebagai Pihak adalah Pengurus


Persekutuan, bukan atas nama pribadi, tetapi dalam
kedudukan&kapasitas sebagai anggota pengurus

SA HUKUM & SURAT KUASA


KUASA HUKUM :
Pasal 87 : Serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha dapat
bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di Pengadilan Hubungan
Industrial untuk mewakili anggotanya
Penjelasan : yang dimaksud dengan SP/SB adl meliputi pengurus pada
tingkat perusahaan, tingkat kab/kota, tingkat prop & pusat baik SP/SB,
anggota federasi, maupun konfederasi.

Pemberian Kuasa :suatu persetujuan yang mana seorang / beberapa


orang memberikan kekuasaan kepada orang lain, yang
menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu
urusan (KUH Perdata Pasal 1792);
Surat Kuasa : persetujuan dimana seseorang bertindak sebagai
pemberi kuasa dan pihak lain sebagai penerima kuasa

SA HUKUM & SURAT KUASA


KUASA HUKUM :
1. APINDO & SP/SB :
- Surat Tugas (SK, Surat Penunjukkan)
- Surat Kuasa Khusus
- Kartu Anggota
- Akta Pendirian Perusahaan
- (P/T or prinsipal Kartu Anggota)
2. HRD : - Kuasa Insidentil (Izin Ketua PHI)
- Tanda Karyawan HRD
- Akta Pendirian Perusahaan (untuk melihat ke-absahan
Pemberi Kuasa)
4. Advokad : - Surat Kuasa Khusus
- Akta Pendirian Perusahaan
- Kartu Anggota Advokad yang masih berlaku

SA HUKUM & SURAT KUASA


FORMULASI SURAT KUASA KHUSUS:
(SEMA tgl 23 Januari 1971 jo psl 1972 BW)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Surat Kuasa Khusus harus berbentuk tertulis


Dibuat dan ditandatangani pemberi dan penerima
kuasa
Dapat dibuat dibawah tangan atau autentik
(dihadapan notaris atau pejabat yang berwenang)
Menyebutkan identitas para pihak berperkara
Menegaskan objek kasus yang diperkarakan
Diberi materai cukup
Tiap halaman di paraf kedua belah pihak
Menyebutkan no perkara

3. GUGATAN

SYARAT-SYARAT GUGATAN BERISIKAN


ASPEK-ASPEK SBB :

a)

IDENTITAS (PERSONA STATUTE) PARA PIHAK BERPERKARA

b)

DUDUK PERKARANYA
- OBJEK PERKARA
- FAKTA-FAKTA HUKUM
- KUALIFIKASI PERBUATAN TERGUGAT
- PENGURAIAN KERUGIAN AKIBAT TINDAKAN TERGUGAT

c)

TUNTUTAN ATAU PETITUM/ PETITION

3. GUGATAN
SYARAT FORMAL SURAT GUGATAN :

a)

TEMPAT DAN TANGGAL, BULAN SERTA TAHUN SURAT


GUGATAN TERSEBUT DIBUAT OLEH PENGGUGAT ATAU
KUASANYA

b)

PENYEBUTAN SECARA JELAS DAN LENGKAP IDENTITAS PARA


PIHAK YANG BERPEKARA

c)

SURAT GUGATAN TERSEBUT DIMATERAI

d)

SURAT GUGATAN DITANDATANGANI

3. GUGATAN
CARA DAN TEKNIK PEMBUATAN SURAT
GUGATAN
a.

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN
- TEKNIK MEMPELAJARI OBJEK SENGKETA
* KECERMATAN DAN KETELITIAN TERHADAP EKSITENSI
OBJEK SENGKETA BAIK FORMAL MAUPUN MATERIAL
* KOMPETENSI DIMANA SURAT GUGATAN DIAJUKAN
* KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YURISPRUDENSI, SEMA DAN PERMA RI
- KELENGKAPAN FORMAL SURAT GUGATAN
- KELENGKAPAN MATERIAL SURAT GUGATAN

b.

FUNDAMENTUM PETENDI/ POSITA/ DALIL GUGATAN

c.

PETITUM/ TUNTUTAN

d.

