Outsourcing yang secara hukum dikenal berbentuk pemborongan pekerjaan dan penyer
Praktek Outsourcing dan Perlindungan Hak-hak Pekerja
Meniru Gaya Produksi Era Kolonial
Ketidak Pastian Kerja : berubah-ubah bendera - puluhan tahun bekerja pada vendor berbeda-beda Diskriminasi Sistem Pengupahan Ketidak-jelasan hubungan kerja : pemberi kerja dalam praktek dapat memPHK pekerja dengan cara memulangkannya pada vendor.
Terdapat ketidak-jelasan peraturan dan lemahnya system pengawasan perburuhan
di Indonesia.
Pelaksanaan outsourcing banyak dilakukan dengan sengaja untuk menekan
biaya pekerja (labor cost) dengan perlindungan dan syarat kerja yang diberikan jauh dibawah dari yang seharusnya diberikan sehingga sangat merugikan pekerja. Dalam perjalanannya, ketentuan ini telah diajukan permohonan judicial review dan telah diputus oleh Mahkamah Konstitusi dengan Putusan Nomor 27/PUUIX/2011 yang mengamanatkan adanya jaminan kelangsungan kerja serta syaratsyarat perlindungan bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan penerima pemborongan maupun perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.
Keberadaan outsourcing yang kemudian didukung dengan keberadaan system kerja