antara kaum buruh. Kaum buruh tidak memandang serikat buruh sebagai
sekolah perjuangan revolusioner. Sebaliknya mereka memandang serikat-serikat
buruh ini sebagai mekanisme birokratik yang bekerjasama dengan kaum
majikan. Sebagai mediator antara pemerintah dan kaum buruh. Sebagai
perusahaan atau sebagai departemen dari Kementerian Tenaga kerja.
Dan semua ini terjadi secara bersamaan dengan buruknya keadaan di dalam
organisasi-organisasi internasional (seperti ILO, PBB), kondisi negatif yang
membuat perjuangan kita semakin sulit, semakin rumit.
Dengan rasa hormat yang sama, kita mengkaji dan belajar dari sejarah besar dan
perjuangan besar yang secara bersama diorganisir oleh SACTU dan semua
afiliasi WFTU lainnya dengan penuh kepahlawanan.
Perjuangan melawan apartheid, perjuangan untuk merebut hak-hak buruh kulit
hitam, perjuangan untuk pengakuan atas serikat buruh non-rasial pertama,
perjuangan untuk pengakuan atas SACTU, perjuangan untuk pembebasan
kawan-kawan yang dipenjarakan, perjuangan pemboikotan kapal-kapal, sarana
komunikasi dan transaksi tidak manusiawi rejim apartheid. WFTU pada waktu
itu kuat dan selalu hadir dalam perjuangan yang panjang ini. Anggota serikatserikat buruh di seluruh dunia dan jutaan buruh merespon setiap ajakan dari
WFTU untuk bersolidaritas bagi kaum buruh Afrika Selatan.
Pemimpin kami Moses Mabidha, Wakil Presiden WFTU Mark Shope, John
Gaitsiwe, Moses Kotane, Leslie Massina, J.B. Marks, dan sang legenda hidup
Eric Mitshali dengan persekutuan mereka dengan WFTU mereka memainkan
peran besar dalam gerakan serikat buruh Afrika, dalam pembentukan serikat
buruh pertama di Afrika dan pendirian dari Gabungan Serikat Buruh Seluruh
Afrika yang pertama (AATUF).
Gerakan Serikat Buruh Macam Apa Yang Kita Butuhkan Hari Ini?
Dengan sejarah besar ini dan pengalaman di bahu kita, kawan-kawan, kita harus
menjawab pertanyaan kunci di masa kita. Gerakan serikat buruh apa yang kita
butuhkan pada tingkat nasional dan internasional untuk bertarung secara efektif
demi kepentingan kelas buruh melawan monopoli, melawan perusahaan
multinasional? Untuk memenangkan pertempuran dan meningkatkan kondisi
kehidupan kaum buruh dan rakyat miskin. Untuk memuluskan jalan baru di
mana kekayaan menjadi milik mereka yang menghasilkannya.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami sebagai WFTU mempelajari kondisikondisi baru dari perkembangan kaum modal dan krisis kaum modal dan
sebagai WFTU kami berjuang untuk mendidik anggota kami dan kawan-kawan
kami untuk membentuk srikat buruh dengan karakteristik yang spesifik yang
mampu menjalankan tugas-tugas perjuangan masa kini.
Kita membutuhkan serikat buruh yang nantinya menjadi:
Organisasi kaum buruh yang berorientasi kelas dan revolusioner yang
berjuang melawan modal dan imperialisme.
Demokratis dan dikendalikan oleh kaum buruh.
Serikat buruh yang nantinya memiliki kepemimpinan dari kelas pekerja.
Kepemimpinan yang menghargai kritik dan otokritik. Kepemimpinan dengan
Dengan serikat buruh semacam itulah kita bisa semakin dekat pada cita-cita
strategis masyarakat sosialis. Serikat buruh macam inilah yang diperjuangkan
oleh WFTU untuk dibangun. Bukan serikat buruh yang berkompromi, bukan
serikat buruh yang hanya sebagai konsuktan hukum, bukan departemen serikat
buruh kementerian tenaga kerja, bukan serikat buruh anggota dewan perusahaan
multinasional.
Peran COSATU Di Kancah Internasional
Di kancah internasional, sebagai WFTU, sebagai organisasi berorientasi kelas
internasional dengan 82 juta anggota di 120 negara, kami tidak menginginkan
COSATU hanya menjadi penonton. Kami menginginkan COSATU sebagai
pelopor dalam pembangunan gerakan serikat buruh berorientasi kelas masa
kini. Kami menginginkan COSATU sebagai pelopor dalam pembangkitan
kembali gerakan serikat buruh Afrika. Kami membutuhkan COSATU dalam