BENTUK, FORMAT DAN PENGERTIAN SURAT GUGATAN

3. GUGATAN
GUGATAN

ISI GUGATAN
- Identitas Penggugat
- Indentitas Tergugat
- Posita/ positum
- Petita/ petitum

POSITA/ POSITUM adalah duduk perkara atau duduk


persoalan serta hubungan-hubungan hukum yang
menimbulkan perkara gugatan

PETITA/ PETITUM adalah tuntutan yang diminta untuk


diputuskan oleh Hakim

3. GUGATAN
POSITA/ POSITUM
1.

Posita adalah dasar gugatan yang memuat tentang hubungan


hukum antara pihak yang berperkara (Penggugat + Tergugat )

2.

Memuat uraian tentang kejadian atau peristiwa mengenai duduk


perkara serta tentang adanya hubungan hukum yang
menimbulkan hak dan kewajiban para pihak yang menjadi dasar
yuridis suatu gugatan
- Sebab-sebab dan peristiwa hukum yang terjadi

- Disebutkan dengan jelas perbuatan Tergugat melanggar


peraturan perundangan yang berlaku
- Memohon sita jaminan agar putusan tidak hampa

3. GUGATAN
PETITA/ PETITUM

PETITUM adalah hal-hal yang dimohonkan/ dituntut supaya


diputuskan oleh pengadilan
Harus dirumuskan dengan jelas dan tegas hal-hal yang
dimohonkan, misalnya :
Mengabulkan gugatan Penggugat
Menyatakan ..
Menetapkan ..
Menghukum Tergugat untuk
Memerintahkan Tergugat untuk
Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara

ATAU APABILA PENGADILAN BERPENDAPAT LAIN MOHON


PUTUSAN YANG SEADIL-ADILNYA (EX AEQUO ET BONO)

. JAWABAN GUGATAN

JAWABAN GUGATAN

1. EKSEPSI/ TANGKISAN
a.

EKSEPSI PROSESUIL (PROCESUEEL)


-

b.

EKSEPSI DEKLINATOR (DECLINATOIR EXEPTIE)


EKSEPSI LITISPETENDI
EKSEPSI INKRACHT VAN GEWIJSDE ZAAK
EKSEPSI PLURIUM LITIS CONSORTIUM
EKSEPSI DISKUALIFIKATOIR (DISQUALIFICATOIRE EXEPTIE)

EKSEPSI MATERIAL (MATERIALE EXEPTIE)


- EKSEPSI DILATOIR (DILATOIR EXEPTIE)
- EKSEPSI PEREMTOIR (PEREMTOIR EXEPTIE)

JAWABAN GUGATAN
2. DALAM POKOK PERKARA (KONVENSI) DAN GUGATAN
BALIK (REKONVENSI)
a.
b.
c.
d.
e.
f.

MENYANGKUT SURAT GUGATAN PENGGUGAT/ PARA PENGGUGAT ATAU


KUASANYA
MENGAKUI/ MEMBENARKAN SURAT GUGATAN PENGGUGAT/ PARA
PENGGUGAT ATAU KUASANYA
MENGEMUKAKAN FAKTA-FAKTA BARU
GUGATAN REKONVENSI DIAJUKAN BERSAMA-SAMA DENGAN JAWABAN
GUGATAN KONVENSI MAUPUN REKONVENSI HARUS DIPERIKSA DAN
DIPUTUS DALAM SATU PUTUSAN
TUJUANNYA BERSIFAT PRAKTIS, PENYEDERHANAAN PROSEDUR,
MENGHEMAT ONGKOS PERKARA, MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN,
MEMPERCEPAT PENYELESAIAN PERKARA DAN MENGHINDARKAN
PUTUSAN YANG SALING BERTENTANGAN

JAWABAN GUGATAN

3. PERMOHONAN (PETITUM)
a.

b.
c.

