Kaum BEGAL merajalela dengan bebasnya karena mereka semua berkuasa disemua lini.
Kaum begal ada di DPR maka tidak mungkin akan membuat undang-undang pro buruh dan pro
rakyat, mereka pasti membuat undang-undang yang pro kapitalis. Kaum BEGAL ada di
pemerintahan, artinya pemerintah pasti akan selalu memihak kepentingan kapitalis. Kaum
BEGAL ada di pengadilan artinya masalah perburuhan yang hinggap di pengadilan pasti selalu
dimenangkan kaum majikan. Kaum BEGAL ada di aparat kepolisian hingga kejaksaan artinya
kaum buruh dan rakyat terindas akan selalu disalahkan dan diproses dengan cepat serta dihukum
berat, tetapi kaum majikan pengusaha akan mendapat perlindungan tanpa dihukum berat jika
melakukan kesalah melanggar undang-undang. Cilakanya para Begal ini juga menpunyai temanteman di serikat-serikat buruh dan organisasi rakyat dengan cara membagi-bagi hasil jarahannya
pada para pimpinan serikat dan organisasi rakyat.
Ditengah negeri yang dikuasai BEGAL kesejahteraan rakyat tentu kaum buruh dan rakyat
tertindas selalu menjadi korban. Jalan keluar dari semua itu adalah melenyapkan, memusnahkan
akar masalah dari semua itu. Kapitalisme adalah biang keladi dari semua itu, artinya system yang
sekarang berlangsung memang akan menyuburkan kaum begal kesejahteraan rakyat semakin
kuat. Meruntuhkan kapitalisme hanya dapat dilakukan oleh kekuatan besar dari gerakan buruh
dan rakyat tertindas di Indonesia. Memperbesar kekuatan kaum buruh yang melawan adalah
keharusan. Maka semua anggota KONFEDERASI KASBI wajib melakukan kerja-kerja
organisasi dengan serius. Tanpa keseriusan dan keuletan serta militansi yang ikhlas dalam
berjuang maka akan mustahil kita kaum buruh bisa melenyapkan kapitalisme di Indonesia yang
sekarang di kuasai oleh kaum BEGAL kesejahteraan rakyat.
Jika Indonesia mau maju dari suatu negeri yang dikuasai kapitalis dan para BEGAL menjadi
negeri merdeka, demokratis, makmur dan maju, maka adalah soal yang pokok yang harus
dijalankan,adalah menyelesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai ke akarakarnya, yaitu dengan mendirikan suatu Pemerintah yang dibangun atas demokrasi yang
ditujukan untuk semua golongan rakyat tertindas dan demokrasi yang mengenai semua lapangan
di bawah pimpinan kelas buruh, suatu Pemerintah Rakyat, pemerintah demokrasi tipe baru,
pemerintah Demokrasi Rakyat. Ini akan merupakan pelaksanaan secara konsekuen dari apa yang
dikatakan bung Karno negara semua buat semua atau demokrasi yang mampu
mendatangkan kesejahteraan sosial.
Guna melaksanakan tuntutan memusnahkan BEGAL kesejahterahan rakyat sampai ke akarakarnya, artinya, guna memusnahkan sama sekali kekuasaan kaum begal dan kaum kapitalis baik
asing maupun nasional, guna membangun Indonesia baru yang merdeka di lapangan politik,
ekonomi dan kebudayaan, guna membangun Indonesia yang demokratis, bersatu dan makmur,
KASBI mengajukan suatu Program Umum agar bisa diterima seluruh kaum buruh Indonesia dan
rakyat Indonesia.
Pertama:
Sistem negara Indonesia tidak seharusnya sistem negara anti-rakyat yang dikuasai oleh tuan-tuan
kapitalis , komprador (orang pribumi yg dipakai oleh perusahaan atau perwakilan asing antek antek) dan
kaum kapitalis birokrat (orang yang mempunyai kedudukan di dalam lembaga pemerintah atau di dalam
organisasi politik yang menyalahgunakan kekuasaan dan kedudukan untuk memperkaya golongan atau diri
sendiri),
itulah tiga setan BEGAL kesejahterahan rakyat. melainkan harus sistem negara rakyat
yang sumber kekuasaannya ada pada rakyat, yaitu negara Demokrasi Rakyat, negara dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hanya negara yang demikian inilah yang sesuai dengan watak
Revolusi Agustus 1945. Pemerintah Demokrasi Rakyat akan merupakan suatu pemerintah yang
sama sekali baru jika dibandingkan dengan semua pemerintah-pemerintah yang ada sebelumnya.