BERSIFAT TUNGGGAL SEPERTI DALAM KONVENSI MENOLAK GUGATAN


PENGGUGAT SELURUHNYA ATAU SETIDAK-TIDAKNYA MENYATAKAN SURAT
PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET ONVANKELIJKE VERKLAARD),
KEMUDIAN PENGGUGAT DIHUKUM MEMBAYAR BIAYA PERKARA
VARIASI YANG DIFORMULASIKAN SEBAGAI : DALAM EKSEPSI, DALAM
POKOK PERKARA (KONVENSI) DAN DALAM REKONVENSI
SECARA SEDERHANA YANG MEMBAGI JAWABAN SECARA : PRIMER
MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT UNTUK SELURUHNYA DAN
DIHUKUM MEMBAYAR BIAYA PERKARA, SERTA SUBSIDER APABILA MAJELIS
HAKIM BERPENDAPAT LAIN MOHON PUTUSAN YANG SEADIL-ADILNYA (EX
EAQUO ET BONO)

JAWABAN

Adalah Tanggapan atas gugatan termasuk didalammya


Eksepsi yang bukti mengenai Kompetensi Absolut

Atas gugatan Penggugat, Tergugat dapat mengajukan


gugatan balik (Rekonvensi) selambat-lambatnya sebelum
pembuktian

Bagi pihak ketiga dimungkinkan untuk turut menjadi


pihak-pihak yang berperkara (intervensi)

ALASAN EKSEPSI/ TANGKISAN


1.

Melanggar kompetensi
- Absolut

Yurisdiksi badan-badan Peradilan


- Relatif
Batas mengadili berdasarkan kekuasaan daerah hukumnya
2.

Error In Persona

3.

Obscuur Libel

4.

Nebis In Idem

5.

Gugatan Prematur

6.

Rei Judicate Deductae

7.

Apa yang digugat telah dikesampingkan, dalam hal :

contoh : Penggugat tidak cakap melakukan perbuatan hukum


Gugatan kabur atau tidak jelas, misalnya antara posita dengan petita tidak berhubungan
Apabila perkara sudah pernah diajukan sebelumnya kemudian diajukan kembali
Gugatan masih tertunda karena faktor yang menangguhkan
Perkara yang digugat sudah pernah diajukan dan belum putus
-

Apa yang digugat sudah dipenuhi oleh Tergugat


Sudah dihapuskan sendiri
Sudah melepaskan diri
Daluarsa

REPLIK

SECARA ETIMOLOGIS REPLIK BERASAL DARI


KATA : RE YANG BERARTI KEMBALI DAN PLIEK
YANG BERARTI MENJAWAB. JADI REPLIK BERARTI
MEMBERI JAWABAN KEMBALI (BALASAN) ATAS
JAWABAN TERGUGAT/ PARA TERGUGAT ATAU
KUASANYA

BILA ADA GUGATAN BALIK (REKONVENSI) MAKA


DALAM REPLIK JUGA DIJAWAB TERHADAP REPLIK
KONVENSI

DUPLIK

SECARA ETIMOLOGIS DUPLIK BERASAL DARI KATA : DU


YANG BERARTI DUA DAN PLIEK YANG BERARTI
JAWABAN. JADI DUPLIK MERUPAKAN JAWABAN
TERGUGAT/ PARA TERGUGAT ATAU KUASANYA ATAS
REPLIK PENGGUGAT/ PARA PENGGUGAT

APABILA ADA GUGATAN BALIK (REKONVENSI) BERISIKAN


DUPLIK KONVENSI DAN REPLIK REKONVENSI DISUSUN
BERDASARKAN APA YANG DIBAHAS PENGGUGAT/ PARA
PENGGUGAT DALAM REPLIKNYA

PEMBUKTIAN

BERDASARKAN PEMBUKTIAN SECARA


KONVENSIONAL DIBERIKAN KEPADA PENGGUGAT
TERLEBIH DAHULU UNTUK MENGAJUKAN ALAT-ALAT
BUKTI SEPERTI ALAT BUKTI SURAT, SAKSI DSB.

UNTUK MEMBANTAH DALIL-DALIL GUGATAN, MAKA


KESEMPATAN INI PULA DIBERIKAN KEPADA
TERGUGAT ATAU KUASANYA UNTUK MENGAJUKAN
PERTANYAAN DAN PENYANGKALAN TERHADAP ALAT
BUKTI PENGGUGAT ATAU KUASANYA

F. PERBUKTIAN

PADA PERSIDANGAN BERIKUTNYA INI MERUPAKAN


GILIRAN TERGUGAT ATAU KUASANYA UNTUK
MENGAJUKAN PEMBUKTIAN DAN ALAT-ALAT BUKTI
YANG DIPUNYAINYA DAN JALANNYA PERSIDANGAN
IDENTIK DENGAN PERSIDANGAN SEBELUMNYA

UNTUK MEMBANTAH DALIL-DALIL JAWABANNYA,


MAKA KESEMPATAN INI PULA DIBERIKAN KEPADA
PENGGUGAT ATAU KUASANYA UNTUK MENGAJUKAN
PERTANYAAN DAN PENYANGKALAN TERHADAP ALAT
BUKTI TERGUGAT ATAU KUASANYA

PEMBUKTIAN (Pasal 164 HIR)

YANG DICARI ADALAH KEBENARAN FORMIL

BUKTI TERTULIS

BUKTI SAKSI
(-disumpah terlebih dahulu & diberitahu sanksi bila sumpahnya
palsu; -bila lebih dari satu, maka yang lain tidak boleh
mendengarkan)

PENGAKUAN

PERSANGKAAN

SUMPAH

BUKTI

YANG DISEBUT
BUKTI (Pasal 164
HIR)
- BUKTI SURAT
- BUKTI SAKSI
- PENGAKUAN
- PERSANGKAAN
- SUMPAH

Undang-undang Nomor
13 Tahun 2003
- TERTANGKAP TANGAN
- PENGAKUAN
- BUKTI LAIN (BAP didukung
2 orang saksi)

KLU PEMBUKTIAN & GUGATAN :

Siapa yang mendalilkan, maka wajib membuktikan


Dalil gugatan kuat jika ada pengakuan dijawaban
gugatan / di Duplik / di Kesimpulan
Bukti harus ditunjukkan aslinya dihadapan Majelis &
Pihak, foto copy nya yang diberi materai diberikan ke
Majelis
Bukti yang tidak umum sebaiknya diberi keterangan di
LIST pembuktian
Pertanyaan saksi tidak boleh bersifat menilai, tanyakan
apa yang diketahui + dilihat + didengar; tetapi
pertanyakan guna menguatkan dalil atau bukti tertulis

KESIMPULAN / CONCLUSIE

PADA SIDANG INI PARA PIHAK MENGAJUKAN KESIMPULAN


ATAU CONCLUSIE DARI HASIL-HASIL SELAMA
PERSIDANGAN BERLANGSUNG. PADA DASARNYA
SUBSTANSI KESIMPULAN MERUPAKAN HAL YANG
MENGUNTUNGKAN BAGI PARA PIHAK DAN MERUGIKAN
PIHAK LAINNYA
Menyimpulkan hal-hal penting yang terjadi selama proses
persidangan sejak gugatan sampai dengan pembuktian
Penggugat dan Tergugat mengajukan kesimpulannya sendirisendiri atas proses persidangan tersebut

PUTUSAN

Persidangan ini merupakan tahap terakhir dari


persidangan di Pengadilan Negeri/ Pengadilan
Hubungan Industrial dan Putusan Hakim ini apabila
para pihak tidak menerima dapat mengajukan
permohonan permintaan Kasasi (pembatalan) dan
pernyataan Kasasi diajukan dalam waktu 14 (empat
belas) hari kerja :
Bagi pihak yang hadir, terhitung sejak putusan
dibacakan dalam sidang Majelis Hakim ;
Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal
menerima pemberitahuan putusan.

GUGATAN VERZET :
-Devinisi : Gugatan perlawanan oleh Tergugat
setelah Majelis Hakim memutuskan Putusan
Verstek.
-Sidang mulai dari awal, T mengajukan Gugatan
dan berganti nama sebagai Pelawan dan P
menjadi Terlawan
-Berkas P yang sudah masuk & berkas Pelawan
dinilai keduanya oleh Majelis Hakim

PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL :


I. Mencari format PREVENTIVE, agar tidak terjadi
perselisihan :
Internal PUK dengan Pengusaha: regular meeting,
buletin/Tabloit dll
Sosialisasi secara periodik, baik oleh Pemerintah
ataupun swasta
II. Mempunyai team Advokasi yang handal, baik secara
formal dan informal (persuasif, yang menguasai
teknik negoisasi)

TERIMA KASIH

SELAMAT MENJADI PENGACARA


BURUH YANG HANDAL, UNTUK
MEMPOSISIKAN BURUH
DITEMPAT YANG LEBIH
TERHORMAT
WASSALAAMUALAIKUM WR.
WB

Anda mungkin juga menyukai