Ia akan merupakan suatu pemerintah yang mendasarkan dirinya atas rakyat. Ia akan merupakan
suatu pemerintah yang tujuannya ialah kemerdekaan nasional yang penuh. pemerintah kekuasaan
rakyat, Pemerintah ini harus melaksanakan perubahan-perubahan demokratis. Ia akan merupakan
suatu pemerintah yang mampu mempersatukan semua tenaga anti-kapitalis dan anti-imperialis,
anti neoliberalisme, yang mampu memberikan tanah dengan cuma-cuma kepada kaum tani, yang
mampu menjamin hak-hak demokrasi bagi rakyat; yang mampu meninggikan tingkat hidup
materiil kaum buruh dan menghapuskan pengangguran, yang mampu member pendidikan gratis
dan berkwalitas dari dasar hingga universitas dan yang mampu melakukan revolusi kebudayaan
di kalangan rakyat. Dengan singkat, ia akan merupakan suatu pemerintah rakyat yang mampu
menjamin kemerdekaan nasional serta perkembangannya melalui jalan demokrasi dan kemajuan.
Kedua:
Demokrasi Indonesia tidak seharusnya demokrasi model Barat, demokrasi liberal, demokrasi
lama, melainkan harus demokrasi untuk semua golongan rakyat, laki-laki dan wanita, dan
mengenai semua lapangan politik, ekonomi, dan kebudayaan. Demokrasi ini adalah demokrasi
tipe baru, demokrasi rakyat. Demokrasi rakyat adalah perlu, karena hanya demokrasi macam
inilah yang akan mendapat dukungan penuh dari berjuta-juta kaum buruh, berpuluh-puluh juta
kaum tani serta borjuasi kecil kota, kaum intelektual dan elemen-elemen patriotik umumnya.
Ketiga:
Politik pemerintah rakyat, yaitu penghapusan kekuasaan kaum BEGAL kesejahteraan rakyat di
segala lapangan harus digantikan oleh kekuasaan bersama di antara semua kelas yang antiimperialis dan anti-kapitalis, anti- neoliberalis, yaitu sistem politik persatuan kaum buruh dan
rakyat tertindas. Dengan demikian bisa dihilangkan ketidakadilan, bahwa berjuta-juta kaum
buruh dan berpuluh-puluh juta kaum tani tidak turut menentukan haluan politik pemerintah, juga
bahwa berjuta-juta kaum borjuis kecil kota, kaum intelektual dan kaum borjuis nasional yang
anti-imperialis dan anti-kapitalis dan anti neoliberalis tidak turut menentukan haluan pemerintah.
Dengan ikut sertanya rakyat banyak ini dalam tampuk pimpinan negara, maka terjaminlah secara
sungguh-sungguh kekebalan perseorangan dan tempat tinggal, kemerdekaan beragama,
kemerdekaan berkeyakinan, berbicara, pers, berserikat, berkumpul, hak demonstrasi, hak mogok
dan mendirikan serikat buruh, kemerdekaan bergerak dan memilih pekerjaan, serta hak semua
warga negara atas upah sama untuk pekerjaan yang sama.
Keempat:
Tentara dan kekuatan bersenjata lainnya tidak seharusnya menjadi alat untuk menindas rakyat
melainkan harus menjadi pengabdi rakyat. Ini sesuai dengan tradisi Angkatan Perang Republik
Indonesia yang bersemangat Revolusi Agustus 1945, yang selama peperangan kemerdekaan
melawan tentara kolonial Belanda senantiasa sehidup-semati dengan rakyat. Sudah sewajarnya
tetap setia pada cita-cita Revolusi Agustus dan berjuang untuk pelaksanaan tuntutan-tuntutan
Revolusi Agustus itu. Kembalinya tentara dan kekuatan bersenjata kepangkuan rakyat bukan
menjadi alatnya para BEGAL.
Kelima:
Kepada kaum tani, pertama-tama kepada kaum tani tak bertanah dan kaum tani miskin, diberikan
dan dibagikan tanah dengan cuma-cuma. Tanah-tanah harus dibagikan kepada anggota keluarga
kaum tani seorang-seorang. Sistem milik tanah haruslah sistem milik tanah kaum tani, artinya
milik perseorangan kaum tani atas tanah. Perkebunan-perkebunan yang berteknik modern, juga
tanah-tanah hutan, tidak dibagikan kepada kaum tani melainkan harus dikuasai oleh negara
(dalam hal ini negara yang pelaksananya bukan para BEGAL ). Tanah dan milik lain dari kaum
tani kaya tidak disita. Hutang kaum tani, nelayan, dan tukang-tukang kerajinan tangan kepada
lintah darat juga dihapuskan. Kredit yang panjang, mudah dan murah diberikan kepada kaum
tani, nelayan dan tukang-tukang kerajinan tangan. Kaum tani dibantu dalam memperbaiki sistem
irigasi yang lama dan membikin yang baru.
Keenam:
Industri dan perburuhan tidak seharusnya bersifat penjajahan (swasta asing), melainkan harus
bersifat nasional. Industri nasional dikembangkan dan syarat-syarat untuk industrialisasi negeri
disiapkan dengan menggunakan semua tenaga dan sumber negara. Upah layak bagi buruh
industri dan buruh perkebunan diatur agar manusiawi. Mengadakan sistem jaminan sosial atas
biaya negara dan kaum kapitalis dalam hal sakit, cacat, pengangguran dan hari tua. Melarang
dilakukannya pekerjaan oleh wanita-wanita dan buruh muda dalam industri-industri yang
mengganggu kesehatan, dan melarang kerja anak-anak. Melenyapkan pengisapan setengah
feodal (perbudakan) atas kerja, termasuk sistem outsorcing, sistem kontrak, dan lain-lain.
Menjamin perkembangan bebas serikat-serikat buruh dan hak mengadakan perjanjian-perjanjian
kolektif. Mengadakan kontrol yang keras atas harga barang-barang dagangan agar tetap murah.
Ketujuh:
Kebudayaan Indonesia tidak seharusnya kebudayaan kolonial yang tidak ilmiah dan antikerakyatan, melainkan harus kebudayaan yang nasional, ilmiah dan kerakyatan. Kewajiban
pendidikan gratis diadakan bagi anak-anak sampai umur 17 tahun. Mengadakan sistem kesehatan
rakyat dengan pusat-pusat pengobatan dan rumah sakit-rumah sakit yang luas, termasuk balaibalai kesehatan bagi wanita hamil dan anak-anak. Mengambil tindakan-tindakan untuk
memberantas dan melenyapkan sumber-sumber penyakit-penyakit menular.
Kedelapan:
Politik luar negeri Indonesia tidak seharusnya politik luar negeri yang bertentangan dengan
kemerdekaan, keutuhan wilayah dan perdamaian dunia, melainkan harus politik luar negeri yang
membela kemerdekaan, keutuhan wilayah dan perdamaian dunia. Menjalankan secara konsekuen
politik bebas dan aktif yang anti-kolonialisme imperialism dan menuju perdamaian dunia yang
abadi, yaitu politik perdamaian dan persahabatan dengan semua negeri yang cinta damai.
Menjalankan politik kerja sama ekonomi, ilmu dan kebudayaan dengan semua negara atas dasar
saling menguntungkan dan persamaan yang sepenuhnya.
Program Umum di atas tentu saja tidak akan diterima oleh TIGA BEGAL Kesejahteraan rakyat
di atas. Dan hanya mungkin dilaksanakan jika kita kaum buruh dan rakyat tertindas memegang
kekuasaan untuk membentuk system ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Agar
kita dapat berkuasa maka yang pertama-tama dilakukan adalah membangun kekuatan yang
mandiri sehingga tidak tergantung pada agen-agen begal kesejahteraan rakyat yang selalu
menyisihkan hasil jarahannya untuk menyogok rakyat terutama para pimpinannya) agar tidak
memiliki kemandiriaan. Benar bahwa persatuan dari kaum tertindas adalah hal yang penting,
namun persatuan tadi haruslah benar-benar satu persatuan untuk melawan PARA BEGAL, bukan
sekedar memperkuat daya tawar agar para BEGAL membagi hasil jarahannya lebih besar kepada
para pimpinan serikat atau organisasi rakyat, dengan memberikan jabatan atau memberikan
kucuran dana dari hasil jarahannya.
Maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memperkuat kaum buruh dan rakyat
tertindas yaitu kemandiriian organisasi, secara financial. organisasi dan politik, memperkuat
ideologi perlawanan kaum buruh dan rakyat tertindas, dan memperbesar aksi-aksi perlawanan.
Tanpa membangun kekuatan yaitu kemandirian dan kesanggupan organisasi, maka persatuan
hanyalah omong kosong. Apalagi persatuan yang sekedar hanya untuk kepentingan proganda
politik di tingkat atas belaka. Persatuan seperti ini hanya akan memperkuat AGEN-AGEN
PARA BEGAL BUKAN KAUM BURUH DAN RAKYAT TERTINDAS.
Karena itu Konfederasi KASBI menyerukan:
BANGUN KEKUATAN BURUH DAN RAKYAT TERTINDAS: REBUT KESEJAHTERAAN.